Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
10611041
10611007
Rahang atas melewati dasar vestibulum labialis kiri - vestibulum bukalis kemudian
berputar melalui hamular notch dan melintasi palatum daerah vibrating line 3 mm
dari fovea palatine kembali ke vestibulum bukalis kanan sampai ke vestibulum
labialis kanan. Sedangkan pada rahang bawah : melewati dasar vestibulum labialis
kanan vestibulum bucalis kemudian melalui puncak retromolar pad kembali ke
anterior melalui sulcus lingual kanan menuju frenulum lingualis, kemudian melalui
sulcus lingualis kiri ke retomolar pad sebelah kiri dasar vestibulum bucalis ke
vestibulum labialis Fungsinya sebagai batas untuk pembuatan lempeng dan galengan
gigit yang menggunakan ma l a m me r a h.
Membuat Spacer Malam
Fungsinya untuk menciptakan ruang pada sendok cetak perseorangan yang
nantinya akan diisi oleh elastomer. Malam merah (base
w a x ) y a n g t e l a h dilunakkan kemudian ditekan pada model sedemikian rupa
lalu dipotong sesuai o ut l in e ya n g t e la h di bu a t s e be lu mn ya . S pa ce r
ma l a m d ib er i o kl us al s to pp er d e n g a n u k u r a n + m m * m m
p a d a r e g i o n c a n i n u s d a n r e g i o m o l a r u n t u k rahang atas, oklusal
stopper melebar ke bukal dan untuk rahang bawah oklusals t o p p e r
m e l e b a r k e l i n g u a l . F u n g s i o k l u s a l s t o p p e r
s e b a g a i p a n d u a n .
Sendok cetak perorangan (individual tray)
Kemudian dari model studi yang sudah jadi tersebut dibuat sendok cetak individual
dengan batas antara jaringan bergerak dengan tidak bergerak lalu batas-batas sendok
cetak individual ditentukan 2 mm lebih pendek dari batas jaringan bergerak-tidak
bergerak agar tersedia ruang yang cukup untuk memanipulasi bahan pembentuk tepi.
Sendok cetak individual ini dibuat dari shellac baseplat (Hiflex shellac base plate,
Prevest Denpro Limited, India) yang dilunakkan dengan cara dipanaskan di atas
lampu spritus, lalu ditekan-tekan di atas model kerja hingga bentuknya sesuai dengan
desain gigitiruan penuh yang telah dibuat sebelumnya. Kelebihan shellac dipotong
dengan menggunakan gunting dan pisau malam saat masih dalam keadaan lunak
sesuai dengan batas yang telah digambar. Selanjutnya dibuat pegangan dan lubanglubang pada sendok cetak individual. Lubang-lubang ini untuk mengalirkan bahan
cetak yang berlebih sehingga mengurangi tekanan sewaktu mencetak.
dengan gunting bila masih lunak., atau dengan bur bila sudah mengeras (Utari,
1994). Kemudian dibuat pegangan sendok cetak individual dan dibuat pula lubanglubang dengan jarak kurang lebih 5 mm. Kegunaan lubang ini adalah untuk
mengalirkan kelebihan bahan cetak, karena bila tertahan akan dapat menyebabkan
tekanan yang berlebihan pada geligi tiruan pada jaringan pendukungnya, sehingga
lubang dibuat pada daerah yang tidak memerlukan tekanan. Pegangan sendok cetak
dibuat tegak lurus bidang horizontal.
dahulu dengan menggunakan tampon. Pasien diinstruksikan untuk tegak agar bahan
cetak tidak mengalir ke belakang.
Caranya sebagai berikut:
Rahang atas:
Bahan cetak dicampur dengan gerakan spatulasi sampai diperoleh konsistensi
lunak, kemudian dimasukkan dalam sendok cetak. Masukkan sendok cetak kedalam
mulut kemudian ditekan ke prosessus alveolaris. Dilakukan trimming agar bahan
cetak mencapai lipatan mukobukal, caranya pada saat sendok cetak didalam mulut,
dilakukan gerakkan rahang bawah kekiri dan kekanan, kemudian pipi dan bibir
ditarik keatas kemudian kebawah. Untuk mendapatkan postdam area, pasien disuruh
mengatakan ah, sehingga tampak batas antara palatum durum dan palatum molle.
