Anda di halaman 1dari 17

1

Kata Pengantar

Puji dan syukur senantiasa kita ucapkan kepada Allah SWT, yang selalu
memberi nikmat dan rahmat Nya sampai selesai makalah ini. Tak lupa salawat dan
salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah banyak
menyampaikan ilmu kepada kita semua.
Makalah ini kami sampaikan untuk menambah wawasan kita tentang
Fungsi Guru, yang tentunya kami berharap mempunyai makna dan manfaat yang
banyak nantinya.
Tak lupa juga kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen yang
banyak membimbing kami serta pihak terkait yang tidak dapat kami sebutkan
namanya satu persatu.
Bila dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan, kami sangat
mengharapkan keritik dan saran yang sifatnya membangun, guna penulisan
makalah selanjutnya.
Demikian kami sampaikan, sekian dan terima kasih.

Medan,

April 2016
Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .

BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.

Pengertian Guru 3
Peran dan Fungsi Guru 4
Kompetensi Profesionalisme Guru
10
Mengajar Yang Efektif 11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

13

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

B. Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, dalam pasal 3 dinyatakan bahwa fungsi pendidikan nasional
adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan peran serta dari semua pihak,
antara lain adalah lembaga pendidikan. Berbagai upaya terlah dilakukan oleh
lembaga pendidikan utuk meningkatkan mutu pendidikan, seperti penyediaan
media pembelajaran laboratorium perpustakaan dan para penyelenggara
pendidikan terutama tenaga pengajarnya. Di sisi lain untuk meningkatkan kualitas
pendidikan diadakannya tes setiap akhir semester untuk mengetahui prestasi siswa
dalam menyerap materi pelajaran yang diberikan serta untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan guru dalam menyajikan materi pelajaran dalam kurung waktu
tertentu sesuai dengan kurikulum. Peningkatan kualitas guru pun dalam proses
belajar mengajar termasuk salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan.
Dalam proses pendidikan, peserta didik / siswa merupakan sentral dalam
proses pendidikan. Mereka adalah sumber daya manusia yang harus
dikembangkan potensinya. Dalam hal ini, guru menempati posisi yang sangat
strategis dalam mengembangkan potensi peserta didik.
Sebagai pengajar guru sudah seharusnya membantu perkembangan siswa
untuk dapat menerima dan memahami serta menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi. Untuk itu guru harus memotivasi siswa agar senantiasa belajar dalam
berbagai kesempatan. Pada akhirnya, seorang guru dapat memainkan peran dan
fungsinya sebagai motivator dalam proses belajar mengajar bila guru itu
1

menguasai dan mampu melakukan keterampilan keterampilan didaktik dan


metodik yang relevan dengan situasi dan kondisi para siswa. Dengan demikian
siswa dapat menyerap apa yang telah diajarkan oleh guru dan besar pengaruhnya
terhadap pertumbuhan dan perkembangan potensinya.
Motivasi belajar kerap dikenali sebagai daya dorong untuk mencapai hasil
yang baik yang biasanya diwujudkan dalam bentuk tingkah laku belajar atau
menunjukkan usaha-usaha untuk mencapai tujuan belajar. Di dalam kenyataannya,
seringkali guru mengalami kesulitan melakukan upaya-upaya memotivasi siswa

BAB II
PEMBAHASAN

E. Pengertian Guru
Guru (bahasa sang sekerta yang berarti guru, tetapi secara harfiahnya
adalah berat) adalah seorang pengajar suatu disiplin ilmu. Dalam bahasa
Indonesia, guru umumnya merujuk pendidikan professional dengan tugas utama
mendidik,

mengajar,

membimbing,

mengarahkan,

melatih,

menilai

dan

mengevaluasi pesrta didik1.


Di dalam masyarakat, dari terbelakang sapai yang paling maju guru
memegang peran penting hampir tampa kecuali. Guru merupakan suatu diantara
pembentukan-pembentukan utama calon warga masarakat2.
Secar leksikal guru di artikan sebagi orang yang pekerjaanya atau mata
pencahriannya mengajar. Dalam sederhana guru adalah orang yang memberikan
ilmu pengetahuan kepada anak didik. Sedangkan dalam UU RI No 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional menegaskan bahwa pendidikan merupakan
tenega perofesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masarakat, terutama bagi
pendidik di perguruan tinggi3. Menurut Zakiah Darajat guru adalah pendidik
perfesional karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan
memikul sebagian tanggung jawabnya pendidikan yang telah dipikul dipundak
para orang tua4.

