Anda di halaman 1dari 28

50

BAB I
DESKRIPSI LOKASI

A.

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA PT. BANK SYARIAH


MANDIRI
PT. Bank Syariah Mandiri pada awal berdirinya bernama PT. Bank Susila

Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank
Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi, atas dasar Akta Notaris: R. Soeratman,
SH., No. 146 tertanggal 10 Agustus 1973. Setelah adanya merger empat bank
pemerintah yaitu Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank
Eksport Import Indonesia (BEII) dan Bapindo pada tanggal 31 Juli 1999 menjadi
PT. Bank Mandiri (Persero), maka kepemilikan PT. Bank Susila Bakti (BSB)
diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (Persero).
PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru membuat kebijakan untuk
mendukung sepenuhnya dan melanjutkan kebijakan lama dari PT. Bank Susila
Bakti (BSB) yang bermaksud mengubah kegiatan bank dari konvensional menjadi
syariah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk
unit syariah. Langkah awal dilakukan dengan mengubah Anggaran Dasar tentang
nama PT. Bank Susila Bakti (BSB) menjadi PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri
berdasar Akta Notaris: Ny. Machrani Moertolo Soenarto, SH., No. 29 tertanggal
19 Mei 1999 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman RI dengan
Surat Keputusannya tanggal 1 Juli 1999 No. C2-12120.HT.01.04. TH.99.

51

Maksud, tujuan dan nama bank serta seluruh Anggaran Dasar dari PT.
Bank Syariah Sakinah Mandiri kemudian diubah kembali berdasarkan Akta
Notaris: Sutjipto, SH., No. 23 tertanggal
508 September 1999. Nama baru bank
yaitu Bank Syariah Mandiri yang kemudian disingkat BSM.

Perubahan-

perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik


Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor 16495.HT.01.04.TH.99 tertanggal 16
September 1999.
Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia (BI) melalui Surat
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP.BI/1999 telah memberikan
ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah kepada PT. Bank Susila Bakti.

Selanjutnya dengan Surat

Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999


tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahan nama PT.
Bank Susila Bakti (BSB) menjadi PT. Bank Syariah Mandiri.
Dalam keputusan Bank Indonesia (BI) tersebut, Bank Syariah Mandiri
(BSM) bisa beroperasi secara syariah terhitung mulai hari Senin tanggal 25 Rajab
1420 H atau tanggal 1 November 1999. Kelahiran PT. Bank Syariah Mandiri
(BSM) merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT.
Bank Susila Bakti (BSB) dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang
pentingnya kehadiran bank syariah di lingkungan PT. Bank Mandiri (Persero).
PT.

Bank

Syariah

Mandiri

(BSM)

hadir

sebagai

bank

yang

mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi


operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang

52

menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) sebagai
alternatif jasa perbankan di Indonesia. Pada tahun 2003 ini, kembali memperoleh
predikat sebagai bank syariah terbaik dari majalah infobank bahkan peringkat
yang diraih mengalami peningkatan dan menjadi leader dari perbankan syariah
lainnya
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2002, Bank Syariah Mandiri (BSM)
telah memiliki 37 kantor cabang, 11 kantor cabang pembantu, dan 23 kantor kas
di seluruh Indonesia. Kantor pusat Bank Syariah Mandiri (BSM) berlokasi di
Jalan M.H. Thamrin No. 5 Telp. (021) 2300509, Fax. (021) 39832978, Jakarta,
10340. Sedangkan Kantor Cabang Solo yang merupakan lokasi penelitian ini,
pada awalnya beralamatkan di Jalan Slamet Riyadi No. 332 Telp. (0271) 742085,
742086, 741981, 733070, 712995, Fax. (0271) 742151 Solo, Jawa Tengah, 57142.
Dan pada tanggal 14 Juli 2003, kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Solo pindah
ke kantor yang baru di Jalan Slamet Riyadi No. 390 Telp. (0271) 718272 dan
718277, Fax. (0271) 719167 Solo, Jawa Tengah, 57142, dengan gedung yang
megah dan berhalaman luas.

B. TUJUAN PENDIRIAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI


Bank Syariah Mandiri (BSM) didirikan berdasarkan suatu keyakinan
bahwa operasi perbankan yang berlandaskan prinsip bagi hasil dan pengambilan
margin keuntungan dapat mendorong terciptanya stabilitas perekonomian. Seperti
terurai dalam tujuan pendirian Bank Syariah Mandiri (BSM) berikut ini:
Menjalin kemitraan yang berkeadilan.

53

Meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi.


