PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Pemerintah Indonesia bersama dengan seluruh anggota Negara negara
memberikan
kesempatan
kepada
mahasiswa
untuk
dapat
TUJUAN
Tujuan KKNP :
1. Mempelajari audit secara mendalam dengan melakukan praktek kerja di
Kantor Akuntan Publik (KAP).
2. Melakukan praktek kerja sesuai dengan latar belakang pendidikan penulis,
yaitu akuntansi.
3. Mendapatkan pengetahuan tentang audit secara langsung.
diskon atau pengurangan harga apa pun harus mengurangi nilai yang diterima atau
seharusnya diterima. Paragraf 8-10 PSAK 23 Revisi 2010juga menyatakan hal
yang sama. Pendapatan diukur dengan nilai wajar yang diterima atau dapat
diterima. Pendapatan biasanya ditentukan oleh kesepakatan antara pembeli dan
penjual yang diukur pada nilai wajar. Nilai wajar dari jumlah yang diterima atau
dapat diterima merupakan nilai setelah dikurangi jumlah diskon dan rabat yang
disetujui oleh perusahaan.
PSAK 23 Revisi 2010 menyebutkan bahwa prinsip dalam mengakui
pendapatan adalah diakui pada saat adanya kemungkinan manfaat ekonomi masuk
ke entoitas dan pada saat manfaat tersebut dapat diukur secara andal. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa terdapat empat pengakuan pendapatan yang diakui berdasrkan
prinsip ini, yaitu :
1. Pendapatan yang berasal dari transaksi penjualan pada tanggal penjualan.
2. Pendapatan yang diterima atas penyediaan jasa, setelah jasa sudah
diberikan dan dapat ditagihkan.
3. Pendapatan yang diperoleh karena perusahaan mengizinkan pihak lain
menggunakan aset milik perusahaan, dan
4. Pendapatan yang diperoleh karena menjual aset selain barang dagangan
pada saat tanggal penjualan.
PSAK No. 23 Revisi 2010 menjelaskan lebih lanjut mengenai kondisi yang
harus dipenuhi untuk dapat mengakui pendapatan atas penjualan,yaitu:
1. Perusahaan telah memindahkan resiko dan kepemilikan barang secara
signifikan kepada pembeli.
Undang-undang
Nomor
Tahun
1983
tentang
Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa atas Penjualan Barang Mewah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 42 tahun
2009, yang selanjutnya disebut dengan UU PPN tahun 2009, Pasal 4 ayat 1,
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang akan dikenakan atas
konsumsi barang atau jasa yang dilakukan di dalam negeri. Hal tersebut menjadi
salah satu karakter hukum dari PPN. Beberapa karakter hukum dari PPN lainnya
adalah sebagai berikut (Ikatan Akuntan Indonesia,2012;Waluyo,2011).
1. PPN merupakan salah satu pajak objektif, yakni kewajiban pajak yang
timbul dari suatu objek pajak. PPN akan dikenakan tanpa memperhatikan
keadaan dari diri Wajib Pajak.
2. PPN merupakan pajak tidak langsung karena beban PPN dapat dialihkan
kepada pihak lain. Pemikul beban PPN secara nyata adalah pembeli
Barang Kena Pajak (BKP) atau penerima Jasa Kena Pajak (JKP).
Sedangkan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak ke Kas Negara
adalah pihak yang memungut PPN.
Berdasarkan Elder et al. (2009) dan Meisser, Glover, dan Prawitt (2012)
proses audit atas penjualan dibagi menjadi dua tahap. Tahap yang pertama adalah
melakukan pengujian terhadap aktivitas pengendalian (test of controls) dan
pengujian substantif dari transaksi penjualan (substantive test of transaction).
Sedangkan tahap kedua adalah melakukan prosedur analitis (analytical
procedures) dan pengujian terhadap detail saldo akun (test of details of balances).
