Disetujui Oleh :
Disahkan di
: Malang
Oleh
Direktur Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon
dr.Sayyidah Mirfat
Jln.Raya Sukosari no.32,
NIP: 19870411.201110.02.052
RUMAH SAKIT UMUM
ISLAM
MADINAH KASEMBON
PERATURAN DIREKTURRUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON
NOMOR : 01/PNDN/P2K3/DIR/RSUIM/I/2016
TENTANG
PANDUAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
DENGAN RAHMAT ALLOH SWT
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON
Menimbang
Pengelolaan
Kasembon
sebagai
landasan
bagi
pertimbangan
sebagaimana
:
3
Pertama
MADINAH
KASEMBON
PANDUANPENGELOLAAN
BAHAN
TENTANG
BERBAHAYA
MADINAH KASEMBON
: Kebijakan yang dimahsud pada diktum pertama sebagai
Ketiga
Keempat
Kelima
Kasembon.
: Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya,
Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 02 Januari2016
Direktur Rumah Sakit Umum Islam Madinah
Kasembon
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM ISLAM
MADINAH KASEMBON
NOMOR 01/PNDN/IPSRS/DIR/RSUIM/I/2016
TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
(B3)
1. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya
dan atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya
2. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan,
menggunakan dan atau membuang B3
3. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan kuantitas
B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan
4.
5.
6.
7.
F. PRINSIP
1. Perencanaan berdasarkan SOP di Instalasi Farmasi, pengadaan bersumber dari distributor
resmi, mempunyaisertifikatanalisadaripabrik,melampirkan MSDS
2. PenerimaanB3denganmemeriksawadahdanpengemas,memperhatikanlabeldan simboldan atau
tulisan berupakalimatperingatan berbahaya.
3. Setiap
tempat penyimpanan B3 wajib diberikan simbol dan labelserta dilengkapi
denganLembarDataKeselamatanBahan(MaterialSafetyDataSheet).
SimbolB3
adalahgambaryang
menunjukkanklasifikasiB3,sedangkanlabelB3adalahuraian
singkatyangmenunjukkan antaralain klasifikasidanjenisB3. Lembar DataKeselamatan Bahan
berisi:
a. Merek dagang
b. RumuskimiaB3
c. JenisB3
d. KlasifikasiB3
e. Teknikpenyimpanan, dan
f. Tatacarapengamanan bilaterjadikecelakaan
Lembardatapengamananiniharusdiletakkanpadatempatyang
mudahdilihatdan
dibacauntuk
lepas
simboldan labelyangbaru).
7
5. PengangkutanB3wajibmenggunakansaranapengangkutanyangbaikoperasiserta
pelaksanaanyasesuaidengantatacarapengagkutanyangdiaturdalamperundangundanganyangberlaku.
6. TempatpenyimpananB3harusditempatkanpadalokasiyangamandanbaikdan dilengkapidengan
sistimtanggapdaruratdan prosedur penangannan B3.
7. Bekerja menggunakan B3 dengan cara menjaga
perilaku
pribadi
mengurangipaparandenganB3,menghindaricederamata,menghindarimencerna
menghindaripenghirupan
B3,
meminimalkan
(AlatPelindungDiri).
kontak
saat
bekerja,
B3,
kulit,menggunakanAPD
BAB II
RUANG LINGKUP
A. KLASIFIKASI B3
1. Mudah Meledak
Keterangan :
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 oC, 760 mmHg)
dapat meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan di sekitarnya.
2. Mudah Menyala
Keterangan :
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena kontak dengan udara
pada temperatur ambien
b. Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api
c. Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal
d. Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang berbahaya, jika
bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab
e. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 OC dan titik didih lebih rendah
atau sama dengan 35oC
f. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0OC 21oC
g. Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau pada titik nyala
(flash point) tidak lebih dari 60oC (140 oF) akan menyala apabila terjadi kontak dengan
9
api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya
dapat dilakukan dengan metode Closed-Up Test
h. Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC dan 760 mmHg) dengan mudah
menyebabkan terjadinya kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan
kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus
menerus dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujian Seta Closed Cup Flash Point
Test-nya menunjukkan titik nyala kurang dari 40oC
i. Aerosol yang mudah menyala
j. Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
k. Peroksida organik.