1 http://id.m.wikipedia.org
2 Akhyak, Profil Pendidikan Sukses, (Surabaya : Elkaf, 2005), hal. 1
3 Ibid. hal.1
4 Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2006), hal. 39

Dalam islam guru adalah perofesi yang sangat mulia, karena pendidikan
adalah salah satu tema sentral Islam. Nabi Muhamad sendiri sering di sebut
sebagai pendidik manusia, seorang guru seharusnya bukan hanya sekedar
tenaga pengajar, tetapi sekaligus pendidik. Karena itu dalam Islam, seorang
menjadi guru bukan karena ia telah memenuhi kualifikasi keilmuan dan akademis
saja, tetapi lebih penting lagi harus terpuji akhlaknya. Dengan demikian, seorang
guru bukan hanya mengajar ilmu-ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih penting pula
membentuk watak dan pribadi anak didiknya dengan akhlak dan ajaran-ajaran
islam.
Guru bukan hanya sekedar memberi ilmu pengetahuan kepada anak
didiknya, tetapi merupakan sumber ilmu moral. Yang akan membentuk seluruh
pribadi anak didiknya, menjadi manusia yang berakhlak mulia, karena itu
eksistensi guru saja mengajar tetapi sekaligus mempraktekkan ajaran-ajaran dan
nilai-nilai pendidikan Islam5.
Guru berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu harus
betul-betul membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai. Guru harus
menguasai anak didiknya, guru harus berpandangan luas dan karakter bagi guru
harus memiliki kewibawaan. Guru yang mempunyai kewibawaan berarti memiliki
kesungguhan yaitu suatu kekuatan yang dapat memberi kesan dan pengaruh
terhadap apa yang telah dilakukan, setiap seorang yang akan menjadi seorang
guru harus mempunyai keperibadian dan akhlakul karimah, di samping punya
kepribadian dan akhlakul karimah yang sesuai dengan ajaran Islam, guru agama
kususnya guru akidah akhlak lebih dituntut lebih mempunyai akhlak mulia/
akhlakul karimah

F. Peran dan Fungsi Guru


Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap
keberhasilan pembelajaran disekolah. Guru sangat berperan dalam membentuk
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.
5 Akhyak, Profil Pendidikan Sukses, (Surabaya : Elkaf, 2005), hal. 2

Keyakinan

ini

muncul

karena

manusia

mahluk

lemah,

yang

dalam

perkembanganya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir bahkan pada


saat meninggal. Semua itu menunjukan bahwa setiap orang membutuhkan orang
lain dalam perkembangan-nya, demikian halnya peserta didik, ketika orang tua
mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap
guruh, agar anaknya dapat berkembang secara optimal6.
1. FUNGSI GURU
a.

Guru Sebagai Tenaga Profesional


Berbicara soal kedudukan guru sebagai tenaga profesional, akan lebih

tepat kalau diketahui terlebih dahulu mengenai maksud kata profesi. Pengertian
profesi itu memiliki banyak konotasi, salah satu diantaranya tenaga kependidikan,
termasuk guru. Secara umum profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang
memerlukan pendidikan lanjut dalam science dan teknologi yang digunakan
sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang
bermanfaat.
Seorang pekerja profesional, khususnya guru dapat dibedakan dari seorang
teknisi, karena disamping menguasai sejumlah teknik serta prosedur kerja
tertentu, seorang pekerja profesional juga ditandai adanya informedresponsiveness
terhadap implikasi kemasyarakatan dari objek kerjanya. Hal ini berarti bahwa
seorang pekerja profesional atau guru harus memiliki persepsi filosofis dan
ketanggapan yang bijaksana yang lebih mantap menyikapi dan melaksanakan
pekerjaannya. Kalau kompetensi seorang teknisi lebih bersifat mekanik dalam arti
sangat mementingkan kecermatan, sedang kompetensi seorang guru sebagai
tenaga profesional kependidikan, ditandai dengan serentetan diagnosa, rediagnosa,
dan penyesuaian yang terus menerus.
Bagi guru yang merupakan tenaga profesional dibidang kependidikan
dalam kaitannya dengan accountability, bukan berarti tugasnya menjadi ringan,
tetapi justru lebih berat dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Oleh karena itu guru dituntut adanya kualifikasi kemampuan yang lebih memadai.
6 E. Mulyasa, Menjadi guru prefesional Menciptakan Pembelajaran
yang Kreatif dan menyenangkan,(PT Remaja Rosdakarya : 2008), hal.
35

