BAB I
PENDAHULUAN
upaya
integral
upaya
dalam
kontrasepsi
yang
tersedia,
memberikan
informasi
mengenai
konsekuensi pilihannya, baik ditinjau dari segi medis teknis maupun hal-hal
lain yang non medis agar tidak menyesal kemudian. Disamping itu dapat
membuat klien merasa lebih puas. Konseling yang baik juga akan membantu
klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan
keberhasilan KB konseling juga akan mempengaruhi interaksi antara petugas
dan klien dengan cara meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah
ada. Namun, seringkali diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik karena
petugas tidak mempunyai waktu dan mereka tidak mengetahui bahwa dengan
konseling akan lebih mudah mengikuti nasehat. Konseling adalah proses yang
berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan Keluarga Berencana dan
bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan
yakni pada scat pemberian pelayanan. Teknik konseling yang baik dan
informasi yang memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif
sepanjang kunjungan klien dengan cara sesuai budaya yang ada.5
Dengan melihat data tersebut diatas, tentang masalah penggunaan KB
Depo Progestin semakin banyak diminati peserta KB, maka penulis tertarik
dan ingin mengkaji kedalam Karya Tulis Ilmiah Tentang Manajemen Asuhan
kebidanan pada Ny,M Akseptor KB suntikan Depo progestin dengan
Amenorhoe di BPS Sri Rahmawati,S.ST Kecamatan Tanete Riattang Timur
Kabupaten Bone .
ruang
lingkup
pembahasan
Karya
Tulis
Ilmiah
Ini,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
adalah
upaya
untuk
mencegah
terjadinya
11
organisasi-organisasi
atau
lembaga-lembaga
12
(1) Hormonal
Pil KB:
a. Pil Progesteron (excluton)
b. Pil KB kombinasi
c. Pil KB sekuensial
d. After morning Pill
Suntik KB
a. Suntikan 3 bulan (Depoprofera, DMPA, Noristerat)
b. Suntikan 1 bulan (Cyclofem)
Susuk KB (Norplant, implanon)
(2) Mekanis
a. Intra Uterine Contraception Device (IUCD)
b. Copper T. 380 A
(3) Untuk menghentikan Kehamilan
a. Kontap pria : Vasektomi
b. Kontap wanita : Vasektomi tuba.
(4) Menghilangkan kehamilan
a. Pengaturan Menstruasi
b. Post Contraceptive regulation.8
2.2.3 Kontrasepsi Hormonal
1) pengertian
Cara pencegahan terjadinya kehamilan dengan menggunakan
obat
yang
berkhasiat
hormonal,
yang
mempengaruhi
proses
13
Hormonal,
sehingga
pertumbuhan
dan
14
15
16
1) Depoprovera (Deprogestin) :
Mengandung progestron sebanyak 150 mg dalam bentuk partikel
kecil. Suntikan setiap 12 minggu, keuntungannya datang setiap tiga
bulan. Kerugiannya sering terjadi keterlambatan datang bulan
sekalipun telah menghentikan suntikan, dapat terjadi pendarahan
berkepanjangan diluar menstruasi, pendarahan yang tidak teratur,
badan terasa panas dan liang senggama kering.
2) Cyclofem
Mengandung progesterone sebanyak 50 mg dan estrogen
disuntikan setiap bulan. Diharapkan dapat menstruasi setiap bulan
karena komponen estrogennya. Kerugiannya
sering terjadi
dari
testosterone,
disuntikkan
setiap
minggu.
17
kehamilan/menjarangkan
kehamilan
dalam
jangka
18
19
(5) Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI
Jenisnya yaitu :
a. Depo medroksi progestronasetat DMPA), mengandung
150 mg DMPA, yang
lendir
serviks
sehingga
menurunkan
20
digunakan
oleh
perempuan
usia >35
tahun
sampai perimenopouse.
(9) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
(10) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
(11) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
(12) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (siclue cell)
5) Keterbatasannya yaitu :
(1) Sering ditemukan gangguan haid seperti:
a. Siklus haid yang memendek atau memanjang
b. Perdarahan yang banyak atau sedikit
c. Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (Spotting)
d. Tidak haid sama sekali.
