Anda di halaman 1dari 8

BAB III.

TEORI DASAR

2.1. Metode Gaya Berat


Metode Gaya berat adalah metode dalam geofisika yang dilakukan untuk
menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat massa
cebakan mineral dari daerah sekeliling (r = gram/cm3). Metode ini adalah
metode geofisika yang sensitif terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu
metode ini disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur
geologi, endapan sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff
terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi
atau lintasan penampang. Perpisahan anomali akibat rapat massa dari
kedalaman berbeda dilakukan dengan menggunakan filter matematis atau
filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat alat gravimeter dengan ketelitian
sangat tinggi (mGal), dengan demikian anomali kecil dapat dianalisa. Hanya
saja metode pengukuran data, harus dilakukan dengan sangat teliti untuk
mendapatkan hasil yang akurat, (Sarkowi, 2009).

2.2. Gaya Gravitasi (Hukum Newton / Newton Law)


Teori yang mendukung Ilmu gravitasi terapan adalah hukum Newton
(1687) yang menyatakan bahwa gaya tarik menarik antara dua partikel
bergantung dari jarak dan massa masing-masing partikel tersebut, yang
dinyatakan sebagai berikut

Dimana :
F (r)
m1 , m2
r
G

: Gaya Tarik Menarik (N)


: Massa benda 1 dan massa benda 2 (kg)
: Jarak antara dua buah benda (m)
: Konstanta Gravitasi Universal (6,67 x 10-11 m3 kg s-2

Gambar 1. Gaya Tarik menarik antara dua benda


2.3.

Koreksi Koreksi dalam Metode Gaya berat


Dalam memproses data metode gaya berat, terdapat beberapa koreksikoreksi yang harus dilakukan untuk mereduksi noise-noise yang dapat pula
ditimbulkan, adapun koreksi-koreksi tersebut antara lain :

2.3.1. Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction)


Koreksi Pasang Surut (Tidal) adalah koreksi yang disebabkan oleh efek
tarikan massa yang disebabkan oleh benda-benda langit, terutama bulan dan
matahari. Harga koreksi ini berubah-ubah setiap waktu secara periodik
tergantung dari kedudukan benda-benda langit tersebut. Koreksi ini
merupakan gaya tarik bulan dan matahari pada permukaan bumi maka harga
tersebut ditambahkan pada harga baca dan pengamatan, jika koreksi tersebut
merupakan lawan dari gaya tarik maka perlu dikurangkan. Koreksi tersebut
dihitung berdasarkan perumusan Longman (1965) yang telah dibuat dalam
sebuah paket program komputer. Secara matematis, koreksi Tidal dapat
dituliskan sebagai berikut :

Dengan :
gM
gs
ra
s
G
Mm
Ms
r

Ibulan
lm
x

: Komponen tegak pasang surut akibat bulan


: Komponen tegak pasang surut akibat matahari
: Jarak pusat bumi dan bulan
: Jarak pusat bumi dan matahari
: Konstanta Gravitasi Universal
: Massa bulan
: Massa Matahari
: Jarak titik pengamatan ke pusat bumi
: Sudur Zenit Bulan ditentukan dengan :
: Bujur tempat pengamatan
: Sudut Geosentris Bulan
: Inklinasi Bulan
: Bujur Orbit bulan
: right ascention

: Sudut Zenit Matahari ditentukan dengan :

Imatahari
ls

: Sudut Geosentris Matahari


: Inklinasi Matahari
: Bujur Orbit Matahari

Sehingga besarnya nilai koreksi pasang surut adalah :

Gtidal = gm + gs
2.3.2. Koreksi Apungan (Drift Correction)
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh perubahan
kondisi alat (Gravimeter) terhadap nilai pembacaan. Koreksi apungan
muncul karena gravity meter selama digunakan untuk melakukan
pengukuran akan mengalami goncangan, sehingga akan menyebabkan
bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut. Koreksi ini dilakukan
dengan cara melakukan pengukuran dengan metode looping, yaitu dengan
pembacaan ulang pada titik ikat (base station) dalam satu kali looping,
sehingga nilai penyimpangannya diketahui. Besarnya koreksi Drift
dirumuskan sebagai berikut :

Dimana :
DC
gA
gA
tA
tA
tn

: Drift Correction pada titik acuan pengamatan


: harga gravitasi di titik acuan waktu awal
: harga gravitasi di titik acuan waktu akhir
: waktu awal pengambilan data
: waktu akhir pengambilan data
: waktu pengamatan di titik pengamatan ke-n

2.3.3. Koreksi Lintang (Latitude Correction)


Koreksi lintang digunakan untuk mengoreksi gaya berat di setiap
lintang geografis (spheroid dan Geoid) karena gaya berat tersebut berbeda,

yang disebabkan oleh adanya gaya sentrifugal dan bentuk elipsoid (akibat
bentuk bumi yang tidak bulat). Koreksi lintang dapat dilakukan dengan 2 cara
yakni dengan menggunakan diferensi IGRF67 (untuk derajat lintang/latitude) atau
IGRF84 (Untuk radian).

g 978031.8(1 0.0053924 sin 2 0.0000059 sin 2 2 )


IGRF 67 :

g 978032.7 1 0.0053024 sin 2 0.0000058 sin 2 2

IGRF 84 :

2.3.4. Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)


