Anda di halaman 1dari 35

PANDUAN

PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON
TAHUN 2016

RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON


Jl. Raya Sukosari No: 32 Kasembon Malang
Telp. (0354) 328144 Fax. 326688
LEMBAR PENGESAHAN
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Kepala Panitia Pembina K3


dr.Paramedya Anggita Marga

Disetujui Oleh :

Yusuf Aditya R, S.E,Ak, MM

Disahkan di

: Malang

Pada Tanggal : 02 Januari 2016

Oleh
Direktur Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon

dr.Sayyidah Mirfat
Jln.Raya Sukosari no.32,
NIP: 19870411.201110.02.052
RUMAH SAKIT UMUM
ISLAM

MADINAH KASEMBON

Kasembon Malang, 65393


Telp.(0354)326688 Fax.(0354)328144
Email.rsuimadinah@yahoo.com


PERATURAN DIREKTURRUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON
NOMOR : 01/PNDN/P2K3/DIR/RSUIM/I/2016
TENTANG
PANDUAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
DENGAN RAHMAT ALLOH SWT
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON

Menimbang

a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Rumah Sakit
Umum Islam Madinah Kasembon, maka diperlukan
untuik melakukan pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun;
b. bahwa agar

Pengelolaan

Bahan Berbahaya dan

Beracun (B3) di Rumah Sakit Umum Islam Madinah


Kasembon dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Islam
Madinah

Kasembon

sebagai

landasan

bagi

penyelenggaraan pelayanan Bahan Berbahaya dan


Beracun (B3) di Rumah Sakit Umum Islam Madinah
Kasembon;
c. bahwa berdasarkan

pertimbangan

sebagaimana

dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan


peraturan direktur Rumah Sakit Umum Islam Madinah
Kasembon.
MEMUTUSKAN
Menetapkan

:
3

Pertama

: PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


ISLAM

MADINAH

KASEMBON

PANDUANPENGELOLAAN

BAHAN

TENTANG
BERBAHAYA

DAN BERACUN (B3) RUMAH SAKIT UMUM ISLAM


Kedua

MADINAH KASEMBON
: Kebijakan yang dimahsud pada diktum pertama sebagai

Ketiga

mana terlampir dalam Lampiran Peraturan ini.


: PanduanPengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon harus
dibahas sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) tahun sekali
dan apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan sesuai

Keempat

dengan perkembangan yang ada.


: PanduanPengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon digunakan
sebagaimana pelaksanaan kerja Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) Rumah Sakit Umum Islam Madinah

Kelima

Kasembon.
: Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya,
Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 02 Januari2016
Direktur Rumah Sakit Umum Islam Madinah
Kasembon

dr. Sayyidah Mirfat


NIP: 1987011.201110.02.052

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM ISLAM
MADINAH KASEMBON
NOMOR 01/PNDN/IPSRS/DIR/RSUIM/I/2016
TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
(B3)

PANDUANPENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah salah satu instansi yang dalam kegiatannya selalu menggunakan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) terutama dalam melakukan pelayanan kepada pasien.
Untuk menjaga keamanan dan keselamatan pasien maupun karyawan rumah sakit, Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) perlu pengelolaan khusus agar tidak menimbulkan dampak negatif
pada karyawan maupun pasien dirumah sakit.
B. TUJUAN
1. Sebagai acuan untuk rumah sakit mengenai pengelolaan B3
2. Untuk menghindari bahaya yang timbul bagi karyawan yang melakukan penyimpanan B3
ataupun akan menggunakan B3
3. Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan karyawan maupun pasien dalam melakukan
pelayanan kesehatan
C. KEBIJAKAN
Penyimpanan bahan berbahaya harusditempat yang terpisah, tersediaAPAR dan
diberilabelsesuaiklasifikasiB3.
D. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya Dan Beracun
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pemberian
Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun
E. DEFINISI
6

1. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya
dan atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya
2. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan,
menggunakan dan atau membuang B3
3. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan kuantitas
B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan
4.
5.
6.
7.

mahluk hidup lainnya


Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3
Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3
Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3 dan dilengkapi penutup
Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk lain yang digunakan
untuk menyimpan kemasan B3

