Teori
Teori
pengrusakan telencephalon.
Diencephalon
Terletak pada bagian belakang telencephalon.
Ikan-ikan
yang mempunyai kulit kepala transparan umumnya hidup di daerah yang agak dalam
dan termasuk yang suka beruaya vertikal. Ikan yang bersifat fototaksis positif, di
kepalanya terdapat daerah yang tidak berpigmen dan atap cranial yang transparan di atas
diencephalon.
Mesencephalon
Otak bagian tengah pada semua vertebrata memiliki atap berupa sepasang lobus
opticus yang bertindak sebagai pusat refleks penglihatan, menerima serabut aferent dari
retina. Mesencephalon pada ikan relatif besar dan berfungsi sebagai pusat penglihatan.
Lobus opticus terdiri dari tectum opticum di bagian atas tegmentum di bagian bawah.
Tectum opticum merupakan organ koordinator yang melayani rangsang penglihatan.
Bayangan yang terjadi pada retina mata akan dipetakan pada tectum opticum. Sedang
tegmentum merupakan pusat sel-sel motoris.
Pada ikan bertulang sejati cerebellum terbagi atas dua bagian besar, yaitu
valvula cerebelli dan corpus cerebelli yang besarnya tergantung spesiesnya. Beberapa
jenis ikan yang memiliki cerebellum relatif besar, utamanya ikan yang menghasilkan
listrik (mormyridae) dan ikan perenang cepat (mackerel dan tuna).
Myelencephalon
Bagian otak paling belakang (posterior), dengan medula oblongata sebagai
komponen utamanya. Komponen ini merupakan pusat untuk menyalurkan rangsangan
keluar melalui saraf cranial.
Saraf cranial III-X keluar dari medulla oblongata. Di medulla Pada Pada ikan
clupea pallasi, mugil cephalus dan Trachiurus, medulla oblongata membesar, dibagian
ini terdapat organ yang dinamakan cristae cerebelli yang diduga saraf ini ada
hubungannya dengan kecendrungan ikan untuk berkelompok.
B. SARAF CRANIAL
Sebagian besar saraf cranial (SC) berhubungan dengan bagian-bagian kepala,
selain dari itu ditemukan juga yang berhungan dengan bagian-bagian tubuh lainnya.
Dari otak sendiri terdapat sebelas saraf cranial yang menyebar ke organ-organ sensory
tertentu dan otot-otot tertentu.
Saraf terminal (SC 0) adalah suatu saraf kecil yang bergabung dengan saraf
cranial I, yang berhubungan dengan otak depan, dan serabut-serabut saraf terbesar yang
mengelilingi olfactory bulb. Saraf olfactory (SC I) menghubungkan organ olfactory
dengan pusat olfactory otak depan, fungsinya membawa impuls bau-bauan. Saraf optic
(SC II) menghubungkan retina mata dengan tectum opticum dan berfungsi membawa
impuls penglhata.
yang mengatr otot mata superior rectus, inferior oblique, inferior rectus dan internal
rectus. Saraf ini berhubungan dengan otak mesenchepalon dan merupakan saraf motor
somatik.
Saraf trochlear (SC IV) menginervasi otot mata superior oblique. Saraf motor
somatik ini berhubungan dengan mesencephalon.
KET.
I. olfactory nerve; II. optic nerve; III. oculamotor nerve; trochlear nerve; V. Trigeminal
nerve; VI. Abducens nerve; VII. Facial nerve; 1-6. octavus nerve (VIIIa anterior ramus;
VIIIp. Posterior ramus); ALLN. Anterior lateral line nerve; PLLN. Posterior lateral line
nerve; IX. Glossopharyngeal nerve;X vagal nerve; C. Cerebellum; D. Diencephalon; R.
Rhombocephalon;T. Telencephalon; TE. Tectum mesencephali.
Gambar 1. Topografi secara umum otak ikan
C. SPINAL CORD DAN SARAF SPINAL
Saraf cranial merupakan lanjutan medulla oblongata dan sampai ke bagian depan
ekor. Batas antara medulla oblongata dengan spinal cord tidak jelas.
Spinal cord
merupakan suatu tabung, tetapi alur pusatnya (central canal) berdiameter kecil
dibandingkan dengan dindingnya.
Serabut-serabut
saraf ini
Bahan kelabu
dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sepasang tanduk dorsal (anterior horn) dan
visceral dan somatic, dan tanduk venral berisikan inti saraf motor. (Gambar 12.3).
Gambar 2. Potongan melintang spinal cord ikan cucut (Laglar et al., 1977)
D. SISTEM INDERA
Sistem indera memerlukan bantuan sistem saraf yang menghubungkan badan
indera dengan sistem saraf pusat.
menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan
sebagai impuls saraf melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf.
Berdasarkan sumber stimulus, organ indera dapat dibedakan sebagai berikut: 1)
Eksoreseptor yaitu reseptor raba dan penlihatan, menerima impuls dari medium
sekitarnya. 2) Propioseptor yaitu yang menerima stimulus dari otot, sendi, urat, dan
kanalis semikularis, memberitahu organisme sampai seberapa otot harus ditekuk untuk
mendapatkan posisi yang tepat dalam ruangan.
3) Enteroseptor iaiah yang menermia stimulus oleh faktor - faktordi dalam lingkungan
dalam tubuh, jadi mempengaruhi kerjanya otot polos dan kelenjar. Eksteroseptor dan
proprioseptor adalah somatis, dan enteroseptor adalah organ indera visceral.
