Tugas Kunjungan Rumah ISPA Fam Folder
Tugas Kunjungan Rumah ISPA Fam Folder
: Kelurahan Nagasari
Nomor register
: 000153
Identitas pasien :
Nama
: Syarip Hidayat
Umur
: 31 tahun.
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Pegawai Swasta
Pendidikan
: Tamat SMA.
Alamat
: Sedang.
b.
Kebersihan perorangan
: Sedang.
c.
d.
Penyakit keturunan
: Tidak ada.
e.
: Tidak ada.
f.
: Tidak ada.
g.
Pola makan
h.
i.
III.
: Baik.
: 3 orang.
Psikologis keluarga
a.
Kebiasaan buruk
: Makan gorengan.
b.
Pengambilan keputusan
: Bapak.
d.
c. Ketergantungan obat
: Tidak ada.
: Puskesmas.
e. Pola rekreasi
: Kurang.
IV.
Jenis bangunan
b.
c.
Luas rumah
: 65 m2 (13x5 m).
d.
Penerangan
: Kurang.
e.
Kebersihan
: Kurang.
f.
Ventilasi : Kurang.
g.
Dapur
h.
Jamban keluarga
: Ada.
i.
: Sumur.
j.
: Ada.
k.
Pemanfaatan pekarangan
: Tidak ada.
l.
m.
: Ada.
n.
Sanitasi lingkungan
: Sedang.
V.
VI.
VII.
: Ada.
Spiritual keluarga
a.
Ketaatan beribadah
: Baik.
b.
: Baik.
Tingkat pendidikan
: Sedang.
b.
: Baik.
c.
: Baik.
d.
: Sedang.
e.
Keadaan ekonomi
: Kurang.
Kultural keluarga
a.
b.
: Permanen.
: Tidak ada.
VIII.
Anggota keluarga :
1
IX.
Keterangan
1.
Suami Os
2.
Istri Os
3.
Anak Os
Keluhan utama :
Batuk tidak berdahak sejak 5 hari lalu.
X.
Keluhan tambahan :
Nyeri menelan, pilek, sakit kepala, nafsu makan menurun, badan lemas.
XI.
XII.
Dalam 1 tahun ini os sering menderita batuk dan pilek sebelumnya. Os datang ke
puskesmas dan berobat ke dokter dan diberi obat untuk meredakan batuknya.
Dalam beberapa bulan kemudian, Os berobat kembali dengan keluhan yang sama
: 110/70 mmHg.
Frekuensi nadi
: 90 x/menit.
Frekuensi napas
: 18 x/menit.
Suhu
: 37,2C.
BB
: 50 kg.
Pemeriksaan umum :
Kepala
: Normosefali.
Mata
Hidung
Telinga
Leher
Tenggorok
: Faring :
Dinding faring : hiperemis (+), permukaan licin.
Tonsil
Paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
XV.
XVI.
Sistemik
: ISPA.
Jiwa
: Tidak ada.
b. Preventif
-
d.
XVII.
: Terapi medikamentosa :
Rehabilitatif
Prognosis
Penyakit
: dubia ad bonam.
Keluarga
: dubia.
Masyarakat
: dubia.
XVIII. Resume
Dalam 1 tahun ini os sering menderita batuk dan pilek sebelumnya. Os datang ke
puskesmas dan berobat ke dokter dan diberi obat untuk meredakan batuknya.
Dalam beberapa bulan kemudian, Os berobat kembali dengan keluhan yang sama
Tekanan darah
Frekuensi nadi
Frekuensi napas
Suhu
Hidung
Tonsil
: 110/70 mmHg.
: 90 x/menit.
: 18 x/menit.
: 37,2C.
: Sekret+/+.
-Dinding faring
Diagnosis :
-
Sistemik
Jiwa
: ISPA.
: Tidak ada.
Tinjauan Pustaka
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan
yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira
1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3 - 6 episode ISPA setiap
tahunnya. 40 % - 60 % dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh
kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % - 30 %. Kematian yang terbesar
umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan.
Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi. Kematian
seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan berat dan sering
disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi. Data morbiditas penyakit pneumonia di Indonesia
per tahun berkisar antara 10 - 20 % dari populasi balita. Hal ini didukung oleh data penelitian
dilapangan (Kecamatan Kediri, NTB adalah 17,8 % ; Kabupaten Indramayu adalah 9,8 %).