Posisi dipertahankan sampai setting, kemudian sendok cetak dilepas. Gambarkan
garis Ah pada batas tersebut dengan pensil tinta kemudian dicetakkan/dimasukkan
kembali kedalam rahang atas, sehingga garis tinta akan luntur pada cetakan. Dapat
untuk menandai ah-line (vibrating line).
Rahang bawah:
Caranya sama seperti pada rahang atas, disini pasien diminta menjulurkan
lidah. Bibir dan pipi digerakkan agar bahan cetak dapat mencapai bukal flange. Posisi
dipertahankan sampai setting. Kemudian sendok cetak dilepaskan dari mulut.
Setelah diperoleh cetakan yang akurat. Kemudian diisi dengan gips biasa dan gips
stone dengan perbandingan 1:1. Pekerjaan kemudian dilanjutkan dengan menentukan
batas tepinya, memperhatikan daerah mukosa yang bergerak dan tidak bergerak,
kemudian ditentukan relief area maupun non relief area. Ditentukan pula posterior
palatal seal dan membuat seal. Setelah model malam selesai, base plate diganti
dengan resin akrilik
Setelah selesai mencetak, cetakan negatif tadi dicor dengan menggunakan gips stone
sehingga diperoleh model positif cetakan fisiologis, Selanjutnya model positif
tersebut diserahkan ke tekniker untuk pembuatan basis dan galengan gigit.
Garis median
Definisi
: Garis vertical imajiner yang membagi model kerja menjadi dua sisi
yang sama besar
Tujuan
: untuk panduan pada pemasangan model dalam articulator dan
panduan penyusunan gigi
Cara
: Pada rahang atas dimulai dari frenulum labialis, melewati midpalatal
suture sampai ditengah tengah fovea palatine,sedangkan untuk rahang bawah dimuali
dari frenulum labialis dan melintas ke frenulum lingualis . Kemudian diproyeksikan
pada basis model.
Tiga Cekungan
Definisi
:cekungan pada baisi model dengan ukuran kedalaman kurang lebih 57 mm pada daerah posterior dan 1-3 mm pada daerah anterior, diameter selebar pisau
malam, dan landai.
Tujuan
:memperoleh pengembalian model pada articulator dalam tahap
remounting.
Cara
:Buat cekungan seperti bentukan setengah bola dibuat pada dasar
model rahang atas dan rahang bawah, posisi cekungan berada dibawah gingival ridge.
Menggambar garis puncak ridge
Tujuan
: untuk panduan pada pembuatan letak galengan gigit dan penyusunan
gigi
Cara kerja Rahang atas:
Dengan menggunakan pensil biasa :
Tentukan titik pada tengah-tengah tuber maxilla
Tentukan titik kurang lebih didistal caninus
Tentukan titik pada puncak papilla incisivus
Hubungakan ketiga titik tersebut dan dilanjutkan sampai tepi model
Setelah pembuatan garis benar, diperjelas dengan pensil tinta.
Cara kerja Rahang bawah:
Dengan menggunakan pensil biasa :
Tentukan titik pada tengah-tengah retromolar pad
Tentukan titik kurang lebih didistal caninus
Tentukan titik pada tengah-tengah procesus alveolaris anterior dengan patokan
frenulum labialis
Hubungakan ketiga titik tersebut dan dilanjutkan sampai tepi model
Setelah pembuatan garis benar, diperjelas dengan pensil tinta.