F. PRINSIP
1. Perencanaan berdasarkan SOP di Instalasi Farmasi, pengadaan bersumber dari distributor
resmi, mempunyaisertifikatanalisadaripabrik,melampirkan MSDS
2. PenerimaanB3denganmemeriksawadahdanpengemas,memperhatikanlabeldan simboldan atau
tulisan berupakalimatperingatan berbahaya.
3. Setiap
tempat penyimpanan B3 wajib diberikan simbol dan labelserta dilengkapi
denganLembarDataKeselamatanBahan(MaterialSafetyDataSheet).
SimbolB3
adalahgambaryang
menunjukkanklasifikasiB3,sedangkanlabelB3adalahuraian
singkatyangmenunjukkan antaralain klasifikasidanjenisB3. Lembar DataKeselamatan Bahan
berisi:
a. Merek dagang
b. RumuskimiaB3
c. JenisB3
d. KlasifikasiB3
e. Teknikpenyimpanan, dan
f. Tatacarapengamanan bilaterjadikecelakaan
Lembardatapengamananiniharusdiletakkanpadatempatyang

mudahdilihatdan

dibacauntuk

memudahkan tindakan pengamanan biladiperlukan.


4. Setiapbahanberbahayayangdiedarkanharusdiberiwadahdankemasandenganbaiksertaaman.Pen
andaaniniharusmudahdilihat,dibaca,dimengerti,tidakmudah
danlunturbaikkarenapengaruhsinar

lepas

maupuncuaca(bilamengalamikerusakan wajib diberikan

simboldan labelyangbaru).
7

5. PengangkutanB3wajibmenggunakansaranapengangkutanyangbaikoperasiserta
pelaksanaanyasesuaidengantatacarapengagkutanyangdiaturdalamperundangundanganyangberlaku.
6. TempatpenyimpananB3harusditempatkanpadalokasiyangamandanbaikdan dilengkapidengan
sistimtanggapdaruratdan prosedur penangannan B3.
7. Bekerja menggunakan B3 dengan cara menjaga

perilaku

pribadi

mengurangipaparandenganB3,menghindaricederamata,menghindarimencerna
menghindaripenghirupan

B3,

meminimalkan

(AlatPelindungDiri).

kontak

saat

bekerja,
B3,

kulit,menggunakanAPD

BAB II
RUANG LINGKUP
A. KLASIFIKASI B3
1. Mudah Meledak

Keterangan :
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 oC, 760 mmHg)
dapat meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan di sekitarnya.
2. Mudah Menyala

Keterangan :
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena kontak dengan udara
pada temperatur ambien
b. Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api
c. Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal
d. Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang berbahaya, jika
bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab
e. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 OC dan titik didih lebih rendah
atau sama dengan 35oC
f. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0OC 21oC
g. Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau pada titik nyala
(flash point) tidak lebih dari 60oC (140 oF) akan menyala apabila terjadi kontak dengan
9

api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya
dapat dilakukan dengan metode Closed-Up Test
h. Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC dan 760 mmHg) dengan mudah
menyebabkan terjadinya kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan
kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus
menerus dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujian Seta Closed Cup Flash Point
Test-nya menunjukkan titik nyala kurang dari 40oC
i. Aerosol yang mudah menyala
j. Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
k. Peroksida organik.
3. Pengoksidasi

Keterangan :
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan
api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahan-bahan yang sifatnya mudah
terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara.
4. Beracun

Keterangan :
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang cukup serius
apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat
racun ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat beracun dan beracun);
dan/atau
10

b. Sifat bahaya toksisitas akut.


5. Berbahaya

Keterangan :
Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika
terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan sampai tingkat tertentu.
6. Iritan

Keterangan :
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus menerus
dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan
b. Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal dapat menyebabkan
iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing;
c. Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit; dan/atau
d. Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius pada mata.
7. Korosif

Keterangan :
11

Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut::
a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi >
6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55oC; dan/atau
c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih
besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.
8. Berbahaya Bagi Lingkungan

Keterangan :
Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap
lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau
organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan
ozon
9. Karsinogenik, Teratogenik dan Mutagenik

Keterangan :
Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan
ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:
a. Karsinogenik yaitu penyebab sel kanker
b. Teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan
embrio
12

c. Mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat
merubah gentica
d. Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
e. Toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
f. Gangguan saluran pernafasan.
10. Gas Bertekanan

Keterangan :
Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat
meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat menyebabkan
kebakaran.

