BAB 3
BENTUK-BENTUK STRATEGI PERUBAHAN
PERUBAHAN DAN KEHIDUPAN
Kehidupan ini tidak bersifat statis namun suatu saat pasti akan mengalami
perubahan. Manusia akan dihadapkan pada perubahan itu sehingga kita harus
mampu meresponnya dengan tepat. Dalam meresponnya berarti mau tidak mau
kita juga dituntut untuk berubah. Berubah artinya beradaptasi, menyesuaikan
diri dan menjadi lebih berdaya untuk mempertahankan dan meneruskan
kehidupan.
Dalam menghadapi perubahan kita dihadapkan pada berbagai pilihan. Pilihan
mana yang sebaiknya kita pilih? Kapan sebaiknya tindakan itu dijalankan? Apa
akibatnya jika salah satu pilihan itu diambil? Dan apa akibatnya jika tidak diambil
?. Misalnya dalam suatu perusahaan, tiba-tiba terjadi perubahan deregulasi,
budaya dan norma-norma, ketersediaan teknologi, sikap pasar, persaingan
global, kondisi ekonomi, situasi politik, keamanan sehingga situasi tersebut
menyebabkan utang perusahaan membengkak. Untuk menghadapi situasi
tersebut kita harus menentukan langkah-langkah yang harus diambil, dan dalam
memilih langkah tersebut kita harus behati-hati menentukannya, karena langkah
yang kita ambil bisa menentukan mati dan hidupnya perusahaan. Namun
sebelum sampai pada langkah-langkah diatas, hendaknya dapat dibedakan dua
jenis perubahan, antara lain :
1. Perubahan operasional, yaitu perubahan yang bersifat parsial dan umumnya
tidak menimbulkan dampak yang besar bagi unit-unit lain. Misalnya perubahan
kemasan produk dan seragam karyawan;
2. Perubahan strategis, yaitu perubahan yang menimbulkan dampak luas dan
memerlukan unit-unit terkait, atau bahkan seluruh komponen perusahaan. Jika
satu komponen diubah maka komponen yang lain akan ikut berubah. Macammacam perubahan strategis antara lain :
Perubahan budaya dan nilai-nilai dasar perubahan.
Perubahan arah/focus bisnis.
Perubahan cara kerja untuk meningkatkan efisiensi, peningkatan penghasilan
(revenue) atau pemakaian sumber daya-sumber daya.
Empat Tipe Perubahan dalam Strategic Competitive wedge
1 . Teknologi
2 . Produk dan jasa
3 . Strategi dan struktur
4 . Budaya
Contoh perubahan pada teknologi maka bisa berarti akan merubah proses
produksi, keterampilan, basis pengetahuan sehingga produksi lebih efisien dan
cepat dihasilkan. Hal ini juga bisa diikuti dengan perubahan administrasi, system
pengajaran, struktur karena produk yang dihasilkan adalah produk baru yang
benar-benar berbeda untuk pasar.
Kedua perubahan di atas tidak bisa dipisahkan dan sama-sama dibutuhkan.
Perubahan strategis harus tampak kasatmata dalam perubahan operasional,
namun belum tentu jika melakukan perubahan operasional akan berhasil
menyentuh aspek strategisnya, karena aspek strategis membutuhkan konsep
dan seni yang kuat dan harus dilakukan secara bertahap dan perubahan
strategis akan tampak pada sikap manusia yang menjalakannya.
PERUBAHAN RADIKAL DAN PERUBAHAN INCREMENTAL
Bagi daft (2004), peruahan strategis adalah sebuah perubahan yang cenderung
radikal, dan perubahan operasional di nilai tak ubahnya sebagai perubahan
incremental.
Perubahan incremental adalah perubahan yang secara kontinyu dilakukan
suatu organisasi untuk memelihara keseimbangan umum organisasi. Biasanya
perubahan seperti ini dilakukan terbatas pada salah satu bagian organisasidan
dampaknya relatif hanya di rasakan oleh bagian itu sendiri. Misalnya, perbaikan
mesin-mesin (introduksi mesin-mesin baru yang lebih efisien, lebih fleksibel)
Perubahan radikal cenderung mengubah referensi, arah, dan kebijakan
organisasi. Biasanya
perubahan ini mentransformasi seluruh bagian institusi. Misalnya, perubahan
struktur organisasi dari vertical-fungsional menjadi matrix, horizontal-teamwork.
