Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Pemerintah Indonesia bersama dengan seluruh anggota Negara negara

Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN sudah menyepakati pemberlakuan


Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir tahun 2015. Pembentukan pasar
tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini
memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara negara lain di seluruh Asia Tenggara. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tidak
hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa tetapi juga pasar tenaga kerja
profesional, dimana salah satu profesi yang akan bersaing bebas di regional Asia
Tenggara adalah profesi akuntan. Dengan diberlakukannya MEA membuat
terjadinya peleburan antarnegara, sehingga tenaga kerja dari negara lain bisa
masuk ke Indonesia, begitu pula sebaiknya. Adanya peleburan tenaga kerja
membuat persaingan profesi akuntan semakin ketat, sehingga menuntut
mahasiswa akuntansi di Indonesia untuk meningkatkan dan mempersiapkan diri
sebaik mungkin agar mampu bersaing dengan para mahasiswa akuntansi asing.
Maka dari itu perguruan tinggi juga harus mampu melahirkan mahasiswa
mahasiswi akuntansi Indonesia yang kompeten, kritis, dan solutif untuk
menghadapi MEA yang akan berlaku di akhir tahun ini.
Selama menempuh pendidikan di universitas, para mahasiswa hanya diberikan
terkait ilmu teori saja. Untuk memasuki dunia kerja yang semakin ketat, calon
lulusan dari universitas di Indonesia saat ini tidak hanya dituntut untuk lulus
1

dengan berbekal kecerdasan intelektual namun juga harus memiliki kemampuan


dasar. Kemampuan dasar yang dimaksud anatara lain pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Untuk mendapatkan ketiga hal tersebut,
hanya dapat diperoleh dari kegiatan KKN-Profesi. Oleh karena itu, Fakultas
Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya menggalakan program KKN-Profesi.
Program KKN-Profesi merupakan kurikulum Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Brawijaya yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang
komprehensif kepada mahasiswa untuk lebih dalam mengetahui dunia kerja
sekaligus

memberikan

kesempatan

kepada

mahasiswa

untuk

dapat

mengaplikasikan teori yang telah mereka dapat selama perkuliahan. Sehingga


diharapkan mampu menghasilkan tenaga tenaga professional yang kompeten
dan siap dalam menghadapi dunia kerja. Program KKN-Profesi ini merupakan
salah satu prasyarat untuk mendapatkan gelar sarjana Ekonomi. Dimana waktu
pelaksanaanya selama Min. 25 hari kerja.
Profesi untuk mahasiswa lulusan akuntansi salah satunya adalah akuntan
publik. Profesi ini merupakan peluang yang semakin besar dalam dunia kerja saat
ini. Sejalan dengan berkembangnya suatu badan usaha yang berbentuk PT
(Perseroan Terbatas), CV, maupun Firma, maka semakin banyak dibutuhkan
profesi dari akuntan publik. Agoes (2012:10) juga menyebutkan bahwa suatu
perusahaan yang mempunyai total asetnya 25 milyar ke atas diharuskan untuk
memasukkan laporan keuangan yang telah diaudit ke Departemen Perdagangan &
Perindustrian dan Bappepam. Selain itu, untuk pelaporan terhadap pihak pajak
dalam pengisian SPT, laporan keuangan yang telah diaudit lebih dapat dipercaya
oleh pihak pajak.

Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, maka Kantor Akuntan Publik


merupakan tempat yang sesuai untuk dijadikan tempat KKN-Profesi. Kantor
Akuntan Publik merupakan badan usaha yang telah mendapatkan ijin dari Menteri
Keuangan sebagai wadah bagi para akuntan publik dalam memberikan jasanya.
Penulis memilih melakukan program KKN-Profesi di KAP Abdul Ghonie &
Rekan untuk mengetahui dan belajar tentang sistem yang berjalan di perusahaan
tersebut. Penulis dalam praktek kerja di tempatkan sebagai assistant dari auditor
yang memiliki tanggung jawab melakukan tugas membantu pekerjaan analisis.
Kegiatan audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak yang
independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan catatan pembukuan dan bukti bukti pendukungnya, dengan
tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut. Selama melaksanakan kegitan KKN-Profesi penulis diikutkan pada
kegiatan audit di lapangan maupun di kantor. Berdasarkan kegiatan yang penulis
lakukan selama KKN-Profesi, maka penulis membahas Laporan Kuliah Kerja
Nyata Profesi (KKNP) dengan judul Prosedur Audit atas Akun Penjualan dan
PPN Keluaran Pada PT A.
1.2.

TUJUAN

Tujuan KKNP :
1. Mempelajari audit secara mendalam dengan melakukan praktek kerja di
Kantor Akuntan Publik (KAP).
2. Melakukan praktek kerja sesuai dengan latar belakang pendidikan penulis,
yaitu akuntansi.
3. Mendapatkan pengetahuan tentang audit secara langsung.

4. Mendapatkan pengalaman kerja nyata dengan melakukan audit secara


langsung sesuai dengan teori yang telah didapatkan selama bangku kuliah
dan bimbingan dari pihak Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ditunjuk
sebagai pembimbing.
1.3. MANFAAT
Manfaat yang didapatkan setelah melaksanakan KKNP, yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
a. Melatih kemampuan yang dimiliki yang telah didapatkan selama
perkuliahan.
b. Belajar mengenal dinamika dan kondisi nyata dunia kerja terutama ketika
memposisikan diri sebagai auditor, baik pada unit kerja maupun
lingkungan kerja.
c. Mengembangkan ilmu yang telah didapat selama bangku kuliah dan
mendapatkan pelajaran pelajaran baru yang tidak didapatkan selam
perkuliahan.
2. Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (Jurusan
Akuntansi).
a. Mendapatkan umpan balik dari pelaksanaan KKNP untuk kedepannya
menyempurnakan kurikulum yang ada sesuai dengan kebutuhan
stakeholder dan tuntutan perkembangan IPTEK.
b. Memperluas jaringan kerjasama dengan berbagai perusahaan/lembaga dan
pelaku usaha.
c. Meningkatkan pemberdayaa mahasiswa kepada masyarakat.
3. Bagi Perusahaan Tempat KKNP (KAP Abdul Ghonie Abubakar).
a. Realisasi atas misi dan tanggung jawab sosial perusahaan dengan
memberikan kesempatan mahasiswa untuk melakukan praktek kerja.
b. Menumbuhkan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara pihak fakultas dengan perusahaan.

1.4. LANDASAN TEORI


1.4.1. Pendapatan
Pendapatan didefinisikan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 23 Revisi 2010 Paragraf 6 sebagai berikut.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.
Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa pendapatan hanya meliputi arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang diterima atau dapat diterima oleh perusahaan.
Jumlah yang diterima dari pihak ketiga seperti PPN dan pajak penjualan tidak
termasuk dalam manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas dan tidak
mengakibatkan kenaikan ekuitas sehingga tidak termasuk dalam kategori
pendapatan. Jumlah yang diterima dari hubungan keagenan juga tidak termasuk
dalam kategori pendapatan. Jumlah yang diterima dari hubungan keagenan juga
tidak termasuk dalam kategori pendapatan karena jumlah yang ditagih merupakan
milik dari principal dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas entitas. Komisi
yang diterima atas hubungan keagenan tersebutlah yang dapat diakui sebagai
pendapatan.
1.4.2. Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan
Pada saat melakukan pengukuran atas besarnya pendapatan yang diperoleh
dari penjualan, Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) menyatakan, nilai yang
diterima atau yang dapat diterima harus diukur berdasarkan fair value. Bentuk
5

diskon atau pengurangan harga apa pun harus mengurangi nilai yang diterima atau
seharusnya diterima. Paragraf 8-10 PSAK 23 Revisi 2010juga menyatakan hal
yang sama. Pendapatan diukur dengan nilai wajar yang diterima atau dapat
diterima. Pendapatan biasanya ditentukan oleh kesepakatan antara pembeli dan
penjual yang diukur pada nilai wajar. Nilai wajar dari jumlah yang diterima atau
dapat diterima merupakan nilai setelah dikurangi jumlah diskon dan rabat yang
disetujui oleh perusahaan.
PSAK 23 Revisi 2010 menyebutkan bahwa prinsip dalam mengakui
pendapatan adalah diakui pada saat adanya kemungkinan manfaat ekonomi masuk
ke entoitas dan pada saat manfaat tersebut dapat diukur secara andal. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa terdapat empat pengakuan pendapatan yang diakui berdasrkan
prinsip ini, yaitu :
1. Pendapatan yang berasal dari transaksi penjualan pada tanggal penjualan.
2. Pendapatan yang diterima atas penyediaan jasa, setelah jasa sudah
diberikan dan dapat ditagihkan.
3. Pendapatan yang diperoleh karena perusahaan mengizinkan pihak lain
menggunakan aset milik perusahaan, dan
4. Pendapatan yang diperoleh karena menjual aset selain barang dagangan
pada saat tanggal penjualan.
PSAK No. 23 Revisi 2010 menjelaskan lebih lanjut mengenai kondisi yang
harus dipenuhi untuk dapat mengakui pendapatan atas penjualan,yaitu:
1. Perusahaan telah memindahkan resiko dan kepemilikan barang secara
signifikan kepada pembeli.

2. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan


kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas
barang yang dijual.
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
4. Kemungkinan besar ada manfaat ekonomi yang akan mengalir ke entitas
terkait dengan transaksi tersebut, dan
5. Biaya yang terjadi atau akun terjadi sehubungan dengan transaksi
penjualan tersebut dapat diukur secara andal.
1.4.3. Pajak Pertambahan Nilai
Berdasarkan

Undang-undang

Nomor

Tahun

1983

tentang

Pajak

Pertambahan Nilai Barang dan Jasa atas Penjualan Barang Mewah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 42 tahun
2009, yang selanjutnya disebut dengan UU PPN tahun 2009, Pasal 4 ayat 1,
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang akan dikenakan atas
konsumsi barang atau jasa yang dilakukan di dalam negeri. Hal tersebut menjadi
salah satu karakter hukum dari PPN. Beberapa karakter hukum dari PPN lainnya
adalah sebagai berikut (Ikatan Akuntan Indonesia,2012;Waluyo,2011).
1. PPN merupakan salah satu pajak objektif, yakni kewajiban pajak yang
timbul dari suatu objek pajak. PPN akan dikenakan tanpa memperhatikan
keadaan dari diri Wajib Pajak.
2. PPN merupakan pajak tidak langsung karena beban PPN dapat dialihkan
kepada pihak lain. Pemikul beban PPN secara nyata adalah pembeli
Barang Kena Pajak (BKP) atau penerima Jasa Kena Pajak (JKP).
Sedangkan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak ke Kas Negara
adalah pihak yang memungut PPN.

3. PPN termasuk dalam kelompok multi-stage tax, yaitu pajak yang


dikenakan di setiap mata rantai jalur produksi dan jalur distribusi. Nilai
tambah BKP dan JKP merupakan dasar dari pengenaan PPN.
4. PPN dipungut menggunakan alat bukti Faktur Pajak sebagi konsekuensi
dari penggunaan credit method (metode kredit) untuk menghitung PPN.
Metode kredit merupakan sebuah metode dengan cara mencari selisih
antara pajak yang dibayar saat [embelian dengan pajak yang dipungut saat
penjualan. Mekanisme tersebut sesuai dengan cara yang disebutkan dalam
UU PPN tahun 2009 Pasal 8A.
5. PPN bersifat netral. Netralitas ini dibentuk karena adanya dua faktor, yaitu
karena PPN dikenakan atas konsumsi barang atau jasa, dan dipungut
menggunakan prinsip tempat tujuan. Pemungutan PPN yang didasarkan
pada prinsip tempat tujuan berarti PPN dipungut di tempat barang atau
jasa tersebut dikonsumsi. PPN juga menggunakan prinsip lain dalam
pemungutannya, yaitu tempat asal. Prinsip tempat asal ini diartikan bahwa
PPN dipungut di tempat asal barang atau jasa yang akan dikonsumsi.
6. PPN tidak menimbulkan pajak ganda. Hal ini disebabkan karena PPN
memiliki mekanisme untuk melakukan pengkreditan dari pajak yang telah
dibayarkan sebelumnya melalui pembelian.
1.4.4. Pengauditan
1.4.4.1. Definisi Pengauditan
Terdapat berbagai definisi mengenai pengauditan, diantaranya adalah sebagi
berikut.
1. Elder et al. (2009) mendefinisikan pengauditan sebagai proses
pengumpulan dan evaluasi barang bukti mengenai informasi yang
8

digunakan untik menentukan dan melaporkan kesesuaian antara informasi


dengan kriteria yang sudah ditentukan, yang harus dilakukan oleh orang
yang berkompeten dan independen.
2. ORegan (2003) menyatakan bahwa pengauditan merupakan proses
evaluasi dengan auditor berperan sebagai perantara antara dua kelompok
atau lebih. Auditor telah mengumpulkan, memeriksa, dan mengevaluasi
bukti-bukti historis kemudian membandingkannya dengan kriteria yang
telah ditentukan, kemudian melaporkan hasilnya terhadap kelompokkelompok yang memiliki kepentingan.
3. Messier, Glover, dan Prawitt (2012) mendefinisikan bahwa pengauditan
adalah sebuah proses sistematis dari pengumpulan dan evaluasi bukti yang
diperoleh secara objektif, terkait dengan pernyataan tentang tindakan dan
peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara pernyataan
tersebut dengan kriteria yang ada dan menyampaikan hasilnya pada pihak
yang memiliki kepentingan.
Dari ketiga definisi tersebut terdapat persamaan yang dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Kegiatan audit mencakup pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti
dari tindakan dan peristiwa ekonomi.
2. Bukti-bukti tersebut kemudian diukur kesesuainnya terhadap kriteria yang
telah ditentukan.
3. Hasil dari pemeriksaan terhadap kesesuaian kriteria yang ditentukan
kemudian disampaikan kepada pihak atau kelompok yang berkepentingan.
1.4.4.2. Proses Audit atas Penjualan

Berdasarkan Elder et al. (2009) dan Meisser, Glover, dan Prawitt (2012)
proses audit atas penjualan dibagi menjadi dua tahap. Tahap yang pertama adalah
melakukan pengujian terhadap aktivitas pengendalian (test of controls) dan
pengujian substantif dari transaksi penjualan (substantive test of transaction).
Sedangkan tahap kedua adalah melakukan prosedur analitis (analytical
procedures) dan pengujian terhadap detail saldo akun (test of details of balances).
1. Tahap 1: Test of controls dan substantive test of transactions
a. Pada tahap ini auditor perlu memahami pengendalian internal dari
perusahaan terkait dengan proses penjualan. Pemahaman ini dapat
dilakukan dengan mempelajari flowchart atas siklus penjualan, melakukan
wawancara dengan pihak yang terlibat dalam proses penjualan, melakukan
walkthrough (penyusuran) terhadap proses penjualan perusahaan, dan
melalui kuisioner.
b. Setelah memahami pengendalian internal yang dilakukan perusahaan,
auditor kemudian mengidentifikasi risiko dalam proses penjualan dan
penerimaan kas berdasrkan prosedur pengendalian utamanya (key control
activities). Resiko-resiko yang sudah teridentifikasi kemudian akan
dihubungkan dengan tujuan audit yang terkait dengan transaksi. Auditor
akan menilai besarnya resiko pengendalian dengan mengavaluasi aktivitas
pengendalian dan kekurangan dari setiap tujuan audit.
c. Dari tingkat resiko atas pengendalian yang sudah ditetapkan, auditor baru
akan melakukan pengujian terhadap pengendalian. Pengujian dilakukan
untuk masing-masing prosedur pengendalian utamnya melalui beberapa
satu atau lebih prosedur. Apabila berdasrkan pengujian terhadap
pengendalian dibuktikan bahwa pengendalian sudah efektif, maka
substantive test of transaction tidak perlu dilakukan secara mendalam.
10

Sedangkan apabila yang terjadi adalah sebaliknya, maka substantive test


of transaction perlu dilakukan secara lebih ekstensif.
2. Tahap 2: Analytical procedures dan test of details of balances
a. Prosedur analitis yang dilakukan saat pengujian terhadap penjualan dapat
dilakukan melalui beberapa cara, yaitu:
i. Membandingkan presentase laba kotor dengan periode sebelumnya.
ii. Membandingkan tingkat penjualan per bulan.
iii. Membandingkan presentase retur penjualan dengan periode sebelumnya,
dan
iv. Membandingkan saldo penjualan dari satu pelanggan dengan periode
sebelumnya.
b. Meskipun auditor lebih menekankan terhadap akun-akun di Laporan Posisi
Keuangan dalam melakukan test of detais of balances, akun-akun pada
Laporan Laba/Rugi tidak begitu saja diabaikan. Akun-akun pada Laporan
Laba/Rugi berhubungan dengan akun-akun di Laporan Posisi Keuangan,
seperti akun Piutang dan Penjualan. Jadi apabila terdapat salah saji pada
akun di Laporan Posisi Keuangan, maka terdapat kemungkinan salah saji
terjadi pada akun di Laporan Laba/Rugi.
Tabel 2.1 Tujuan Audit terkait Transaksi
Asersi
Occurrence

Completeness
Accuracy

Posting and Summarization

Tujuan Audit terkait Transaksi


Penjualan
Penerimaan Kas
Penjualan yang terjadi dan
Penerimaan kas yang dicatat
tercatat tidak berasal dari
didasarkan atas penerimaan
transaksi dengan pihak fiktif. uang yang benar-benar
diterima perusahaan.
Penjualan yang terjadi sudah Penerimaan kas yang terjadi
dicatat sebelumnya.
sudah dicatat seluruhnya
Transaksi penjualan yang
Kas yang diterima sudah
tercatat sesuai dengan jumlah disimpan dan dicatat sesuai
barang yang dikirim dan
dengan jumlah yang diterima.
sudah dicatat dan ditagih
secara tepat.
Penjualan yang dilakukan
Penerimaan kas atas
secara kredit sudah
pembayaran piutang sudah
dimasukkan ke dalam master dimasukkan ke dalam master

11

file piutang dan sudah


dikelompokkan secara
berdasarkan tiap pelanggan.
Classification

Penjualan sudah
diklasifikasikan secara tepat,
antara penjualan secara tunai
dan secara kredit.
Timing
Penjualan sudah dicatat pada
tanggal yang tepat.
Sumber: Elder et al. (2009) telah diolah kembali.
1.4.4.3.

file piutang dans sudah


dikelompokkan secara tepat
untuk masing-masing
pelanggan.
Transaksi penerimaan kas
sudah diklasifikasikan secara
tepat.
Penerimaan kas sudah dicatat
pada tanggal yang tepat.

