Anda di halaman 1dari 32

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum


2.1.1 Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penelitian suatu sistem yang telah ada dengan
tujuan untuk merancang sebuah sistem baru atau memperbaiki sistem.
Mcleod (2001, p128). Ada enam tahap menganalisis sistem, Mcleod (2001,
p128) antara lain :
1. Mengumumkan penelitian sistem
Ketika perusahaan menerapkan sistem baru, manajemen bekerja sama
dengan pekerja perihal sistem baru tersebut.
2. Mengatur tim proyek
3. Mendefinisikan kebutuhan informasi
Melalui wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan dan
survei.
4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya
adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem.
5. Mempersiapkan rancangan proposal
Analisis sistem memberikan kesempatan bagi para manajer untuk
membuat keputusan terusan atau menghentikan untuk kedua kalinya.

6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek


Manajer dan komite pengarah sistem informasi manajemen mengevaluasi
usulan rancangan dan menentukan apakah memberi persetujuan atau
tidak.

2.1.2 Desain Sistem


Desain sistem atau Perancangan sistem adalah menentukan proses
dan data-data yang dibutuhkan untuk suatu sistem yang baru, jika sistem itu
berbasis komputer, maka perancangannya dapat menyertakan spesifikasi
peralatan yang akan digunakan. Mcleod (2001, p130).
Tahap perancangan sistem, Mcleod (2001, p130) antara lain :
1. Menyiapkan rincian rancangan sistem
Analisis bekerjasama dengan pengguna dan mendokumentasikan
rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dalam modul
teknis.
2. Mengidentifikasikan alternatif konfigurasi sistem
Analisis harus mengidentifikasikan konfigurasi peralatan komputer yang
akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan
pemrosesan.
3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analisis bekerjasama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif.
Salah satu yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem
memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

4. Memilih konfigurasi terbaik


Analisis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan
dengan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu
konfigurasi tunggal. Setelah selesai analisis membuat rekomendasi
kepada manajer untuk disetujui.
5. Menyiapkan pelaksanaan proposal
Analisis mempersiapkan uraian pelaksanaan proposal yang harus
dilakukan, manfaat yang diharapkan dan biaya.
6. Menyetujui atau menolak pelaksanaan sistem
Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya,
penerapan akan disetujui.

2.1.3 System Development Life Cycle (SDLC)


Menurut Turban (2003, p.463), System Development Life Cycle
(SDLC) atau Siklus Hidup Pengembangan Sistem adalah metode
pengembangan sistem tradisional yang digunakan sebagian besar organisasi
saat ini. SDLC adalah kerangka kerja (framework) yang terstruktur yang
berisi proses-proses sekuensial di mana sistem informasi dikembangkan.
Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak
digunakan adalah waterfall. Dengan siklus SDLC waterfall, proses
membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang
besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda. Dalam
sebuah siklus SDLC Waterfall, terdapat enam langkah. Jumlah langkah

SDLC Waterfall pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum
adalah sama. Langkah-langkah tersebut adalah :
1. Analisa sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang
berjalan
2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa
saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat
perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem
3. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan
desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem
informasi
4. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi
dengan menulis program yang diperlukan
5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah
dibuat
6. Implementasi

dan

pemeliharaan

sistem,

yaitu

menerapkan

memelihara sistem yang telah dibuat

Gambar 2.1 System Development Life Cycle Waterfall

dan

Siklus SDLC Waterfall dijalankan secara berurutan, mulai dari


langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah yang telah selesai
harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam
langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan
bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak
maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah
sebelumnya.
Adapun kelebihan dari SDLC Waterfall:
1. Proses-prosesnya mudah dipahami dan jelas
2. Mudah dalam pengelolaan proyek
-

Dokumen dihasilkan setiap akhir fase

Sebuah fase dijalankan setelah fase sebelumny selesai

3. Stuktur sistem jelas


4. Kondisi tepat SDLC Waterfall
-

Kebutuhan user telah sangat dipahami

Kemungkinan terjadinya perubahan kebutuhan user kecil

2.1.4 Database Life Cycle (DBLC)

Gambar 2.2 Database Life Cycle, Connoly (2005, p.284)

