Anda di halaman 1dari 8

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT (KATALIS) B3 PADA PABRIK AMONIAK

Oleh : Suhartanto
Abstrak
Berbagai jenis limbah industri B3 yang tidak memenuhi baku mutu yang
dibuang langsung ke lingkungan merupakan sumber pencemaran dan
perusakan lingkungan. Untuk menghindari kerusakan tersebut perlu
dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.
Pabrik amoniak adalah pabrik yang menyediakan bahan baku seperti amoniak
dan gas karbon dioksida yang di gunakan untuk produksi di suatu industri,
atau sesuatu yang membutuhkan bahan baku tersebut. Untuk mempercepat
proses pembentukan amoniak di butuhkan bahan khusus untuk membantu
prosesnya, yaitu suatu katalis. Katalis adalah suatu bahan yang di gunakan
untuk mempercepat suatu proses, tetapi tidak ikut beraksi dalam
pembentukannya. Katalis tersebut mempunyai batas waktu pakai, dan jika
tidak dipakai maka akan menjadi suatu limbah padat B3 dan butuh pengelolaan
yang baik, agar tidak mencemari lingkungan.
Kata kunci : Limbah B3, Amoniak, Katalis
1. PENDAHULUAN
Kecenderungan pencemaran akhirakhir ini mengarah kepada dua hal yaitu :
(1) Ke arah pembuangan senyawa kimia
tertentu yang semakin meningkat, terutama
pembakaran minyak bumi secara nyata
saat ini sudah merubah sistem alami pada
skala global. (2) Ke arah meningkatnya
penggunaan bahan kimia berbahaya dan
beracun (B3) oleh berbagai kegiatan
industri dengan pembuangan limbahnya ke
lingkungan (Achmad, 2004). Mengingat
besarnya dampak negatif yang dapat
ditimbulkan limbah terhadap penurunan
kualitas lingkungan, maka pengolahan
limbah sangat diperlukan dan diharuskan
bagi setiap industri (Kodoati, 2008).
Pada dasarnya pengolahan limbah
bukanlah hal yang sulit dilakukan, namun
demikian
pelaksanaannya
perlu
kesungguhan
dan
niat
untuk
menyelamatkan lingkungan kita dari
berbagai pencemar yang dapat mencemari
air, tanah dan udara (Siahaan, 2008).
Namun
kajian
lingkungan
yang
mengharuskan setiap industri untuk
melakukan pengolahan limbah selalu
bertentangan dengan pihak perusahaan

yang beranggapan bahwa hal itu dapat


menambah biaya operasional tambahan
yang semestinya dihemat. Hal tersebut
menyebabkan banyak perusahaan yang
tidak memanfaatkan limbahnya dengan
sebaik-baiknya (Tarwaka, 2008).
Program
pembangunan
yang
dilancarkan
sektor
industri
telah
menimbulkan dilema kehidupan. Di satu
fihak pembangunan telah meningkatkan
taraf kehidupan manusia tetapi di lain fihak
telah
menimbulkan
pencemaran
lingkungan. Kekawatiran akan kerusakan
lingkungan yang tidak
terkendali telah
menimbulkan kesadaran manusia untuk
bersama-sama menjaga kelestarian kualitas
lingkungan
hidup.
Hal ini
telah
dituangkan dalam konferensi bumi di
Brasil pada tahun 1992.
Pembangunan
pabrik
amoniak
telah ikut mendorong produksi pupuk urea
guna meningkatkan produksi pangan.
Namun demikian pembangunannya telah
pula menimbulkan permasalahan baru
yaitu pencemaran lingkungan. Operasi
pabrik menggunakan berbagai bahan
kimia, baik sebagai bahan baku, bahan
kimia
yang
terbentuk
selama
operasimaupun produk amoniak. Bahan-

