Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN DEPARTEMEN MANAJEMEN

MONEY
Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah
CLINICAL STUDY II

Disusun Oleh:
KELOMPOK 4A dan 4B
K3LN
Ifmi Nurul Hidayah

115070201131005

Masita Widiyani

115070201131006

Adinda Mawada Rahma

115070201131007

I Ketut Yoga Sedana

115070201131008

Anissa Maydinah

115070201131009

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN K3LN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga
merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang
dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit
selalu berkembang sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran, sehingga biaya operasionalnya pun semakin berkembang
pula.
Pada tahun 2005 dikeluarkan PP No. 23/2005 dan Permendagri No
61/2007 yang mengatur tentang pengelolaan keuangan pada BLU dimana
semua Rumah Sakit pemerintah harus berubah statusnya menjadi BLU/BLUD.
Aturan ini menjadi landasan hukum bagi RS pemerintah untuk lebih otonom
dibidang keuangan. Dengan demikian, prinsip efisiensi harus menjadi bagian dari
sistem manajemen. Ini juga menjadi starting point untuk meningkatkan sistem
manajemen di rumah sakit pemerintah dalam pengelolaan yang lebih berjiwa
entrepreneurship dengan menerapkan konsep bisnis secara sehat. (PERSI,
2005)
Mengingat pentingnya fungsi manajemen dalam menjamin kelancaran
pelayanan dan keberhasilan dalam pemberian pelayanan prima, maka konsep
manajemen keparawatan perlu diwujudkan secara nyata dalam tatanan praktek
guna menjamin efisiensi, efektifitas, dan kualitas pelayanan keperawatan yang di
berikan kepada klien.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana hasil pengkajian Keuangan, analisis SWOT, dan penentuan
prioritas masalah serta strategi penyelesaian masalah di Ruang
Kemuning Rumah Sakit paru Batu ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa memahami tentang analisis SWOT, manjemen keuangan
1.3.2

ruangan
Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian 5M Money di Ruang


Kemuning Mawar RS Paru Batu
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan Money manajemen
keperawatan yang ada di Ruang Kemuning Mawar RS Paru Batu
c. Mahasiwa

mampu

menentukan

prioritas

permasalahan yang teridentifikasi.

BAB II
GAMBARAN UMUM

masalah

berdasarkan

2.1 Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Umum Batu


Keberadaan Rumah Sakit Paru Batu didirikan sejak tahun 1912 pada masa
penjajahan Belanda dengan pelayanan Rawat Jalan untuk penyakit paru yang
berlokasi di Kota Batu. Selanjutnya pada tahun 1934 tepatnya tanggal 20 Maret
1934 dibuka ruang perawatan (Rawat Inap) yang diresmikan oleh Mas Soemarto
(Patih Kabupaten Malang), JA Seven (Poning Master),de Ruyter de Wild (Voorith
Bob) dan dikenal dengan nama Sanatorium. Pada masa penjajahan Belanda
Rumah Sakit Paru Batu dikuasai oleh Pemerintah Belanda dan dijadikan Rumah
Sakit Belanda. Setelah Indonesia Merdeka Rumah Sakit Paru Batu diserahkan
ke Pemerintah Republik Indonesia khususnya Pemerintah Propinsi Jawa Timur.
Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 37 Tahun 2000
dan Keputusan Gubernur Nomor 26 Tahun 2002 Rumah Sakit Paru ditetapkan
sebagai salah satu Unit Pelaksana Tehnis (UPT) Dinas Kesehatan Propinsi Jawa
Timur yang berlokasi di Kota Batu yang secara geografis terletak didaerah
dataran tinggi dengan ketinggian 7001.100 m dari permukaan air laut dengan
kemiringain 0450 C. Rumah Sakit Paru Batu memiliki luas tanah 41.490 m2 dan
luas lahan bangunan 12.344 m2 dan masih ada tanah kosong seluas 29.146
m2 yang memungkinkan untuk mengembangkan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
YM.02.04.3.3.3228 Pada tanggal 4 Juli 2007 diberikan Ijin penyelenggaraan
Rumah Sakit Khusus dengan nama Rumah Sakit Paru Batu dan pada
tangaal 29 Desember 2009 Nomor : 118/259/kpps/013/2009 Rumah Sakit Paru
Batu di tetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) berstatus BLUD
penuh serta tahun 2011 penetapan akreditas 5 pelayanan. Lokasi Rumah Sakit
Paru Batu berada di jalur transportasi dan komunikasi yang mudah dijangkau
masyarakat sehingga dapat mendorong pihak rumah sakit untuk memberikan
pelayanan dengan cepat dan mudah untuk mengembangkan pelayanan serta
meningkatkan mutu pelayanan. Namun untuk CT Scan pasien harus dirujuk ke
RS yang memiliki CT Scan misalnya RS Baptis. Disana juga tersedia komite
keperawatan.
RSP Batu merupakan RS milik pemerintah yang memberikan pelayanan
kesehatan pada 4 bagian besar (bagian Anak, Penyakit Dalam, Bedah,
Kebidanan dan Kandungan) serta beberapa bagian kecil (Syaraf, Radiologi dll).
Jumlah pasien yang berkunjung juga cukup banyak. Dalam pendidikan RSP Batu
telah digunakan sebagai wahana pendidikan bagi perawat. Mengingat RSP Batu