Berdasarkan macam rangsangan yang mempengaruhinya, organ indera dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Fotoreseptor ialah yang peka terhadap cahaya. 2)
Statoreseptor ialah vanq peka terhadap perubahan posisi tubuh dani ruang. 3)
Khemoreseptor ialah yang peka terhadap rangsangan bahan kimia di dalam
linkugannya. 4) Fonoreseptor ialah yang peka terhadap rangsangan getaran suara dari
medium yang mempunyai frequensi relatif tinggi. 5) Mekanoreseptor ialah yang peka
terhadap rangsangan mekhanik, seperti rabaan, tekanan atau gesekan. 6) thermoreseptor
ialah yang peka terhadap rangsangan panas atau dingin.
MATA
Secara garis besar struktur mata pada ikan adalah sama dengan pada organisme
vertebrata lainnya, terdiri dari ruang depan, iris, lensa, ruang vitroeus yang berisikan
cairan kental yang dinamakan Vitroeus humor dan dibatasi oleh retina. Mata peka
terhadap
cahaya,
dan
komponen
fungsionil
utamanya
ialah
retina
yang
dari vesikula ini memperlihatkan invaginasi yang kemudian terbentuk cawan optic.
Dinding sebelah dalam yang membatasi rongga cawan, tumbuh menjadi retina,
sedangkan yang sebelah luarnya tetap tipis merupakan lapisan pigmen dari retina.
Lapisan ektoderm di depan kapsula optik akan membentuk plakoda yang mengalami
invaginasi dan membentuk lensa.
Retina ialah selaput saraf yang terletak di bagian belakang dari ronqqa mata.
Unsur - unsur saraf dari retina terdiri atas batang dan kerucut yang peka terhadap cahaya
yang panjang gelombangnya bermacam macam. Retina dan rongga bola mata berada di
sebelah dalam lapisan khoroid yang berpigmen, dan terbuka pada lubang pupil. Berkas
cahaya masuk kedalam mata melalui pupil. Bagian dari lapisan khoroid di sekeliling
pupil dinamakan iris.
Mata agak datar pada bagian anterior sehingga lensa yang cembung hampir
menyentuh cornea yang merupakan bagian transparana yang penting dari scleroid
coat biji mata.
Sclera
Seringkali
teleostei mempunyai satu atau dua scleral ossicles sebagai penunjang terhadap struktur
rawan tersebut (Munz, 1971).
oculomotor.
(30%)
BAB III. PENUTUP
Sistem saraf dibagi menjadi system saraf pusat dan system saraf periferi. Sistem
saraf pusat terdiri otak dan medula spinalis. Sistem saraf periferi terdiri dari saraf
cranial dan spinal beserta cabang-cabangnya. Sistem saraf otonom merupakan bagian
dari sistem perifera, mempengaruhi otot polos dan kelenjar.
Unit terkecil system saraf adalah sel saraf atau neuron. Neuron merupakan sel
fungsional pada sistem saraf, yang bekerja dengan cara menghasilkan potensial aksi dan
menjalarkan impuls dari satu sel ke sel berikutnya.
Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller and D.R.M. Passino. 1977.
Ichthyology.
Second edition. John Wiley & Sons, New York
C. Love, M.S. and G.M. Cailliet (eds.). 1979. Readings in Ichthyology. PrenticeHall of India Private Limited, New Delhi
D. Moyle, P.B. and J.J. cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology.
Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
E. Nelson, J.S. 1976. Fishes of the World. John Wiley and Sons, New York.
F. Rahardjo, M.F. 1980. Ichthyologi. Departemen Biologi Perairan, Fakultas
Perikanan, IPB
LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (LKPP)
--------------------------------------------------------------------------------------------LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL
Judul :
Pembelajaran Teori Medan Elektromagnet II berbasis kompetensi
dengan sistem SCL (Student Centre Learning)
Oleh :
DR.Nurlaela Rauf MSc
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PEBRUARI 2008
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
Nama Lengkap
NIP
Pangkat/Golongan
: Lektor Kepala/IV A
Jurusan
: Fisika
Fakultas/Universitas
Pembuat Modul,
10
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tak berhingga penulis sampaikan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala limpahanNya sehingga laporan modul Pembelajaran Program
Transformasi Dari Teaching ke Learning Universitas Hasanuddin dapat terselesaikan
dengan baik .
Juga pada kesempatan ini penulis ingin sampaikan rasa terima kasih yang sedalamsedalamnya kepada Konsultan (Coaching Clinic) SCL Bapak Drs. Muhammad Hasbi,
MSi yang telah membantu penulis dalam merampungkan laporan ini terutama selama
konsultasi untuk perbaikan-perbaikan konsep pembelajaran yang berbasiskan Student
Center Learning (SCL).
Ucapan terima kasih secara khusus kami haturkan kepada Lembaga Kajian
Pengembangan Pendidikan (LKPP) Universitas Hasanuddin yang telah memfasilitasi
penulis dalam hal dukungan dana sehingga laporan ini dapat selesai.
Akhirnya dengan rasa rendah hati penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik dari segenap pembaca laporan ini sangat
kami hargai demi untuk penyempurnaan laporan ini dikemudian hari.
Penulis
11
RINGKASAN
elektromagnet,
yaitu
mengalami
pantulan
dan
transmisi
jika
12
indikator penilian untuk mahasiswa. Indikator penilian ini telah dibobot sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan dari setiap tahapan pembelajaran.
