Lepra
Lepra
Diterbitkan oleh:
The International Federation of Anti-Leprosy Associations (ILEP)
234 Blythe Road
London W14 OHJ
Britania Raya
ISBN 094754323 6
Terjemahan Bahasa Indonesia disediakan oleh Tim Penterjemah
RS Kusta Dokter Rivai Abdullah 2012.
Terjemahan Bahasa Indonesia ini hanya ditujukan untuk distribusi
gratis bagi petugas kesehatan.
Pendahuluan
Lepra atau kusta adalah suatu infeksi yang dapat diobati dengan sangat
efektif menggunakan multidrug therapy (MDT). Akan tetapi beberapa
pasien akan mengalami komplikasi berupa reaksi lepra, yang
membutuhkan pengobatan berbeda.
Booklet ini menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk
mendiagnosis dan mengobati reaksi-reaksi pada lepra, yang merupakan
penyebab utama kerusakan saraf dan gangguan fungsi. Kami berharap
dengan buku ini lebih banyak penderita menjadi dapat diobati, sehingga
kecacatan dan stigma sosial yang diakibatkannya dapat dicegah.
Bagian 1 menjelaskan bagaimana mengenali reaksi lepra, bagaimana
membedakan antara berbagai jenis reaksi dan bagaimana mengetahui
apakah reaksi yang timbul ringan atau berat. Bagian 1 juga menjelaskan
kondisi-kondisi lain yang dapat dikelirukan sebagai reaksi lepra.
Bagian 2 berisikan cara mengobati reaksi lepra pada pusat pelayanan
medis tingkat lokal. Bagian ini terdiri dari pengobatan baik untuk reaksi
ringan maupun berat, dan rekomendasi tentang terapi steroid termasuk
perencanaan dan follow-up. Sebagian besar penderita dengan reaksi
lepra dapat diobati di klinik lokal, namun ada yang harus dirujuk.
Bagian ini juga memberikan rekomendasi tentang pasien-pasien mana
yang harus dirujuk.
Bagian 3 memberikan panduan untuk mengobati penderita yang harus
dirujuk atau membutuhkan perhatian khusus apabila diberikan steroid.
Juga terdapat panduan penatalaksanaan kasus-kasus sulit pada tingkat
rujukan. Di fasilitas mana seorang penderita dengan suatu komplikasi
harus dirawat bervariasi tergantung pengalaman staf dan ketersediaan
obat-obatan dan peralatan yang dibutuhkan.
Bagian 4 menjelaskan tentang tatalaksana jangka panjang yang
dibutuhkan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut setelah terjadinya
kerusakan saraf permanen. Di sini hanya diberikan rangkuman singkat,
namun tersedia buku-buku lain yang diterbitkan ILEP yang menjelaskan
mengenai topik ini dengan lebih mendetil.
Kontributor
Kelompok dan individu berikut telah memberikan kontribusi terhadap pembuatan buku
ini:
Penulis utama Dr Paul Saunderson.
ILEP Medico-Social Commission.
Semua pihak yang terlibat dalam uji lapangan, khususnya ALERT, Jimma Institute of
Health Sciences, Schieffelin Leprosy Research and Training Centre, Karigiri dan the
Christian Medical College, Vellore.
Organisasi dan individu berikut telah menyediakan ilustrasi yang digunakan pada buku
ini. Hak cipta milik individu atau organisasi hanya disebutkan apabila diminta.
Individu
SG Browne 25i, ADM Bryceson 3ii, 14iv, 35i, iv, R Davidson 36, L Fry 4ii, WK Jacyk
14i, 25ii, DL Leiker 3iv, 4iv, 25iii, 35ii, iii, PD Marsden 19ii, AC McDougall 3i, 20i,
P&S Rotmil 4iii, 14ii, Leonard Smith Pendahuluan, P Stingl 13ii.
Organisasi
American Leprosy Missions.
All Africa Leprosy, Tuberculosis and Rehabilitation Training Centre (ALERT).
Gillis W Long Hansen's Disease Center 14a.
Infolep/Netherlands Leprosy Relief.
Wolfs Pharmaceuticals 29.
The Leprosy Mission International.
The Wellcome Trust, Tropical Medicine Resource Topics in International Health:
Leprosy CD ROM (dipakai 19 gambar hak cipta milik anggota yang tidak termasuk
anggota ILEP telah dituliskan di atas).
Apabila terdapat lebih dari satu gambar pada satu halaman, diberikan nomor dengan urutan dari kiri ke
kanan dan dari atas ke bawah.
Daftar Isi
1. Bagaimana mengenali reaksi lepra
Apa yang dimaksud reaksi lepra?
Siapa saja yang dapat mengalami reaksi lepra?
Kapan reaksi dapat terjadi?
Bagaimana cara pemeriksaan mencari reaksi lepra?