(2) Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
(harus kembali untuk suntikan)
(3) Tidak
dapat
dihentikan
sewaktu-waktu
sebelum
suntikan
berikutnya.
(4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tertinggi.
21
kembali
kesuburan
bukan
karena
terjadinya
22
(9) Tekanan
darah
< 180/110
mmHg,
dengan
masalah
Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap
saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil, selama tujuh hari
setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
23
(4)
24
25
26
27
Teori,
Penatalaksanaan
sekarang
para
ahli
28
hasil
kesimpulan
assesment,
atau
dapat
pula
29
I, A merupakan proses pikiran dari langkah II, III, dan IV, serta P
merupakan proses pikiran dari langkah V, VI, dan VII.
30
Bagan 2.1
Pola Pikir Manajemen Kebidanan, Kompetensi Bidan dan Dokumentasi (SOAP)
Sumber : 15
31
BAB III
STUDI KASUS
KB
No. Register
: 0107
Tanggal Kunjungan
Tanggal Pengkajian
: Ny. M / Tuan A
Umur
: 29 tahun / 30 tahun
Suku
: Bugis
/ Bugis
Nikah/lamanya : Pertama / 10 th
Agama
: Islam / Islam
Pendidikan
: SMA / S1
Pekerjaan
: IRT / Wiraswasta
Alamat
32
Saat datang di poli klien ingin suntik KB sesuai jadwal yaitu tanggal
13 April 2012, dengan keluhan siklus haid tidak teratur dan sudah 3
bulan tidak haid
2) Riwayat Keluhan Utama
(1) Ibu mengatakan menjadi akseptor KB suntik yang 3 bulan sekali
(2) Ibu mengatakan disuntik tanggal 21 Januari 2012 kembali tanggal
13 April 2012.
(3) Ibu mengeluh siklus haid yang tidak teratur
(4) Ibu mengatakan sejak 3 bulan yang lalu tidak mendapat haid.
(5) Ibu mengatakan menjadi akseptor KB suntik 3 bulan sejak tanggal
30 November 2008
(6) Ibu mengatakan belum ada rencana untuk hamil
(7) Ibu merasa cemas dan khawatir serta selalu bertanya tentang
keadaannya
3) Riwayat Kesehatan yang lalu
(1) Ibu tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, demam dan
penyakit lainnya
(2) Ibu tidak ada riwayat opname dan operasi
(3) Ibu
tidak
ada
riwayat
ketergantungan obat/alkohol
4) Riwayat Reproduksi
(1) Riwayat Haid :
a. Menarche 15 tahun
alergi
terhadap
obat
dan
33
34
35
: 80x/menit
: 24x/menit
: 36,8c.
2) Kepala
Keadaan rambut bersih dan tidak ada benjolan pada kepala.
3) Wajah
Tidak ada oedema,cloasma tidak ada
4) Telinga
Simetris kiri dan kanan,tampak bersih dan secret tidak ada.
5) Mata
Simetris kiri dan kanan,sclera putih, konjuctiva merah muda.
6) Hidung
Tidak ada secret dan tidak ada polip.
7) Gigi dan mulut
Gigi Nampak bersih, tidak ada caries, tidak ada perdarahan pada gusi.
8) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan vena jugularis.
9) Payudara
Simetris kiri dan kanan,putting susu terbentuk, dan tidak ada terasa
massa.
10) Abdomen
36
suntik 3
bulan sejak
37
4) TTV
TD
110 / 80mmHg
80 x / menit
24 x / menit
36,8C
38
FSH
dan
LH
ovulasi
110/80 mmHg
b. N
80x/menit
c. S
36,8C
39
d. P
24 x/menit
progestin
2) Ibu mengatakan siklus haid yang tidak teratur
3) Ibu mengatakan sementara haid hari ke dua tetapi darah yang keluar hanya
sedikit.
Data Obyektif :
1) Pada Kartu Kunjungan KB ibu tertulis suntikan 3 bulan (12 minggu) jenis
depo progestin
2) Nampak pada softex ibu darah hanya berupa bercak
Analisa dan interpretasi data :
1)
40
2)
Apabila adanya darah haid yang hanya berupa bercak dikatakan sebagai
spotting
akibat
dari
adanya
pelepasan-pelepasan
dari
dinding
41
Rasional : Agar klien tidak merasa tegang, justru ibu merasa nyaman
dan terbuka untuk berkonsultasi pada bidan.
