Anda di halaman 1dari 75

MODUL VIII

JUDUL : SISTEM SARAF


BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf pada vertebrata mempunyai tiga macam peranan vital, yaitu:
Orientasi terhadap lingkungan luar, menerima stimulus dari luar dan meresponnya;
mengatur agar kerja sekalian sistem dalam tubuh bersesuaian, dengan bantuan kerja
kelenjar endokrin; dan tempat ingatan dan kecerdasan (khusus vertebrata tingkat tinggi).
Peranan ini semua disempurnakan oleh saraf, medulla spinalis, dan otak, dibantu oleh
organ indra sebagai reseptor, dan otot serta kelenjar sebagai efektor.
Sistem saraf dibagi menjadi system saraf pusat dan system saraf periferi. Sistem
saraf pusat terdiri otak dan medula spinalis. Sistem saraf periferi terdiri dari saraf
cranial dan spinal beserta cabang-cabangnya. Sistem saraf otonom merupakan bagian
dari sistem perifera, mempengaruhi otot polos dan kelenjar.
B. Ruang Lingkup Isi
- Otak
- Syaraf Cranial
- Syaraf spinal
- Organ sensorik
C. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul ke delapan yang membahas tentang sistem Saraf
pada ikan. Modul ini dijelaskan setelah mahasiswa memahami modul sebelumya yaitu
sistem peredaran darah, sistem urogenital pada ikan.
D. Sasaran Pembelajaran Modul
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan tentang sistem saraf pada ikan
2. Menjelaskan tentang fungsi sistem saraf dan fungsi organ saraf tersebut

BAB II. PEMBAHASAN


A. OTAK
Otak terdapat pada susunan saraf pusat. Otak ikan dapat dibagi menjadi lima
bagian yaitu telencephalon, diencephalon, mesencephalon, metencephalon dan
myelencephalon.
Telencephalon
Otak bagian depan yang dibentuk oleh serebral hemisfer dan rhinecephalon
sebagai pusat hal-hal yang berhubungan dengan pembauan. Saraf utama yang keluar
dari daerah ini adalah saraf olfactory (saraf cranial I). Pada ikan yang mengutamakan
pembauan untuk mencari mangsanya, otak bagian depan menjadi lebih berkembang.
Ikan tilapia tertentu yang biasa memberikan perhatian dan perlindungan terhadap
anaknya, setelah telencephalonnya dirusak menjadi bersifat tidak acuh terhadap anakanaknya.

Ikan Betta splendens akan kehilangan tingkah laku seksnya akibat

pengrusakan telencephalon.
Diencephalon
Terletak pada bagian belakang telencephalon.

Bagian ventral dari

dienchephalon adalah hypothalamus, bagian dorsalnya epithalamus dan bagian


lateralnya dinamakan thalamus. Epithalamus adalah bagian yang nampak pada dorsal
dari otak. Struktur yang paling nyata ialah dua tonjolan dorsal yang tunggal, yaitu
epifise (organ pineal) di sebelah belakang dan parafise (organ parapineal) disebelah
depannya. Keduanya tumbuh sebagai evaginasi dari diencephalons embrio.
Pada Cyclostomata, dinding otak yang terdapat di atas badan pineal menjadi transparan
dan kulit kepala yang ada di atasnya tidak mempunyai pigmen. Dengan demikian
cahaya yang sampai di kepala ikan ini akan mengenai badan pineal. Beberapa ikan hiu
(Squaliformes) pun ada yang tidak berpigmen pada daerah kepala tersebut, tetapi badan
pinealnya kurang berkembang bila diibandingkan dengan Cyclostomata.

Ikan-ikan

yang mempunyai kulit kepala transparan umumnya hidup di daerah yang agak dalam
dan termasuk yang suka beruaya vertikal. Ikan yang bersifat fototaksis positif, di
kepalanya terdapat daerah yang tidak berpigmen dan atap cranial yang transparan di atas
diencephalon.

Dan sebaliknya ikan yang bersifat fototaksis negatif pada kepalanya

terdapat jaringan yang menghalangi cahaya.

Mesencephalon
Otak bagian tengah pada semua vertebrata memiliki atap berupa sepasang lobus
opticus yang bertindak sebagai pusat refleks penglihatan, menerima serabut aferent dari
retina. Mesencephalon pada ikan relatif besar dan berfungsi sebagai pusat penglihatan.
Lobus opticus terdiri dari tectum opticum di bagian atas tegmentum di bagian bawah.
Tectum opticum merupakan organ koordinator yang melayani rangsang penglihatan.
Bayangan yang terjadi pada retina mata akan dipetakan pada tectum opticum. Sedang
tegmentum merupakan pusat sel-sel motoris.

Pada mesencephalon terdapat bagian

menonjol yang disebut Cerebellum, memiliki fungsi utama yaitu mengatur


kesetimbangan tubuh dalam air, mengatur tegangan otot dan daya orientasi terhadap
ruang.

Pada ikan bertulang sejati cerebellum terbagi atas dua bagian besar, yaitu

valvula cerebelli dan corpus cerebelli yang besarnya tergantung spesiesnya. Beberapa
jenis ikan yang memiliki cerebellum relatif besar, utamanya ikan yang menghasilkan
listrik (mormyridae) dan ikan perenang cepat (mackerel dan tuna).
Myelencephalon
Bagian otak paling belakang (posterior), dengan medula oblongata sebagai
komponen utamanya. Komponen ini merupakan pusat untuk menyalurkan rangsangan
keluar melalui saraf cranial.
Saraf cranial III-X keluar dari medulla oblongata. Di medulla Pada Pada ikan
clupea pallasi, mugil cephalus dan Trachiurus, medulla oblongata membesar, dibagian
ini terdapat organ yang dinamakan cristae cerebelli yang diduga saraf ini ada
hubungannya dengan kecendrungan ikan untuk berkelompok.
B. SARAF CRANIAL
Sebagian besar saraf cranial (SC) berhubungan dengan bagian-bagian kepala,
selain dari itu ditemukan juga yang berhungan dengan bagian-bagian tubuh lainnya.
Dari otak sendiri terdapat sebelas saraf cranial yang menyebar ke organ-organ sensory
tertentu dan otot-otot tertentu.
Saraf terminal (SC 0) adalah suatu saraf kecil yang bergabung dengan saraf
cranial I, yang berhubungan dengan otak depan, dan serabut-serabut saraf terbesar yang
mengelilingi olfactory bulb. Saraf olfactory (SC I) menghubungkan organ olfactory
dengan pusat olfactory otak depan, fungsinya membawa impuls bau-bauan. Saraf optic
(SC II) menghubungkan retina mata dengan tectum opticum dan berfungsi membawa

impuls penglhata.

Saraf oculometer (SC III) berfungsi sebagai saraf motor somatik

yang mengatr otot mata superior rectus, inferior oblique, inferior rectus dan internal
rectus. Saraf ini berhubungan dengan otak mesenchepalon dan merupakan saraf motor
somatik.
Saraf trochlear (SC IV) menginervasi otot mata superior oblique. Saraf motor
somatik ini berhubungan dengan mesencephalon.

KET.
I. olfactory nerve; II. optic nerve; III. oculamotor nerve; trochlear nerve; V. Trigeminal
nerve; VI. Abducens nerve; VII. Facial nerve; 1-6. octavus nerve (VIIIa anterior ramus;
VIIIp. Posterior ramus); ALLN. Anterior lateral line nerve; PLLN. Posterior lateral line
nerve; IX. Glossopharyngeal nerve;X vagal nerve; C. Cerebellum; D. Diencephalon; R.
Rhombocephalon;T. Telencephalon; TE. Tectum mesencephali.
Gambar 1. Topografi secara umum otak ikan
C. SPINAL CORD DAN SARAF SPINAL
Saraf cranial merupakan lanjutan medulla oblongata dan sampai ke bagian depan
ekor. Batas antara medulla oblongata dengan spinal cord tidak jelas.

Spinal cord

merupakan suatu tabung, tetapi alur pusatnya (central canal) berdiameter kecil
dibandingkan dengan dindingnya.

Sekeliling alur pusat membentuk pola yang

menyerupai sepasang sayap kupu-kupu pada potongan melintangnya (Gambar 12.2).


Bagian ini merupakan bahan kelabu (gray matter) yang terdiri dari sel-sel saraf dan
dikelilingi oleh serabut-serabut saraf (white matter).

Serabut-serabut

dibungkus dan dkumpulkan dalam satu ikatan sesuai dengan fungsinya.

saraf ini

Bahan kelabu

dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sepasang tanduk dorsal (anterior horn) dan

sepasang tanduk vetral (posterior horn).

Tanduk dorsal menerima serabut sensori

visceral dan somatic, dan tanduk venral berisikan inti saraf motor. (Gambar 12.3).

Gambar 2. Potongan melintang spinal cord ikan cucut (Laglar et al., 1977)

D. SISTEM INDERA
Sistem indera memerlukan bantuan sistem saraf yang menghubungkan badan
indera dengan sistem saraf pusat.

Organ indera ialah sel-sel tertentu yang dapat

menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan
sebagai impuls saraf melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf.
Berdasarkan sumber stimulus, organ indera dapat dibedakan sebagai berikut: 1)
Eksoreseptor yaitu reseptor raba dan penlihatan, menerima impuls dari medium
sekitarnya. 2) Propioseptor yaitu yang menerima stimulus dari otot, sendi, urat, dan
kanalis semikularis, memberitahu organisme sampai seberapa otot harus ditekuk untuk
mendapatkan posisi yang tepat dalam ruangan.
3) Enteroseptor iaiah yang menermia stimulus oleh faktor - faktordi dalam lingkungan
dalam tubuh, jadi mempengaruhi kerjanya otot polos dan kelenjar. Eksteroseptor dan
proprioseptor adalah somatis, dan enteroseptor adalah organ indera visceral.
Berdasarkan macam rangsangan yang mempengaruhinya, organ indera dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Fotoreseptor ialah yang peka terhadap cahaya. 2)
Statoreseptor ialah vanq peka terhadap perubahan posisi tubuh dani ruang. 3)
Khemoreseptor ialah yang peka terhadap rangsangan bahan kimia di dalam
linkugannya. 4) Fonoreseptor ialah yang peka terhadap rangsangan getaran suara dari
medium yang mempunyai frequensi relatif tinggi. 5) Mekanoreseptor ialah yang peka
terhadap rangsangan mekhanik, seperti rabaan, tekanan atau gesekan. 6) thermoreseptor
ialah yang peka terhadap rangsangan panas atau dingin.
MATA
Secara garis besar struktur mata pada ikan adalah sama dengan pada organisme
vertebrata lainnya, terdiri dari ruang depan, iris, lensa, ruang vitroeus yang berisikan
cairan kental yang dinamakan Vitroeus humor dan dibatasi oleh retina. Mata peka
terhadap

cahaya,

dan

komponen

fungsionil

utamanya

ialah

retina

yang

pertumbuhannya berasal dari diensefalon. Diensefalon pada embrio memperlihatkan


sepasang evaginasi lateral yang dinamakan veskikula optic.