bahan kimia tersebut apabila tidak dapat


dikelola
dengan
sempurna
akan
mengakibatkan pencemaran lingkungan
kerja dan lingkungan kehidupan sekitar.
Disamping itu kondisi operasi beberapa
peralatan yang menerapkan
temperatur
dan
tekanan
yang tinggi dapat
membahayakan lingkungan. Emisi yang
ditimbulkan, tetesan minyak, bahan-bahan
buangan selama operasi maupun pada
waktu perbaikan juga dapat merupakan
sumber pencemaran.
Buangan industri amoniak dapat
mengganggu
kesehatan
kerja
dan
lingkungan sekitar. Oksida nitrogen, NOx
dan oksida sulfur, SOx akan menimbulkan
hujan asam sehingga dapat merusak
tumbuh-tumbuhan dan kehidupan air.
Klorida, Cl, dapat merusak sistim
pernapasan dan membran mucous mata.
Padatan tersuspensi akan mengganggu
pernapasan, jarak pandang, mengakibatkan
iritasi mata, dan pada beberapa padatan
dapat mengakibatkan pengendapan pada
saluran pernapasan dan tumbuh-tumbuhan
(Djoko, 2000).
Pada produksi amoniak katalis adalah
sesuatu yang sangat penting di karenakan
katalis digunakan dalam proses di pabrik
amoniak. Katalis
berfungssi untuk
mempercepat
reaksi
menuju
kesetimbangan dan meningkatkan hasil
reaksi
menuju
kesetimbangan
dan
meningkatkan
hasil
reaksi
yang
dikehendaki. Jenis jenis katalis yang
digunakan pada proses pabrik amoniak
Tabel 1. Jenis Katalis
Unit Kerja Jenis Katalis
Sifat
Katalis
CoMo/Cobalt
Beracun
Molly
(Hydrotreater)
Katalis ZnO
Beracun
(Defulfurasi)
Katalis Ni
Beracun
(Primary
Remorfer)
Beracun
Katalis Ni
Amoniak
(Secondary
Reformer)

Kalatis Fe
(HTS)
Katalis Cu
(LTS)
Katalis Ni
(Methanator)
Katalis Fe
(konversi
amoniak)

Beracun
Beracun
Beracun
Beracun

Katalis diatas merupakan katalis


yang memiliki waktu pemakaian yang
berbeda beda. Keadaan tersebut di
pengaruhi spesifikasi teknis masing
masing jenis katalis. Katalis yang tidak di
pakai akan menjadi limbah B3 yang di
kenal sebagai katalis bekas. Menurut PP
No. 101 tahun 2014 bahwa limbah
berbahaya dan beracun adalah sisa suatu
usaha
dan
atau
kegiatan
yang
mengandung B3. Bahan berbahaya dan
Beracun (B3) diartikan sebagai zat,
energi, atau komponen lain yang karena
sifat, konsentrasi dan atau jumlahnya baik
secara langsung maupun tidak langsung
dapat merusak lingkungan, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia dan
makhluk lain.
Suatu
limbah
diketegorikan
limbah B3 apabila limbah tersebut
memiliki karakteristik meliputi mudah
meledak, mudah menyala, reaktif,
infeksius, korosi, dan beracun. Katalis
menjadi salah satu yang bersifat racun.
Karakteristik tersebut menyebabkan
katalis menjadi limbah B3. Katalis bekas
sebagai limbah B3 perlu dilakukan
pengelolaan
untuk
menghindari
terjadinya ancaman kerusakan terhadap
lingkunngan sekitar. Pengelolaan katalis
bekas dilakukan dengan pengurangan dan
pemanfaatan limbah. Pengukuran limbah
B3 dapat dilakukan dengan memodifikasi
peralatan, mengurangi penggunaan B3,
atau memperpanjang masa pakai bahan.
Pemanfaaatan dapat dilakukan dengan
mendaur ulang limbah B3 menjadi
produk yang lebih bermanfaat (Tri
Margono, dkk., 2015)

