Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Bahasa Indonesia
Manajemen Persediaan Barang

Disusun oleh :

Muhamad Wawan

135030200111143

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan
manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para
pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu
waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya.
Hal ini bisa saja terjadi karena tidak selamanya barang dan jasa
tersedia setiap saat. Berarti, pengusaha akan kehilangan kesempatan
memperoleh keuntungan yang seharusnya ia dapatkan. Jadi persediaan
sangat penting untuk setiap perusahaan, baik yang menghasilkan suatu
barang maupun jasa.
Pengertian mengenai persediaan dalam hal ini merupakan suatu aktiva
yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk
dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang
yang masih dalam pengerjaan/proses produksi,ataupun persediaan bahan
baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.
Jadi,prsediaan merupakan bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan
bahan bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses
produksi,serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk
memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu.
Manajemen persediaan adalah kegiatan pengelola persediaan suatu
perusahaan untuk memliharadan mengendalikan, juga suatu teknik
pemasaran dan pemantauan barang-barang persediaan dalam kuantitas,
jumlah dan waktu sesuai dengan yang direncanakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Persediaan ?
2. Bagaimana cara manajemen persediaan yang baik ?
3. Bagaimana cara meng aplikasikan model persediaan dalam bidang
bisnis ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan manajemen persediaan.
2. Untuk mengetahui cara manajemen persediaan yang baik.
3. Untuk mengetahui model persediaan mana yang cocok dengan bisnis
yang kita jalani.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan mahasiswa/i tentang system manajemen persediaan.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
mamfaat dan sistematika penulisan.
BAB II Penjelasan landasan tentang manajemen persediaan.
BAB III Menguraikan teori yang berhubungan dengan Manajemen
Persediaan sebagai aktivitas utamanya.
`BAB VI Penutup meliputi: Kesimpulan dan saran.

2.

LANDASAN TEORI
2.1 Alasan Memiliki Persediaan

Laba yang maksimal dapat dicapai dengan meminimalkan biaya


yang berkaitan dengan persediaan. Namun meminimalkan biaya persiapan
dapat dicapai dengan memesan atau memproduksi dalam jumlah yang
kecil, sedangkan untuk meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai
dengan melakukan pesanan yang besar dan jarang. Jadi meminimalkan
biaya penyimpanan mendorong jumlah persediaan yang sedikit atau tidak
ada, sedangkan meminimalkan biaya pemesanan harus dilakukan dengan
melakukan pemesanan ,persediaan dalam jumlah yang relatif besar,
sehingga mendorong jumlah persediaan yang besar,alasan yang kedua
yang mendorong perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah yang
relative besar adalah masalah ketidakpastian permintaan. Maka persediaan
dapat berfungsi sebagai penyangga, yang memberikan perusahaan
kemampuan untuk memenuhi tanggal penyerahan sehingga pelanggan
merasa puas.
Alasan umum untuk memiliki persediaan adalah sebagai berikut :
1.

Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dan


biaya penyimpanan.

2.

Untuk memenuhi permintaan pelanggan, misalnya menepati


tanggal pengiriman.

3.

Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat :


a. Kerusakan mesin
b. Kerusakan komponen
c. Tidak tersedianya komponen
d. Pengiriman komponen yang terlambat

4.

Untuk menyanggah proses produksi yang tidak dapat diandalkan.

5.

Untuk memanfaatkan diskon.

6.

Untuk menghadapi kenaikan harga di masa yang akan datang.

2.2 Tujuan Persediaan


1.

Menghilangkan pengaruh ketidakpastian

2.

Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian.

3.

Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran.

3. PEMBAHASAN
3.1 Manajemen persediaan
3.1.1 Konsep Dasar
Definisi: Persediaan merupakan simpanan material yang berupa
bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi.
Pengendalian

persediaan:

aktivitas

mempertahankan

jumlah

persediaan pada tingkat yang dihendaki. Pada produk barang jasa,


pengendalian diutamakan pada pengendalian material. Pada produk jasa,
pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa
pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa
sehingga tidak memerlukan persediaan.
3.1.2 Mengapa Persediaan Dikolola ?
1) persediaan merupakan inverstasi yang membutuhkan modal besar.
2) Mempengaruhi pelayanan kepada pelanggan.
3) Mempunyai pengaruh pada fungsi operasi,pemasaran,dan fungsi
keuangan.
4) Untuk mengantisipasi baha-bahan yang dihasilkan secara musiman
sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dipasaran.
5) Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin
kelancaran arus produksi.