Bagian ujung distalnya

dari vesikula ini memperlihatkan invaginasi yang kemudian terbentuk cawan optic.
Dinding sebelah dalam yang membatasi rongga cawan, tumbuh menjadi retina,
sedangkan yang sebelah luarnya tetap tipis merupakan lapisan pigmen dari retina.
Lapisan ektoderm di depan kapsula optik akan membentuk plakoda yang mengalami
invaginasi dan membentuk lensa.
Retina ialah selaput saraf yang terletak di bagian belakang dari ronqqa mata.
Unsur - unsur saraf dari retina terdiri atas batang dan kerucut yang peka terhadap cahaya

yang panjang gelombangnya bermacam macam. Retina dan rongga bola mata berada di
sebelah dalam lapisan khoroid yang berpigmen, dan terbuka pada lubang pupil. Berkas
cahaya masuk kedalam mata melalui pupil. Bagian dari lapisan khoroid di sekeliling
pupil dinamakan iris.
Mata agak datar pada bagian anterior sehingga lensa yang cembung hampir
menyentuh cornea yang merupakan bagian transparana yang penting dari scleroid
coat biji mata.

Lapisan choroid terletak diantara retina dan sclera.

Elasmobranchia dan Teleostei agak kaku karena adanya struktur rawan.

Sclera

Seringkali

teleostei mempunyai satu atau dua scleral ossicles sebagai penunjang terhadap struktur
rawan tersebut (Munz, 1971).

Mata ikan dilengkapi dengan tiga pasang otot

oculomotor.

Gambar 3. Mata dan bagian-bagiannya


INDIKATOR PENILAIAN
1. Ketepatan penyajian pada tugas mandiri, tugas kelompok dan presentasi sesuai
sasaran
akhir pembelajaran dan nilai kuis (40%)
2. Kreatifitas dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan materi atau pokok
bahasan (30%)
3. Penguasaan materi dalam memaparkan, cara menjawab/menanggapi, serta
penampilan

(30%)
BAB III. PENUTUP
Sistem saraf dibagi menjadi system saraf pusat dan system saraf periferi. Sistem
saraf pusat terdiri otak dan medula spinalis. Sistem saraf periferi terdiri dari saraf
cranial dan spinal beserta cabang-cabangnya. Sistem saraf otonom merupakan bagian
dari sistem perifera, mempengaruhi otot polos dan kelenjar.
Unit terkecil system saraf adalah sel saraf atau neuron. Neuron merupakan sel
fungsional pada sistem saraf, yang bekerja dengan cara menghasilkan potensial aksi dan
menjalarkan impuls dari satu sel ke sel berikutnya.

Pembentukan potensial aksi

merupakan cara yang dilakukan sel saraf dalam memindahkan informasi.


Pembentukan potensial aksi juga merupakan cara yang dilakukan oleh sistem saraf
dalam melaksanakan fungsi kendali dan koordinasi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
A. Alamsjah, S. 1974. Ichthiyologi Sistematika (Ichthyologi I). Proyek
Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi, IPB
B.

Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller and D.R.M. Passino. 1977.
Ichthyology.
Second edition. John Wiley & Sons, New York

C. Love, M.S. and G.M. Cailliet (eds.). 1979. Readings in Ichthyology. PrenticeHall of India Private Limited, New Delhi
D. Moyle, P.B. and J.J. cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology.
Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
E. Nelson, J.S. 1976. Fishes of the World. John Wiley and Sons, New York.
F. Rahardjo, M.F. 1980. Ichthyologi. Departemen Biologi Perairan, Fakultas
Perikanan, IPB
LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (LKPP)
--------------------------------------------------------------------------------------------LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

Judul :
Pembelajaran Teori Medan Elektromagnet II berbasis kompetensi
dengan sistem SCL (Student Centre Learning)

Oleh :
DR.Nurlaela Rauf MSc

Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin


Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan
Nomor : 469/H4.23/PM.05/2008 Tanggal 04 Januari 2008

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PEBRUARI 2008

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN


PROGRAM TRANSFORMASI DARI TEACHING KE LEARNING
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2008

Judul

: Pembelajaran Teori Medan Elektromagnet II berbasis kompetensi


dengan sistem SCL (Student Centre Learning)

Nama Lengkap

: DR. Nurlaela Rauf MSc.

NIP

: 131 570 877

Pangkat/Golongan

: Lektor Kepala/IV A

Jurusan

: Fisika

Fakultas/Universitas

: MIPA Universitas Hasanuddin

Jangka Waktu Kegiatan : 1 (satu) bulan


Mulai 04 Januari 2008 sampai 04 Pebruari 2008
Biaya

: Rp 4.000.000,- (empat juta rupiah)


Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin
sesuai dengan surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan
Nomor: 469/H4.23/PM.05/2008, tanggal 04 Januari 2008

Makassar, 04 Pebruari 2008


Mengetahui :
Fakultas MIPA
Universitas Hasanuddin
Dekan,

Pembuat Modul,

Prof.Dr.H.Alfian Noor MSc.


NIP. 130 520 684

Dr Nurlaela Rauf MSc


NIP. 131 570 877

10

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tak berhingga penulis sampaikan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala limpahanNya sehingga laporan modul Pembelajaran Program
Transformasi Dari Teaching ke Learning Universitas Hasanuddin dapat terselesaikan
dengan baik .
Juga pada kesempatan ini penulis ingin sampaikan rasa terima kasih yang sedalamsedalamnya kepada Konsultan (Coaching Clinic) SCL Bapak Drs. Muhammad Hasbi,
MSi yang telah membantu penulis dalam merampungkan laporan ini terutama selama
konsultasi untuk perbaikan-perbaikan konsep pembelajaran yang berbasiskan Student
Center Learning (SCL).
Ucapan terima kasih secara khusus kami haturkan kepada Lembaga Kajian
Pengembangan Pendidikan (LKPP) Universitas Hasanuddin yang telah memfasilitasi
penulis dalam hal dukungan dana sehingga laporan ini dapat selesai.
Akhirnya dengan rasa rendah hati penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik dari segenap pembaca laporan ini sangat
kami hargai demi untuk penyempurnaan laporan ini dikemudian hari.

Makassar, 2 Februari 2008

Penulis

11

RINGKASAN

Laporan penulisan modul pembelajaran program transformasi dari Teaching Centre


Learning menjadi Student Centre Learning (SCL) Universitas Hasanuddin untuk
matakuliah Teori Medan Elektromagnet II, terbagi atas 4 (empat) modul yang saling
berkaitan dalam pembahasannya.
Modul pertama merupakan Hukum dasar elektromagnetik, yaitu Hukum Gauss,
Hukum Faraday, Hukum Ampere. Modul kedua berupa reduksi ketiga hukum tersebut
menjadi persamaan Maxwell. Persamaan Maxwell pada medium vakum dan pada
medium tertentu. Modul ketiga berisikan persamaan Gelombang Elektromagnet yang
merupakan pengembangan dari keempat persamaan Maxwell. Disajikan penjalaran
gelombang elektromagnet dalam medium non-konduktif dan pada medium konduktif.
Akan terlihat hasil berupa model fungsi gelombang medan listrik dan medan magnet
yang bergantung pada medium. Modul terakhir atau modul keempat berisikan sifat dari
gelombang

elektromagnet,

yaitu

mengalami

pantulan

dan

transmisi

jika

merambat/menjalar dalam dua medium yang berbeda. Pantulan dan transmisi


gelombang elektromagnet terjadi pada permukaan batas yang memisahkan dua medium
yang berbeda tersebut. Medan elektromagnet pada medium 1 dan medium 2 sesuai
dengan persamaan Maxwell dan hubungan konstitutif masing-masing. Dengan demikian
gelombang tersebut juga memenuhi Hukum Snellius dan hukum-hukum lainnya. Selain
itu gelombang elektromagnet juga menimbulkan radiasi pada medium di sekitarnya.
Besarnya radiasi yang ditimbulkan bergantung besar energi yang dimilikinya.
Materi modul berisikan pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang dijelaskan di
depan kelas. Modul ini dipegang oleh dosen pengampuh mata kuliah beserta Tutor.
Sedangkan format modul pembelajaran SCL dirancang terpisah dari materi modul dan
diperuntukkan oleh mahasiswa. Dalam format ini diberikan penjelasan yang
komprehensif bagaimana suatu proses pembelajaran dirancang untuk melibatkan atau
memfokuskan mahasiswa sebagai subjek dari suatu proses pembelajaran. Pada setiap
modul juga diberikan Lembar Kerja Mahasiswa dimana mahasiswa dapat mengerjakan
dalam kelompok diskusi (a small group discussion). Pada akhir dari modul ini diberikan

12

indikator penilian untuk mahasiswa. Indikator penilian ini telah dibobot sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan dari setiap tahapan pembelajaran.
Akhir semester sesuai dengan jadwal dari Fakultas, diadakan ujian akhir yang
merupakan rangkuman semua materi yang telah dibahas baik dalam kelas berupa kuliah
maupun hasil diskusi, presentasi dan makalah dari kelompok kerja mahasiswa.
Pembobotan nilai dalam indeks A, B, C, D, ataupun E sesuai dengan jumlah poin
(angka prestasi) yang diperoleh selama satu semester dengan memperhitungkan semua
aktifitas yang ternilai.

13

PETA KEDUDUKAN MODUL

Hukum Dasar Elektromagnetik

Persamaan Maxwell
dalam vakum dan suatu media

Gelombang elektromagnet

Pantulan, transmisi & radiasi


gelombang elektromagnet

14

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

ii

KATA PENGANTAR

iii

RINGKASAN

iv

PETA KEDUDUKAN MODUL

vi

DAFTAR ISI

vii

MODUL I

MODUL II

15

MODUL III

29

MODUL IV

44

LAMPIRAN : RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL


Mata kuliah : Teori Medan Elektromagnet II

15

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN
PROGRAM TRANSFORMASI DARI TEACHING KE LEARNING
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2008

Judul

: Pembelajaran Teori Medan Elektromagnet II berbasis kompetensi


dengan sistem SCL (Student Centre Learning)

Nama Lengkap

: DR. Nurlaela Rauf MSc.