Audit atas PPN Keluaran

PPN Keluaran merupakan pajak yang terutang yang timbul dari adanya
penyerahan barang atau jasa kena pajak. Jumlah PPN Keluaran akan dikreditkan
pada akhir masa pajak dengan PPN Masukan. Apabila jumlah PPN Keluaran lebih
besar setelah dikreditkan dengan PPN Masukan, maka PKP wajib menyetorkan
dan melaporkannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Konsep tersebut sesuai
dengan definisi dari liabilitas yang terdapat dalam Paragraf 10 PSAK 57 Revisi
2009, yang menyatakan bahwa kewajiban timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesainnya

diperkirakan

mengakibatkan

pengeluaran

sumber

daya

perusahaan. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa PPN Keluaran merupakan
sebuah kewajiban sehingga memiliki nature yang sama seperti utang.
Tujuan utama dalam melakukan audit atas akun utang adalah untuk
memastikan bahwa akun ini sudah disajikan secara wajar dan diungkapkan secara
benar. Elder et al. (2009) menyatakan bahwa terdapat 3 (tiga) tahapan dalam
melakukan audit terhadap akun utang. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Tahap Pertama

12

Kegiatan yang dilakukan auditor pada tahap ini mencakup identifikasi resiko
usaha klien yang dapat mempengaruhi akun utang, penentuan tingkat salah saji
yang ditolerensi dan penilaian inherent risk, serta penentuan control risk dalam
siklus terkait. Dalam melakukan identifikasi resiko usaha klien yang dapat
mempengaruhi akun utang, auditor perlu memahami sistem atau siklus yang
terkait dengan akun ini, seperti sistem perpindahan inventori dan keterbukaan
akses

terhadap

catatan

utang

karena

dapat

menjadi

indicator

dalam

mengidentifikasi ada atau tidaknya salah saji.


2. Tahap Kedua
Tahap ini mencakup perancangan dan pelaksanaan uji terhadap kontrol (test of
control) dan uji substantif dari transaksi. Auditor akan menilai keefektifan dari
kontrol internal yang dimiliki perusahaan yang terkait dengan akun utang dengan
melakukan tanya-jawab dengan staf perusahaan yang berkaitan dengan akun atau
siklus yang terkait dengan akun utang, memeriksa dokumen, catatan, ataupun
laporan, melakukan observasi terhadap aktivitas kontrol, atau dengan melakukan
kembali

prosedur

kontrol

yang

dilakukan

perusahaan.

Setelah

dapat

memenentukan tingkat keefektifan dari kontrol internal perusahaan, auditor akan


melakukan uji substantif dari transaksi. Apabila dinilai bahwa kontrol yang
dilakukan sudah efektif, maka uji substantif akan dilakukan secara minimal.
Sebaliknya, apabila control yang dilakukan tidak efektif, maka uji substantif akan
dilakukan secara lebih ekstensif.
3. Tahap Ketiga

13

Auditor akan melakukan perancangan dan pelaksanaan dari prosedur analitis


dan pengujian terhadap detail dari akun utang. Dalam melakukan prosedur
analitis, auditor dapat membandingkan antara saldo tahun ini dengan tahun
sebelumnya untuk dapat mendeteksi ada atau tidaknya salah saji. Auditor juga
dapat melihat keterkaitannya dengan total beban. Sedangkan dalam melakukan
pengujian terhadap detail dari akun utang, auditor dapat melakukan prosedur yang
terkait dengan asersi atas akun utang sebagai berikut. (Elder et al., 2009; Meisser,
Glover, dan Prawitt, 2012).
a. Detail tie-in: melakukan kalkulasi ulang atas utang-utang yang tercatat dan
mencocokannya dengan jumlah yang terdapat di buku besar.
b. Existence: melacak utang yang tercatat ke tagihan/faktur dari masingmasing vendor dan melakukan konfirmasi atas utang kepada vendor yang
bersangkutan )dengan melakukan sampling).
c. Completeness: melakukan pencocokkan anatar daftar utang yang dimiliki
perusahaan dengan yang dicatat di buku besar, memeriksa unrecorded
liabilities (kewajiban tidak tercatat) dengan melakukan tanya-jawab
dengan manajemen perusahaan atau dengan memeriksa transaksi
pembayaran atas utang yang diakui pada tahun yang sedang di audit, yang
terjadi setelah tanggal tutp buku, serta dengan mencocokkan dokumen
tagihan vendor yang ada dengan yang saldo tercatat atas vendor tersebut.
d. Accuracy: dapat melakukan pencocokkan utang yang tercatat dengan
tagihan/faktur dari masing-masing vendor dan juga dapat memeriksa ada
atau tidaknya kewajiban yang tidak tercatat.
e. Classification: memeriksa kembali daftar utang untuk transaksi yang
dilakukan dengan pihak berelasi, wesel bayar atau kewajiban lainnya yang
berbunga, kewajiban jangka panjang, dan saldo debit.

14

f. Cutoff: melakukan pemeriksaan atas transaksi yang pembayarannya terjadi


setelah tutup buku, atas utang yang diakui pada tahun yang sedang diaudit
dan menguji utang-utang yang dicatat pada sekitar tanggal tutup buku,
baik setelah maupun sebelum tanggal tutup buku.
g. Obligation: melakukan konfirmasi kepada vendor atas utang yang ada.

15

BAB II
RENCANA KEGIATAN KKNP
2.1. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN KKNP
Kegiatan KKN-Profesi dilakukan di KAP Abdul Ghonie Abubakar Malang
selama 25 hari kerja. Dimulai pada tanggal 14 Agustus 2015 sampai dengan 24
September 2015. Jam kerja yang berlaku adalah mengikuti jam kerja yang telah
ditetapkan yaitu selama enam hari kerja (Senin Sabtu) dalam satu
minggu,dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2.1 Jam Kerja KKN-P di KAP Abdul Ghonie Abubakar
No
1
2
3

Hari Kerja
Jam Kerja
Istirahat
Senin s/d Kamis
Pukul : 08.00 s/d 16.00 Pukul : 12.00 s/d 13.00
Jumat
Pukul : 08.00 s/d 16.00 Pukul : 11.00 s/d 13.00
Sabtu
Pukul : 08.00 s/d 14.00 Pukul : 12.00 s/d 13.00
Sumber: KAP Abdul Ghonie Abubakar

2.2. RENCANA KEGIATAN KKNP


Tabel 2.2 Rencana Kegiatan KKNP
Waktu Kegiatan
Minggu ke-1

Minggu ke-2

Rencana Kegiatan
1. Pengenalan dan adaptasi terhadap Kantor Akuntan
Publik Abdul Ghonie Abubakar.
2. Mengetahui gambaran umum Kantor Akuntan
Publik Abdul Ghonie Abubakar.
3. Melakukan perkenalan dan mengetahui deskripsi
kerja tiap individu.
1. Melakukan praktek kerja sesuai dengan posisi yang
ditentukan.
2. Melakukan pengamatan terhadap laporan tahunan
perusahaan yang diaudit.
3. Mempelajari langkah-langkah audit atas laporan

16

Minggu ke-3

Minggu ke-4

Minggu ke-5

keuangan.
1. Melakukan praktek kerja sesuai dengan posisi yang
ditentukan.
2. Melakukan audit lapangan.
3. Mengumpulkan data-data yang terkait dengan
kegiatan KKNP.
1. Melakukan praktek kerja sesuai dengan posisi yang
ditentukan.
2. Mengumpulkan data-data lain yang terkait dengan
kegiatan KKPNP.
3. Membuat laporan kegiatan KKNP.
1. Membuat laporan kegiatan KKNP.
2. Mengolah data yang ada sehingga dapat
dimasukkan ke dalam laporan.
3. Melengkapi segala persyaratan sesuai dengan buku
petunjuk kegiatan KKNP.