Meningkatkan kesejahteraan hidup dengan membuka peluang usaha yang
lebih besar.
Menghindari persaingan yang tidak sehat di antara lembaga keuangan.
Alternatif pilihan dalam menggunakan jasa-jasa perbankan.
Menghindari Riba.

C. VISI, MISI, DAN BUDAYA PERUSAHAAN


1. VISI
Visi dari Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah menjadi bank syariah
terpercaya pilihan mitra usaha.
2. MISI
Misi dari Bank Syariah Mandiri (BSM) ada enam hal, yaitu:
a.

Menciptakan suasana pasar perbankan syariah agar dapat


berkembang dengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang
terkoordinasi dengan baik.

b.

Mencapai

pertumbuhan

dan

keuntungan

yang

berkesinambungan melalui sinergi dengan mitra strategis agar menjadi


bank syariah terkemuka di Indonesia yang mampu meningkatkan nilai
bagi para pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi
masyarakat luas.
c.

Memperkerjakan pegawai yang profesional dan sepenuhnya


mengerti operasional perbankan syariah.

54

d.

Menunjukkan komitmen terhadap standar kerja operasional


perbankan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir, serta memegang
teguh prinsip keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian.

e.

Mengutamakan

mobilisasi

pendanaan

dari

golongan

masyarakat menengah dan ritel, memperbesar portopolio pembiayaan


untuk skala menengah

dan kecil, serta mendorong terwujudnya

manajemen zakat, infaq dan shodaqoh yang lebih efektif sebagai


cerminan kepedulian sosial.
f.

Meningkatkan

permodalan

sendiri

dengan

mengundang

perbankan lain, segenap lapisan masyarakat dan investor asing.

3. BUDAYA PERUSAHAAN
Bank Syariah Mandiri (BSM) sebagai bank yang beroperasi atas dasar
prinsip syariah Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu
kepada sikap akhlaqul karimah (budi pekerti mulia), yang terangkum
dalam lima sikap dasar yang disebut SIFAT, yaitu:
a.

Siddiq (Integrity), yaitu bersikap jujur terhadap diri sendiri, orang


lain, dan Allah Subhanahu Wataala.

b.

Istiqomah (Consistency), yaitu bersikap teguh, sabar, dan


bijaksana.

c.

Fathonah (Professionalism), yaitu profesional, disiplin, mentaati


peraturan, bekerja keras dan inovatif.

55

d.

Amanah (Trustworthiness), yaitu penuh rasa tanggung jawab, dan


saling menghormati dalam menjalankan tugas dan melayani mitra
usaha.

e.

Tabligh (Advocacy), yaitu bersikap mendidik, membina dan


memotivasi pihak lain (para pegawai dan mitra usaha) untuk
meningkatkan fungsinya sebagai khalifah di dunia.

D. STRUKTUR ORGANISASI
1.

PENGORGANISASIAN BSM
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

tahunan tanggal 26 Juni 2001 yang berita acaranya telah diaktakan dengan Akta
Notaris: Ny. Agustina Junaedi, SH., No. 45; Keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) luar biasa sebagaimana tercantum dalam akta
pernyataan No. 41 tanggal 29 Januari 2001 Notaris Ny. Agustina Junaedi, SH.;
akta pernyataan No. 10 Notaris Ny. Agustina Junaedi, SH., Surat PT. Bank
Mandiri No. SSR/HRS/2741/2001 tanggal 23 Agustus 2001 dan Surat Bank
Indonesia No. 3/III/BPS tanggal 20 September 2001, susunan organisasi PT.
Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah:
Dewan Pengawas Syariah :
Ketua

: Prof. K.H. Ali Yafie

Anggota

: Prof. DR. H. Said Agil Husin Almunawar, MA

Anggota

: Drs. H. Mohamad Hidayat, MBA

Anggota

: M. Syafii Antonio, MEc

56

Dewan Komisaris :
Presiden Komisaris: Binhadi
Komisaris

: Teuku Mohammad Sjakur Machmud

Komisaris

: Katjeb Kris muljono Abdoelkadir

Dewan Direksi

Presiden Direktur : Drs. H. Nurdin Hasibuan


Direktur

: Nana Mugiana Somantri

Direktur

: Akmal Aziz

Direktur

: Ismi Kushartanto

Dalam rangka efisiensi dan peningkatan kualitas layanan nasabah,


dalam tahun 2001 telah dilakukan reorganisasi, sehingga struktur organisasi
kantor pusat berkurang dari 12 divisi dengan 3 unit staf khusus direksi menjadi
10 divisi dengan 4 unit kerja staf khusus direksi, dengan jumlah kantor cabang
13 pada tahun 2000 menjadi 23 kantor cabang dan 7 kantor kas pada tahun
2001.
Sebagai bank syariah, pada struktur organisasinya terdapat Dewan
Pengawas Syariah yang bertugas mengarahkan, memeriksa dan mengawasi
kegiatan bank guna menjamin bahwa bank telah beroperasi sesuai dengan
aturan dan prinsip-prinsip syariah Islam.