Tahap selanjutnya adalah melakukan kesejajaran pada bite rim atas. Dimulai dengan
membuat garis nasoauricular atau garis camper dengan cara menarik benang mulai
dari bawah hidung pasien ke bagian atas tragus telinga pasien untuk membantu
menilai kesejajaran. Lalu, masukkan bite rim rahang atas ke dalam mulut dan
sejajarkan bite rim rahang atas dengan garis camper dengan bantuan fox plane
guide. Pada saat melakukan kesejajaran pada bite rimrahang atas, beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti penentuan tinggi bite rim rahang atas dan garis servikal
yang berjarak 2 mm dari low lip line bibir atas pada saat pasien tersenyum ,
penyesuaian labial fullness, dan penentuan kesejajaran galengan gigit rahang atas
anterior dan posterior terhadap garis camper. Bite rim disesuaikan sehingga bite rim
bawah berimpit rapat dengan rim atas pada saat beroklusi. Kemudian setelah itu
dilanjutkan dengan penentuan dimensi vertikal.
Penentuan dimensi pada kasus dengan pasien edentulus, dimulai dengan menentukan
dimensi vertikal istirahat tanpa menggunakan bite rim atas dan bawah. Pasien
diminta untuk mengucapkan huruf M, dan dalam posisi istirahat dimensi vertikal
diukur dan didapatkan hasilnya yaitu 83 mm. Dimensi vertikal oklusi diperoleh dari
dimensi vertikal saat istirahat dikurangi dengan free way space sebesar 3 mm
sehingga diperoleh dimensi vertikal oklusi sebesar 80 mm. Kemudian, bite rim atas
dan bawah dimasukkan kembali ke dalam mulut, lalu pasien diminta menelan dan
mengigit dalam oklusi sentris, kemudian dilakukan pengukuran dimensi vertikal
oklusi kembali. Bite rim bawah dikurangi hingga diperoleh dimensi vertikal oklusi
yang telah ditetapkan. Selama proses pengurangan bite rim bawah ini, bite rim atas
dikeluarkan dari mulut agar basis yang terbuat dari malam tidak berubah bentuk.
Tahap selanjutnya yakni melakukan penentuan posisi distal, yakni sandarkan dental
unit diatur agar pasien berada pada posisi supinasi. Dari sini mandibula berada pada
posisi yang paling distal. Kemudian tentukan garis median dan garis kaninus. Fiksasi
bite rim rahang atas dengan rahang bawah dengan menancapkan paper clip yang
telah dipanaskan. Kemudian, bite rim atas dan bawah yang sudah terfiksasi tersebut
dikeluarkan bersamaan dengan cara pasiendiinstruksikan membuka mulut selebar
mungkin. Lalu, bite rim atas dan bawahdimasukkan pada model kerja. Bila telah
sesuai bite rim atas dan bawah dipasang padaartikulator. Kemudian model dan
Penetapan gigit
Definisi
: Kunci oklusi yang sesuai dengan rahang
Tujuan : Untuk mendapatkan oklusi yang sesuai antara model kerja pada articulator
dengan oklusi rahang
Cara
:
instruksikan supaya pasien dalam keadaan relax dan tenang
Masukan galengan gigit rahang atas dan cek labial fullness. melihat apakah sipasien
merasa galengan gigit terlalu penuh. dan lihat Filtrumnya apakah kencang, usahakan
filtrumnya tidak kencang dan tidak kendor. tekan daerah bibir cek supaya tidak ada
step.
Kalau sudah selesai keluarkan galengan gigit rahang atas dan masukan galengan gigit
rahang bawah, lakukan tindakan yang sama.
Kemuadian membuat garis Chumber dengan merentangkan benang dari tragus kanan
sampai tragus kiri dengan melewati filtrum.
tentukan kesejajaran galengan gigit rahang atas dan yang bawah mengikuti
tentukan tinggi gigitnya dengan cara lepas semua galengan gigit dan instruksikan
pasien mengucapkan huruf M sampai pasien lelah (jangan ampek Koit gan). ukur
dengan jangka jarak antara ujung hidung dan ujung dagu ini untuk mencari rest posisi
dari pasien. setelah itu pasang galengan gigit atas bawah dan instruksikan pasien
untuk oklusi sentris kemudian ukur jaraknya. setelah dapat semua ukur freways
spacenya dengan cara Rest posisi Oklusi. didapat lah jawabannya. kalau
jawabannya 2 4 mm berarti tinggi gigit sudah benar.