2.1.4.1 Database Planning


Database Planning adalah aktifitas manajemen untuk
merealisasikan tahapan Database Application Lifecycle secara efektif
dan efisien. Connoly (2005,p.285)
2.1.4.2 System Definition
System

Definition

bertujuan

untuk

menjelaskan ruang

lingkup dan batas-batas dari aplikasi database dan pandangan utama


dari pengguna. Connoly (2005, p.286)

2.1.4.3 Requirement Collection and Analysis


Requirement Collection and Analysis merupakan proses
pengumpulan dan menganalisis informasi tentang organisasi yang
didukung oleh aplikasi database dan menggunakan informasi tersebut
untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna untuk sistem yang baru.
Connoly (2005, p.288)
Ada tiga pendekatan utama untuk mengelola kebutuhan sistem
database dengan pandangan beberapa pengguna antara lain sebagai
berikut :
1. The Centralized Approach
2. The View Integration Approach
3. Gabungan antara Centralized dan View Integration Approach
2.1.4.4 Database Design
Database Design adalah proses membuat desain yang akan
mendukung operational dan tujuan perusahaan untuk sistem database
yang dibutuhkan. Connoly (2005, p.291)
Ada tiga fase dalam membuat desain database, antara lain :
1. Conceptual Database Design
Conceptual Database Design adalah proses pembuatan model
yang berasal dari informasi yang digunakan pada perusahaan,
terpisah dari semua pertimbangan fisikal. Connoly (2005, p.293)
Conceptual Database Design melalui 8 tahapan Connoly (2005,
p.440), antara lain :

a. Mengidentifikasi tipe entitas


Langkah pertama untuk membuat data model ini adalah
dengan menjelaskan objek utama yang menarik bagi user.
Objek-objek ini adalah tipe entitas. Salah satu metode untuk
mengidentifikasi entitas adalah dengan memeriksa spesifikasi
kebutuhan user. Metode lain yaitu dengan mencari objek yang
memiliki keberadaan pada kenyataan.
b. Mengidentifikasi tipe relasi
Mengidentifikasi semua relasi dengan melihat spesifikasi
kebutuhan user yang merupakan noun (kata benda).
c. Mengidentifikasi dan menghubungkan attribut dengan entitas
atau relasi
Langkah selanjutnya yaitu mencari noun dan noun phrase
yang spesifik untuk kebutuhan perusahaan atau dengan cara
konsulatasi kepada perusahaan mengenai hubungan tersebut.
d. Menentukan domain attribut
Bertujuan untuk menjelaskan domain dari semua atribut yang
ada pada model dimana sebuah domain merupakan kumpulan
dari nilai yang dimiliki oleh atribut.
e. Menentukan candidate, primary, dan alternate key
Langkah ini adalah mengidentifikasi candidate key untuk
entity dan kemudian memilih salah satunya sebagai primary
key dan yang lain dianggap sebagai alternate key.

f. Memeriksa redundancy model


Melakukan pemeriksaan data model konseptual lokal dengan
fokus apakah masih ada redundancy dan menghapusnya jika
ada.
g. Memvalidasi konseptual model dengan transaksi user
Pada tahap ini, telah didapat model data konseptual yang
merepresentasikan kebutuhan perusahaan. Namun, tujuan
langkah ini adalah untuk memeriksa dan memastikan apakah
model tersebut memenuhi transaksi yang dibutuhkan.
h. Meninjau kembali konseptual data model dengan user
Model data konseptual ini mencakup sebuah ER Diagram dan
dokumentasi yang dapat menjelaskan mengenai data model,
dan apabila terdapat anomaly, harus dilakukan perubahan atau
bahkan mengharuskan pengulangan dari langkah-langkah
sebelumnya.
2. Logical Database Design
Logikal Database Design adalah proses pembuatan model yang
berasal dari informasi yang digunakan dalam perusahaan yang
berdasarkan model data tertentu, tetapi independen pada Database
Management System (DBMS) utama dan pertimbangan aspek fisik
yang lain. Connoly (2005, p.294)
Logical database design melalui 7 tahapan Connoly (2005,
p.440), antara lain:

a. Membuat relasi untuk logikal data model


Pada tahap ini, didapatkan relasi data model logikal untuk
merepresentasikan entitas, relasi dan atribut. Komposisi pada
setiap relasi digambarkan dengan menggunakan Database
Definition Language untuk relational database. Relasi
didapatkan dari struktur-struktur yang mungkin terjadi pada
data model konseptual, yaitu :
One-to-one (1:1) binary relationship types
One-to-many (1:*) binary relationship types
One-to-one (1:1) recursive relationship types
Many-to-many (*:*) binary relationship types
Weak entity types
Strong entity types
Tipe relationship yang komplek
Atribut yang multy-valued
Superclass/subclass relationship types
b. Memvalidasi relasi dengan normalisasi
Proses

validasi

menggunakan

grup-grup

aturan

atribut

normalisasi

pada
dimana

setiap
tujuan

relasi
dari

normalisasi adalah untuk memastikan bahwa sekumpulan


relasi memiliki atribut yang minimal namun mencukupi utnuk
mendukung kebutuhan data perusahaan.

c. Memvalidasi relasi dengan transaksi user


Bertujuan untuk memvalidasi data model logikal untuk
memastikan bahwa model tersebut mendukung transaksi yang
dibutuhkan, yang telah dirinci pada spesifikasi kebutuhan
user.
d. Memeriksa integrity constraint
Integrity constraints adalah constraint yang diharapkan untuk
diberlakukan demi menjaga database terhindar dari ketidak
akuratan, inconsistent dan tidak selesai.
e. Meninjau logikal data model dengan user
Pada tahap ini data model logikal seharusnya sudah lengkap
dan didokumentasikan secara penuh. Namun, user tetap
diminta untuk meninjau data model logikal dan memastikan
bahwa model data yang dibuat telah merepresentasikan
kebutuhan data perusahaan.
f. Menggabungkan logikal data model ke dalam global data
model
Proses ini hanya diperlukan untuk mendesain database dengan
pandangan user yang banyak diatur dengan menggunakan
pendekatan integrasi view. Data model logikal lokal
merepresentasikan satu atau banyak tapi tidak semua
pandangan user pada database sementara data model logikal
global merepresentasikan semua pandangan user pada
database.

g. Memeriksa untuk pertumbuhan masa datang


Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan apakah ada
perubahan yang penting pada masa depan yang diperkirakan
dan untuk menilai apakah data model logikal tersebut dapat
menyesuaikan perubahan yang terjadi.
3. Physical Database Design
Physical Database Design adalah proses yang menghasilkan
deskripsi implementasi database pada penyimpanan sekunder,
mendeskripsikan relasi dasar, organisasi file dan indeks yang
digunakan untuk mencapai akses yang efisien kepada data serta
batasan integritas dan ukuran keamanan. Connoly (2005, p.294)
Physical database design melalui 6 tahapan Connoly (2005,
p.441), yaitu :
a. Penerjemahan

logikal

data

model

dalam

Database

Management System (DBMS)


b. Pertama, penerjemahan dari relasi pada data model logikal
kepada sebuah bentuk yang dapat diimplementasikan pada
target relational Database Management System (DBMS).
Bagian ini diperlukan perbandingan antara informasi yang
telah didapatkan pada desain

logikal

database dan

dokumentasi pada kamus data dengan informasi yang didapat


selama pengumpulan kebutuhan dan tahap analisis dan
dokumen

spesifikasi

system.