2.

SUMBER DAYA INSANI


Sampai akhir tahun 2001 jumlah sumber daya insani telah mencapai

722 orang, meningkat dari 549 karyawan pada akhir tahun 2000. Penyebaran

57

jumlah karyawan pada tahun 2000 adalah 235 (43%) di kantor pusat dan 314
(57%) di 13 kantor cabang (rata-rata 25/kantor).

Sedangkan penyebaran

karyawan akhir tahun 2001, yaitu 232 karyawan (32%) di kantor pusat dan 490
karyawan (68%) di 23 kantor cabang dan 6 kantor kas (rata-rata 17/kantor)
Untuk meningkatkan profesionalisme dan produktivitas pegawai, masih
terus dilaksanakan berbagai pendidikan dan pelatihan sebagai pembekalan
pegawai baru dan peningkatan kemampuan pegawai secara umum, guna
mendukung operasional bank yang terus berkembang.
Kebijakan pengelolaan sumber daya insani difokuskan kepada
pembinaan dan pengembangan pegawai profesional yang didasari akhlaqul
karimah dengan menerapkan budaya perusahaan, sebagaimana terangkum
dalam SIFAT (Siddiq, Istiqomah, Fathonah, Amanah, Tabligh).
Adapun struktur organisasi BSM bisa dilihat dalam bagan dibawah ini:

58

E. PRODUK DAN JASA PELAYANAN


Produk dan jasa pelayanan Bank Syariah Mandiri (BSM) yang telah
dipasarkan meliputi produk-produk pendanaan, pembiayaan dan jasa-jasa layanan
lainnya. Jasa pelayanan semakin beragam setelah ditetapkannya Bank Syariah
Mandiri sebagai Bank Devisa oleh Bank Indonesia pada tanggal 18 Maret 2002
dengan hadirnya ragam layanan transaksi devisa yang sesuai syariah..
1. Produk-Produk Pendanaan
Produk perhimpunan dana oleh Bank Syariah Mandiri (BSM) antara lain:
a. Giro Syariah Mandiri
Giro yang dikelola berdasarkan prinsip wadiah yad al-dhamanah.
Artinya, dana yang berasal dari nasabah diperlakukan oleh Bank Syariah
Mandiri sebagai titipan yang dijamin keamanannya dan ketersediannya
setiap saat, guna membantu kelancaran usaha.

Pihak Bank Syariah

Mandiri selaku penerima titipan (BSM) dapat memanfaatkan dana nasabah


tersebut untuk aktivitas pembiayaan, dan nasabah berhak mendapatkan
bonus sebagai bentuk imbalan terhadap kemitraan yang telah dilakukan
dalam mewujudkan kinerja BSM.
b. Tabungan Syariah Mandiri
Jenis tabungan yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah almuthlaqah, artinya dana tabungan dari nasabah diperlakukan sebagai
investasi yang kemudian oleh Bank Syariah Mandiri dana tersebut
dimanfaatkan secara produktif dalam bentuk penyaluran untuk aktivitas
pembiayaan. Sebagai imbalan kepada nasabah, Bank Syariah Mandiri

59

memberikan keuntungan dari pembiayaan tersebut dengan formula bagi


hasil yang telah disepakati oleh nasabah dan Bank Syariah Mandiri.
c. Deposito Syariah Mandiri
Deposito yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah almuthlaqah, artinya dana deposito dari nasabah oleh Bank Syariah Mandiri
diperlakukan sebagai investasi yang kemudian oleh pihak bank
dimanfaatkan secara produktif dalam bentuk pembiayaan kepada
masyarakat pengusaha dan perorangan secara profesional dan memenuhi
aspek syariah. Dari dana yang disalurkan tersebut, Bank Syariah Mandiri
akan memberikan keuntungan dari pembiayaan tersebut dengan formula
kesepakatan bagi hasil antara nasabah dan Bank Syariah Mandiri.
d. Tabungan Haji dan Umrah MABRUR
Tabungan yang juga dikelola berdasarkan prinsip mudharabah almuthlaqah, diluncurkan untuk membantu masyarakat muslim dalam
merencanakan ibadah haji dan umrah. Dana yang diinvestasikan nasabah
tidak dapat ditarik kecuali untuk melunasi BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah
Haji) atau dalam kondisi darurat yang harus dibuktikan oleh nasabah calon
haji yang bersangkutan.

