Anda di halaman 1dari 5

MANITOL

A. PENDAHULUAN
Manitol (osmitrol) merupakan 6-karbon alkohol, yang tergolong sebagai
obat diuretikosmotik.(1) Istilah diuretik osmotik terdiri dari dua kata yaitu diuretik dan
osmotik. Diuretikialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urine
dengan
adanya natriuresis(peningkatan
pengeluaran
natrium)
dan diuresis (peningkatan pengeluaran H2O).(1,2)
Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali
menjadi normal.
Secara umum diuretik dapat dibagi dalam dua golongan besar yaitu: (1) diuretik
osmotik; (2) penghambat mekanisme transport elektrolit di dalam tubuli ginjal. (2)
Tekanan osmotik adalah tekanan yang ditimbulkan oleh daya osmosis. Untuk
memahaminya kita harus mengetahui prinsif-prinsif dasarnya, yaitu sebagai berikut;
bilamana suatu membran di antara dua cairan permiabel terhadap air tetapi tidak
permiabel terhadap beberapa solut (zat larut) yang terlarut (ini disebut suatu membran
semi permiabel) dan konsentrasi solut lebih besar daripada sisi lainya, air mengalir
melalui membran tersebut menuju ke sisi dengan konsentrasi yang lebih besar.
Fenomena ini disebut osmosis.(4) Dalam hal ini manitol memainkan prinsif yang sama
terhadap sistem sirkulasi dan atau cairan tubuh.
Satu zat dapat bertindak sebagai diuretik osmotik apabila memenuhi 4 syarat berikut:
(1) difiltrasi secara bebas oleh glomerulus; (2) tidak atau hanya sedikit direabsorpsi sel
tubuli ginjal; (3) secara farmakologis merupakan zat yang inert; dan (4) umumnya
resisten terhadap perubahan-perubahan metabolik. Dengan sifat-sifat ini, maka diuretik
osmotik dapat diberikan dalam jumlah cukup besar sehingga turut menentukan derajat
osmolaritas plasma, filtrasi gomerulus, dan cairan tubuli. Contoh obat goongan ini
adalah manitol, gliserol, urea, dan isosorbit. Dalam klinik manitol yang paling sering
digunakan di antara obat segolongannya.(2,3,5)
B. FARMAKODINAMIK
Adanya manitol dalam sirkulasi akan meningkatkan tekanan osmotik sehigga jumlah
elektrolit dan air yang dieksresi bertambah besar. Tetapi untuk menimbulkan diuresis
yang cukup besar diperlukan dosis diuretik usmotik yang cukup tinggi.
Tempat kerja utama manitol adalah: (1) tubuli proksimal, yaitu dengan menghambat
reabsorpsi natrium dan air melalui daya osmotiknya; (2) ansa henle, yaitu dengan
penghambatan reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula
menurun; (3) duktus koligentes, yaitu dengan penghambatan reabsorpi natrium dan air
akibat adanya papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor
lain.
Manitol dapat menurunkan tekanan maupun volume intra okuler maupun serebrospinal
dengan meninggikan tekanan osmotik plasma sehingga air dari kedua macam cairan
tersebut akan berdifusi kembali ke dalam plasma dan ke dalam ruang ekstra sel. Di
dalam sirkulasi cairan akan dikeluarkan dari tubuh dengan mekanisme kerja manitol
pada ginjal.(1,2,3)

