JAGUNG
DISUSUN :
AGUNG FIRMANSYAH
(1415041002)
(1415041004)
ARIS SETIAWAN
(1415041007)
FRISTIANDO YUDA P
(1315041024)
ABSTRAK
PEMBUATAN PLASTICIZER ASAM OLEAT BERBAHAN DASAR
JAGUNG
DISUSUN :
AGUNG FIRMANSYAH
(1415041002)
(1415041004)
ARIS SETIAWAN
(1415041007)
FRISTIANDO YUDA P
(1315041024)
Salah satu jenis produksi industri yang dibutuhkan dan permintaan terus
meningkat salah satunya adalah Asam Oleat. Kebutuhan Asam Oleat di Indonesia
sampai sekarang masih di import. Sumber import asam oleat terutama dari Negara
Jerman, Shanghai, dan Negara Hongkong. Oleh karena itu, pada pra rancangan
pabrik ini, kami ingin merancang pendirian Pabrik Pembuatan Asam Oleat. Hal
ini didasari juga oleh kebutuhan Asam Oleat di Indonesia yang mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Bahan baku utama Pembuatan Asam Oleat
dalam makalah ini yaitu menggunakan jagung, tepatnya yaitu minyak jagung
Minyak jagung diperoleh dari bagian bakal biji dari butiran-butiran
jagung. Biji jagung direndam dalam air panas selama satu atau dua hari. Setelah
selesai dari tahap perendaman, dilakukan penggilingan kasar untuk melepaskan
bakal buahnya. Bakal tanaman kemudian dipisahkan dengan cara diapungkan lalu
dipres untuk menghasilkan minyak jagung. Pada proses pembuatan minyak
jagung ini juga dapat digunakan bahan tambahan yaitu garam NaCl dan NaOH
yang berfungsi untuk menghilangkan Free Fatty Acid dan impurities dari crude
oil.
Setelah didapatkan minyak jagungnya, selanjutnya adalah deskripsi proses
atau prosedur cara pembuatan asam oleat. Pada Prinsipnya pembuatan Asam
Oleat dibagi menjadi dua tahap yaitu proses hidrolisa minyak jagung, dan proses
fraksinasi asam lemak. Pada dasarnya proses hidrolisis yang terjadi pada minyak
nabati ini bertujuan untuk membentuk gliserol dan asam-asam lemak yang lain,
seperti asam oleat.
Kata Kunci : Asam oleat, Minyak jagung, plasticizer
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...............................................................................................
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
10
11
12
13
2.6 Plasticizer...........................................................................................
14
15
BAB IV KESIMPULAN.........................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pemanfaatan produk asam oleat digunakan dalam dunia farmasi, yaitu sebagai
bahan pelarut dan pengental untuk obat-obatan tertentu. Asam oleat juga
digunakan sebagai bahan pelarut dan pengental untuk bahan aerosol dan
plasticizer.
Fokus utama dalam karya tulis ini yaitu produk dari asam oleat tersebut
dimanfaatkan sebagai plasticizer. Plasticizer adalah material yang ditambahkan
untuk meningkatkan beberapa sifat / properties dari polymer, misalnya digunakan
dalam peningkatan kemampuan kerja (workability), ketahanan terhadap panas
(heat resistance), ketahanan terhadap temperatur rendah (low-temperature
resistance), ketahanan terhadap cuaca (weathering resistance), sifat insulasi
(insulation properties), ketahanan terhadap minyak (oil resistance).
Plastik adalah salah satu produk polimer yang merupakan bahan dasar
yang banyak digunakan seperti pembungkus makanan, alas makan dan minum,
untuk keperluan sekolah,
kantor, otomotif dan berbagai sektor lainnya. Hal ini dikarenakan plastik memiliki
banyak keunggulan antara lain: elastis, ekonomis, transparan, kuat, tidak mudah
pecah, dan sebagian ada yang tahan panas. Salah satu bahan yang dapat membuat
plastik tahan panas adalah plasticizer . Penggunaan bahan alam sebagai plasicizer
lebih menguntungkan dibandingkan menggunakan plasticizer sintetis seperti
dioctylphthalate. Hal ini dikarenakan senyawa tersebut dapat diperbaharui dan
tidak beracun. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai plasticizer
adalah asam oleat (Masykuri dkk. 2007).