Akhir semester sesuai dengan jadwal dari Fakultas, diadakan ujian akhir yang
merupakan rangkuman semua materi yang telah dibahas baik dalam kelas berupa kuliah
maupun hasil diskusi, presentasi dan makalah dari kelompok kerja mahasiswa.
Pembobotan nilai dalam indeks A, B, C, D, ataupun E sesuai dengan jumlah poin
(angka prestasi) yang diperoleh selama satu semester dengan memperhitungkan semua
aktifitas yang ternilai.
13
Persamaan Maxwell
dalam vakum dan suatu media
Gelombang elektromagnet
14
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
RINGKASAN
iv
vi
DAFTAR ISI
vii
MODUL I
MODUL II
15
MODUL III
29
MODUL IV
44
15
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN
PROGRAM TRANSFORMASI DARI TEACHING KE LEARNING
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2008
Judul
Nama Lengkap
NIP
Pangkat/Golongan
: Lektor Kepala/IV A
Jurusan
: Fisika
Fakultas/Universitas
Pembuat Modul,
16
MODUL I
Judul : Reduksi Hukum Dasar Elektromagnetik
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup Isi
C. Kaitan Modul
D. Sasaran Pembelajaran Modul
BAB II. Pembelajaran
A. Materi Modul
B. Pembelajaran Bebasis SCL
C. Indikator Penilaian
BAB III. Penutup
DAFTAR PUSTAKA
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hukum dasar elektromagnetik terdiri dari Hukum Gauss, Hukum Faraday,
Hukum Ampere. Hukum tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain. Reduksi
dari hukum-hukum inilah yang akan mengantarkan kita pada persamaan
Maxwell.
B. Ruang Lingkup Isi
Hukum Gauss, Hukum Faraday, dan Hukum Ampere yang merupakan hukum
dasar elektromagnetik.
C. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul pertama sebelum mempelajari modul persamaan
Maxwell baik pada vakum maupun pada suatu medium tertentu.
D. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran pembelajatan modul adalah memberikan tersinkronisasi dengan
kompetensi yang dihasilkan dari proses pembelajaran. Kompetensi ini meliputi
Kompetensi Utama, Kompetensi Pendukung dan Kompetensi lainnya. Adapun
sasaran pembelajaran yang ingin dicapai adalah:
1. Mahasiswa dapat membedakan pemakaian Hukum Gauss, Hukum Faraday,
dan Hukum Ampere pada suatu keadaan fisika tertentu.
2. Mahasiswa mampu menerapkan Hukum Gauss, Hukum Faraday, dan
Hukum Ampere yang merupakan hukum dasar elektromagnetik pada
beberapa kondisi fisik yang berbeda.
18
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Materi Modul
HUKUM GAUSS oleh Carl Friedrich Gauss (1777-1855)
Hukum Gauss menyatakan bahwa fluks listrik total yang melalui sebarang permukaan
tertutup (sebuah permukaan yang mencakup volume tertentu) sebanding dengan muatan
listrik (netto) total di dalam permukaan itu.
Tinjau muatan titik positif tunggal q. Garis-garis medan dipancarkan ke luar sama besar
dalam semua arah. Muatan tersebut ditempatkan pada pusat sebuah permukaan bola
khayal yang berjar-jari R. Besar medan listrik E di tiap-tiap titik pada permukaan itu
diberikan oleh :
E=
q
4 o R 2
2R
R
q
Di setiap titik pada permukaan E tegak lurus terhadap permukaan, dan besarnya sama di
setiap titik. Luas total untuk bentuk bola A = 4R2 dan besar medan listrik E, maka
fluks listrik total adalah :
= E A = q/o
Fluks tersebut tidak bergantung pada jari-jari R dari bola, hanya bergantung pada
muatan q yang dicakup oleh bola itu.
19
r r q
= E dA =
Perlu diingat bahwa permukaan terutup dalam hukum Gauss adalah permukaan khayal.
Permukaan tertutup yang digunakan dalam hukum Gauss disebut permukaan Gaussian
(Gaussian surface).
Dalam bentuk deferensial, hukum Gauss dinyatakan sebagai :
r
E =
Hukum Faraday
Besar gaya gerak listrik yang ditimbulkan oleh perubahan fluks magnet :
r r
r r
d
d
=
= B da = E dl
dt
dt
C
Ini merupakan Hukum Faraday dalam bentuk integral.
Untuk memperoleh bentuk deferensialnya, digunakan teori Stoke:
r
r r
r
r
B r
d r r
E dl = ( E ) da = dt B da = t da
r
r
B
E =
t
r
Kondisi medan magnet statik (B konstan tertahap waktu) akan diperoleh : E = 0
Hukum Ampere
Dengan hukum Biot-Savart kita dapat menghitung induksi magnet B yang dihasilkan
oleh arus listrik.
B dl = i
0
20
Hukum Ampere mengingatkan kita pada hukum Gauss dalam membahas medan listrik ,
Hukum Ampere mempermudah perhitungan medan B untuk bentuk arus tertentu,
seperti pada kumparan berbentuk toroida.
Penggunaan teori Stoke memungkin untuk memperoleh hukum Ampere dalam bentuk
deferensial, yaitu :
r
r
B = o J
r
dengan J = kerapatan arus.
1. Tentukan medan listrik yang ditimbulkan oleh sebuah lembaran tak hingga yang rata
dan tipis yang memiliki muatan positif homogen per satuan luas .
2. Bola berjejari R diberi muatanlistrik pada permukaannya sebesar . Jika bola
tersebut berputar pada sumbu tetap dengan kecepatan sudut (t) yang berubah
secara lambat terhadap waktu. Tentukanlah medan listrik di dalam dan luar bola.
