Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
WIDYASTUTI
LATAMANG
(141 2015
0080)
SUNARTI AMIR
(1412015 0098)
WIDA MINARTI
KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Disusun oleh:
WIDYASTUTI
LATAMANG
(141 2015
0080)
SUNARTI AMIR
(1412015 0098)
WIDA MINARTI
KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
memberikan
sumbangan
baik
materi
maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
ii
iii
iv
A.
B.
C.
1
5
5
6
7
7
20
22
23
21
3.1
3.2
Kesimpulan ................................................................................
Saran ..........................................................................................
Daftar Pustaka
21
22
.........................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi berasal dari perkataan Yunani psyche yang artinya jiwa, dan
logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata)
psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentag jiwa, baik mengenai macammacam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya. Dengan singkat disebut
Ilmu Jiwa.
Ahmadi, Abu. (2009). Psikologi Umum (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka
Cipta. h. 1
Psikologi adalah ilmu yang masih muda. Ia terpisah menjadi ilmu yang
berdiri sejak 1879, yaitu pada waktu didiriknnya laboratorium psikologi yang
pertama oleh Wilhelm Wundt (1832 - 1920) di Leipzig, Jerman.
Beberapa tokoh yang cukup dikenal antara lain John Locke,David Hume,
dan George Berkeley, Francis Bacon.Bagi John Locke, berpikir deduksi relatif
lebih rendah kedudukannya apabiladibandingkan dengan pengalaman indera
dalam pengembangan pengetahuan. Lebihlanjut ia berpendapat bahwa semua
fenomena dari pikiran kita yang disebut ide berasaldari pengamatan atau refleksi.
Inilah tesis dasar dari empirisme. Dengan tesis inilah,Locke mempergunakannya
sebagai titik tolak dalam ia menjelaskan perkembanganpikiran manusia.Selain
John Locke, Bacon juga berkesimpulan bahwa penalaran hanya berupaputusanputusan yang terdiri dari kata-kata yang menyatakan pengertian tertentu.Sehingga
bilamana pengertian itu kurang jelas maka hanyalah dihasilkan suatuabstraksi yang
tidak mungkin bagi kita untuk membangun pengetahuan di atasnya.Bacon beranggapan
bahwa untuk mendapatkan kebenaran maka akal budi bertitik pangkal pada
pengamatan inderawi yang khusus lalu berkembang kepada kesimpulanumum. Pemikiran
Bacon yang demikian ini, kemudian melahirkan metode berpikirinduksi. Dalam
pemikiran David Hume (1711-1776),
Ahmad Tafsir,Filsafat Umum, Akal dan Hati sejak Thales Sampai Capra
(Bandung: Remaja Rosdakarya,2003) hal. 173
Sejak awal pertumbuhan hingga pertengahan abad ke-19, psikologi lebih
banyak dikembangkan oleh para pemikir dan ahli-ahli filsafat, yang kurang
meladasi pengamatannya pada faktor konkret. Mereka lebih mempercayai
pemikiran filsafat, dan pertimbanagan-pertimbangan abstrak serta spekulatif.
Perkembanagan ilmu pengetahuan alam dan empiris pada abad ke 17
sampai ke-19
BAB II
PEMBAHASAN
korban yang fleksibel, dapat dibentuk dan pasif dari lingkungan, yang
menentukan tingkah lakunya.
Rahman, Saleh Abdul. (2004). Psikologi: Suatu Pengantar Dalam
Perspektif Islam. h. 35-36
B. Ciri-Ciri Utama Aliran Behaviorisme:
10
tentang
belajar.
Bahkan
American
Psychological
11
12
Psikologi Harmonik
Teori Instink
Sentimen
Teori Jiwa Kelompok (group mind)
Dalam
buku
Social
Psychology
(1909)
Mc.
Dougall
yang
mendasarinya,
khususnya
dalam
emosi.
13
Atas
dasar
pengamatannya
terhadap
bermacam-macam
14
15
membentuk ilmu jiwa baru, yaitu ilmu jiwa yang berdasarkan pada
ilmu pengetahuan alam dengan bukti-bukti nyata.
Pandangan Watson tentang psikologi adalah perbuatan dipandang
sebagai reaksi organisme hidup yakni reaksi terhadap perangsangan
daari luar. Reaksi-reaksi itu terdiri atas gerakan-gerakan yang tertentu
dan perubahan-perubahan dalam tubuh. Kesemuanya itu dapat
dinyatan sebagai objektif. Hanya perbuatanlah yang dapat diselidiki
secara positif.
Ahmadi, Abu. (2009). Psikologi Umum (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka
Cipta. h. 53
Pandangan Watson dapat diikuti dalam artikelnya yang berjudul
Psychology as the behaviorist views it dalam Phsycologycal review
tahun 1913. Dalam artikel tersebut Watson mengemukakan antara lain
tentang defenisi psikologi, kritiknya terhadap strukturalisme dan
fungsionalsme yang dipandang sebgai psikologi lama tentang
kesadaran.
Walgito Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. h. 82
Karya ini dan karya-karya berikutnya mempunyai pengaruh yang
besar sekali terhadap psikologi tradisional yang saat itu mementingkan kesadaran
Sarwono, Sarlito Wirawan. (1991). Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan
Tokoh-Tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang. h. 116
16
17
tersebut
diulangi
beberapa
kali.