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan Masalah dalam karya tulis ini yaitu bagaimana cara memproduksi
Asam Oleat dengan menggunakan bahan baku jagung.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan karya tulis ini yaitu dapat mengetahui cara memproduksi
Asam Oleat dengan menggunakan bahan baku jagung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
baik dari linseed oil. Minyak kemiri mempunyai sifat lebih mudah menguap
dibanding dengan linseed oil, sehingga minyak kemiri termasuk golongan minyak
yang mudah menguap.
Minyak kemiri dikenal dengan istilah lumbang di negara Filipina atau
candle nut oil di beberapa negara lainnya. Istilah ini timbul karena kebiasaan
pemakaian tempurung buah kemiri yang ditusukkan pada ujung bambu, sehingga
menyerupai lilin bila tempurung dibakar.
Daging buah kemiri digunakan sebagai bumbu dalam jumlah yang relatif
kecil. Minyak kemiri tidak dapat dicerna karena bersifat laksatif dan biasanya
digunakan sebagai bahan dasar cat atau pernis, tinta cetak dan pembuatan sabun
atau sebagai pengawet kayu. Di Filipina minyak ini sudah lama digunakan untuk
melapisi bagian dasar perahu, agar tahan terhadap korosif akibat air laut. Minyak
kemiri dapat digunakan sebagai minyak rambut dan di pulau jawa sebagai bahan
pembatik dan juga untuk penerangan.
3. Minyak Jarak
Minyak Jarak merupakan minyak yang di dapatkan dari tanaman jarak.
Minyak jarak mempunyai rasa asam dan dapat dibedakan dengan trigliserida
lainnya karena bobot jenis. Kekentalan (viskositas) dan bilangan asetil serta
kelarutannya dalam alkohol nilainya relatif tinggi. Minyak jarak larut dalam etil
alkohol 95 persen pada suhu kamar serta pelarut organik yang polar dan sedikit
larut dalam golongan hidrokarbon alifatis. Nilai kelarutan dalam petroleum eter
relatif rendah dan dapat dipakai untuk membedakannya dengan golongan
trigliserida lainnya. Kandungan tokoferol relatif kecil (0,05 persen), serta
kandungan asam lemak esensial yang sangat rendah menyebabkan minyak jarak
tersebut berbeda dengan minyak nabati lainnya.
Minyak jarak mempunyai sifat sangat beracun di samping kandungan
asam lemak esensialnya yang sangat rendah. Hal yang demikian menyebabkan
minyak jarak tidak dapat digunakan sebagai minyak makan dan bahan pangan.
Sebelum dipergunakan untuk berbagai macam keperluan, minyak jarak perlu di
olah lebih dahulu. Pengolahan ini meliputi dehidrasi, oksidasi hidrogenasi,
sulfitasi, penyabunan dan sebagainya. Pengolahan tersebut mengakibatkan
5. Minyak Jagung
Minyak Jagung diperoleh dengan mengekstrak bagian lembaga dari
jagung. Sistem ekstraksi yang digunakan biasanya adalah sistem penekanan
(pressing). Minyak jagung mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi yaitu sekitar
250 kilo kalori/ons. Selain itu juga minyak jagung lebih disenangi konsumen
karena selain harganya yang murah juga mengandung sitosterol sehingga para
konsumen dapat terhindar dari gejala atherosclerosis (endapan pada pembuluh
darah) yang mengakibatkan terjadinya ikatan kompleks antara sitosterol dan Ca2+
dalam darah (Ketaren, 1986). Selama ini jagung hanya digunakan sebagai bahan
baku pembuatan tepung dan bahan pakan ternak dengan jumlah 76,5% dari
jumlah produksi jagung setiap tahunnya. Sisanya dipergunakan untuk keperluan
lainnya misalnya minyak jagung.
Dalam karya tulis ini akan menggunakan jagung, tepatnya minyak
jagungnya sebagai bahan baku, oleh karena itu akan dijelaskan Minyak Jagung
secara lebih rinci.
2.1.2 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Jagung
Minyak jagung merupakan trigliserida yang disusun oleh gliserol dan
asam-asam lemak. Persentase trigliserida sekitar 98,6 %, sedangkan sisanya
merupakan bahan non minyak, seperti abu, air, zat warna atau lilin. Asam lemak
yang menyusun minyak jagung terdiri dari asam lemak jenuh dan asam lemak
tidak jenuh (Ketaren, 1986).
Jumlah asam lemak jenuh dalam minyak jagung sekitar 13 persen.