Kemudian

menggunakan

informasi tersebut untuk memproduksi desain dari relasi


dasar.
c. Perancangan organisasi file dan indeks
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menetapkan organisasi
file yang optimal untuk menyimpan relasi dasar dan indeks
yang dibutuhkan untuk mencapai performa yang diinginkan.
Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah :

Menganalisis transaksi

Memilih indeks

Mengestimasi kebutuhan disk space

Memilih organisasi file

d. Perancangan user view


Tujuan dari langkah ini adalah untuk mendesain pandangan
user yang diidentifikasikan selama pengumpulan kebutuhan
dan tahap analisis pada Database System Development
Lifecycle.
e. Perancangan mekanisme keamanan
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mendesain mekanisme
keamanan untuk database seperti yang telah dispesifikasi oleh
user selama tahap pengumpulan dan kebutuhan pada
Database System Development Lifecycle.

f. Pertimbangan pengenalan pengawasan redudancy


Tujuan dari langkah ini adalah untuk menetapkan apakah
redundancy yang terkontrol dengan aturan normalisasi akan
meningkatkan peforma dari sistem.
g. Pemantauan dan pengaturan system operasional
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memantau sistem
operasional dan meningkatkan peforma dari sistem untuk
membetulkan desain yang tidak cocok atau mencerminan
perubahan kebutuhan.
2.1.4.5 DBMS Selection
Database Management System (DBMS) Selection adalah
pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung aplikasi database.
Connoly (2005, p.295)
2.1.4.6 Application Design
Application Design adalah perancangan user interface dan
program aplikasi yang menggunakan dan melakukan proses terhadap
database. Connoly (2005, p299)
2.1.4.7 Prototyping
Prototyping adalah membuat model kerja suatu aplikasi
database. Connoly (2005, p.304)
2.1.4.8 Implementation
Implementation adalah perwujudan fisik dari database dan
desain aplikasi. Connoly (2005, p.304)

2.1.4.9 Data Conversion and Loading


Data Conversion and loading adalah pemindahan data yang
ada ke dalam database yang baru dan mengkorvesikan aplikasi yang
ada agar dapat menggunakan database yang baru. Connoly (2005,
p.305)
2.1.4.10 Testing
Testing adalah proses menjalankan sistem database dengan
tujuan untuk menemukan kesalahan yang ada. Connoly (2005, p.305)
2.1.4.11 Operational Maintenance
Operational Maintenance adalah proses dari pengawasan dan
penjagaan sistem database mengikuti instalasi. Connoly (2005,
p.306)

2.1.5 Flowchart
2.1.5.1 Definisi Flowchart
Flowchart adalah penyajian yang sistematis tentang proses dan
logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara
grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu
program. Flowchart menolong analis dan programmer untuk
memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan
menolong

dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam

pengoperasian. Anharku (2012).

2.1.5.2 Simbol-Simbol Flowchart


Simbol-simbol yang terdapat dalam flowchart, antara lain :

Gambar 2.3 Simbol-simbol Flowchart

2.1.6 Normalisasi
2.1.6.1 Pengertian Normalisasi
Normalisasi

adalah

sebuah

teknik

untuk

memproduksi

seperangkat hubungan dengan property yang diinginkan, memberikan


kebutuhan data dari sebuah perusahaan. Connoly (2005, p.388)
Karakteristik dari seperangkat relasi adalah :
1. Atribut dengan jumlah terkecil penting untuk memenuhi
mendukung kebutuhan data pada sebuah perusahaan.
2. Atribut

dengan

hubungan

logical

terdekat

(functional

dependency) ditemukan di relasi yang sama.


3. Redundancy minimal dimana setiap atribut direpresentasikan
hanya sekali dengan pengecualian penting dari atribut yang
membentuk semua atau sebagian dari foreign key, yang penting
untuk menggabungkan relasi yang berhubungan.
2.1.6.2 Proses Normalisasi
Proses normalisasi terbagi atas, Connoly (2005, p.401). :
y

Unnormalized Form(UNF)
Unnormalized Form adalah sebuah tabel yang berisikan satu atau
lebih kelompok yang berulang

First Normal Form(1NF)


First Normal Form adalah sebuah relasi dimana persimpangan
setiap baris dan kolom nya hanya mengandung satu nilai.
y

Second Normal Form(2NF)

Second Normal Form adalah sebuah relasi yang ada di First


Normal Form dan dimana setiap atribut yang non primary key
bergantung fungsional penuh terhadap primarykey.
y

Third Normal Form(3NF)


Third Normal Form adalah sebuah relasi yang ada pada First dan
Second Normal Form dan dimana tidak adanya attribut yang non
primary key tergantung fungsional terhadap pada non primary
key.