3.1.3 Alasan diperlukannya persediaan oleh perusahaan.


1. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi dan
untuk memindahkan produk dari satu tingkat proses ke tingkat
lainnya yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan.
2. Alasan organisasi, untuk memungkinkan satu unit atau bagian
membuat jadwal operasinya secara bebas, tidak tergantung dari yang
lainnya.

3.1.4 Keuntungan yang diperoleh dari adanya lot size inventory.


1. Memporeleh potongan harga pada harga pembelian.
2. Memperoleh efisiensi produk karena adanya operasi atau produktin
run yang lebih lama.
3. Adanya penghematan didalam biaya angkutan.

3.1.5 Kegunaan persediaan ?


1.
2.
3.
4.

Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang.


Menghilangkan risiko barang yang rusak.
Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan
Mencapai pengunaan mesin yang optimal.

3.2 Jenis-jenis Persediaan menurut Fungsinya.


1. Batch stock/lot size inventory
persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat barangbarang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan
saat itu.
2. Fluctuating Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diramalkan.
3. Anticipation stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang
dapat diramalkan. Berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu
tahun dan untuk menghadapi pengunaan, penjuakan, atau permintaan
yang meningkat.

3.2.1 Biaya biaya yang timbul dari persediaan.


1.
2.
3.
4.

Baiaya pemesanan.
Biata yang terjadi dari adanya persediaan.
Biaya kekurangan persediaan.
Biaya yang berhubungan dengan kapasitas.

3.2.2 Cara mengukur jumlah persediaan.

1. Periodik system.
2. Perpetual system.

3.2.3 Metode penilaian persediaan.


1. First-in,First-out (FiFo method)
2. Last-in,First-out (LiFo method)
3. Rata-rata tertimbang (Weighted average method)

3.3 Pengawasan Persediaan


1.
2.
3.
4.

Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan.


Supaya pembentukan persediaan stabil.
Menghindari pembelian kecil-kecilan.
Pemesanan yang ekonomis.

3.3.1 Factor-faktor total cost persediaan.


1. Holding cost atau carrying cost
Adalah biaya yang timbul

karena

perusahaan

menyimpan

persediaan.
2. Ordering cost atau set-up cost
Adalah biaya yang berhubungan dengan pemesanan dan pengadaan
bahan.
3. Stock-out cost
Adalah biaya yang timbul akibat perusahaan kehabisann persediaan.
3.3.2

Cara menentukan besarnya jumlah pemesanan.


Tujuan mengetahui besarnya jumlah pemesanan adalah untuk
memaksimalkan perbedaan antara pendapatan dengan biaya yang
berkaitan dengan pengelolaan persediaan.
1. Semua biaya yang berkaitan dengan pemesanan.
2. Semua biaya yang berkaitan dengan penyimpanan barang.
3. Semua biaya yang berkaitan dengan kehilangan barang.

Besarnya jumlah pemesanan yang optimal (optimum order point)


merupakan fungsi dari keiga unsur biaya tersebut di atas, ditambah
dengan tingkat penggunaannya.
3.4 Aplikasi Model Persediaan dalam Bidang Bisnis
Perusahaan

manufaktur

dalam

menjalankan

usahanya

membutuhkan persediaan mulai dari keperluan bahan mentah sampai


pada barang jadi. Teori manajemen persediaan ini dapat diterapkan pada
usaha yang membutuhkan persediaan barang-barang untuk dijual
seperti super market, persediaan barang barang yang segar, makanan
kaleng, makanan yang dibekukan, dan sebagainya.
Yang perlu diperhatikan juga segi-segi meminimalkan biayanya
sebab banyak biaya yang diperlukan dalam adakan stok barang tersebut.
Di antaranya biaya pembelian, biaya pengadaan atau pemesanan, biaya
penyimpanan, dan biaya kehilangan penjualan.
3.4.1 Prosedur Perolehan Bahan.
Seluruh pembelian bahan dalam suatu perusahaan dilaksanakan oleh
Departemen/Divisi

pembelian.

Untuk

memperoleh

laporan

pertanggungjawaban yang lengkap mengenai penggunaan seluruh


bahan yang dibeli, diperlukan prosedur yang sistematis. Dengan
demikian, pembelian, pemakaian, maupun pemanfaatannya dapat
dilaksanakan secara tepat dan optimal.

