Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kawasan Peunayong adalah bagian dari wilayah kota tua Banda Aceh yang
didesain Belanda sebagai Chinezen Kamp alias Pecinan. Kawasan pecinan
ini oleh Belanda ditempatkan di bagian ujung kota (utara) yang merupakan
pelabuhan untuk tempat kegiatan ekspor-impor komoditi. Komunitas
Tionghoa sendiri telah berada di Aceh sejak abad ke-13, hal ini telah
dituliskan dalam hikayat raja-raja Samudra Pasai (www.acehinstitute.org).
Selain diidentikkan sebagai kawasan pusat perdagangan Kota Banda Aceh,
Kawasan Peunayong juga diidentikkan sebagai kawasan dengan ciri khas
kultural etnis Cina yang masih sangat kental. Hal ini ditunjukkan dari deretan
bangunan berarsitektur Cina yang tersisa di kawasan tersebut (Sutrisna 2007).
Kekhasan arsitektur etnis Cina tersebut terlihat pada bagian atap yang berjenis
atap pelana dengan ujung yang melengkung keatas yang disebut sebagai
model Ngang Shan (Handinoto 2007). Deretan rumah toko bergaya arsitektur
Cina di Kawasan Peunayong banyak terdapat di Jalan A. Yani, Jalan WR.
Supratman, Jalan RA. Kartini dan selebihnya tersebar di beberapa daerah di
sekitarnya. Unit bangunan lain yang menjadi ciri khas kawasan pecinan
adalah wihara. Wihara di Kawasan Peunayong berlokasi di Jalan T. Panglima
Polem tepatnya berada di bagian tengah deretan ruko-ruko. Bangunan lain
yang mencirikhaskan kawasan ini, yaitu Pasar Peunayong yang merupakan

salah satu pasar utama kebutuhan primer warga Banda Aceh. Kawasan
Peunayong adalah salah satu kawasan di Kota Banda Aceh yang mengalami
kerusakan sangat parah pasca gempa bumi dan tsunami terjadi tahun 2004
silam. Banyak di antara bangunan-bangunan kuno etnis Cina di Kawasan
Peunayong yang rusak bahkan hancur, selain itu juga banyak di antara
pemilik/pengelola bangunan yang mayoritas adalah warga etnis Cina
meninggal. Kerusakan bangunan dan lingkungan akibat bencana gempa bumi
dan tsunami tersebut mempengaruhi memudarnya kekhasan etnis Cina yang
telah melekat erat pada Kawasan Peunayong.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah karakterisitik arsitektur bangunan pertokoan lama di
Peunayoung?
2. Apa tindakan pelestarian pada bangunan dan lingkungan pada kawasan
pertokoan lama di Peunayoung?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris pada:
1. Mengidentifikasi karakteristik bangunan dan lingkungan
2. Menentukan tindakan pelestarian pada bangunan dan lingkungan
1.4 Manfaat Penelitian
Pada penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan pada ranah arsitektur kota.
2. Bagi Kajian Selanjutnya.
Bagi kajian selanjutnya sebagai sumber referensi dan informasi untuk
memungkinkan kajian selanjutnya terutama dalam bidang Arsitektur Kota
khususnya dalam melihat karakteristik kota tua.
3. Bagi Dunia Pendidikan

Memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan sebagai bahan


pembelajaran dan sebagai bahan referensi bagi pengkaji yang tertarik
pada bidang kajian ini

Anda mungkin juga menyukai