Golongan asam lemak jenuh yang menyusun trigliserida minyak jagung adalah:
asam palmitat dan asam stearat. Golongan asam lemak tidak jenuh yang
menyusun trigliserida minyak jagung berjumlah sekitar 86 persen yang terdiri
dari: asam oleat dan asam linoleat. Pada tabel 2.1 dapat dilihat komposisi asam
lemak dalam minyak jagung.
10
11
produk kecantikan yang mengandung Non Seed Oil. Minyak dan bahan makanan
yang mengandung asam linoleat termasuk minyak safflower (78%), minyak biji
opium (70%), minyak rami (50-70%), minyak kacang kenari, rumput makanan
sapi perah, minyak zaitun, minyak kelapa, kuning telur (10%), spirulina, minyak
kacang, okra, minyak gandum, minyak biji anggur, minyak macademia, minyak
biji kenari hijau, minyak wijen. Sifat-sifat fisika dan kimia Asam Linoleat adalah
sebagai berikut :
a. Sifat Fisika :
- berat molekul : 280.44548(1724) g/mol
- titik leleh : -5 C
- titik didih : 229 0C
- tidak larut dalam air
- mudah terhidrogenasi
- merupakan asam lemak tak jenuh
- tidak berwarna
b. Sifat Kimia :
- Larut dalam pelarut organik
- bersifat hidrolisis
- tidak stabil pada suhu kamar
- Rumus Kimia Asam Linoleat : C18H32O2
(Sumber : Perrys, 1999)
2.4 Asam Stearat
Asam Stearat atau asam oktadekanoat, adalah asam lemak jenuh yang mudah
diperoleh dari lemak hewani. Wujudnya padat pada suhu ruang, dengan rumus
kimia CH3(CH2)16COOH.. Asam stearat diproses dengan memperlakukan lemak
hewan dengan air pada suhu dan tekanan tinggi. Asam ini dapat pula diperoleh
dari hidrogenasi minyak nabati. Dalam bidang industri asam stearat dipakai
sebagai bahan pembuatan lilin, sabun, plastik, kosmetika, dan untuk melunakkan
karet. Reduksi asam stearat menghasilkan stearil alkohol.
Asam stearat adalah asam lemak jenuh yang terdapat dalam lemak dan
minyak dari hewan. Merupakan bahan padat pembuat lilin dan dengan rumus
kimia C18H36O2. namanya berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata Stear
12
(genitive=steatos), yang artinya lemak atau gemuk. Garam dan ester dari asam
stearat disebut stearates.
Asam stearat diperoleh dari pengolahan lemak hewan dengan
menggunakan air pada temperatur dan tekanan yang tinggi, terutama pada
hidrolisis trigliserida. Asam stearat diperoleh dari hidrogenasi beberapa minyak
sayur tak jenuh. Sebenarnya, pada umumnya asam stearat adalah campuran dari
asam stearat dan asam palmitat, meskipun asam stearat di dapatkan secara
terpisah. Sifat-sifat fisika dan kimia Asam Stearat adalah sebagai berikut :
a. Sifat Fisika :
- berat molekul : 284.478 g/mol
- titik leleh : 69.6 C
- titik didih : 291 0C
- densitas : 0.847 g/cm3 at 70 C
- mudah terhidrogenasi
- merupakan asam lemak tak jenuh
b. Sifat Kimia :
- Larut dalam pelarut organik
- bersifat hidrolisis
- Rumus Kimia Asam Stearat : C18H36O2
(Sumber : Perrys, 1999)
2.5 Gliserol
Gliserol dengan nama lain propana-1,2,3-triol, atau gliserin, pada
temperatur kamar berbentuk cairan memiliki warna bening seperti air, kental,
higroskopis dengan rasa yang manis. Gliserol terdapat secara alami dalam
persenyawaaan sebagai gliserida didalam semua jenis minyak dan lemak baik dari
tumbuhan maupun hewan, dan gliserol didapatkan dari proses saponifikasi
minyak pada pembuatan sabun, atau pemisahan secara langsung dari lemak pada
pemroduksian asam lemak.