13

B. CONTOH PENERAPAN LABEL B3


0

GLISERIN

PERINGATAN !!!
BAHAN PENYEBAB IRITASI
Gunakan sarung tangan, masker, apron saat menggunakan bahan. Selalu tutup rapat kemasan.
Simpan kemasan di tempat yang sejuk.
JIKA TERKENA KULIT : Basuh dengan air dan sabun
JIKA TERKENA MATA : Basuh dengan air dan sabun
JIKA TERTELAN
: Bawa ke dokter
Lihat Data Keselamatan Bahan untuk penggunaan bahan produk secara aman

14

BAB III
TATA LAKSANA
A. PROSEDURUMUMPENGELOLAAN B3
1. Pengadaan B3
a. Tiap-tiap unit yang memerlukan bahan B3 dapat meminta dan mengambil ke bagian logistik
b. Sebelum pendistribusian ke masing-masing unit, menghubungi tim K3RS untuk memasang
label/simbol pada bahan B3 tersebut
c. Pendistribusian bahan B3 menggunakan trolly tertutup khusus B3
d. Bila bahan telah habis maka unit terkait meletakkantempat/kemasan pada tempat
penyimpanan limbah B3
2. Prosedur PenerimaanBahanBerbahaya (Identifikasi B3)
a. Memeriksawadah dan pengemas
b. Kemasanyangditerimaharusdalambentukaslidandalamkeadaanutuhserta mencantumkan:
1) Namasediaan atau namabarang
2) Isi/bobotnetto
3) Komposisi isinyadalamnamakimia
4) Nomor registrasi
5) Pentunjuk carapenggunaan
6) Pentunjuk carapenanganan untuk mencegahbahaya
7) TandaPeringatan lainnya
8) Namadan alamatpabrik yangmemproduksi
9) Carapertolongan pertama akibatbahan berbahaya
c. Memperhatikanlabelberupasimbol,gambardanatautulisanberupakalimat
peringatanberbahayamisalnya: BahanPeledak,BahanRacun,Bahan Korosif, Bahan
Berbahaya, Bahan Iritasi, Bahan Mudah Terbakar, dll.
3. Prosedur PenyimpanananB3 di Unit Kerja
a. Menyimpan bahan berbahayasesuaidenganketeranganpadapengemas, misalnya:
b.
Harusterpisah daribahanmakanan, bahanpakaian dan bahan lainnya
c.
Tidak menimbulkan interaksi antar bahanberbahayasatu denganyanglain
d.
Bahan yang mudah meledak dijauhkan dari bangunan yang menyimpan oli, gemuk,
e.

apiyangmenyala
Bahan yang mudah mengoksidasi harus disimpan ditempat yang sejuk dan

f.

mendapatpetukaran udarayangbaik
Bahanyangmudahmenyala(terbakar)harusdisimpanditempatterpisahdari
tempatpenyimpanan perbekalan farmasi lain, mudah dilokalisir bila terjadi kebakaran,tahan

g.

gempadan dilengkapidengan pemadamapi.


Bahanberacunharusdisimpanditempatyangsejuk,mendapatpertukaranudara
tidak kenasinarmataharilangsungdan jauh darisumber panas.
15

yangbaik,

h.

Bahankorosif(bisajugauntukbahanyang

i.

dilengkapidengan sumber air untukmandidan mencuci.


Bahan-bahanlainyang
mudahmenguapharusdisimpandalamwadahyang
rapat,bahanyang

irritant)harusdisimpandi

tempatyang

mudahmenyerapuapairharusdisimpandalamwadahtertutup

rapatyangberisizatpenyeraplembab,bahanyangmudahmenyerapCO 2
disimpandenganpertolongankapur
j.

tertutup

tohor,danbahanyang

harus

harusterlindung

dari

cahayadisimpandalamwadah buram ataukacadarikacahitam,merah,hijauatau coklattua.


Penyimpananterpisahberdasarkanklasifikasi,ditempatkanpadalokasiyang aman dan baik
dan dilengkapidengan sistim tanggap daruratdan prosedur penangannan B3.

4. Pemberian Simbol Sesuai Klasifikasi B3 Untuk Mempermudah Penyimpanan


Bahan simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat, warna dasar putih dan garis tepi tebal
berwarna merah.Ukuran simbol pada kemasan disesuaikan, sedangkan simbol pada kendaraan
pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran
25 cm x 25 cm

Pemberian label
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3.
Bentuk dan ukuran label adalah persegi panjang (3:1), warna dasar putih dan tulisan serta garis
tepi berwarna hitam.

