Anda di halaman 1dari 24

PEMBUATAN PLASTICIZER ASAM OLEAT BERBAHAN DASAR

JAGUNG

DISUSUN :
AGUNG FIRMANSYAH

(1415041002)

ANGGA KUSUMA JAYA

(1415041004)

ARIS SETIAWAN

(1415041007)

FRISTIANDO YUDA P

(1315041024)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015

ABSTRAK
PEMBUATAN PLASTICIZER ASAM OLEAT BERBAHAN DASAR
JAGUNG

DISUSUN :
AGUNG FIRMANSYAH

(1415041002)

ANGGA KUSUMA JAYA

(1415041004)

ARIS SETIAWAN

(1415041007)

FRISTIANDO YUDA P

(1315041024)

Salah satu jenis produksi industri yang dibutuhkan dan permintaan terus
meningkat salah satunya adalah Asam Oleat. Kebutuhan Asam Oleat di Indonesia
sampai sekarang masih di import. Sumber import asam oleat terutama dari Negara
Jerman, Shanghai, dan Negara Hongkong. Oleh karena itu, pada pra rancangan
pabrik ini, kami ingin merancang pendirian Pabrik Pembuatan Asam Oleat. Hal
ini didasari juga oleh kebutuhan Asam Oleat di Indonesia yang mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Bahan baku utama Pembuatan Asam Oleat
dalam makalah ini yaitu menggunakan jagung, tepatnya yaitu minyak jagung
Minyak jagung diperoleh dari bagian bakal biji dari butiran-butiran
jagung. Biji jagung direndam dalam air panas selama satu atau dua hari. Setelah
selesai dari tahap perendaman, dilakukan penggilingan kasar untuk melepaskan
bakal buahnya. Bakal tanaman kemudian dipisahkan dengan cara diapungkan lalu
dipres untuk menghasilkan minyak jagung. Pada proses pembuatan minyak
jagung ini juga dapat digunakan bahan tambahan yaitu garam NaCl dan NaOH
yang berfungsi untuk menghilangkan Free Fatty Acid dan impurities dari crude
oil.
Setelah didapatkan minyak jagungnya, selanjutnya adalah deskripsi proses
atau prosedur cara pembuatan asam oleat. Pada Prinsipnya pembuatan Asam
Oleat dibagi menjadi dua tahap yaitu proses hidrolisa minyak jagung, dan proses
fraksinasi asam lemak. Pada dasarnya proses hidrolisis yang terjadi pada minyak
nabati ini bertujuan untuk membentuk gliserol dan asam-asam lemak yang lain,
seperti asam oleat.
Kata Kunci : Asam oleat, Minyak jagung, plasticizer

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................

ABSTRAK ...............................................................................................

ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................

1.1 Latar Belakang ....................................................................................

1.2 Perumusan Masalah.............................................................................. 2


1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................

1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................

2.1 Minyak Nabati...................................................................................

2.1.1 Jenis-jenis Minyak Nabati .......................................................

2.1.2 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Jagung.....................

2.2 Asam Oleat ........................................................................................

10

2.3 Asam Linoleat ..................................................................................

11

2.4 Asam Stearat .....................................................................................

12

2.5 Gliserol ..............................................................................................

13

2.6 Plasticizer...........................................................................................

14

BAB III PEMBAHASAN......................................................................

15

BAB IV KESIMPULAN.........................................................................

19

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan industri merupakan bagian dari usaha pembangunan
ekonomi jangka panjang, yang diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi
yang lebih kokoh dan seimbang. Struktur ekonomi dengan titik berat industri yang
maju didukung oleh pertanian yang tangguh. Untuk itu proses industri harus lebih
diperhatikan guna mendukung berkembangnya industri sebagai penggerak utama
peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja. Salah satu
jenis produksi industri yang dibutuhkan dan permintaan terus meningkat salah
satunya adalah Asam Oleat. Kebutuhan Asam Oleat di Indonesia sampai sekarang
masih di import. Sumber import asam oleat terutama dari Negara Jerman,
Shanghai, dan Negara Hongkong. Oleh karena itu, pada pra rancangan pabrik ini,
kami ingin merancang pendirian Pabrik Pembuatan Asam Oleat. Hal ini didasari
juga oleh kebutuhan Asam Oleat di Indonesia yang mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun.
Bahan baku utama Pembuatan Asam Oleat dalam makalah ini yaitu
menggunakan jagung, tepatnya yaitu minyak jagung. Pengambilan bahan baku ini
didasarkan karena produksi jagung di Indonesia mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun seperti terlihat pada tabel 1.1 :
Tabel 1.1 Produksi Jagung Di Indonesia
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015)

Produksi Jagung (Ton/tahun)


17 643 250.00
19 387 022.00
18 511 853.00
19 008 426.00
19 833 289.00

Pemanfaatan produk asam oleat digunakan dalam dunia farmasi, yaitu sebagai
bahan pelarut dan pengental untuk obat-obatan tertentu. Asam oleat juga
digunakan sebagai bahan pelarut dan pengental untuk bahan aerosol dan
plasticizer.

