< Sebelum
112
Sesudah >
Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata
"sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong",
setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.
Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan
Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje;
menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu
Sitoplasma dan Nukleoplasma
Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang
memegang peranan penting dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu
berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula).
ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari
senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa
Protein).
Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam
urutannya adalah:
Protein - Lipid - Protein Trilaminer Layer
Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat
Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif
Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).
Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu
saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel
yang satu ke sel yang lain.
Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu
struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell
Wall).
Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan
selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang
dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan
lain-lain
Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut
Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut
Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
2. Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada
dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki
fungsi tertentu digunakan Organel Sel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zatzat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan
bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
3. Kromoplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
Karotin (kuning)
Fikodanin (biru)
Fikosantin (kuning)
Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat
dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan
sitoplasma disebut Tonoplas
Vakuola berisi :
garam-garam organik
glikosida
tanin (zat penyamak)
minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar
Zingiberine pada jahe)
alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
enzim
butir-butir pati
Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non
kontraktil.
i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan
sebagai "rangka sel".
Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu
mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu
protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam
pergerakan sel.
k. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan
organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak
disimpan dalam sel-sel hati).
3. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
Selapue Inti (Karioteka)
Nukleoplasma (Kariolimfa)
Kromatin / Kromosom
Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis
(pembelahan reduksi). Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri
secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini
banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri,
ganggang biru.
MITOSIS adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap
yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke
tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase
(tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel
melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai
berikut:
1. Profase :
pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin
menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi
kromatid.
2. Metafase:
pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom
/kromatid mudah diamati dan dipelajari.
3. Anafase:
pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju
ke kutub-kutub pembelahan sel.
4. Telofase:
pada tahap ini terjadi peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti
menjadi dua bagian) dan SITOKINESIS (pembagian sitoplasma
menjadi dua bagian).
Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap
pembelahan seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan
(reduksi) jumlah kromosom.
Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik
meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis.
Secara lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai
berikut :
Mitosis
Meiosis
Tujuan
Untuk pertumbuhan
Sifat mempertahan-kan
diploid
Hasil pembelahan
2 sel anak
4 sel anak
diploid (2n)
haploid (n)
Tempat terjadinya
sel somatis
sel gonad
Pada hewan dikenal adanya peristiwa meiosis dalam pembentukan gamet, yaitu
Oogenesis dan Speatogenesis. Sedangkan pada tumbahan dikenal
Makrosporogenesis (Megasporogenesis) dan Mikrosporogenesis.
Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat
menjalankan aktivitas hidup, di antaranya metabolisme.
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme
terjadi selalu menggunakan katalisator enzim.
Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Anabolisme/AsimilasI/Sintesis,
yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan
energi tinggi.
Contoh : fotosintesis (asimilasi C)
energi cahaya
glukosa
(energi kimia)
Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai
energi kinetik berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa
ikatan senyawa organik pada glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses
tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila dalam suatu reaksi memerlukan
energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi endergonik. Reaksi
semacam itu disebut reaksi endoterm.
2. Katabolisme (Dissimilasi),
yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan
dalam senyawa organik tersebut.
Contoh:
enzim
Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi
sehingga terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi,
reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga
reaksi eksoterm.
115
< Sebelum
Sesudah >
1. ENZIM
Enzim merupakan biokatalisator / katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.
Struktur enzim terdiri dari:
Apoenzim, yaitu bagian enzim yang tersusun dari protein, yang akan
rusak bila suhu terlampau panas(termolabil).
Gugus Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun
dari protein, tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik
yang disebut KOENZIM. Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas
(termostabil), ion-ion logam yang menjadi kofaktor berperan
sebagai stabilisator agarenzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada rantai
pengangkutan elektron (respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid
Adenin Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin Dinukleotida), SITOKROM.
Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di
dalam sel. Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai
katalis tidak harus berada di dalam sel. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara
lain ialah respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis,
fiksasi, nitrogen, dan pencernaan.
Sifat-sifat enzim
Enzim mempunyai sifat-siat sebagai berikut:
1. Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2. Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60 C, karena
enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat thermolabil.
3. Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat
pada enzim.
4. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya
sangat cepat dan dapat digunakan berulang-ulang.
5. Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel
(ektoenzim), contoh ektoenzim: amilase,maltase.
6. Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada
juga yang mengkatalisis reaksi dua arah, contoh : lipase, mengkatalisis pembentukan dan penguraian lemak.
lipase
Pada reaksis enzimatis terdapat zat yang mempengarahi reaksi, yakni aktivator dan
inhibitor, aktivator dapat mempercepat jalannya reaksi,
2+
2+
contoh aktivator enzim: ion Mg, Ca, zat organik seperti koenzim-A.
Inhibitor akan menghambat jalannya reaksi enzim. Contoh inhibitor : CO, Arsen, Hg,
Sianida.
2. ATP (Adenosin Tri Phosphat)
Molekul ATP adalah molekul berenergi tinggi. Merupakan ikatan tiga molekulfosfat
dengan senyawa Adenosin. Ikatan kimianya labil, mudah melepaskan gugus
fosfatnya meskipun digolongkan sebagai molekul berenergi tinggi.