C. FARMAKOKINETIK
Manitol merupakan diuretik osmotik yang spesifik karena tidak diabsorpsi dalam traktus
gastrointestinal dan harus diberikan per intravena dalam jumlah besar, karena itu
manitol tidak praktis untuk pengobatan udem kronis.
Manitol sangat sedikit dimetabolisme oleh tubuh, lebih kurang 7% dimetabolisme di hati
dan hanya 7% diabsorpsi. Sebagian besar manitol (>90%) dikeluarkan oleh ginjal
dalam bentuk utuh pada urin.(2)
D. INDIKASI
Diuretik osmotik mungkin bisa digunakan untuk beberapa tujuan yang jelas dan
terpisah, tetapi semua tergantung pada sifat darasnya. Manitol digunakan misalnya
untuk profilaksis gagal ginjal akut, suatu keadaan yang dapat timbul akibat operasi
jantung, luka traumatik berat, dan menderita ikterus berat. Manitol juga banyak
digunakan untuk menurunkan tekanan serebrospinal dan tekanan intraokuler, serta
pada pengelolaan terhadap reaksi hemolitik transfusi. (1,2,3)
Manitol bekerja dengan menekan efek osmotik cairan tubular, menghambat reabsorpsi
air, dan menjaga laju aliran urin dengan syarat membran normal. Hal ini melindungi
ginjal dari kerusakan. Manitol juga dapat meningkatkan aliran plasma ginjal yang
menyebabkan efek vasodilatasi, sehingga manitol dapat digunakan untuk evaluasi
oligouria akut dan keadaan penurunan pada sebagian fungsi glomerulus seperti pada
kehilangan cairan tubuh yang berlebih.(3)
Pada penanganan perdarahan intrakranial atau penyakit serebrovaskuler dengan
tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial dapat pula diberikan manitol sebagai anti
udem.(3,6)Manitol jarang diberikan dalam kasus gagal ginjal kronis kecuali pada keadaan
yang menyertai dialysis disegr sisequilibrium syndrome. Dalam hal ini kerja manitol
mengurangi udem serebral yang menyebabkan mual, muntah, tremor, dan kejang.
Manitol dapat pula digunakan untuk mengeluarkan racun dan obat pada kasus
keracunan atau over dosis obat.(1,3)
E. KONTRA INDIKASI
Pada penderita payah jantung pemberian manitol berbahaya, karena volume darah
yang beredar meningkat sehingga memperberat kerja jantung yang telah gagal.
Pemberian manitol juga dikontraindikasikan pada penyakit ginjal dengan anuria,
kongesti atau udem paru yang berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan intra kranial,
kecuali bila akan dilakukan kraniotomi, serta pada pasien yang hipersensitivitas
terhadap manitol.(1,2,3,5,7)
F. SEDIAAN
Manitol tersedia dalam berbagai kemasan dan konsentrasi, yaitu: Manitol 10% dalam
kemasan plabottle 250 ml (25 gr) dan 500 ml (50 gr). Manitol 20% dalam kemasan
plabottle 250 ml (50 gr) dan 500 ml (100 gr).(1,3,5,7,8)
G. DOSIS DAN CARA PEMBERIAN
Sebelum digunakan manitol dihangatkan terlebih dahulu untuk melarutkan kristalkristalnya.(3) Untuk suntikan intravena digunakan larutan 5 25% dengan volume antara
50 1000 ml. Dosis untuk menimbulkan diuresis ialah 50 200 gr yang diberikan
dalam cairan infus selama 24 jam dengan kecepatan infus sedemikian, sehingga
diperoleh diuresis sebanyak 30 50 ml/jam.