Fokus utama dalam karya tulis ini yaitu produk dari asam oleat tersebut
dimanfaatkan sebagai plasticizer. Plasticizer adalah material yang ditambahkan
untuk meningkatkan beberapa sifat / properties dari polymer, misalnya digunakan
dalam peningkatan kemampuan kerja (workability), ketahanan terhadap panas
(heat resistance), ketahanan terhadap temperatur rendah (low-temperature
resistance), ketahanan terhadap cuaca (weathering resistance), sifat insulasi
(insulation properties), ketahanan terhadap minyak (oil resistance).
Plastik adalah salah satu produk polimer yang merupakan bahan dasar
yang banyak digunakan seperti pembungkus makanan, alas makan dan minum,
untuk keperluan sekolah,
kantor, otomotif dan berbagai sektor lainnya. Hal ini dikarenakan plastik memiliki
banyak keunggulan antara lain: elastis, ekonomis, transparan, kuat, tidak mudah
pecah, dan sebagian ada yang tahan panas. Salah satu bahan yang dapat membuat
plastik tahan panas adalah plasticizer . Penggunaan bahan alam sebagai plasicizer
lebih menguntungkan dibandingkan menggunakan plasticizer sintetis seperti
dioctylphthalate. Hal ini dikarenakan senyawa tersebut dapat diperbaharui dan
tidak beracun. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai plasticizer
adalah asam oleat (Masykuri dkk. 2007).
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan Masalah dalam karya tulis ini yaitu bagaimana cara memproduksi
Asam Oleat dengan menggunakan bahan baku jagung.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan karya tulis ini yaitu dapat mengetahui cara memproduksi
Asam Oleat dengan menggunakan bahan baku jagung.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat atau kontribusi yang diperoleh dari Pembuatan Asam Oleat dari adalah
seperti berikut ini :
1.4.1 Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya bagi yang ingin
berwirausaha atau mendirikan pabrik Asam Oleat dari Minyak Jagung.

1.4.2 Membuka pemikiran masyarakat terhadap perkembangan sains dan


teknologi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Nabati


Minyak Nabati ialah sejenis minyak yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan.
Beberapa jenis minyak nabati yang biasa digunakan ialah minyak kelapa sawit,
minyak kemiri, minyak jarak, minyak kedelai, dan minyak jagung. Dewasa ini,
selain mengkonsumsi minyak tumbuh-tumbuhan berlebihan danminyak nabati
yang diproses halus, lemak yang sungguh-sungguh jelek ialah minyak panas,
minyak hidrogenasi dan minyak dari bahan transgenik. Yang disebut minyak
panas adalah minyak untuk penggorengan dalam suhu tinggi yang digunakan
secara berulang-ulang, sedangkan minyak hidrogenasi dan minyak dari bahan
transgenik memerlukan perhatian konsumen ketika akan membelinya.
Daging berlemak, minyak ikan, kuning telur, mentega dan lemak hewan
lainnya tidak saja tidak dapat menambah kolesterol dalam tubuh, tapi malah dapat
menjaga kesehatan badan, namun sejumlah minyak nabati sebaliknya malah dapat
merugikan kesehatan. Minyak tumbuh-tumbuhan yang diproses halus tidak begitu
cocok bagi badan manusia. Tapi mengapa orang pada umumnya memilih
mengkonsumsi minyak tumbuh-tumbuhan, ini disebabkan perasaan takut
mengkonsumsi minyak hewani.
Lemak termasuk asam lemak linoleat, asam lemak linoleat, lemak tak
jenuh mono serta lemak jenuh. Di antaranya yang paling penting ialah asam
lemak linolenic dan asam lemak linoleic yang tergolong lemak tidak jenuh multi
dan harus diserap dari luar tubuh. Badan manusia dapat menghasilkan 20 macam
asam lemak lewat persenyawaan kedua jenis asam lemak tersebut, termasuk
berbagai macam asam lemak tak jenuh mono dan asam lemak jenuh. Asam lemak
linolenic dan asam lemak linoleic sangat diperlukan tubuh, mereka masingmasing adalah bahan pembuatan untuk sel otak dan prostaglandin. Maka sama
sekali tidak perlu takut mengkonsumsi lemak jenuh, karena lemak tersebut tidak
dapat mengurangi
kolesterol yang baik, juga tidak dapat menambah oksidasi kolesterol yang jelek.
4