Perbedaan antara perubahan incremental vs perubahan radikal
penting yang ia anggap harus dibenahi terlebih dahulu saat itu, yaitu masalah
keuangan, masalah operasional dan masalah manajemen. Ketiga masalah ini
menunjukan adanya suatu hubungan dari suatu masalah pada masalah yang
lain, dan membawa keterpurukan Garuda Indonesia saat itu. Segera setelah ia
menyadari ketiga masalah ini, ia mengajak orang muda di Garuda Indonesia
untuk memotret masalah yang ada di masing-masing unit karena kelak mereka
akan menjadi change agents di Garuda Indonesia. Dengan pendekatan
konsepsional, sistematis, bertahap dan konsisten ia mulai melakukan
pembenahan pada Garuda Indonesia. Ia memulai perkembangan pada tubuh
Garuda Indonesia dengan program survival, yaitu menghentikan pendarahan
yang dapat mematikan Garuda Indonesia atau utang Garuda yang saat itu
sebesat 1,8 miliar dolar, posisi perpindahan kantor pun ia lakukan dengan tujuan
memudahkan pengawasan dan pengendalian. Selanjutnya Ia Menyadari apa
yang harus ia ubah pertama kali dalam Garuda Indonesia yaitu mengubah
paradigma berpikir yang hanya menganggap bahwa ini hanya sekedar bisnis
angkutan udara dan kedua ia merubah pelayanan yang harus diberikan lebih
pada konsumen, ketiga ia menerapkan norma bisnis secara utuh, keempat ia
memprioritaskan penerbangan domestik pada Garuda, kelima ia menggeser
segmentasi pasar ke kelas menengah keatas. Keenam ia membuang pola pikir
Garuda in Business yang berarti membuang sikap lama yang tidak berorientasi
pada bisnis. Ketujuh ia meningkatkan kerja team work pada Garuda Indonesia.
Kerja keras nya mulai membawa perubahan baik pada Garuda Hingga dalam 2
tahun berturut-turut Garuda memperoleh penghargaan The Most Punctual
Airline dari bandara di Amsterdam.
MANAJEMEN KRISIS
Manajemaen krisis biasanya dilakukan oleh perusahaan pada saat perusahaan
sudah memasuki masa krisis , yaitu saat perusahaan sudah mulai kehabisan
darah , energi ( reputasi dan motivasi ) . Pada tahap ini perusahaan sudah benar
- benar berada pada posisi berbahaya dan eksistensinya diragukan .
Ciri - ciri perusahaan yang berada dalam krisis adalah sebagai berikut
1 . Keadaan fisik tak terurus : lampu redup , seragam petugas lama tak
tergantikan ,Mobil tua dan lain - lain
2 . SDM : malas datang dan pulang seenaknya , pemimpin jarang hadir , banyak
terlihat tidak bekerja dan kongko - kongko , tenaga - tenaga yang bagus sudah
keluar
3 . Konflik : hampir setiap hari terdengar , dan perasaan resah dimana - mana
4 . Energi : hampir tidak ada
5 . Demo Karyawan : tinggi , rasa takut terkena PHK
Black & Gregersen (2002) membagi straregi perubahan menjadi tiga kategori,
yaitu:
Perubahan Antisipatif ( Anticipatory Change)
Inilah perubahan yang dilakukan pemimpin pasar. Ia menciptakan standarstandar baru. Tentu saja tidak semua orang mampu untuk melakukannya,
bahkan tingkat kesulitannya relatif tinggi. Meski begitu, biayanya dalam jangka
panjang relatif kecil. Perubahan ini mirip dengan Transformasi Manajemen yang
tampak pada titik A dalam Sigmoid Curve. Sebagai catatan, semakin jauh
seseorang melakukan perubahan secara antisipatif maka semakin besar
dilakukan kesalahan. Namun, semakin kuat posisi anda di pasar dan semakin
sering anda mendikte pasar maka semakin besar kemungkinan keberhasilannya.
Perubahan Reaktif ( Reactive Change)
Perubahan reaktif adalah perubahan yang sering dilakukan oleh pelaku usaha.
Anda bereaksi terhadap setiap kejadian dan merespon setiap hal yang baru
terjadi. Kadang anda tidak dapat merespon setiap signal yang masih belum jelas
betul kemana akan bermuara. Signal-signal itu masih akan dibentuk oleh ribuan
pihak, sampai mengkristal menjadi sesuatu yang jelas. Semakin tidak jelas
signal-signal itu maka semakin besar orang menunggu dan baru bereaksi setelah
jelas.
Perubahan Krisis (crisis Change)
Banyak orang membenci krisis dan berusaha menghindar darinya. Krisis idendtik
dengan korban, konflik, kdan kerusakam-kerusakan. Namun, sesungguhnya krisis
juga memberikan banyak peluang dan kesempatan bagi mereka yang berpikir
jernih dan berani. Pada saat krisis, mayoritas orang bertindak dengan penuh
keragu-raguan dan kacau. Orang-orang yang jernih dan punya keberanian akan
tampil mengambil kesempatan, memimpin, dan mengembalikan krisis pada
keteraturan.