B. Format Pembelajaran SCL
Proses Pembelajaran
21
soal
tersebut.
Selain
itu,
c. Kegiatan Mahasiswa:
22
mengikuti
kuliah
pengantar
Dasar-dasar
kelompok
kecil
ini,
masing-masing
mahasiswa
23
kepada
nara
sumber
yang
ahli
untuk
Dalam proses pembelajaran Kolaboratif untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi dalam kelompok. Berikut ini contoh
penyusunan Proses Pembelajaran yang berbasiskan kooperatif
1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan topik
yang akan dibahas.
2. Setiap kelompok belajar bersama membahas topik yang
diberikan. Hasil kelompok didiskusikan dalam kelas yang
didahului
dengan
persiapan
setiap
kelompok
untuk
24
g. Strategi Pembelajaran
1. Referensi/Buku Ajar/Jurnal
2. Diktat/Hand-Out
3. Sumber Lain (VCD, Film, Internet, Slide, dll.)
4. Nara sumber (Dosen Pengampuh).
5. Petunjuk Untuk Tutor
i. Daftar Nama Nara Sumber
No
Nama Dosen/Asisten
Kepakaran
Telpon
HP
Medan
Elektromagnet,
Material
0411873837
0816279785
j. Petunjuk Tutor
25
Modul
Lembar kerja
26
TOPIK MASALAH
NAMA
NIM
SOAL
1. Dua pelat konduksi besar sejajar diberi muatan sama besar tapi berbeda tanda.
Muatan persatuan luas untuk pelat pertama dan muatan persatuan luas pelat
kedua . Tentukanlah medan listrikdalam daerah diantara kedua pelat tersebut.
2. Kawat yang sangat panjang memiliki arus yang berubah terhadap waktu I(t).
Tentukanalah besar medan listrik induksinya.
27
C. Indikator Penilaian
No.
NIM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
H21103022
H21104009
H21104024
H21104037
H21105002
H21105002
H21105003
H21105005
H21105006
H21105010
H21105011
H21105013
H21105015
H21105016
H21105018
H21105019
H21105020
H21105021
H21105022
H21105023
H21105025
H21105026
H21105027
H21105028
Nama Mahasiswa
Arindah Ariany
Zulkifli Mubin
Trie Isyana
Nurwahidah
Musrida
Nurhaeni
Imelda
Neli
Muh.Hasruddin
Faradiba
Brilyan Rosario
Fitriyanti
Silvea Desi M
Agriani P.
Jamiatun
Kustia
Anita Limbong
Darmansyah
Sri Yunita
Priska P
Taufiqurrahman
Hasnia
Jefferey P.Langi
Purnama
28
Ketepatan penerapan
konsep (7%)
Kemutahiran
pustaka (3%)
BAB. III
PENUTUP
Hukum Gauss, Hukum Faraday, dan Hukum Ampere merupakan hukum dasar dalam
penyelesaian masalah elektromagnetik. Hukum-hukum tersebut memiliki keterkaitan
satu sama lain.
Pemahaman akan konsep dasar hukum Gauss, Hukum Faraday, Hukum Ampere dan
juga contoh penerapannya dalam menyelesaikan masalah fisika dijadikan bahan diskusi
kelompok belajar. Hasilnya belajar tersebut dipresentasikan dalam kelas dengan arahan
dari nara sumber (dosen pengampu).
15
DAFTAR PUSTAKA
Griffiths, D.J., 1989; Introduction to electrodynamics, second edition, Prentice Hall,
Englewood Cliffs, USA
Liang Chi Shen dan Jin Au Kong, 2001, terjemahan Iwa Garniwa; Aplikasi Elektro
magnetik, jilid 1, Erlangga, Jakarta
Panosky,W. Dan Phillips, M. ; 1968, Classical electricity and magnetism, Addison
Wesley, New York, USA
16
MODUL II
17
BAB I
PENDAHULUAN
E. Latar belakang
Berdasarkan Hukum Gauss, Hukum Faraday, Hukum Ampere yang memiliki
keterkaitan satu sama lain akan mengantarkan kita pada persamaan Maxwell.
Maxwell memasukkan faktor koreksinya pada hukum Ampere sehingga
memenuhi kondisi fisika dan matematik. Persamaan Maxwell terdiri dari empat
persamaan yang berlaku secara umum dalam vakum dan suatu media nonvakum.
F. Ruang Lingkup Isi
Hukum Gauss, Hukum Faraday, dan Hukum Ampere yang merupakan hukum
dasar elektromagnetik direduksi menjadi persamaan yang kemudian dikenal
sebagai persamaan Maxwell. Akan ditinjau persamaan Maxwell pada medium
vakum dan medium tertentu
G. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul kedua setelah mahasiswa mengerti reduksi hukum
dasar elektromagnetik dan sebelum mempelajari modul persamaan gelombang
elektromagnet baik pada vakum maupun pada suatu medium tertentu.
H. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran pembelajatan modul adalah memberikan tersinkronisasi dengan
kompetensi yang dihasilkan dari proses pembelajaran. Kompetensi ini meliputi
Kompetensi Utama, Kompetensi Pendukung dan Kompetensi lainnya. Adapun
sasaran pembelajaran yang ingin dicapai adalah:
3. Mahasiswa mereduksi Hukum Gauss, Hukum Faraday, dan Hukum Ampere
pada medium vakum menjadi persamaan Maxwell.