1. Tahap 1: Test of controls dan substantive test of transactions
a. Pada tahap ini auditor perlu memahami pengendalian internal dari
perusahaan terkait dengan proses penjualan. Pemahaman ini dapat
dilakukan dengan mempelajari flowchart atas siklus penjualan, melakukan
wawancara dengan pihak yang terlibat dalam proses penjualan, melakukan
walkthrough (penyusuran) terhadap proses penjualan perusahaan, dan
melalui kuisioner.
b. Setelah memahami pengendalian internal yang dilakukan perusahaan,
auditor kemudian mengidentifikasi risiko dalam proses penjualan dan
penerimaan kas berdasrkan prosedur pengendalian utamanya (key control
activities). Resiko-resiko yang sudah teridentifikasi kemudian akan
dihubungkan dengan tujuan audit yang terkait dengan transaksi. Auditor
akan menilai besarnya resiko pengendalian dengan mengavaluasi aktivitas
pengendalian dan kekurangan dari setiap tujuan audit.
c. Dari tingkat resiko atas pengendalian yang sudah ditetapkan, auditor baru
akan melakukan pengujian terhadap pengendalian. Pengujian dilakukan
untuk masing-masing prosedur pengendalian utamnya melalui beberapa
satu atau lebih prosedur. Apabila berdasrkan pengujian terhadap
pengendalian dibuktikan bahwa pengendalian sudah efektif, maka
substantive test of transaction tidak perlu dilakukan secara mendalam.
10
Completeness
Accuracy
11
Penjualan sudah
diklasifikasikan secara tepat,
antara penjualan secara tunai
dan secara kredit.
Timing
Penjualan sudah dicatat pada
tanggal yang tepat.
Sumber: Elder et al. (2009) telah diolah kembali.
1.4.4.3.
PPN Keluaran merupakan pajak yang terutang yang timbul dari adanya
penyerahan barang atau jasa kena pajak. Jumlah PPN Keluaran akan dikreditkan
pada akhir masa pajak dengan PPN Masukan. Apabila jumlah PPN Keluaran lebih
besar setelah dikreditkan dengan PPN Masukan, maka PKP wajib menyetorkan
dan melaporkannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Konsep tersebut sesuai
dengan definisi dari liabilitas yang terdapat dalam Paragraf 10 PSAK 57 Revisi
2009, yang menyatakan bahwa kewajiban timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesainnya
diperkirakan
mengakibatkan
pengeluaran
sumber
daya
perusahaan. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa PPN Keluaran merupakan
sebuah kewajiban sehingga memiliki nature yang sama seperti utang.
Tujuan utama dalam melakukan audit atas akun utang adalah untuk
memastikan bahwa akun ini sudah disajikan secara wajar dan diungkapkan secara
benar. Elder et al. (2009) menyatakan bahwa terdapat 3 (tiga) tahapan dalam
melakukan audit terhadap akun utang. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Tahap Pertama
12
Kegiatan yang dilakukan auditor pada tahap ini mencakup identifikasi resiko
usaha klien yang dapat mempengaruhi akun utang, penentuan tingkat salah saji
yang ditolerensi dan penilaian inherent risk, serta penentuan control risk dalam
siklus terkait. Dalam melakukan identifikasi resiko usaha klien yang dapat
mempengaruhi akun utang, auditor perlu memahami sistem atau siklus yang
terkait dengan akun ini, seperti sistem perpindahan inventori dan keterbukaan
akses
terhadap
catatan
utang
karena
dapat
menjadi
indicator
dalam
prosedur
kontrol
yang
dilakukan
perusahaan.
Setelah
dapat
13
14
15
BAB II
RENCANA KEGIATAN KKNP
2.1. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN KKNP
Kegiatan KKN-Profesi dilakukan di KAP Abdul Ghonie Abubakar Malang
selama 25 hari kerja. Dimulai pada tanggal 14 Agustus 2015 sampai dengan 24
September 2015. Jam kerja yang berlaku adalah mengikuti jam kerja yang telah
ditetapkan yaitu selama enam hari kerja (Senin Sabtu) dalam satu
minggu,dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2.1 Jam Kerja KKN-P di KAP Abdul Ghonie Abubakar
No
1
2
3
Hari Kerja
Jam Kerja
Istirahat
Senin s/d Kamis
Pukul : 08.00 s/d 16.00 Pukul : 12.00 s/d 13.00
Jumat
Pukul : 08.00 s/d 16.00 Pukul : 11.00 s/d 13.00
Sabtu
Pukul : 08.00 s/d 14.00 Pukul : 12.00 s/d 13.00
Sumber: KAP Abdul Ghonie Abubakar
Minggu ke-2
Rencana Kegiatan
1. Pengenalan dan adaptasi terhadap Kantor Akuntan
Publik Abdul Ghonie Abubakar.
2. Mengetahui gambaran umum Kantor Akuntan
Publik Abdul Ghonie Abubakar.
3. Melakukan perkenalan dan mengetahui deskripsi
kerja tiap individu.
1. Melakukan praktek kerja sesuai dengan posisi yang
ditentukan.