Perubahan ATP menjadi ADP (Adenosin Tri Phosphat) diikuti dengan pembebasan
energi sebanyak 7,3 kalori/mol ATP. Peristiwa perubahan ATP menjadi ADP
merupakan reaksi yang dapat balik.
Katabolisme
116
< Sebelum
Sesudah >
yang terkandung di dalam senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam
lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses respirad, bila dalam lingkungan
tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi.
Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2 > 6CO2 + 6H2O + 688KKal.
(glukosa)
(etanol)
Respirasi
117
< Sebelum
Sesudah >
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber
energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan
dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme),
gerak, pertumbuhan.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 + 6 02 > 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(gluLosa)
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga
tahap :
1. Glikolisis.
2. Daur Krebs.
3. Transpor elektron respirasi.
1. Glikolids:
Peristiwa perubahan :
Glukosa Glulosa - 6 - fosfat Fruktosa 1,6 difosfat
3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
1.1. 2 molekul asam piravat.
1.2. 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi
tinggi.
1.3. 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
2. Daur Krebs (daur trikarbekdlat):
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran
asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia
AKSEPTOR
1. Glikolisis:
Glukosa > 2 asam piruvat
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat > 2 asetil KoA + 2 C02
2 asetil KoA > 4 CO2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 502 > 10 NAD+ + 10 H20
2 FADH2 + O2 > 2 PAD + 2 H20
ATP
2 NADH
2 ATP
2 NADH
6 NADH
2 ATP
2 PADH2
30 ATP
4 ATP
Total
38 ATP
Kesimpulan :
Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) + O2 > 6 H20 + 6 CO2 menghasilkan
energi sebanyak 38 ATP.
128
< Sebelum
Sesudah >
SIFAT YANG
MEMBEDAKAN
Gula yang menyusun
Bentuk normal
ADN
ARN
Deoksiribosa
Ribosa
ds den ss
ds = double stranded
ss = single stranded
Basa PURIN
Basa PIRIMIDIN
Jenis/macam
Tempat
Kadar
Guanin, Adenin
Timin, Sitosin
Hanya satu
Inti
Tetap
ss
Guanin, Adenin
Urasil, Sitosin
- ARN duta
Ada tiga
- ARN transport
:
- ARN ribosorn
Inti Sitoplasma dan
Ribosom
Berubah, tergantung
aktifitas sintesis protein
131
< Sebelum
Sesudah >
Evolusi Kimia
Menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai
dari bereaksinya bahan-bahan anorganik yang terdapat di dalam atmosfer primitif
dengan energi halilintar membentuk senyawa-senyawa organik kompleks.
Stanley Miller mencoba mensimulasikan kondisi atmosfer purba di dalam skala
laboratorium. Ia merancang alat yang seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.
Miller memasukkan gas H2, CH4 (metan), NH3 (amonia) dan air ke dalam alat. Air
dipanasi sehingga uap air bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai sumber energi
yang bertindak sebagai "halilintar" agar gas-gas dan uap air bereaksi, digunakan
lecutan aliran listrik tegangan tinggi. Ternyata timbul reaksi, terbentuk senyawasenyawa organik seperti asam amino, adenin dan gula sederhana seperti ribosa.
Hasil percobaan di atas memberi petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam
sistem kehidupam seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat terbentuk di
bawah kondisi abiotik. Yang menjadi masalah utama adalah belum dapat
terjawabnya bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa kompleks
menjadi makhluk hidup yang paling sederhana.
Evolusi Biologi
Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan timbul
reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa organik dengan energi pereaksi dari
radiasi sinar ultra violet. Senyawa organik tersebut merupakan "soppurba" tempat
kehidupan dapat muncul. Senyawa organik akhirnya akan membentuk timbunan
gumpalan (koaservat). Timbunan gumpalan (koaservat) yang kaya akan bahanbahan organik membentuk timbunan jajaran molekul lipid sepanjang perbatasan
koaservat dengan media luar yang dianggap sebagai "selaput sel primitif" yang
memberi stabilitas pada koaservat.
Meskipun begitu Oparin tetap berpendapat amatlah sulit untuk nantinya koaservat
yang sudah terbungkus dengan selaput sel primitif tadi akan dapat menghasilkan
"organisme heterotrofik" yang dapat mereplikasikan dirinya dan mengambil nutrisi
dari "sop purba" yang kaya akan bahan-bahan organik dan menjelaskan mekanisme
transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup ke benda hidup.
Teori evolusi kimia telah teruji melalui eksperimen di laboratoriurn, sedang teori
evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental. Walaupun yang
dikemukakan dalam teori itu benar, tetap saja belum dapat menjelaskan tentang
dari mana dan dengan cara bagaimana kehidupan itu muncul, karena
kehidupan tidak sekadar menyangkut kemampuan replikasi diri sel. Kehidupan
lebih dari itu tidak hanya kehidupan biologis, tetapi juga kehidupan rohani
yang meliputi moral, etika, estetika dan inteligensia.