4. Mahasiswa mampu menerapkan Hukum Gauss, Hukum Faraday, dan
Hukum Ampere yang merupakan hukum dasar elektromagnetik pada suatu
medium dan mereduksinya dalam persamaan Maxwell.
18
19
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Materi Modul
Dalam mempelajari elektromagnetik, dikenal empat besaran vektor yang disebut medan elektromagnet,
yaitu :
Besaran E, B, D, H adalah vektor yang merupakan fungsi ruang dan waktu. Keempat
besaran vektor tersebut memiliki keterkaitan, dan sering disebut medan elektromagnet.
Semua percobaan medan elektromagnet sesuai dengan persamaan Maxwell.
1. PERSAMAAN MAXWELL PADA VAKUM
r
b. B = 0
r
c. E =
r
B
t
r
r
r
E
d. B = o J + o o
t
Vektor medan listrik dan medan magnet merupakan fungsi dari ruang dan waktu. Pada
keempat persamaan ini berlaku untuk medium ruang bebas (vakum). Ini dicirikan
dengan sifat vakum yaitu permitivitas listrik o dan permibilitas o. Permitivitas vakum
(ruang bebas) o = 8.854 x 10-12 Farad/meter, sedangkan permeabilitas vakum (ruang
bebas) adalah o = 4 x 10-7 Henry/meter.
Faktor (oo E/t) pada persamaan (d) merupakan koreksi yang dilakukan Maxwell
atas hukum Ampere. Terlihat ada keterkaitan antara medan listrik dan medan magnet
dalam persamaan Maxwell. Persamaan (a) dan (d) menunjukkan ada distribusi muatan
20
dan kerapatan arus J pada daerah peninjauan. Meskipun pada daerah peninjauan tak ada
distribusi muatan dan kerapatan arus namun persamaan Maxwell masih berlaku dan
dapat menentukan medan listrik dan medan magnet.
2. PERSAMAAN MAXWELL PADA MEDIUM
Pada medium material yang sangat dipengaruhi oleh polarisasi medan listrik dan medan
magnet. Nilai polarisasi akibat medan listrik adalah P = o e E, maka D = o E + P = E
Hal yang sama pada medan magnet yang menimbulkan magnetisasi pada material. Nilai
magnetisasi M = m H, maka H = 1/o B - M = 1/ B
Bentuk persamaan Maxwell pada muatan bebas f dan keraptan arus bebas Jf menjadi:
r
a. D = f
r
b. B = 0
r
r
B
c. E =
t
r
r r
D
d. H = J f +
t
dengan e adalah suseptibilitas listrik (tanpa dimensi).
m adalah suseptibilitas magnet (tanpa dimensi).
Besar atau nilai e dan m sesuai dengan medium (bahan) tempat medan listrik dan
medan magnet berada.
Soal-soal Yang Dipecahkan
1. Tentukan medan magnet B(y,t) yang berhubungan dengan medan listrik E(y,t) jika
diketahui E(y,t) = i 0,3 cos (wt+ky) dengan w dan k adalah konstanta.
2. Pada daerah bebas sumber H = z + y . Apakah D berubah terhadap waktu?
3. Berapa kerapatan muatan pada daerah dengan D = 2y .
4. Air laut pada frekuensi 4 x 108 Hz memiliki permitivitas = 81 o dan permeabilitas
= o serta resistivitas 0,23 ohm.meter. Berapakah kerapatan arusnya.
21
22
menyelesaikan
soal
tersebut.
Selain
itu,
m. Kegiatan Mahasiswa:
23
n. Proses Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran Kolaboratif untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi dalam kelompok. Berikut ini contoh
penyusunan Proses Pembelajaran yang berbasiskan kolaboratif.
1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan topik
yang akan dibahas.
2. Setiap kelompok belajar bersama membahas topik yang
diberikan. Hasil kelompok didiskusikan dalam kelas yang
didahului
dengan
persiapan
setiap
kelompok
untuk
24
1. Referensi/Buku Ajar/Jurnal
2. Diktat/Hand-Out
3. Sumber Lain (VCD, Film, Internet, Slide, dll.)
4. Nara sumber (Dosen Pengampuh).
5. Petunjuk Untuk Tutor
r. Daftar Nama Nara Sumber
No
Nama Dosen/Asisten
Kepakaran
Telpon
HP
Medan
Elektromagnet,
Material
0411873837
0816279785
s. Petunjuk Tutor
25
Modul
Lembar kerja
26
TOPIK MASALAH
: PERSAMAAN MAXWELL
JUDUL MAKALAH
: 1.
2.
3.
27
C. Indikator Penilaian
No.
NIM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
H21103022
H21104009
H21104024
H21104037
H21105002
H21105002
H21105003
H21105005
H21105006
H21105010
H21105011
H21105013
H21105015
H21105016
H21105018
H21105019
H21105020
H21105021
H21105022
H21105023
H21105025
H21105026
H21105027
H21105028
Nama Mahasiswa
Ketepatan penerapan
konsep (5%)
Arindah Ariany
Zulkifli Mubin
Trie Isyana
Nurwahidah
Musrida
Nurhaeni
Imelda
Neli
Muh.Hasruddin
Faradiba
Brilyan Rosario
Fitriyanti
Silvea Desi M
Agriani P.