2. Produk-Produk Pembiayaan
Jenis jasa kredit atau penyaluran dana oleh Bank Syariah Mandiri (BSM)
kepada masyarakat antara lain:

60

a. Mudharabah (Trust Financing)


Kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul
maal/bank) menyediakan modal sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola dana (mudharib/debitur), dimana keuntungan dan kerugian dari
usaha dibagi bersama sesuai nisbah yang disepakati. Nisbah adalah bagian
keuntungan usaha bagi masing-masing pihak yang besarnya ditetapkan
berdasarkan kesepakatan.

Jenis usaha yang dapat dibiayai antara lain

perdagangan, industri/manufacturing, usaha atas dasar kontrak dan lainlain.


b. Musyarakah (Participative Financing)
Perjanjian pembiayaan bersama (kongsi) antara bank syariah dengan
nasabah yang membutuhkan pembiayaan.

Dimana bank dan nasabah

secara bersama-sama membiayai suatu usaha atau proyek yang juga


dikelola bersama atas prinsip bagi hasil berdasar kesepakatan memberikan
kontribusi dana sesuai kebutuhan modal usaha. Selanjutnya keuntungan
usaha dibagi bersama sesuai nisbah yang disepakati. Jenis usaha yang
dapat dibiayai antara lain perdagangan, industri/manufacturing, usaha atas
dasar kontrak dan lain-lain
c. Murabahah (Sale-Purchase)
Suatu perjanjian yang disepakati antara bank syariah dengan nasabah,
dimana bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau
modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah yang akan dibayar kembali
oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank+margin

61

keuntungan) pada waktu yang ditetapkan.

Margin keuntungan adalah

selisih harga jual dengan harga asal yang disepakati. Jenis pembiayaan
yang dapat dilakukan dengan skim ini adalah Pembiayaan Pembelian
Rumah (PPR), Pembiayaan Pembelian Kendaraan Bermotor (PPKB),
Pembiayaan dalam rangka Ekspor/Impor atau SKBDN, pembiayaan
barang modal dan lain-lain.
d. Salam (Pembiayaan Penarikan)
Pembiayaan jual beli dimana pembeli memberikan uang terlebih
dahulu terhadap barang yang dibeli yang telah ditentukan spesifikasinya
dengan pengantaran kemudian.
e. Istishna (Pembiayaan Konstruksi dan Manufaktur)
Pembiayaan jual beli yang dilakukan antara bank dan nasabah dimana
dalam

perjanjian,

nasabah

selaku

pembeli/pemesan

memberikan

order/pesanan barang dan uang muka kepada bank selaku penjual dengan
janji akan mengirimkan barang pesanan tersebut pada waktu dan tempat
yang ditentukan dimasa yang akan datang.

Kemudian bank akan

meneruskan pesanan tersebut (re-order) kepada pihak lain yaitu kontraktor


atau manufaktur (untuk membuatkan barang pesanannya).

Bank akan

mengambil keuntungan dari selisih antara harga bank dan harga penjual
murni.
f. Ijarah (Sewa/Leasing)
Perjanjian

sewa

yang

memberikan

kepada

penyewa

untuk

memanfaatkan barang yang akan disewa dengan imbalan uang sewa sesuai

62

dengan persetujuan dan setelah masa sewa berakhir maka barang


dikembalikan kepada pemilik.

Namun, penyewa dapat juga memiliki

barang yang disewa dengan pilihan pemindahan kepemilikan atas barang


yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (Ijarah wa Iqtina).
g. Wakalah (LC & SKBDN)
Akad perwakilan antara bank dan nasabah dimana nasabah
memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya dalam melakukan
pekerjaan atau jasa tertentu.
h. Kafalah (Bank Garansi)
Akad pemberian garansi/jaminan oleh pihak bank kepada nasabah
untuk menjamin pelaksanaan proyek dan pemenuhan kewajiban tertentu
oleh pihak yang dijamin.
i. Hawalah (Factoring)
Akad pemindahan piutang nasabah kepada bank untuk membantu
nasabah mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya
dan bank mendapat imbalan atas jasa pemindahan piutang tersebut.
j. Wadiah Yad Al-Amanah
Wadiah adalah titipan dari satu pihak ke pihak lain baik individu
maupun golongan yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat bila
pemilik menghendakinya. Adapun Wadiah Yad Al-Amanah adalah wadiah
dimana si penerima titipan (bank) tidak bertanggung jawab atas
kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada barang titipan selama hak ini

63

bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan penerima titipan dalam


memelihara titipan tersebut.
k. Rahn (Gadai Emas Syariah Mandiri)
Produk ini dirancang untuk turut membantu pembiayaan dengan pola
gadai, sesuai prinsip syariah.