Bila kita mengambil angka morbiditas 10 % pertahun, ini berarti setiap tahun jumlah
penderita pneumonia di Indonesia berkisar 2,3 juta. Penderita yang dilaporkan baik dari
rumah sakit maupun dari Puskesmas pada tahun 1991 hanya berjumlah 98.271. Diperkirakan
bahwa separuh dari penderita pneumonia didapat pada kelompok umur 0 - 6 bulan.
Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984,
dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya pada
bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA.
Definisi
Menurut DepKes RI (1998) Istilah ISPA mengandung 3 unsur, yaitu infeksi,
saluran pernafasan, dan akut. Pengertian atau batasan masing-masing unsur adalah sebagai
berikut :
a. Yang dimaksud dengan infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke
dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala
penyakit.
b. Yang dimaksud dengan saluran pernafasan adalah organ yang mulai dari hidung
hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah
dan pleura. Dengan demikian ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan
bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan
organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini maka jaringan paru
termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract).
c. Yang dimaksud dengan infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai
dengan 14 hari. Batas 14 hari ini diambil untuk menunjukkan proses akut
meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini
dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis penyakit bakteri, virus, dan riketsia.
Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenvirus, Koronavirus,
Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.
Patofisiologi
Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal disaluran nafas. Infeksi oleh
bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul mekanisme
pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga hidung, refleksi batuk,
refleksi epiglottis, pembersihan mukosilier dan fagositosis. Karena menurunnya daya tahan
tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut
Akibatnya terjadi invasi di daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun bawah.
Pembagian ISPA
A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Bagian Atas.
Adalah infeksi-infeksi yang terutama mengenai struktur-struktur saluran
nafas disebelah atas laring. Kebanyakan penyakit saluran nafas mengenai bagian
atas dan bawah secara bersama-sama atau berurutan, tetapi beberapa di antaranya
melibatkan bagian-bagian spesifik saluran nafas secara nyata.
Yang tergolong Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA) bagian atas diantaranya
adalah : Nasofaringitis akut (selesma), Faringitis Akut (termasuk Tonsilitis dan
Faringotosilitis) dan rhinitis.
B. Infeksi Saluran Pernafasan Bagian Bawah.
Adalah infeksi-infeksi yang terutama mengenai struktur-struktur saluran
nafas bagian bawah mulai dari laring sampai dengan alveoli. Penyakit-penyakit
yang tergolong Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bagian bawah : Laringitis,
Asma Bronchial, Bronchitis akut maupun kronis, Broncho Pneumonia atau
Pneumonia (suatu peradangan tidak saja pada jaringan paru tetapi juga pada
bronkioli).
Dan menurut Pusdiknakes (1990) tentang perawatan bayi dan anak ISPA dibagi
dalam tiga macam, yaitu :
a. Ringan
Bila timbul batuk tidak mengganggu tidur, dahak encer, tidak ada anoreksia,
panas tidak begitu tinggi, misalnya rhinitis, rhinofaringitis.
b. Sedang
Dahak kental, ingus kental, panas tinggi (38C), anoreksia, sesak, sakit saat
menelan, misalnya tonsilofaringitis, laringo traceobronchitis.
c. Berat
Panas tinggi disertai nafas ngorok, stridor, kadang-kadang disertai penurunan
kesadaran, misalnya pada pneumonia.
10
Jika kain sudah tidak dingin lagi basahi lagi dengan air, kemudian
peras lalu letakkan lagi di atas dahi anak.
Demikian seterusnya sampai demam berkurang.
2. Berikan obat penurun panas dari golongan parasetamol.
B. Pilek.
Jika anak tersumbat hidungnya oleh ingus maka usahakanlah
membersihkan hidung yang tersumbat tersebut agar anak dapat bernafas
dengan lancar. Membersihkan ingus harus hati-hati agar tidak melukai hidung.
C. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan
Suruhlah anak beristirahat atau barbaring di tempat tidur.
Berikan cukup minum tapi jangan berikan air es atau minuman yang
mengandung es. Dapat diberikan teh manis, air buah atau pada bayi dapat
diberikan air susu ibu.
Berikan makanan yang cukup dan bergizi.
Anak jangan dibiarkan terkena hawa dingin atau hawa panas. Pakaian
yang ringan hendaknya dikenakan pada anak tersebut.
Hindarkanlah orang merokok dekat anak yang sakit dan hindarkan asap
dapur atau asap lainnya mengenai anak yang sakit.
Perhatikan apakah ada tanda-tanda ISPA sedang atau ISPA berat yang
memerlukan bantuan khusus petugas kesehatan.
Pencegahan ISPA
11
DAFTAR PUSTAKA
12