17

BAB III
PELAKSANAAN RENCANA KEGIATAN
3.1. GAMBARAN UMUM OBYEK KKNP
3.1.1. Kantor Akuntan Publik Abdul Ghonie Abubakar
Kantor Akuntan Publik Abdul Ghonie Abubakar pertama kali didirikan di
kota Malang dan mulai beroperasi sejak tahun 1998 berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan nomor KEP-578/KM.17/1998. Pada tahun 2002, Kantor
Akuntan Publik ini berpindah lokasi ke Jakarta dan telah mendapat izin praktek
baru dengan surat Keputusan Menteri Keuangan nomor KEP-239/KM.6/2002.
Saat ini KAP ini berpusat di Gedung Graha Satria 3rd Floor R. VIP 304, JL.
Fatmawati, Jakarta Selatan, No. 5. KAP ini memiliki kantor perwakilan di kota
Malang yang beralamat di Jalan Baiduri Pandan Nomor 11 Tlogomas Malang.
Kantor perwakilan yang berlokasi di Malang berasosiasi dengan Sunrise
Corporation yang dipimpin oleh Bapak Drs. Agus Sambodo. Pada lokasi yang
sama saat ini terdapat 3 lembaga yang saling bekerjasama yaitu Kantor Akuntan
Publik Abdul Ghonie Abubakar, Kantor Konsultan Pajak Agus Sambodo, serta
Lembaga Pendidikan Ciptajasatama.
3.1.2

Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi KAP Abdul Ghonie Abubakar

18

Drs. Agus Sambodo, SH., MSA.,


BKP.
CEO
Expert Board :
Drs. Ali Irfan, MSA., Ak., BKP.
Drs. Sugiharto, BKP.
Arsanto Raharjo, SE., Ak., BKP.
Dra. Yuli Omiati, Msi., Ak
Accounting & Finance :
Refsiyanti (Manager)
Venti Dita (Staff)

Marketing Executive :
Tuhu Pamekas

Cipta Jasatama
Training &
Education Center

Audit and
Athestation
Division

Tax and
Management
Consultant
Division

Yuli Emma
Supervisor

Arsanto Raharjo
Supervisor

Nur Azizah
Supervisor

Staff
Augus
Satrio

Staff
Dewi Ernawati
Octadila

Associates :
DRS. Abd. Ghonie Abubakar Reg. Public Accountant
Drs. Purwanti - Psychologist
Henny Mono - Advocate

Sunrise Tour
and Travel

Sunrise Hall &


Meeting Room

Vocational School
Connection

Tuhu Pamekas

Refsiyanti
Supervisor

Aprilia
Supervisor

Staff:
Reni P

Staff:
Warsito

Staff:
Sugiyanti
Dwi Hariyani

Staff:
Eka Rahayu

Sumber: KAP Abdul Ghonie Abubakar (2014).


3.1.3. Bidang Usaha
1. Pemeriksaan Umum (General Audit)
Pemeriksaan Umum diperlukan antara lain:
a. Laporan pertanggungjawaban dari pimpinan perusahaan (management)
kepada dewan komisaris dan rapat umum pemegang saham
b. Persyaratan memperoleh fasilitas kredit dari bank atau lembaga
keuangan non-bank
c. Persyaratan memperoleh izin menjual saham kepada masyarakat
d. Penilaian pertanggungjawaban keuangan dari anak perusahaan kepada
induk perusahaan ata dari cabang ke kantor pusat
e. Laporan keuangan untuk kepentingan merger atau joint venture
lainnya
f. Untuk kepentingan perpajakan
2. Pemeriksaan Khusus (Investigation)

19

Pemeriksaan khusus (investigation) dilakukan atas permintaan


perusahaan untuk memeriksa kejadian-kejadian khusus yang meliputi
antara lain:
a. Masalah Pembelian
b. Masalah kecurangan atau penggelapan
c. Masalah perluasan usaha
d. Masalah struktural permodalan usaha
e. Masalah kalkulasi harga pokok
3. Pemeriksaan Pengeolaan (Management Audit)
Pemeriksaan pengelolaan (management audit) atau disebut juga
pemeriksaan operasional (operational audit) merupakan evaluasi secara
bebas, selektif, dan analitis terhadap suatu program, kegiatan, atau fungsi
dalam manajemen utnuk memberikan saran atau informasi pentign demi
terselenggaranya pelaksanaan manajemen yang sehat, efektif, dan efisien.
Pemeriksaan manajemen meliputi antara lain:
a. Menilai apakah sistem akuntansi dan pelaporan sudah cuku memadai.
b. Menilai apakah kegiatan operasi perusahaan sudah berjalan secara
efektif dan efisien.
c. Menilai apakah cara-cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan
tertentu telah dilaksanakan dengan biaya efisien.
d. Menilai efektifitas kerja, saluran distribusi, serta efektifitas pemasaran.
e. Menilai efektivitas perusahaan baik intern maupun dalam
perbandingannya dengan perusahaan pesaing atau dengan rata-rata
perusahaan sejenis.
4. Penyusunan Sistem Informasi dan Akuntansi (Accounting and Information
System Design) dan Perancangan Program Aplikasi Sistem Informasi
Yang dimaksud dengan sistem informasi dan akuntansi adalah semua alat
bantu menajemen, mengumpulkan, mengklasifikasi, melaporkan dan menafsirkan
informasi mengenai transaksi perusahaan secara efektif, agar dapat menjamin
kemanan harta milik perusahaan serta dpat dilaksanakannya kebijakan-kebijakan
yang telah ditetapkan. Ruang Lingkup penyusunan sistem akuntansi meliputi:

20

a. Penilaian dan prosedur berbagai fungsi dalam organisasi perusahaan yang


dapat dipertanggungjawabkan ditinjau dari segi pengawasan (internal
control).
b. Penyusunan Sistem dan prosedur berbagai fungsi dalam organsiasi
perusahaan yang meliputi: sistem prosedur penjualan dan penerimaan kas;
pembelian dan pengeluaran kas; persediaan; produksi; pembayaran gaji
dan upah; hubungan antara anak perusahaan dengan induk perusahaan;
hubungan kantor cabang dan kantor pusat dna sebagainya.
c. Penyusunan pedoman akuntansi umum (general accounting manual).
d. Penyusunan pedoman klasifikasi rekening dan kode rekening.
e. Merancang bentuk dan isi formulir, buku besar, buku bantu, serta bentuk
dan isi laporan keuangan, laporan produksi, dan laporan lainnya.
Yang dimaksud dengan perancangan program aplikasi sistem informasi meliputi
antara lain:
a. Perancangan Secara Umum
Secara umum perancangan program aplikasi terdiri dari masukan data, mutasi,
dan menampilkan program. Pengisian identitas adalah langkah awal struktur data
base yaitu pengisian dari data yang telah ditentukan.
b. Perancangan Secara Rinci
- Struktur Modul, Struktur

modul

disusun

secara

hierarki

untuk

menyediakan penjelasan yang jelas dari input yang harus digunakan dan
output yang harus dihasilkan oleh tiap fungsi dan sesuai dengan kebutuhan
-

pemakai.
Perancangan Output, Perancangan output adalah untuk mengasilkan

laporan (output) yang merupakan hasil pengolahan data.


Perancangan Input. Untuk mempermudah pemasukan data informasi
kedalam tabel pemakai menggunakan form terkustomisasi yang bisa
21

menuntun pemakai memasuki informasi yang tepat, memeriksa kesalahan,


-

dan menyimpan informasi kedalam tabel yang tepat.


Perancangan Database. Perancangan database adalah pemilihan software
aplikasi yang tepat untuk diajukan ke perusahaan sehingga terbentuk
kumpulan data terpadu yang memakai berbagai karakteristik tertentu
secara bersama-sama, dan salah satu cara untuk menata data yang berisi
subjek atau topik yang sama yang tersimpan dalam record (baris) dan field

(kolom).
Proses perancangan dan Algoritma program. Dalam proses ini perancang
akan melakukan tahap awal untuk membuat tabel, query, form sampai
kepada laporan yang dihasilkan dan juga langkah pemrograman suatu

aplikasi
5. Konsultan Pajak (Tax Consultant)
a) Jasa Konsultasi Pajak yang Bersifat Rutin:
- Memberikan konsultasi perpajakan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku sehingga Wajib Pajak sehingga dapat lebih mudah
memenuhi kewajiban perpajakan seperti kewajiban PPH pasal 21, pasal
22, pasal 23, pasal 25, pasal 26, PPN/PPnBM, PBB serta kewajiban
-

menyampaikan SPT Masa, Tahunan, dan lain-lain.


Memberikan konsultasi perpajakan dalam hal Wajib Pajak diperiksa,
mengajukan keberatan, mengajukan banding atau mengajukan restitusi

kelebihan pembayaran pajak


Memberikan konsultasi perpajakan dalam hal Wajib Pajak melakukan

KSO (JO) atau mengadakan kontrk dengan pihak lain.


Memberikan konsultasi perpajakan dalam rangka merger, konsolidasi,
akuisisi,

pemekaran/pemecahan

usaha,

likuidasi,

atau

bentuk

restrukturisasi lainnya.

22

Membantu mencarikan pemecahan atas masalah perpajakan yang dihadapi


wajib pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang

berlaku.
Memberitahukan peraturan-peraturan baru dibidang perpajakan kepada
wajib pajak sehingga perencanaan posisi keuangan wajib pajak dapat

diatur sebaik-baiknya, apabila diminta.


b) Jasa Konsultasi Perpajakan yang Bersifat Khusus
- Membantu pengurusan perolehan ruling mengenai suatu kasus tertentu
-

dari Direktorat Jendral Pajak.


Membantu pengurusan penyelesaian surat keberatan, surat permohonan

banding atau restitusi kelebihan pembayaran pajak.


Membantu pengurusan penyelesaian penyelesaian tax clearance dan lain-

lain.
Membantu menyelesaikan masalah perpajakan sehubungan dengan

rencana Go Public
Mengadakan In House Training
Atas permintaan wajib pajak, melakukan kunjungan ke tempat wajib pajak

untuk mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban pajak.