Tabel 2. Waktu Pemakaian Katalis


Garansi
waktu
Nama Alat
Katalis
Pemakaian
(Bulan)
CoMo
CoMo
72
Hydrotreater
Desulphurizer
ZnO
46
Primary
NiO
48
Reformer
Secondary
NiO
60
Reformer
High Shift
Temperatur
FeO
48
(HTS)
Low Shift
Temperatur
CuO
48
(LTS)
Metanator
NiO
72
Ammonia
FeO
Converter
2. TUJUAN
1. Mengetahui
bagaimana
cara
pengelolaan Katalis pada pabrik
amoniak.
2. Mengetahui bagaimana karakteristik
katalis yang di gunakan
3. Bagaimana cara pengelolaan limbah
katalis B3
3. METODE
Melihat
bagaimana
katalis
digunakan dalam proses pembentukan
amoniak, kemudian melihat karakteristik
katalis tersebut, setelah itu pengelolaan
yang dilakukan setelah katalis tidak lagi
di gunakan karena tidak lagi optimal
ataupun sudah tidak digunakan lagi
sehingga menjadi limbah B3.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada produksi urea katalis yang di
gunakan biasanya digunakan pada proses
berikut ini

a.

Desulfurisasi

Bahan baku gas alam yang akan


diumpankan untuk pembuatan amoniak
dilakukan pengolahan awal dengan menghilangkan kandungan sulfur. Tahap ini
ditujukan untuk mencegah peracunan
katalis oleh sulfur agar umur katalis dapat
bertahan
lama.
Pada
cobalt-moly
Hydrotreater belerang di reaksikan
menggunakan katalis cobalt-molybdenum
R-SH + H2 H2S + R-H
Kemudian menghilangkan H2S hasil dari
cobalt-moly
Hydrotreater
dengan
menggunakan katalis ZnO menjadi
H2S + ZnO ZnS + H2O
Sulfur dapat diserap hingga tinggal 0,1
ppmS dalam aliran gas alam.
b. Primary Reformer
Gas
alam
dari
desulfurizer
selanjutnya dicampur
dengan
steam
dan
dipanaskan hingga 500~6000C
dalam convection section sebelum masuk
ke primary reformer. Kebutuhan steam
ditentukan oleh perbandingan molar antara
steam dengan karbon (S/C ratio), yaitu
sebesar 3,0. Perbandingan optimumnya
tergantung pada beberapa faktor, antara
lain qualitas bahan bakar, purge gas
recovery, kapasitas primary reformer dan
neraca steam. Pada pabrik yang baru, S/C
ratio optimum adalah kurang dari 3,0.
Primary reformer terdiri atas tabungtabung alloy Ni-Cr yang berisi katalis Ni.
Reaksi keseluruhan sangat endotermik, dan
tambahan
panas
diperlukan
untuk
menaikkan temperatur hingga 780~8300C
pada gas yang keluar dari reformer.
Komposisi gas keluar primary reformer
yang
berdasar
atas
kesetimbangan
kimia adalah;
CH4 + H2O
CO + 3 H2
dH298 = 206 kJ/mol
CO + H2O
CO2 + H2
dH298 = - 41 kJ/mol.

Panas untuk primary reforming


diperoleh dari hasil pembakaran gas alam
dalam suatu burner yang berisi tube-tube
dalam radiant box. Gas bakar
yang
meninggalkan
convection section pada
100~2000C adalah sumber utama emisi
dari pabrik, terutama CO2, NOx, dan
sedikit SO2 dan CO.
c.

Secondary Reforming

Secondary reforming dilakukan


untuk menambah tingkat konversi bahan
baku mengingat hanya 30~40% bahan
baku yang direform pada primary reformer.
Gas proses dicampur dengan udara dalam
burner dan kemudian dilewatkan pada
katalis
secondaryreformer
yang
mengandung nikel. Temperatur keluar
reformer adalah sekitar 10000C dan hingga
99% umpan gas alam ke primary
reformer yang dikonversi menghasilkan
sisa reaktan sebanyak 0,2~0,3% yang
meninggalkan secondary reformer. Gas
proses kemudian didinginkan hingga
350~4000C dalam waste
heat steam
boiler atau boiler/superheater.
d.