kemudian di di galengen gigit rahang atas di tambah bendolan malam di bagian
paling distal, instruksikan pasien untuk menyentuh bendolan itu sambil menutup
mulutnya, itulah posisi paling distal dari gigi
kemudian rahang bawah, pasien di istruksikan untuk menengadah dan lihat galengan
gigit rahang bawah lebih retrusi dari rahang atas.
menentukan garis sudut mulut untuk menentukan lebar mesio distal 6 gigi anterior.
menentukan garis median
menentukan garis senyum
menetukan garis ketawa pasien
kemudian keluarkan galengan gigitnya
setelah itu fiksasi galengan gigit dengan cara memanaskan isi dari steples dan fiksasi
galengan gigitnya
Pemasangan Model pada Artikulator
Definisi
: Proses menempatkan model kerja rahang atas dan rahang bawah
yang sudah difixir ke articulator
Tujuan
:Untuk mendapatkan kesesuaian oklusi pada model kerja selama
pembuatan gigi tiruan
Cara
:
Beri lapisan Vaseline pada model
Pemasangan model pada articulator dibantu dengan malam mainan dan gelang karet
Buat garis median model sebidang garis median articulator
Buat bidang oklusi model sebidang dengan bidang oklusi articulator
Buat ujung horizontal pin tepat pada bidang oklusi pada kunci gigit
Ikat articulator dengan menggunakan tali untuk menghindari articulator berubah
posisi saat gips mengeras.
Lakukan fixir model ke articulator dengan menggunakan gips lunak/gips putih,
lakukan pada dasar model RA terlebih dahulu kemudian lanjutkan ke tepi model,
kalau gips sudah mengeras lanjutkan ke model RB. 8
Perhatikan inklinasi dan kontur gusi tiruannya. Perlu juga dilakukan pengamatan
tehadap:
1.Oklusi.
2. Stabilisasi gaya working dan balancing side.
3. Estetis dengan melihat garis kaninus.
4. Fonetik dengan cara menyuruh pasien mengucapkan huruf S, D, O, M, R, A dan T
dan lainnya sebagainya dengan jelas dan tidak ada gangguan.
Dilakukan try in untuk mengevaluasi GTL sebelum diproses dengan cara melatih
pasien untuk memakai, merasakan dan beradaptasi dengan gigi tiruan tersebut :
Dilatih berfungsi : bicara, menelan, mengunyah
Bila ada kesulitan dalam berfungsi dicoba dengan latihan berkali-kali
Dicek estetis, retensi, stabilisasi, fonetik, dan oklusi sentrik
Garis ditarik dari hamular notch kiri dan kanan bertemu di daerah
fovea palatine, 2 mm di sebelah anterior dari garis getar atau AH
line.
Garis postdam harus membulat dan rata.
Model dikerok dengan kedalaman 1-1,5 mm kearah AH line.
Di daerah fovea palatine biasanya lebih dangkal.
chamber di buat pada daerah midpalatal, torus palatinus, papilla insisiva untuk
mengurangi rasa sakit. Dibuat dengan cara menaruh thin foil di daerah palatal
sebelum dilakukan packing acrylic.
Pada pasien yang akan membuat gigi tiruan ukuran torus palatinus yang
besar dapat mengganggu pembuatan dan pemasangan gigi tiruan, disamping
juga dapat menyebabkan rasa sakit pada penekanan gigi tiruan karena
bentuknya berupa tonjolan yang tidak rata. Torus palatinus dengan ukuran
kecil jarang ada keluhan, sehingga pembedahan torus palatinus biasanya
dilakukan apabila bentuk torus palatinus yang besar menutupi ruang palatum
sehingga menimbulkan keluhan.
Wax Contouring
Modelir malam ( wax contouring/waxing ) dari gigi tiruan ialah
membentuk dasar dari geligi tiruan malam sedemikian rupa sehingga
harmonis dengan otot-otot orofasial penderita dan semirip mungkin dengan
anatomis gusi dan jaringan lunak mulut. Sehingga kontur geligi tiruan malam
yang sama dengan kontur jaringan lunak dalam mulut akan menghasilkan
geligi tiruan yang stabil, menjaga denture pada tempatnya secara tetap dan
selaras dengan otot-otot orofasial penderita.