Proses pembelian dimulai dari Departemen Pembelian yang


tugasnya adalah :
1. Menerima surat permintaan pembelian bahan.
2. Mencari informasi mengenai harga, jumlah, sumber penjualan, jadwal
penyerahan, dan sebagainya.

3. Mengeluarkan surat permintaan pembelian kepada enam


divisi/departemen.

Prosedur pembelian tersebut di atas harus diketahui oleh semua


departemen dengan dilengkapi formulir-formulir yang formatnya telah
dibakukan dan disetujui bersama. Formulir formulir tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Surat Permintaan Pembelian (Purchase Requisition).
2. Pesanan Pembelian (Purchase Order).
3. Laporan Penerimaan.
4. Persetujuan Faktur.

3.4.2 Penyimpanan dan Penggunaan Bahan


Setelah semua bahan diterima oleh bagian gudang disertai dengan
salinan laporan penerimaannya dari departemen penerimaan dan
pemeriksaan, barang-barang/bahan disimpan secara cermat yaitu :
1. Barang disimpan berdasarkan nomor perkiraan bahan.
2. Frekuensi penggunaan bahan.
3. Sifat, ukuran, dan bentuk bahan tersebut.
Untuk mengendalikan pengeluaran bahan dari gudang,diperlukan
sistem pengendalian dengan menggunakan kartu-kartu/surat pngeluaran
barang.
1. Surat Permintaan Bahan/Barang (Material Requisition).
Surat ini berupa formulir yang digunakan untuk mngeluarkan
barang dari gudang.
2. Kartu Bahan (Material Ledger Card)
Kartu ini biasanya disebut dengan kartu persediaan, yaitu kartu
tambahan untuk bahan-bahan yang berisi informasi mengenai berapa

jumlah barang serta kapan diterimanya suatu barang, kapan dan


berapa jumlah yang dikeluarkan serta berapa sisa yang tersedia.
Cara Pengisian :
Pengisian kartu persediaan tersebut di atas dilakukan oleh
pemegang buku besar bahan berdasarkan :
1. Faktur yang telah disetujui.
2. Dokumen-dokumen pendukung (pemesanan pembelian, laporan
penerimaan bahan, dan laporan permintaan bahan).

3.4.3

Penentuan Harga Pokok Persediaan


Penentuan harga pokok persediaan sangat tergantung dari metode
penilaian yang dipakai, yaitu metode FIFO (first in, first out), metode
LIFO (last in, first out) atau metode harga pokok rata-rata (average cost
method).
Masalah yang sering timbul dalam penentuan metode yang akan
dipakai adalah bagaimana menentukan harga pokok persediaan
seandainya masing-masing unit dari produk yang sama dibeli dengan
harga yang berlainan.
Contoh kasus, pada suatu periode kegiatan, sebuah toko bahan
bangunan melaksanakan tiga kali pembelian produk semen. Perincian
tanggal pembelian dan harga pokok per unit produk semen tersebut
adalah :

1 Februari
4 April
9 Mei

Produk semen

Unit

Pembelian
Pembelian
Pembelian

1
1
1

10

Nilai
Rp. 5.000.000
Rp. 5.000.000
Rp. 5.000.000

Jumlah
Harga rata-rata

Rp. 27.000.000
Rp. 9.000.000

Dalam pelaksanaannya, produk semen tersebut dijual sehingga


pada akhir periode tinggal satu unit persediaan. Dalam hal ini tidak
diketahui produk semen mana yang telah terjual dan tersisa.
Dengan demikian dipergunakan asumsi mengenai arus harga pokok
dari produk semen yang keluar dari took bahan bangunan tersebut yaitu:
a. Arus harga pokok berdasarkan urutan pembelian.
b. Arus harga pokok bersarkan urutan pembelian tetapi dibalik.
c. Arus harga pokok berdasarkan rata-rata seluruh pembelian.
1. Metode first in first out (fifo).
Metode ini dipakai berdasarkan asumsi bahwa perhitungan harga
pokok didasarkan atas urutan pembelian barang tersebut.
Dengan demikian, persediaan yang tertinggal atau persediaan sisa
dianggap berasal dari waktu pembelian terakhir.
2. Metode last in first out (lifo).
Metode ini merupakan kebalikan dari metode fifo, yakni asumsi
yang dipakai dalam perhitungan harga pokok barang persediaan dipakai
dari harga pokok pada waktu pembelian paling awal.
3. Metode Harga Pokok Rata-rata.
Metode perhitungan harga pokok didasarkan atas harga rata-rata
tertimbang per unit dari barang yang dijual.
3.4.4

Penentuan Harga Eceran untuk Persediaan Barang.


