Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
1.1.Latar Belakang............................................................................

1.2. Permasalahan.............................................................................

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN


2.1. Pengertian Keluarga .................................................

2.2. Karakteristik Keluarga .............................................................

2.3. Fungsi Keluarga ...

2.4. Tugas Keluarga

2.5. Tipe dan Bentuk Keluarga ...

10

2.6. Peran Keluarga .

10

2.7. Hambatan Dalam Memecahkan Masalah Kesehatan keluarga

12

2.8. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan ...

13

2.9. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga

14

BAB III KESIMPULAN................................................................................

17

DAFTAR PUSTAKA

18

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa

ini

pembangunan

di

bidang

kesehatan

telah

mengalami

perkembangan yang begitu pesat, serta kesehatan sudah menjadi sebuah hal yang
harus diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. Melihat kondisi yang
demikian sudah seharusnya bukan hanya tenaga kesehatan saja yang menjadi
penanggung jawab kesehatan, tetapi kesehatan merupakan tanggung jawab
masyarakat. Siapapun masyarakat tersebut secara individu atau kelompok
mempunyai tanggung jawab yang sama besarnya dengan tenaga kesehatan terhadap
upaya untuk menciptakan terwujudnya kesehatan masyarakat itu sendiri.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, hal ini berarti keluarga
merupakan kelompok yang secara langsung berhadapan dengan anggota keluarga
selama 24 jam penuh. Menurut Mubarok (2007) peran keluarga adalah mampu
mengenal masalah kesehatan, mampu membuat keputusan tindakan, mampu
melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mampu memodifikasi
lingkungan rumah dan mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
Selainnya itu juga sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga
mempunyai peran dan tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan.
Masalah kesehatan di negara berkembang seperti Indonesia mempunyai ciri
tersendiri dan spesifik hal ini dapat dilihat dari berbagai macam dikotomi dan aspek
dalam hal penanganan dan penyebab masalah-masalah yang berkaitan erat dengan

kesehatan seperti keterkaitannya dengan pranata sosial lainnya dalam masyarakat,


misalnya kemampuan ekonomi, taraf pendidikan, serta keterkaitannya dengan
aspek pengetahuan budaya (cultural knowledge) seperti nilai budaya dan normanorma yang dianut oleh masyarkat itu sendiri.
Pada dasarnya kebutuhan akan kesehatan sangat terkait dengan kebutuhan
dasar manusia yang terdiri dari kebutuhan :
A. Primer yang bersumber pada aspek-aspek biologi atau organisme tubuh manusia
yang mencakup kebutuhan akan makan dan minum, buang air, berkeringat,
perlindungan dari cuaca, suhu, istirahat, tidur, pelepasan dorongan seksual dan
reproduksi, kesehatan yang baik.
B. Kebutuhan sosial atau kebutuhan sekunder yang terwujud sebagai hasil akibat
dari usaha-usaha untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang tergolong
sebagai kebutuhan yang primer, yang harus dipenuhi dengan cara melibatkan
orang atau sejumlah orang yang mencakup kebutuhan-kebutuhan akan
berkomunikasi dengan sesame, kegiatan-kegiatan bersama, kepuasan akan
benda-benda material, kekayaan, system-sistem pendidikan, keteraturan sosial
dan control sosial, kerjasama, persaingan dan bahkan konflik antar kelompok
sosial.
C. Kebutuhan integratif yang muncul dan terpancar dari hakekat manusia sebagai
makhluk pemikir dan bermoral dimana fungsinya adalah mengintegrasikan
berbagai kebutuhan dan kebudayaan menjadi suatu satuan system yang bulat dan
menyeluruh serta masuk akal bagi para pendukung kebudayaan tersebut, yakni
mencakup kebutuhan-kebutuhan akan adanya perasaan bersalah, adil, tidak adil,
mengungkapkan perasaan-perasaan dan sentimen kolektif atau kebersamaan,
perasaan keyakinan diri dan keberadaannya ungkapan-ungkapan estetika,
keindahan dan moral serta hiburan.