2.1.1 Jenis-jenis Minyak Nabati


Beberapa jenis minyak yang bersumber dari bahan nabati antara lain :
1. Minyak Kelapa Sawit
Minyak Kelapa Sawit dapat dihasilkan dari buahnya yang disebut CPO
(Crude Palm Oil). Kelapa sawit di Indonesia dewasa ini merupakan komoditas
primadona. Minyak yang berasal dari kelapa sawit terbagi menjadi beberapa
macam. Olein dan stearin atau yang biasa disebut minyak goreng dan margarin
adalah minyak yang berasal dari daging buah kelapa sawit. Olein berbentuk cair
dan stearin berbentuk padat dalam suhu kamar. Disamping digunakan sebagai
bahan mentah industri pangan juga digunakan sebagai bahan mentah industri
nonpangan. Jika dilihat dari biaya bahan bakunya, komoditas kelapa sawit jauh
lebih rendah daripada minyak nabati lainnya.
Kelapa Sawit mengandung kurang lebih 80 persen perikarp dan 20 persen
buah yang dilapisi kulit yang tipis , kadar minyak dalam perikarp sekitar 34- 40
persen. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi
yang tetap. Standar mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan
minyak bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu yaitu
kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna,
dan bilangan peroksida. Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar
air kurang dari 0,1 persen dan kadar kotoron lebih kecil dari 0,01 persen,
kandungan asam lemak bebas serendah mungkin (kurang lebih 2 persen), bilangan
peroksida dibawah 2, bebas dari warna merah dan kuning (harus berwarna pucat)
tidak berwarna hijau, jernih, dan kandungan logam berat serendah mungkin atau
bebas dari ion logam. Bahan untuk mendapatkan minyak sawit dan minyak inti
sawit adalah buah. Buah yang baik berasal dari tandan buah yang sudah matang
sempurna.
2. Minyak Kemiri
Mula-mula minyak kemiri dipakai sebagai pengganti linseed oil, yaitu minyak
yang dapat digunakan sebagai cat dan pernis, karena mempunyai sifat yang lebih

baik dari linseed oil. Minyak kemiri mempunyai sifat lebih mudah menguap
dibanding dengan linseed oil, sehingga minyak kemiri termasuk golongan minyak
yang mudah menguap.
Minyak kemiri dikenal dengan istilah lumbang di negara Filipina atau
candle nut oil di beberapa negara lainnya. Istilah ini timbul karena kebiasaan
pemakaian tempurung buah kemiri yang ditusukkan pada ujung bambu, sehingga
menyerupai lilin bila tempurung dibakar.
Daging buah kemiri digunakan sebagai bumbu dalam jumlah yang relatif
kecil. Minyak kemiri tidak dapat dicerna karena bersifat laksatif dan biasanya
digunakan sebagai bahan dasar cat atau pernis, tinta cetak dan pembuatan sabun
atau sebagai pengawet kayu. Di Filipina minyak ini sudah lama digunakan untuk
melapisi bagian dasar perahu, agar tahan terhadap korosif akibat air laut. Minyak
kemiri dapat digunakan sebagai minyak rambut dan di pulau jawa sebagai bahan
pembatik dan juga untuk penerangan.
3. Minyak Jarak
Minyak Jarak merupakan minyak yang di dapatkan dari tanaman jarak.
Minyak jarak mempunyai rasa asam dan dapat dibedakan dengan trigliserida
lainnya karena bobot jenis. Kekentalan (viskositas) dan bilangan asetil serta
kelarutannya dalam alkohol nilainya relatif tinggi. Minyak jarak larut dalam etil
alkohol 95 persen pada suhu kamar serta pelarut organik yang polar dan sedikit
larut dalam golongan hidrokarbon alifatis. Nilai kelarutan dalam petroleum eter
relatif rendah dan dapat dipakai untuk membedakannya dengan golongan
trigliserida lainnya. Kandungan tokoferol relatif kecil (0,05 persen), serta
kandungan asam lemak esensial yang sangat rendah menyebabkan minyak jarak
tersebut berbeda dengan minyak nabati lainnya.
Minyak jarak mempunyai sifat sangat beracun di samping kandungan
asam lemak esensialnya yang sangat rendah. Hal yang demikian menyebabkan
minyak jarak tidak dapat digunakan sebagai minyak makan dan bahan pangan.
Sebelum dipergunakan untuk berbagai macam keperluan, minyak jarak perlu di
olah lebih dahulu. Pengolahan ini meliputi dehidrasi, oksidasi hidrogenasi,
sulfitasi, penyabunan dan sebagainya. Pengolahan tersebut mengakibatkan