Trial Denture adalah geligi tiruan malam yang sudah dilakukan waxing,
dan dicoba didalam mulut pasien untuk melihat estetik, fonetik dan fungsinya.
Trial denture harus sudah seperti geligi tiruan jadi, demikian juga mengenai
tebal, batas-batas perifer dan anatomisnya. Lebih rapi trial denture berarti
lebih mudah pekerjaan flasking, packing, dan finishingnya.
B. SYARAT-SYARAT
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi modeler malam dari pembuatan
gigi tiruan
penuh adalah:
Meniru jaringan lunak seakurat mungkin, tidak berlebihan
Tepi-tepi labial dan bukal harus mengisi vestibulum
frenulum
Sayap Gigi Tiruan harus harmonis dengan pipi dan bibir serta lidah
Bagian palatum harus meniru palatum pasien, termasuk rugae.
C. FUNGSI
Bentuk permukaan poles gigi tiruan mempengaruhi retensi dan
estetika dari gigi tiruan. Permukaan malam di sekeliling gigi dikenal
sebagai bagian seni dari permukaan poles, dan untuk keperluan
estetika harus meniru bentuk jaringan disekeliling gigi asli. Setiap
bentuk ukiran gusi yang berlebihan atau tampak tiruan akan terasa
aneh. Tetapi sedikit penonjolan akar untuk meniru gigi asli dapat
dibuat. Bentuk basis antara gigi dan tepi gigi tiruan harus dibuat agar
dapat membantu retensi yang diberikan oleh gaya mekanis dari otot
dan jaringan.
D. DAERAH YANG PERLU DIMODELIR
Daerah yang dimodelir :
1. Bagian anatomis : dibentuk sama dengan tebal tepi cetakan.
Membuat bagian ini sedikit lebih tebal masih dapat diterima,
untuk mengimbangi kemungkinan pengasahan basis pada waktu
dipoles.
2. Bagian bukal dan labial : dibuat tebal pada RA dan RB.
3. Bagian palatal : dibuat tipis,untuk menyediakan ruang yang
cukup bagi lidah.
5. Sayap lingual RB : harus setipis mungkin kecuali daerah tepinya
(harus cukup tebal).
6. Permukaan lingual
RB
dibuat
agak
cekung
tetapi
lazim dilakukan:
Fiksir pinggiran landasan geligi tiruan dengan malam pada model
Daerah servikal jarang ada step pada kontur gusi antara gigi
kaninus dan
premolar 1 atas.
Kontur gusi anterior berbeda-beda, gigi kaninus atas yang
terpanjang,
gigi
insisivus
lateral
atas
yang
terpendek.
protrusive,
sayap
labial notch.
c) Flasking, molding, Packing, curing dan akrilik kasar pada model
Flasking adalah suatu proses penanaman model dan trial denture malam
dalam suatu flask/cuvet untuk membuat sectional mold. Mold bagian bawah
dibuat dengan menanam model dalam gips dan bagian atas dibuat dari 2 adukan
stone yang terpisah di atas denture malam. Proses ini dilakukan untuk
memampatkan dan memproses resin akrilik saat pembuatan landasan gigi tiruan
dan alat-alat prostetik lainnya. Prosedur flasking antara lain:
1) Gigi tiruan malam lengkap dicekatkan pada modelnya, lalu dilepaskan
dari articulator.
2) Pilih flask dengan ukuran yang disesuaikan, lihat ada jarak model
dengan dinding flask minimal 1/8 inchi dan tinggi gigi atau jarak gigi
dengan tutup flask minimal inchi.
3) Sebelum melakukan flasking poles bagian dalam flask dengan lapisan
vaselin tipis dan plug/sumbat bawah flask diletakkan. Atau
menggunakan 0.003 inci tinfoil agar dicegah melekat dengan gips, dan
proses deflasking mudah dilepaskan dari gips/stone.
4) Tepi/dasar model dikuas dengan separating medium yaitu air sabun.
5) Adon gips, tuang k flask bawah, lalu tanam model. Ketika mulai
mengeras rapikan.