belum terakreditasi sebagai RS Pendidikan. Kepaniteraan Klinik yang dilakukan


FKUB sistemnya terdiri dari; kegiatan tahap pertama adalah orientasi Rumah
Sakit dan pengenalan kasus pasien.
Jumlah tenaga perawat di RSP Batu sebanyak 81 orang, S1 berjumlah 10
orang, D4 berjumlah 2 orang, D3 berjumlah 65 orang, Perawat gigi 2 orang, dan
perawat pembantu 4 orang. Saat ini RS sedang merekrut perawat dan sedang di
tes di berbagai ruangan. Ada juga perawat yang sedang profesi di RSP batu yaitu
institusi dari Stikes Kepanjen dan dari Keperawatan FK Universitas Brawijaya.
.
2.2 Profil RSP Batu
RS Paru Batu adalah rumah sakit negeri kelas B. Rumah sakit ini mampu
memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. Rumah
sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten.
a.

Rumah Sakit ini Lebih Besar


Tempat ini tersedia 104 tempat tidur inap, lebih banyak dibanding setiap
rumah sakit di Jawa Timur yang tersedia rata-rata 53 tempat tidur inap.

b.

Jumlah Dokter Tersedia


Sedikit
Dengan 27 dokter, rumah
sakit

ini

tersedia

lebih

sedikit dibanding rata-rata


rumah sakit di Jawa Timur.
c.

Perlayanan

Inap

Termasuk Kelas Tinggi


18 dari 104 tempat tidur
di rumah sakit ini
berkelas VIP keatas.
d.

Jumlah Dokter Sedikit


RS Paru Batu tersedia 27 dokter, sama dengan rumah sakit tipikal di Jawa
Timur, tapi 8 lebih sedikit daripada rumah sakit tipikal di Jawa.

e.

Sebagian Besar Spesialis


Dari 27 dokter di rumah sakit ini, 13 adalah spesialis. Dibandingkan dengan
rata-rata rumah sakit di wilayah, ini:

4 lebih sedikit daripada rumah sakit tipikal di Jawa Timur

f.

9 lebih sedikit daripada rumah sakit tipikal di Jawa

Dokter Tersedia Lumayan Lengkap


Rumah sakit ini tersedia 3 dari 5 categori besar dokter. Yang tidak ada di
rumah sakit ini:
Spesialis Gigi
Dokter Bedah

Tipe Dokter

g.