NIP

: 131 570 877

Pangkat/Golongan

: Lektor Kepala/IV A

Jurusan

: Fisika

Fakultas/Universitas

: MIPA Universitas Hasanuddin

Jangka Waktu Kegiatan : 1 (satu) bulan


Mulai 04 Januari 2008 sampai 04 Pebruari 2008
Biaya

: Rp 4.000.000,- (empat juta rupiah)


Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin
sesuai dengan surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan
Nomor: 469/H4.23/PM.05/2008, tanggal 04 Januari 2008

Makassar, 04 Pebruari 2008


Mengetahui :
Fakultas MIPA
Universitas Hasanuddin
Pembantu Dekan I,

Pembuat Modul,

Drs.H.Hasyim Barium, MSi


NIP. 130 878 519

Dr. Nurlaela Rauf, MSc


NIP. 131 570 877

16

MODUL I
Judul : Reduksi Hukum Dasar Elektromagnetik
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup Isi
C. Kaitan Modul
D. Sasaran Pembelajaran Modul
BAB II. Pembelajaran
A. Materi Modul
B. Pembelajaran Bebasis SCL
C. Indikator Penilaian
BAB III. Penutup
DAFTAR PUSTAKA

17

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hukum dasar elektromagnetik terdiri dari Hukum Gauss, Hukum Faraday,
Hukum Ampere. Hukum tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain. Reduksi
dari hukum-hukum inilah yang akan mengantarkan kita pada persamaan
Maxwell.
B. Ruang Lingkup Isi
Hukum Gauss, Hukum Faraday, dan Hukum Ampere yang merupakan hukum
dasar elektromagnetik.
C. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul pertama sebelum mempelajari modul persamaan
Maxwell baik pada vakum maupun pada suatu medium tertentu.
D. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran pembelajatan modul adalah memberikan tersinkronisasi dengan
kompetensi yang dihasilkan dari proses pembelajaran. Kompetensi ini meliputi
Kompetensi Utama, Kompetensi Pendukung dan Kompetensi lainnya. Adapun
sasaran pembelajaran yang ingin dicapai adalah:
1. Mahasiswa dapat membedakan pemakaian Hukum Gauss, Hukum Faraday,
dan Hukum Ampere pada suatu keadaan fisika tertentu.
2. Mahasiswa mampu menerapkan Hukum Gauss, Hukum Faraday, dan
Hukum Ampere yang merupakan hukum dasar elektromagnetik pada
beberapa kondisi fisik yang berbeda.

18

BAB II
PEMBELAJARAN
A. Materi Modul
HUKUM GAUSS oleh Carl Friedrich Gauss (1777-1855)
Hukum Gauss menyatakan bahwa fluks listrik total yang melalui sebarang permukaan
tertutup (sebuah permukaan yang mencakup volume tertentu) sebanding dengan muatan
listrik (netto) total di dalam permukaan itu.
Tinjau muatan titik positif tunggal q. Garis-garis medan dipancarkan ke luar sama besar
dalam semua arah. Muatan tersebut ditempatkan pada pusat sebuah permukaan bola
khayal yang berjar-jari R. Besar medan listrik E di tiap-tiap titik pada permukaan itu
diberikan oleh :

E=

q
4 o R 2

2R
R
q

Di setiap titik pada permukaan E tegak lurus terhadap permukaan, dan besarnya sama di
setiap titik. Luas total untuk bentuk bola A = 4R2 dan besar medan listrik E, maka
fluks listrik total adalah :
= E A = q/o
Fluks tersebut tidak bergantung pada jari-jari R dari bola, hanya bergantung pada
muatan q yang dicakup oleh bola itu.

19

Seandainya sebuah permukaan yang bentuk dan ukurannya sembarang, asalkan


permukaan menutupi muatan total netto q maka bentuk persamaan fluks listriknya
adalah :

r r q
= E dA =

Perlu diingat bahwa permukaan terutup dalam hukum Gauss adalah permukaan khayal.
Permukaan tertutup yang digunakan dalam hukum Gauss disebut permukaan Gaussian
(Gaussian surface).
Dalam bentuk deferensial, hukum Gauss dinyatakan sebagai :
r
E =

Hukum Faraday

Besar gaya gerak listrik yang ditimbulkan oleh perubahan fluks magnet :
r r
r r
d
d
=
= B da = E dl
dt
dt
C
Ini merupakan Hukum Faraday dalam bentuk integral.
Untuk memperoleh bentuk deferensialnya, digunakan teori Stoke:
r
r r
r
r
B r
d r r
E dl = ( E ) da = dt B da = t da
r
r
B
E =
t
r
Kondisi medan magnet statik (B konstan tertahap waktu) akan diperoleh : E = 0

Hukum Ampere

Dengan hukum Biot-Savart kita dapat menghitung induksi magnet B yang dihasilkan
oleh arus listrik.

Perhitungan dengan hukum ini seringkali sulit dilakukan. Untuk

bentuk-bentuk tertentu induksi magnet B dapat lebih mudah dihitung dengan


menggunakan hukum lain, yaitu hukum Ampere. Misalkan suatu lengkungan tertutup C
yang mengelilingi suatu kawat berarus i. Hukum Ampere menyatakan bahwa dalam
vakum, integral garis

B dl = i
0

20

Hukum Ampere mengingatkan kita pada hukum Gauss dalam membahas medan listrik ,
Hukum Ampere mempermudah perhitungan medan B untuk bentuk arus tertentu,
seperti pada kumparan berbentuk toroida.
Penggunaan teori Stoke memungkin untuk memperoleh hukum Ampere dalam bentuk
deferensial, yaitu :
r
r
B = o J
r
dengan J = kerapatan arus.

Berdasarkan ketiga hukum dasar ini, dapat diperoleh persamaan Maxwell.

Soal-soal Yang Dipecahkan

1. Tentukan medan listrik yang ditimbulkan oleh sebuah lembaran tak hingga yang rata
dan tipis yang memiliki muatan positif homogen per satuan luas .
2. Bola berjejari R diberi muatanlistrik pada permukaannya sebesar . Jika bola
tersebut berputar pada sumbu tetap dengan kecepatan sudut (t) yang berubah
secara lambat terhadap waktu. Tentukanlah medan listrik di dalam dan luar bola.
B. Format Pembelajaran SCL
Proses Pembelajaran

Modul ini terdiri atas:


A. Modul Pegangan Tutor

a. Kompetensi yang akan dicapai meliputi kompetensi utama,


pendukung, dan kompetensi lainnya.
Kompetensi Utama meliputi:

1. Kemampuan dalam menerapkan pengetahuan dasar ilmu


fisika dan matematika.
2. Kemampuan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan sifat materi suatu zat (medium)

21

Kompetensi Pendukung meliputi:

1. Kemampuan dalam penguasaan bahasa dalam Writing,


Reading, Listening dan Conversation.
2. Kemampuan dalam penguasaan software dan hardware
komputer.
b. Skenario yang dapat dibuat dalam proses pembelajaran mata kuliah

Teori Medan Elektromagnet II yang berbasiskan Student Centre


Learning.
Matakuliah

: Teori Medan Elektromagnet II

Pokok Bahasan : Hukum dasar elektromagnetik


Pedekatan SCL : Coperative Learning.
Tugas

: Mahasiswa diberikan tugas dalam bentuk

problem set untuk menemukan penyelesiannya.


Dalam tugas tersebut mahasiswa membuat suatu
tahapan-tahapan ringkas dan tepat dengan
menggunakan suatu metode atau teknik dalam
menyelesaikan

soal

tersebut.

Selain

itu,

mahasiswa ditugaskan mencari materi yang


relevan melalui internet dan sumber lainnya lalu
mendiskusikan dalam kelompok belajar dan
mempresentasikan dalam kelas.

c. Kegiatan Mahasiswa:

Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam


proses pembelajaran berbasiskan model Koperative adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dasar-dasar hukum
elektromagnet dari Dosen pengampuh matakuliah.

22

2. Mahasiswa diberikan materi (problem set atau soal latihan) oleh


dosen untuk diselesaikan dalam diskusi kelompok kecil ( a
small group discussion), dengan mencari referensi yang

berhubungan dengan topik masalah yang diberikan di internet


ataupun buku.
3. Dosen dibantu oleh mahasiswa membentuk kelompok kecil
(sekitar 3-5 mahasiswa)
4. Dalam kelompok kecil ini, masing-masing kelompok mendapat
tugas untuk meyelesaikan suatu persoalan yang berhubungan
dengan materi pembelajaran.
d. Kegiatan Mahasiswa:

Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam


proses pembelajaran berbasiskan Cooperative Learning adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa

mengikuti

kuliah

pengantar

Dasar-dasar

elektromagnetik dari Dosen pengampuh matakuliah.

2. Mahasiswa diberikan materi (soal-soal) oleh dosen untuk


diselesaikan dalam diskusi kelompok kecil ( a small group
discussion), dengan mencari referensi yang berhubungan

dengan soal yang ditanyakan.


3. Dalam

kelompok

kecil

ini,

masing-masing

mahasiswa

mendapat tugas untuk meyelesaikan soal-soal. Misalnya ada 5


soal, maka masing-masing satu soal diselesaikan oleh masingmasing satu mahasiswa.
4. Dalam kelompok kecil ini, setiap soal yang diselesaikan akan
mengacu pada suatu teori, dan dengan demikian mahasiswa
yang bersangkutan perlu mencari suatu referensi (pustaka) yang
mendukung jawaban yang telah mereka selesaikan.
5. Dari hasil jawaban yang telah mereka selesaikan, berikutnya
mereka diskusikan dalam satu kelompok kecil dimana setiap

23

mahasiswa yang sudah mengerjakan soal yang diberikan akan


menerangkan kepada mahasiswa lain.
6. Berkonsultasi

kepada

nara

sumber

yang

ahli

untuk

mendiskusikan penyelesain soal, sehingga mereka (mahasiswa)


dapat mengerti dengan baik dan benar.
7. Mendiskusikan hasil kelompok dalam kelompok yang besar (a
big group) dalam bentuk diskusi panel dimana masing-masing
kelompok kecil mepresentasikan hasil kelompok mereka.
Dalam diskusi panel, nara sumber atau dosen dapat membantu
dalam memberikan penjelasan yang belum jelas.
e. Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran Kolaboratif untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi dalam kelompok. Berikut ini contoh
penyusunan Proses Pembelajaran yang berbasiskan kooperatif
1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan topik
yang akan dibahas.
2. Setiap kelompok belajar bersama membahas topik yang
diberikan. Hasil kelompok didiskusikan dalam kelas yang
didahului

dengan

persiapan

setiap

kelompok

untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.


3. Diskusi kelas dipimpin oleh fasilitator untuk menjaga dinamika
kelompok dan suasana diskusi. Dalam diskusi fasilitator
mengarahkan munculnya pendapat tentang berbagai hal yang
mungkin belum dibahas oleh setiap kelompok.
4. Fasilitator berperan sebagai penengah dan memancing berbagai
hal yang masih perlu dimasukkan untuk penyempurnaan hasil
kerja setiap kelompok.
f. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan dibuat sesuai dengan jadwal matakuliah dengan


membagi dalam dua bagian, masing-masing bagian selama 50 menit.