perubahan sifat fisika-kimia minyak jarak. Minyak jarak dan turunannya


digunakan dalam industri cat, varnish, lacquer, pelumas, tinta cetak, linoleum dan
sebagai bahan baku dalam industri-industri plastik dan nilon. Dalam jumlah kecil
minyak jarak dan turunannya juga digunakan untuk pembuatan kosmetik, semir
dan lilin.
4. Minyak Kedelai
Kedelai (Glycine max L) adalah tanaman semusim yang biasa diusahakan
pada musim kemarau, karena tidak memerlukan air dalam jumlah besar. Secara
fisik berbeda dalam hal warna, ukuran dan bentuk dan juga terdapat perbedaan
pada komposisi kimianya. Perbedaan sifat fisik dan kimia tersebut dipengaruhi
oleh varietas dan kondisi dimana kedelai itu tumbuh. Kadar minyak kedelai relatif
lebih rendah dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan lainnya, tetapi lebih
tinggi dari pada kadar minyak serealida. Kadar protein kedelai yang tinggi
menyebabkan kedelai lebih banyak digunakan sebagai sumber protein daripada
sebagai sumber minyak. Asam lemak dalam minyak kedelai sebagian besar terdiri
dari asam lemak esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Asam lemak
esensial dalam minyak dapat mencegah timbulnya atherosclerosis atau
penyumbatan pembuluh darah. Minyak kedelai yang sudah dimurnikan dapat
digunakan untuk pembuatan minyak salad, minyak goreng serta untuk segala
keperluan pangan. Lebih dari 50 persen produk pangan dibuat dari minyak
kedelai, terutama margarin dan shortening. Hampir 90 persendari produksi
minyak kedelai digunakan di bidang pangan dan dalam bentuk yang telah
dihidrogenasi, karena minyak
Kedelai mengandung lebih kurang 85 persen asam lemak tidak jenuh. Bila
minyak kedelai akan digunakan di bidang non pangan, maka tidak perlu seluruh
tahap pemurnian dilakukan, misalnya untuk pembuatan sabun hanya perlu proses
pemucatan dan deodorisasi, agar warna dan bau minyak kedelai tidak mencemari
warna dan bau sabun yang dihasilkan.

5. Minyak Jagung
Minyak Jagung diperoleh dengan mengekstrak bagian lembaga dari
jagung. Sistem ekstraksi yang digunakan biasanya adalah sistem penekanan
(pressing). Minyak jagung mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi yaitu sekitar
250 kilo kalori/ons. Selain itu juga minyak jagung lebih disenangi konsumen
karena selain harganya yang murah juga mengandung sitosterol sehingga para
konsumen dapat terhindar dari gejala atherosclerosis (endapan pada pembuluh
darah) yang mengakibatkan terjadinya ikatan kompleks antara sitosterol dan Ca2+
dalam darah (Ketaren, 1986). Selama ini jagung hanya digunakan sebagai bahan
baku pembuatan tepung dan bahan pakan ternak dengan jumlah 76,5% dari
jumlah produksi jagung setiap tahunnya. Sisanya dipergunakan untuk keperluan
lainnya misalnya minyak jagung.
Dalam karya tulis ini akan menggunakan jagung, tepatnya minyak
jagungnya sebagai bahan baku, oleh karena itu akan dijelaskan Minyak Jagung
secara lebih rinci.
2.1.2 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Jagung
Minyak jagung merupakan trigliserida yang disusun oleh gliserol dan
asam-asam lemak. Persentase trigliserida sekitar 98,6 %, sedangkan sisanya
merupakan bahan non minyak, seperti abu, air, zat warna atau lilin. Asam lemak
yang menyusun minyak jagung terdiri dari asam lemak jenuh dan asam lemak
tidak jenuh (Ketaren, 1986).
Jumlah asam lemak jenuh dalam minyak jagung sekitar 13 persen.
Golongan asam lemak jenuh yang menyusun trigliserida minyak jagung adalah:
asam palmitat dan asam stearat. Golongan asam lemak tidak jenuh yang
menyusun trigliserida minyak jagung berjumlah sekitar 86 persen yang terdiri
dari: asam oleat dan asam linoleat. Pada tabel 2.1 dapat dilihat komposisi asam
lemak dalam minyak jagung.

Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Jagung

Sumber : Ketaren (1986)


Adapun sifat-sifat fisika dan kimia dalam minyak jagung adalah sebagai
berikut :
a. Sifat Fisika :
- berat jenis : 0,918-0,925
- titik lebur : 26-34 0C
- titik didih : 272 0C
- indeks bias : 1,4567-1,4569 (25 0C)
- spesifik gravity : 0,915-0,920
- kemurnian : 98,06 % (sisanya air dan kotoran)
- viskositas : 58 cp (pada suhu 25 0C)
b. Sifat Kimia :
- Larut dalam etanol, isopropil alkohol dan fulfural
- Dapat dihidrolisa