16

Menyertakan MSDS
Lembar data keselamatan bahan (Material Safety Data Sheet, MSDS) memberikan informasi
tentang potensi bahaya zat komersial dan tindakan keselamatanyang perlu diikuti
pengguna.Lembaga harus menyimpan MSDS yang disediakan oleh pemasok kimia, dan
membuatnya tersedia untuk pekerja, lembaga penanggulangan keadaan darurat, dan lainnya.
Pegawai harus memeriksa MSDS untuk setiap bahan kimia tak dikenalsebelum mulai bekerja.
File MSDS dapat berada di setiap laboratorium atau hanyadisimpan di tempatterpusat. Banyak
laboratorium yang saat ini mengakses MSDS secara elektronik.Pegawai laboratorium dapat
selalu menghubungi pemasok kimiasecara langsung danmeminta agar MSDS dikirim melalui
surat.MSDS berisi :
a. Merek dagang
b. Rumus kimia B3
c. Jenis B3
d. Klasifikasi B3
e. Teknik Penyimpanan, dan
f. Tata cara pengamanan bila terjadi kecelakaan
MSDS harus diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca untuk memudahkan
tindakan pengamanan bila diperlukan.

5. Tempat penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan lebih dari 1 (satu) karakteristik limbah
B3, maka ruang penyimpanan:

17

a. Harus dirancang terdiri dari beberapa bagian penyimpanan, dengan ketentuan


bahwa setiap bagian penyimpanan hanya diperuntukkan menyimpan satu
karakteristik limbah B3, atau limbah-limbah B3 yang saling cocok (gambar 6).
b. Antara bagian penyimpanan satu dengan lainnya harus dibuat tanggul atau
tembok pemisah untuk menghindarkan tercampurnya atau masuknya tumpahan
limbah B3 ke bagian penyimpanan lainnya.
c. Setiap bagian penyimpanan masing-masing harus mempunyai bak penampung
tumpahan limbah dengan kapasitas yang memadai.
d. Sistem dan ukuran saluran yang ada harus dibuat sebanding dengan kapasitas
maksimum limbah B3 yang tersimpan sehingga cairan yang masuk ke dalamnya
dapat mengalir dengan lancar ke tempat penampungan yang telah disediakan.
6. BekerjadenganB3
a. Hal-halyangharusdiperhatikanadalahmenjagaprilakupribadisaatbekerjadengan
menghindarimenggangguataumengejutkanpegawailain, tidak membiarkan lelucon praktis,
keributan,

atau

kegaduhan

berlebih

terjadi kapan

pun,ataupun

bahanB3

hanyadipergunakan untuk tujuan yangdimaksudkan.


b. Menghindaricederamatadenganpelindungmata,menghindaripenghirupanbahan
kimiaberbahaya(dapat

menggunakan

masker),

meminimalkan

kontakkulitdengan

mengenakan sarungtangan kapan punmenanganiB3.


c. Menghindari makan, minum, merokok, mengunyah permen karet, menggunakan
kosmetik,danmeminumobatdi
Menyimpanmakanan,minuman,
bahan kimia ditangani

atau

tempatbahan

kimiaberbahayadigunakan.

cangkir,danperalatanmakandanminumlainnyadi
disimpan, ataupun

mengecap

tempat

bahan kimia. Mencuci

tangandengansabundan air segerasetelahbekerjadenganbahan kimia laboratorium apapun,


meskisudah mengenakan sarungtangan.
7. ProsedurPenanggulanganKecelakaan
Penanggulangan kontaminasi tergantung
kecelakaanyang

lebihspesifikdapat

jenis B3 yangterpapar,

untuk

lebihjelasdilihatpadaMSDSmasing-masing

langkah-langkah umumdibawah ini:


a. Konsentrasipaparanbahankimiadibuat

penanganan
B3.Adapun

seminimalmungkin,misalnyadengancara

mengguyur air
1) Mata
Sesegeramungkindicucidenganairmengalir(selama15menit),kemudian matadikedipkedipkan supaya tercuciseluruh permukaanmatadengan air.
18