Boycode-Codd Normal Form (BCNF)


Boycode-Codd Normal Form adalah sebuah relasi di BCNF, jika
dan hanya jika, setiap determinannya adalah satu candidate key.

2.1.7 Entity Relationship Modeling


2.1.7.1 Tipe Entitas
Tipe entitas adalah kumpulan objek-objek dengan sifat yang
sama yang dapat diidentifikasi oleh perusahaan yang mempunyai
eksistensi independen. Conolly (2005, p343)
2.1.7.2 Tipe Relasi
Tipe relasi adalah kumpulan keterhubungan yang mempunyai
arti antara tipe entitas yang ada. Conolly (2005, p347)
2.1.7.3 Attribut
Attribut adalah sifat-sifat dari sebuah entittas atau tipe relasi.
Conolly (2005, p350)
Karakteristik dari attribute terbagi atas :

1. Attribut Domain
Attribut Domain adalah himpunan nilai yang di perbolehkan
untuk satu atau lebih attribut.
Attribut domain terbagi atas:
Simple Attribut adalah attribut yang terdiri atas satu komponen
tunggal dengan keberadaan yang independen dan tidak dapat
dibagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
Composite Attribut adalah attribut yang terdiri atas beberapap
komponen,

dimana

masing-masing

komponen

memiliki

keberadaan yang independen.


Single-Value Attribut adalah attribut yang mempunyai nilai
tunggal untuk setiap kejadian.
Multi-Value Attribut adalah attribut yang mempunyai beberapa
nilai satu atau beberapa attribut lainnya dan tidak harus berasal
dari satu entitas.
2.1.7.4 Keys
Candidate Key adalah jumlah minimal attribut yang dapat
mengidentifikasikan setiap kejadian atau record secara unik.
Primary Key adalah Candidate Key yang dipilih untuk
mengidentifikasikan setiap kejadian atau record dari suatu entitas
secara unik.
Composite Key adalah Candidate Key yang terdiri atas dua
atau lebih attribut.

2.1.7.5 Strong and Weak Entity Type


Strong Entity Type adalah entitas yang keberadaannya tidak
bergantung pada entitas lain.
Weak Entity Type adalah entitas yang keberadaannya
bergantung kepada entitas lain.

2.2 Teori Khusus


2.2.1 Internet
Internet merupakan sebuah jaringan komputer yang bersifat global.
Deitel & Deitel (2003, p.12). dikembangkan ditahun 1960-an dengan dana
yang disediakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Pada
awalnya, internet dirancang untuk menghubungkan sistem komputer utama
dari beberapa universitas dan organisasi penelitian. Saat ini, internet dapat
diakses lebih dari 1 miliar komputer dan peralatan komputer pengendali
secara luas.
Pengenalan World Wide Web memungkinkan pengguna komputer
untuk mencari dan melihat dokumen apa saja berbasis multimedia melalui
internet.
2.2.1.1 Keuntungan Internet
Keuntungan yang bisa didapatkan melalui penggunaan internet
Dietel & Dietel (2003, p.12) , antara lain:
1. Membuat pekerjaan kita menjadi lebih mudah
2. Membuat informasi secara instant dan mudah diakses secara luas

3. Memungkinkan

individu

dan

bisnis

lokal

kecil

untuk

memperkenalkan bisnisnya kepada dunia


4. Mengubah cara suatu bisnis dijalankan
5. Masyarakat luas dapat mencari harga terbaik dari produk atau
layanan secara virtual
6. Para peneliti dapat secara cepat menyadari penemuan/isu terbaru