3. Jasa Lain-Lain
a. ATM (Automatic Teller Machine) Syariah Mandiri
Produk ini dirancang untuk memberikan fasilits pelayanan 24 jam bagi
nasabah Tabungan dan Giro Syariah Mandiri sehingga dapat mengambil
uang tunai dalam jumlah tertentu dengan cepat melalui kurang lebih 1.500
ATM bersama Bank Mandiri yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia
dan ATM Syariah Mandiri pada beberapa lokasi.

Untuk menjamin

kesyariahan transaksi melalui ATM ini, PT. Bank Syariah Mandiri telah
mengatur kerjasama dengan Bank Mandiri untuk menyediakan dana yang
mencukupi dan tidak mengambil bunga atau jasa giro dari penempatan
cadangan dana di PT. Bank Mandiri. ATM sendiri yang dimiliki (diluar
ATM Mandiri) masih tersebar di 10 cabang.
b. Fasilitas Dana Talangan Pelunasan BPIH
c. Penerimaan Pembayaran Tagihan Pelanggan Ratelindo
d. Jasa Payroll Bank Syariah Mandiri
e. Penerimaan Pembayaran Tagihan Telkom

64

4. Layanan Transaksi Devisa


Layanan Transaksi Devisa meliputi antara lain:
a. Simpanan Valuta Asing (Valas)

Giro Valas dengan skim Wadiah

Syariah Mandiri Dollar dengan skim Wadiah

Deposito Valas dengan skim Mudharabah

b. Jasa-Jasa Transaksi Luar Negeri

Transaksi Transfer Keluar/Masuk dengan skim Wakalah

Jasa Collection dengan skim Wakalah

c. Jasa-Jasa Ekspor-Impor

Jasa Transaksi Ekspor dengan skim Wakalah

Jasa Transaksi Impor dengan skim Hawalah

e. Pembiayaan Valuta Asing


Pembiayaan Valas dengan skim Mudharabah
f. Penukaran Mata Uang
Penukaran mata uang dengan akad As-Sarf
Pelayanan transaksi devisa untuk sementara hanya dapat dilayani di
beberapa kantor cabang antara lain: Cabang Thamrin-Jakarta, Cabang
Hasanudin-Jakarta, Cabang Pondok Indah-Jakarta, Cabang Tanjung PriokJakarta, Cabang Mayestik-Jakarta, Cabang Warung Buncit-Jakarta, Cabang
Surabaya, Cabang Medan, Cabang Bogor.

65

F. OPERASIONAL BANK SYARIAH MANDIRI (BSM)


1. Penghimpunan Dana
GIRO
TABUNGAN
DEPOSITO
DANA LAIN
PEMBUKUAN REKENING
PENGISIAN FORMULIR
KELENGKAPAN IDENTITAS DIRI

OTORISASI/PENGESAHAN
DARI PEJABAT BANK

SETORAN AWAL

KEPEMILIKAN REKENING
STATEMENT REK. GIRO
BUKU TABUNGAN
SERTIFIKAT DEPOSITO

2.

Penyaluran Dana (Pembiayaan)

66

PENYALURAN DANA
(PROSEDUR PEMBIAYAAN)
SOLISITASI

PERMOHONAN

INVESTIGASI

ANALISA

PERSETUJUAN PEMBIAYAAN

PENCAIRAN

PERHITUNGAN BAGI HASIL

PEMBAYARAN ANGSURAN

MONITORING

G. METODE PENGHITUNGAN BAGI HASIL


1.

Contoh Penghitungan Bonus Giro Wadiah

67

Saldo rata-rata rekening giro wadiah Tuan Maula di Bank sebesar Rp


1.000.000; (saldo minimum untuk mendapatkan bonus). Bonus yang akan
diberikan bank kepada nasabah giro wadiah adalah 30%. Diasumsikan
bahwa total saldo rata-rata dana pada Bank sebesar Rp 200.000.000; dan
distribusi pendapatan untuk giro wadiah adalah Rp 1.600.000; maka pada
akhir bulan nasabah akan memperoleh bonus dari bank sebesar:
Rp 1.000.000; x Rp 1.600.000; x 30% = Rp 2.400;
Rp 200.000.000;
(sebelum pajak dan zakat)
2.

Contoh Penghitungan Bagi-Hasil Tabungan Mudharabah


Saldo rata-rata tabungan Pak Rahman bulan Juni 2000 adalah Rp
1.000.000;.