24

g. Strategi Pembelajaran

1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor


2. Diskusi kelompok tanpa tutor
3. Konsultasi pada pakar
4. Kuliah khusus dalam kelas.
5. Aktivitas pembelajaran individual menggunakan sumber-sumber
belajar lainnya.
h. Bahan bacaan dan Sumber Informasi Lainnya.

1. Referensi/Buku Ajar/Jurnal
2. Diktat/Hand-Out
3. Sumber Lain (VCD, Film, Internet, Slide, dll.)
4. Nara sumber (Dosen Pengampuh).
5. Petunjuk Untuk Tutor
i. Daftar Nama Nara Sumber
No

Nama Dosen/Asisten

Kepakaran

Telpon

HP

Dr. Nurlaela Rauf

Medan
Elektromagnet,
Material

0411873837

0816279785

j. Petunjuk Tutor

1. Memberikan pengarahan kepada mahasiswa dalam penyelesaian


topik masalah.
2. Mengarahkan mahasiswa dalam diskusi kelompok kecil maupun
kelompok besar.
3. Mengisi lembar penilaian (assesment sheets) mahasiswa.
4. Menilai hasil laporan akhir dan memberi penilaian dalam
presentasi hasil diskusi (kerja) kelompok.

25

B. Modul Pegangan Mahasiswa

Format Modul ini sama dengan modul pegangan dosen.

Modul

pegangan dosen terdapat bagian Petunjuk Tutor, sedangkan pada modul


pegangan mahasiswa diganti dengan Lembar Kerja.

Lembar kerja

merupakan topik masalah yang akan diskusikan dalam kelompok kecil


dan mencari materi yang relevan pada buku, internet ataupun sumber
informasi lainnya.
Pada lembaran kerja ini dicantumkan identitas mahasiswa seperti:
a. Topik masalah (soal latihan)
b. Nama mahasiswa
c. Nomor pokok mahasiswa

26

Lembar kerja Mahasiswa

TOPIK MASALAH

: HUKUM DASAR ELEKTROMAGNETIK

NAMA

NIM

SOAL
1. Dua pelat konduksi besar sejajar diberi muatan sama besar tapi berbeda tanda.
Muatan persatuan luas untuk pelat pertama dan muatan persatuan luas pelat
kedua . Tentukanlah medan listrikdalam daerah diantara kedua pelat tersebut.
2. Kawat yang sangat panjang memiliki arus yang berubah terhadap waktu I(t).
Tentukanalah besar medan listrik induksinya.

27

C. Indikator Penilaian

No.

NIM

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

H21103022
H21104009
H21104024
H21104037
H21105002
H21105002
H21105003
H21105005
H21105006
H21105010
H21105011
H21105013
H21105015
H21105016
H21105018
H21105019
H21105020
H21105021
H21105022
H21105023
H21105025
H21105026
H21105027
H21105028

Nama Mahasiswa
Arindah Ariany
Zulkifli Mubin
Trie Isyana
Nurwahidah
Musrida
Nurhaeni
Imelda
Neli
Muh.Hasruddin
Faradiba
Brilyan Rosario
Fitriyanti
Silvea Desi M
Agriani P.
Jamiatun
Kustia
Anita Limbong
Darmansyah
Sri Yunita
Priska P
Taufiqurrahman
Hasnia
Jefferey P.Langi
Purnama

28

Ketepatan penerapan
konsep (7%)

Kemutahiran
pustaka (3%)

BAB. III
PENUTUP

Hukum Gauss, Hukum Faraday, dan Hukum Ampere merupakan hukum dasar dalam
penyelesaian masalah elektromagnetik. Hukum-hukum tersebut memiliki keterkaitan
satu sama lain.
Pemahaman akan konsep dasar hukum Gauss, Hukum Faraday, Hukum Ampere dan
juga contoh penerapannya dalam menyelesaikan masalah fisika dijadikan bahan diskusi
kelompok belajar. Hasilnya belajar tersebut dipresentasikan dalam kelas dengan arahan
dari nara sumber (dosen pengampu).

15

DAFTAR PUSTAKA
Griffiths, D.J., 1989; Introduction to electrodynamics, second edition, Prentice Hall,
Englewood Cliffs, USA
Liang Chi Shen dan Jin Au Kong, 2001, terjemahan Iwa Garniwa; Aplikasi Elektro
magnetik, jilid 1, Erlangga, Jakarta
Panosky,W. Dan Phillips, M. ; 1968, Classical electricity and magnetism, Addison
Wesley, New York, USA

16

MODUL II

JUDUL : Persamaan Maxwell dalam vakum dan suatu media


BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup Isi
C. Kaitan Modul
D. Sasaran Pembelajaran Modul
BAB II. Pembelajaran
A. Materi Modul
B. Pembelajaran Bebasis SCL
C. Indikator Penilaian
BAB III. Penutup
DAFTAR PUSTAKA

17

BAB I
PENDAHULUAN

E. Latar belakang
Berdasarkan Hukum Gauss, Hukum Faraday, Hukum Ampere yang memiliki
keterkaitan satu sama lain akan mengantarkan kita pada persamaan Maxwell.
Maxwell memasukkan faktor koreksinya pada hukum Ampere sehingga
memenuhi kondisi fisika dan matematik. Persamaan Maxwell terdiri dari empat
persamaan yang berlaku secara umum dalam vakum dan suatu media nonvakum.
F. Ruang Lingkup Isi
Hukum Gauss, Hukum Faraday, dan Hukum Ampere yang merupakan hukum
dasar elektromagnetik direduksi menjadi persamaan yang kemudian dikenal
sebagai persamaan Maxwell. Akan ditinjau persamaan Maxwell pada medium
vakum dan medium tertentu
G. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul kedua setelah mahasiswa mengerti reduksi hukum
dasar elektromagnetik dan sebelum mempelajari modul persamaan gelombang
elektromagnet baik pada vakum maupun pada suatu medium tertentu.
H. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran pembelajatan modul adalah memberikan tersinkronisasi dengan
kompetensi yang dihasilkan dari proses pembelajaran. Kompetensi ini meliputi
Kompetensi Utama, Kompetensi Pendukung dan Kompetensi lainnya. Adapun
sasaran pembelajaran yang ingin dicapai adalah:
3. Mahasiswa mereduksi Hukum Gauss, Hukum Faraday, dan Hukum Ampere
pada medium vakum menjadi persamaan Maxwell.
4. Mahasiswa mampu menerapkan Hukum Gauss, Hukum Faraday, dan
Hukum Ampere yang merupakan hukum dasar elektromagnetik pada suatu
medium dan mereduksinya dalam persamaan Maxwell.

18

5. Mahasiswa dapat membedakan bentuk persamaan Maxwell pada vakum dan


medium tertentu (non-vakum)
6. Mahasiswa dapat menerapkan persamaan Maxwell untuk menyelesaikan
persoalan medan listrik dan medan magnet.

19

BAB II
PEMBELAJARAN

A. Materi Modul
Dalam mempelajari elektromagnetik, dikenal empat besaran vektor yang disebut medan elektromagnet,
yaitu :

E = kuat medan listrik

(volt per meter)

B =kerapatan fluks magnet

(weber per meter persegi) atau (tesla)

D = kerapatan flus listrik

(coulomb per meter persegi)

H = kuat medan magnet

(ampere per meter)

Besaran E, B, D, H adalah vektor yang merupakan fungsi ruang dan waktu. Keempat
besaran vektor tersebut memiliki keterkaitan, dan sering disebut medan elektromagnet.
Semua percobaan medan elektromagnet sesuai dengan persamaan Maxwell.
1. PERSAMAAN MAXWELL PADA VAKUM

Persamaan Maxwell merupakan gabungan dari hukum dasar elektrodinamik, yaitu


hukum Gauss, hukum Faraday, hukum Ampere. Ada 4 (empat) persamaan, yaitu:
r
a. E =

r
b. B = 0
r

c. E =

r
B
t

r
r
r
E
d. B = o J + o o
t
Vektor medan listrik dan medan magnet merupakan fungsi dari ruang dan waktu. Pada
keempat persamaan ini berlaku untuk medium ruang bebas (vakum). Ini dicirikan
dengan sifat vakum yaitu permitivitas listrik o dan permibilitas o. Permitivitas vakum
(ruang bebas) o = 8.854 x 10-12 Farad/meter, sedangkan permeabilitas vakum (ruang
bebas) adalah o = 4 x 10-7 Henry/meter.
Faktor (oo E/t) pada persamaan (d) merupakan koreksi yang dilakukan Maxwell
atas hukum Ampere. Terlihat ada keterkaitan antara medan listrik dan medan magnet
dalam persamaan Maxwell. Persamaan (a) dan (d) menunjukkan ada distribusi muatan

20

dan kerapatan arus J pada daerah peninjauan. Meskipun pada daerah peninjauan tak ada
distribusi muatan dan kerapatan arus namun persamaan Maxwell masih berlaku dan
dapat menentukan medan listrik dan medan magnet.
2. PERSAMAAN MAXWELL PADA MEDIUM

Pada medium material yang sangat dipengaruhi oleh polarisasi medan listrik dan medan
magnet. Nilai polarisasi akibat medan listrik adalah P = o e E, maka D = o E + P = E
Hal yang sama pada medan magnet yang menimbulkan magnetisasi pada material. Nilai
magnetisasi M = m H, maka H = 1/o B - M = 1/ B
Bentuk persamaan Maxwell pada muatan bebas f dan keraptan arus bebas Jf menjadi:
r
a. D = f
r
b. B = 0
r
r
B
c. E =
t

r
r r
D
d. H = J f +
t
dengan e adalah suseptibilitas listrik (tanpa dimensi).
m adalah suseptibilitas magnet (tanpa dimensi).
Besar atau nilai e dan m sesuai dengan medium (bahan) tempat medan listrik dan
medan magnet berada.
Soal-soal Yang Dipecahkan

1. Tentukan medan magnet B(y,t) yang berhubungan dengan medan listrik E(y,t) jika
diketahui E(y,t) = i 0,3 cos (wt+ky) dengan w dan k adalah konstanta.
2. Pada daerah bebas sumber H = z + y . Apakah D berubah terhadap waktu?
3. Berapa kerapatan muatan pada daerah dengan D = 2y .
4. Air laut pada frekuensi 4 x 108 Hz memiliki permitivitas = 81 o dan permeabilitas
= o serta resistivitas 0,23 ohm.meter. Berapakah kerapatan arusnya.

