METROLOGI
Laporan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh nilai mata kuliah Metrologi
Dosen Pembimbing:
Deden M.
Disusun Oleh:
HERSYEILA RAVENSKA (NIM: 141244012)
HILMI MUHAMAD RIFKI (NIM: 141244013)
Kelembaban :
Poros
Kapasitas ukur
Kecermatan
Benda & Obyek
Ukur
A
1
B
2
C
1
D
2
E
a+b+c+d+e
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
k+l+m+n+o
P
1
q
2
1
r
2
150 mm
0,02 mm
Skala
nonius
22,32
16,12
16,04
6,12
12,36
12,34
3,36
60
60,00
47,48
23,76
1,44
8,00
10
8,4
4
17,50
9,70
49,6
49,72
12,26
12,24
16
16
Beda pengukuran
Praktikan A & B
Praktikan B
150 mm
0,02 mm
Skala jam
Beda
22,28
16,08
16
6,08
12,36
12,28
3,34
60,06
60,0
47,52
23,72
1,44
8,02
10,12
8,46
4,02
17,52
9,76
49,88
49,70
12,22
12,22
15,8
15,76
0,04
0,04
0,04
0,04
0
0,06
0,02
0,06
0
0,04
0,04
0
0,02
0,12
0,06
0,02
0,02
0,06
0,28
0,02
0,04
0,02
0,2
0,24
150 mm
0,02 mm
Skala
nonius
22,12
16
16
6,14
12,16
12,24
3,32
59,88
60
47,5
23,72
1,46
7,94
10
8,18
3,90
17,56
9,96
49,60
49,70
12,20
12,22
15,98
15,98
150 mm
0,02 mm
Skala jam
Beda
22,18
16,08
15,98
6,16
12,24
12,14
3,42
59,95
60
47,46
23,72
1,5
8,02
10,10
8,22
4,06
17,52
9,96
49,86
49,70
12,22
12,22
15,98
15,98
0,06
0,08
0,02
0,02
0,08
0,10
0,10
0,07
0
0,04
0
0,04
0,08
0,10
0,04
0,16
0,04
0
0,26
0
0,02
0
0
0
Skala
nonius
0,20
0,12
0,04
0,02
0,2
0,10
0,04
0,07
0
0,02
0,04
0,02
0,06
0
0,22
0,1
0,06
0,26
0
0,02
0,06
0,02
0,02
0,02
Skala
jam
0,10
0
0,02
0,08
0,12
0,14
0,08
0,11
0
0,06
0
0,06
0
0,02
0,24
0,04
0
0,2
0,02
0
0
0
0,18
0,22
25 mm
0,001 mm
0,001 mm
Mikrometer
luar
Mikrometer
Landasan
V
Beda
Mikrometer
luar
Mikrometer
Landasan
V
Beda
Mikrometer
luar
Mikrometer
Landasan
-V
23,709
23,713
0,004
12,219
12,211
15,975
15,974
12,222
12,217
15,977
15,966
0,003
0,006
0,002
0,008
Poros
Balok segiempat
Benda &
Obyek Ukur
1
2
1
2
q
r
25 mm
Beda pengukuran
Praktikan A & B
Praktikan B
-
Tabel 1.4 Data pengukuran dengan Alat ukur Linear Tak langsung
Pengukuran denga Blok Ukur dan Jam Ukur
Ukuran dasar dan harga penyimpangan obyek ukur =
Praktikan A
Praktikan B
1 mm
1 mm
1 m
1 m
Kapasitas
ukur
Kecermatan
Tinggi
balok
ukur
x1(mm)
Dimensi
(mm)
Tinggi
balok
ukur
x1(mm)
Dimensi
(mm)
23
0,723
23,723
23
0,724
23,724
23
0,740
23,740
23
0,768
23,768
23
0,733
23,733
23
0,761
23,761
23
0,768
23,768
23
0,745
23,745
23
0,750
23,750
23
0,739
23,739
Balok Segiempat
Benda &
Obyek Ukur
ANALISIS DATA
Rata-rata
(mm)
23,7428
Beda
A&B
Rata-rata
(mm)
Rata-rata
(mm)
23,7474
0,0046
Tabel 1.2 Data pengukuran dengan Mistar ingsut Benda Ukur Balok Segi Empat antara beda
praktikan A dan praktikan B.