Perbandingan bagi-hasil (nisbah) antara bank dan nasabah

40:60. Bila saldo rata-rata tabungan seluruh nasabah BSM pada bulan juni
2000 dalah Rp 200.000.000; dan pendapatan bank dibagi-hasilkan untuk
nasabah tabungan adalah Rp. 3.000.000; maka pada akhir bulan dana bagihasil yang didapat oleh Pak Rahman adalah:
Rp 1.000.000;
x Rp 3.000.000; x 60% = Rp 9.000;
Rp 200.000.000;
(sebelum pajak dan zakat)
3.

Contoh Penghitungan Bagi-Hasil Deposito Mudharabah


Deposito Pak Fadli sebesar Rp 1.000.000; berjangka waktu 1 bulan.
Perbandingan bagi-hasil (nisbah) antar bank dan nasabah adalah 45:55.
Bila dianggap total saldo deposito semua deposan adalah Rp 200.000.000;
dan distribusi pendapatan deposito 1 bulan untuk dibagi-hasilkan sebesar

68

Rp 1.800.000; maka pada saaat jatuh tempo nasabah akan memperoleh


dana bagi hasil:
Rp 1.000.000;
x Rp 3.000.000; x 55% = Rp 8.250
Rp 200.000.000;
(sebelum pajak dan zakat)

H. JARINGAN CABANG DAN TEKNOLOGI INFORMASI


1. Jaringan Cabang dan Mitra Usaha
Dari 8 kantor cabang pada awal operasi sampai akhir Mei 2003, Bank
Syariah Mandiri (BSM) telah memiliki 64 outlet di 19 propinsi.

Dan

disepanjang tahun 2001 telah dibuka 10 kantor cabang baru dan 6 kantor kas,
sehingga jumlah cabang menjadi 23 kantor cabang yang tersebar di 12 Provinsi
di Indonesia yaitu DKI Jakarta (6 kantor), Jawa Barat (4 kantor, yaitu di
Bandung, Bogor, Bekasi, Cirebon), Jawa Timur (2 kantor, yaitu Surabaya dan
Pamekasan), Jawa Tengah (2 kantor, yaitu di Pekalongan dan Solo), Banten (2
kantor, yaitu di Cilegon dan Tangerang), Nangroe Aceh Darussalam (di Banda
Aceh), Sumatera Utara (di Medan), Sumatera Selatan (di Palembang), Riau (di
Pekanbaru), Kalimantan Selatan (di Banjarmasin), Sulawesi Selatan (di
Makasar), dan Kalimantan Timur (di Balikpaapan), serta 6 kantor kas, yaitu 5
di DKI Jakarta dan 1 di Solo. Beberapa kantor layanan yang baru dibuka lagi
(sampai akhir tanggal 19 Mei 2003) yaitu 9 kantor cabang, 2 kantor cabang
pembantu dan 4 kantor kas antara lain: Cabang Saharjo, Kota Batam,
Rawamangun, Kabupaten Cianjur, Bintaro, Cibinong, Samarinda, Bandar
Lampung, Palu, kantor cabang pembantu Tebing Tinggi, Klaten, kantor kas
Indosat, Pulo Brayan Medan, Jogja dan Kramat Jaya (Tanjung Priok).

69

Disamping perluasan jaringan cabang juga terus diupayakan perluasan


akses usaha dan sinergi melalui kerjasama dengan berbagai pihak untuk
meningkatkan sosialisasi, penyebaran pembiayaan dan peningkatan dana
masyarakat.

2. Teknologi Informasi
Pengembangan Teknologi Informasi diarahkan kepada peningkatan layanan
nasabah dan penyediaan sistem informasi manajemen yang handal. Untuk
mendukung operasional bank, telah diimplementasikan mesin IBM AS400
versi 7.30 dengan menggunakan sistem aplikasi Alpha BITS II Syariah.
Selama tahun 2001 telah berhasil direalisasikan beberapa langkah, yaitu:
a. Penggunaan jaringan infrastruktur dan jaringan LAN/WAN melalui instalasi
PABX, implementasi Voice Over Internet Protocol (VoiP), intra-net, middle
ware dan swiching ATM.
b.

Pengembangan dan sistem aplikasi core-banking Alpa BITS Syariah,


SDI, MIS, dan SISKOHAT Tabungan MABRUR, serta up grading
prasarana TI, penyempurnaan sistem dan prosedur.
Penyiapan infrastruktur IT (Information Technology) Bank Syariah Mandiri

dalam mendukung pengembangan jaringan cabang maupun kelengkapan


produk dan layanannya adalah untuk menunjang kinerja usaha.