Jumlah Orang

Dokter Umum

12 orang

Spesialis
+

13 orang

Dokter Gigi

2 orang

Perincian Tenaga Dukung


Tipe Tenaga Dukung

Jumlah Orang

+
Perawat

81 orang

+
Pegawai Khusus Terapi

1 orang

+
Teknisi Medis

7 orang

+
Pegawai Khusus Bidan

9 orang

+
Pegawai Khusus Gizi

5 orang

+
Pegawai Khusus
Kefarmasian

10 orang

Pegawai Non Kesehatan


+

84 orang

h.

Mayoritas Kamar Kelas III


Dari 104 tempat tidur inap di rumah sakit ini, 54 termasuk di kamar kelas III.

RS Paru Batu tidak ada tempat tidur di kelas kamar tersebut:

i.

Kelas VVIP

Rumah Sakit ini Umumnya Sepi


Setiap tahun, 47,014 pasien menjenguk RS Paru Batu. Dibanding rata-rata
rumah sakit di wilayah, ini:
31,311 lebih sedikit dari rumah sakit tipikal di Jawa.

a. Jumlah
pasien

per

tahun yang menerima perawatan di mana pasien diinapkan di rumah sakit


sebanyak 4.204 orang/tahun.

b. Jumlah pasien per tahun yang menerima pelayanan medis tanpa


mengharuskan

dirawat

inap

atau

rawat

jalan

sebanyak

35.157

orang/tahun. Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Paru Batu memberikan


Pelayanan Kegawatdaruratan dengan standar tinggi bagi semua
pasien.Pelayanan ini idukung oleh sumber daya manusia yang handal
dan memiliki kompetensi penanganan pasien gawat darurat dan
tersertifikasi.
c. Jumlah pasien per tahun yang meneriwa perawatan Instalasi Gawat
Darurat sebanyak 7.653 orang/tahun.
d. Jumlah tempat tidur di IGD sebanyak 5 tempat tidur
e. Jumlah tempat tidur di ruang operasi sebanyak 2 tempat tidur
f.

Jumlah tempat tidur di ruang kamar bersalin sebanyak 3 tempat tidur

g. Jumlah tempat tidur di kamar bayi baru lahir sebanyak 7 tempat tdiru
Rasio tersebut menggambarkan tingkat efektivitas rumah sakit:
a. Bed Occupancy Ratio BOR: Ini adalah angka penggunaan tempat tidur.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara
60-85%. BOR di RSP Batu sebanyak 36,9%.
b. Turn Over Interval (TOI) : Ini adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Idealnya tempat
tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. TOI di RSP Batu sebanyak
5,57/ hari.
c. Gross Death Rate (GDR) Ini adalah angka kematian umum untuk setiap
1000 penderita keluar. GDR di RSP Batu tidak ada atau 0%.
d. Net Death Rate (NDR): Ini adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat
untuk tiap 1000 penderita keluar. NDR di RSP Batu tidak ada atau
sebanyak 0%.
e. Average Length of Stay (ALOS): Ini adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi rumah sakit. Nilai ALOS yang ideal di antara 6-9 hari. ALOS di
RSP Batu sebanyak 3/hari.
2.3 Profil Ruang Kemuning

Ruang kemuning adalah ruangan Non TBC yang ada di Rumah Sakit Paru
Batu. Ruangan ini terdiri dari kelas I dengan 2 tempat tidur, kelas II dengan 3
tempat tidur, kelas III pria dengan 6 tempat tidur, dan kelas III wanita dengan 6
tempat tidur. Ruang Kemuning Rumah Sakit Paru Batu memiliki struktur
organisasi sebagai berikut :
Ka. Instalasi Rawat
Inap
Kepala Ruangan
Mahfud Surya, S. Kep.
Administrasi
Sih Lini Pur
Staf Pelaksana
Keperawatan
1.Winaryo, Amd. Kep.
2.Utari Ika, Amd. Kep.
3.Ferawati, Amd. Kep.
4.Mukhridatul
Ulifah,
Amd.
Visi dan Misi ruang kemuning
adalah sebagai
berikut:
Kep.
VISI