3. Pengoksidasi
Keterangan :
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan
api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahan-bahan yang sifatnya mudah
terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara.
4. Beracun
Keterangan :
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang cukup serius
apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat
racun ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat beracun dan beracun);
dan/atau
10
Keterangan :
Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika
terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan sampai tingkat tertentu.
6. Iritan
Keterangan :
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus menerus
dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan
b. Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal dapat menyebabkan
iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing;
c. Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit; dan/atau
d. Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius pada mata.
7. Korosif
Keterangan :
11
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut::
a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi >
6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55oC; dan/atau
c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih
besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.
8. Berbahaya Bagi Lingkungan
Keterangan :
Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap
lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau
organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan
ozon
9. Karsinogenik, Teratogenik dan Mutagenik
Keterangan :
Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan
ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:
a. Karsinogenik yaitu penyebab sel kanker
b. Teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan
embrio
12
c. Mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat
merubah gentica
d. Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
e. Toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
f. Gangguan saluran pernafasan.
10. Gas Bertekanan
Keterangan :
Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat
meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat menyebabkan
kebakaran.
13
GLISERIN
PERINGATAN !!!
BAHAN PENYEBAB IRITASI
Gunakan sarung tangan, masker, apron saat menggunakan bahan. Selalu tutup rapat kemasan.
Simpan kemasan di tempat yang sejuk.
JIKA TERKENA KULIT : Basuh dengan air dan sabun
JIKA TERKENA MATA : Basuh dengan air dan sabun
JIKA TERTELAN
: Bawa ke dokter
Lihat Data Keselamatan Bahan untuk penggunaan bahan produk secara aman
14
BAB III
TATA LAKSANA
A. PROSEDURUMUMPENGELOLAAN B3
1. Pengadaan B3
a. Tiap-tiap unit yang memerlukan bahan B3 dapat meminta dan mengambil ke bagian logistik
b. Sebelum pendistribusian ke masing-masing unit, menghubungi tim K3RS untuk memasang
label/simbol pada bahan B3 tersebut
c. Pendistribusian bahan B3 menggunakan trolly tertutup khusus B3
d. Bila bahan telah habis maka unit terkait meletakkantempat/kemasan pada tempat
penyimpanan limbah B3
2. Prosedur PenerimaanBahanBerbahaya (Identifikasi B3)
a. Memeriksawadah dan pengemas
b. Kemasanyangditerimaharusdalambentukaslidandalamkeadaanutuhserta mencantumkan:
1) Namasediaan atau namabarang
2) Isi/bobotnetto
3) Komposisi isinyadalamnamakimia
4) Nomor registrasi
5) Pentunjuk carapenggunaan
6) Pentunjuk carapenanganan untuk mencegahbahaya
7) TandaPeringatan lainnya
8) Namadan alamatpabrik yangmemproduksi
9) Carapertolongan pertama akibatbahan berbahaya
c. Memperhatikanlabelberupasimbol,gambardanatautulisanberupakalimat
peringatanberbahayamisalnya: BahanPeledak,BahanRacun,Bahan Korosif, Bahan
Berbahaya, Bahan Iritasi, Bahan Mudah Terbakar, dll.
3. Prosedur PenyimpanananB3 di Unit Kerja
a. Menyimpan bahan berbahayasesuaidenganketeranganpadapengemas, misalnya:
b.
Harusterpisah daribahanmakanan, bahanpakaian dan bahan lainnya
c.
Tidak menimbulkan interaksi antar bahanberbahayasatu denganyanglain
d.