2.2.2 World Wide Web (WWW)


World Wide Web didefinisikan sebagai sistem interkoneksi komputer
internet (disebut server) yang mendukung dokumen-dokumen berformat
multimedia Williams/Sawyer (2007, p.17).
Proses yang terjadi ketika www bekerja yaitu :
1. Informasi web disimpan dalam dokumen yang disebut dengan halamanhalaman web
2. Web page adalah file-file yang disimpan dalam komputer yang disebut
dengan server-server web
3. Komputer-komputer membaca halaman web disebut sebagai web client
4. Web client menampilkan halaman dengan menggunakan aplikasi yang
disebut dengan browser web (web browser)
5. Browser web yang populer adalah Mozilla Firefox dan Internet Explorer

2.2.3 PHP
PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor adalah bahasa
pemrograman web server-side yang bersifat open source. Anhar, ST. (2010,
p.3)
PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada
pada server (server side HTML embedded scripting).
PHP adalah script yang digunakan untuk membuat suatu halaman
website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat
saat halaman itu diminta oleh client atau dinamis artinya pengunjung web
dapat memberikan komentar saran/masukan pada website kita. Website yang
kita buat menjadi lebih hidup karena ada komunikasi antara pengunjung dan
kita sebagai webmasternya. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang
diterima client selalu yang terbaru/up to date. Semua script PHP dieksekusi
pada server di mana script tersebut dijalankan.
Untuk sejarahnya PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lesdorf pada
tahun 1995, yang diberi nama FI (Form Interpreted) dan digunakan untuk
mengelola form dari Web. Pada perkembangannya, kode tersebut dirilis ke
umum sehingga mulai banyak dikembangkan oleh programmer di seluruh
dunia.

2.2.4 MySQL
MySQL (My Structure Query Language) adalah sebuah perangkat
lunak sistem manajemen basis data SQL (Database Management System)

atau DBMS dari sekian banyak DBMS, seperti Oracle, MS SQL, Postagre
SQL, dan lain-lain. Anhar, ST. (2010, p.21)
MySQL berfungsi untuk mengolah database menggunakan bahasa
SQL. MySQL bersifat open source sehingga kita bisa menggunakannya
secara gratis. Pemrograman PHP juga sangat mendukung/support dengan
database MySQL.
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki MySQL dari pada DBMSDBMS lainnya, antara lain adalah :
1. MySQL dapat berjalan dengan stabil pada berbagai sistem operasi,
seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, dan lainlain.
2. Bersifat Open Source, MySQL didistribusikan secara open source
(gratis), di bawah lisensi GNU General Public Licence (GPL).
3. Bersifat Multiuser, MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam
waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah.
4. MySQL memiliki kecepatan yang baik dalam menangani query (perintah
SQL). Dengan kata lain, dapat memproses lebih banyak SQL per satuan
waktu.
5. Dari segi security atau keamanan data, MySQL memiliki beberapa
lapisan sekuriti, seperti level subnet mask, nama host, dan izin akses user
dengan sistem perizinan yang mendetail serta password yang terenkripsi.
6. Selain itu MySQL bersifat fleksibel dengan berbagai pemrograman,
MySQL juga memiliki interface (antarmuka) terhadap berbagai aplikasi

dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application


Programming Interface)

2.2.5 Apache
Apache merupakan tujuan dari web server yang dikeluarkan oleh
NSCA, yaitu NSCA HTTPd sekitar tahun 1995-an.
Richardus dan bambang (2002, p3).
Pada dasarnya apache adalah "A PatCHy" (patch) dan pengganti dari
NSCA HTTPd.apache berada dibawah GNU (General Public Licensi) yang
bersifat free sehingga apache dapat di download gratis pada alamat
http://apache.org. Saat ini, apache banyak digunakan sebagai web server
untuk portal-portal besar. Adapun pertimbangan dalam memilih apache
adalah: apache termasuk kedalam software gratis, instalasi apache sangat
mudah.
Mampu beroperasi pada banyak platform sistem opersai, seperti AUX
3.1 BSDI 2.0, free BSD 2.1 Hp-UX 9.07, IRIX 5.3, Linux, SolarisX86,
Windows dan lain-lain.