2) Kulit
Bilaterjadikontakpadakulit,segeradicucidenganairmengalir.Pakaiandan

sepatu

yangterpapar dilepaskan dan dicucisebelumdipakaikembali.


b. Bila terjadi tertelan B3 sedapat mungkin dirangsang untuk muntah bila kondisi
pasien sadar, setelah itu pasien dapatpulaminumsusu ataupunair 2-4 gelas.
c. Bila terhirup, lindungipasien dengan caramemindahkannyake tempatdengan udara
yang

segardantidakadabahanpaparan.Nilaipernafasannya,bilatidakadequat

berikan

bantuannapas.Apabila terjadigagalnapasdapatdiberikan bantuannafas, ventilator, dan


pemberian oksigen.Sesegera mungkin dibawa ke InstalasiGawat Darurat (IGD)
untuk memperoleh pengobatan simtomatik, suportif, atau apabilaterjadikegawatan
dapatsegeradiatasi
PelaporanterjadinyakecelakaandilakukandenganmengisiformkecelakaanB3dan
dilaporkan padabagian K3 rumah sakit.
8. Penanggulangan Tumpahan B3
a. Amankan
Amankanlah diri anda dan lokasi kejadian, untuk melakukan kegiatan pengamanan kita
wajib tahu tentang segala informasi mengenai Bahan kimia tersebut melalui MSDS.
Melakukan netralisir bahan kimia (bila diperlukan) juga merupakan salah satu kegiatan
pengamanan.
b. Bendung
Kegiatan ini yaitu melakukan penghentian aliran, cegah aliran bahan kimia semakin meluas
dan memasuki saluran air.
c. Serap
Kegiatan penyerapan dilakukan setelah pembendungan, apabila kita meletakkan absorben
di tengah-tengah genangan bahan kimia tanpa melakukan pembendungan terlebih dahulu
maka genangan tersebut akan cenderung semakin melebar. Maka bendunglah terlebih
dahulu sisi-sisi luar genangan sebelum melakukan penyerapan.
d. Bersihkan
Membersihkan absorben yang terkontaminasi bahan kimia adalah hal yang wajib
dilakukan, segera bersihkan TKP dan buanglah limbah tumpahan ke TPS B3. Untuk
mencegah bahan kimia tersebar ke mana-mana segera lakukan proses pembersihan
(Dekontaminasi) terhadap seluruh peralatan yang terlibat dalam kejadian tersebut misalkan
APD, sapu, atau bahkan forklift
9. Prosedur Membersihkan Tumpahan B3 dengan Menggunakan Spill Kit
19

a. Alat dan Bahan:


Spill Kit berisi :
1.
2.
3.
4.
5.

Sarung tangan (karet)


Masker
Goggle
Apron
Serbuk gergaji

6.
7.
8.
9.

20

Kantong plastik kuning 2 buah


Kertas atau tissue
Serok/dus pan
Sepatuboot (bila tumpahan banyak)

b. Prosedur Kerja
1. Mencuci tangan
2. Gunakan Prinsip ABSB (Amankan, Bendung, Serap, Bersihkan)
a) Amankan : diri kita pakai ( APD ) & lokasi
b) Bendung / lokalisir tumpahan dengan serbuk gergaji
c) Serap / tutupi tumpahan dengan absorben (kertas atau tissue)
d) Bersihkan tumpahan dan bilas dengan air sampai bersih
1) Masukkan absorben ke kantongplastik kuning 1
2) Masukkan alat-alat, lepas APD, ke kantong plastik kuning 2
3) Rapikan dan kembalikan spill kit ke tempatnya
4) Bersihkan bekas tumpahan denganpembersih lantai sampai bersih
3. Mencuci tangan
4. Ganti segera semua peralatan dan cuci
5. Bila terjadi paparan pada staff ikuti prosedur standar (SOP tumpahan B3)
10. Prosedur Penyimpanan, Pengangkutan dan PerlakuanBuangan Limbah Bahan
Bebahaya dan Beracun
a. Cara Penyimpanan Limbah B3
1) Isolasi dari material lain dan dijauhkan bahan makanan dan minuman
2) Selalu dalam kemasan atau botol aslinya
3) Dijaga dari kerusakan dan kebocoran kemasan
4) Bersihkan setiap tumpahan (dengan menggunakan spill kit)
5) Selalu dilengkapi dengan MSDS bahan berbahaya
6) Tempat penyimpanan terbatas hanya pada petugas yang menggunakan
APD
b. Cara Pengangkutan Limbah B3
1) Susun kemasan atau wadah ( kontainer, jurigen, botol, tabung)
2) Jangan campur dengan bahan lain
3) Pengangkutan dilakukan dengan hati-hati
c. Cara Perlakuan Buangan Limbah B3
Pemusnahan bekerjasama dengan pihak ketiga PT. PRIA
11. Pelaporan Tumpahan B3
a. Unit yang mengalami tumpahan B3
b. Melapor pada tim K3RS dengan menelepon 124 (Ruang TU)
c. Sebutkan nama pelapor.
d. Sebutkan kode darurat yang dihadapi ( kode oranye )
e. Sebutkan lokasi kejadian.
f. Laporkan situasi terakhir.
g. Lapor kembali ke ext. 124 bila situasi sudah teratasi.
h. Mengisi form pelaporan kejadian tumpahan B3
B. DAFTAR INVENTARIS BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA DAN
BERACUN RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON
NO
1
2
3