2. Melakukan pengamatan terhadap laporan tahunan
perusahaan yang diaudit.
3. Mempelajari langkah-langkah audit atas laporan
16
Minggu ke-3
Minggu ke-4
Minggu ke-5
keuangan.
1. Melakukan praktek kerja sesuai dengan posisi yang
ditentukan.
2. Melakukan audit lapangan.
3. Mengumpulkan data-data yang terkait dengan
kegiatan KKNP.
1. Melakukan praktek kerja sesuai dengan posisi yang
ditentukan.
2. Mengumpulkan data-data lain yang terkait dengan
kegiatan KKPNP.
3. Membuat laporan kegiatan KKNP.
1. Membuat laporan kegiatan KKNP.
2. Mengolah data yang ada sehingga dapat
dimasukkan ke dalam laporan.
3. Melengkapi segala persyaratan sesuai dengan buku
petunjuk kegiatan KKNP.
17
BAB III
PELAKSANAAN RENCANA KEGIATAN
3.1. GAMBARAN UMUM OBYEK KKNP
3.1.1. Kantor Akuntan Publik Abdul Ghonie Abubakar
Kantor Akuntan Publik Abdul Ghonie Abubakar pertama kali didirikan di
kota Malang dan mulai beroperasi sejak tahun 1998 berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan nomor KEP-578/KM.17/1998. Pada tahun 2002, Kantor
Akuntan Publik ini berpindah lokasi ke Jakarta dan telah mendapat izin praktek
baru dengan surat Keputusan Menteri Keuangan nomor KEP-239/KM.6/2002.
Saat ini KAP ini berpusat di Gedung Graha Satria 3rd Floor R. VIP 304, JL.
Fatmawati, Jakarta Selatan, No. 5. KAP ini memiliki kantor perwakilan di kota
Malang yang beralamat di Jalan Baiduri Pandan Nomor 11 Tlogomas Malang.
Kantor perwakilan yang berlokasi di Malang berasosiasi dengan Sunrise
Corporation yang dipimpin oleh Bapak Drs. Agus Sambodo. Pada lokasi yang
sama saat ini terdapat 3 lembaga yang saling bekerjasama yaitu Kantor Akuntan
Publik Abdul Ghonie Abubakar, Kantor Konsultan Pajak Agus Sambodo, serta
Lembaga Pendidikan Ciptajasatama.
3.1.2
Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi KAP Abdul Ghonie Abubakar
18
Marketing Executive :
Tuhu Pamekas
Cipta Jasatama
Training &
Education Center
Audit and
Athestation
Division
Tax and
Management
Consultant
Division
Yuli Emma
Supervisor
Arsanto Raharjo
Supervisor
Nur Azizah
Supervisor
Staff
Augus
Satrio
Staff
Dewi Ernawati
Octadila
Associates :
DRS. Abd. Ghonie Abubakar Reg. Public Accountant
Drs. Purwanti - Psychologist
Henny Mono - Advocate
Sunrise Tour
and Travel
Vocational School
Connection
Tuhu Pamekas
Refsiyanti
Supervisor
Aprilia
Supervisor
Staff:
Reni P
Staff:
Warsito
Staff:
Sugiyanti
Dwi Hariyani
Staff:
Eka Rahayu
19
20
modul
disusun
secara
hierarki
untuk
menyediakan penjelasan yang jelas dari input yang harus digunakan dan
output yang harus dihasilkan oleh tiap fungsi dan sesuai dengan kebutuhan
-
pemakai.
Perancangan Output, Perancangan output adalah untuk mengasilkan
(kolom).
Proses perancangan dan Algoritma program. Dalam proses ini perancang
akan melakukan tahap awal untuk membuat tabel, query, form sampai
kepada laporan yang dihasilkan dan juga langkah pemrograman suatu
aplikasi
5. Konsultan Pajak (Tax Consultant)
a) Jasa Konsultasi Pajak yang Bersifat Rutin:
- Memberikan konsultasi perpajakan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku sehingga Wajib Pajak sehingga dapat lebih mudah
memenuhi kewajiban perpajakan seperti kewajiban PPH pasal 21, pasal
22, pasal 23, pasal 25, pasal 26, PPN/PPnBM, PBB serta kewajiban
-
pemekaran/pemecahan
usaha,
likuidasi,
atau
bentuk
restrukturisasi lainnya.
22
berlaku.
Memberitahukan peraturan-peraturan baru dibidang perpajakan kepada
wajib pajak sehingga perencanaan posisi keuangan wajib pajak dapat
lain.