Review perpajakan yang meliputi PPh pasal 21/26, PPh pasal 22, PPh

pasal 23/26, PPh pasal 24, PPh pasal 25, PPh pasal 29, dan PPn/PPnBM.
c) Tax Management (Tax Planning)
- Usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalkan pajak
dengan cara yang diperbolehkan oleh Undang-Undang
- Pengendalian pajak lebih bayar bagi PPh
- Dan lain-lain.
i. Agar kegiatan bisnis yang dilaksanakan maupun yang sedang berjalan
ii.
iii.
iv.
v.

tetap berada di jalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan.


Sebagai pedoman untuk mempertajam rencana-rencana yang diharapkan
Untuk mengetahui proses, arah, dan sasaran yang ingin dicapai perusahaan
Memaksimalkan peluang keberhasilan perusahaan.
Sebagai alat untuk mencari dana dari pihak ketiga (seperti pihak
perbankan, investor, lembaga keuangan, dan sebagainya)

3.2. KEGIATAN YANG DITEKUNI

23

Selama satu bulan menjalani program KKNP, penulis memperoleh


kesempatan untuk turut terlibat secara langsung dalam kegiatan audit atas laporan
keuangan. Penulis didampingi oleh senior auditor dan associate yang membantu
menjelaskan prosedur dalam melakukan audit di kantor dan lapangan. Tugas yang
diberikan bervariasi, mulai dari kegiatan administrative, dokumentasi, klerikal,
hingga melakukan prosedur audit secara langsung terhadap beberapa akun di
bawah pengawasan oleh senior auditor dan associate.
Selama melaksanakan kegiatan KKNP, penulis memperoleh kesempatan
untuk melakukan audit atas dua perusahaan (PT A dan PT B). Penulis tidak
melakukan prosedur audit sendirian, namun bekerja sama dengan seorang
associate untuk melakukan audit atas dua perusahaan tersebut. Audit dilakukan
secara penuh atas laporan keuangan tahun 2014. Penulis diberikan penjelasan dari
seorang associate sehingga dapat mengerti tujuan dari dilakukannya suatu
prosedur. Senior Auditor akan melakukan review terhadap hasil pekerjaan penulis
sehingga penulis dapat memahami kekurangan atas working paper yang telah
dihasilkan dan kemudian merevisinya. Adapun uraian beberapa kegiatan selama
KKNP yang dilaksanakan oleh penulis di KAP Abdul Ghonie Abubakar dapat
dijelaskan sebagai berikut :

No.

Tabel 3.1 Laporan Kegiatan Harian KKNP


Hari/Tanggal
Uraian Kegiatan Yang Dilakukan

Jumat, 14 Agustus 2015

Sabtu, 15 Agustus 2015

Selasa, 18 Agustus 2015

Mendapat pengarahan serta briefing


mengenai job description dari supervisor
mengenai magang di KAP Abdul Ghonie
Abubakar.
Melakukan Test saldo akun-akun neraca
kedalam kertas kerja sesuai dengan
mutasi dibuku besar pada klien PT A.
Melakukan Test saldo akun-akun neraca
24

9
10
11
12
13

14

15

16

17

kedalam kertas kerja sesuai dengan


mutasi dibuku besar pada klien PT A.
Rabu, 19 Agustus 2015 Melakukan Test saldo akun-akun
Laba/Rugi kedalam kertas kerja sesuai
dengan mutasi dibuku besar pada klien
PT A.
Kamis, 20 Agustus 2015 Melakukan Test saldo akun-akun
Laba/Rugi kedalam kertas kerja sesuai
dengan mutasi dibuku besar pada klien
PT A.
Jumat, 21 Agustus 2015 Melakukan rekonsiliasi atas seluruh saldo
hasil test mutasi dengan perhitungan yang
dilakukan oleh pihak PT A.
Sabtu, 22 Agustus 2015 Mengerjakan daftar aset tetap dan
menghitung akumulasi penyusutan aset
tetap PT A.
Senin, 24 Agustus 2015 Menghitung akumulasi penyusutan aset
tetap dan memeriksa biaya penyusutan
dengan membandingkan dengan
perhitungan klien PT A.
Selasa, 25 Agustus 2015 Audit siklus hutang usaha klien PT A dan
melakukan sampling.
Rabu, 26 Agustus 2015 Audit siklus piutang klien PT A dan
melakukan sampling.
Kamis, 27 Agustus 2015 Audit siklus penjualan klien PT A dan
melakukan sampling.
jumat, 28 Agustus 2015 Audit siklus pengeluaran klien PT A dan
melakukan sampling.
Sabtu, 29 Agustus 2015 Melakukan tes saldo akun-akun Neraca
kedalam kertas kerja sesuai dengan
mutasi dibuku besar pada klien PT B.
Senin, 31 Agustus 2015 Melakukan tes saldo akun-akun Neraca
kedalam kertas kerja sesuai dengan
mutasi dibuku besar pada klien PT B.
Selasa, 1 September 2015 Melakukan tes saldo akun-akun
Laba/Rugi kedalam kertas kerja sesuai
dengan mutasi dibuku besar pada klien
PT B.
Rabu, 2 September 2015 Melakukan tes saldo akun-akun
Laba/Rugi kedalam kertas kerja sesuai
dengan mutasi dibuku besar pada klien
PT B.
Kamis, 3 September
Melakukan tes saldo akun-akun
2015
Laba/Rugi kedalam kertas kerja sesuai
dengan mutasi dibuku besar pada klien

25

18

Jumat, 4 September 2015

19

Sabtu, 5 September 2015

20

Senin, 7 september 2015

21
22
23
24

PT B.
Membantu Audit senior Membuat dan
mengisi supporting schedule untuk tahun
2014 untuk audit laporang keuangan PT
A, serta menyajikan masing-masing saldo
per audit tiap-tiap akun.
Membantu Audit senior Membuat dan
mengisi supporting schedule untuk tahun
2014 untuk audit laporang keuangan PT
A, serta menyajikan masing-masing saldo
per audit tiap-tiap akun.

Audit siklus Piutang usaha PT B dan


melakukan sampling.
Selasa, 8 September 2015 Audit siklus hutang usaha PT B dan
melakukan sampling.
Rabu, 9 September 2015 Audit siklus penjualan PT B dan
melakukan sampling.
Selasa, 22 September
Audit siklus pengeluaran PT B dan
2015
melakukan sampling.
Rabu, 23 September
Membantu Audit senior Membuat dan
2015
mengisi supporting schedule untuk tahun
2014 untuk audit laporang keuangan PT
B, serta menyajikan masing-masing saldo
per audit tiap-tiap akun.

25

Kamis, 24 September
2015

Membantu Audit senior Membuat dan


mengisi supporting schedule untuk tahun
2014 untuk audit laporang keuangan PT
B, serta menyajikan masing-masing saldo
per audit tiap-tiap akun.

Untuk laporan hasil KKN-Profesi, penulis akan membahas mengenai


Prosedur Audit atas Akun Penjualan dan PPN Keluaran pada PT A yang
penulis samarkan namanya pada tahun buku 2014 di KAP Abdul Ghonie
Abubakar.
3.3. EVALUASI HASIL KEGIATAN KKNP

26

3.3.1. Profil Perusahaan Klien (PT A)


3.3.1.1. Profil Perusahaan
PT A merupakan salah satu produsen alumunium ekstrusi di Indonesia
yang telah beroperasi sejak tahun 1995. Memiliki pabrik seluas hampir empat
acre di Ngoro Industri Persada M-1, Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur, perusahaan
didukung oleh 600 lebih karyawan dan tenaga ahli dari Cina dan Taiwan. PT X
telah dikenal sebagai produsen alumunium ekstrusi yang berintegrasi dengan
berbagai bidang industri terkemuka di kota-kota besar di Indonesia serta dunia,
seperti: arsitektur dan konstruksi bangunan, elektronika dan kelistrikan, indutri
mebel, industri otomobil, profile standar, dan industri lainnya. Kapasitas tahunan
PT A telah mencapai 20.000 MT dan akan terus ditingkatkan menjadi 36.000 MT
dalam rangka memenuhi pasar Internasional, dan kini telah memegang posisi
pasar yang penting di Amerika, Australia, Afrika dan kawasan Pasifik.
PT A memiliki visi yaitu menjadi perusahaan alumunium terintegrasi yang
terdepan di Indonesia, selain itu PT A memiliki misi :
1. Menciptakan inovasi, solusi yang handal dan harga yang kompetitif adalah
prioritas perusahaan, selain terus meningkatkan kualitas produk maupun
pelayanan terhadap para pelanggan.
2. Menyediakan rekrutmen yang memadai dan mengadakan berbagai
pelatihan agar para karyawan semakin kompeten di bidangnya masingmasing.
3.3.1.2. Proses Bisnis Penjualan pada PT A