6) Tunggu hingga benar-benr mengeras. Cat bagian gips tadi dengan air
sabun
7) Adon stone dan kuaskan pada gigi dan malam gigi tiruan sambil
digetarkan. Pasang flask atas tanpa tutup, lalu isikan stone ke dalam
flask hingga menutupi oklusal gigi.
8) Setelah mengeras adon stone kembali dan tuang hingga flask penuh.
Tutup kemudian press hingga kontak antar metal flask.
9) Stone telah mengeras. Rendam flask dan press dalam air mendidih
selama 5 menit. Keluarkan dan buka flask perlahan-lahan.
10) Buang malam, semua gigi tinggal di mold bagian atas. Siram dengan
air mendidih hingga malam benar-benar bersih. (boiling out).
11) Menunggu flask dingin, persiapkan posterior palatal seal dan daerahdaerah yang akan direlief pada model atas.
12) Untuk mencegah cairan resin terserap ke permukaan mold, poles mold
dengan cairan tinfoil untuk menseal porositas dari stone. Cairan tinfoil
dicoating segera setelah malam bersih dan kering serta mold masih
hangat sehingga cairan tinfoil akan kering dan segera melekat pada
stone. Proses ini harus menghasilkan permukaan yang halus dan
mengkilap.
Molding
Molding merupakan suatu proses pembuatan cetakan atau
mempersiapkan ruang untuk pengisian akrilik. Cara memolding :
(1) Setelah gips pada cuvet lawan mengeras, dapat diperiksa
dengan membuka tutup atas cuvet, buka kuvet tersebut,
maksudnya cuvet antar antagonisnya
(2) Buang wax dengan menyiramkan air mendidih.
(3) Olesi bahan separasi, jangan sampai mengenai anasir gigi
tiruan.
Packing
Packing adalah proses mencampur monomer dan polimer resin
akrilik. Memiliki dua metode yaitu: dry method dengan mencampur
monomer dan polimer langsung di dalam mold, dan wet method
dengan mencampur monomer dan polimer di luar mold dan bila sudah
mencapai dough stage baru dimasukkan dalam mold.
1. Packing untuk cara Flasking: holding the casting
o Polimer dicampur ke dalam monomer dalam mixing jar, lalu
aduk perlahan-lahan sebentar
o Tutup mixing jar rapat-rapat, tunggu hingga dough stage
o Ambil sedikit akrilik, lalu tekankan perlahan-lahan masuk ke
dalam sayap, hati-hati gigi jangan sampai lepas, dengan jari
dibungkus kertas cellophane.
o Sisa adonan diletakkan di tengah mold lalu ratakan ke tepi, tutup
dengan kertas cellophane yang demek tak berair lalu pasang
flask atas dengan tutupnya. Press.
o Yang selanjutnya sama
Curing
Pemakai gigi tiruan selalu mengharapkan gigi tiruan dapat berfungsi
selama mungkin dengan memuaskan seperti pada saat pertama
digunakan. Untuk tujuan tersebut, digunakan bahan yang memenuhi
persyaratan yang ditentukan. Bahan yang paling sering digunakan
sebagai bahan basis gigi tiruan adalah resin akrilik. Bahan resin
akrilik yang digunakan untuk pembuatan basis gigi tiruan umumnya
adalah resin akrilik polimerisasi panas (heat-cured). Sedangkan resin
akrilik polimerisasi dingin (cold cured) umumnya digunakan sebagai
bahan reparasi.
Resin akrilik adalah bahan yang paling sering digunakan untuk
pembuatan geligi tiruan, tetapi apabila proses kuring tidak tepat
maka kandungan monomer sisa resin akrilik akan tinggi (Combe
1992. Anusavice 1996). Resin akrilik dan proses kuringnya telah
dimodifikasi tidak hanya untuk memperbaiki sifat fisik dan mekanik
tetapi juga memperpendek waktu kerja. Proses kuring untuk resin
akrilik yang digunakan sehari-hari adalah secara konvensional yaitu
pemanasan air tetapi tidak menggunakan curing unit. Proses kuring
merupakan hal yang sangat penting untuk menghasilkan gigi tiruan
yang memenuhi persyaratan diantaranya kandungan monomer sisa
yang rendah. Proses kuring pada resin akrilik terdapat beberapa cara
yaitu dengan cara konvensional (kuring dengan pemanasan air),
radiasi gelombang mikro dan sinar tampak (visible light).