Secara garis besar ada tiga tingkatan kualifikasi professional guru sebagai tenaga
professional kependidikan antara lain :
1. Tingkatan capable personal, maksudnya guru diharapkan memiliki
pengetahuan, kecakapan dan keterampilan setiap sikap yang lebih
mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses belajar
mengajar secara efektif.
2. Guru sebagai innovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang
memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan informasi.
3. Guru sebagai devaluator, guru harus memiliki visi keguruan yang
mantap dan luas perspektifnya. Guru harus mampu dan mau melihat
jauh kedepan dalam menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh
sektor pendidikan sebagai suatu sistem.
Sehubungan dengan itu maka perlu ditegaskan bahwa selain faktor
pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan tanggap terhadap ide pembaharuan
serta wawasan yang lebih luas sesuai dengan keprofesiannya, pada diri juga
memerlukan persyaratan khusus yang bersifat mental. Persyaratan khusus itu
adalah faktor yang msenyebabkan seseorang itu merasa senang, karena merasa
terpanggil hati nuraninya untuk menjadi seorang pendidik/guru.
b. Guru Sebagai Pendidik Dan Pembimbing
Seseorang dikatakan sebagai guru tidak cukup tahu sesuatu materi yang
akan diajarkan, tetapi pertama kali ia harus merupakan seseorang yang memang
memiliki kepribadian guru, dengan segala ciri tingkat kedewasaannya. Dengan
kata lain untuk menjadi pendidik atau guru, seseorang harus berpribadi.
Masalahnya yang penting adalah mengapa guru itu dikatakan sebagai pendidik.
Guru memang seorang Pendidik sebab dalam pekerjaannya ia tidak hanya
mengajar seseorang agar tahu beberapa hal, tetapi guru juga melatihkan
beberapa keterampilan dan terutama sikap mental anak didik. mendidik setiap
mental seseorang tidak cukup hanya mengajarkan sesuatu pengetahuan, tetapi
bagaimana pengetahuan itu harus dididikkan dengan guru sebagai idolanya.

Mendidik berarti mentransfer nilai-nilai kepada siswanya. Nilai-nilai


tersebut harus diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari. Oleh karena itu pribadi
guru itu sendiri merupakan perwujudan dari nilai yang ditransfer. Mendidik
adalah mengantarkan anak didik agar menemukan dirinya, menemukan
kemanusiaannya. Mendidik adalah memanusiakan manusia.Dengan demikian
secara esensial dalam proses pendidikan, guru itu bukan hanya berperan sebagai
pengajar yang transfer of knowledge tetapi juga pendidik yang transfer of
value. Ia bukan saja pembawa ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi contoh
seorang pribadi manusia.
Selanjutnya sebagai kelanjutan atau penyempurnaan fungsi guru sebagai
pendidik, maka harus berfungsi pula sebagai pembimbing. Pengertian pendidik
dalam hal ini lebih luas dari fungsi membimbing. Bimbingan adalah termasuk
sarana dan serangkaian usaha pendidikan. Seorang guru menjadi pendidik berarti
sekaligus menjadi pembimbing. Sebagai contoh guru yang berfungsi sebagai
pendidik dan pengajar seringkali akan melakukan pekerjaan bimbingan.
Misalnya bimbingan belajar, bimbingan tentang sesuatu keterampilan dan
sebagainya. Jadi yang jelas bahwa dalam proses pendidikan kegiatan mendidik,
mengajar dan bimbingan sebagai sesuatu yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun
anak didik dalam perkembangannya dengan jalan memberikan lingkungan dan
arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan, guru harus berlaku membimbing,
dalam arti menuntun sesuai dengan kaidah yang baik dan mengarah
perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan, termasuk
dalam hal ini yang penting ikut memecahkan persoalan-persoalan atau kesulitan
yang dihadapi anak didik, dengan demikian diharapkan dapat menciptakan
perkembangan yang lebih baik dari pada siswa, baik perkembangan fisik maupun
mental dalam hubunganya dengan hasil dan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

Menurut Wrightman, (dalam Usman, 2006:4) Peran guru adalah


terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam

suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku
dan perkembangan siswa menjadi tujuannya
Mengenai apa peran guru itu ada beberapa pendapat yang dikemukakan
oleh para ahli 7 yaitu:
1) Prey Katz menggambarkan peran guru sebagai komunikator, sahabat yang
dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan
dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta
nilai-nilai orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
2) Havighurst menjelaskan bahwa peran guru di sekolah sebagai Pegawai
(employed) dalam hubungan kedinasan, sebagai Bawahan (subordinate)
terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya dengan anak didik,
sebagai pengatur disiplin, dan pengganti orang tua.
3) James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peran guru antara lain:
menguasai dan menggambarkan materi pelajaran, merencanakan dan
mempersiapkan palajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan
siswa.