27

Dalam menjalankan aktivitas operasional, PT A menggunakan sistem yang


sudah terkomputerisasi yang disebut synergy core 3. Sistem ini dirancang untuk
membantu manajemen perusahaan mencapai efisiensi dan efektivitas professional.
PT A menggunakan fungsi keuangan standar dalam sistem yang terdiri dari
beberapa modul :
a. Buku Besar, modul ini digunakan untuk mencatat semua transaksi
keuangan.
b. Piutang, modul ini digunakan untuk mencatat transaksi piutang, merekam
saldo pelanggan, mendukung manajemen kredit, dan catatan pembayaran
pelanggan.
c. Hutang, modul ini digunakan untuk mencatat transaksi hutang,
mempermudah proses hutang, mengelola dan memantau saldo hutang, dan
mengotomatisasi proses pembayaran hutang.
d. Manajemen kas, modul ini digunakan untuk mengelola arus kas.
e. Manajemen biaya, modul ini digunakan melakukan analisis biaya.
f. Akuntansi logistik, modul ini digunakan untuk mencatat pemasukan atau
pengeluaran inventori yang terjadi, melacak dan memantau pengiriman
barang.
g. Penjualan, modul ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan.
Sebagai perusahaan eksportir yang terus berkembang, PT A melakukan
penjualan ke banyak perusahaan dalam negeri maupun luar negeri. Pelanggan PT
A sebagian besar adalah perusahaan real estate dan property. Penjualan yang
dilakukan perusahaan didasarkan pada kontrak jual beli antara perusahaan dengan
setiap pelanggannya. Dalam kontrak jual beli tersebut ditetapkan seluruh rincian
penjualan, mulai dari jenis dan kualitas produk yang diinginkan, kuantitas
penjualan, harga yang disepakati, jadwal pengiriman, pihak mana yang
menanggung biaya pengiriman, ketentuan pembayaran, dan lain-lain. Dengan

28

sistem kontrak seperti demikian, maka perusahaan memiliki jaminan bahwa aka
nada penjualan dengan jumlah tertentu selama waktu tertentu.
3.3.1.3. Sistem Akuntansi atas Penjualan pada PT A
PT A menerima pesanan pembelian dari pelanggan. Setelah itu divisi
logistik memeriksa ketersediaan persediaan untuk pesanan pembelian tersebut
kemudian manajer logistik akan meninjau dan mengotorisassi pesanan pembelian
tersebut. Apabila manajer logistik menyetujui pesanan pembelian tersebut, staf
logistik memasukkan data yang ada di pesanan pembelian seperti nama
pelanggan, produk, dan harga penjualan ke dalam sistem lalu sistem tersebut
mempersiapkan proforma invoice. Barang dikemas untuk menunggu proses
pengiriman. Untuk menghindari terjadinya penggadaan proforma invoice, maka
proforma invoice tersebut harus diberi nomor.
Divisi keuangan memproses proforma invoice. Pertama-tama staf
keuangan meninjau batas kredit pelanggan. Apabila pelanggan mempunyai
piutang yang beredar yang melampaui batas, maka perusahaan menunda proses
penjualan. Namun, apabila pelanggan tidak mempunyai masalah dalam
piutangnya, maka staf keuangan mengeluarkan proforma invoice dan manajer
keuangan meninjau dan mengotorisasi proforma invoice. Proforma invoice ini
digunakan sebagai pesanan penjualan. Divisi logistik segera mempersiapkan
delivery order apabila mereka telah menerima proforma invoice yang telah
diotorisasi.
Setelah manajer logistik meninjau dan mengotorisasi delivery order, staf
gudang menginformasikan pelanggan apabila barang sudah dikemas dan siap

29

untuk dikirim. Untuk barang berkuantitas besar, barang dikirim oleh perusahaan
atau melalui forwarder. Sementara itu, untuk barang berkuantitas kecil, pelanggan
langsung mengambil barang tersebut di gudang perusahaan. Pelanggan
menandatangani delivery order saat mereka menerima barang dengan spesifikasi
sesuai yang mereka minta.
Staf keuangan menerbitkan commercial invoice sementara staf pajak
menerbitkan tax invoice saat barang telah dikirimkan hal ini sesuai dengan
kebijakan PT A yang membedakan invoice untuk keperluan keuangan dan
keperluan pajak. Selanjutnya, manajer keuangan menyetujui commercial invoice
sementara manajer manajer pajak menyetujui tax invoice. Harga jual barang pada
PT A adalah harga jual yang sudah termasuk dengan PPN. Jadi, pembayaran yang
dilakukan oleh pelanggan merupakan pembayaran atas harga jual yang sudah
dikenakan PPN. Perhitungan dalam menentukan besarnya harga jual sebelum
pajak adalah sebagai berikut :
PPN Keluaran = 100/110 x Harga termasuk PPN.
Jurnal yang tercatat adalah sebagai berikut.
Kas / Piutang

xxx

Penjualan

xxx

PPN Keluaran

xxx

3.3.2. Tahap Pelaksanaan Audit atas Siklus Penjualan PT A


3.3.2.1. Merencanakan dan Merancang Pendekatan Audit

30

Audit yang dilakukan olek KAP Abdul Ghonie Abubakar merupakan audit
atas laporan keuangan yang dilaksanakan berdasarkan standar pengauditan uang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Audit atas laporan keuangan
PT A dilakukan atas laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014. Pengujian-pengujian yang dilakukan dalam rangka audit terhadap Laporan
Keuangan PT A dilakukan oleh supervisor dan staff audit. Saat melaksanakan
pengujian, tim audit untuk PT A bertanggung jawab secara langsung kepada
seorang manager. Pelaksanaan audit dilakukan berdasarkan prosedur audit yang
ditetapkan oleh Partner dan Manager.
PT A adalah klien lama dari KAP Abdul Ghonie Abubakar. KAP Abdul
Ghonie Abubakar telah melakukan evaluasi terhadap kondisi bisnis perusahaan,
lingkungan bisnis, risiko, peraturan terkait, dan juga evaluasi terhadap penugasan
yang diberikan. Hal ini dilakukan pada awal penugasan tahun pertama audit atas
PT A. Pada tahun-tahun berikutnya, KAP tidak lagi melakukan evaluasi atas
pertimbangan bahwa evaluasi tersebut sudah pernah dilakukan pada audit periose
sebelumnya, sehingga auditor telah memahami lingkup usaha, kondisi
perusahaan, serta resiko bisnis yang dihadapi PT A. Risiko bisnis yang dihadapi
PT A memiliki nilai yang tidak besar dan tidak signifikan, sehingga pada periode
berikutnya KAP Abdul Ghonie Abubakar bersedia untuk melakukan audit atas
laporan keuangan PT A.
Dalam merencanakan dan merancang pendekatan audit, manajemen PT A
juga telah mengadakan pertemuan dengan tim audit KAP Abdul Ghonie Abubakar
untuk membahas keinginan manajemen dalam audit atas laporan keuangan pada
tahun 2014. Keinginan manajemen yang dimaksud adalah target penyelesaian

31

yang diinginkan oleh manajemen PT A, cakupan audit, isu yang ingin


diselesaikan, update atas informasi terbaru, serta pembahasan mengenai audit fee.
Pada awal penerimaan pekerjaan audit atas PT A, KAP Abdul Ghonie
Abubakar dan PT A membuat perjanjian tertulis atas kerja sama audit yang tertera
di dalam Audit Engagement Letter (AEL). Perjanjian ini berisi tentang informasiinformasi terkait penugasan audit, seperti tujuan dilakukannya audit, tanggung
jawab dan lingkup audit, biaya audit, batas waktu pelaporan, dan lainnya. Contoh
Audit Engagement letter antara KAP Abdul Ghonie Abubakar dengan PT A dapat
dilihat di (Lampiran 1).
Menurut penulis, aktivitas ini sesuai dengan tinjauan pustaka yang
didalamnya dijelaskan bahwa KAP harus membuat suatu perjanjian tertulis yang
meliputi tujuan perikatan, tanggung jawab auditor dan manajemen, serta batasanbatasan perikatan penugasan audit. Dengan adanya AEL ini, maka akan tercipta
pemahaman yang jelas antara auditor dank lien terkait tanggung jawab masingmasing sehingga kemungkinan terjadinya kesalahpahaman dapat dihindari.
Selain itu, dalam perencanaan anatar tim audit KAP atas penugasan audit
laporan keuangan PT A, diadakan team planning event

dimana dilakukan

pembahasan intern antar sesama anggota tim audit untu membahasa mengenai:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Cakupan dari pekerjaan audit


Pemahaman mengenai kegiatan bisnis PT A
Struktur penugasan tim KAP Abdul Ghonie Abubakar
Jadwal perencanaan audit
Cakupan pekerjaan dari divisi lain selain audit
Pembahasan mengenai kemungkinan kesalahan yang mungkin terjadi

sesuai dengan penugasan sebelumnya.