21

B. Format Pembelajaran SCL


Proses Pembelajaran

Modul ini terdiri atas:


A. Modul Pegangan Tutor

k. Kompetensi yang akan dicapai meliputi kompetensi utama,


pendukung, dan kompetensi lainnya.
Kompetensi Utama meliputi:
3. Kemampuan dalam menerapkan pengetahuan dasar ilmu
fisika dan matematika.
4. Kemampuan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan sifat materi suatu zat (medium)
Kompetensi Pendukung meliputi:
3. Kemampuan dalam penguasaan bahasa dalam Writing,
Reading, Listening dan Conversation.
4. Kemampuan dalam penguasaan software dan hardware
komputer.
5. Kemampuan dalam bekerjasama, baik sebagai pimpinan
maupun anggota dari sebuah tim kerja.

l. Skenario yang dapat dibuat dalam proses pembelajaran mata kuliah

Teori Medan Elektromagnet II yang berbasiskan Student Centre


Learning.
Matakuliah

: Teori Medan Elektromagnet II

Pokok Bahasan : Persamaan Maxwell dalam vakum dan medium


Pedekatan SCL : Collaborative Learning.
Tugas

: Mahasiswa diberikan tugas dalam bentuk

set problem untuk menemukan penyelesiannya.


Dalam tugas tersebut mahasiswa membuat suatu
tahapan-tahapan ringkas dan tepat dengan
menggunakan suatu metode atau teknik dalam

22

menyelesaikan

soal

tersebut.

Selain

itu,

mahasiswa ditugaskan mencari materi yang


relevan melalui internet dan sumber lainnya lalu
mendiskusikan dalam kelompok belajar dan
mempresentasikan dalam kelas.

m. Kegiatan Mahasiswa:

Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam


proses pembelajaran berbasiskan model Kollaboratif adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dasar-dasar hukum
elektromagnet dan persamaan Maxwell pada vakum dan
medium tertentu dari Dosen pengampuh matakuliah.
2. Mahasiswa diberikan materi (topik masalah) oleh dosen untuk
diselesaikan dalam diskusi kelompok kecil ( a small group
discussion), dengan mencari referensi yang berhubungan
dengan topik masalah yang diberikan di internet ataupun buku.
3. Dosen dibantu oleh mahasiswa membentuk kelompok kecil
(sekitar 3-5 mahasiswa) dan membentuk ketua dan sekretaris
kelompok.
4. Dalam kelompok kecil ini, masing-masing kelompok mendapat
tugas untuk meyelesaikan suatu topik yang berhubungan
dengan materi pembelajaran.
5. Dalam kelompok kecil ini, setiap topik masalah yang
diselesaikan/didiskusikan akan mengacu pada suatu teori, dan
dengan demikian mahasiswa yang bersangkutan perlu mencari
suatu referensi (pustaka) untuk mendukung topik yang mereka
kerjakan.
6. Hasil diskusi kelompok yang mereka lakukan dirangkumkan
dalam sebuah makalah kelompok yang akan dibawakan dalam
kelas dihadapan kelompok lainnya.

23

7. Tanggapan dan masukan dari kelompok lain ditampung sebagai


bahan perbaikan setiap kelompok
8. Diskusi kelompok diakhiri dengan penarikan simpulan oleh
fasilitator dan berbagai perbaikan setiap kelompok. Apabila
memungkinkan, dilakukan presentasi secara umum hasil
kesepakatan setiap kelompok pada sesi berikutnya
9. Masing-masing kelompok menyerahkan laporan kelompok
dalam bentuk makalah kepada fasilitator (dosen pengampu).

n. Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran Kolaboratif untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi dalam kelompok. Berikut ini contoh
penyusunan Proses Pembelajaran yang berbasiskan kolaboratif.
1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan topik
yang akan dibahas.
2. Setiap kelompok belajar bersama membahas topik yang
diberikan. Hasil kelompok didiskusikan dalam kelas yang
didahului

dengan

persiapan

setiap

kelompok

untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.


3. Tanggapan dan masukan dari kelompok lain ditampung sebagai
bahan perbaikan setiap kelompok.
4. Diskusi kelas dipimpin oleh fasilitator untuk menjaga dinamika
kelompok dan suasana diskusi. Dalam diskusi fasilitator
mengarahkan munculnya pendapat tentang berbagai hal yang
mungkin belum dibahas oleh setiap kelompok.
5. Fasilitator berperan sebagai penengah dan memancing berbagai
hal yang masih perlu dimasukkan untuk penyempurnaan hasil
kerja setiap kelompok.
6. Diskusi kelompok diakhiri dengan penarikan simpulan oleh
fasilitator dan berbagai perbaikan setiap kelompok. Apabila
memungkinkan, dilakukan presentasi secara umum hasil
kesepakatan setiap kelompok pada sesi berikutnya. Sementara

24

diskusi kelompok berlangsung fasilitator mengamati partisipasi


perorangan sebagai bahan assesmen.
o. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan dibuat sesuai dengan jadwal matakuliah dengan


membagi dalam dua bagian.
Bagian pertama untuk waktu jam pertama selama 50 menit
Bagian kedua untuk paruh waktu 50 menit
p. Strategi Pembelajaran

1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor


2. Diskusi kelompok tanpa tutor
3. Konsultasi pada pakar
4. Kuliah khusus dalam kelas.
5. Aktivitas pembelajaran individual menggunakan sumber-sumber
belajar lainnya.
q. Bahan bacaan dan Sumber Informasi Lainnya.

1. Referensi/Buku Ajar/Jurnal
2. Diktat/Hand-Out
3. Sumber Lain (VCD, Film, Internet, Slide, dll.)
4. Nara sumber (Dosen Pengampuh).
5. Petunjuk Untuk Tutor
r. Daftar Nama Nara Sumber
No

Nama Dosen/Asisten

Kepakaran

Telpon

HP

Dr. Nurlaela Rauf

Medan
Elektromagnet,
Material

0411873837

0816279785

s. Petunjuk Tutor

1. Memberikan pengarahan kepada mahasiswa dalam penyelesaian


topik masalah.

25

2. Mengarahkan mahasiswa dalam diskusi kelompok kecil maupun


kelompok besar.
3. Mengisi lembar penilaian (assesment sheets) mahasiswa.
4. Menilai hasil laporan akhir dan memberi penilaian dalam
presentasi hasil diskusi (kerja) kelompok.
B. Modul Pegangan Mahasiswa

Format Modul ini sama dengan modul pegangan dosen.

Modul

pegangan dosen terdapat bagian Petunjuk Tutor, sedangkan pada modul


pegangan mahasiswa diganti dengan Lembar Kerja.

Lembar kerja

merupakan topik masalah yang akan diskusikan dalam kelompok kecil


dan mencari materi yang relevan pada buku, internet ataupun sumber
informasi lainnya.
Pada lembaran kerja (makalah) ini dicantumkan identitas mahasiswa
seperti:
a. Topik masalah dan judul makalah
b. Nama anggota kelompok (mahasiswa)
c. Nomor pokok anggota kelompok (mahasiswa)
d. Fakultas / Jurusan

26

Lembar kerja Mahasiswa

TOPIK MASALAH

: PERSAMAAN MAXWELL

JUDUL MAKALAH

NAMA & NIM MAHASISWA

: 1.
2.
3.

27

C. Indikator Penilaian

No.

NIM

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

H21103022
H21104009
H21104024
H21104037
H21105002
H21105002
H21105003
H21105005
H21105006
H21105010
H21105011
H21105013
H21105015
H21105016
H21105018
H21105019
H21105020
H21105021
H21105022
H21105023
H21105025
H21105026
H21105027
H21105028

Nama Mahasiswa

Ketepatan penerapan
konsep (5%)

Arindah Ariany
Zulkifli Mubin
Trie Isyana
Nurwahidah
Musrida
Nurhaeni
Imelda
Neli
Muh.Hasruddin
Faradiba
Brilyan Rosario
Fitriyanti
Silvea Desi M
Agriani P.
Jamiatun
Kustia
Anita Limbong
Darmansyah
Sri Yunita
Priska P
Taufiqurrahman
Hasnia
Jefferey P.Langi
Purnama

28

Kejelasan
Uraian (4%)

Kedisiplinan(2%)

Kerja sama (2%)

Pemahaman naskah
bhs. Inggeris (2%)

BAB. III
PENUTUP

Persamaan Maxwell terdiri dari empat buah persamaan yang merupakan reduksi dari
hukum dasar elektromagnetik. Maxwell memasukkan faktor koreksinya pada hukum
Ampere sehingga memenuhi kondisi fisika dan matematik. Persamaan Maxwell berlaku
secara umum baik pada medium vakum ataupun pada medium tertentu.
Pemahaman akan konsep model persamaan Maxwell dan juga contoh penerapannya
dalam menyelesaikan masalah fisika dijadikan bahan diskusi kelompok belajar.
Hasilnya belajar tersebut berupa makalah dan dipresentasikan di depan atau bersama
kelompok lainnya dengan arahan dari nara sumber (dosen pengampu).

29

DAFTAR PUSTAKA
Griffiths, D.J., 1989; Introduction to electrodynamics, second edition, Prentice Hall,
Englewood Cliffs, USA
Liang Chi Shen dan Jin Au Kong, 2001, terjemahan Iwa Garniwa; Aplikasi Elektro
magnetik, jilid 1, Erlangga, Jakarta
Panosky,W. Dan Phillips, M. ; 1968, Classical electricity and magnetism, Addison
Wesley, New York, USA

30

MODUL III

JUDUL : Gelombang elektromagnet


BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup Isi
C. Kaitan Modul
D. Sasaran Pembelajaran Modul
BAB II. Pembelajaran
A. Materi Modul
B. Pembelajaran Bebasis SCL
C. Indikator Penilaian
BAB III. Penutup
DAFTAR PUSTAKA

31

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar belakang
Merujuk dari modul sebelumnya (modul II Persamaan Maxwell) dapatlah
diturunkan persamaan gelombang elektromagnet dan bentuk fungsi gelombang
elektromagnet. Gelombang elektromagnet dapat menjalar pada medium vakum
dan bentuk medium lainnya. Pemanfatan gelombang elektromagnet telah
digunakan secara luas dalam masyarakat, misalnya penggunaan pada
komunikasi telpon selluler, televisi, radio, peralatan medis, masih banyak contoh
penggunaan lainnya.
J. Ruang Lingkup Isi
Modul III ini akan membahas bentuk persamaan gelombang masing-masing
untuk medan listrik E dan medan magnet B, yang selanjutnya disebut sebagai
persamaan gelombang elektromagnet yang diturunkan/didapatkan dari operasi
matematik persamaan Maxwell dengan memperhatikan kondisi fisik (gejala
Fisika) yang terjadi pada daerah pembahasan atau pengamatan. Model
persamaan gelombang elektromagnet sangat bergantung pada medium rambatan
atau penjalaran. Gelombang elektromagnet dapat menjalar meskipun pada
medium vakum. Kecepatan jalar gelombang elektromagnet sangat bergantung
medium yang dilaluinya, dalam hal ini berkaitan dengan indeks bias medium
tersebut.
K. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul ketiga setelah mempelajari modul II Persamaan
Maxwell baik pada vakum maupun pada suatu medium tertentu. Setelah
mempelajari modul ini maka pembahasan dapat dilanjutkan pada modul ke IV
yaitu Pantulan dan transmisi gelombang elektromagnet
L. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran pembelajatan modul adalah memberikan tersinkronisasi dengan
kompetensi yang dihasilkan dari proses pembelajaran. Kompetensi ini meliputi

32

Kompetensi Utama, Kompetensi Pendukung dan Kompetensi lainnya. Adapun


sasaran pembelajaran yang ingin dicapai adalah:
7. Mahasiswa mampu menerapkan model persamaan gelombang elektromagnet
pada medium vakum dan juga medium lainnya.
8. Mahasiswa dapat menghitung besar gelombang elektromagnet pada vakum
dan suatu medium lainnya.