Shift Conversion

Gas proses dari secondary reformer


mengandung
12~15%
CO
untuk
kemudian dirubah dalam shift section
sesuai dengan reaksi; CO + H2O -
CO2 + H2 dH298 = - 41 kJ/mol. Dalam
high temperature shift conversion (HTS),
gas dialirkan melalui katalis oksida besi
/oksida kromium pada temperatur sekitar
4000C dimana kandungan CO dirubah
menjadi 3%. Gas dari HTS selanjutnya
didinginkan untuk menambah konversi
dengan dilewatkan pada low temperature
shift conversion (LTS). LTS diisi dengan
katalis oksida tembaga/oksida zinc dan
beroperasi pada 200~2200C. Sisa
kandungan CO dalam gas yang
dikonversi adalah sekitar 0,2~0,4%.

Kandungan sisa CO yang rendah adalah


penting untuk efisiensi proses.
e.

CO2 Removal

Gas proses dari LTS converter


mengandung terutama H2, N2, CO2 dan
steam sisa proses. Gas didinginkan dan
kebanyakan
kelebihan
steam
dikondensasikan sebelum memasuki CO2
removal system. Kondensat biasanya
mengandung amoniak 1500~2000 ppm
dan metanol 800~1200 ppm, dan dalam
BAT kondensat ini harus distrip/recycle.
Selain itu panas yang dilepaskan selama
cooling/kondensasi digunakan untuk
regenerasi CO2
scrubbing solution,
mengatur unit refrigerasi absorpsi serta
pemanas awal BFW.
CO2 diambil dengan proses
absorpsi kimia atau fisika. Untuk proses
kimia solvent yang digunakan terutama
adalah MEA, AMDEA atau larutan
potasium karbonat, sedangkan untuk
proses fisika solvent yang digunakan
adalah Selexol, propilen karbonat dan
lain-lain. Proses MEA mempunyai
konsumsi energi regenerasi yang tinggi
dan karenanya tidak dinilai sebagai
BAT.Untuk pabrik amoniak yang baru,
proses CO2 removal yang dapat dinilai
sebagai BAT adalah : AMDEA standard
2-stage
process,
atau yang
serupBenfield
process
(HiPure,
LoHeat), atau yang serupa Selexol atau
proses absorpsi fisik yang serupa.
Konsep-konsep seperti pressure swing
adsorption (PSA) seharusnya dinilai
sebagi BAT dalam berbagai pabrik baru,
akan tetapi dalam beberapa hal CO2
removal tidak hanya fungsi dari PSA
unit. Range konsumsi panas dalam proses
adsorpsi kimia adalah 30~60 MJ/Kmol
CO2. Proses adsorpsi fisis dapat didisain
pada konsumsi
panas
nol,
tetapi
untuk perban- dingan dengan prosesproses kimia kebu-tuhan energi mekanik
juga harus diperhatikan. Sisa kandungan
CO2
biasanya 100~1000 ppm

bergantung
pada tipe dan disain
unit removalnya, dapat dicapai hingga 50 ppm.
f.

Metanasi

Metanasi adalah reaksi pembentukan


metana dari senyawa-senyawa CO dan
CO2 yang berada dalam gas sintesa karena
senyawa-senyawa tersebut bersifat racun
terhadap katalis sintesa amoniak sesuai
dengan reaksi;
CO + 3H2 CH4 + H2O
CO2 + 4H2 CH4 + 2H2O
Reaksi berlangsung pada temperatur
sekitar 3000C dalam metanator yang berisi
katalis nikel. Gas metan merupakan gas
yang inert dalam reaksi sintesa sedangkan
air harus dibersihkan sebelum memasuki
konverter. Penghilangan air dilakukan
dengan cara pendinginan, selanjutnya
kondensasi
dan
terakhir
dengan
kondensasi/adsorpsi
dalam
produk
amoniak di dalam loop atau dalam unit
pengering gas make-up.
g.