g. Alokasi dari kemungkinan kesalahan yang mungkin terjadi

32

h. Identifikasi atas akun-akun yang signifikan serta pengungkapan dan


pernyataan yang relevan
i. Rekomendasi atas kegiatan audit yang dilakukan
j. Identifikasi masalah awal dalam kegiatan audit
k. Pembuatan laporan audit
Dengan adanya pembahasan di atas, maka KAP Abdul Ghonie Abubakar
sudah mencapai tujuan awal dalam perencanaan atas pendekatan audit PT A,
yaitu:
1) Pemahaman entitas bisnis dan lingkungan industri PT A
Agar lebih memahami kegiatan usaha dan industri klien, tim audit
melakukan identifikasi mengenai internal faktor dan eksternal faktor yang
mempengaruhi kegiatan usaha klien. Dari sisi internal, tim audit perlu
mengidentifikasi kegiatan usaha PT A secara spesifik, yakni mengetahui bidang
usaha yang dijalani, struktur kepemilikan dan tatakelola perusahaan, pihak-pihak
yang berafiliasi, objektif dan strategi perusahaan, proses akuntansi perusahaan,
dan aktivitas pengendalian yang dilakukan atas prosedur yang dimiliki PT A.
Sedangkan untuk faktor-faktor eksternal, tim audit melakukan identifikasi
terhadap peraturan yang berlaku baik dari peraturan mengenai kebijakan
akuntansi, penyajian dan pelaporan keuangan, dan peraturan lainnya seperti
peraturan ketanagakerjaan, serta kondisi ekonomi yang mempengaruhi kondisi
perusahaan terutama untuk tingkat penjualan.
Karena hubungan kerjasama antara KAP Abdul Ghonie Abubakar dan PT
A sudah berjalan cukup lama, maka auditor dapat mempelajari sifat dan nature
bisnis klien dari permanent file audit sebelumnya. Selain itu, auditor juga dapat
mempelajari mengenai isu-isu penting pada periode audit sebelumnya, serta
33

memahami laporan keuangan yang sudah diaudit pada periode sebelumnya. Hal
ini dapat memberikan pemahaman atas kegiatan audit yang sudah pernah
dilakukan KAP Abdul Ghonie Abubakar. Dalam melakukan pemahaman atas
bisnis A, auditor juga sebelumnya melakukan pembahasan dengan tim audit
mengenai PT A yaitu dengan adanya team planning event.
2) Memahami kontrol internal dan menetapkan risiko control
Pemahaman atas kontrol internal PT A telah dibahas di dalam team planning
event dan begitu pula dengan risiko kontrol yang mungkin terjadi telah
diantisipasi sebelumnya. Selain itu, dalam memahami kontrol internal PT A,
penulis melakukan pemahaman atas siklus penjualan (Lampiran 2) yang
ditetapkan dalam kegiatan penjualan di PT A untuk mengetahui bagaimana kinerja
PT A dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya. Di dalam siklus penjualan tersebut,
penulis memahami risiko dan control atas PT A di dalam Risk Control Matrix
(Lampiran 3) sehingga dapat mengidentifikasi resiko apa saja yang mungkin
terjadi di dalam siklus penjualan PT A. Sesuai dengan Risk Control Matrix,
pembahasan atas hasil pemahaman kontrol internal PT A adalah :
a. Melakukan pemahaman atas atribut kontrol dan dokumen-dokumen yang
tersedia.
b. Melakukan pengecekan atas aktivitas kontrol sesuai dengan akun
penjualan dan mengkaitkannya dengan asersi terkait akun penjualan.
c. Melakukan pengecekan atas dokumen-dokumen pendukung yang terkait
dengan aktivitas kontrol internal yang dilakukan oleh PT A.
Pemahaman kontrol internal dapat membantu auditor dalam merancang
prosedur audit yang paling efektif dan efisien. Pemahaman mengenai kontrol

34

internal dapat membantu auditor dalam menentukan seberapa efektif kontrol


internal perusahaan dapat mencegah terjadinya salah saji atas lapora keuangan.
3) Meminta data-data pendukung dari klien
Data-data pendukung sebaiknya diminta di awal agar pada saat fieldwork
dapat berjalan dengan lancar dan efektif tanpa harus menunggu data-data yang
masih pending. Adapun data-data yang diminta di awal di antaranya adalah :
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
ix.

Laporan audit tahun lalu.


Fotokopi rekening koran Januari s.d Desember 2014 dan Januari 2015.
Fotokopi kepemilikan deposito dan penempatan dari pihak lain.
Fotokopi SPK dan daftar nominative hutang dan piutang per 31 Desember
2014.
Soft copy Laporan keuangan 2014.
Soft copy buku besar Januari s/d Desember 2014.
Soft copy daftar persediaan per 31 Desember 2014.
SSP dan SPT Masa PPN dan PPh tahun 2014.
SSP dan SPT Tahunan Badan tahun 2013 dan 2014.

3.3.2.2. Melakukan Pengujian Pengendalian (Test of Control)


Dalam melakukan prosedur atas audit siklus penjualan, auditor perlu
melakukan test of control.Pada saat merancang test of control, auditor
mengidentifikasi kontrol ataupun kelemahan yang dimiliki perusahaan. Proses
identifikasi kontrol ini biasanya dilakukan auditor saat melaksanakan prosedur
walkthrough. Setelah mengidentifikasi keberadaan kontrol, auditor akan
menentukan kontrol-kontrol utama atau atribut-atribut yang akan diuji
efektivitasnya. Setelah itu, auditor akan menentukan sampel untuk test of control.
Penentuan jumlah sampel test of control diambil minimal 50% dari total populasi
penjualan. Untuk penjualan bulan januari dan desember harus diambil untuk

35

menjadi sampel. Sisanya diambil dari bulan-bulan yang memiliki transaksi


terbesar.
Test of control yang dilakukan penulis dalam melakukan audit atas PT A
adalah test pricing. Test pricing yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk
mengetahui apakah harga yang digunakan PT A dalam proses penjualan sudah
sesuai atau belum, serta bertujuan untuk melakukan pemeriksaan yang bersifat
administrative, seperti memeriksa validitas kontrak yang digunakan. Test pricing
atas PT A dapat dilihat dalam (lampiran 4).
Test pricing di dalam siklus audit penjualan tidak hanya digunakan untuk
mengetahui apakah harga yang digunakan dalam pencatatan sudah sesuai atau
belum, namun juga untuk melihat apakah penjualan yang dilakukan sudah valid
sesuai dengan dokumen-dokumen kontrak perjanjian yang ada serta otorisasi dari
pihak berwenang sudah benar-benar sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku.
3.3.2.3. Melakukan Prosedur Analitis (Analitycal Procedure)
Prosedur analitis merupakan salah satu prosedur yang digunakan untuk
mengidentifikasi hubungan antar akun serta mengetahui kemungkinan adanya
perubahan yang signifikan dan material. Setelah tim audit mendapatkan rincian
penjualan usaha dati PT A, tim audit akan membuat Top schedule untuk akun
penjualan sebagai dokumentasi audit akun penjualan. Dalam Top schedule
terdapat detail semua akun mengenai penjualan yang disertai pula nominal saldo
dari tahun lalu dan juga dari trial balance. Prosedur yang dilakukan adalah

36

dengan mengecek saldo akun di Top schedule dengan saldo akun di Top schedule
dengan saldo akun di trial balance.
Auditor melakukan footing dan mencocokkan nilai pada Top schedule dengan
trial balance (tie-up), serta mencocokkan saldo audit tahun lalu. Dengan
membandingkan kedua saldo ini maka akan terlihat adanya peningkatan atau
penurunan yang terjadi. Kemudian dilakukan analisis atas perubahan-perubahan
yang terjadi tersebut. Berikut Tabel 3.2 mengenai Top schedule penjualan PT A :
Tabel 3.2 Top Schedule Akun Penjualan PT A

Sumber: KAP Abdul Ghonie Abubakar (2014).

Berdasarkan Tabel 3.2, didapat hasil tidak ditemui adanya salah saji material.
Dapat diketahui bahwa penjualan secara keseluruhan naik sekitar Rp
154.121.698.207 dibanding dengan penjualan tahun lalu. Untuk mendapatkan
alasan yang memadai, auditor melakukan inquiry terhadap pihak manajemen. Jika
hasil prosedur analitis yang dilakukan auditor kurang memuaskan, auditor dapat
memutuskan untuk memperbanyak prosedur pengujian substantif terkait saldo

37

sehingga dapat menambah keyakinan auditor terkait kewajaran akun penjualan PT


A.
3.3.2.4. Melakukan Test of Details terhadap Transaksi Penjualan
Prosedur ini dilakukan untuk memastikan jumlah yang tercatat pada jurnal
penjualan dan general ledger sudah sesuai dengan dokumen penjualan yang
terkait dan jumlah penjualan yang diterima di rekening perusahaan sudah sesuai
nilainya dengan nilai transaksi penjualan. Prosedur ini juga dapat membuktikan
bahwa suatu penjualan benar-benar terjadi. Proses vouching dilakukan dengan
cara mencocokkan jumlah yang tercatat di general ledger dengan dokumendokumen penjualan dan penerimaan penjualan yang terkait. Dokumen-dokumen
tersebut antara lain adalah proforma invoice, delivery order, dan commercial
invoice. Langkah yang dilakukan dalam menjalankan prosedur ini adalah sebagi
berikut.
a. Rekalkulasi jumlah transaksi penjualan dalam general ledger
Prosedur ini bertujuan untuk memeriksa keakuratan saldo transaksi penjualan
pada general ledger dan juga keakuratan jumlah tagihan yang tertera pada
commercial invoice dan tax invoice.
b. Footing jurnal dan buku besar penerimaan kas per bulan.
Prosedur ini bertujuan untuk memeriksa keakuratan saldo di buku besar
berdasarkan semua jurnal penjualan.
c. Melakukan pemilihan sampel dari semua transaksi penjualan yang terjadi
pada tahun 2012.

