Anda di halaman 1dari 13

Laporan PBL

SURVEI KEBERHASILAN PENYULUHAN ANEMIA DEFISIENSI BESI DALAM


UPAYA MENURUNKAN PREVALENSI KEMATIAN IBU HAMIL DAN BAYI
BERAT BADAN LAHIR RENDAH
DI KECAMATAN KARTASURA
KABUPATEN SUKOHARJO

Oleh :
Kelompok C4

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN


LABORATORIUM PPKM FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2005

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Penyuluhan ini dengan judul :
Survei Keberhasilan Penyuluhan Anemia Defisiensi Besi Dalam Upaya Menurunkan
Prevalensi Kematian Ibu Hamil dan Bayi Berat Badan Lahir Rendah di kecamatan
Kartasura Kabupaten Sukoharjo

Oleh :
Kelompok C4
1. Amalia Sukmadianti

G 0002002

2. Delta Yuliandra

G 0002004

3. Etiwasesa

G 0002006

4. Indrasti Paramita Sari

G 0002008

5. Risalina Myrtha

G 0002016

6. Carolina Kurniawan

G 0002044

7. Feriska Marta

G 0002066

8. Indrawan Adhitomo

G 0002080

9. Rossy Yulianti

G 0002132

10. Sidhi Laksono

G 0002138

Telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing


pada tanggal

2005

Kepala Puskesmas

Pembimbing Fakultas

Ummi Arifah, dr.

Ibnu Madjah,dr., Sp.KJ

NIP. 140 229 040

NIP. 130 543 162


Koordinator PBL
Rifai Hartanto, dr.
NIP 131 570 269

PROPOSAL PENYULUHAN

1. Nama

Kelompok C4 PBL I Kartasura, Sukoharjo

2. Judul

Survei Keberhasilan Penyuluhan Anemia Defisiensi Besi


dalam Upaya Menurunkan Prevalensi Kematian Ibu Hamil
dan Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Kecamatan
Kartasura Kabupaten Sukoharjo

3. Bidang Ilmu

: Ilmu Kedokteran Keluarga

4. Latar Belakang Masalah


Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan dengan prevalensi tertinggi
pada ibu hamil. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70% atau 7
dari 10 wanita hamil menderita anemia. Anemia apat menjadi salah satu penyebab
terjadinya kematian ibu, kematian bayi, dan bayi Berat Badan Lahir Rendah. Hasil
survei kesehatan 1994 menyatakan bahwa angka kematian ibu dan angka kematian
bayi merupakan penyumbang yang relatif besar pada angka kematian kasar.
Dari data yang didapat di Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo Jawa
Tengah pada tahun 2004 tidak ada ibu bersalin yang meninggal, angka kematian bayi
pada tahun 2004 terjadi 3 kasus, bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada tahun
2004 terdapat 20 bayi BBLR (3,8%), ibu hamil yang mendapat suplemen Fe 90
sebanyak 841 orang (85%), ibu hamil anemia tercatat 21 orang namun tertangani
dengan baik. Data tersebut menunjukkan meskipun kuantitas dari pemberian
suplemen Fe 90 sudah baik tetapi kejadian ibu hamil anemia dan bayi dengan berat
badan lahir rendah serta kematian bayi masih dijumpai dengan jumlah yang cukup
bermakna.

Berdasarkan uraian diatas maka pada PBL I ini kami akan mengadakan
penyuluhan pada masyarakat di kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo sebagai
upaya promotif untuk mengurangi jumlah ibu hamil anemia, kematian bayi dan bayi
berat badan lahir rendah di wilayah tersebut.

5.

Perumusan Masalah
Apakah ada pengaruh penyuluhan dengan penurunan prevalensi kematian ibu
hamil dan bayi berat badan lahir rendah di Kecamatan Kartasura Kabupaten
Sukoharjo?

6..

Tujuan
Untuk mengetahui keberhasilan penyuluhan terhadap penurunan prevalensi
kematian ibu hamil dan bayi berat badan lahir rendah di Kecamatan Kartasura
Kabupaten Sukoharjo.

7.

Manfaat
1.

Manfaat teoritis
- Mahasiswa memperoleh pengalaman survei kesehatan masyarakat
sebagai bekal untuk menjadi dokter.
-

Mahasiswa mampu melaksanakan organisasi materi meliputi


identifikasi masalah, prioritas masalah, pengumpulan data,
pengolahan data, penyusunan data dan penyajian data

2.