Memeriksa rasa raba
Memeriksa kekuatan otot
Meraba tiga saraf penting
Bagaimana mendiagnosis reaksi lepra
Tanda-tanda kerusakan saraf saat diagnosis ditegakkan
Dua jenis reaksi lepra
Reaksi tipe 1
Reaksi tipe 2
Bagaimana membedakan reaksi tipe 1 dan tipe 2
Apakah reaksi termasuk ringan atau berat?
Kondisi-kondisi yang dapat dikelirukan sebagai reaksi lepra
1
1
2
3
3
4
6
7
9
10
11
11
13
16
17
18
19
19
19
20
20
21
22
24
26
26
27
28
30
31
33
33
33
33
34
35
35
35
36
36
37
38
40
40
41
43
43
44
44
45
45
Lampiran A
46
Lampiran B
47
Lampiran C
48
Lampiran D
50
Daftar Singkatan
52
BAB SATU
MB
1%
16%
16%
65%
Deteksi dan pengobatan MDT dini tetap merupakan cara terbaik untuk
mencegah kecacatan. Sayangnya banyak penderita terlambat
didiagnosis sehingga risiko terjadinya reaksi dan neuritis menjadi lebih
besar. Apabila reaksi dapat diobati secara efektif, kerusakan saraf
yang masih tahap awal dapat membaik dan kecacatan masih dapat
dicegah.
2
Kulit
Tanyakan pada penderita apakah ada nyeri dan pembengkakan pada
bercak kulit.
Periksa adakah tanda peradangan pada bercak kulit.
Periksa apakah tangan dan kaki masih dapat mengeluarkan keringat.
Saraf
Tanyakan pada penderita apakah ada kehilangan rasa raba atau
penurunan kekuatan tangan dan kaki.
Tanyakan apakah penderita menjadi sulit melakukan tugas sehari hari.
3
Sentuh keempat titik pada telapak tangan dan kaki dengan pulpen.
Tekan dengan lembut sampai terbentuk cetakan kecil pada kulit -
Lagopththalmos ketidakmampuan
menutup mata secara
penuh.
Kesemua saraf-saraf di
samping dapat terkena pada
lepra. Tiga saraf yang paling
sering terdapat nyeri tekan
pada reaksi lepra adalah
saraf ulnaris, medianus
dan peroneus.
Pada saraf
Pada mata
Reaksi dapat mengenai kulit, saraf dan mata. Namun sering hanya
tampak jelas pada satu atau dua tempat - misal, hanya satu saraf yang
meradang, atau hanya satu mata dan bercak kulit di dekatnya. Oleh
karena itu Anda harus mencari perubahan di semua tempat pada tiap kali
pemeriksaan.
Bagaimana Anda dapat mengetahui apakah ada saraf yang terkena?
Dapat timbul rasa sakit atau nyeri tekan, namun dapat terjadi kehilangan
fungsi (hilangnya rasa raba atau timbul kelemahan otot) tanpa disertai
rasa sakit. Jadi, Anda harus memeriksa ada tidaknya perubahan fungsi
saraf yang timbul sejak penderita terakhir diperiksa.
Bandingkan hasil pemeriksaan saraf yang dilakukan sekarang dengan hasil
pemeriksaan satu atau tiga bulan yang lalu yang dicatat pada rekam medis
atau formulir perawatan rutin.
Dikatakan ada kerusakan saraf baru apabila
Terdapat saraf yang jelas membesar, jadi tambah sakit atau tambah
nyeri tekan.
10
11
12
13
14
Pada reaksi Tipe 2, mata juga dapat terkena yang menyebabkan iritis
atau peradangan pada iris (bagian mata yang berwarna). Gejalanya
berupa rasa sakit dan merah pada mata, pupil mengecil dengan bentuk
tidak rata serta terdapat fotofobia (rasa sakit pada mata apabila
terkena cahaya).
15
Reaksi Tipe 1
Reaksi Tipe 2
Peradangan kulit
Keadaan umum
penderita
Waktu munculnya Biasanya pada awal MDT; Biasanya pada tahap lanjut
dan jenis penderita mengenai penderita PB
masa pengobatan; hanya
dan MB.
mengenai penderita MB.
Keterlibatan mata
Reaksi Tipe 1
16
Reaksi Tipe 2
Reaksi ringan adalah reaksi yang hanya terjadi pada kulit (namun
bukan kulit yang meliputi saraf besar atau wajah); dapat terjadi
demam ringan dan sedikit pembengkakan (edema) pada anggota
gerak.
17
lepra tidak gatal). Peradangan pada kulit tidak pada bercak lepra,
bentuknya lebih sering datar (bukan benjolan seperti ENL) dan
dapat terjadi hiperpigmentasi.
Sepsis lokal juga timbulnya tidak pada bercak lepra. Biasanya
18