MONEY
Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah
CLINICAL STUDY II
Disusun Oleh:
KELOMPOK 4A dan 4B
K3LN
Ifmi Nurul Hidayah
115070201131005
Masita Widiyani
115070201131006
115070201131007
115070201131008
Anissa Maydinah
115070201131009
BAB I
PENDAHULUAN
ruangan
Tujuan Khusus
mampu
menentukan
prioritas
BAB II
GAMBARAN UMUM
masalah
berdasarkan
b.
ini
tersedia
lebih
Perlayanan
Inap
e.
f.
Tipe Dokter
g.
Jumlah Orang
Dokter Umum
12 orang
Spesialis
+
13 orang
Dokter Gigi
2 orang
Jumlah Orang
+
Perawat
81 orang
+
Pegawai Khusus Terapi
1 orang
+
Teknisi Medis
7 orang
+
Pegawai Khusus Bidan
9 orang
+
Pegawai Khusus Gizi
5 orang
+
Pegawai Khusus
Kefarmasian
10 orang
84 orang
h.
i.
Kelas VVIP
a. Jumlah
pasien
per
dirawat
inap
atau
rawat
jalan
sebanyak
35.157
g. Jumlah tempat tidur di kamar bayi baru lahir sebanyak 7 tempat tdiru
Rasio tersebut menggambarkan tingkat efektivitas rumah sakit:
a. Bed Occupancy Ratio BOR: Ini adalah angka penggunaan tempat tidur.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara
60-85%. BOR di RSP Batu sebanyak 36,9%.
b. Turn Over Interval (TOI) : Ini adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Idealnya tempat
tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. TOI di RSP Batu sebanyak
5,57/ hari.
c. Gross Death Rate (GDR) Ini adalah angka kematian umum untuk setiap
1000 penderita keluar. GDR di RSP Batu tidak ada atau 0%.
d. Net Death Rate (NDR): Ini adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat
untuk tiap 1000 penderita keluar. NDR di RSP Batu tidak ada atau
sebanyak 0%.
e. Average Length of Stay (ALOS): Ini adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi rumah sakit. Nilai ALOS yang ideal di antara 6-9 hari. ALOS di
RSP Batu sebanyak 3/hari.
2.3 Profil Ruang Kemuning
Ruang kemuning adalah ruangan Non TBC yang ada di Rumah Sakit Paru
Batu. Ruangan ini terdiri dari kelas I dengan 2 tempat tidur, kelas II dengan 3
tempat tidur, kelas III pria dengan 6 tempat tidur, dan kelas III wanita dengan 6
tempat tidur. Ruang Kemuning Rumah Sakit Paru Batu memiliki struktur
organisasi sebagai berikut :
Ka. Instalasi Rawat
Inap
Kepala Ruangan
Mahfud Surya, S. Kep.
Administrasi
Sih Lini Pur
Staf Pelaksana
Keperawatan
1.Winaryo, Amd. Kep.
2.Utari Ika, Amd. Kep.
3.Ferawati, Amd. Kep.
4.Mukhridatul
Ulifah,
Amd.
Visi dan Misi ruang kemuning
adalah sebagai
berikut:
Kep.
VISI
MISI
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN
3.1 Hasil Pengkajian Money
a) Sistem Gaji dan Remunerasi
Sumber dana gaji pegawai PNS di Ruang Kemuning Rumah Sakit Paru
Batu berasal dari pemerintah. Besaran gaji yang diterima oleh pegawai PNS
diatur berdasarkan golongan pegawai yang dilihat dari jenjang pendidikan dan
lama masa kerja.Sumber dana gaji pegawai Non-PNS (BLUD) berasal dari
rumah sakit itu sendiri yang diatur Surat Keputusan Direktur. besaran gaji yang
diterima oleh pegawai Non-PNS diatur berdasarkan jenjang pendidikan dan lama
masa kerja. Sedangkan perawat magang tidak mendapat gaji.
Pemberian remunerasi kepada pegawai PNS maupun BLUD didapatkan
melalui pendapatan rumah sakit diantaranya tergantung BOR masing-masing
unit dan jasa pelayanan. Remunerasi dibagi menjadi dua yaitu, remunerasi yang
digunakan bersama dan remunerasi yang dikembalikan ke unit atau ruangan
berdasarkan BOR dan beban kerja petugas yang ada di ruangan. Remunerasi
yang dikembalikan ke unit dipertimbangkan dengan beberapa indeks yaitu :
a. Jenjang pendidikan
b. Kegawatan tindakan
c. Faktor resiko tindakan
d. Beban kerja
e. Pelayanan dan non-pelayanan
Dalam menentukan remunerasi pegawai maupun perawat di ruangan belum
terdapat sistem penilaian kinerja yang dievaluasi secara berkala. Untuk perawat
yang jaga malam atau jam lembur tidak dimasukan kedalam indeks menentukan
remunerasi, namun tiga kali shift malam akan digantikan dengan satu luaran atau
libur sesuai dengan aturan Rumah Sakit.