Sintesa Amoniak

Sintesa
amoniak
biasanya
berlangsung pada tekanan 100~250 bar
dan temperatur
350~5500C dengan katalis besi sesuai
dengan reaksi;
N2 + 3H2 2NH3 dH298 =
- 46 KJ/mol NH3.
Amoniak yang terbentuk selanjutnya
dipisahkan dari recycle gas dengan
pendinginan
/ kondensasi. Hasil
kondensasi kurang sempurna apabila
pendinginan dilakukan dengan air. Uap
amoniak digunakan sebagai refrigeran
dalam kebanyakan pabrik untuk mencapai
konsentrasi amoniak yang cukup rendah
dalam gas yang direcycle ke dalam
konverter. Uap amoniak selanjutnya
dicairkan setelah dikompresi dalam
kompresor refrigeran.

h.

Steam dan Power System

Steam reforming pabrik amoniak


mempunyai surplus panas yang banyak
yang dapat digunakan untuk produksi
steam di dalam reforming, shift
conversion dan synthesis section, serta
di convection section pada primary
reformer. Kebanyakan sisa panas
digunakan untuk steam tekanan tinggi.
Setelah katalis tersebut di gunakan
untuk membantu mempercepat proses
selanjutnya menjadi limbah setelah tidak
optimal lagi dan harus adanya
penanganan khusus.
Sebelumnya kita lihat terlebih
dahulu karakteristik katalis katalisnya.
Katalis Zinc Oxide
Tabel 3. Karekteristik ZnO
Jenis
Zat
ZnO

Struk
tuk
Kimi
a
Zn2+
O2-

Paramete
r
keadaan
Fisik
titik
leleh/bek
u
Titik
Didih
Titik
Pencaha
yaan
Mudah
tidaknya
terbakar
Paramete
r ledakan
Temperat
ur
penyalaa
n sendiri

Nilai

Para
meter

Nila
i

Padata
n
>1000o
C
tidak
mudah
terbaka
r
tidak
meleda
k
Tidak
menyal
a
dengan
sendiri
nya

Kegunaan Produk
Zinc oxside (Zno) banyak digunakan
untuk industri. Zinc oxcide berisi katalis
dan daya serap yang di gunakan pada
proses prduksi untuk industri pemurnian,

petro kimia, pemurnian bahan kimia dan


kimia penting
Keuntungan
Efisiensinya
tinggi
kandungan
katalis dan daya serap pada ZnO yang
mana menguntungkan bila digunakan
untuk industri. Menggunakan suatu katalis,
reaksi kimianya dapat digunakan pada
temperatur yang rendah , tekanan rendah
atau dengan formasi lebih rendah oleh
produk. Efisisensi yang tinggi pada katalis
penting untuk memperbaiki proses kimia
kedepannya untuk membuatnya lebih
ramah lingkungan dan lebih efisiensi
biayanya dengan mengurangi konsumsi
energi
dan penyebab emisi CO2.
Kemudian ZnO juga dapat menyaring
UVA dan UVB radiasi yang berbahaya dan
memberikan penjagaan dari terbakar
matahari.
Informasi Kesehatan

Zno adalah bahan katalis yang


banyak di gunkan untuk membantu
kegiatan industri dan meerupakan bagian
dari limbah B3, maka ada beberapa
dampak yang akan terjadi pada lingkungan
bila penanganannya kurang tepat, berikut
beberapa efek samping dari bahan ZnO :
Tabel 3. Efek samping bahan pada
lingkungan
Penilaian efek samping
Air Beracun