Pelayaan kesehatan publik

Berstandar Nasional dan Internasional

Serta Berdaya saing Global

MISI

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna

Aman dan berkualitas

Menyelenggarakan pengembangan manajemen

Pengembangan sumber daya khususnya Sumber Daya Manusia Berbasis


Teknologi Informasi

Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan


pelatihan di bidang pelayanan kesehatan

Meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan pelanggan serta karyawan

BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN
3.1 Hasil Pengkajian Money
a) Sistem Gaji dan Remunerasi

Sumber dana gaji pegawai PNS di Ruang Kemuning Rumah Sakit Paru
Batu berasal dari pemerintah. Besaran gaji yang diterima oleh pegawai PNS
diatur berdasarkan golongan pegawai yang dilihat dari jenjang pendidikan dan
lama masa kerja.Sumber dana gaji pegawai Non-PNS (BLUD) berasal dari
rumah sakit itu sendiri yang diatur Surat Keputusan Direktur. besaran gaji yang
diterima oleh pegawai Non-PNS diatur berdasarkan jenjang pendidikan dan lama
masa kerja. Sedangkan perawat magang tidak mendapat gaji.
Pemberian remunerasi kepada pegawai PNS maupun BLUD didapatkan
melalui pendapatan rumah sakit diantaranya tergantung BOR masing-masing
unit dan jasa pelayanan. Remunerasi dibagi menjadi dua yaitu, remunerasi yang
digunakan bersama dan remunerasi yang dikembalikan ke unit atau ruangan
berdasarkan BOR dan beban kerja petugas yang ada di ruangan. Remunerasi
yang dikembalikan ke unit dipertimbangkan dengan beberapa indeks yaitu :
a. Jenjang pendidikan
b. Kegawatan tindakan
c. Faktor resiko tindakan
d. Beban kerja
e. Pelayanan dan non-pelayanan
Dalam menentukan remunerasi pegawai maupun perawat di ruangan belum
terdapat sistem penilaian kinerja yang dievaluasi secara berkala. Untuk perawat
yang jaga malam atau jam lembur tidak dimasukan kedalam indeks menentukan
remunerasi, namun tiga kali shift malam akan digantikan dengan satu luaran atau
libur sesuai dengan aturan Rumah Sakit.
Gaji maupun remunerasi didistribusikan oleh rumah sakit kepada pegawai
secara periodik setiap bulan. Gaji didistribusikan per tanggal satu setiap bulan
dan remunerasi didistribusikan per tanggal 15 setiap bulan. Namun dikarenakan
adanya perubahan aturan pencairan dana remunerasi yang diatur oleh surat
keputusan Gubernur, dana remunerasi tahun 2015 sampai dengan per bulan
April 2015 belum bisa dicairkan dan didistribusikan.

b) Pendapatan dan Pengeluaran Ruangan


Pendapatan ruang Kemuning berasal dari iuran staf. Iuran diambil dari
gaji pokok staf dan ditarik kepada setiap staf tiap setelah gajian. Iuran dilakukan
sebulan sekali. Iuran ruangan ini di atur oleh bendahara ruangan. Dokumentasi
keuangan internal dilakukan dengan buku kas. Tiap sebulan sekali di agendakan
untuk rapat keuangan untuk membahas pemasukan dan pengeluaran dana
iuran. Iuran biasanya digunakan untuk program rekreasi staf, santunan kematian/
sakit staf maupun keluarga staf, dan untuk membeli alat- alat ruangan (alat
rumah tangga). Sedangkan untuk bahan medis habis pakai tiap bulannya staf
ruangan akan mengajukan ke RS, kemudian RS akan melakukan pengadaan
bahan- bahan tersebut melalui apotik. Pengadaan dilakukan 5 hari setelah
pengajuan.