Manfaat praktis
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat

8. Tinjauan Pustaka
I. A. PBL ( Pengalaman Belajar Lapangan )
A. PBL (Pengalaman Belajar Lapangan)
PBL atau Pengalaman Belajar Lapangan adalah suatu program mata
kuliah yang diajarkan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang terbagi atas tiga (3) tahap PBL I , PBL II , PBL III.
Mata Kuliah PBL adalah mata kuliah yang memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk berhubungan langsung dengan masyarakat , dan
memberikan sumbangan nyata kepada masyarakat dalam bentuk antara lain
tambahan pengetahuan , melalui kegiatan survei (PBL II).
Untuk program preklinik , mahasiswa akan melakukan PBL I dan II
masing masing sebesar I SKS ( Satuan Kredit Semester ) Menurut
kurikulum pendidikan dokter Indonesia, 80% menerapkan evidence Based
Learning (belajar berdasarkan masalah).
Pola PBL menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Konsorsium Ilmu Kesehatan I Oktober 1983:
1) Sasaran
Mahasiswa mendapatkan Pengalaman Belajar untuk menopang upaya
pencapaian kemampuan yang tercantum dalam Kurikulum Inti Pendidikan
Dokter Indonesia II dengan memperhatikan kepentingan masyarakat dan
lingkungan.
2) Pengelompokan Kegiatan
Mengingat bahwa kegiatan PBL, sedemikian banyak (baik jumlah maupun
jenis) dipandang perlu mengelompokan berbagai kegiatan PBL.
Pengelompokan ini berdasarkan :
a) Tingkat kemampuan mahasiswa yang makin tinggi dan majemuk dengan
lama proses pendidikan.

b) Urutan pelaksanaan kegiatan yang wajar dan wajib.


c) Keseluruhan kegiatan PBL tidak hanya pada semester atau tingkat
tertentu.
Kegiatan PBL terdiri dari :
(i)

Kelompok kegiatan I

(ii)

Kelompok kegiatan II

(iii)

Kelompok kegiatan III

Hal-hal yang dikerjakan oleh mahasiswa sebagai langkah-langkah yang harus


dilaksanakan dalam kegiatan PBL II adalah:
1.

Mencari serta mengumpulkan data-data di daerah baik data


primer maupun data sekunder.

2.

Melakukan pengolahan data yang telah didapat.

3.

Menentukan masalah utama (prioritas masalah kesehatan)


berdasarkan data yang diperoleh.

Kegiatan yang harus dilakukan oleh para mahasiswa semester VI dalam


kelompok PBL I ini adalah penyuluhan.
Mahasiswa melalui sistem belajar mengajar di kampus sesuai kurikulum yang
ditempuh, telah dibekali materi kuliah tentang metodologi penelitian yang dalam
kaitannya dengan PBL II sangat dibutuhkan pengetahuan tentang metodologi
tersebut. Sebab metodologi Penelitian merupakan sarana atau alat Bantu bagi
mahasiswa untuk membuat laporan survei serta untuk menganalisa data
(kesehatan masyarakat).
Tujuan Khusus PBL II:
1. Menetapkan taraf kesehatan masyarakat berdasarkan analisa data, statistik,
kehidupan, survei kesehatan, atau tehnik epidemiologi.
2. Menerapkan

prinsip

lingkaran

pemecahan

masalah

yang

berupa

mengumpulkan data, merencanakan dan melaksanakan program serta


mengevaluasi keberhasilan program dan semua komponennya.
3. Melaksanakan pengelolaan suatu organisasi dengan perencanaan dan
pembuatan program, pemberian wewenang dan tanggung jawab serta
komunikasi dalam organisasi.