Jamiatun
Kustia
Anita Limbong
Darmansyah
Sri Yunita
Priska P
Taufiqurrahman
Hasnia
Jefferey P.Langi
Purnama
28
Kejelasan
Uraian (4%)
Kedisiplinan(2%)
Pemahaman naskah
bhs. Inggeris (2%)
BAB. III
PENUTUP
Persamaan Maxwell terdiri dari empat buah persamaan yang merupakan reduksi dari
hukum dasar elektromagnetik. Maxwell memasukkan faktor koreksinya pada hukum
Ampere sehingga memenuhi kondisi fisika dan matematik. Persamaan Maxwell berlaku
secara umum baik pada medium vakum ataupun pada medium tertentu.
Pemahaman akan konsep model persamaan Maxwell dan juga contoh penerapannya
dalam menyelesaikan masalah fisika dijadikan bahan diskusi kelompok belajar.
Hasilnya belajar tersebut berupa makalah dan dipresentasikan di depan atau bersama
kelompok lainnya dengan arahan dari nara sumber (dosen pengampu).
29
DAFTAR PUSTAKA
Griffiths, D.J., 1989; Introduction to electrodynamics, second edition, Prentice Hall,
Englewood Cliffs, USA
Liang Chi Shen dan Jin Au Kong, 2001, terjemahan Iwa Garniwa; Aplikasi Elektro
magnetik, jilid 1, Erlangga, Jakarta
Panosky,W. Dan Phillips, M. ; 1968, Classical electricity and magnetism, Addison
Wesley, New York, USA
30
MODUL III
31
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Merujuk dari modul sebelumnya (modul II Persamaan Maxwell) dapatlah
diturunkan persamaan gelombang elektromagnet dan bentuk fungsi gelombang
elektromagnet. Gelombang elektromagnet dapat menjalar pada medium vakum
dan bentuk medium lainnya. Pemanfatan gelombang elektromagnet telah
digunakan secara luas dalam masyarakat, misalnya penggunaan pada
komunikasi telpon selluler, televisi, radio, peralatan medis, masih banyak contoh
penggunaan lainnya.
J. Ruang Lingkup Isi
Modul III ini akan membahas bentuk persamaan gelombang masing-masing
untuk medan listrik E dan medan magnet B, yang selanjutnya disebut sebagai
persamaan gelombang elektromagnet yang diturunkan/didapatkan dari operasi
matematik persamaan Maxwell dengan memperhatikan kondisi fisik (gejala
Fisika) yang terjadi pada daerah pembahasan atau pengamatan. Model
persamaan gelombang elektromagnet sangat bergantung pada medium rambatan
atau penjalaran. Gelombang elektromagnet dapat menjalar meskipun pada
medium vakum. Kecepatan jalar gelombang elektromagnet sangat bergantung
medium yang dilaluinya, dalam hal ini berkaitan dengan indeks bias medium
tersebut.
K. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul ketiga setelah mempelajari modul II Persamaan
Maxwell baik pada vakum maupun pada suatu medium tertentu. Setelah
mempelajari modul ini maka pembahasan dapat dilanjutkan pada modul ke IV
yaitu Pantulan dan transmisi gelombang elektromagnet
L. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran pembelajatan modul adalah memberikan tersinkronisasi dengan
kompetensi yang dihasilkan dari proses pembelajaran. Kompetensi ini meliputi
32
33
BAB II.
PEMBELAJARAN
A. Materi Modul
Pada daerah dimana tidak terdapat muatan listrik (=0) dan juga arus listrik (J=0),
maka persamaan Maxwell dinyatakan sebagai :
r
E = 0
(i)
r
(ii)
B = 0
r
r
B
(iii)
E =
t
r
r
E
(iv)
B = o o
t
Pada persamaan (iii) dan (iv) dioperasikan sebagai berikut :
r
r
B
( E ) =
r
r
r
r
2E
2
( E ) E = ( B ) = o o 2
t
t
r
r
( B ) = o o
t
r
r
r
r
2B
2
( B ) B = o o ( E ) = o o 2
t
t
r
r
Karena (i) E = 0 dan juga (ii) B = 0 maka diperoleh persamaan gelombang
34
o o
= 3 x108 m / s
Pada medium non vakum (material) dengan kondisi tak ada muatan bebas dan arus
bebas dalam medium tersebut. Dan jika mediumnya linier (D = E dan H = [1/]B) dan
homogen sehingga dan tidak berubah dari titik ke titik (posisi). Diperoleh persamaan
gelombang elektromagnet yang serupa diatas namun kecepatan penjalarannya menjadi v
dengan indeks bias medium = n
v=
c
n
35
r
~
E ( x, t ) = E o e i ( kx wt )
r
~
B(x, t ) = Bo e i ( kx wt )
~
~
Eo dan Bo merupakan amplitudo medan dalam bentuk kompleks
r
r
B
E =
t
(iv)
r
r
r
E
B =
+ E
t
r
~
B(x, t ) = Bo e i ( kx wt )
~ ~
Eo , Bo dan k dalam bentuk kompleks.
36
soal
tersebut.
Selain
itu,
37
v. Kegiatan Mahasiswa:
mengikuti
kuliah
pengantar
dasar-dasar
38
w. Proses Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran Kolaboratif untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi dalam kelompok. Berikut ini contoh
penyusunan Proses Pembelajaran yang berbasiskan kolaboratif.
1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan topik
yang akan dibahas.