RUANGAN
UGD
Poli umum
Poli gigi

Radiologi

Lab

NAMA B3
Gliserin
Gliserin
Arsenic
Endometason
Developer
Fixer
Xylol
Buffer

SIFAT
bahan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi
bahan berbahaya
bahan berbahaya
bahan berbahaya dan mudah menyala
bahan penyebab iritasi
21

Eosin
Giemsa

Obgyn

OK

HCU dan

bahan penyebab iritasi


bahan mudah menyala, penyebab

Eter alkohol
ZN
EDTA
Carbol Fuchin
Oil Emersi

iritasi dan beracun


bahan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi dan korosif
bahan berbahaya dan berbahaya untuk

Methyl Blue
Klorin
Salvon
Klorin
Formalin
Isofloren
Savlon
EDTA

lingkungan
bahan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi dan beracun
bahan berbahaya dan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi dan beracun
bahan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi
bahan berbahaya dan penyebab iritasi
bahan penyebab iritasi

Perawatan anak
9

Ruang CS

Gliserin
Presept

10
11
12
13

IPS
Gizi
Laundry
IPAL

Solar
LPG
Klorin
Air Limbah

bahan penyebab iritasi


bahan mudah menyala, penyebab
iritasi dan berbahaya untuk lingkungan
Mudah terbakar
Mudah meledak
bahan penyebab iritasi dan beracun
Berbahaya bagi lingkungan

C. PENGELOLA B3
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) wajib dikelola oleh petugas yang telah berkompeten
serta memiliki sertifikat pelatihan tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
dengan pengawasan Ketua Panitia Pembina Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (P2K3)

22

BAB IV
PENUTUP
PanduanB3

(BahanBerbahaya

dan

Beracun)wajibdilaksanakan

denganberpedoman padaperaturan perundang-undanganyang berlaku. Penerapannya


memerlukan partipisasidari semuapihak karenakerjasamadan koordinasisemuapihak
sangat

menentukan

keberhasilan

daripengelolaan

B3yang

aman.UntukitulahpanduanB3inidisusunsebagaiacuan pelaksanaan diRumah SakitUmum


Islam Madinah Kasembon Malang

23

Lampiran 1
FORM PELAPORANKECELAKAANTUMPAHAN B3

Unit Terjadinya Kecelakaan

Hari, Jam dan Tanggal Kejadian

YangTerlibatDalamKecelakaan

B3YangMenyebabkan Kecelakaan

Kecelakaan YangTerjadi

Kronologi TerjadiKecelakaan

Pelapor

24

Lampiran 2
TabelDaftarB3danBahayanyamenurutPPNo.472Tahun1996Tentang Pengamanan Bahan
BerbahayaBagi Kesehatan

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

Lampiran 3
MSDS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1

Gliserin
Arsenic
Endometason
Developer
Fixer
Xylol
Buffer
Eosin
Giemsa
Eter alkohol

0
11 ZN
1 EDTA
2
1

Carbol Fuchin

3
1

Oil Emersi

4
1

Methyl Blue

5
1

Klorin

6
1

Salvon

7
1

Klorin

8
1

Formalin

9
2

Isofloren

0
2

EDTA

1
2

Presept

35

Anda mungkin juga menyukai