c) Biaya Pelayan Rumah Sakit Paru Batu


BIAYA PELAYANAN RUMAH SAKIT PARU BATU
SK. PERGUB NOMOR 57 TAHUN 2013 DAN SK DIR. RS. PARU BATU NO. 900/622/101.18/2013

Jenis Pelayanan
Akomodasi
Registrasi Rawat Inap
Jasa visit dr. Spesialis
Jasa visit dr. umum
Jasa Asuhan Keperawatan
Konsultasi gizi
Jasa konsultasi antar bagian
Akomodasi rawat gabung
bayi (non visite)

Kelas III
75.000
10.000
20.000
15.000
5.000
10.000
20.000
15.000

Kelas II
100.000
10.000
30.000
22.500
5.000
15.000
30.000
20.000

Kelas I
150.000
10.000
40.000
30.000
5.000
15.000
40.000
25.000

Utama
200.000
10.000
75.000
37.500
10.000
20.000
75.000
50.000

3.2 ANALISIS SWOT MONEY


SWOT

Ranki
ng
5

Konsta
nta
4

R xK

Bobot

20

0,23

Remonerasi berdasarkan
beban kerja, faktor resiko kerja
dan indeks-indeks yang diatur
olwh tim PJP (Pengolah
Jaminan Pelayanan)

16

0,19

0,76

Pendapatan ruangan
didapatkan dari iuran yang
dibayarkan secara sukarela
menurut kesepakan bersama
dan dibayarkan perbulan pada
setelah gajian

0,05

0,15

Perbedaan tarif antar setiap


tenaga kesehatan jelas

12

0,15

0,6

BOR ruangan diatas 60% (67)

0,09

0,36

W:
Remonerasi masih belum
berdasarkan kinerja
Pengeluaran untuk kebutuhan
ruangan masih ditanggung
kas

12

0,15

0,45

0,05

0,2

Remonerasi belum diberikan


sejak 3 bulan terakhir

0,09

0,36

84
8

1
0,6

1,78
2,4

0,4

1,2

12

S:
Gaji sudah dibayarkan, untuk
PNS berdasarkan golongan
dan untuk BLUD berdasarkan
tingkat pendidikan

TOTAL
O:
RS sudah menjadi BLUD
sehingga gaji NON PNS
dikelolah sendiri
T:
Remonerasi belum cair sejak 3
bulan terakhir karena adanya
disebabkan oleh adanya SK
terbaru dari pemerintah
TOTAL

Rati
ng
4

score
0,92

1,2

Diagram Layang Analisa SWOT MONEY


O

6
5
4
3
(1,78 :
1,2)

2
1
W

1
7
1
2
3
4
5
6
7
T

BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN POA
PENYELESAIAN MASALAH
Setelah dilaksanakan pengkajian selama dua hari (10 April 11 April 2015),
didapatkan beberapa permasalahan di RS. Paru terkait money, untuk
menyelesaikan masalah tersebut maka perlu ditentukan prioritas masalah dan
Plan Of Action dari tiap-tiap masalah yang diangkat.
4.1 Penentuan Prioritas Masalah
Teknik prioritas masalah yang digunakan di sini adalah teknik kriteria
matriks (criteria matrix technique), yaitu teknik pemungutan suara dengan
menggunakan kriteria tertentu. Secara sederhana dapat dibedakan atas 5
macam yaitu:
1.

Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah (Magnitude =


Mg)

2.

Besarnya kerugian yang ditimbulkan (Severity=Sv)

3.

Bisa dipecahkan (Managebility=Mn)

4.

Perhatian perawat terhadap masalah (Nursing concern=Nc)

5.