33

BAB II.
PEMBELAJARAN

A. Materi Modul

Pada daerah dimana tidak terdapat muatan listrik (=0) dan juga arus listrik (J=0),
maka persamaan Maxwell dinyatakan sebagai :
r
E = 0
(i)
r
(ii)
B = 0
r
r
B
(iii)
E =
t
r
r
E
(iv)
B = o o
t
Pada persamaan (iii) dan (iv) dioperasikan sebagai berikut :

r
r
B

( E ) =

r
r
r
r

2E
2
( E ) E = ( B ) = o o 2
t
t

r
r

( B ) = o o
t

r
r
r
r

2B
2
( B ) B = o o ( E ) = o o 2
t
t
r
r
Karena (i) E = 0 dan juga (ii) B = 0 maka diperoleh persamaan gelombang

masing-masing untuk medan listrik E dan medan magnet B.


r
r
2E
E = o o 2
t
r
r
2B
2
B = o o 2
t
2

34

Menurut persamaan Maxwell, pada ruang vakum kecepatan penjalaran gelombang


(sama dengan kecepatan cahaya di vakum), yaitu :
v=c=

o o

= 3 x108 m / s

Pada medium non vakum (material) dengan kondisi tak ada muatan bebas dan arus
bebas dalam medium tersebut. Dan jika mediumnya linier (D = E dan H = [1/]B) dan
homogen sehingga dan tidak berubah dari titik ke titik (posisi). Diperoleh persamaan
gelombang elektromagnet yang serupa diatas namun kecepatan penjalarannya menjadi v
dengan indeks bias medium = n
v=

c
n

Adapun sifat gelombang elektromagnet adalah :


1. gelombang elektromagnetik dapat merambat dalam ruang tanpa medium
(vakum)
2. merupakan gelombang transversal
3. tidak memiliki muatan listrik sehingga bergerak lurus dalam medan magnet
maupun medan listrik
4. dapat mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), perpaduan
(interferensi), pelenturan (difraksi), pengutuban (polarisasi)
5. perubahan medan listrik dan medan magnet terjadi secara bersamaan, sehingga
medan listrik dan medan magnet sefase dan berbanding lurus
Sifat tersebut dapat terlihat pada bentuk persamaan gelombang dan fungsi gelombang
elektromagnet.
1. Gelombang elektromagnetik dalam medium non-konduktif, misalnya penjalaran
di udara, kaca, air murni, dan bahan dielektrik lainnya.
Kondisi medan listrik E dan medan magnet B pada ruang vakum didapatkan :
r
r
r
r
2B
2E
2
2
dan
B = o o 2
E = o o 2
t
t
dianggap gelombang menjalar dalam arah x dan tidak ada variabel y dan z, maka
gelombang tersebut disebut gelombang bidang karena medannya sama untuk
setiap bidang yang tegak lurus dengan arah propagasi.

35

r
~
E ( x, t ) = E o e i ( kx wt )

r
~
B(x, t ) = Bo e i ( kx wt )

~
~
Eo dan Bo merupakan amplitudo medan dalam bentuk kompleks

2. Gelombang elektromagnetik dalam medium konduktif, misalnya penjalaran pada


air laut, logam dengan keraptan arus Jf = E.
Dianggap tak ada distribusi muatan ( = 0) maka persamaan Maxwell yang
memenuhi adalah :
r
(i)
E = 0
r
B = 0
(ii)
(iii)

r
r
B
E =
t

(iv)

r
r
r
E
B =
+ E
t

Persamaan gelombang untuk medan listrik E dan medan magnet B.


r
r
r
2E
E
2
E =
+
t
t 2
r
r
r
2B
B
2
B=
+
t
t 2
Fungsi gelombang bidangnya adalah :
r
~
E ( x, t ) = E o e i ( kx wt )

r
~
B(x, t ) = Bo e i ( kx wt )

~ ~
Eo , Bo dan k dalam bentuk kompleks.

Bentuk kompleks bilangan gelombang adalah : k2 = 2 + i

B. Format Pembelajaran SCL


Proses Pembelajaran

Modul ini terdiri atas:


A. Modul Pegangan Tutor

t. Kompetensi yang akan dicapai meliputi kompetensi utama,


pendukung, dan kompetensi lainnya.

36

Kompetensi Utama meliputi:


5. Kemampuan dalam menerapkan pengetahuan dasar ilmu
fisika dan matematika.
6. Kemampuan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan sifat materi suatu zat (medium)
Kompetensi Pendukung meliputi:
6. Kemampuan dalam penguasaan bahasa dalam Writing,
Reading, Listening dan Conversation.
7. Kemampuan dalam penguasaan software dan hardware
komputer.
8. Kemampuan dalam bekerjasama, baik sebagai pimpinan
maupun anggota dari sebuah tim kerja.

u. Skenario yang dapat dibuat dalam proses pembelajaran mata kuliah

Teori Medan Elektromagnet II yang berbasiskan Student Centre


Learning.
Matakuliah

: Teori Medan Elektromagnet II

Pokok Bahasan : Gelombang elektromagnet


Pedekatan SCL : Collaborative Learning.
Tugas

: Mahasiswa diberikan tugas dalam bentuk

set problem untuk menemukan penyelesiannya.


Dalam tugas tersebut mahasiswa membuat suatu
tahapan-tahapan ringkas dan tepat dengan
menggunakan suatu metode atau teknik dalam
menyelesaikan

soal

tersebut.

Selain

itu,

mahasiswa ditugaskan mencari materi yang


relevan melalui internet dan sumber lainnya lalu
mendiskusikan dalam kelompok belajar dan
mempresentasikan dalam kelas.

37

v. Kegiatan Mahasiswa:

Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam


proses pembelajaran berbasiskan model Kollaboratif adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa

mengikuti

kuliah

pengantar

dasar-dasar

gelombang elektromagnet dari Dosen pengampuh matakuliah.


2. Mahasiswa diberikan materi (topik masalah) oleh dosen untuk
diselesaikan dalam diskusi kelompok kecil ( a small group
discussion), dengan mencari referensi yang berhubungan
dengan topik masalah yang diberikan di internet ataupun buku.
3. Dosen dibantu oleh mahasiswa membentuk kelompok kecil
(sekitar 3-5 mahasiswa) dan membentuk ketua dan sekretaris
kelompok.
4. Dalam kelompok kecil ini, masing-masing kelompok mendapat
tugas untuk meyelesaikan suatu topik yang berhubungan
dengan materi pembelajaran.
5. Dalam kelompok kecil ini, setiap topik masalah yang
diselesaikan/didiskusikan akan mengacu pada suatu teori, dan
dengan demikian mahasiswa yang bersangkutan perlu mencari
suatu referensi (pustaka) untuk mendukung topik yang mereka
kerjakan.
6. Hasil diskusi kelompok yang mereka lakukan dirangkumkan
dalam sebuah makalah kelompok yang akan dibawakan dalam
kelas dihadapan kelompok lainnya.
7. Tanggapan dan masukan dari kelompok lain ditampung sebagai
bahan perbaikan setiap kelompok
8. Diskusi kelompok diakhiri dengan penarikan simpulan oleh
fasilitator dan berbagai perbaikan setiap kelompok. Apabila
memungkinkan, dilakukan presentasi secara umum hasil
kesepakatan setiap kelompok pada sesi berikutnya
9. Masing-masing kelompok menyerahkan laporan kelompok
dalam bentuk makalah kepada fasilitator (dosen pengampu).

38

w. Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran Kolaboratif untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi dalam kelompok. Berikut ini contoh
penyusunan Proses Pembelajaran yang berbasiskan kolaboratif.
1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan topik
yang akan dibahas.
2. Setiap kelompok belajar bersama membahas topik yang
diberikan. Hasil kelompok didiskusikan dalam kelas yang
didahului

dengan

persiapan

setiap

kelompok

untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.


3. Tanggapan dan masukan dari kelompok lain ditampung sebagai
bahan perbaikan setiap kelompok.
4. Diskusi kelas dipimpin oleh fasilitator untuk menjaga dinamika
kelompok dan suasana diskusi. Dalam diskusi fasilitator
mengarahkan munculnya pendapat tentang berbagai hal yang
mungkin belum dibahas oleh setiap kelompok.
5. Fasilitator berperan sebagai penengah dan memancing berbagai
hal yang masih perlu dimasukkan untuk penyempurnaan hasil
kerja setiap kelompok.
6. Diskusi kelompok diakhiri dengan penarikan simpulan oleh
fasilitator dan berbagai perbaikan setiap kelompok. Apabila
memungkinkan, dilakukan presentasi secara umum hasil
kesepakatan setiap kelompok pada sesi berikutnya. Sementara
diskusi kelompok berlangsung fasilitator mengamati partisipasi
perorangan sebagai bahan assesmen.
x. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan dibuat sesuai dengan jadwal matakuliah dengan


membagi dalam dua bagian.
Bagian pertama untuk waktu jam pertama selama 50 menit
Bagian kedua untuk paruh waktu 50 menit

39

y. Strategi Pembelajaran

1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor


2. Diskusi kelompok tanpa tutor
3. Konsultasi pada pakar
4. Kuliah khusus dalam kelas.
5. Aktivitas pembelajaran individual menggunakan sumber-sumber
belajar lainnya.
z. Bahan bacaan dan Sumber Informasi Lainnya.

1. Referensi/Buku Ajar/Jurnal
2. Diktat/Hand-Out
3. Sumber Lain (VCD, Film, Internet, Slide, dll.)
4. Nara sumber (Dosen Pengampuh).
5. Petunjuk Untuk Tutor
aa. Daftar Nama Nara Sumber
No

Nama Dosen/Asisten

Kepakaran

Telpon

HP

Dr. Nurlaela Rauf

0411873837

0816279785

Dr. Sjamsir Dewang

Medan
Elektromagnet,
Material
Aplikasi
gelombang
elektromagnet

bb. Petunjuk Tutor

1. Memberikan pengarahan kepada mahasiswa dalam penyelesaian


topik masalah.
2. Mengarahkan mahasiswa dalam diskusi kelompok kecil maupun
kelompok besar.
3. Mengisi lembar penilaian (assesment sheets) mahasiswa.
4. Menilai hasil laporan akhir dan memberi penilaian dalam
presentasi hasil diskusi (kerja) kelompok.