2. Setiap kelompok belajar bersama membahas topik yang
diberikan. Hasil kelompok didiskusikan dalam kelas yang
didahului
dengan
persiapan
setiap
kelompok
untuk
39
y. Strategi Pembelajaran
1. Referensi/Buku Ajar/Jurnal
2. Diktat/Hand-Out
3. Sumber Lain (VCD, Film, Internet, Slide, dll.)
4. Nara sumber (Dosen Pengampuh).
5. Petunjuk Untuk Tutor
aa. Daftar Nama Nara Sumber
No
Nama Dosen/Asisten
Kepakaran
Telpon
HP
0411873837
0816279785
Medan
Elektromagnet,
Material
Aplikasi
gelombang
elektromagnet
40
Modul
Lembar kerja
41
TOPIK MASALAH
: GELOMBANG ELEKTROMAGNET
JUDUL MAKALAH
: 1.
2.
3.
42
C. Indikator Penilaian
No.
NIM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
H21103022
H21104009
H21104024
H21104037
H21105002
H21105002
H21105003
H21105005
H21105006
H21105010
H21105011
H21105013
H21105015
H21105016
H21105018
H21105019
H21105020
H21105021
H21105022
H21105023
H21105025
H21105026
H21105027
H21105028
Nama Mahasiswa
Ketepatan
penerapan
konsep (4%)
Arindah Ariany
Zulkifli Mubin
Trie Isyana
Nurwahidah
Musrida
Nurhaeni
Imelda
Neli
Muh.Hasruddin
Faradiba
Brilyan Rosario
Fitriyanti
Silvea Desi M
Agriani P.
Jamiatun
Kustia
Anita Limbong
Darmansyah
Sri Yunita
Priska P
Taufiqurrahman
Hasnia
Jefferey P.Langi
Purnama
43
Kejelasan
uraian
(5%)
Kemampuan
menyelesaikan
pers.gel. (10%)
Kedisiplinan
Kerja sama
(2%)
(2%)
Pemahaman
naskah bhs.
Inggeris (2%)
BAB. III
PENUTUP
44
DAFTAR PUSTAKA
Griffiths, D.J., 1989; Introduction to electrodynamics, second edition, Prentice Hall,
Englewood Cliffs, USA
Liang Chi Shen dan Jin Au Kong, 2001, terjemahan Iwa Garniwa; Aplikasi Elektro
magnetik, jilid 1, Erlangga, Jakarta
Panosky,W. Dan Phillips, M. ; 1968, Classical electricity and magnetism, Addison
Wesley, New York, USA
45
MODUL IV
46
BAB I
PENDAHULUAN
M. Latar belakang
Penggunaan gelombang elektromagnet sudah semakin luas jangkauannya dalam
kehidupan sehari-hari. Terutama penggunaan dalam bidang komunikasi (radio,
televisi, telpon), peralatan medis (MRI, C-Scan), alat rumah tangga. Sifat umum
dari gelombang adalah mengalami pantulan dan transmisi jika menjalar dalam
suatu medium yang memiliki indeks bias medium yang berbeda. Pantulan dan
transmisi gelombang elektromagnet terjadi pada permukaan batas yang
memisahkan dua medium yang berbeda. Medan elektromagnet pada medium 1
dan medium 2 sesuai dengan persamaan Maxwell dan hubungan konstitutif
masing-masing. Selain itu gelombang elektromagnet juga menimbulkan radiasi
pada medium di sekitarnya. Besarnya radiasi yang ditimbulkan bergantung besar
energi yang dimilikinya.
N. Ruang Lingkup Isi
Sifat umum dari gelombang adalah mengalami pantulan dan transmisi jika
menjalar dalam suatu medium yang memiliki indeks bias medium yang berbeda.
Gejala fisis ini juga terjadi pada gelombang elektromagnet. Akan dibahas gejala
pantulan dan transmisi gelombang elektromagnet saat melewati medium yang
berbeda. Selain itu akan dibahas pula radiasi gelombang elektromagnet pada
vakum dan suatu medium tertentu.
O. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul keempat setelah mempelajari modul persamaan
gelombang elektromagnet baik pada vakum maupun pada suatu medium
tertentu. Peristiwa pantulan, transmisi dan radiasi merupakan sifat gelombang
elektromagnet.
P. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran
pembelajatan
modul
adalah
memberikan
sinkronisasi
dengan
47
48
BAB II
PEMBELAJARAN
B. Materi Modul
Sebelum membahas sifat pantulan dan transmisi gelombang elektromagnet perlu
dijelaskan terlebih dahulu syarat batas yang harus dipenuhi oleh medan elektromagnet
saat berada pada permukaan batas antara dua medium yang berbeda.
1. Kondisi perbatasan
Secara umum, medan E, B, D, H akan tidak kontinu pada perbatasan antara dua
medium yang berbeda , atau pada permukaan yang memiliki kerapatan muatan
atau kerapatan arus K. Hal tersebut dapat diperoleh dari persamaan Maxwell
dalam bentuk integral.
a
(i ) D dar = Q f
S
D1
(ii ) B dar = 0
S
d r r
B da
dt S
L
r r
r
d r r
L H dl = I f + dt S D da
(iii ) E dl
(iv )
D2
Gunakan lapisan tipis pada persamaan (i) seperti pada gambar sehingga
diperoleh : D1 . a D2 . a = f a
Dianggap ketebalannya semakin menipis, lalu komponen D yang tegak lurus
permukaan akan tidak kontinu (diskontinu) sebesar kerapatan muatan.