Dengan

demikian, produk apapaun yang akan dikembangkan dengan berbasis pada


skim transaksi syariah, Bank Syariah Mandiri sudah memiliki kesiapan untuk

70

mengoperasikannya. Beberapa infrastruktur pendukung yang sudah tersedia


diantaranya:
Integrasi dengan sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement)
Yang on-line dan real-time dalam penyelesaian transaksi antar
bank, sehingga dapat berlangsung cepat, tepat, dan aman pada saat yang
segera.
Fasilitas Intercity Clearing
Bank Syariah Mandiri menjadi satu dari 36 bank dan satu-satunya
bank syariah yang memiliki fasilitas Kliring Warkat Luar Wilayah
tersebut. Pelaksanaanya di back up melalui Sistem Verifikasi Tanda
Tangan yang dapat diakses secara langsung melalui layar monitor
dengan software SVS (Signature Verification System).
Bank Persepsi Pajak dan Bea Cukai
Menyusul peningkatan statusnya sebagai Bank Devisa sejak 18
Maret 2002, BSM satu-satunya bank syariah bersama 45 bank
konvensional melakukan kerjasama dengan Ditjen Bea Cukai dalam
Penerimaan Pembayaran dan Penyetoran Pajak Impor dan Bea Cukai
melalui sistem EDI (Electronic Data Interchange).
Payment Point BSM
Untuk

kemudahan

pembayaran

tagihan

rekening

Telkom,

Satelindo, IM-3, Ratelindo yang dapat dilakukan melalui teller maupun


ATM.
SMS Banking Syariah Mandiri

71

Memberikan beragam kemudahan yang meliputi informasi saldo


rekening, pemindahbukuan, pembayaran zakat, pengisisan ulang pulsa
handphone, dan lain-lain.
Lembaga Amil Zakat (LAZ)
Bernama Lembaga Amil Zakat BSM UMMAT. Adanya LAZ
dan status Bank Syariah Mandiri sebagai Bank Persepsi Pajak, maka
Bank Syariah Mandiri telah menyediakan fasilitas yang sangat
memudahkan masyarakat dalam membayar zakat maupun sebagai warga
negara yang taat pajak.

I. KEGIATAN SOSIAL
Sejalan dengan salah satu misi Bank Syariah Mandiri, pada tahun 2001,
kegiatan sosial yang semula dikoordinasikan melalui Badan Amil Zakat
(BAMAZ), telah dikembangkan menjadi lebih luas menjadi Yayasan Bangun
Sejahtera Mitra Umat (BSM-Umat) yang membawahi langsung Lembaga Amil
Zakat (LAZ).
LAZ akan mengelola penerimaan zakat dari perusahaan, para pegawai,
nasabah, masyarakat umum, BUMN dan lembaga internasional serta pihak-pihak
lain yang akan menyalurkan zakat, infaq maupun shadaqah.
Untuk tahun 2002, kebijakan penyaluran dana yang diterima LAZ
didayagunakan bagi pemberdayaan ekonomi umat (62,50%), beasiswa dan
pendidikan (15%), simpati sosial (10%) dan administrasi amil zakat (21,4%).
J. CUSTOMER SERVICE BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SOLO

72

Bagian khusus yang bertugas menangani hubungan antara Bank Syariah


Mandiri (BSM) Cabang Solo dengan publik eksternal dan mitra usahanya adalah
customer service.

Customer Service Bank Syariah Mandiri yang merupakan

bagian dari Marketing Public Relations ini merupakan jalan pembuka yang
menghubungkan perusahaan dengan pelanggannya, dalam hal mengajukan
permohonan pendanaan maupun permohonan pembiayaan serta pelayanan
informasi yang up to date pada front liners.
Keberadaan customer service dalam bagan struktur organisasi kantor
cabang Bank Syariah Mandiri Cabang Solo adalah bagian khusus dari pemasaran
yang betugas menangani hubungan dengan pelanggan dan bertanggung jawab
langsung kepada Manajer Pemasaran. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab
Customer Service Bank Syariah Mandiri Cabang Solo adalah:
a. Tujuan Tugas
1. Terselenggaranya pemasaran produk Bank Syariah Mandiri kepada
masyarakat.
2. Terselenggaranya kecepatan dan ketepatan pelayanan kepada nasabah
maupun investor.

b. Ringkasan Tugas

73

1.

Memberikan penjelasan kepada nasabah/calon nasabah atau


investor mengenai produk-produk Bank Syariah Mandiri, berikut
syarat-syarat maupun tata cara prosedurnya.

2.

Melayani pembukaan rekening giro dan tabungan sesuai


permohonan investor.

3.