40

B. Modul Pegangan Mahasiswa

Format Modul ini sama dengan modul pegangan dosen.

Modul

pegangan dosen terdapat bagian Petunjuk Tutor, sedangkan pada modul


pegangan mahasiswa diganti dengan Lembar Kerja.

Lembar kerja

merupakan topik masalah yang akan diskusikan dalam kelompok kecil


dan mencari materi yang relevan pada buku, internet ataupun sumber
informasi lainnya.
Pada lembaran kerja (makalah) ini dicantumkan identitas mahasiswa
seperti:
a. Topik masalah dan judul makalah
b. Nama anggota kelompok (mahasiswa)
c. Nomor pokok anggota kelompok (mahasiswa)
d. Fakultas / Jurusan

41

Lembar kerja Mahasiswa

TOPIK MASALAH

: GELOMBANG ELEKTROMAGNET

JUDUL MAKALAH

NAMA & NIM MAHASISWA

: 1.
2.
3.

42

C. Indikator Penilaian

EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN

No.

NIM

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

H21103022
H21104009
H21104024
H21104037
H21105002
H21105002
H21105003
H21105005
H21105006
H21105010
H21105011
H21105013
H21105015
H21105016
H21105018
H21105019
H21105020
H21105021
H21105022
H21105023
H21105025
H21105026
H21105027
H21105028

Nama Mahasiswa

Ketepatan
penerapan
konsep (4%)

Arindah Ariany
Zulkifli Mubin
Trie Isyana
Nurwahidah
Musrida
Nurhaeni
Imelda
Neli
Muh.Hasruddin
Faradiba
Brilyan Rosario
Fitriyanti
Silvea Desi M
Agriani P.
Jamiatun
Kustia
Anita Limbong
Darmansyah
Sri Yunita
Priska P
Taufiqurrahman
Hasnia
Jefferey P.Langi
Purnama

43

Kejelasan
uraian
(5%)

Kemampuan
menyelesaikan
pers.gel. (10%)

Kedisiplinan

Kerja sama

(2%)

(2%)

Pemahaman
naskah bhs.
Inggeris (2%)

BAB. III
PENUTUP

Gelombang elektromagnet dapat diturunkan (diperoleh) dari persamaan Maxwell


dengan cara mengoperasikan secara matematik. Bentuk persamaan gelombang
elektromagnet dalam vakum ataupun dalam suatu medium tertentu selalu dapat
diperoleh dari persamaan Maxwell yang bersesuaian. Besar medan elektromagnet,
dalam hal ini medan listrik dan medan magnet, dapat diperoleh dengan cara
menyelesaikan persamaan gelombangnya. Adapun contoh-contoh penerapan gelombang
elektromagnet didiskusikan dalam kelompok belajar, dan akan disajikan dalam bentuk
diskusi kelompok dan makalah.

44

DAFTAR PUSTAKA
Griffiths, D.J., 1989; Introduction to electrodynamics, second edition, Prentice Hall,
Englewood Cliffs, USA
Liang Chi Shen dan Jin Au Kong, 2001, terjemahan Iwa Garniwa; Aplikasi Elektro
magnetik, jilid 1, Erlangga, Jakarta
Panosky,W. Dan Phillips, M. ; 1968, Classical electricity and magnetism, Addison
Wesley, New York, USA

45

MODUL IV

JUDUL : Pantulan, transmisi dan radiasi gelombang elektromagnet


BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup Isi
C. Kaitan Modul
D. Sasaran Pembelajaran Modul
BAB II. Pembelajaran
A. Materi Modul
B. Pembelajaran Bebasis SCL
C. Indikator Penilaian
BAB III. Penutup
DAFTAR PUSTAKA

46

BAB I
PENDAHULUAN

M. Latar belakang
Penggunaan gelombang elektromagnet sudah semakin luas jangkauannya dalam
kehidupan sehari-hari. Terutama penggunaan dalam bidang komunikasi (radio,
televisi, telpon), peralatan medis (MRI, C-Scan), alat rumah tangga. Sifat umum
dari gelombang adalah mengalami pantulan dan transmisi jika menjalar dalam
suatu medium yang memiliki indeks bias medium yang berbeda. Pantulan dan
transmisi gelombang elektromagnet terjadi pada permukaan batas yang
memisahkan dua medium yang berbeda. Medan elektromagnet pada medium 1
dan medium 2 sesuai dengan persamaan Maxwell dan hubungan konstitutif
masing-masing. Selain itu gelombang elektromagnet juga menimbulkan radiasi
pada medium di sekitarnya. Besarnya radiasi yang ditimbulkan bergantung besar
energi yang dimilikinya.
N. Ruang Lingkup Isi
Sifat umum dari gelombang adalah mengalami pantulan dan transmisi jika
menjalar dalam suatu medium yang memiliki indeks bias medium yang berbeda.
Gejala fisis ini juga terjadi pada gelombang elektromagnet. Akan dibahas gejala
pantulan dan transmisi gelombang elektromagnet saat melewati medium yang
berbeda. Selain itu akan dibahas pula radiasi gelombang elektromagnet pada
vakum dan suatu medium tertentu.
O. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul keempat setelah mempelajari modul persamaan
gelombang elektromagnet baik pada vakum maupun pada suatu medium
tertentu. Peristiwa pantulan, transmisi dan radiasi merupakan sifat gelombang
elektromagnet.
P. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran

pembelajatan

modul

adalah

memberikan

sinkronisasi

dengan

kompetensi yang dihasilkan dari proses pembelajaran. Kompetensi ini meliputi

47

kompetensi Utama, Kompetensi Pendukung dan Kompetensi lainnya. Adapun


sasaran pembelajaran yang ingin dicapai adalah:
9. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat pantulan, transmisi dan radiasi
gelombang elektromagnet.
10. Mahasisawa dapat menghitung besar pantulan, transmisi dan radiasi
gelombang elektromagnet pada vakum dan suatu medium lainnya.

48

BAB II
PEMBELAJARAN

B. Materi Modul
Sebelum membahas sifat pantulan dan transmisi gelombang elektromagnet perlu
dijelaskan terlebih dahulu syarat batas yang harus dipenuhi oleh medan elektromagnet
saat berada pada permukaan batas antara dua medium yang berbeda.
1. Kondisi perbatasan

Secara umum, medan E, B, D, H akan tidak kontinu pada perbatasan antara dua
medium yang berbeda , atau pada permukaan yang memiliki kerapatan muatan
atau kerapatan arus K. Hal tersebut dapat diperoleh dari persamaan Maxwell
dalam bentuk integral.
a

(i ) D dar = Q f
S

D1

(ii ) B dar = 0
S

d r r
B da
dt S
L
r r
r
d r r
L H dl = I f + dt S D da

(iii ) E dl
(iv )

D2

Gunakan lapisan tipis pada persamaan (i) seperti pada gambar sehingga
diperoleh : D1 . a D2 . a = f a
Dianggap ketebalannya semakin menipis, lalu komponen D yang tegak lurus
permukaan akan tidak kontinu (diskontinu) sebesar kerapatan muatan.
D1 D2 = f
Hal sama pada persamaan (ii) yang hasilnya :
B1 B2 = 0

Penyelesaian persamaan (iii) dengan lintasan (loop) yang tipis pada suatu
permukaan memberikan :
r
r r
d r r
E1 l E 2 l = B da
dt S

49

Saat ketebalan lintasan mendekati nol, kerapatan fluks magnet mendekati nol
atau tak ada lagi, sehingga diperoleh :

E1 // E 2 // = 0

Ternyata komponen medan listrik yang sejajar permukaan akan kontinu


melewati batas permukaan.
Persamaan (iv) diperlakukan hal yang sama dan diperoleh : H1 . l H2. l = If
Dengan If adalah arus bebas yang mengalir melewati lintasan Amperian. Tak
ada kerapatan arus volume, tapi hanya ada arus permukaan.
Vektor satuan tegak lurus permukaan batas. If = Kf . ( x l) l = (Kf x ) . l
Sehingga H1// - H2// = Kf x
Ini berarti komponen sejajar/paralel dari medan H tidak kontinu.
Pada kondisi medium linier, dapat dinyatakan dalam E dan B saja.
(i )

1 E1 2 E 2 = f

(ii )

B1 B2 = 0

(iii )

E1 // E 2 // = 0

(iv)

B1 //

)
B2 // = K f n

Jika tak ada muatan bebas atau arus bebas pada perbatasan, maka diperoleh :

(i )

1 E1 2 E 2 = 0

(ii )

B1 B2 = 0

(iii )

E1 // E 2 // = 0

(iv)

B1 //

B2 // = 0

Ini merupakan dasar untuk pantulan dan transmisi gelombang elektromagnet.


2. Pantulan dan transmisi gelombang elektromangnet

Tinjau gelombang datar (plane wave) berfrekuensi w menjalar dalam arah x dan
terpolarisasi dalam arah y. Fungsi gelombang elektromagnetiknya :

~
~
E I ( x , t ) = E 0 I e i ( k 1 x wt ) j
i ( k1 x wt )
~
~
B I ( x, t) = ( 1 )E 0I e
k
v1

50

Hal ini akan membeikan gelombang pntul pada medium pertama sebesar :

~
~ i ( k x wt )
E R ( x, t ) = E0 Re 1
j
~
~ i ( k1x wt )
BR ( x, t ) = ( 1 ) E0 R e
k
v1
Akan ditransmisikan ke medium dua sebesar :

~
~
E T ( x , t ) = E 0 T e i ( k 2 x wt ) j
i ( k 2 x wt )
~
~
BT ( x , t ) = ( 1 ) E 0 T e
k
v2
Jika 1 = 2 = 0

maka koefisien pantulan R dan koefisien transmisi T pada

permukaan adalah :
R=

I R E0 R
=
I I E 0 I

n n
= 1 2
n1 + n2

I
v E
T = T = 2 2 0T
I I 1v1 E0 I

n 2 n1
= 2

n1 n1 + n2

Sesuai konsep konservatif energi yaitu : R + T = 1


Berlaku sudut datang I dan sudut pantul R yang memenuhi I = R
dan hukum Snell :

sin T n1
=
sin I n2

3. Radiasi gelombang elektromagnet

Besar energi listrik yang tersimpan persatuan volume :


UE = E . E = D . E
Besar energi magnet yang tersimpan persatuan volume :
UH = H . H = H . B
Didefenisikan vektor Poynting S dengan satuan watt/m2 sebagai :
S=ExH

Pada medium linier di vakum berlaku B = 0 H sehingga S = 1/ 0 (E x B)


Energi radiasi dihitung menggunakan vektor Poynting.