Semua kebutuhan tersebut tentunya dapat dipenuhi apabila dalam kondisi


sehat sehingga kesehatan dapat merupakan sebuah pranata sosial tersendiri yang
mengatur dan menjaga secara keseluruhan kebutuhan-kebutuhan tersebut, baik
secara biologi maupun psikologi dan sosial. Dengan demikian kesehatan
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping pangan, pemukiman
dan pendidikan karena dalam keadaan sehat manusia dapat hidup, tumbuh dan
berkarya lebih baik. Konsep sehat yang sering terdengar dari mulut masyarakat
suatu kondisi atau keadaan dimana tubuh tidak sakit, konsep sehat masa kini
berbeda dengan gambaran di atas kini konsep sehat lebih menyeluruh meliputi
sehat fisik, mental dan sehat sosial yang merupakan modal hidup sejahtera.
Secara umum kesehatan tersebut dapat dibagi atas dua kelompok besar yakni
kesehatan jasmani dan kesehatan mental atau kejiwaan. Kesehatan jasmani
merupakan keserasian semua fungsi-fungsi jasmani, disertai dengan kemampuan
untuk menghadapi kesukaran yang biasa terdapat dalam lingkungan disamping
secara positif merassa gesit, kuat dan bersemangat. Sedangkan kesehatan jiwa
merupakan keserasian sempurna atau integrasi antara fungsi-fungsi jiwa yang
bermacam-macam disertai kemampuan untuk menghadapi goncangan-goncangan
jiwa yang biasa terjadi pada orang di samping secara positif dapat merasakan
kebahagiaan dan kemampuan.
Kebutuhan akan kesehatan bukanlah merupakan kebutuhan individu saja,
tetapi juga merupakan kebutuhan kolektif. Bahaya ancaman suatu penyakit yang
menimpa seseorang akan berakibat di kehidupan kelompok atau masyarakat dimana
seseorang itu berada. Dalam sistem pengobatan, kesehatan merupakan pranata
sosial yang melibatkan berbagai interaksi dalam masyarakat seperti pada
penyembuhan pasien serta antara keluarga dengan lingkungan dimana pasien

berada untuk diikut sertakan dalam mengatasi penyakit yang diderita. Melihat
kesehatan dan penanganan kesehatan tentunya akan bergantung pada kebudayaan
dari masing-masing keluarga dengan pola hidupnya yang khas.
1.2. Permasalahan
Dari uraian di atas dapat diambil suatu permasalahan yaitu bagaimana peran
keluarga dalam masalah kesehatan keluarga?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan
perkawinan, darah dan ikatan adopsi yang hidup bersama dalam satu rumah tangga,
5

anggota-anggotanya saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain,


mempunyai peran sosial dan menggunakan kultur yang diambil dari masyarakat
dengan beberapa ciri unik tersendiri.
Menurut Setiadi (2008), dikatakan keluarga jika terdapat beberapa
komponen yaitu : ikatan atau persekutuan (perkawinan atau kesepakatan),
hubungan (darah, adopsi, kesepakatan), tinggal bersama dalam satu atap, terdapat
peran masing-masing anggota keluarga, terdapat ikatan emosional.
2.2 Karakteristik Keluarga
Menurut Mubarak (2009), karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri atas dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu dengan lainnya.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu dengan yang lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial sebagai suami, istri, anak, kakak dan adik.
4. Mempunyai tujuan menciptakan, mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologi dan sosial anggota.
2.3. Fungsi Keluarga
Keluarga juga mempunyai fungsi-fungsi yang seharusnya dilakukan agar tercipta
keluarga yang bahagia, sejahtera seperti yang diidamkan semua orang. Fungsi
keluarga menurut Setyadi (2008) meliputi :
1. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota kelurga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social
placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain di luar rumah.

3. Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk memenuhi


kebutuhan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharan kesehatan (the health care function)
yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktifitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi
tugas keluarga di bidang kesehatan.
2.4. Tugas keluarga
keluarga mempenyuai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan, meliputi :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan arena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahanperubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang
dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua
atau keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat
kapan terjadinya dan perubahan apa yang terjadi.
2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan pertimbangan siapa
diantara keluarga yang mempunyai kemampuan untuk memutuskan
tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga

diharapkan oleh keluarga tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau
bahkan teratasi.
3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika
demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih
parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan
kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan
melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
4) Memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga
Keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika
demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih
parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan
kesehatan atau di rumah jika keluarga telah mampu melakukan tindakan
untuk pertolongan pertama. Sumber-sumber keluarga yang dimiliki,
keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan, pentingnya hygiene
sanitasi, kekompakkan antara anggota keluarga.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya
Bagi keluarga keberadaan fasilitas kesehatan, keuntungan yang didapat serta
diperoleh terjangkau oleh keluarga.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa keluarga juga merupakan suatu
sistem. Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota yaitu ayah, ibu dan anak atau
semua individu yang tinggal di dalam rumah tangga tersebut. Anggota keluarga
tersebut saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi untuk mencapai tujuan
bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh

suprasistemnya yaitu lingkungan atau masyarakat, keluarga dapat mempengaruhi


masyarakat. Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam
membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat jasmani dan spiritual.
Jadi sangatlah tepat bila keluarga sebagai titik sentral pelayanan
keperawatan. Keluarga yang sehat di yakini akan mempunyai anggota yang sehat
dan akan mewujudkan masyarakat yang sehat.
2.5. Tipe dan Bentuk Keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan orang
yang mengelompokkan menurut (Murwani,2007) tipe keluarga ada 6, yaitu :
a. Keluarga inti (nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggot
keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek,
paman dan bibi).
c. Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda atau janda (single family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite

family)

adalah

keluarga

yang

perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.