Hingga
akhirnya
terbentuklah rasa takut pada tikus putih pada dari Albert. Atas dasar
eksperimen terebut, Watson berpendapat bahwa reaksi emosional
dapat dibentuk dengan konsioning. Rasa takut terebut dapat
dikembalikan lagi dengan keadaan semula dengan cara menghadirkan
tikus tersebut dengan setahap demi setahap pada situai yang
menyenangkan, misalnya pada waktu Albert makan, sehingga
terjadilah eksperimental enkstintion seperti halnya pada eksperimen
Pavlov.
Walgito Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. h. 83-84
18
19
mengemumuka
konsep
psykology
porvosis
dalam
B = f ( S, A ).
B berarti behaviour (tingkh laku)
f berarti fungsi
S berarti situasi
A berarti Antecedent, yaitu hal-hal yang mendahului
suatu situasi.
Jadi, tingkah laku adalah fungsi dari situasi dan hal-hal yang
mendahului situai tersebut. adapun tugas psikology menurut Tolman
adalah memperlajarin hubungan B dengan S dan A. dengan cara ini
Tolman berpendapat bahwa psikology dapat mencapat objektivitas
yang maksimum.
20
21
itu (respon ta
22
berbunyi, maka ini merupakan tanda bahwa ada orang yang akan
berbicara, maka ia perlu mengangkat telepon. ben ini adalah stimulus
deskriminasi, karena ia membedakan bahwa kapan telpon itu harus
diangkat.
Sarwono, Sarlito Wirawan. (1991). Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan
Tokoh-Tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang. h. 119-122
23
24
25
aliran ini antara lain Francis Bacon (1210-1292 M), Thomas Hobbes (1588-1679 M),
John Locke (1632-1704 M), David Hume (1711-1776 M), George Berkeley (16651753 M), Herbert Spencer (1820-1903 M), dan Roger Bacon (1214-1294 M).
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=98366&val=5094
bagus,
dan
sebagian
karena
kemashurannya
selaku
26
dihormati,termasuk
Adorno,
Horkheimer,
dan
Foucault.
Bacon
27
yang dimaksud
28
29
Tafsir, Ahmad., 2005. Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai
Capra. Bandung; PT Remaja Rosdakarya Offset.
Bagi locke, mula-mula rasio manusia harus dianggap sebagai
lembaran kertas putih (as a white paper) dan seluruh isinya berasal dari
pegalaman. Bagi locke, pengalaman ada dua: pengalaman lahiriah
(sensation) dan pengalaman batiniah (reflection). Kedua sumber
pengalaman ini menghasilkan ide-ide tunggal (simple ideas). Ruh manusia
bersifat sama sekali pasif dalam menerima ide-ide tersebut. Namun ruh
juga mempunyai aktivitas juga dengan menggunakan ide- ide tunggal
sebagai batu bangunan. Ruh manusiawi dapat membentuk ide majemuk
(complex ideas) misalnya idea substansi. Locke kemudian menyatakan
bahwa dunia luar memang ada substansi, tetapi tidak hanya mengenal
cirri-cirinya saja.
Praja, Juhaya S. (2008) aliran-aliran filsafat & etika edisi pertama h.110
4. George barkeley (1665-1753)
Sebagai penganut empirisme, barkeley mencanangkan teori yang
dinamakan immaterialisme atas dasar prinsip-prinsip empirisme, jika locke
masih menerima substansi-substansi di luar kita, maka barkeley
berpendapat bahwa sama sekali tidak ada substansi-substansi material,
yang ada hanyalah pengalaman dari ruh saja. Esse estpercipe (being is
being perceived) yang artinya dalam dunia material sama saja dengan ideide yang saya alami. Demikian pula menurut pemikiran barkeley, ide-ide
30
32
33
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Merujuk pada uraian singkat mengenai analogi di atas, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar)
adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua
yang dilakukan organisme termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan
dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa
perilaku
demikian
dapat
digambarkan
melihat
34
B. Saran
Demikianlah pembahasan mengenai Aliran Behaviorisme dan Aliran
Emperisme ini. Makalah ini tidak lebih hanyalah suatu kumpulan
pemikiran dan teori dari berbagai sumber. Kami menyadari malakah ini
masih jauh dari sempurna, maka saran dan kritik dari para pembaca sangat
kami harapkan. Semoga bermanfaat untuk para pembaca.
35
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu. (2009). Psikologi Umum (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka
Sarwono, Sarlito W. (2009). Pengantar Psikologi Umum (Edisi Pertama).
Editor: Eko A. Meinarno. Jakarta: Rajawali Pers.
Ahmad Tafsir,Filsafat Umum, Akal dan Hati sejak Thales Sampai Capra
(Bandung: Remaja Rosdakarya,2003)
Rahman, Saleh Abdul. (2004). Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif
Islam.
Walgito Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum
Sarwono, Sarlito Wirawan. (1991). Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan
Tokoh-Tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang
James, William, Pragmatism and the Meanning of Truth (Introduction by. A.J.
Ayer, Harvard University Press, Massachussets, 1978)
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/1960090119870
32-DIAN_USDIYANA/Tugas_Akhir.pdf
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=98366&val=5094
36
Tafsir, Ahmad., 2005. Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai
Capra. Bandung; PT Remaja Rosdakarya Offset
https://odevitaselly.wordpress.com/2013/03/28/aliran-aliran-filsafatempirisme/
37