Bahan yang mudah meledak dijauhkan dari bangunan yang menyimpan oli, gemuk,
e.
apiyangmenyala
Bahan yang mudah mengoksidasi harus disimpan ditempat yang sejuk dan
f.
mendapatpetukaran udarayangbaik
Bahanyangmudahmenyala(terbakar)harusdisimpanditempatterpisahdari
tempatpenyimpanan perbekalan farmasi lain, mudah dilokalisir bila terjadi kebakaran,tahan
g.
yangbaik,
h.
Bahankorosif(bisajugauntukbahanyang
i.
irritant)harusdisimpandi
tempatyang
mudahmenyerapuapairharusdisimpandalamwadahtertutup
rapatyangberisizatpenyeraplembab,bahanyangmudahmenyerapCO 2
disimpandenganpertolongankapur
j.
tertutup
tohor,danbahanyang
harus
harusterlindung
dari
Pemberian label
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3.
Bentuk dan ukuran label adalah persegi panjang (3:1), warna dasar putih dan tulisan serta garis
tepi berwarna hitam.
16
Menyertakan MSDS
Lembar data keselamatan bahan (Material Safety Data Sheet, MSDS) memberikan informasi
tentang potensi bahaya zat komersial dan tindakan keselamatanyang perlu diikuti
pengguna.Lembaga harus menyimpan MSDS yang disediakan oleh pemasok kimia, dan
membuatnya tersedia untuk pekerja, lembaga penanggulangan keadaan darurat, dan lainnya.
Pegawai harus memeriksa MSDS untuk setiap bahan kimia tak dikenalsebelum mulai bekerja.
File MSDS dapat berada di setiap laboratorium atau hanyadisimpan di tempatterpusat. Banyak
laboratorium yang saat ini mengakses MSDS secara elektronik.Pegawai laboratorium dapat
selalu menghubungi pemasok kimiasecara langsung danmeminta agar MSDS dikirim melalui
surat.MSDS berisi :
a. Merek dagang
b. Rumus kimia B3
c. Jenis B3
d. Klasifikasi B3
e. Teknik Penyimpanan, dan
f. Tata cara pengamanan bila terjadi kecelakaan
MSDS harus diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca untuk memudahkan
tindakan pengamanan bila diperlukan.
5. Tempat penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan lebih dari 1 (satu) karakteristik limbah
B3, maka ruang penyimpanan:
17
atau
kegaduhan
berlebih
terjadi kapan
pun,ataupun
bahanB3
menggunakan
masker),
meminimalkan
kontakkulitdengan
atau
tempatbahan
kimiaberbahayadigunakan.
cangkir,danperalatanmakandanminumlainnyadi
disimpan, ataupun
mengecap
tempat
lebihspesifikdapat
jenis B3 yangterpapar,
untuk
lebihjelasdilihatpadaMSDSmasing-masing
penanganan
B3.Adapun
seminimalmungkin,misalnyadengancara
mengguyur air
1) Mata
Sesegeramungkindicucidenganairmengalir(selama15menit),kemudian matadikedipkedipkan supaya tercuciseluruh permukaanmatadengan air.
18
2) Kulit
Bilaterjadikontakpadakulit,segeradicucidenganairmengalir.Pakaiandan
sepatu
segardantidakadabahanpaparan.Nilaipernafasannya,bilatidakadequat
berikan
6.
7.
8.
9.