Melayani permintaan buku Cek/Bilyet Giro

4.

Melayani permintaan nasabah untuk melakukan pemblokiran


(Stop Payment), baik rekening giro maupun tabungan.

5.

Melayani penutupan rekening giro baik atas permintaan


investor sendiri, karena ketentuan bank (yang telah disepakati investor)
maupun karena peraturan Bank Indonesia.

6.

Melayani permohonan penerbitan dan pencairan deposito


berjangka dari investor.

7.

Melayani investor yang membutuhkan informasi tentang saldo


dan mutasi rekeningnya.

8.

Melayani investor dalam hal permintaan standing order atau


instruksi pembayaran berjangka lainnya.

9.

Melayani nasabah atas laporan tabungan atau bilyet deposito


yang hilang dan memintakan pendapat kepada Manajer Operasi untuk
penanganan selanjutnya.

10.

Melayani investor yang menginginkan pindah ke cabang lain.

11.

Melayani nasabah dalam hal ada permintaan advice/tembusan


rekening giro.

74

12.

Melayani nasabah dalam hal pelayanan jasa-jasa bank seperti


transfer, inkaso, pemindahbukuan antar rekening nasabah, auto save,
surat referensi bank dan sebagainya.

13.

Melayani

transaksi

transfer

masuk,

berikut

melakukan

pemeriksaan kebenaran tanda bukti diri nasabah dengan data-data yang


ada

pada Surat

Pemberitahuan

Kiriman

Uang (SPKU) dan

membubuhkan paraf pada SPKU.


14.

Memberikan usulan-usulan kepada Manajer Pemasaran untuk


perbaikan

pedoman/ketentuan

tentang

pelayanan

kepada

nasabah/investor.
15.

Menjaga

kerahasiaan

password/sandi

yang

menjadi

wewenangnya.
16.

Menyelenggarakan administrasi kartu-kartu yang diperlukan


untuk pelayanan kepada nasabah/investor.

17.

Mengimplementasikan budaya SIFAT.

18.

Input data customer facility.

19.

Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditunjuk atasan.

c. Tanggung Jawab Pokok


1.

Kebenaran pemberian penjelasan/informasi mengenai jenisjenis produk dan jasa yang ditawarkan kepada nasabah/investor.

2.

Kebenaran input data nasabah pada AS-400.

3.

Kelancaran dan ketepatan pelayanan kepada nasabah/investor.

4.

Kerahasiaaan password/sandi yang menjadi wewenangnya.

75

d. Wewenang
Memutuskan terlebih dahulu atas pembukaan rekening giro, tabungan dan
deposito sepanjang telah terpenuhi persyaratan yang ditentukan bank.
e. Struktur Organisasi

76

CUSTOMER RELATIONS HEAD


Pada tanggal 1 Juli 2003 terdapat kebijakan dari Bank Syariah Mandiri
Cabang Solo untuk membentuk jabatan baru yang mempunyai kedudukan secara
fungsional membantu tugas-tugas customer service sedangkan secara struktural
merupakan bagian dari marketing.

Lahirnya Customer Relations Head yang

merupakan jabatan fungsional tersebut dilatarbelakangi realitas persaingan bisnis


dunia perbankan yang sangat ketat yang ternyata kunci utamanya adalah dari sisi
pelayanan meskipun secanggih apapun sistem dan teknologi yang dimiliki oleh
bank.
Tujuan eksternal dari Customer Relations Head yang mempunyai fungsi
lebih luas adalah dalam rangka menjembatani hubungan antara Bank Syariah
Mandiri Cabang Solo dengan pelanggannya agar tetap loyal (tidak lari ke bank
lain) dengan melakukan pembinaan terhadap nasabah. Secara internal, Customer
Relations Head dibentuk untuk membantu tugas-tugas customer service karena
keberadaan personil customer service yang hanya satu dan harus bisa mengcover
semua kebutuhan pelanggan Bank Syariah Mandiri Cabang Solo.
Tugas-tugas dari Customer Relations Head antara lain pelayanan, cross
selling, pembinaan kepada nasabah, calon pelanggan yang potensial dan
mempunyai akses besar, dan klien-klien yang sudah ada. Pembinaan nasabah
dilakukan dengan apresiasi seperti contoh ketika ada nasabah yang berulang
tahun, pihak Bank Syariah Mandiri memberi bingkisan ataupun kartu
ucapan/compliment, nasabah yang depositonya jatuh tempo dengan melakukan

77

aksi jemput bola mendatangi ke rumah, menelpon para nasabah setiap pagi untuk
sekedar menanyakan kabar, memberikan informasi, dan lain-lainnya.

Anda mungkin juga menyukai