Kandungan monomer sisa yang tinggi akan mengiritasi jaringan
mulut (ali dkk 1986), dapat dikatakan bahwa resin akrilik tersebut
tidak biokompatibel, karena salah satu syarat suatu bahan yang
dikatakan biokompatibel adalah tidak iritasi (Craig 1997). Akhirakhir ini berkembang resin akrilik rapid heat cured yang hanya
memerlukan waktu 20 menit untuk proses kuring pada suhu 100oC,
akrilik.
Gigi tiruan mengalammi deformasi pada saat dikeluarkan dari model.
Panas yang terlalu tinggi saat pemolesan.
Sifat resin akrilik yang mengalami penyusutan pada saat polimerisasi.
Memeriksa oklusi dan pengasahan selektif.
Prosedur :
Beri Vaseline pada kedua lekukan posterior dan anterior
2. Model dan catatan interoklusal yang dipasang pada artikulator dengan
memakai gips, di bersihkan hingga modelnya terlihat
Model dan basis dile pas dari artikulator kemudian rendam dalam air kira-kira
10 menit dengan suhu 95o, 2-4 mm diatas basis artikulator dan model
fisiologis.
Remounting dengan membasahi basis artikulator dan model, kemudian pasang
dan biarkan mongering
Lekukan horizontal dibuat pada basis model
Isi gips sebagai kunci.
Selective grinding 1
Koreksi Oklusi Protrusif
Catatan
2. Gigi-gigi atas dan bawah dapat terlalu mendekati hubungan tepi-temutepi. Perbaikan :
Lereng tonjol diasah sedemikian rupa
Fossa sentral dilebarkan
Tonjol lingual gigi atas dipersempit pengasahan dari sisi
lingual
Tonjol bukal gigi bawah dipersempit pengasahan dari sisi
bukal
Catatan : tonjol-tonjol gigi tidak dipendekkan.
3. Gigi-gigi atas mungkin terlalu jauh ke bukal terhadap gigi-gigi bawah.
Perbaikan :
Pasien disuruh membuka & menutup mulut sampai terasa kontak yang
sangat ringan pada gigi posterior.
Bahan : Malam lunak/aluwax.
Menghilangkan kesalahan oklusi
Menghilangkan Kesalahan Oklusi pada Gigi Non Anatomis
Kertas Artikulasi
gigi
yang
menyimpang
kontak
karena
pada pemakaian
kertas
artikulasi,
batu/
stone
kecil
bulat,
perhatikan
bahwa
Pengasahan selektif gigi-gigi anterior harus meniru bentuk gigigigi asli dan mempertahankan estetik dari geligi tiruan. Hukum untuk
pengasahan selektif gigi-gigi anterior adalah sebagai berikut :
1. kurangilah permukaan fasial gigi-gigi anterior bawah dan
permukaan palatal gigi gigi anterior atas.
2. Jangan mengurangi dimensi vertikal dari gigi anterior
manapun kecuali jika ada perintah khusus dari operator gigi.
Lanjutkan dengan pengasahan selektif hanya sampai oklusi
sentrik seimbang dan gerakan eksentris yang harmonis telah diperoleh.
Kemudian geligi tiruan di Milling-in.Milling-in adalah suatu proses
penutupan permukaan oklusal gigi-gigi dengan pasta abrasif dan gigigigi dalam keadaan kontak, gerakkanlah geligi tiruan ke dalam seiap
relasi oklusal sampai oklusi yang tepat. Milling-in harus dilakukan
secara konservatif. Jika perlu, haluskan kembali anatomi oklusalnya,
lalu
poleslah
permukaan-permukaan
oklusalnya.