2.2 Asam Oleat


Asam Oleat merupakan asam lemak tak jenuh yang banyak dikandung
dalam Minyak Jagung. Asam ini tersusun dari 18 atom C dengan satu ikatan
rangkap di antara atom C ke-9 dan ke-10. Selain dalam Minyak Jagung (55-80%),
asam lemak ini juga terkandung dalam CNO, CPKO, miyak jarak serta minyak
biji anggur. Rumus kimia: CH3(CH2)7CHCH(CH2)7COOH.
Asam Oleat memberikan Minyak Jagung karakteristik yang unik dan
dalam bidang kuliner Minyak Jagung menempati posisi "terhormat" di antara
minyak minyak masak yang lain. Asam Oleat dapat dihasilkan dari fraksinasi
asam lemak yang diperoleh dari proses pengubahan minyak menjadi asam lemak.
Dalam hal ini proses yang digunakan adalah proses hidrolisa. Asam Oleat dapat
juga dihasilkan dari fraksinasi asam lemak yang diperoleh dari hidrolisis lemak.
Dalam Industri Asam Oleat banyak digunakan sebagai surface active,
emulsifier, dan dalam produk-produk kosmetika. Sifat-sifat fisika dan kimia Asam
Oleat adalah sebagai berikut :
a. Sifat Fisika :
- berat molekul : 280,45 (kg/mol)
- titik leleh : 16,3 0C
- titik didih : 285 0C
- indeks bias : 1,4565
- spesifik gravity : 0,917-0,919 (25 0C)
- densitas : 0,8910 gr/ml

10

- tidak larut dalam air


- mudah terhidrogenasi
- merupakan asam lemak tak jenuh
- memiliki aroma yang khas
b. Sifat Kimia :
- Larut dalam pelarut organik seperti alkohol
- bersifat hidrolisis
- tidak stabil pada suhu kamar
- Asam lemak bebas 2,5-2,4 %
(Sumber : Perrys, 1999)
2.3 Asam Linoleat
Asam linoleat (LA) adalah asam lemak tak jenuh omega-6. secara
fisiologis disebut 18:2 (n-6). Secara kimiawi asam linoleat adalah asam yang
berantai 18 pada rantai karbon dan 2 cis ikatan rangkap. Ikatan rangkap pertama
terdapat pada karbon ke-6 dan omega terakhir.
Asam linoleat adalah poli asam lemak tak jenuh yang digunakan dalam
biosintesis prostaglandin. Ditemukan dalam lemak dan membran sel. Sangat besar
manfaatnya untuk tubuh, asam linoleat harus dimasukkan ke dalam gamma-asam
linoleat, reaksi katalisis dilakukan oleh enzim delta-6-desaturase (D6D). Asam
linoleat adalah kelompok dari asam lemak esensial yang disebut asam lemak
omega- 6, disebut demikian karena merupakan zat makanan esensial yang
dibutuhkan oleh semua mamalia. Kelompok lain dari asam lemak esensial adalah
asam linoleat omega-3, contohnya asam Alpha-linoleic.
Kekurangan omega-6 gejalanya termasuk rambut kering, rambut rontok
dan memperlambat penyembuhan luka. Asam linoleat digunakan untuk membuat
sabun, pengemulsi, dan minyak pengering. Reduksi asam lemak menghasilkan
linoleyl alkohol. Asam linoleat dikenal dalam produk industri kecantikan karena
bahannya diperlukan oleh kulit. Penelitian utama dari asam linoleat bersifat
mempengaruhi saat tersedia berlimpah di dalam kulit, antara lain; antiperadangan, mengurangi jerawat, menjaga kulit agar tetap lembab.
Non Seed Oil sangat berlimpah pada asam linoleat dan salah satu

11

produk kecantikan yang mengandung Non Seed Oil. Minyak dan bahan makanan
yang mengandung asam linoleat termasuk minyak safflower (78%), minyak biji
opium (70%), minyak rami (50-70%), minyak kacang kenari, rumput makanan
sapi perah, minyak zaitun, minyak kelapa, kuning telur (10%), spirulina, minyak
kacang, okra, minyak gandum, minyak biji anggur, minyak macademia, minyak
biji kenari hijau, minyak wijen. Sifat-sifat fisika dan kimia Asam Linoleat adalah
sebagai berikut :
a. Sifat Fisika :
- berat molekul : 280.44548(1724) g/mol
- titik leleh : -5 C
- titik didih : 229 0C
- tidak larut dalam air
- mudah terhidrogenasi
- merupakan asam lemak tak jenuh
- tidak berwarna
b. Sifat Kimia :
- Larut dalam pelarut organik
- bersifat hidrolisis
- tidak stabil pada suhu kamar
- Rumus Kimia Asam Linoleat : C18H32O2
(Sumber : Perrys, 1999)
2.4 Asam Stearat
Asam Stearat atau asam oktadekanoat, adalah asam lemak jenuh yang mudah
diperoleh dari lemak hewani. Wujudnya padat pada suhu ruang, dengan rumus
kimia CH3(CH2)16COOH.. Asam stearat diproses dengan memperlakukan lemak
hewan dengan air pada suhu dan tekanan tinggi. Asam ini dapat pula diperoleh
dari hidrogenasi minyak nabati. Dalam bidang industri asam stearat dipakai
sebagai bahan pembuatan lilin, sabun, plastik, kosmetika, dan untuk melunakkan
karet. Reduksi asam stearat menghasilkan stearil alkohol.
Asam stearat adalah asam lemak jenuh yang terdapat dalam lemak dan
minyak dari hewan. Merupakan bahan padat pembuat lilin dan dengan rumus
kimia C18H36O2. namanya berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata Stear