ni
xiA -
Hasil Pengukuran; mm
(xiA -
)2
xiB -
(xiB )2
xA
xB
0,04
0,04
0,0092308
0,000085
-0,011538
0,000133
0,04
0,08
0,0092308
0,000085
0,028462
0,000810
0,04
0,02
0,0092308
0,000085
-0,031538
0,000995
0,04
0,02
0,0092308
0,000085
-0,031538
0,000995
0,08
-0,0307692
0,000947
0,028462
0,000810
0,06
0,1
0,0292308
0,000854
0,048462
0,002349
0,02
0,1
-0,0107692
0,000116
0,048462
0,002349
0,06
0,07
0,0292308
0,000854
0,018462
0,000341
-0,0307692
0,000947
-0,051538
0,002656
10
0,04
0,04
0,0092308
0,000085
-0,011538
0,000133
11
0,04
0,0092308
0,000085
-0,051538
0,002656
12
0,04
-0,0307692
0,000947
-0,011538
0,000133
13
0,02
0,0307692
3
0,08
-0,0107692
0,000116
0,028462
0,000810
0,05154
12
0,005292
12
0,015169
fA
SSDA
fB
SSDB
nA =
nB =
13
13
s2A =
0,00044103
s2B =
0,00126410
2,86627907
v2.975 ( 12 , 12 ) =
3,28
s2 =
0,00085256
s=
0,0291987
dab
F < v2.975;
kesalahan
rambang
Kedua mahasiswa
dianggap tidak ada
perbedaan (dianggap
dalam satu populasi)
t < t.975 ;
kesalahan
rambang
Kedua mahasiswa
dianggap mempunyai
keahlian yang sama
t = 1,813483335
t.975(24) =
2,064
x = 0,041153846
Dari fraktil distribusi rasio varian dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateral test),
diperoleh:
u2.975 (fvar besar , fvar kecil) = u2.975 (12 , 12) = 3,28
Perhitungan F dari hasil pengukuran dibandingkan dengan u2.975 (fvar besar , fvar kecil)
F vs u2.975 (12,12)
2,86627907
fA . s 2 A+ fB . s2 B 12 x 0,00044103+12 x 0,00126410
=
=0,00085256
fA +fB
12+12
|0,030769230,05154|
t=
1 1
0,0291987
+
13 13
=1,813483335
Dari fraktil distribusi t dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateral test) diperoleh :
t.975 (f = nA + nB -2) = t.975 (f = 24) = 2,064
Penghitungan t dari hasil pengukuran t.975 (f = nA + nB -2)
t vs t.975 (f = 24) 1,813483335 < 2,064; terjadi kesalahan rambang maka harga ratarata dapat disatukan atau harga rata-rata total
-
teoretik s2o
Kesimpulannya bahwa kedua mahasiswa dapat dianggap dari satu populasi atau tidak ada
perbedaan yang berarti atau dianggap mempunyai keahlian yang sama dalam pengukuran
dengan alat ukur linear langsung benda ukur Balok segiempat.
Tabel 1.2 Data pengukuran dengan Mistar ingsut Benda Ukur Poros antara beda praktikan A
dan praktikan B.
ni
xiA -
Hasil Pengukuran; mm
(xiA -
)2
xiB B
(xiB B
)2
xA
xB
0,12
0,1
0,0218182
0,000476
0,043636
0,001904
0,06
0,04
-0,0381818
0,001458
-0,016364
0,000268
0,02
0,16
-0,0781818
0,006112
0,103636
0,010740
0,02
0,04
-0,0781818
0,006112
-0,016364
0,000268
0,06
-0,0381818
0,001458
-0,056364
0,003177
0,28
0,26
0,1818182
0,033058
0,203636
0,041468
0,02
-0,0781818
0,006112
-0,056364
0,003177
0,04
0,02
-0,0581818
0,003385
-0,036364
0,001322
0,02
-0,0781818
0,006112
-0,056364
0,003177
10
0,2
0,1018182
0,010367
-0,056364
0,003177
11
0,24
0,1418182
0,020112
-0,056364
0,003177
0,05636
10
0,094764
10
0,071855
fA
SSDA
fB
SSDB
nA =
11
0,09818
nB =
11
s2A =
0,00947636
s2B =
0,00718545
1,318825911
v2.975 ( 10 , 10 ) =
3,72
s2 =
0,00833091
F < v2.975;
kesalahan
rambang
Kedua mahasiswa
dianggap tidak ada
perbedaan (dianggap
dalam satu populasi)
t < t.975 ;
kesalahan
rambang
Kedua mahasiswa
dianggap mempunyai
keahlian yang sama
s = 0,091273814
2.Pemeriksaan kedua harga rata-rata (
t=
t.975(20) =
x =
dab
1,0744848
2,086
0,07727
Dari fraktil distribusi rasio varian dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateral test),
diperoleh:
u2.975 (fvar besar , fvar kecil) = u2.975 (10 , 10) = 3,72
Perhitungan F dari hasil pengukuran dibandingkan dengan u2.975 (fvar besar , fvar kecil)
F vs u2.975 (10,10)
fA . s 2 A+ fB . s2 B 10 x 0,00947636+ 10 x 0,0718545
=
=0,00833091
fA +fB
10+10
|0,098180,05636|
1 1
0,91273814
+
11 11
=1,074484843
Dari fraktil distribusi t dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateral test) diperoleh :
t.975 (f = nA + nB -2) = t.975 (f = 20) = 2,086
Penghitungan t dari hasil pengukuran t.975 (f = nA + nB -2)
t vs t.975 (f = 24) 1,074484843 < 2,086; terjadi kesalahan rambang maka harga ratarata dapat disatukan atau harga rata-rata total
-
teoretik s2o
Kesimpulannya bahwa kedua mahasiswa dapat dianggap dari satu populasi atau tidak ada
perbedaan yang berarti atau dianggap mempunyai keahlian yang sama dalam pengukuran
dengan alat ukur linear langsung benda ukur Poros.