Remount jig
Setelah prosedur pemasangan kembali pada pasien, suatu oklusal indeks
disiapkan setelah dimensi vertikal oklusal diperoleh dengan menggunakan gips yang
digunakan untuk mereposisi gigi atau model pada posisi aslinya. Gunakan suatu alat
remount jig,
dengan cara melepas model RB dari artikulator, kemudian aduk gips lunak
tipe II, letakkan pada artikulator RB , katupkan Raartikulaotr hingga bidang oklusal
dan insisal anasir gigi RA masuk ke dalam gips lunak sedalam 1-2 mm. Setelah gips
mengeras, lepaskan model RA dan gigi tiruan dari artikulator, dan keluarkan gips
record posisis asli dari model rahang atas dan geligi tiruan pada adritkulator dan
menghapus keperluan face-bow baru.
Model rahang utama telah rusak pada waktu pemulihan gigi tiruan. model
rahang baru harus disiapkan kembali pada pasien dari gigi tiruan di artikulator. Isilah
bagian gerong dari permukaan jaringan gigi tiruan dengan pumice basah dan hati-hati
balikan gigig tiruan di atas tumpukan gips basah diatas sebuah alas kaca. Bentuklah
gips menjadi suatu bentuk model rahang dan biarkan mengeras.
Pulas awal
Setelah diperoleh prothesa kasar, ambil sisa acrylic pada bagian tepi gigi tiruan,
kelebihan acrylic disekitar elemen gigi tiruan dan nodul-nodul pada permukaan basis
acrylic dibuang dengan menggunakan mata bur fraser dan stone, kemudian
permukaan prothesa dihaluskan dengan menggunakan amplas kasar dan halus.
Pasang coba akrilik
Pemasangan GTP merupakan suatu tindakan mencobakan gigi tiruan pada
pasien dengan memperhatikan kenyamanan pasien.
Pemasangan GTP dapat memenuhi kebutuhan :
1. Physis. Nyaman dipakai karena tidak menyebabkan trauma pada
jaringan pendukung.
2. Physiologis. Gigi tiruan mendukung otot dan sistem penguyahan.
3. Phicologis. GT sesuai dengan syarat kedokteran gigi dan keinginan
pasien.
Di cek balancing side, working side serta ada tidaknya prematur kontak.
Pengecekan gangguan diketahui dengan kertas artikulasi yang diletakkan pada
oklusal gigi, kemudian pasien disuruh menggerakkan gigi seperti mengunyah.
Bila ada traumatic oklusi dilakukan selective grinding, yaitu penggrindingan
permukaan oklusal gigi tiruan untuk mendapatkan suatu sentrik oklusi gigi
tersebut. Pengurangan menggunakan hukum BULL dan MUDL (pengurangan
pada permukaan bukal dan mesial pada rahang atas dan pengurangan
permukaan lingual dan distal pada rahang bawah).
3. Stabilisasi
Di cek saat mulut berfungsi, tidak boleh mengganggu mastikasi,
penelanan, bicara, ekspresi wajah dan sebagainya.
4. Artikulasi
Fungsi fonetik diketahui dengan pengucapan huruf s, m, r, p, d, f dan t.
Instruksi untuk pasien :
a. Pasien dianjurkan untuk beradaptasi dengan protesa tersebut
sampai biasa. Tidak boleh dipakai mengunyah dan dipakai
selama 24 jam.
b. Apabila ada rasa sakit, gangguan bicara, protesa tidak stabil,
pasien dianjurkan untuk segera kembali ke klinik.
c. Kontrol sesuai dengan waktu yang telah ditentukan guna
pengecekan lebih lanjut dan bila nantinya tidak ada gangguan,
pasien bisa terus memakainya.
Kontrol I (24 Jam)
Anamnesa keluhan pasien, periksa kondisi intra oral, periksa keadaan jaringan
lunak pasien apakah ada kemerahan atau luka. Lakukan medikamentosa jika
didapatkan hal tersebut. Lakukan perbaikan pada GTL yang menyebabkan luka.
Instruksikan GTL sudah dapat digunakan untuk makan lunak.
Tanyakan pada pasien dan periksa kondisi intra oral instruksikan GTL sudah
dapat digunakan