Semua bentuk perubahan tersebut harus dikenal baik oleh para pemimpin
perubahan. Perubahan perlu dilakukan secara konseptual sehingga tidak
menyesatkan atau berhenti ditengah jalan. Pada setiap keadaan yang berbeda,
perlu meramu dan menerapkan strategi yang berbeda pula sesuai dengan situasi
dan kondisi saat itu.
Perusahaan Sepatu Nike yang tidak punya pabrik namun konsentrasi pada
pengembangan desai, pembangunan jaringan pemasaran dan brand image.
<!--[if !supportLists]-->2.<!--[endif]-->Berpikir Cepat
Berpikir cepat artinya fokus pada hal yang pokok dan mampu merespons dengan
cepat.
<!--[if !supportLists]-->3.<!--[endif]-->Pengambilan Keputusan yang Cepat
Berpikir cepat artinya memiliki kemampuan memproses informasi dengan cepat.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan seseorang menjadi lambat dalam
mengambil keputusan, diantaranya adalah:
<!--[if !supportLists]-->7.<!--[endif]-->Antisipatif
Salah satu sebab lambannya suatu respons dalam mengadapi suatu perubahan
adalah karena manusia gagal melakukan antisipasi. Manusia yang cinta
perubahan berorientasi ke masa depan. Mereka menggunakan memory masa
depan dan belajar dari hari esok (de Geus, 1997). Manusia-manusia ini bersifat
antisipatif, menarik keadaan yang diimpikan pada hari esok menjadi hari ini.
Mereka sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi di hari esok dengan
visi mereka. Mereka membuat persiapan sungguh-sungguh untuk menghadapi
hari esok. Mereka selalu bertanya : Apa yang akan terjadi dan apa yang harus
dilakukan bila kemarau tiba dan pasokan listrik dari PLN berkurang? Apa yang
akan terjadi kalau lingkungan fisik kita semakin hari semakin rusak? Apa yang
akan dilakukan kalau semua orang kota sudah pakai handphone? Apa yang harus
saya kerjakan kalau presiden yang terpilih bukan yang sekarang berkuasa?
Demikian seterusnya. Dengan bekerja antisipatif maka Anda bisa bekerja cepat
dan profesional, karena segala sesuatunya sudah dipersiapkan dengan baik.
- Tips untuk bersikap antisipatif
<!--[if !supportLists]-->1)<!--[endif]-->Biasakan melihat ke depan.
<!--[if !supportLists]-->2)<!--[endif]-->Pelajari kebiasaan-kebiasaan yang
berlaku, lihatlah apa yang selalu dilakukan orang (konsumen maupun staf Anda)
pada saat-saat tertentu, dan pikirkan sebelum semua itu terjadi lagi, apa yang
harus dilakukan.
<!--[if !supportLists]-->3)<!--[endif]-->Latih memory dan gerakan untuk
menangkap peluang-peluang itu dan berikan penghargaan pada siapa pun yang
bertindak responsif.
<!--[if !supportLists]-->4)<!--[endif]-->Buat early warning system
<!--[if !supportLists]-->8.<!--[endif]-->Kerja Sama Team
Anda tak dapat bergerak cepat, kecuali anda mempunyai the winning team yang
juga berorientasi pada nilai-nilai kecepatan. Dibawah ini tips untuk membentuk
The Winning Team :
1. Jangan terlalu ambisius dengan membentuk sebuah superteam
Superteam terdiri dari orang-orang super heba. Alih-alih memilih mereka, pilihlah
orang-orang yang mau bekerjasam, mau memberikan kontribusi yang saling
melengkapi. Orang-orang yang super cenderung tidak bisa bekerjasama dalam
team dam merasa bisa bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain.
2. Rekrut orang-orang yang komit terhadap kesempurnaan, memiliki standar
yang tinggi, memperhatikan detail, dan action oriented.
Jangan merekrut orang-orang yang mudah cemas dan memiliki banyak
persoalan pribadi, sebab ia akan membebani team dengan masalah-masalah
pribadinya.
Manusia-manusia lambat
Struktur dan desain organisasi yang kompleks sreta hierarkinya yang kaku bisa
melumpuhkan gerak orang, baik kreativitas maupun kecepatan geraknya.
Office Politics
Kultur organisasi suatu ketika bisa saja berubah menjadi sangat menyulitkan
bagi anda.