2.2.6 Security
2.2.6.1 Security Internet
Internet merupakan sebuah jaringan komputer yang sangat
terbuka di dunia, konsekuensi yang harus di tanggung adalah tidak
ada jaminan keamanan bagi jaringan yang terkait ke Internet. Artinya
jika operator jaringan tidak hati-hati dalam menset-up sistemnya,

maka kemungkinan besar jaringan yang terkait ke Internet akan


dengan mudah dimasuki orang yang tidak di undang dari luar. Adalah
tugas dari operator jaringan yang bersangkutan, untuk menekan resiko
tersebut seminimal mungkin. Pemilihan strategi dan kecakapan
administrator jaringan ini, akan sangat membedakan apakah suatu
jaringan mudah ditembus atau tidak.
Firewall

merupakan

alat

untuk

mengimplementasikan

kebijakan security (security policy). Sedangkan kebijakan security,


dibuat berdasarkan perimbangan antara fasilitas yang disediakan
dengan implikasi security-nya. Semakin ketat kebijakan security,
semakin kompleks konfigurasi layanan informasi atau semakin sedikit
fasilitas yang tersedia di jaringan. Sebaliknya, dengan semakin
banyak fasilitas yang tersedia atau sedemikian sederhananya
konfigurasi yang diterapkan, maka semakin mudah orang orang 'usil'
dari luar masuk kedalam sistem (akibat langsung dari lemahnya
kebijakan security).
2.2.6.2 Security Database
SQL injection adalah jenis aksi hacking pada keamanan
komputer di mana seorang penyerang bisa mendapatkan akses ke
basis data di dalam sistem. SQL injection yaitu serangan yang mirip
dengan serangan XSS dalam bahwa penyerang memanfaatkan
aplikasi vektor dan juga dengan Common dalam serangan XSS.
SQL injection exploits dan sejenisnya adalah hasil interfacing
sebuah bahasa lewat informasi melalui bahasa lain. Dalam hal SQL

injection, sebuah bahasa pemrograman seperti PHP atau Perl


mengakses database melalui SQL query. Jika data yang diterima dari
pengguna akhir yang dikirim langsung ke database dan tidak disaring
dengan benar, maka yang penyerang dapat menyisipkan perintah SQL
nya sebagai bagian dari input.
Setelah dijalankan pada database, perintah ini dapat
mengubah, menghapus, atau membeberkan data sensitif. Lebih parah
lagi jika sampai ke sistem eksekusi kode akses yaitu mematikan
database itu sendiri, sehingga tidak bisa memberi layanan kepada web
server.

2.2.7 CSS (Cascading Style Sheet)


2.2.7.1 Definisi CSS (Cascading Style Sheet)
CSS merupakan singkatan dari Cascading Style Sheet.
Kegunaannya adalah untuk mengatur tampilan dokumen HTML,
contohnya seperti pengaturan jarak antar baris, teks, warna dan format
border bahkan penampilan file gambar.
CSS

dikembangkan

oleh

W3C,

organisasi

yang

mengembangkan teknologi internet. Tujuannya untuk mempermudah


proses penataan halaman web.
CSS hanyalah berupa kumpulan script yang tujuannya bukan
untuk menggantikan HTML, melainkan pelengkap agar dokumen
HTML bisa tampil lebih cantik dan dinamis.

2.2.7.2 Sintaks Kode CSS (Cascading Style Sheet)


Cara penulisan sintaks kode CSS secara umum terdiri atas
komposisi berikut ini:
Selector { Property : Value }
Selector merupakan tag HTML atau elemen (class / ID) yang
dipilih,
Property adalah attribute yang ingin anda atur nilainya.
Value merupakan nilai dari property, bias berupa angka atau teks.
Nilai property atau value didefinisikan dengan tanda : dan
pendefinisian property / attribute berada dalam tanda kurung { dan
}.