f. Keluarga kabitas (cohabitation family) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan membentuk satu keluarga.
2.6. Peran Keluarga
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam
situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan yang akan dicapai.
Sedangkan peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh
seseorang dalam konteks keluarga, sehingga peranan keluarga menggambarkan

seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan


individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari
oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Dalam undang-undang kesehatan No.23 Tahun 1992 pasal 5 menyebutkan :
Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan. Dari pasal tersebut
jelaslah bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan memelihara kesehatan
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Setiap anggota
keluarga mempunyai peran masing-masing antara lain adalah :

AYAH
Ayah sebagai pimpinan keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, pemberi rasa aman bagi tiap anggota keluarga dan juga

sebagai anggota masyarakat atau kelompok sosial tertentu.


IBU
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak,
pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga

serta sebagai anggota masyarakat atau kelompok tertentu.


ANAK
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan
fisik, mental, sosial dan spiritual.

a. Peran formal keluarga menurut (Muwarni,2007) antara lain :


1) Peran parental dan perkawinan
Ada delapan peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah
dan istri-ibu antara lain yaitu peran sebagai provider (penyedia), peran sebagai
rumah tangga, peran merawat anak, peran rekreasi, peran persaudaraan, peran
terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif pasangan), peran seksual.
2) Peran Perkawinan
10

Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan perkawinan yang


kokoh itu sangat penting. Anak-anak terutama dapat mempengaruhi membentuk
suatu koalisi dengan anak. Memelihara suatu hubungan perkawinan yang
memuaskan merupakan salah satu tugas perkembangan yang vital dari keluarga.
b. Peran Informal
1. Pengharmonisan yaitu menengahi perbedaan yang terdapat di antara para
anggota, menghibur dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.
2.

Insiator- contributor yaitu mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau


cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan kelompok.

3.

Pendamai merupakan salah satu dari bagian konflik dan ketidaksepakatan,


pendamai menyatakan kesalahannya atau menawarkannya penyelsaian
setengah jalan.

4.

Perawat keluarga yaitu orang yang terpanggil untuk merawat dan mengasuh
anggota keluarga lain yang membutuhkannya.

5.

Koordinator keluarga yaitu mengorganisasi dan merencanakan kegiatankegiatan keluarga, berfungsi mengangkat ketertarikan atau keakraban.

2.7 Hambatan dalam Memecahkan Masalah Kesehatan Keluarga


Hambatan yang paling besar dihadapi tenaga kesehatan dalam memberikan
perawatan kesehatan keluarga adalah :
1. Hambatan dari keluarga
a. Pendidikan keuarga yang rendah
b. Keterbatasan sumber daya keluarga ( keuangan, sarana dan prasana)
c. Kebiasaan atau kebudayaan yang melekat
d. Sosial budaya yang menunjang
2. Hambatan dari tenaga kesehatan
a. Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi
b. Kondisi geografi yang sulit
c. Kesulitan dalam berkomunikasi (Bahasa)

11

d. Keterbatasannya pengetahuan tenaga kesehatan tentang kultur


2.8

keluarga
Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan
Menurut Hendrick L. Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat

kesehatan masyarakat yaitu :


a. Faktor perilaku
b. Lingkungan
c. Keturunan
d. Pelayanan kesehatan
Dari ke 4 faktor di atas ternyata pengaruh perilaku cukup besar diikuti oleh
pengaruh faktor lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Ke empat faktor
di atas sangat berkaitan dan saling 12ystem1212ruhi. Perilaku yang sehat akan
menunjang meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya
penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat dapat
menghindari diri kita dari penyakit yang akut maupun kronis.
Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat . dalam kehidupan disekitar kita dapat
kita rasakan, daerah yang kumuh dan tidak dirawat biasanya banyak penduduknya
yang mengidap penyakit seperti gatal-gatal, infeksi saluran pernapasan dan infeksi
saluran cerna. Banyak penyakit-penyakit yang dapat dicegah, namun sebagian
penyakit tidak dapat dihindari seperti penyakit akibat dari bawaan atau keturunan.
Semakin besar penduduk yang memiliki risiko penyakit bawaan akan semakin sulit
upaya meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu 12yste adanya konseling
perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit bawaan yang sebenarnya dapat
dicegah munculnya. Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan kedokteran semakin
maju. Teknologi dan kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk meningkatkan
upaya mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Ketersediaan fasilitas dengan mutu pelayanan yang baik akan mempercepat
perwujudan derajat kesehatan masyarakat. Dengan menyediakan fasilitas pelayanan