12

(genitive=steatos), yang artinya lemak atau gemuk. Garam dan ester dari asam
stearat disebut stearates.
Asam stearat diperoleh dari pengolahan lemak hewan dengan
menggunakan air pada temperatur dan tekanan yang tinggi, terutama pada
hidrolisis trigliserida. Asam stearat diperoleh dari hidrogenasi beberapa minyak
sayur tak jenuh. Sebenarnya, pada umumnya asam stearat adalah campuran dari
asam stearat dan asam palmitat, meskipun asam stearat di dapatkan secara
terpisah. Sifat-sifat fisika dan kimia Asam Stearat adalah sebagai berikut :
a. Sifat Fisika :
- berat molekul : 284.478 g/mol
- titik leleh : 69.6 C
- titik didih : 291 0C
- densitas : 0.847 g/cm3 at 70 C
- mudah terhidrogenasi
- merupakan asam lemak tak jenuh
b. Sifat Kimia :
- Larut dalam pelarut organik
- bersifat hidrolisis
- Rumus Kimia Asam Stearat : C18H36O2
(Sumber : Perrys, 1999)
2.5 Gliserol
Gliserol dengan nama lain propana-1,2,3-triol, atau gliserin, pada
temperatur kamar berbentuk cairan memiliki warna bening seperti air, kental,
higroskopis dengan rasa yang manis. Gliserol terdapat secara alami dalam
persenyawaaan sebagai gliserida didalam semua jenis minyak dan lemak baik dari
tumbuhan maupun hewan, dan gliserol didapatkan dari proses saponifikasi
minyak pada pembuatan sabun, atau pemisahan secara langsung dari lemak pada
pemroduksian asam lemak.
Sejak 1949 gliserol juga diproduksi secara sintetis dari propilen. Dan
proses secara sintetis tercatat kurang lebih sekitar 50% dari total gliserol di
pasaran. Kegunaan dari gliserol sangatlah banyak tetapi kebutuhan yang paling
besar pada pembuatan resin sintetis dan ester gums, obat - obatan, kosmetika, dan

13

pasta gigi. Pemrosesan tembakau dan makanan juga membutuhkan gliserol dalam
jumlah yang besar . Sifat-sifat fisika dan kimia Gliserol adalah sebagai berikut :
a. Sifat Fisika :
- berat molekul : 92,09 kg/kmol
- titik beku : 17,9 0C
- titik didh : 290 0C
- spesifik gravity : 1,260
- densitas : 0.847 g/cm3 70 C
- viskositas : 34 cP
- Fasa : Cair ( 30 0C, 1 atm )
- sempurna dalam air
- mudah terhidrogenasi
- merupakan asam lemak tak jenuh
b. Sifat Kimia :
- Larut dalam air
- Merupakan senyawa hidroskopis
- tidak stabil pada suhu kamar
- Rumus Kimia Gliserol : C3H8O3
2.6 Plasticizer
Plasticizer adalah material yang ditambahkan untuk meningkatkan
beberapa sifat / properties dari polymer, misalnya kemampuan kerja (workability),
ketahanan terhadap panas (heat resistance), ketahanan terhadap temperatur rendah
(low- temperature resistance), ketahanan terhadap cuaca (weathering resistance),
sifat insulasi (insulation properties), ketahanan terhadap minyak (oil resistance)
(Masykuri, et al, 2007). Berbagai plasticizer digunakan untuk tujuan- tujuan
tersebut. Terutama phtalic ester yang digunakan oleh banyak produk sebagai
plasticizer multifungsi.

14

BAB III
PEMBAHASAN
Dalam karya tulis ini disebutkan bahwa bahan baku utama dalam
pembuatan asam oleat adalah jagung. Tetapi dari jagung tersebut, yang diolah
menjadi produk asam oleat adalah minyak jagungnya. Untuk itu, sebelum
dilakukan prosedur pembuatan asam oleat, dilakukan terlebih dahulu pemrosesan
jagung menjadi minyak jagung.
Minyak jagung diperoleh dari bagian bakal biji dari butiran-butiran
jagung. Biji jagung direndam dalam air panas selama satu atau dua hari. Setelah
selesai dari tahap perendaman, dilakukan penggilingan kasar untuk melepaskan
bakal buahnya. Bakal tanaman kemudian dipisahkan dengan cara diapungkan lalu
dipres untuk menghasilkan minyak jagung. Pada proses pembuatan minyak
jagung ini juga dapat digunakan bahan tambahan yaitu garam NaCl dan NaOH
yang berfungsi untuk menghilangkan Free Fatty Acid dan impurities dari crude
oil.
Setelah didapatkan minyak jagungnya, selanjutnya adalah deskripsi proses
atau prosedur cara pembuatan asam oleat. Pada Prinsipnya pembuatan Asam
Oleat dibagi menjadi dua tahap yaitu proses hidrolisa minyak jagung, dan proses
fraksinasi asam lemak. Pada dasarnya proses hidrolisis yang terjadi pada minyak
nabati ini bertujuan untuk membentuk gliserol dan asam-asam lemak yang lain,
seperti asam oleat. Pemisahan atau fraksinasi adalah suatu proses yang mengubah
fatty acid menjadi kombinasi tunggal dalam proses ini berdasarkan persen berat.
Proses ini bertujuan untuk memisahkan suatu campuran bahan guna mendapatkan
zat asalnya, dimana fraksi-fraksinya didasarkan perbedaan titik didihnya (berat
atom).
Unit fraksinasi terdiri dari 4 kolom fraksinasi. Pada proses fraksinasi,
kondisi temperatur dan kolom divakumkan sesuai dengan jenis produk yang
diinginkan. Pengolahan minyak jagung menjadi asam oleat dalam skala industri
adalah sebagai berikut, minyak jagung yang merupakan bahan baku pembuatan
asam oleat ini dipanaskan dengan exchanger (HE-01) sampai temperatur 130 0C