20
b. Prosedur Kerja
1. Mencuci tangan
2. Gunakan Prinsip ABSB (Amankan, Bendung, Serap, Bersihkan)
a) Amankan : diri kita pakai ( APD ) & lokasi
b) Bendung / lokalisir tumpahan dengan serbuk gergaji
c) Serap / tutupi tumpahan dengan absorben (kertas atau tissue)
d) Bersihkan tumpahan dan bilas dengan air sampai bersih
1) Masukkan absorben ke kantongplastik kuning 1
2) Masukkan alat-alat, lepas APD, ke kantong plastik kuning 2
3) Rapikan dan kembalikan spill kit ke tempatnya
4) Bersihkan bekas tumpahan denganpembersih lantai sampai bersih
3. Mencuci tangan
4. Ganti segera semua peralatan dan cuci
5. Bila terjadi paparan pada staff ikuti prosedur standar (SOP tumpahan B3)
10. Prosedur Penyimpanan, Pengangkutan dan PerlakuanBuangan Limbah Bahan
Bebahaya dan Beracun
a. Cara Penyimpanan Limbah B3
1) Isolasi dari material lain dan dijauhkan bahan makanan dan minuman
2) Selalu dalam kemasan atau botol aslinya
3) Dijaga dari kerusakan dan kebocoran kemasan
4) Bersihkan setiap tumpahan (dengan menggunakan spill kit)
5) Selalu dilengkapi dengan MSDS bahan berbahaya
6) Tempat penyimpanan terbatas hanya pada petugas yang menggunakan
APD
b. Cara Pengangkutan Limbah B3
1) Susun kemasan atau wadah ( kontainer, jurigen, botol, tabung)
2) Jangan campur dengan bahan lain
3) Pengangkutan dilakukan dengan hati-hati
c. Cara Perlakuan Buangan Limbah B3
Pemusnahan bekerjasama dengan pihak ketiga PT. PRIA
11. Pelaporan Tumpahan B3
a. Unit yang mengalami tumpahan B3
b. Melapor pada tim K3RS dengan menelepon 124 (Ruang TU)
c. Sebutkan nama pelapor.
d. Sebutkan kode darurat yang dihadapi ( kode oranye )
e. Sebutkan lokasi kejadian.
f. Laporkan situasi terakhir.
g. Lapor kembali ke ext. 124 bila situasi sudah teratasi.
h. Mengisi form pelaporan kejadian tumpahan B3
B. DAFTAR INVENTARIS BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA DAN
BERACUN RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON
NO
1
2
3
RUANGAN
UGD
Poli umum
Poli gigi
Radiologi
Lab
NAMA B3
Gliserin
Gliserin
Arsenic
Endometason
Developer
Fixer
Xylol
Buffer
SIFAT
bahan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi
bahan berbahaya
bahan berbahaya
bahan berbahaya dan mudah menyala
bahan penyebab iritasi
21
Eosin
Giemsa
Obgyn
OK
HCU dan
Eter alkohol
ZN
EDTA
Carbol Fuchin
Oil Emersi
Methyl Blue
Klorin
Salvon
Klorin
Formalin
Isofloren
Savlon
EDTA
lingkungan
bahan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi dan beracun
bahan berbahaya dan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi dan beracun
bahan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi
bahan berbahaya dan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi
Perawatan anak
9
Ruang CS
Gliserin
Presept
10
11
12
13
IPS
Gizi
Laundry
IPAL
Solar
LPG
Klorin
Air Limbah
C. PENGELOLA B3
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) wajib dikelola oleh petugas yang telah berkompeten
serta memiliki sertifikat pelatihan tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
dengan pengawasan Ketua Panitia Pembina Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (P2K3)
22
BAB IV
PENUTUP
PanduanB3
(BahanBerbahaya
dan
Beracun)wajibdilaksanakan
menentukan
keberhasilan
daripengelolaan
B3yang
23
Lampiran 1
FORM PELAPORANKECELAKAANTUMPAHAN B3
YangTerlibatDalamKecelakaan
B3YangMenyebabkan Kecelakaan
Kecelakaan YangTerjadi
Kronologi TerjadiKecelakaan
Pelapor
24
Lampiran 2
TabelDaftarB3danBahayanyamenurutPPNo.472Tahun1996Tentang Pengamanan Bahan
BerbahayaBagi Kesehatan
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Lampiran 3
MSDS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
Gliserin
Arsenic
Endometason
Developer
Fixer
Xylol
Buffer
Eosin
Giemsa
Eter alkohol
0
11 ZN
1 EDTA
2
1
Carbol Fuchin
3
1
Oil Emersi
4
1
Methyl Blue
5
1
Klorin
6
1
Salvon
7
1
Klorin
8
1
Formalin
9
2
Isofloren
0
2
EDTA
1
2
Presept
35