Membantu menyelesaikan masalah perpajakan sehubungan dengan
rencana Go Public
Mengadakan In House Training
Atas permintaan wajib pajak, melakukan kunjungan ke tempat wajib pajak
pasal 23/26, PPh pasal 24, PPh pasal 25, PPh pasal 29, dan PPn/PPnBM.
c) Tax Management (Tax Planning)
- Usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalkan pajak
dengan cara yang diperbolehkan oleh Undang-Undang
- Pengendalian pajak lebih bayar bagi PPh
- Dan lain-lain.
i. Agar kegiatan bisnis yang dilaksanakan maupun yang sedang berjalan
ii.
iii.
iv.
v.
23
No.
9
10
11
12
13
14
15
16
17
25
18
19
20
21
22
23
24
PT B.
Membantu Audit senior Membuat dan
mengisi supporting schedule untuk tahun
2014 untuk audit laporang keuangan PT
A, serta menyajikan masing-masing saldo
per audit tiap-tiap akun.
Membantu Audit senior Membuat dan
mengisi supporting schedule untuk tahun
2014 untuk audit laporang keuangan PT
A, serta menyajikan masing-masing saldo
per audit tiap-tiap akun.
25
Kamis, 24 September
2015
26
27
28
sistem kontrak seperti demikian, maka perusahaan memiliki jaminan bahwa aka
nada penjualan dengan jumlah tertentu selama waktu tertentu.
3.3.1.3. Sistem Akuntansi atas Penjualan pada PT A
PT A menerima pesanan pembelian dari pelanggan. Setelah itu divisi
logistik memeriksa ketersediaan persediaan untuk pesanan pembelian tersebut
kemudian manajer logistik akan meninjau dan mengotorisassi pesanan pembelian
tersebut. Apabila manajer logistik menyetujui pesanan pembelian tersebut, staf
logistik memasukkan data yang ada di pesanan pembelian seperti nama
pelanggan, produk, dan harga penjualan ke dalam sistem lalu sistem tersebut
mempersiapkan proforma invoice. Barang dikemas untuk menunggu proses
pengiriman. Untuk menghindari terjadinya penggadaan proforma invoice, maka
proforma invoice tersebut harus diberi nomor.
Divisi keuangan memproses proforma invoice. Pertama-tama staf
keuangan meninjau batas kredit pelanggan. Apabila pelanggan mempunyai
piutang yang beredar yang melampaui batas, maka perusahaan menunda proses
penjualan. Namun, apabila pelanggan tidak mempunyai masalah dalam
piutangnya, maka staf keuangan mengeluarkan proforma invoice dan manajer
keuangan meninjau dan mengotorisasi proforma invoice. Proforma invoice ini
digunakan sebagai pesanan penjualan. Divisi logistik segera mempersiapkan
delivery order apabila mereka telah menerima proforma invoice yang telah
diotorisasi.
Setelah manajer logistik meninjau dan mengotorisasi delivery order, staf
gudang menginformasikan pelanggan apabila barang sudah dikemas dan siap
29
untuk dikirim. Untuk barang berkuantitas besar, barang dikirim oleh perusahaan
atau melalui forwarder. Sementara itu, untuk barang berkuantitas kecil, pelanggan
langsung mengambil barang tersebut di gudang perusahaan. Pelanggan
menandatangani delivery order saat mereka menerima barang dengan spesifikasi
sesuai yang mereka minta.
Staf keuangan menerbitkan commercial invoice sementara staf pajak
menerbitkan tax invoice saat barang telah dikirimkan hal ini sesuai dengan
kebijakan PT A yang membedakan invoice untuk keperluan keuangan dan
keperluan pajak. Selanjutnya, manajer keuangan menyetujui commercial invoice
sementara manajer manajer pajak menyetujui tax invoice. Harga jual barang pada
PT A adalah harga jual yang sudah termasuk dengan PPN. Jadi, pembayaran yang
dilakukan oleh pelanggan merupakan pembayaran atas harga jual yang sudah
dikenakan PPN. Perhitungan dalam menentukan besarnya harga jual sebelum
pajak adalah sebagai berikut :
PPN Keluaran = 100/110 x Harga termasuk PPN.
Jurnal yang tercatat adalah sebagai berikut.