Kesinambungan dan penurunan


Potensi bioakumulasi
Potensi Exposure

a. Exposure tempat kerja


exposure melalui pernafasan dan
Pada katalis ZnO infornasi tentang
bersentuhan dengan kulit dapat terjadi juga
dampak/ efek samping yang akan terjadi
pada fasilitas produk ZnO atau pada
jika kontak dengan manusia, apakah ada
berbagai industri atau juga fasilitas produk
dapak serius yang terjadi. Berikut
yang menggunakan ZnO.
informasi dampak yang terjadi pada
b. Exposure Konsumen
kesehatan manusia :
ZnO
pada
beberapa
produk
Tabel 2. Efek samping bahan pada
konsumen tabir surya, kosmetik, deodoran,
manusia
krim, minyak, pelapis, cat, tinta, pernis,
Penilaan Efek samping
minyak rengas, lem, dan sebagainya.
Sebenarnya
Dapattidak
pulamengandung
pada agen racun
aktif seperti salep
Nyeri keracunan
dan padat digunakan pada mikro nutrisi.
pencernaan
dan pada sistem
penanganan
selamapernafasan
ZnO terbebas tidak
Tidak menyebabkan
iritasiuntuk
pada kulit
dan
terkonsentrasi
kesehatan
sejak
Iritasi
konsumen tidak bersentuhan dengan
Mutasigen
Tidak
menyebabkan
mutasigen
tingkat
bahaya dari
ZnO. kesimpulannya
Penyebab kanker
semua identifikasi pengguna dari bahan di
Perulangan
pencahayaan dalam
intensitas
pertimbangkan
keamanannya
untuk
Keracunan setelah perulangan
yang besar
dapat
menyebabkan
efek
konsumen. Bagaimana pun baca dan ikuti
pencahayaan
samping
pada
beberapa
organ.
intruksi
yang
di berikan
pada label produk
Potensial untuk
gangguan
pada kesuburan
tidak
penggunaan
yang tepat.
c. Exposure Lingkungan
Keracunan pada sistem reproduksi
terkontaminasiZnO
dosis
pada pihakdengan benar
diracun
pertimbangkan
dan terus menerus sangat beracun untuk
kehidupan di perairan. Bagaimana pun
Penilaian Keamanan Lingkungan
bioakumulasi pada organisme tidak

Benar bena
organisme
Bahan selama
efek samping
or
Bahan anorga
biodegrada
Penimbunan
d

diharapkan dan zat per ketentuan tidak


biodegradasi. Kesimpulannya, semua
identifikasi di gunakan dengan aman untuk
lingkungan di samping pada fakta ilmiyah
ringkasan di atas dan selama pemenuhan
rekomendasi ukuran pengelolaan risiko
dan regulasi yang dipakai.
Rekomendasi ukuran penanganan
Ketika menggunakan bahan kimia
konsentrat haruslah disana terdapat
ventilasi yang memadai. Selalu gunakan
sarung tangan kimia yang baik untuk
melindungi tangan dan kulit, selalu
gunakan pelindung mata seperti kaca mata
pelindung. Cuci tangan dan kulit yang
terkena bahan, jika bahan masuk kedalam
matamu, bilas kedua mataseluruhnya
dengan jangka waktu 15 menitdengan
menepuk nepukan air dan informasi
informasi untuk saran yang lebih spesifik
silahkan lihat lembar data hubungan
material pada bahan.
Informasi Regulasi
Dibawah
GHS
bahan
di
klasifikasikan menurut karakteristik fisik
kesehatan, dan bahaya lingkungan. Bahan
berbahaya akan di informasikan melalui
label spesifik dadn (M)SDS. GHS
berusaha untuk menstandarisasi bahan
berbahaya jadi para pengguna akan dapat
mengetahui lebih baik bahan kimia
berbahaya yang di gunakan.
Katalis Nikel Oksida
Tabel 4. Karekteristik NiO
Jenis
Zat

Struk
tuk
Kimi
a

Paramet
er

Nilai

NiO

Ni2+
O2-

keadaan
Fisik

Padata
n,
granur
al

Sifat Fisik

titik
leleh/be
ku
Titik
Didih
Titik
Pencaha
yaan

Sifat Kimia

>1900
o
C
-

Paramet
er

Nila
i

Mudah
tidakny
a
terbakar
Paramet
er
ledakan
Temper
atur
penyala
an
sendiri

tidak
mudah
terbak
ar
tidak
meled
ak
-

Kegunaan Produk
Nikel Oksida (NiO) digunakan untuk
produksi dari katalis. NiO berisi
elektrifikasi dan kramik yang berfungsi
sebagai penghantar panas. Selanjutnya,
dapat digunakan pula untuk produksi nikel
yang berisi gelas, pigmen dan baja khusus.
Informasi Kesehatan
Pada katalis NiO infornasi tentang
dampak/ efek samping yang akan terjadi
jika kontak dengan manusia, apakah ada
dapak serius yang terjadi. Berikut
informasi dampak yang terjadi pada
kesehatan manusia :
Tabel 2. Efek samping bahan pada
manusia
Penilaan Efek samping
Keracunan parah
Iritasi
Sinsitifitas
Mutasigen
karsiogenik
Keracunan setelah perulangan
pencahayaan