4. Memperhitungkan berbagai factor yang mungkin menimbulkan masalah


yang timbul melalui kerja sama dengan instansi yang berwenang.
5. Merencanakan tindakan penanggulangan terhadap berbagai factor dan
masalah yang timbul melalui kerjasama dengan instansi yang berwenang.
6. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan fungsi, termasuk hak dan
kewajiban serta kewenangan.
7. Menetapkan ruang lingkup Penelitian bidang kesehatan di Indonesia
(lokasi, metodologi, responden).
8. Bertindak sesuai dengan etik kedokteran dalam hubungan dokter dengan
perorangan dan atau masyarakat.
9. Mempertimbangkan tindakan dokter berdasarkan etik kedokteran .
10. Bertindak sebagai pemimpin formal dan tidak formal, untuk meningkatkan
motivasi masyarakat.
Kegiatan yang dijalankan oleh mahasiswa dalam pelaksanaan PBL II
berupa survei tentang hasil penyuluhan kesehatan pada masyarakat yang telah
dilakukan pada PBL I. Kegiatan ini dibagi dalam tiga tahap:
1)Tahap persiapan
2)Tahap pelaksanaan
3)Tahap penyelesaian

II. Anemia Defisiensi Besi


1. Definisi
Anemia Defisiensi Besi adalah suatu kondisi kurang darah karena kekurangan
zat besi yang banyak dijumpai pada ibu hamil dengan gejala utama kulit pucat
agak kekuning-kuningan, penderita merasa haus, pusing, palpitasi, mata
berkunang-kunang setelah jongkok, nafsu makan berkurang.
2. Penyebab (etiologi)

Penyebab Anemia Defisiensi Besi pada ibu hamil adalah peningkatan


kebutuhan besi (Fe) pada ibu hamil. Sedangkan penyebab Anemia Defisiensi
Besi pada bayi adalah pengadaan zat besi yang tidak adekuat dikarenakan ibu
waktu mengandung menderita anemia defisiensi zat besi berat, lahir kurang
bulan, lahir kembar, atau pada masa fetus kehilangan darah saat atau sebelum
persalinan.
3. Perjalanan Penyakit (Patogenesis)
Anemia defisiansi besi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah pengadaan zat besi yang tidak adekuat, absorpsi besi yang kurang,
kebutuhan akan zat gizi meningkat, kehilangan darah yang berlebihan. Pada ibu
hamil, penyebab utamanya adalah kebutuhan zat besi yang meningkat karena
fetus yang ada di dalam kandungan juga membutuhkan intake zat besi.
Sedangkan anemia defisiensi besi pada bayi bisa disebabkan karena lahir
prematur, lahir kembar, ibu waktu mengandung menderita anemia berat,
kehilangan banyak darah saat dsn sebelum persalinan.
4. Patofisiologi
Anemia Defisiensi Besi terjadi pada saat cadangan besi dalam tubuh
tidak mampu lagi menyediakan zat besi untuk kebutuhan pembuatan
hemoglobin dengan kata lain terjadi perimbangan negatif. Perimbangan negatif
ini akan diusahakan untuk dipenuhi oleh cadangan zat besi yang tersebar pada
alat-alat tubuh maupun jaringan sehingga pada saat tertentu cadangan zat besi
habis dipergunakan dan pada saat inilah terjadi anemia defisiensi besi. Pada
penderita anemia, jumlah sel-sel darah merah berkurang dan karenanya jumlah
oksigen yang dibawa ke jaringan juga menurun. Hal ini mengakibatkan
kekurangan energi dan kelesuan. Sakit kepala dan pusing termasuk gejala-gejala
anemia.

5. Gejala
Pada umumnya anemia defisiensi besi mempunyai gejala pusing, nafsu
makan berkurang, pucat, mata berkunang-kunang setelah jongkok, palpitasi,
juga ditemukan perubahan jaringan epitel ,dan kuku.
6. Diagnosis
WHO (1968, 1972) menetapkan kriteria untuk diagnosis anemia defisiensi
besi sebagai berikut :
1. Hemoglobin kurang dari nilai normal sesuai dengan umurnya.
Nilai-nilai normal adalah :
Anak umur 6 bulan sampai 6 tahun

11 g/100 ml

Anak umur 6 tahun sampai 14 tahun

12 g/100 ml

Laki-laki dewasa

13 g/100 ml

Wanita dewasa tidak hamil

12 g/100 ml

Wanita dewasa hamil

11 g/100 ml

2. Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER)


Kurang dari 31%

(nilai normal 32-35%)

3. Besi serum
Kurang dari 50 ug/100 ml

(nilai normal 80-180 ug/100 ml)

4. Jenuh transferin
Kurang dari 15%

(nilai normal 20-50%)

7. Pencegahan dan Penatalaksanaan


Untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang pencegahan dan
penatalaksanaan anemia gizi nasional, berikut ini disajikan beberapa
pendekatan strategis untuk mengatasi anemia defisiensi besi di Indonesia.