Sejak 1949 gliserol juga diproduksi secara sintetis dari propilen. Dan
proses secara sintetis tercatat kurang lebih sekitar 50% dari total gliserol di
pasaran. Kegunaan dari gliserol sangatlah banyak tetapi kebutuhan yang paling
besar pada pembuatan resin sintetis dan ester gums, obat - obatan, kosmetika, dan
13
pasta gigi. Pemrosesan tembakau dan makanan juga membutuhkan gliserol dalam
jumlah yang besar . Sifat-sifat fisika dan kimia Gliserol adalah sebagai berikut :
a. Sifat Fisika :
- berat molekul : 92,09 kg/kmol
- titik beku : 17,9 0C
- titik didh : 290 0C
- spesifik gravity : 1,260
- densitas : 0.847 g/cm3 70 C
- viskositas : 34 cP
- Fasa : Cair ( 30 0C, 1 atm )
- sempurna dalam air
- mudah terhidrogenasi
- merupakan asam lemak tak jenuh
b. Sifat Kimia :
- Larut dalam air
- Merupakan senyawa hidroskopis
- tidak stabil pada suhu kamar
- Rumus Kimia Gliserol : C3H8O3
2.6 Plasticizer
Plasticizer adalah material yang ditambahkan untuk meningkatkan
beberapa sifat / properties dari polymer, misalnya kemampuan kerja (workability),
ketahanan terhadap panas (heat resistance), ketahanan terhadap temperatur rendah
(low- temperature resistance), ketahanan terhadap cuaca (weathering resistance),
sifat insulasi (insulation properties), ketahanan terhadap minyak (oil resistance)
(Masykuri, et al, 2007). Berbagai plasticizer digunakan untuk tujuan- tujuan
tersebut. Terutama phtalic ester yang digunakan oleh banyak produk sebagai
plasticizer multifungsi.
14
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam karya tulis ini disebutkan bahwa bahan baku utama dalam
pembuatan asam oleat adalah jagung. Tetapi dari jagung tersebut, yang diolah
menjadi produk asam oleat adalah minyak jagungnya. Untuk itu, sebelum
dilakukan prosedur pembuatan asam oleat, dilakukan terlebih dahulu pemrosesan
jagung menjadi minyak jagung.
Minyak jagung diperoleh dari bagian bakal biji dari butiran-butiran
jagung. Biji jagung direndam dalam air panas selama satu atau dua hari. Setelah
selesai dari tahap perendaman, dilakukan penggilingan kasar untuk melepaskan
bakal buahnya. Bakal tanaman kemudian dipisahkan dengan cara diapungkan lalu
dipres untuk menghasilkan minyak jagung. Pada proses pembuatan minyak
jagung ini juga dapat digunakan bahan tambahan yaitu garam NaCl dan NaOH
yang berfungsi untuk menghilangkan Free Fatty Acid dan impurities dari crude
oil.
Setelah didapatkan minyak jagungnya, selanjutnya adalah deskripsi proses
atau prosedur cara pembuatan asam oleat. Pada Prinsipnya pembuatan Asam
Oleat dibagi menjadi dua tahap yaitu proses hidrolisa minyak jagung, dan proses
fraksinasi asam lemak. Pada dasarnya proses hidrolisis yang terjadi pada minyak
nabati ini bertujuan untuk membentuk gliserol dan asam-asam lemak yang lain,
seperti asam oleat. Pemisahan atau fraksinasi adalah suatu proses yang mengubah
fatty acid menjadi kombinasi tunggal dalam proses ini berdasarkan persen berat.
Proses ini bertujuan untuk memisahkan suatu campuran bahan guna mendapatkan
zat asalnya, dimana fraksi-fraksinya didasarkan perbedaan titik didihnya (berat
atom).
Unit fraksinasi terdiri dari 4 kolom fraksinasi. Pada proses fraksinasi,
kondisi temperatur dan kolom divakumkan sesuai dengan jenis produk yang
diinginkan. Pengolahan minyak jagung menjadi asam oleat dalam skala industri
adalah sebagai berikut, minyak jagung yang merupakan bahan baku pembuatan
asam oleat ini dipanaskan dengan exchanger (HE-01) sampai temperatur 130 0C
15
dan kemudian dipompakan ke kolom hidrolisa . Begitu juga pada air, sebelum
direaksikan dengan minyak jagung terlebih dahulu dipanaskan dengan exchanger
(HE-02) sampai temperatur mencapai 90 0C. Air dan minyak jagung yang sudah
dipanaskan kemudian dihidrolisa dalam reaktor hidrolisa yang biasa disebut
splitting, secara continue dan berlawanan arah pada temperatur dan tekanan yang
tinggi sehingga menghasilkan asam lemak dan gliserin yang berupa sweet water.
Sistem berlawanan arah pada temperatur 255 0C dan tekanan 50-56 bar (Bailey,
1964), akan mempercepat reaksi hidrolisa.