Kas / Piutang
xxx
Penjualan
xxx
PPN Keluaran
xxx
30
Audit yang dilakukan olek KAP Abdul Ghonie Abubakar merupakan audit
atas laporan keuangan yang dilaksanakan berdasarkan standar pengauditan uang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Audit atas laporan keuangan
PT A dilakukan atas laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014. Pengujian-pengujian yang dilakukan dalam rangka audit terhadap Laporan
Keuangan PT A dilakukan oleh supervisor dan staff audit. Saat melaksanakan
pengujian, tim audit untuk PT A bertanggung jawab secara langsung kepada
seorang manager. Pelaksanaan audit dilakukan berdasarkan prosedur audit yang
ditetapkan oleh Partner dan Manager.
PT A adalah klien lama dari KAP Abdul Ghonie Abubakar. KAP Abdul
Ghonie Abubakar telah melakukan evaluasi terhadap kondisi bisnis perusahaan,
lingkungan bisnis, risiko, peraturan terkait, dan juga evaluasi terhadap penugasan
yang diberikan. Hal ini dilakukan pada awal penugasan tahun pertama audit atas
PT A. Pada tahun-tahun berikutnya, KAP tidak lagi melakukan evaluasi atas
pertimbangan bahwa evaluasi tersebut sudah pernah dilakukan pada audit periose
sebelumnya, sehingga auditor telah memahami lingkup usaha, kondisi
perusahaan, serta resiko bisnis yang dihadapi PT A. Risiko bisnis yang dihadapi
PT A memiliki nilai yang tidak besar dan tidak signifikan, sehingga pada periode
berikutnya KAP Abdul Ghonie Abubakar bersedia untuk melakukan audit atas
laporan keuangan PT A.
Dalam merencanakan dan merancang pendekatan audit, manajemen PT A
juga telah mengadakan pertemuan dengan tim audit KAP Abdul Ghonie Abubakar
untuk membahas keinginan manajemen dalam audit atas laporan keuangan pada
tahun 2014. Keinginan manajemen yang dimaksud adalah target penyelesaian
31
dimana dilakukan
pembahasan intern antar sesama anggota tim audit untu membahasa mengenai:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
32
memahami laporan keuangan yang sudah diaudit pada periode sebelumnya. Hal
ini dapat memberikan pemahaman atas kegiatan audit yang sudah pernah
dilakukan KAP Abdul Ghonie Abubakar. Dalam melakukan pemahaman atas
bisnis A, auditor juga sebelumnya melakukan pembahasan dengan tim audit
mengenai PT A yaitu dengan adanya team planning event.
2) Memahami kontrol internal dan menetapkan risiko control
Pemahaman atas kontrol internal PT A telah dibahas di dalam team planning
event dan begitu pula dengan risiko kontrol yang mungkin terjadi telah
diantisipasi sebelumnya. Selain itu, dalam memahami kontrol internal PT A,
penulis melakukan pemahaman atas siklus penjualan (Lampiran 2) yang
ditetapkan dalam kegiatan penjualan di PT A untuk mengetahui bagaimana kinerja
PT A dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya. Di dalam siklus penjualan tersebut,
penulis memahami risiko dan control atas PT A di dalam Risk Control Matrix
(Lampiran 3) sehingga dapat mengidentifikasi resiko apa saja yang mungkin
terjadi di dalam siklus penjualan PT A. Sesuai dengan Risk Control Matrix,
pembahasan atas hasil pemahaman kontrol internal PT A adalah :
a. Melakukan pemahaman atas atribut kontrol dan dokumen-dokumen yang
tersedia.
b. Melakukan pengecekan atas aktivitas kontrol sesuai dengan akun
penjualan dan mengkaitkannya dengan asersi terkait akun penjualan.
c. Melakukan pengecekan atas dokumen-dokumen pendukung yang terkait
dengan aktivitas kontrol internal yang dilakukan oleh PT A.
Pemahaman kontrol internal dapat membantu auditor dalam merancang
prosedur audit yang paling efektif dan efisien. Pemahaman mengenai kontrol
34
35
36
dengan mengecek saldo akun di Top schedule dengan saldo akun di Top schedule
dengan saldo akun di trial balance.
Auditor melakukan footing dan mencocokkan nilai pada Top schedule dengan
trial balance (tie-up), serta mencocokkan saldo audit tahun lalu. Dengan
membandingkan kedua saldo ini maka akan terlihat adanya peningkatan atau
penurunan yang terjadi. Kemudian dilakukan analisis atas perubahan-perubahan
yang terjadi tersebut. Berikut Tabel 3.2 mengenai Top schedule penjualan PT A :
Tabel 3.2 Top Schedule Akun Penjualan PT A
Berdasarkan Tabel 3.2, didapat hasil tidak ditemui adanya salah saji material.