Koreksi ini dilakukan untuk menghitung perubahan nilai gaya berat
akibat perbedaan ketinggian sebesar h dari pusat bumi dengan mengabaikan
adanya massa yang terletak diantara titik amat dengan sferoid referensi.
Adapun persamaan dari koreksi udara bebas adalah :
gfa = 0.3087 x h mGall

2.3.5. Koreksi Bouguer (Bouguer Corretion)


Koreksi yang digunakan untuk menghilangkan perbedaan ketinggian
dengan tidak mengabaikan massa di bawahnya sehingga harga gaya berat
akibat massa di antara referensi antara bidang referensi muka air laut sampai
titik pengukuran sehingga nilai g.Observasi bertambah. Adapun persamaan
koreksi bouguer :
BC = 0.04193 x x h mGall
Massa jenis diatas dapat kita asumsikan sementara dengan nilai 2,67
gr/cc, dan dengan menggunakan metode parasnis dan netletton kita
diharapkan dapat mengestimasi densitas untuk menentukan massa jenis
sebenarnya sehingga koreksi bouguer dan terrain dapat dilakukan, sehingga
nilai anomali bouguer lengkap dapat kita dapatkan.

2.3.6. Koreksi Medan (Terrain Correction)


Koreksi medan digunakan untuk menghilangkan pengaruh efek massa
disekitar titik observasi. Adanya bukit dan lembah disekitar titik amat akan
mengurangi besarnya medan gayaberat yang sebenarnya. Karena efek
tersebut sifatnya mengurangi medan gayaberat yang sebenarnya di titik amat
maka koreksi medan harus ditambahkan terhadap nilai medan gayaberat

Dimana :
g

: Respon Gaya berat

: Konstanta Gravitasi Universal

: Densitas

: Sudut Sector (radian)

r1

: jari-jari radius dalam

r2

: jari-jari radius luar

: Ketinggian (untuk bukit nilai nya +, lembah -)

Koreksi medan dapat dihitung menggunakan template transparan,


yang disebut Hammer Chart, yang ditempatkan di atas peta topografi.

Gambar 2. Hammer Chart

2.4. Penentuan Densitas Permukaan


Rapat massa batuan merupakan besaran fisik yang sangat penting
dalam metode gaya berat. Pada perhitungan anomali bouguer diperlukan
harga rapat massa rata-rata di daerah survey. Untuk itu nilai densitas ratarata di daerah tersebut harus ditentukan dengan baik. Beberapa cara yang
digunakan untuk menentukan rapat massa rata-rata yakni :

2.4.1. Metode Netletton


Metoda ini didasarkan pada pengertian tentang Koreksi Bouguer dan
Koreksi Medan dimana jika rapat massa yang digunakan sesuai dengan
rapat massa permukaan, maka penampang atau profile anomali gayaberat
menjadi smooth.Dalam aplikasi, penampang dipilih melalui daerah
topografi kasar dan tidak ada anomali gayaberat target. Secara kuantitatif,
estimasi rapat massa permukaan terbaik dapat ditentukan dengan
menerapkan korelasi silang antara perubahan elevasi terhadap suatu
referensi tertentu dengan anomali gayaberatnya. Sehingga rapat massa
terbaik diberikan oleh harga korelasi silang terkecil sesuai dengan
persamaan sebagai berikut :

dimana N adalah jumlah stasion pada penampang tersebut.

2.5 Pemisahan Residual dan Regional


2.5.1. Anomali Bouguer Lengkap
Anomali Bouguer adalah selisih antara harga gravitasi pengamatan
dengan harga gravitasi teoritis yang didefinisikan pada titik pengamatan
bukan pada bidang refrensi, baik elipsoid maupun muka laut rata-rata.
Anomali Bouguer Lengkap (CBA) dinyatakan sebagai anomali udara
bebas dikurangi dengan reduksi lempeng Bouguer dan reduksi Terrain yang
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

g ( x, y, z ) g obs g FAC BC TC

Peta Anomali CBA lazim digunakan untuk eksplorasi sumber daya


alam seperti cebakan mineral ekonomis, eksplorasi minyak dan gas bumi
dalam rangka memperlajari tatanan mineralisasi, cekungan sedimenter dan
juga untuk mempelajari geotektonik secara regional dan lain-lain.

2.5.3. Pemisahan Anomali Regional dan Residual dengan metode Moving


Average dan Second Vertical Derivative (SVD)
Anomali gaya berat yang terukur dipermukaan merupakan
penjumlahan dari semua kemungkinan sumber anomali yang ada di bawah

permukaan dimana salah satu nya merupakan target event dari eksplorasi.
Sehingga untuk kepentingan interpretasi, target event harus dipisahkan dari
target lain nya. Jika target event adalah anomali resiudal, maka target
lainnya adalah anomali regional dan noise nya. Secara sederhana, dari segi
lebar anomali, noise akan memiliki lebar anomali lebih kecil dari target
(residual), sedangkan regional lebih besar dari residual berdasarkan
kedalaman, noise akan lebih dangkal dari residual, sedangkan regional lebih
dalam, (Sarkowi, 2011).

Anomali regional berasosiasi dengan kondisi geologi umum yang


dominan pada daerah penelitian, biasanya dicirikan oleh anomali
berfrekuensi rendah. Anomali local/residual yang umumnya berfrekuensi
tinggi mengandung informasi mengenai sumber anomali dangkal. Penelitian
ini mengaplikasikan kontinuasi ke atas (upward continuation) dan filter
panjang gelombang pada data geomagnetic sintetik, (Effendi, 1976).

Anda mungkin juga menyukai