Metode ini pada umumnya dipergunakan oleh retailer atau
perusahaan dagang eceran, misalnya pasar swalayan, department store,
dan sebagainya. Cara perhitungannya adalah dengan membandingkan

11

antara harga beli dengan harga eceran. Selanjutnya, angka rasio untuk
menilai jumlah persediaan pada suatu periode.
3.4.5

Penilaian Persediaan Berdasarkan Metode Laba Kotor.


Selain metode perkitaan persediaan yang telah disebutkan
terdahulu, jumlah persediaan dapat juga dinilai berdasarkan penaksiran
laba kotor. Apabila persentase laba kotor diketahui, nilai penjualan
dalam suatu periode tertentu dapat dipecah dalam dua unsur, yaitu :
a. Laba kotor.
b. Harga pokok barang yang dijual.

4. PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Proses

manajemen

persediaan

pada

dasarnya

diarahkan

untuk

mengoptimalkan semua faktor terutama faktor produksi, yaitu untuk


melakukan optimasi terhadap biaya, waktu dan kualitas. Oleh karena itu
persediaan barang sangat harus diperhatikan dalam sebuah usaha.
Persediaan akan sangat berguna pada waktu tertentu, dimana pada suatu
waktu persediaan kebutuhan pokok untuk memproduksi hanya sedikit
dipasaran, kita sudah mempunyai persediaan yang cukup untuk produksi
usaha kita, pada hakekatnya perencanaan yang matang dalam persediaan
sangatlah penting karena persediaan tidak boleh overload ataupun terlalu
sedikit. Tidak hanya itu persediaan barang juga berguna untuk produk kita
yang sudah jadi ataupun setengah jadi, untuk memenuhi kebutuhan barang
kepada konsumen pada waktu yang tepat, harga yang murah, dan kualitas
yang baik.
Dengan pengelolaan manajemen persediaan yang baik maka tujuan
perusahaan bisa tercapai dengan cepat dan tepat. Untuk itu berbagai tantangan
harus benar-benar bisa ditangani oleh suatu perusahaan. Kegiatan ini harus
didukung dengan pelayanan yang baik dan bisa memberikan kepuasan

12

pelanggan agar setiap produk yang dihasilkan bisa memberikan manfaat yang
tepat kepada pelanggan.

4.2 SARAN
Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan yang sama yaitu bagaimana
mendapatkan keuntungan yang tinggi dan membuat setiap pelanggan merasa
puas terhadap setiap produknya. Maka dari itu untuk mencapai tujuan itu
diperlukan planning yang matang baik itu bagaimana mengelola SDA, SDM,
manajemen persediaan dan pelayanan pelanggannya, maupun structure
organisasinya. Semua aspek itu harus bisa dijalankan dengan prosedur yang
sudah diterapkan sebagai strategi suatu perusahaan itu. Sehingga apa yang
menjadi tujuan utama sebuah perusahaan bisa tercapai dengan baik.

DAFTAR REFRENSI
Alber Battersby, 19983. Penuntun Pengendalian Persediaan, Jakarta, Erlangga.
Kostas N. Dervisitionis.1984. Operating Management. Tokyo.Mc Graw HillBook Co.
Niswonger, RC., Fess EP . 1990. Accountingprinciples, 14th, Edition, Terjemahan
Penerbit Erlangga.
Sofyan Assauri, 1990. Manajemen inventory, Edisi ketiga, Jakarta. LembagaPenerbit FE-UI.
http://id.shvoong.com/business-management/management/2279773-pengertianunsur-dan-jenis-jenis/
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=keinginan+pelanggan+terhadap+suatu+produk&source=web&cd=
3&ved=0CE8QFjAC&url=http%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id
%2F23014%2F1%2FANALISIS_PENGARUH_HARAPAN_PELANGGAN
%2C_KUALITAS_PRODUK%2C_KEPUAA.pdf&ei=RG-

13

mT_G7C8bsrAfnrPHvAQ&usg=AFQjCNGNEeodE8z-jOMEvNqX5Hiqka_bw&cad=rja

14

Anda mungkin juga menyukai