Untuk penderita dengan oligouria hebat diberikan dosis percobaan yaitu 200 ml/kg BB
yang diberikan melalui infus selama 3 5 menit. Bila dengan 1 2 kali dosis percobaan
diuresis masih kurang dari 30 ml/jam dalam 2 3 jam, maka status pasien harus
dievaluasi kembali sebelum pengobatan dilanjutkan.
Untuk pencegahan gagal ginjal akut pada tindakan operasi atau untuk mengatasi
oligouria, dosis total manitol untuk orang dewasa ialah 50 100 gr.
Untuk menurunkan tekanan intrakranial yang meninggi, menurunkan tekanan
intraokuler pada seorang akut glaukoma kongestif, atau sebelum operasi mata,
digunakan manitol 1,5 2 gr/kg BB sebagai larutan 15 20%, yang diberikan melalui
infus selama 30 60 menit.(2,3)
H. EFEK SAMPING DAN PERHATIAN
Infus maniotol harus segera dihentikan jika terdapat tanda-tanda gangguan fungsi ginjal
yang progresiv, payah jantung, atau kongesti paru. Keracunan akut dapat menyertai
pada pemberian intravena manitol jika aliran ginjal tidak adekuat. (1,2,3,5)
Manitol adalah larutan hiperosmolar, larutan ini tidak boleh dicampur dengan produk
lain.(3)Larutan hiperosmotik manitol harus diberikan dengan pelan-pelan secara injeksi
intravena dan tidak boleh dicampur dengan darah dalam peralatan transfusi. (2,3)
Hiperkalemia juga dapat timbul, dimana kadar potasium meningkat dalam darah.
Pasien harus segera diobservasi untuk tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit dan
cairan ini dengan pemeriksaan elektrolit darah.
Reaksi anafilaksis atau alergi bisa terjadi yang menyebabkan kardiak output dan
tekanan arterial gagal drastis. Destruksi eritrosit yang ireversibel juga dapat terjadi pada
pemberian manitol.
I. KESIMPULAN
Manitol merupakan diuretik osmotik yang bekerja dengan cara meningkatkan tekanan
osmotik cairan intravaskuler sehingga diharapkan cairan tertarik ke dalam vaskuler dan
efek pada ginjal dapat meningkatkan aliran plasma, dan menghambat reabsorpsi air
dan elektrolit di tubulus proksimal, ansa henle, dan duktus koligentes.
Sehingga manitol dapat digunakan dalam penatalaksanaan pencegahan gagal ginjal
akut pada tindakan operasi dan luka traumatik berat, juga dapat digunakan dalam
menurunkan tekanan intrakranial dan intraokuler pada penderita glaukoma serta dapat
digunakan sebagai anti udem. Lebih spesifik lagi manitol sering digunakan sebagai anti
udem otak.
Selain hal-hal yang memberikan manfaat, manitol juga dapat memberikan efek yang
tidak diharapkan seperti pada pasien-pasien dengan payah jantung dan kongestif atau
udem paru yang merupakan kontra indikasi. Reaksi hipersensitifitas juga dapat timbul
pada pemberian manitol.
Pengawasan pasien selama pemberian manitol harus dilakukan terutama terhadap
tanda-tanda adanya payah jantung, kongesti atau udem paru serta adanya tanda-tanda
ketidak seimbangan elektrolit terutama kalium.
Pembeeriannya harus dihentikan segera bila dijumpai tanda-tanda tersebut. Untuk
dosis dan cara pemberian dapat disesuaikan dengan penyakit atau keadaan yang
diderita.

Komposisi:
Mannitol 20%.

Bentuk Sediaan:
Larutan infus 500 mL di dalam botol kaca.

Farmakologi:
Dapat menembus sawar darah otak, mencegah edema, dan memiliki efek diuresis.

Indikasi:
Terapi dan profilaksis oliguria pada gagal ginjal akut, edema otak, peningkatan tekanan intrakranial.

Dosis:
Dewasa

: 50-100 g (250-500 mL) dengan kecepatan infus 30-50 mL/jam.

Penurunan TIK

: 0,25-2 g/kgBB dengan infus selama 30-60 menit.

Edema dan asites

: 500 mL dengan infus selama 2-6 jam.

Oliguria
Peningkatan diuresis

: 200 mg/kgBB dengan infus selama 90 menit.


: 500 mL dengan infus selama 4-8 jam.

Anak

: 0,25-2 g/kgBB.

Kontraindikasi:
Gagal jantung, edema paru, dehidrasi.

Peringatan dan Perhatian:


Keseimbangan

cairan,

gangguan

fungsi

ginjal.

Bila terbentuk kristal, hangatkan dalam pemanas air sampai kristal larut, kemudian dinginkan hingga
sesuai dengan temperatur tubuh sebelum digunakan. Infus set berfilter harus digunakan jika

menggunakan cairan infus yang mengandung mannitol 20% atau lebih. Jangan menginfuskan
larutan mannitol jika terlihat adanya kristal.

Efek Samping:
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, haus, sakit kepala, mual, muntah, pusing, demam,
sensasi rasa dingin, takikardi, hipertensi, nyeri dada, hiponatremi, dehidrasi.

Anda mungkin juga menyukai