12

kesehatan masyarakat yang bermutu secara merata dan terjangkau akan


meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan. Ketersediaan
fasilitas tentunya harus ditopang dengan tersedianya tenaga kesehatan yang merata
dan cukup jumlahnya serta memiliki kompetensi di bidangnya.
2.9
Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga
a. Strategi pendekatan kesehatan keluarga sebagai 13yste (family as context)
Berikut merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan
pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai 13yste yaitu :
- Individu ditempatkan pada fokus pertama sedangkan keluarga yang
kedua
- Fokus pelayanan secara individu
- Individu atau anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi
- Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan
b. Strategi pendekatan kesehatan keluarga sebagai klien (family as 13yste)
Berikut merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan
pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai klien yaitu :
- Perhatian utama pada keluarga sedangkan individu kedua
- Keluarga dilihat sebagai penjumlahan dari individu-individu 13ystem13
-

keluarga
Perhatian dikonsentrasikan bagaimana kesehatan individu berdampak

pada keluarga secara keseluruhan


c. Strategi pendekatan kesehatan keluarga sebagai sistem ( family as 13ystem)
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan
pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai sistem yakni :
- Fokus pada keluarga sebagai klien dan keluarga adalah sistem yang
-

berinteraksi
Pendekatan pada individu sebagai anggota keluarga dan keluarga secara

bersamaan
Interaksi antara anggota keluarga menjadi target intervensi tenaga

kesehatan
d. Strategi pendekatan kesehatan keluarga sebagai komponen sosial (family as
component of society)
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan
pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai komponen sosial, yakni :

13

Keluarga dilihat sebagai sebuah institusi sosial, pendidikan, spiritual,

ekonomi dan kesehatan


Keluarga adalah unit utama dan kumpulan keluarga akan membentuk

sistem yang lebih besar yaitu masyarakat


Keluarga berinteraksi dengan institusi lain untuk menerima, bertukar
dan saling memberi layanan.

BAB III
KESIMPULAN
Pada dasarnya keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan keluarganya
sendiri sehingga peran serta keluarga sangat dibutuhkan dalam proses pengobatan
jika ada anggota keluarganya yang sedang mengalami jatuh sakit karena keluarga
merupakan faktor fundamental bagi perkembangan dan pertumbuhan setiap anggota
keluarganya. Perawatan yang dilakukan oleh keluarga didasari dengan rasa penuh
kasih saying dan adanya pendidikan tetang nilai kehidupan agama maupun sosial

14

budaya yang diberikan oleh keluarga merupakan faktor yang sangat kondusif untuk
mempersiapkan anggota keluarga yang sehat.
Pentingnya peran serta keluarga dalam merawat kesehatan keluarga dapat
dipandang dari berbagai segi yaitu keluarga merupakan tempat dimana individu
memulai hubungan interpersonal dengan lingkungannya, keluarga merupakan
lembaga pertama yang memberikan pendidikan utama bagi individu untuk belajar,
mengembangkan nilai, keyakinan, sikap dan perilaku setiap individu serta umpan
balik dari keluarga merupakan persiapan dari setiap individu untuk berperan dalam
lingkungan masyarakat. Serta keluarga dipandang sebagai suatu 15ystem maka jika
terjadi sesuatu pada salah satu anggota setidaknya akan mempengaruhi seluruh
15ystem. Dengan mengoptimalkan lima tugas pokok keluarga dalam pemeliharaan
dan perawatan kesehatan yaitu mengenali masalah kesehatan, memutuskan
tindakan, merawat, memodifikasi lingkungan serta memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan, keluarga mampu membantu anggota keluarganya mempertahankan
fungsi-fungsi kehidupan agar mandiri, bahagia dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
1.

Setiadi. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. GI .Yogyakarta.2008

2.

Setiawati, S. Tuntunan Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Risqi Press


Bandung.2005.

3.

Suparlan, Parsudi,.Hubungan Antar Suku Bangsa .Yayasan Pengembangan


Kajian Ilmu Kepolisian (YPKIK), Jakarta.2004.

4.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Perss.Jakarta.1982.

5.

Khairudin. Sosiologi Keluarga. Nurchaya.Yokyakarta.1985.

6.

Friedman, M.M. Teori Keluarga dan Praktek.Edisi 3.EGC: Jakarta.1998.

15

7.

Ekasari, Mia Fatma. Keperawatan Komunikasi Upaya Memandirikan


Masyarakat Untuk Hidup Sehat. Trans Info Media. Jakarta.2008.

16

Anda mungkin juga menyukai