51

Energi radiasi oleh osilasi dipol listrik p(t) = q(t) s = (qo cos wt) s = po cos wt
adalah :
2

r 1 r r o po w 2 sin

S=
EB =

cos w(t r / c ) r

o
c 4 r

r
p 2 w 4 sin 2
S = o o2 2 r
32 c r

Intensitasnya sebesar :

Energi radiasi oleh dipol magnetik m(t) = A I(t) = a2 Io cos wt = mo cos wt


adalah :

r 1 r r o mo w 2
S=
EB =

o
c 4 c

sin
cos w(t r / c ) r

r
o mo2 w 4
S =
32 2 c 3

Intensitasnya sebesar :

sin 2
2 r
r

Soal-soal Yang Dipecahkan

1. Tinjau pantulan dari ionosfir. Tentukan total medan E pada kedua medium, dengan
asumsi polarisasi tegak lurus dengan kuat medan E yang ada sama dengan Eo.
udara

ionosfir
z
o

45

o, = o (1-wp2/w2)
o , o

r
2. Diketahui medan listrik E = i + i j e i z

r
dan H = j i i e i z

Tentukanlah vektor Poynting S dalam z dan wt.

52

B. Format Pembelajaran SCL


Proses Pembelajaran

Modul ini terdiri atas:


A. Modul Pegangan Tutor

cc. Kompetensi yang akan dicapai meliputi kompetensi utama,


pendukung, dan kompetensi lainnya.
Kompetensi Utama meliputi:
7. Kemampuan dalam menerapkan pengetahuan dasar ilmu
fisika dan matematika.
8. Kemampuan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan sifat materi suatu zat (medium)
Kompetensi Pendukung meliputi:
9. Kemampuan dalam penguasaan bahasa dalam Writing,
Reading, Listening dan Conversation.
10. Kemampuan dalam penguasaan software dan hardware
komputer.
11. Kemampuan dalam bekerjasama, baik sebagai pimpinan
maupun anggota dari sebuah tim kerja.

dd. Skenario yang dapat dibuat dalam proses pembelajaran mata kuliah

Teori Medan Elektromagnet II yang berbasiskan Student Centre


Learning.
Matakuliah

: Teori Medan Elektromagnet II

Pokok Bahasan : Pantulan, Transmisi dan Radiasi gelombang


elektromagnet
Pedekatan SCL : Collaborative Learning.
Tugas

: Mahasiswa diberikan tugas dalam bentuk

set problem untuk menemukan penyelesiannya.


Dalam tugas tersebut mahasiswa membuat suatu
tahapan-tahapan ringkas dan tepat dengan

53

menggunakan suatu metode atau teknik dalam


menyelesaikan

soal

tersebut.

Selain

itu,

mahasiswa ditugaskan mencari materi yang


relevan melalui internet dan sumber lainnya lalu
mendiskusikan dalam kelompok belajar dan
mempresentasikan dalam kelas.

ee. Kegiatan Mahasiswa:

Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam


proses pembelajaran berbasiskan model Kollaboratif adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dasar-dasar pantulan,
transmisi dan radiasi gelombang elektromagnet dari Dosen
pengampuh matakuliah.
2. Mahasiswa diberikan materi (topik masalah) oleh dosen untuk
diselesaikan dalam diskusi kelompok kecil ( a small group
discussion), dengan mencari referensi yang berhubungan
dengan topik masalah yang diberikan di internet ataupun buku.
3. Dosen dibantu oleh mahasiswa membentuk kelompok kecil
(sekitar 3-5 mahasiswa) dan membentuk ketua dan sekretaris
kelompok.
4. Dalam kelompok kecil ini, masing-masing kelompok mendapat
tugas untuk meyelesaikan suatu topik yang berhubungan
dengan materi pembelajaran.
5. Dalam kelompok kecil ini, setiap topik masalah yang
diselesaikan/didiskusikan akan mengacu pada suatu teori, dan
dengan demikian mahasiswa yang bersangkutan perlu mencari
suatu referensi (pustaka) untuk mendukung topik yang mereka
kerjakan.

54

6. Hasil diskusi kelompok yang mereka lakukan dirangkumkan


dalam sebuah makalah kelompok yang akan dibawakan dalam
kelas dihadapan kelompok lainnya.
7. Tanggapan dan masukan dari kelompok lain ditampung sebagai
bahan perbaikan setiap kelompok
8. Diskusi kelompok diakhiri dengan penarikan simpulan oleh
fasilitator dan berbagai perbaikan setiap kelompok. Apabila
memungkinkan, dilakukan presentasi secara umum hasil
kesepakatan setiap kelompok pada sesi berikutnya
9. Masing-masing kelompok menyerahkan laporan kelompok
dalam bentuk makalah kepada fasilitator (dosen pengampu).

ff. Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran Kolaboratif untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi dalam kelompok. Berikut ini contoh
penyusunan Proses Pembelajaran yang berbasiskan kolaboratif.
1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan topik
yang akan dibahas.
2. Setiap kelompok belajar bersama membahas topik yang
diberikan. Hasil kelompok didiskusikan dalam kelas yang
didahului

dengan

persiapan

setiap

kelompok

untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.


3. Tanggapan dan masukan dari kelompok lain ditampung sebagai
bahan perbaikan setiap kelompok.
4. Diskusi kelas dipimpin oleh fasilitator untuk menjaga dinamika
kelompok dan suasana diskusi. Dalam diskusi fasilitator
mengarahkan munculnya pendapat tentang berbagai hal yang
mungkin belum dibahas oleh setiap kelompok.
5. Fasilitator berperan sebagai penengah dan memancing berbagai
hal yang masih perlu dimasukkan untuk penyempurnaan hasil
kerja setiap kelompok.

55

6. Diskusi kelompok diakhiri dengan penarikan simpulan oleh


fasilitator dan berbagai perbaikan setiap kelompok. Apabila
memungkinkan, dilakukan presentasi secara umum hasil
kesepakatan setiap kelompok pada sesi berikutnya. Sementara
diskusi kelompok berlangsung fasilitator mengamati partisipasi
perorangan sebagai bahan assesmen.
gg. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan dibuat sesuai dengan jadwal matakuliah dengan


membagi dalam dua bagian.
Bagian pertama untuk waktu jam pertama selama 50 menit
Bagian kedua untuk paruh waktu 50 menit
hh. Strategi Pembelajaran

1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor


2. Diskusi kelompok tanpa tutor
3. Konsultasi pada pakar
4. Kuliah khusus dalam kelas.
5. Aktivitas pembelajaran individual menggunakan sumber-sumber
belajar lainnya.
ii. Bahan bacaan dan Sumber Informasi Lainnya.

1. Referensi/Buku Ajar/Jurnal
2. Diktat/Hand-Out
3. Sumber Lain (VCD, Film, Internet, Slide, dll.)
4. Nara sumber (Dosen Pengampuh).
5. Petunjuk Untuk Tutor
jj. Daftar Nama Nara Sumber
No

Nama Dosen/Asisten

Kepakaran

Telpon

HP

Dr. Nurlaela Rauf

Medan
Elektromagnet,
Material

0411873837

0816279785

56

Dr. Sjamsir Dewang

Aplikasi
gelombang
elektromagnet

kk. Petunjuk Tutor

1. Memberikan pengarahan kepada mahasiswa dalam penyelesaian


topik masalah.
2. Mengarahkan mahasiswa dalam diskusi kelompok kecil maupun
kelompok besar.
3. Mengisi lembar penilaian (assesment sheets) mahasiswa.
4. Menilai hasil laporan akhir dan memberi penilaian dalam
presentasi hasil diskusi (kerja) kelompok.
B. Modul Pegangan Mahasiswa

Format Modul ini sama dengan modul pegangan dosen.

Modul

pegangan dosen terdapat bagian Petunjuk Tutor, sedangkan pada modul


pegangan mahasiswa diganti dengan Lembar Kerja.

Lembar kerja

merupakan topik masalah yang akan diskusikan dalam kelompok kecil


dan mencari materi yang relevan pada buku, internet ataupun sumber
informasi lainnya.
Pada lembaran kerja (makalah) ini dicantumkan identitas mahasiswa
seperti:
a. Topik masalah dan judul makalah
b. Nama anggota kelompok (mahasiswa)
c. Nomor pokok anggota kelompok (mahasiswa)
d. Fakultas / Jurusan

57

Lembar kerja Mahasiswa

TOPIK MASALAH

: PANTULAN, TRANSMISI DAN RADIASI


GELOMBANG ELEKTROMAGNET

JUDUL MAKALAH

NAMA & NIM MAHASISWA

: 1.
2.
3.

58

C. Indikator Penilaian

EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN

No.

NIM

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

H21103022
H21104009
H21104024
H21104037
H21105002
H21105002
H21105003
H21105005
H21105006
H21105010
H21105011
H21105013
H21105015
H21105016
H21105018
H21105019
H21105020
H21105021
H21105022
H21105023
H21105025
H21105026
H21105027
H21105028

Nama Mahasiswa

Ketepatan
penerapan
konsep (4%)

Arindah Ariany
Zulkifli Mubin
Trie Isyana
Nurwahidah
Musrida
Nurhaeni
Imelda
Neli
Muh.Hasruddin
Faradiba
Brilyan Rosario
Fitriyanti
Silvea Desi M
Agriani P.
Jamiatun
Kustia
Anita Limbong
Darmansyah
Sri Yunita
Priska P
Taufiqurrahman
Hasnia
Jefferey P.Langi
Purnama

59

Kejelasan
uraian
(5%)

Kemampuan
menyelesaikan
sifat gel.(10%)

Kedisiplinan
(2%)

Kerja sama
(2%)

Pemahaman
naskah bhs.
Inggeris (2%)

BAB. III
PENUTUP

Gelombang elektromagnet dalam perambatan atau penjalarannya tetap memiliki sifat


umum gelombang berupa pantulan dan transmisi jika melewati dua buah medium yang
berbeda. Hal ini sangat bergantung syarat batas pada permukaan batas antara kedua
medium tersebut. Selain itu gelombang elektromagnet juga memancarkan radiasi yang
besarnya bergantung sumber radiasi, medium, dan energi. Besar energinya dapat
ditentukan melalui vektor Poynting.
Pemahaman akan konsep sifat gelombang dan juga contoh penggunaan dijadikan bahan
diskusi kelompok belajar. Hasilnya belajar tersebut berupa makalah dan dipresentasikan
di depan atau bersama kelompok lainnya dengan arahan dari nara sumber (dosen
pengampu).

lx

DAFTAR PUSTAKA
Griffiths, D.J., 1989; Introduction to electrodynamics, second edition, Prentice Hall,
Englewood Cliffs, USA
Liang Chi Shen dan Jin Au Kong, 2001, terjemahan Iwa Garniwa; Aplikasi Elektro
magnetik, jilid 1, Erlangga, Jakarta
Panosky,W. Dan Phillips, M. ; 1968, Classical electricity and magnetism, Addison
Wesley, New York, USA

lxi

Anda mungkin juga menyukai