BAB iII
BAB iII
TEORI DASAR
Dimana :
F (r)
m1 , m2
r
G
Dengan :
gM
gs
ra
s
G
Mm
Ms
r
Ibulan
lm
x
Imatahari
ls
Gtidal = gm + gs
2.3.2. Koreksi Apungan (Drift Correction)
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh perubahan
kondisi alat (Gravimeter) terhadap nilai pembacaan. Koreksi apungan
muncul karena gravity meter selama digunakan untuk melakukan
pengukuran akan mengalami goncangan, sehingga akan menyebabkan
bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut. Koreksi ini dilakukan
dengan cara melakukan pengukuran dengan metode looping, yaitu dengan
pembacaan ulang pada titik ikat (base station) dalam satu kali looping,
sehingga nilai penyimpangannya diketahui. Besarnya koreksi Drift
dirumuskan sebagai berikut :
Dimana :
DC
gA
gA
tA
tA
tn
yang disebabkan oleh adanya gaya sentrifugal dan bentuk elipsoid (akibat
bentuk bumi yang tidak bulat). Koreksi lintang dapat dilakukan dengan 2 cara
yakni dengan menggunakan diferensi IGRF67 (untuk derajat lintang/latitude) atau
IGRF84 (Untuk radian).
IGRF 84 :
Dimana :
g
: Densitas
r1
r2
g ( x, y, z ) g obs g FAC BC TC
permukaan dimana salah satu nya merupakan target event dari eksplorasi.
Sehingga untuk kepentingan interpretasi, target event harus dipisahkan dari
target lain nya. Jika target event adalah anomali resiudal, maka target
lainnya adalah anomali regional dan noise nya. Secara sederhana, dari segi
lebar anomali, noise akan memiliki lebar anomali lebih kecil dari target
(residual), sedangkan regional lebih besar dari residual berdasarkan
kedalaman, noise akan lebih dangkal dari residual, sedangkan regional lebih
dalam, (Sarkowi, 2011).