Anda di halaman 1dari 1

INVERSI GEOSTATISTIK DENGAN MENGGUNAKAN GABUNGAN METODA

SEQUENTIAL GAUSSIAN SIMULATION (SGS) DAN SIMULATED ANNEALING (SA)

I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Inversi geostatistika merupakan suatu
metode inversi yang memanfaatkan prinsip
kontinuitas spatial. Prinsip ini mengasumsikan
adanya pola spatial dari data pengamatan
yang memenuhi kaedah statistik spatial (geostatistics), dimana nilai suatu variabel di suatu
tempat dapat dinyatakan sebagai kombinasi
linier dari data-data pengamatan di tempat
lainnya.
Pada kasus seismik inversi lapisan
tipis dengan metoda konvensional, solusi
inversi akan memberikan hasil yang tidak unik
karena batas atas dan bawah dari lapisan tipis
tersebut tidak dapat dipisahkan secara seismik.
Dalam penyelesaian masalah ini, diperlukan
suatu metoda yang dapat memberikan
sebanyak mungkin solusi layak (reliable
solution) serta kemudian memilih yang terbaik
dari solusi tersebut. Bila data sumur yang
tersedia sebagai constraint cukup banyak dan
tersebar merata, maka gabungan antara metoda
Sequential Gaussian Simulation (SGS) sebagai
penyedia solusi layak dengan metoda
Simulated Annealing (SA) sebagai pemilih
solusinya dapat digunakan sebagai core dalam
inversi geostatistika.
Metoda SGS (Nusyirwan, 2007) yang
digunakan sebagai forward modeller dalam
inversi geostatistika akan menyediakan solusi
layak secara spatial. Namun, belum tentu
menghasilkan solusi dengan nilai kesalahan
(nilai fungsi objektif) yang kecil, karena sifat
dari SGS yang menempatkan titik estimasi
berdasarkan sebaran random. Oleh karena itu,
diperlukan metoda Simulated Annealing (SA)
dalam proses pencarian solusi terbaiknya.
Metoda SA tidak hanya mencari model
yang berasosiasi dengan penurunan fungsi
objektif namun juga dapat menerima model
dengan peningkatan nilai fungsi objektif, yaitu
dengan memperhitungkan probabilitas yang
dikontrol oleh faktor temperatur. Mekanisme
ini memungkinkan solusi/model terhindar dari
minimum lokal.

I.2. Tujuan
Memodelkan pinch-out data seismik
dengan Sequential Gaussian Simulation

(SGS)
dan
menerapkan
Simulated
Annealing (SA) pada pemilihan model.
Membandingkan hasil yang didapat dari
data seismik sintetik tidak bernoise
dengan data seismik sintetik bernoise.

I.3. Batasan Masalah


Data yang digunakan adalah data seismik
sintetik.
Data sintetik yang dimodelkan berupa data
sintetik tanpa noise (noise free) dan
sintetik dengan 20% noise.
Forward modelling dilakukan dengan
menggunakan SGS.
Invers modelling dilakukan dengan
menggunakan SA.

II. TEORI DASAR


II.1. Seismik Inversi
Seismik inversi adalah proses
pencarian model bawah permukaan yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi sifat
fisis bumi berdasarkan informasi rekaman
seismik di permukaan. Upaya inversi
merupakan gabungan antara upaya pemodelan
(forward modeling) dengan upaya pencarian
model terbaik yang dapat mensimulasikan data
pengamatan. Pada pemodelan seismik,
Forward modeling merupakan operasi
konvolusi antara wavelet sumber dengan
kontras impedansi akustik bumi (koefisien
refleksi). Inverse modelingnya, adalah upaya
untuk mencari impedansi akustik yang dapat
menghasilkan model trace seismik sesuai
dengan data pengamatan.
Trace seismik adalah data seismik
yang terekam oleh satu perekam. Trace
seismik mencerminkan respon dari medan
gelombang elastik terhadap kontras impedansi
akustik (reflektivitas) pada batas lapisan
batuan sedimen yang satu dengan batuan
sedimen yang lain.
Secara matematika, trace seismik
merupakan konvolusi antara wavelet sumber
gelombang dengan reflektivitas bumi, yaitu :
W * RC = S

( 2.1 )

Pada rumus di atas, W adalah wavelet


dan dikonvolusikan dengan RC yang
merupakan reflektivitas bumi dan akan

Anda mungkin juga menyukai