D1 D2 = f
Hal sama pada persamaan (ii) yang hasilnya :
B1 B2 = 0
Penyelesaian persamaan (iii) dengan lintasan (loop) yang tipis pada suatu
permukaan memberikan :
r
r r
d r r
E1 l E 2 l = B da
dt S
49
Saat ketebalan lintasan mendekati nol, kerapatan fluks magnet mendekati nol
atau tak ada lagi, sehingga diperoleh :
E1 // E 2 // = 0
1 E1 2 E 2 = f
(ii )
B1 B2 = 0
(iii )
E1 // E 2 // = 0
(iv)
B1 //
)
B2 // = K f n
Jika tak ada muatan bebas atau arus bebas pada perbatasan, maka diperoleh :
(i )
1 E1 2 E 2 = 0
(ii )
B1 B2 = 0
(iii )
E1 // E 2 // = 0
(iv)
B1 //
B2 // = 0
Tinjau gelombang datar (plane wave) berfrekuensi w menjalar dalam arah x dan
terpolarisasi dalam arah y. Fungsi gelombang elektromagnetiknya :
~
~
E I ( x , t ) = E 0 I e i ( k 1 x wt ) j
i ( k1 x wt )
~
~
B I ( x, t) = ( 1 )E 0I e
k
v1
50
Hal ini akan membeikan gelombang pntul pada medium pertama sebesar :
~
~ i ( k x wt )
E R ( x, t ) = E0 Re 1
j
~
~ i ( k1x wt )
BR ( x, t ) = ( 1 ) E0 R e
k
v1
Akan ditransmisikan ke medium dua sebesar :
~
~
E T ( x , t ) = E 0 T e i ( k 2 x wt ) j
i ( k 2 x wt )
~
~
BT ( x , t ) = ( 1 ) E 0 T e
k
v2
Jika 1 = 2 = 0
permukaan adalah :
R=
I R E0 R
=
I I E 0 I
n n
= 1 2
n1 + n2
I
v E
T = T = 2 2 0T
I I 1v1 E0 I
n 2 n1
= 2
n1 n1 + n2
sin T n1
=
sin I n2
51
Energi radiasi oleh osilasi dipol listrik p(t) = q(t) s = (qo cos wt) s = po cos wt
adalah :
2
r 1 r r o po w 2 sin
S=
EB =
cos w(t r / c ) r
o
c 4 r
r
p 2 w 4 sin 2
S = o o2 2 r
32 c r
Intensitasnya sebesar :
r 1 r r o mo w 2
S=
EB =
o
c 4 c
sin
cos w(t r / c ) r
r
o mo2 w 4
S =
32 2 c 3
Intensitasnya sebesar :
sin 2
2 r
r
1. Tinjau pantulan dari ionosfir. Tentukan total medan E pada kedua medium, dengan
asumsi polarisasi tegak lurus dengan kuat medan E yang ada sama dengan Eo.
udara
ionosfir
z
o
45
o, = o (1-wp2/w2)
o , o
r
2. Diketahui medan listrik E = i + i j e i z
r
dan H = j i i e i z
52
dd. Skenario yang dapat dibuat dalam proses pembelajaran mata kuliah
53
soal
tersebut.
Selain
itu,
54
Dalam proses pembelajaran Kolaboratif untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi dalam kelompok. Berikut ini contoh
penyusunan Proses Pembelajaran yang berbasiskan kolaboratif.
1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan topik
yang akan dibahas.
2. Setiap kelompok belajar bersama membahas topik yang
diberikan. Hasil kelompok didiskusikan dalam kelas yang
didahului
dengan
persiapan
setiap
kelompok
untuk
55
1. Referensi/Buku Ajar/Jurnal
2. Diktat/Hand-Out
3. Sumber Lain (VCD, Film, Internet, Slide, dll.)
4. Nara sumber (Dosen Pengampuh).
5. Petunjuk Untuk Tutor
jj. Daftar Nama Nara Sumber
No
Nama Dosen/Asisten
Kepakaran
Telpon
HP
Medan
Elektromagnet,
Material
0411873837
0816279785
56
Aplikasi
gelombang
elektromagnet
Modul
Lembar kerja
57
TOPIK MASALAH
JUDUL MAKALAH
: 1.
2.
3.
58
C. Indikator Penilaian
No.
NIM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
H21103022
H21104009
H21104024
H21104037
H21105002
H21105002
H21105003
H21105005
H21105006
H21105010
H21105011
H21105013
H21105015
H21105016
H21105018
H21105019
H21105020
H21105021
H21105022
H21105023
H21105025
H21105026
H21105027
H21105028
Nama Mahasiswa
Ketepatan
penerapan
konsep (4%)
Arindah Ariany
Zulkifli Mubin
Trie Isyana
Nurwahidah
Musrida
Nurhaeni
Imelda
Neli
Muh.Hasruddin
Faradiba
Brilyan Rosario
Fitriyanti
Silvea Desi M
Agriani P.
Jamiatun
Kustia
Anita Limbong
Darmansyah
Sri Yunita
Priska P
Taufiqurrahman
Hasnia
Jefferey P.Langi
Purnama
59
Kejelasan
uraian
(5%)
Kemampuan
menyelesaikan
sifat gel.(10%)
Kedisiplinan
(2%)
Kerja sama
(2%)
Pemahaman
naskah bhs.
Inggeris (2%)
BAB. III
PENUTUP
lx
DAFTAR PUSTAKA
Griffiths, D.J., 1989; Introduction to electrodynamics, second edition, Prentice Hall,
Englewood Cliffs, USA
Liang Chi Shen dan Jin Au Kong, 2001, terjemahan Iwa Garniwa; Aplikasi Elektro
magnetik, jilid 1, Erlangga, Jakarta
Panosky,W. Dan Phillips, M. ; 1968, Classical electricity and magnetism, Addison
Wesley, New York, USA
lxi