Tabel 1.3 Data pengukuran dengan Alat ukur Linear langsung Benda Ukur Poros antara beda
praktikan A dan praktikan B.
ni
xiA -
Hasil Pengukuran; mm
(xiA -
)2
xiB -
(xiB )2
xA
xB
12,219
12,222
-1,87575
3,518438
-1,8735
3,51000225
12,211
12,217
-1,88375
3,548514
-1,8785
3,52876225
155,975
15,977
1,88025
3,535340
1,8815
3,54004225
15,974
15,966
1,87925
3,531580
1,9705
14,09475
14,0955
14,13387275
3,49877025
14,0775770
0
fA
SSDA
fB
nA =
nB =
s2A =
4,71129092
s2B =
SSDB
4,69252567
x
t=
t.975(6) =
x =
1,0039989
7
15,4
4,7019082
9
2,1683884
1
dab
F <v2.975;
kesalahan
rambang
Kedua mahasiswa
dianggap tidak ada
perbedaan (dianggap
dalam satu populasi)
t < t.975 ;
kesalahan
rambang
Kedua mahasiswa
dianggap mempunyai
keahlian yang sama
0,0004891
5
2,447
14,095125
Dari fraktil distribusi rasio varian dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateral test),
diperoleh:
u2.975 (fvar besar , fvar kecil) = u2.975 (3 , 3) = 15,4
Perhitungan F dari hasil pengukuran dibandingkan dengan u2.975 (fvar besar , fvar kecil)
F vs u2.975 (3,3) 1, 00399897 < 15,4; terjadi kesalahan rambang, maka analisis dapat
dieteruskan ke pemeriksaan harga rata-rata.
|14,09475514,0955|
t=
1 1
2,16838841
+
4 4
=0,00048915
Dari fraktil distribusi t dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateral test) diperoleh :
t.975 (f = nA + nB -2) = t.975 (f = 6) = 2,447
Penghitungan t dari hasil pengukuran t.975 (f = nA + nB -2)
t vs t.975 (f = 6) 0,00048915 < 2,447; terjadi kesalahan rambang maka harga rata-rata
dapat disatukan atau harga rata-rata total
-
teoretik s2o
Kesimpulannya bahwa kedua mahasiswa dapat dianggap dari satu populasi atau tidak ada
perbedaan yang berarti atau dianggap mempunyai keahlian yang sama dalam pengukuran
denganMikrometer benda ukur Poros.
Tabel 1.4 Data hasil (x1) pengukuran dengan Balok ukur dan Jam ukur.
ni
xiA -
Hasil Pengukuran; mm
(xiA -
)2
xiB B
(xiB B
)2
xA
xB
0,723
0,724
-0,0198
0,00039204
-0,0234
0,00054756
0,74
0,768
-0,0028
0,00000784
0,0206
0,00042436
0,733
0,761
-0,0098
0,00009604
0,0136
0,00018496
0,768
0,745
0,0252
0,00063504
-0,0024
0,00000576
0,75
0,739
0,0072
0,00005184
-0,0084
0,00007056
0,7428
0,7474
0,00118280
0,00123320
fA
SSDA
fB
SSDB
nA =
nB =
s 2A =
0,00029570
s2B =
0,00030830
1,04261075
v .975 ( 4 , 4 ) =
9,6
s2 =
0,00030200
s=
0,01737815
x
t=
dab
F <v2.975;
kesalahan
rambang
Kedua mahasiswa
dianggap tidak ada
perbedaan (dianggap
dalam satu populasi)
t < t.975 ;
kesalahan
rambang
Kedua mahasiswa
dianggap mempunyai
keahlian yang sama
0,41852785
t.975(8) =
2,306
x =
0,7451
F=
-
Dari fraktil distribusi rasio varian dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateral test),
diperoleh:
u2.975 (fvar besar , fvar kecil) = u2.975 (4 , 4) = 9,60
Perhitungan F dari hasil pengukuran dibandingkan dengan u2.975 (fvar besar , fvar kecil)
F vs u2.975 (4 , 4) 1,04261075 < 9,60; terjadi kesalahan rambang, maka analisis dapat
dieteruskan ke pemeriksaan harga rata-rata.