15

dan kemudian dipompakan ke kolom hidrolisa . Begitu juga pada air, sebelum
direaksikan dengan minyak jagung terlebih dahulu dipanaskan dengan exchanger
(HE-02) sampai temperatur mencapai 90 0C. Air dan minyak jagung yang sudah
dipanaskan kemudian dihidrolisa dalam reaktor hidrolisa yang biasa disebut
splitting, secara continue dan berlawanan arah pada temperatur dan tekanan yang
tinggi sehingga menghasilkan asam lemak dan gliserin yang berupa sweet water.
Sistem berlawanan arah pada temperatur 255 0C dan tekanan 50-56 bar (Bailey,
1964), akan mempercepat reaksi hidrolisa.
Untuk mencapai kondisi operasi yang diinginkan , maka Steam bertekanan
60 bar diinjeksikan kedalam kolom hidrolisa. Minyak dipompa dari bagian bawah
menara, sedangkan air dialirkan melalui puncak menara,. Perbandingan antara
minyak jagung dengan air yang direaksikan adalah 40-60 % berat minyak (Bailey,
1964). Minyak disemburkan menembus campuran gliserin yang terakumulasi
dibagian bawah menara, selanjutnya menembus campuran air dan minyak hingga
mencapai hidrolisa yang sempurna. Sistem yang kontiniu dan berlawanan arah
dengan temperatur dan tekanan tinggi akan menghasilkan derajat hidrolisa yang
tinggi. Asam lemak yang keluar dari kolom hidrolisa berbentuk cairan yang
kemudian diekspansikan ke flash tank asam lemak (FT-01) 255 0C, 1 atm. Gliserol
yang keluar dibawah kolom menara diekspansikan ke flash tank Gliserol (FT-02)
99 0C, 1 atm dan kemudian dimasukkan ke tangki produk gliserol (Bailey, 1982).
Untuk menghasilkan asam oleat dengan kemurnian yang tinggi > 98 %
maka dilakukan fraksinasi asam lemak yang merupakan hasil hidrolisa minyak
jagung dengan air. Kolom fraksinasi I untuk pemisahan asam lemak antara fraksi
berat dan fraksi ringan berdasarkan titik didih. Asam lemak yang berasal dari flash
tank akan dipompakan ke kolom fraksinasi I kemudian di panaskan pada suhu 255
0C dan tekanan 1 atm pada bagian bawah kolom dan 230 0C dan tekanan 1 atm
pada bagian atas kolom. Pada kolom fraksinasi I ini akan dipisahkan asam lemak
fraksi ringan yaitu 0,150% C14, 15,068% C16, 83,874% C18F1, 0,908% C18F2,
sebagai produk atas dan fraksi berat 1,72% C18F1, 90,57% C18F2 dan 7,70%
C18 sebagai produk bawah. Produk atas sebagai fraksi ringan pada fase uap akan
dikondensasikan pada unit kondensor I (CD-01) dan kemudian dipompakan ke
Cooler I (CO-01) sebelum disimpan ke tangki asam linoleat.