2. PERAN GURU
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat diuraikan beberapa peran guru
dalam kegiatan belajar mengajar8 sebagai berikut
a. Guru Sebagai Demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator atau pengajar guru hendaknya
senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta
senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam
hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar
yang dicapai oleh siswa.

7 A.M Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,


(Jakarta:2001) hal. 143-144
8 Ibid,. hal. 144-146

Salah satu yang harus di perhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah
pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus menerus. Dengan cara demikian
ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demostrator sehingga mampu
memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis, maksudnya agar apa yang
disampaikannya itu betul-betul dipahami oleh anak didik.
b. Guru Sebagai Pengelola Kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas guru hendaknya mampu
mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari
lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan di awasi
agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan.
Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu.
turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan
belajar yang baik, lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang dan
merangsang siswa untuk belajar memberikan rasa aman dan kepuasan dalam
mencapai tujuan.
Kualitas dan kuantitas belajar siswa dalam kelas bergantung pada banyak
faktor, antara lain ialah guru hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas, Serta
kondisi umum suasana di dalam kelas.
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan
fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar
mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan
kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisikondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar serta membantu siswa
untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
c. Guru Sebagai Mediator
Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar
siswa. Misalnya menengahi atau memberikan jalan keluar kemacetan dalam
kegiatan diskusi siswa. Mediator juga diartikan penyedia media. Bagaimana cara
memakai dan mengorganisasikan penggunaan media.

d. Guru Sebagai Fasilitator


Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas
atau kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya saja dengan
menciptakan kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan
siswa, sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara efektif. Hal ini
akan bergayut dengan senboyan Tut Wuri Handayani
e. Guru Sebagai Evaluator
Dalam menelaah pencapaian tujuan pengajaran, guru dapat mengetahui
apakah proses belajar mengajar yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil
yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya jadi, jelaslah bahwa guru hendaknya
mampu dan terampil melaksanakan penilaian karena, dengan penilaian guru dapat
mengetahui prestasi yang akan dicapai oleh siswa setelah ia melaksanakan proses
belajar.
Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar siswa, guru hendaknya terus
menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke
waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik
terhadap proses belajar mengajar.
G. Kompetensi Profesionalisme Guru
Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah kemampuan atau
kecakapan. Padanan kata yang berasal dari bahasa inggris itu cukupp banyak dan
yang lebih relevan dengan pembahasan ini ialah kata proficiency dan ability yang
memiliki arti kurang lebih sama yaitu kemampuan. Hanya proficiency lebih
sering digunakan orang untuk menyatakan kemampuan bereperingkat tinggi.
Selanjutnya kata profesionalisme" yang mengiringi kata kompetensi
dapat dipahamai sebagai kualitas dan tindak tanduk khusus yangmeruakan ciri
orang yang profesional. Adapun kata profesionalitas yang terkadang dipakai
sebagaian pengarang kita sesungguhnya tidak ada, karena kata profesionality
yang dikira bentuk asli dari profesionalitas itu tidak dikenal, kecuali (mungkin)
dalam angan-angan pengarang itu saja.

10

Berdasarkan

pertimbangan

arti-arti

diatas

maka

pengertian

guru

professional adalah guru yang melaksanakan tugas keguruan dengan kemampuan


tinggi (profisiensi) sebagai sumber kehidupan. Kebalikannya adalah guru amatir
yang di barat disebut sub-professional seperti teacher-aid (asisten guru). Dinegara
Negara maju khususnya Australia asisten guru ini dikaryakan untuk membantu
guru profesionaldalam mengelola kelas, tetapi tidak mengajar. Kadang kadang,
guru amatir itu ditugasi menangani keperluan belajar kelompoksiswa tertentu,
misalnya kelompok imigran9.