Dapat diketahui bahwa penjualan secara keseluruhan naik sekitar Rp
154.121.698.207 dibanding dengan penjualan tahun lalu. Untuk mendapatkan
alasan yang memadai, auditor melakukan inquiry terhadap pihak manajemen. Jika
hasil prosedur analitis yang dilakukan auditor kurang memuaskan, auditor dapat
memutuskan untuk memperbanyak prosedur pengujian substantif terkait saldo
37
38
39
40
dilakukan rekapitulasi SPM PPN PT A untuk tahun 2014. Prosedur ini juga
dilakukan untuk mendapat gambaran tentang kepatuhan PT A terhadap
pembayaran dan pelaporan PPN yang dilihat dari tanggal penyetoran dan
pelaporan atas PPN.
3. Melakukan tie-up Dasar Pengenaan Pajak (DPP) dan PPN Keluaran
Prosedur selanjutnya adalah melakukan tie-up DPP dan PPN Keluaran dari
hasil rekapitulasi dengan angka yang tercatat di Top schedule yang dibuat. DPP
akan dilakukan tie-up (pencocokkan) dengan total seluruh penjualan.
3.3.4. Penyelesaian Audit (Finalization Audit)
Tahap terakhir dari proses audit adalah tahap penyelesaian audit yang produk
akhirnya berupa opini audit yang akan diterbitkan bersamaan dengan laporan
keuangan tahunan PT A. Sebelum opini audit dikeluarkan, auditor akan
mengumpulkan bukti audit tambahan terkait engan temuan auditnya. Selanjutnya
bukti audit tersebut akan diringkas dan dievaluasi sebagai dasar dalam
mengeluarkan opini audit.
Dalam tahap ini, auditor akan mendapatkan draft laporan keuangan dari pihak
manajemen. Draft tersebut yang akan menjadi bahan utama dalam tahap
penyelesaian audit. Tujuan audit yang ingin dipenuhi di tahap ini adalah penyajian
dan pengungkapan (presentation and disclosure). Untuk memenuhi tujuan
tersebut auditor melakukan beberapa prosedur, antara lain :
a. Memastikan bahwa seluruh penyesuaian yang telah disetujui benar-benar
dimasukkan kedalam laporan keuangan.
41
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Siklus penjualan merupakan bagian terpenting dari kegiatan operasional
perusahaan. Dalam siklus ini, pendapatan akan diperoleh dan akan menjadi
sumber daya utama perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya
secara keseluruhan. PPN Keluaran merupakan suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari transaksi penjualan. Setiap transaksi penjualan atas suatu barang
yang diatur berdasarkan undang-undang dapat dikenakan PPN, maka akan
terutang PPN keluaran.
Berdasarkan rangkaian pengujian mulai dari test of control, substantive test of
transaction, dan analytical procedure terhadap akun penjualan dan PPN Keluaran
42
43
yang dapat diberikan adalah untuk mempermudah lalu lintas dokumen pada saat
pengerjaan audit lapangan, sebaiknya PT A menugaskan satu orang untuk
bertanggung jawab menanganinya sebab kurangnya sumber daya ini terlihat saat
lalu lintas dokumen pendukung terhambat sehingga pemcarian dokumen
(voucher) cukup memakan waktu.
4.2.2. Saran untuk KAP Abdul Ghonie Abubakar
Program magang yang diadakan KAP Abdul Ghonie Abubakar secara umum
sudah cukup baik dan mampu memberikan banyak pembelajaran dan pengalaman
kerja secara nyata bagi penulis. Namun ada beberapa saran yang dapat diberikan,
yaitu :
a. Sebaiknya KAP Abdul Ghonie Abubakar memiliki kebijkan yang lebih
spesifik untuk program magang. Seperti pemberian area yang cukup unik
kepada peserta magang supaya memberikan inspirasi kepada peserta
magang untuk mengangkat topik yang menarik pada laporan magang.
b. KAP Abdul Ghonie Abubakar sebaiknya memberikan pelatihan yang
cukup dan memadai bagi peserta magang sebelum ditugaskan ke klien. Hal
ini dilakukan agar peserta magang memiliki pemahaman dan keahlian
yang mendasar terkait penugasannya, sehingga dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan baik.
c. Selain itu juga perlu ditingkatkan ketelitian dari supervisi untuk
menghindari adanya kesalahan yang dilakukan oleh tim audit yang
bertugas.
44
45