|0,74280,7474|
1 1
0,01737815 +
5 5
=0,041852785
Dari fraktil distribusi t dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateral test) diperoleh :
t.975 (f = nA + nB -2) = t.975 (f = 8) = 2,306
Penghitungan t dari hasil pengukuran t.975 (f = nA + nB -2)
t vs t.975 (f = 8) 0,041852785 < 2,306; terjadi kesalahan rambang maka harga ratarata dapat disatukan atau harga rata-rata total
-
teoretik s2o
Kesimpulannya bahwa kedua mahasiswa dapat dianggap dari satu populasi atau tidak ada
perbedaan yang berarti atau dianggap mempunyai keahlian yang sama dalam pengukuran
(x1) denganBalok ukur dan jam ukur benda ukur Balok segiempat.
Lembar Jawaban:
Pertanyaan pengukuran dengan alat ukur linear langsung :
1. Apakah hasil pengukuran obyek ukur dari penjumlahan a+b+c+d+e pada balok
segiempat sama dengan f? Jelaskan dengan singkat.
2. Berdasarkan hasil pengukuran, perkiraan jenis suaian apa yang terjadi untuk setiap
pasangan diameter lubang b dengan diameter poros r dan diameter lubang d
dengan diameter poros q.
3. Untuk obyek ukur yang sama, apakah hasil pengukuran dengan menggunakan mistar
ingsut skala nonius dan skala jam dari satu praktikan ada perbedaan? Jelaskan dengan
singkat.
4. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran antara kedua praktikan untuk obyek ukur yang
sama menggunakan mikrometer luar dan landasan-V? Jelaskan dengan singkat.
5. Bila obyek ukur h di beri toleransi dimensi dengan penyimpangan atas 0,015 mm dan
penyimpangan bagian bawah 0,007 mm, apakah dengan alat ukur linear langsung yang
anda lakukan dapat menentukan kualitas geometrik obyek ukur. Jelaskan dengan
singkat.
6. Bandingkan beberapa jenis alat ukur linear langsung yang digunakan dan pilih yang
paling baik untuk mengukur obyek ukur yang sama. Jelaskan dengan singkat.
Jawaban:
1. Berbeda, sebab ketika kita mengukur jarak a,b,c,d dan e satu persatu, pada setiap
pengukuran tersebut pasti terdapat penyimpangan pengukuran karena beberapa faktor.
Kemudian apabila hasil pengukuran jarak a.b.c.d dan e ini dijumlahkan maka jumlah
penyimpangan yang terjadi juga akan semakin besar sehingga akan semakin jauh
hasilnya apabila kita bandingkan dengan langsung mengukur jarak f.
2. Dari hasil pengukuran yang didapat kedua praktikan, ukuran diameter kedua lubang b
dan d pada balok segiempat memiliki dimensi yang lebih besar daripada diameter poros
q dan r. Maka jenis suaiannya merupakan suaian longgar.
3. Ada, hal ini dikarenakan beberapa factor pada proses pengukuran seperti:
a) Adanya tekanan kontak dari sensor alat ukur ke benda kerja yang berbeda tiap
praktikan.
b) Benda kerja bergeser-geser sewaktu diukur.
c) Peletakkan posisi alat ukur tidak lurus seperti garis 1 dan 2 yang terdapat pada
gambar. Namun justru membentuk sudut.
d) Adanya kotoran yang menempel pada alat ukur atau objek ukur.
e) Keahlian praktikan itu sendiri.
4. Ada perbedaan ketika kedua praktikan mengukur menggunakan micrometer luar, hal ini
dikarenakan beberapa factor pada proses pengukuran seperti yang telah dijelaskan pada
jawaban soal Nomor 3.
Kesimpulan:
Dari Praktikum ini kami dapat menyimpulkan bahwa ketelitian pengukuran untuk menentukan
kualitas geometrik suatu objek ukur sangat ditentukan oleh kecermatan alat ukur tersebut.
Dimana semakin tinggi kecermatan alat ukur baik itu alat ukur linier langsung maupun tak
langsung, maka akan semakin akurat hasil pengukuran. Selain itu, untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang akurat kita juga perlu mengeliminasi faktor-faktor yang dapat mengganggu
proses pengukuran.
Tanda tangan
Praktikan A
Catatan instruktur/assisten laboratorium
Praktikan B
Tanda tangan
Instruktur/assisten laboratorium