Gaji maupun remunerasi didistribusikan oleh rumah sakit kepada pegawai
secara periodik setiap bulan. Gaji didistribusikan per tanggal satu setiap bulan
dan remunerasi didistribusikan per tanggal 15 setiap bulan. Namun dikarenakan
adanya perubahan aturan pencairan dana remunerasi yang diatur oleh surat
keputusan Gubernur, dana remunerasi tahun 2015 sampai dengan per bulan
April 2015 belum bisa dicairkan dan didistribusikan.
Jenis Pelayanan
Akomodasi
Registrasi Rawat Inap
Jasa visit dr. Spesialis
Jasa visit dr. umum
Jasa Asuhan Keperawatan
Konsultasi gizi
Jasa konsultasi antar bagian
Akomodasi rawat gabung
bayi (non visite)
Kelas III
75.000
10.000
20.000
15.000
5.000
10.000
20.000
15.000
Kelas II
100.000
10.000
30.000
22.500
5.000
15.000
30.000
20.000
Kelas I
150.000
10.000
40.000
30.000
5.000
15.000
40.000
25.000
Utama
200.000
10.000
75.000
37.500
10.000
20.000
75.000
50.000
Ranki
ng
5
Konsta
nta
4
R xK
Bobot
20
0,23
Remonerasi berdasarkan
beban kerja, faktor resiko kerja
dan indeks-indeks yang diatur
olwh tim PJP (Pengolah
Jaminan Pelayanan)
16
0,19
0,76
Pendapatan ruangan
didapatkan dari iuran yang
dibayarkan secara sukarela
menurut kesepakan bersama
dan dibayarkan perbulan pada
setelah gajian
0,05
0,15
12
0,15
0,6
0,09
0,36
W:
Remonerasi masih belum
berdasarkan kinerja
Pengeluaran untuk kebutuhan
ruangan masih ditanggung
kas
12
0,15
0,45
0,05
0,2
0,09
0,36
84
8
1
0,6
1,78
2,4
0,4
1,2
12
S:
Gaji sudah dibayarkan, untuk
PNS berdasarkan golongan
dan untuk BLUD berdasarkan
tingkat pendidikan
TOTAL
O:
RS sudah menjadi BLUD
sehingga gaji NON PNS
dikelolah sendiri
T:
Remonerasi belum cair sejak 3
bulan terakhir karena adanya
disebabkan oleh adanya SK
terbaru dari pemerintah
TOTAL
Rati
ng
4
score
0,92
1,2
6
5
4
3
(1,78 :
1,2)
2
1
W
1
7
1
2
3
4
5
6
7
T
BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN POA
PENYELESAIAN MASALAH
Setelah dilaksanakan pengkajian selama dua hari (10 April 11 April 2015),
didapatkan beberapa permasalahan di RS. Paru terkait money, untuk
menyelesaikan masalah tersebut maka perlu ditentukan prioritas masalah dan
Plan Of Action dari tiap-tiap masalah yang diangkat.
4.1 Penentuan Prioritas Masalah
Teknik prioritas masalah yang digunakan di sini adalah teknik kriteria
matriks (criteria matrix technique), yaitu teknik pemungutan suara dengan
menggunakan kriteria tertentu. Secara sederhana dapat dibedakan atas 5
macam yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
No
1
Masalah
Mg Sv
Tidak ada performance appraisal untuk 5
5
Mn
4
Nc
3
Af
4
Total
3240
Prioritas
III
5500
1125
IV
3520
II
menentukan remunerasi
Masih menggunakan uang kas untuk
shift malam
Remunerasi tidak turun sampai 3 bulan
Keterangan :
5
= sangat penting
4
= penting
3
= kurang penting
2
= tidak penting
1
= sangat tidak penting
3
5
Masalah
Masih menggunakan
Penyebab
1. Dana dari RS/ pemerintah
uang
lama turun
2. Pembelian yang tidak ada
kas
untuk
memenuhi
kebutuhan ruangan
diperlukan
1.
di
Remunerasi
SK
Gubernur 1. Melakukan
yang baru
2. Proses
saat
tidak 1. Menunggu
Pada
ruangan
2
lobbying
dengan
pencairan
remunerasi
uang
dapat
sangat
procedural
menyampaikan
ke
pemerintah
2. Mempertimbangkan pencairan 1
bulan sekali untuk reward tenaga
kesehatan, sehingga perlu tim
untuk memanage hal tersebut.
Tidak
ada
performance
appraisal
menentukan
Tidak
ada
remunerasi
budaya
atau
dan
mempetimbangkan
insentif
malam
koordinasi
antar
penilaian
jatah
Efektivitas Efisiensi
Daftar alternatif jalan keluar
Jumlah
MxIxV
E
26,7
33,3
18,75
25
25
18,75
25
menyampaikan
ke 5
pemerintah
2. Mempertimbangkan pencairan
1 bulan sekali untuk reward
tenaga kesehatan, sehingga
perlu tim untuk memanage
3
1.
hal tersebut.
Menentukan
dari
presensi
dan
mempetimbangkan
daftar 5
jatah 5
2.
1.
Keterangan :
5
= sangat penting
4
= penting
3
= kurang penting
2
= tidak penting
1
= sangat tidak penting
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Indonesia. 2014: http://www.buk.depkes.go.id
Husaini Usman.2008. Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 60
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan.edisi 3. Jakarta : Salemba Medika