Untuk mencapai kondisi operasi yang diinginkan , maka Steam bertekanan
60 bar diinjeksikan kedalam kolom hidrolisa. Minyak dipompa dari bagian bawah
menara, sedangkan air dialirkan melalui puncak menara,. Perbandingan antara
minyak jagung dengan air yang direaksikan adalah 40-60 % berat minyak (Bailey,
1964). Minyak disemburkan menembus campuran gliserin yang terakumulasi
dibagian bawah menara, selanjutnya menembus campuran air dan minyak hingga
mencapai hidrolisa yang sempurna. Sistem yang kontiniu dan berlawanan arah
dengan temperatur dan tekanan tinggi akan menghasilkan derajat hidrolisa yang
tinggi. Asam lemak yang keluar dari kolom hidrolisa berbentuk cairan yang
kemudian diekspansikan ke flash tank asam lemak (FT-01) 255 0C, 1 atm. Gliserol
yang keluar dibawah kolom menara diekspansikan ke flash tank Gliserol (FT-02)
99 0C, 1 atm dan kemudian dimasukkan ke tangki produk gliserol (Bailey, 1982).
Untuk menghasilkan asam oleat dengan kemurnian yang tinggi > 98 %
maka dilakukan fraksinasi asam lemak yang merupakan hasil hidrolisa minyak
jagung dengan air. Kolom fraksinasi I untuk pemisahan asam lemak antara fraksi
berat dan fraksi ringan berdasarkan titik didih. Asam lemak yang berasal dari flash
tank akan dipompakan ke kolom fraksinasi I kemudian di panaskan pada suhu 255
0C dan tekanan 1 atm pada bagian bawah kolom dan 230 0C dan tekanan 1 atm
pada bagian atas kolom. Pada kolom fraksinasi I ini akan dipisahkan asam lemak
fraksi ringan yaitu 0,150% C14, 15,068% C16, 83,874% C18F1, 0,908% C18F2,
sebagai produk atas dan fraksi berat 1,72% C18F1, 90,57% C18F2 dan 7,70%
C18 sebagai produk bawah. Produk atas sebagai fraksi ringan pada fase uap akan
dikondensasikan pada unit kondensor I (CD-01) dan kemudian dipompakan ke
Cooler I (CO-01) sebelum disimpan ke tangki asam linoleat.
16
17
permukaan rata, akan tetapi jika perendaman dilakukan terlalu lama akan
mengakibatkan menurunnya kuat tarik dari produk polimer tersebut yang
mengakibatkan rapuh, hal ini disebabkan oleh banyaknya ikatan hidrogen yang
diputus oleh plasticizer (Purwanti 2010).
18
BAB IV
KESIMPULAN
a.
Asam Oleat merupakan asam lemak tak jenuh yang banyak terkandung
dalam minyak jagung yang sudah diproses sebelumnya. Tersusun dari 18
b.
atom C dengan satu ikatan rangkap diantara atom C ke-9 dan atom C ke-10
Asam Oleat yang dihasilkan dari pemprosesan minyak jagung dapat diolah
menjadi berbagai macam produk, salah satunya adalah sebagai plasticizer.
Plasticizer adalah material yang ditambahkan untuk meningkatkan beberapa
sifat dari sebuah polymer, seperti kemampuan kerja, ketahanan terhadap
c.
19
Daftar Pustaka
Bailey, Edward, (1982), Baileys Industrial Oil and Fat Products, Vol 1, 4th
edition, John Wiley and Sons, New York.
BPS, 2015. Statistik Perdagangan Luar Negeri Dan Antar Pulau/Provinsi. Badan
Pusat Statistik Wilayah Indonesia
Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI press; Jakarta
Masykuri MRCL et al. 2007. Rekayasa Bioplastik Berbahan Dasar Limbah
Jagung dengan Plasticizer Asam Lemak Inti Sawit dan Aplikasinya
Sebagai Pengemas Biodegradable untuk Bahan Pangan dan Farmasi.
Semarang, Universitas Negeri Semarang.
Perry, Robert H. dan Dow W. Green. 1999. Chemical Engineering HandBook.
7th Edition. New York: McGraw-Hill Book Company. Ketaren, S.1986.
Pengantar Teknologi Minak Dan Lemak Pangan.Jakarta : UI Press
Purwanti A. 2010. Analisis Kuat Tarik dan Elongasi Plastik Kitosan Terplatisasi
Sorbitol. Jurnal Teknologi Pertanian (3): 99- 106.
Yang JH, Yu JG and Ma XF. 2006. Preparation and properties of
ethylenebisformamide plasticized potato starch (EPTPS). Carbohydr.
Polym (63): 218-223.
20
LAMPIRAN
21