38

d. Berdasarkan sampel yang sudah dipilih, dilakukan pengambilan data


penjualan untuk masing-masing sampel.
e. Masing-masing sampel kemudian dicocokkan dengan bukti transaksinya
(dokumen penjualan).
f. Setelah dicocokkan dengan dokumen penjualan, maka jumlah penerimaan
atas penjualan tersebut akan diperiksa ke rekening koran.
g. Apabila terdapat selisih antara jumlah yang tercatat pada general ledger
dan jumlah yang terdapat pada dokumen pendukung, maka akan dicari
penyebab selisih tersebut dan diungkapkan dalam sebuah worksheet yang
telah ditetapkan.
Pengujian test of details atas transaksi yang dilakukan auditor untuk mencapai
tujuan audit terkait transaksi pencatatan ke buku besar adalah menelusuri
commercial invoice ke jurnal penjualan dan memeriksa jumlah, tanggal, dan
nomor invoice tersebut untuk memastikan bahwa pencatatan jurnal telah
dilakukan dengan benar sehingga saldo di general ledger juga benar.
3.3.3. Pelaksanaan Audit terhadap PPN Keluaran
Pengujian yang dilakukan terhadap akun PPN Keluaran bertujuan untuk
memastikan jumlah PPN Keluaran yang terutang sudah semuanya dicatat,
disetorkan, dan dilaporkan. Tujuan lainnya adalah untuk memastikan bahwa PPN
Keluaran yang dicatat berasal dari transaksi yang benar-benar terjadi. Prosedur
test of details tidak dilakukan secara khusu untuk PPN Keluaran karena sudah
dilakukan untuk transaksi penjualan. Apabila transaksi penjualan sudah dicatat
secara tepat berdasarkan bukti dari dokumen pennjualan yang ada, maka besarnya
PPN terutang yang dicatat pasti akurat. Berikut ini adalah tahap pengujian yang
dilakukan untuk akun PPN keluaran.

39

1. Membuat Top schedule akun-akun Pajak Terutang


PPN Keluaran merupakan salah satu komponen dalam kelompok Pajak
Terutang. Oleh karena itu, Top schedule yang dibuat akan digunakan untuk akunakun yang termasuk dalam kelompok Pajak Terutang, tidak hanya PPN. Bentuk
dari Top schedule yang dibuat tidak berbeda dengan Top schedule yang digunakan
oleh akun penjualan. Hanya komponen akunnya saja yang berbeda. Berikut Tabel
3.3 mengenai Top Schedule untuk Pajak Terutang pada PT A :
Tabel 3.3 Top schedule Akun Pajak Terutang PT A

Sumber: KAP Abdul Ghonie Abubakar (2014).

2. Merekapitulasi Surat pemberitahuan Masa (SPM) PPN PT A untuk tahun


2014
Untuk memastikan bahwa jumlah yang tercatat pada General Ledger dan
Laporan Posisi Keuangan sudah disetorkan dan dilaporkan dengan benar

40

dilakukan rekapitulasi SPM PPN PT A untuk tahun 2014. Prosedur ini juga
dilakukan untuk mendapat gambaran tentang kepatuhan PT A terhadap
pembayaran dan pelaporan PPN yang dilihat dari tanggal penyetoran dan
pelaporan atas PPN.
3. Melakukan tie-up Dasar Pengenaan Pajak (DPP) dan PPN Keluaran
Prosedur selanjutnya adalah melakukan tie-up DPP dan PPN Keluaran dari
hasil rekapitulasi dengan angka yang tercatat di Top schedule yang dibuat. DPP
akan dilakukan tie-up (pencocokkan) dengan total seluruh penjualan.
3.3.4. Penyelesaian Audit (Finalization Audit)
Tahap terakhir dari proses audit adalah tahap penyelesaian audit yang produk
akhirnya berupa opini audit yang akan diterbitkan bersamaan dengan laporan
keuangan tahunan PT A. Sebelum opini audit dikeluarkan, auditor akan
mengumpulkan bukti audit tambahan terkait engan temuan auditnya. Selanjutnya
bukti audit tersebut akan diringkas dan dievaluasi sebagai dasar dalam
mengeluarkan opini audit.
Dalam tahap ini, auditor akan mendapatkan draft laporan keuangan dari pihak
manajemen. Draft tersebut yang akan menjadi bahan utama dalam tahap
penyelesaian audit. Tujuan audit yang ingin dipenuhi di tahap ini adalah penyajian
dan pengungkapan (presentation and disclosure). Untuk memenuhi tujuan
tersebut auditor melakukan beberapa prosedur, antara lain :
a. Memastikan bahwa seluruh penyesuaian yang telah disetujui benar-benar
dimasukkan kedalam laporan keuangan.

41

b. Melakukan perhitungan kembali secara keseluruhan laporan keuangan PT


A, yaitu dengan cara melakukan perhitungan kembali untuk menjamin
akurasi perhitungan dalam laporan keuangan tersebut (footing) dan
pengecekan kalkulasi laporan keuangan terhadap catatan atas laporan
keuangan (cross footing).
c. Memastikan pengungkapan seluruh akun yang ada pada laporan keuangan
telah sesuai dengan PSAK yang berlaku.
Setelah semua prosedur dijalankan dan semua penyesuaian telah dilakukan,
maka laporan keuangan tersebut diserahkan kepada Signing Partner untuk final
review dan penandatanganan opini audit.

BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Siklus penjualan merupakan bagian terpenting dari kegiatan operasional
perusahaan. Dalam siklus ini, pendapatan akan diperoleh dan akan menjadi
sumber daya utama perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya
secara keseluruhan. PPN Keluaran merupakan suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari transaksi penjualan. Setiap transaksi penjualan atas suatu barang
yang diatur berdasarkan undang-undang dapat dikenakan PPN, maka akan
terutang PPN keluaran.
Berdasarkan rangkaian pengujian mulai dari test of control, substantive test of
transaction, dan analytical procedure terhadap akun penjualan dan PPN Keluaran

42

PT A, tidak terdapat perbedaan yang melebihi tingkat materialitas yang


ditentukan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa akun Penjualan dan PPN Keluaran
sudah disajikan dengan wajar. Namun, masih ditemukan beberapa perbedaan
dengan teori audit dalam prosedur pengujian yang dilakukan oleh tim audit.
Perbedaan tersebut diantaranya adalah sebagi berikut :
a. Tidak semua objektif audit terkait dengan transaksi atau saldo akun
dilakukan, baik untuk akun Penjualan maupun PPN Keluaran.
b. Pada prosedur pengujian terhadap kelompok Pajak terutang dimana PPN
Keluaran termasuk di dalamnya, tidak dilakukan prosedur test of controls
sehingga tidak diketahui mekanisme penyetoran dan pelaporan pajak yang
dilakukan oleh PT A.
PT A, sebagai klien yang ditangani KAP Abdul Ghonie Abubakar, sudah
melakukan pencatatan dengan rapi sehingga cukup memudahkan auditor dalam
melakukan prosedur audit. PT A tampak telah mempersiapkan semua dokumen
dan data yang diperlukan auditor sebelum kedatangan auditor (fieldwork)
sehingga waktu yang biasanya terbuang dalam fieldwork untuk menunggu data
dari klien dapat diminimalisir. PT A juga telah memahami tanggung jawabnya
sebagai klien dalam audit ini, dan mampu bekerja sama dengan baik dengan tim
audit yang ditugaskan.
4.2. SARAN
4.2.1. Saran untuk PT A
Untuk PT A, sebagai klien, secara keseluruhan sudah sangat baik dalam
mempersiapkan diri untuk prosedur audit dan memenuhi kebutuhan auditor. Saran

43

yang dapat diberikan adalah untuk mempermudah lalu lintas dokumen pada saat
pengerjaan audit lapangan, sebaiknya PT A menugaskan satu orang untuk
bertanggung jawab menanganinya sebab kurangnya sumber daya ini terlihat saat
lalu lintas dokumen pendukung terhambat sehingga pemcarian dokumen
(voucher) cukup memakan waktu.
4.2.2. Saran untuk KAP Abdul Ghonie Abubakar
Program magang yang diadakan KAP Abdul Ghonie Abubakar secara umum
sudah cukup baik dan mampu memberikan banyak pembelajaran dan pengalaman
kerja secara nyata bagi penulis. Namun ada beberapa saran yang dapat diberikan,
yaitu :
a. Sebaiknya KAP Abdul Ghonie Abubakar memiliki kebijkan yang lebih
spesifik untuk program magang. Seperti pemberian area yang cukup unik
kepada peserta magang supaya memberikan inspirasi kepada peserta
magang untuk mengangkat topik yang menarik pada laporan magang.
b. KAP Abdul Ghonie Abubakar sebaiknya memberikan pelatihan yang
cukup dan memadai bagi peserta magang sebelum ditugaskan ke klien. Hal
ini dilakukan agar peserta magang memiliki pemahaman dan keahlian
yang mendasar terkait penugasannya, sehingga dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan baik.
c. Selain itu juga perlu ditingkatkan ketelitian dari supervisi untuk
menghindari adanya kesalahan yang dilakukan oleh tim audit yang
bertugas.

44

45

Anda mungkin juga menyukai