a. Jangka Pendek
Pendekatan yang dianggap paling mudah dan sederhana untuk
menanggulangi masalah anemia defisiensi besi adalah melalui suplementasi zat
besi dalam bentuk tablet.
b. Jangka Menengah
Fortifikasi atau memperkaya bahan makanan dengan menambah zat gizi
tertentu merupakan bentuk penanggulangan yang bersifat jangka menengah.
c. Jangka Panjang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan makanan sumber zat
besi. Oleh sebab itu tujuan utama penanggulangan anemia defisiensi besi adalah
meningkatkan konsumsi zat besi melalui proses KIE. Untuk merubah tingkah
laku merupakan proses jangka panjang, tetapi dampaknya dapat lebih lestari.
______________________________________________________________________
8.. Kerangka Berpikir

Penyajian data

Penyusunan data

Pengolahan data

Pengumpulan data

Prioritas masalah

Identifikasi masalah

9. Metodologi Survei
a. Metode Survei
Jenis penelitian ini adalah survei observasional dengan pendekatan cross
sectional.
b. Populasi Survei
Masyarakat yang pernah mendapat penyuluhan di Kecamatan Kartasura
Kabupaten Sukoharjo.
c. Teknik Sampling
Sampel diambil dengan menggunalkan cara cluster random sampling,
dimana sampel diambil berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
d. Besar Sampel
Masing-masing PKK, Lansia, Posyandu, Sekolah diambil 24,8,64,112
orang sehingga didapatkan sampel sebesar 208 orang.
e. Alat Ukur Penelitian
Kuesioner

11. Jadwal Kegiatan

No

Kegiatan

1.

Identifikasi masalah

2.

Memilih materi, metode, dan

II

III

IV

VI

VII

VIII IX

instrumen survei
Mendiskusikan materi,
metode dan instrumen survei
3.

Menyusun proposal survei

4.

Membuat dan menyiapkan


instrumen survei

5.

Latihan / mempertunjukkan
teknik pengimpulan data
Revisi proposal

6.

Pengumpulan data

7.

Mengolah dan menganalisa


data

8.

Menyusun laporan survei


sementara
Diskusi laporan survei

9.

Penyusunan laporan survei


akhir

10.

Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

XI

XII XIII XIV XV XIV

Anantanyu,

Sapja.,

Agustono.,

Minar

Ferichani.,

2001.

Faktor-faktor

yang

Berhubungan dengan Tingkat Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Ibu Hamil


(Bumil) di Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar : Kajian Pendekatan
Model KIE. Jurnal Pembangunan Pedesaan. Vol.1 No.2. Hal 57
Anonim. 1992. Program Penanggulangan Anemia. Warta Posyandu No. 3. Hal :8-9
Anonim. 1996. Wajah Pucat, Anda Terserang Anemia. Warta Posyandu No. 4. Hal : 6
Kurniawan, Arif., Dyah Umiyarni. 2003. Upaya Peningkatan Peran Serta Ibu Hamil
dan Wanita Usia Subur dalam Rangka Penurunan Prevalensi Anemia Ibu Hamil
di Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas. Jurnal Pembangunan Pedesaan
Vol. III No. 3. Hal : 190
Nasoetion, Andi Hakim., Darwin Karyadi. 1987. Mineral. PT. Gramedia. Jakarta . Hal :
75-91
Sherrington, K.B., P.M. Gaman. 1981. THE SCIENCE OF FOOD, An Introduction to
Food Science, Nutrition, and Microbiology. Edisi II. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta. Hal :138
Soemantri, A.G. (1982). Hubungan Anemi Kekurangan Zat Besi dengan Konsentrasi
dan Prestasi Belajar. Petra Jaya: Jakarta. Hal: 29-32.
TIM PBL FK UNS. (2005). Hand Out Pengalaman Belajar Lapangant. Bagian
Pendidikan Pengabdian Kedokteran Masyarakat Universitas Sebelas Maret.
Surakarta. Surakarta. Hal : 8-12
TIM PBL FK UNS. (2005). Pengalaman Belajar Lapangan ( PBL I dan PBL II )
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Bagian Pendidikan
Pengabdian Kedokteran Masyarakat Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Surakarta.
Hal : 12-13.

Anda mungkin juga menyukai