16

Sedangkan produk bawah sebagai fraksi berat akan dipompakan ke kolom


fraksinasi II untuk pemisahan lanjutan agar mendapatkan asam oleat. Kolom
fraksinasi II ini bertujuan untuk memisahkan asam oleat dari produk bawah kolom
fraksinasi I. Pemisahan ini dilakukan dengan temperatur 260 0C dan tekanan 1
atm pada bagian bawah dan 230 0C tekanan 1 atm pada bagian atas. Pada kolom
fraksinasi II ini akan dipisahkan asam lemak fraksi ringan yaitu 1,886% C18F1,
98,3% C18F2, 0,084% C18 sebagai produk atas dan fraksi berat yaitu 10,615%
C18F2, 89,385% C18 sebagai produk bawah. Produk atas sebagai fraksi ringan
pada fase uap dikondensasikan pada unit kondensor I (CD-01) dan kemudian
dipompakan ke Cooler II (CO-01) sebelum disimpan ke tangki asam oleat.
Sedangkan produk bawah sebagai fraksi berat akan dipompakan ke Cooler III
(CO-03) yang kemudian di simpan ke dalam tangki asam stearat.
Untuk selanjutnya, produk asam oleat sudah siap digunakan untuk
berbagai macam kebutuhan, salah satunya digunakan untuk plasticizer. Pengertian
dan kegunaan dari plasticizer sudah dijelaskan dalam bab tinjauan pustaka. Asam
oleat merupakan plasticizer yang dihasilkan dari minyak nabati. Penggunaan
bahan alam sebagai plasicizer lebih menguntungkan dibandingkan menggunakan
plasticizer sintetis seperti dioctylphthalate. Hal ini dikarenakan senyawa tersebut
dapat diperbaharui dan tidak beracun. Salah satu bahan alam yang dapat
digunakan sebagai plasticizer adalah asam oleat (Masykuri et al. 2007).
Secara umum, plasticizer sintetis dapat merusak kesehatan dikarenakan
kemampuan migrasinya ke dalam bahan makanan. Laju migrasi dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan, salah satunya adalah suhu. Semakin tinggi suhu maka
semakin banyak plasticizer yang bermigrasi ke dalam bahan yang dikemas.
Semakin lama plastik direndam dengan plasticizer maka permukaannya semakin
rata (halus). Hal ini dikarenakan selama plastisisasi pengrusakan ikatan hidrogen
intermolekul sejalan dengan pembentukan ikatan hidrogen antara plasticizer
dengan molekul selulosa. Dalam prosesnya, molekul selulosa akan menjadi suatu
lapisan yang homogen (Yang , 2006).
Plastik tanpa perendaman plasticizer akan terlihat tidak rata karena ketidakhadiran
plasticizer menyebabkan tidak adanya ikatan hidrogen yang dirusak. Perendaman
dalam waktu yang lama akan menghasilkan produk plastik yang memiliki

17

permukaan rata, akan tetapi jika perendaman dilakukan terlalu lama akan
mengakibatkan menurunnya kuat tarik dari produk polimer tersebut yang
mengakibatkan rapuh, hal ini disebabkan oleh banyaknya ikatan hidrogen yang
diputus oleh plasticizer (Purwanti 2010).

18

BAB IV
KESIMPULAN

a.

Asam Oleat merupakan asam lemak tak jenuh yang banyak terkandung
dalam minyak jagung yang sudah diproses sebelumnya. Tersusun dari 18

b.

atom C dengan satu ikatan rangkap diantara atom C ke-9 dan atom C ke-10
Asam Oleat yang dihasilkan dari pemprosesan minyak jagung dapat diolah
menjadi berbagai macam produk, salah satunya adalah sebagai plasticizer.
Plasticizer adalah material yang ditambahkan untuk meningkatkan beberapa
sifat dari sebuah polymer, seperti kemampuan kerja, ketahanan terhadap

c.

panas, dan ketahanan terhadap cuaca


Proses yang dilakukan untuk mendapatkan asam oleat dari minyak jagung
dibagi menjadi dua tahap, yaitu proses hidrolisa minyak jagung dan proses
fraksinasi asam lemak

19

Daftar Pustaka

Bailey, Edward, (1982), Baileys Industrial Oil and Fat Products, Vol 1, 4th
edition, John Wiley and Sons, New York.
BPS, 2015. Statistik Perdagangan Luar Negeri Dan Antar Pulau/Provinsi. Badan
Pusat Statistik Wilayah Indonesia
Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI press; Jakarta
Masykuri MRCL et al. 2007. Rekayasa Bioplastik Berbahan Dasar Limbah
Jagung dengan Plasticizer Asam Lemak Inti Sawit dan Aplikasinya
Sebagai Pengemas Biodegradable untuk Bahan Pangan dan Farmasi.
Semarang, Universitas Negeri Semarang.
Perry, Robert H. dan Dow W. Green. 1999. Chemical Engineering HandBook.
7th Edition. New York: McGraw-Hill Book Company. Ketaren, S.1986.
Pengantar Teknologi Minak Dan Lemak Pangan.Jakarta : UI Press
Purwanti A. 2010. Analisis Kuat Tarik dan Elongasi Plastik Kitosan Terplatisasi
Sorbitol. Jurnal Teknologi Pertanian (3): 99- 106.
Yang JH, Yu JG and Ma XF. 2006. Preparation and properties of
ethylenebisformamide plasticized potato starch (EPTPS). Carbohydr.
Polym (63): 218-223.

20

LAMPIRAN

Gambar 1. Flow Sheet Pembuatan Asam Oleat

21

Anda mungkin juga menyukai