Keracunan pada sistem reproduksi

Sebenarnya tid
setelah mel
pencernaan dan
Tidak menyeba
d
Menyebabkan Se
Keadaaan m
ditiadakan beda
Bahan ini m
Perulangan
intensitas yang k
efek sampin
Dari hasil perco
memberikan ind
kerusakan kesub
menyebabkan ke
telah ada pada p
struktur m

Penilaian Keamanan Lingkungan


NiO adalah bahan katalis yang
banyak di gunkan untuk membantu
kegiatan industri dan merupakan bagian
dari limbah B3, maka ada beberapa
dampak yang akan terjadi pada lingkungan
bila penanganannya kurang tepat, berikut
beberapa efek samping dari bahan NiO :
Tabel 3. Efek samping bahan pada
lingkungan
Penilaian efek samping

dipertimbangkan untuk sikap


sebuah
resiko yang tidak dapat diterima untuk
lingkungan sejak tidak ada dampak
keracun yang di capai dalam jarak bahan
larut pada air. kesimpulannya, semua
identifikasi digunakan untuk keamanan
lingkungan disamping pada ringkasan
fakta
ilmiah
diatas
dan
ketika
mengeluarkan
keluhan
dengan
merekomendasi ukuran manejemen resiko
dan regulasi yang dapat di terapkan.

Rekomendasi
ukuran
Sebenarnya
tidak beracun
jikapenanganan
tidak
lebih dari batas daya larut, dapat
Air Beracun
Ketika
menggunakan
menyebabakan
dampak
bahaya yangbahan kimia
konsentrat haruslah disana terdapat
yang
gunakan
Bahanventilasi
anorganik,
olehmemadai.
karenanya Selalu
uji
Kesinambungan dan penurunan
sarung tangan
kimia
yang baik untuk
biodegradasi
tidak dapat
dipakai
melindungi tangan dan kulit, selalu
Potensi bioakumulasi
gunakan pelindung mata seperti kaca mata
pelindung. Cuci tangan dan kulit yang
Potensi Exposure
terkena bahan, jika bahan masuk kedalam
matamu, bilas kedua mataseluruhnya
a. Exposure tempat kerja
dengan jangka waktu 15 menitdengan
exposure dapat terjadi pada salah
menepuk nepukan air dan informasi
satu fasilitas pabrik NiO atau pada macam
informasi untuk saran yang lebih spesifik
macam industri atau pada pabrik yang
silahkan lihat lembar data hubungan
menggunakan NiO. Masing masing
material pada bahan.
fasilitas pabrik harus mempunyai pelatihan
yang baik untuk karyawan dan proses
Informasi Regulasi
waktu
kerja
yang
baik,
seperti
perlengkapan keamanan pada tempat untuk
Dibawah
GHS
bahan
di
membatasi exposure yang tidak perlu.
klasifikasikan menurut karakteristik fisik
b. Exposure Konsumen
kesehatan, dan bahaya lingkungan. Bahan
There is no intended use of
berbahaya akan di informasikan melalui
nickel oxide in consumer products.
label spesifik dadn (M)SDS. GHS
Therefore, a health hazard due to exposure
berusaha untuk menstandarisasi bahan
for the consumer is negligible.
berbahaya jadi para pengguna akan dapat
c. Exposure Lingkungan
mengetahui lebih baik bahan kimia
NiO tidaklah dengan mudah
berbahaya yang di gunakan.
terbiodegradasi.
Bahan
tidak

Anda mungkin juga menyukai