Ketersediaan sumber daya (Affordability=Af)

No
1

Masalah
Mg Sv
Tidak ada performance appraisal untuk 5
5

Mn
4

Nc
3

Af
4

Total
3240

Prioritas
III

5500

1125

IV

3520

II

menentukan remunerasi
Masih menggunakan uang kas untuk

memenuhi kebutuhan ruangan


Tidak ada uang insentif untuk perawat

shift malam
Remunerasi tidak turun sampai 3 bulan

Keterangan :
5
= sangat penting
4
= penting
3
= kurang penting
2
= tidak penting
1
= sangat tidak penting

3
5

4.2 Alternatif Pemecahan Masalah


No
1

Masalah
Masih menggunakan

Penyebab
1. Dana dari RS/ pemerintah

uang

lama turun
2. Pembelian yang tidak ada

kas

untuk

memenuhi
kebutuhan ruangan

pada list pengadaan RS


namun

diperlukan

1.

pemesanan alat dilakukan dari


jauh-jauh hari
2.

di

Remunerasi

SK

Gubernur 1. Melakukan

yang baru
2. Proses

saat

alat rumah tangga keperluan unit

tidak 1. Menunggu

turun hingga 3 bulan

Pada

rapat diusulkan untuk pengadaan

ruangan
2

Alternatif Pemecahan Masalah


Perencanaan

lobbying

dengan

direksi RS, supaya direksi RS

pencairan

remunerasi

uang

dapat

sangat

procedural

menyampaikan

ke

pemerintah
2. Mempertimbangkan pencairan 1
bulan sekali untuk reward tenaga
kesehatan, sehingga perlu tim
untuk memanage hal tersebut.

Tidak

ada

performance
appraisal

untuk merekap hasil kinerja


untuk

menentukan

Tidak

ada

tiap perawat dan pegawai l


2. Kurangnya

remunerasi

1. Kesulitan pembagian waktu 1. Menentukan dari daftar presensi

budaya

atau

dan

mempetimbangkan

lembur yang merata


2. Menyusun prosedur

aturan untuk penilaian kerja

insentif

malam

koordinasi

antar

direksi RS terkait anggaran dana


insentif.

2.3 Penentuan Prioritas Cara Pemecahan Masalah


Prioritas cara pemecahan masalah dilakukan dengan memperhatikan aspek :
1. Besarnya masalah yang diselesaikan (Magnitude = Mg)
2. Pentingnya cara penyelesaian masalah (Importancy = I)
3. Sensitivitas penyelesaian masalah (Vulnerability = V)

penilaian

kerja dan tim penilai

uang 1. Keterbatasan anggaran dana 1. Melakukan

insentif untuk shift

jatah

4. Efisiensi Biaya (Efficiency = E)


Prioritas
Masalah
1

Efektivitas Efisiensi
Daftar alternatif jalan keluar

Jumlah
MxIxV
E

1. Perencanaan pemesanan alat 4

26,7

dilakukan dari jauh-jauh hari


2. Pada saat rapat diusulkan

33,3

1. Melakukan lobbying dengan 5

18,75

25

25

18,75

25

untuk pengadaan alat rumah


tangga keperluan unit
2

direksi RS, supaya direksi RS


dapat

menyampaikan

ke 5

pemerintah
2. Mempertimbangkan pencairan
1 bulan sekali untuk reward
tenaga kesehatan, sehingga
perlu tim untuk memanage
3

1.

hal tersebut.
Menentukan

dari

presensi

dan

mempetimbangkan

daftar 5
jatah 5

2.

lembur yang merata


Menyusun prosedur penilaian

1.

kerja dan tim penilai


Melakukan koordinasi antar 5
direksi RS terkait anggaran
dana insentif.

Keterangan :
5
= sangat penting
4
= penting
3
= kurang penting
2
= tidak penting
1
= sangat tidak penting
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Indonesia. 2014: http://www.buk.depkes.go.id
Husaini Usman.2008. Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 60
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan.edisi 3. Jakarta : Salemba Medika

RSP Batu. Sejarah RSP Batu. http://rsubatuprovjatim.com/?page_id=6. Diakses


Sabtu, 28 Maret, 2015.
T. Hani Handoko. 1984. Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Hlm. 79
Sri Wiludjeng. 2007. Pengantar Manajemen .Yogyakarta: Garaha Ilmu. Hlm. 60

Anda mungkin juga menyukai