2.2.8 Penjualan
2.2.8.1 Sistem Penjualan Kredit
Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau
jasa, baik secara kredit maupun secara tunai.
Kegiatan penjualan secara kredit ditangani oleh perusahaan
melalui sistem penjualan kredit. Mulyadi (2001, p.211).
2.2.8.2 Sistem Penjualan Tunai
Kegiatan penjualan secara tunai ditangani oleh perusahaan
melalui sistem penjualan tunai.

Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa diserahkan


oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas
dari pembeli. Mulyadi (2001, p.211).
2.2.8.3 Fungsi yang Terkait Dalam Sistem Penjualan Kredit
Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit antara lain,
mulyadi (2001, p.211) :
1. Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari
pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan
informasi yang belum ada pada surat order, meminta otorisasi
kredit, menentukan tanggal penerimaan, dari gudang mana barang
akan dikirim, mengisi surat order pengiriman.
2. Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit
pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada
pelanggan.
3. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan
menyiapkan

barang

yang

dipesan

oleh

pelanggan

serta

menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.


4. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas
dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi
penjualan.

5. Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan
faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy
faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh
fungsi akuntansi.
6. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul
dari transaksi penjualan kredit dan mengirimkan pernyataan
piutang kepada para debitur, serta mebuat laporan penjualan.

2.2.8.4 Informasi yang Diperlukan Oleh Manajemen


Informasi yang diperlukan oleh manajemn dari kegiatan
penjualan kredit antara lain, Mulyadi (2001, p.213) :
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau
kelompok produk selama jangka waktu tertentu
2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan
kredit
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu
tertentu
4. Nama dan alamat pembeli
5. Kuantitas produk yang dijual
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan
7. Otoritasi pejabat yang berwenang

2.2.9 Sistem Pembelian


2.2.9.1 Definisi Sistem Pembelian
Sistem

pembelian

digunakan

dalam

perusahaan

untuk

pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Transaksi


pembelian dapat digolongkan menjadi 2 yaitu : pembelian lokal dan
impor. Mulyadi (2001, p.299)
2.2.9.2 Fungsi yang Terkait Dalam Sistem Pembelian
Fungsi yang terkait dalam sistem pembelian antara lain,
Mulyadi (2001, p.299) :
1. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan
pembelian sesuai dengan persediaan yang ada di gudang dan
menyimpan barang yang diterima oleh fungsi penerimaan.
2. Fungsi Pembelian
Fungsi ini bertanggung jawab untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang, menentukan kuantitas pemasok yang
dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order
pembeliaan kepada pemasok yang dipilih.
3. Fungsi Penerimaan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemerikasaan
terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari
pemasok untuk menentukan bisa atau tidaknya barang diterima
oleh perusahaan.

4. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab mencatat transaksi pembelian
kedalam bukti kas keluar dan menyiapkan arsip dokumen.

2.2.10 Pelayanan
2.2.10.1 Definisi Pelayanan
Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler
2002, p83).
Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu
produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya
kepuasan pada konsumen itu sendiri.
Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi
pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi.

2.2.10.2 Karakteristik Pelayanan


Beberapa aspek yang perlu dicermati karyawan dalam
memberikan pelayanan kepada konsumen, agar dapat memberikan
kepuasan (Tjiptono 2005, p117) adalah sebagai berikut :
a. Suasana lingkungan yang bisa membuat konsumen nyaman dan
senang.

b. Pelatihan dan pengembangan serta pemberdayaan karyawan agar


dapat memahami dan menangani respon emosional pelanggan.
c. Sistem penanganan keluhan yang responsif, empatik, fair, dan
efektif.
d. Menggunakan pendekatan komunikasi berbeda untuk kategori
individu yang berlainan.
e. Menawarkan nilai sosial dan emosional tertentu.
f. Mendirikan kelompok konsumen eksklusif yang mengelola
aktivitas khusus.
g. Menerapkan pengalaman untuk menciptakan kegembiraan kepada
konsumen.

Anda mungkin juga menyukai