H. Mengajar Yang Efektif


1. Menjadi Guru yang Efektif
- Pengajar yang efektif mensyaratkan agar guru menguasai banyak
keahlian. Kita midah terjebak dalam pemikiran bahwa jika anda
menguasai mata pelajaran, maka otomatis anda bisa mengajar dengan
efektif. Tetapi sebenarnya guru yang efektif mebutuhkan beragam
-

keahlian
Sering-seringlah memperluas perspektif anda. Anda harus yakin bahwa
anda bisa menjadi guru yang efektif sebagaimana yang anda inginkan.
Cobalah melihat sesuatu sebagai mana murid anda melihat, dan cari tahu
bagaimana murid-murid memandang diri anda. Curahkan hati dan fikiran
anda untuk membantu murid membangun kemampuan mamperluas

perspektif
Ingatlah selalu daftar karakteristik yang kita diskusikan diatas selama
mengajar. Lihatlah daftar itu dan pikirkan tentang bidang pengajaran
efektif yang berbeda-bedayang bisa bermanfaat bagi anda dan juga
bermanfaat untuk pengajaran anda selama anda masih menjadi guru
pemula. Dan bahkan setelah andamenjadi guru yang berpengalaman
sekalipun. Dengan selalu mempertimbangkan karakteristik inidari waktu
ke waktu, anda mingkun akan mengetahui bahwa anda melupakan satu

9 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, hal.


229

11

atau dua bidang dan butuh waktu untuk meningkatkan diri anda di bidang
tersebut10.

2. Cara Mengajar Efektif


Karena mengajar adalah hal yang komleks dank arena muird itu
bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk
semua hal (diaz, 1997). Guru harus menguasai beragam persepektif dan strategi
dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Hal ini membutuhkan dual
hal utama yaitu (1) Pengetahuan dan keahlian professional, dan (2) Komitmen
dan motivasi
a. Pengetahuan dan Keahlian Profesional
Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian
atau keterampilan mengajar yang baik. Guru yang efektif memiliki
strategi pengajaran yang baik dan didukung oleh metode penetapan
tujuan, rancangan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka tau
bagaimana memotifasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif
dengan murid - murid dari beragam latarbelakang kulturasi. Mereka
juga memahami cara menggunakan teknologi yang tepat guna didalam
kelas.
b. Komitmen dan Motivasi
Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan
motivasi. Aspek yang mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada
murid.
Guru pemula sering kali melaporkan bahwa dibutuhkan
invastasi waktu dan usaha yang besar untuk menjadi guru yang efektif.
Beberapa guru bahkan yang berpengalam sekalipun, melaporkan
bahwa mereka seperti tidak punya kehidupan mulai bulan septeber
sampai juni. Bahkan mereka memberi tambahan jam pada malam dan
akhir pecan di luar jam kelas, mungkin masih kurang cukup.
Menghadapi tuntutan ini, kita mudah merasa prustasi. Komiten dan
motifasi dapat membantu guru yang efektif untuk meleewati masa
10 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan. (kencana : 2004) hal. 8

12

masa yang sulit dan melelahkan mengajar. Guru yang efektif juga
punya kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan
membiarkan emosi negative melunturkan motivasi mereka11.

11 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan. (kencana : 2004) hal. 12

13

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam islam guru adalah perofesi yang sangat mulia, karena pendidikan
adalah salah satu tema sentral Islam. Nabi Muhamad sendiri sering di sebut
sebagai pendidik manusia, seorang guru seharusnya bukan hanya sekedar
tenaga pengajar, tetapi sekaligus pendidik. Karena itu dalam Islam, seorang
menjadi guru bukan karena ia telah memenuhi kualifikasi keilmuan dan akademis
saja, tetapi lebih penting lagi harus terpuji akhlaknya. Dengan demikian, seorang
guru bukan hanya mengajar ilmu-ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih penting pula
membentuk watak dan pribadi anak didiknya dengan akhlak dan ajaran-ajaran
islam
Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar
terhadap keberhasilan pembelajaran disekolah. Guru sangat berperan dalam
membentuk perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya
secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia mahluk lemah, yang dalam
perkembanganya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir bahkan pada
saat meninggal
Komiten dan motifasi dapat membantu guru yang efektif untuk melewati
masa masa yang sulit dan melelahkan mengajar. Guru yang efektif juga punya
kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi
negative melunturkan motivasi mereka

14

Anda mungkin juga menyukai