2)
yang
dialaminya
penyimpangan-penyimpangan
sehingga
yang
tidak
terjadi
nantinya
akan
merugikan.
3)
Jelaskan pada ibu tentang efek samping suntikan jenis depo progestin
Rasional : segera untuk mengatasi hal-hal yang mungkin terjadi
sehingga klien segera dapat tertolong.
42
menumbuhkan
kepercayaan klien.
2) Memberikan kesempatan pada klien untuk mengemukakan masalah yaitu
mendengarkan semua keluhannya sehingga klien merasa diperhatikan.
3) Menjelaskan pada ibu tentang efek-efek samping yang dapat timbul dari
kontrasepsi suntik, yaitu :
Efek samping dari suntikan biasanya dapat terjadi gangguan haid
(amenorhoe). Spotting (bercak darah) dan menoragia, seperti halnya
dengan kontrasepsi hormoral lainnya maka dijumpai pula keluhan
berupa mual, sakit kepala, pusing, menggigil, dan berat badan
bertambah.
4) Menganjurkan kepada klien untuk datang ke klinik jika ada keluhan yang
lebih dari biasanya.
5) Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup dengan cara
mengurangi kerja berat dan tidur tepat pada waktunya.
6) Memberikan suntikan Depo Progestin yang disuntikan secara IM pada otot
bokong (muskulus glustus) agak dalam, tanpa massage sebelum diberikan
43
botol dikocok agak lama dulu sampai seluruh obat betul-betul larut dan
tercampur dengan baik.
7) Menganjurkan kepada ibu untuk datang ke poliklinik KB secara teratur
untuk suntik.
8) Menganjurkan ibu untuk datang kembali suntik pada tanggal 10 April
2010.
44
SUBJEKTIF (S)
1) Ibu mengatakan disuntik tanggal 21 Januari 2012 kembali tanggal 13 April
2012.
2) Ibu mengatakan haid tidak teratur (Ix dalam 3 bulan) dan darah yang keluar
sangat sedikit.
3) Ibu mengatakan sudah 3 bulan tidak haid.
4) Ibu mengatakan menjadi akseptor suntik KB 3 bulan sejak tanggal 30
November 2008.
5) Ibu merasa khawatir dan cemas serta selalu bertanya tentang keadaannya
OBYEKTIF (O)
1) Ekspresi wajah nampak tegang
2) Tampak pada kartu ibu menjadi akseptor KB suntik sejak tanggal 30
November 2008.
3) Ibu disuntik KB tanggal 13 April 2012 jenis Depo Progestin.
4) Tidak ada oedema pada wajah dan tungkai
5) Tidak ada varises pada tungkai bawah
45
TD
: 120/80 mmHg
: 80x/menit
: 24x/menit
: 36,8C
ASSESMENT (A)
Diagnosa
Masalah Aktual
PLANNING (P)
Tanggal 13 April 2012 jam 10.00 wita
1) Menciptakan hubungan yang baik antara bidan dan klien yaitu dengan cara
menciptakan
komunikasi
yang
baik
sehingga
dapat
menumbuhkan
kepercayaan klien.
2) Memberikan kesempatan pada klien untuk mengemukakan masalah yaitu :
mendengarkan semua keluhannya sehingga klien merasa diperhatikan.
3) Menjelaskan pada ibu tentang efek samping yang dapat timbul dari
kontrasepsi suntik, yaitu: Efek samping dari suntikan biasanya dapat terjadi
gangguan haid (amenorhoe). Spotting (bercak darah) dan menoragia, seperti
46
47
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara konsep
dasar, tinjauan pustaka dengan tinjauan khusus. Dalam penerapan proses
Manajemen Asuhan Kebidanan kasus keluarga berencana dengan akseptor suntik
Depo Progestin pada Ny. M di BPS Sri Rahmawati,S.ST di kecamatan Tanete
Riattang Timur Tanggal 13 April 2012.
Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dari asuhan yang nyata dengan
pendekatan Manajemen Asuhan Kebidanan yang terdiri dari 7( tujuh) langkah.
tinjauan
pustaka
didapatkan
gejala-gejala
yang
48
: 110 / 80 mmHg
2) N
: 80 x / menit
3) P
: 24 x / menit
4) S
: 36,8C
49
: 110/80mmHg
50
2) N
: 80 x/menit
3) P
: 24 x/menit
4) S
: 36,8C
selama
51
Pada tinjauan pustaka konsep dasar potensial yang terjadi yaitu : potensial
terjadinya kehamilan berikutnya apabila klien tidak datang tepat pada waktu
penyuntikan yang telah ditentukan yaitu untuk suntikan Depo Progestin bekerja
secara efektif selama 90 hari, 12 minggu, atau 3 bulan, sehingga klien harus
kembali 12 minggu kemudian sesuai dengan tanggal yang ditentukan. Apabila
klien tidak kembali pada jadwal yang telah ditentukan suntikan dapat diberikan 2
minggu sebelum jadwal dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal
yang ditetapkan, asal tidak terjadi kehamilan.
Oleh sebab itu potensial untuk terjadinya kehamilan dapat terjadi selama
penggunaan kontrasepsi Depo Progestin apabila klien tidak disiplin pada jadwal
yang telah ditentukan oleh bidan atau petugas yang berwenang.
Kewaspadaan atau disiplin klien harus selalu diingatkan untuk mencegah
kemungkinan keteledoran klien sehingga potensial terjadinya kehamilan.
Sedangkan pada kasus Ny. M penulis merencanakan berdasarkan diagnosa,
masalah aktual, dan masalah potensial, sebagai berikut:
1) Diagnosa :
2) Tujuan
52
53
penyusunan
berdasarkan identifikasi masalah saat sekarang serta antisipasi masalah yang akan
terjadi. Pada tahap perencanaan penulis membuat askep pada klien mulai dari
tujuan yang ingin dicapai serta kriteria keberhasilan dan intervensi.
Dalam membuat perencanaan penulis melakukan sesuai dengan data yang
diperoleh dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan klien. Penetapan tujuan
dimaksudkan untuk menjadi pedoman dalam melakukan suatu tindakan.
Pada saat melakukan anamnese dengan klien senantiasa diupayakan untuk
menciptakan hubungan yang baik antara bidang dan klien. Penyuluhan tentang
manfaat dari istirahat akan banyak berguna didalam mengurangi bahkan
menghilangkan rasa sakit kepalanya.
Konseling akan manfaat dan efek samping dari suntikan Depo Progestin
juga sangat penting. Agar klien dapat memahami dan mengerti sehingga dapat
mencegah kekhawatiran dan kecemasan klien. Disamping itu pula memang
seorang bidan penting untuk menjelaskan dan memberi informasi terhadap
54
akseptor agar klien lebih puas dan merasa aman serta memahami kontrasepsi yang
digunakannya sehingga rasa kekhawatiran dan kecemasan dapat terhindarkan.
55
klien
tidak
kembali
suntik
sesuai
jadwal
maka
potensial
terjadinya kehamilan.
berkurang dapat diatasi yang ditandai dengan ekspresi wajah klien tidak tegang
lagi, ibu tidak bertanya - tanya dan memahami penjelasan yang telah diberikan.
Masalah potensial kehamilan belum dapat di evaluasi.
56
Dengan melihat hasil yang diperoleh seperti yang telah diuraikan di atas
dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil tujuan yang ingin dicapai
terevaluasi yang lainnya menggunakan evaluasi jangka panjang.
57
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan pustaka serta hasil pengkajian Manajemen Asuhan
Kebidanan pada Ny. M Akseptor KB suntikan Depo Progestin dengan
Amenorhoe di BPS Sri Rahmawati,S.ST di kecamatan Tanete Riattang TimurTgl
13 April 2012, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Pengkajian dan analisa data dasar pada Ny M hanya sebagian gejala yang
diuraikan dalam teori dialami yaitu amenorhoe.
2) Pada Ny M diagnose/masalah actual yang telah ditegakkan adalah akseptor
suntik depo progestin dengan amenorhoe dan kecemasan.
3) Pada Ny M masalah potensial yang telah ditegakkan adalah potensial
terjadinya kehamilan berikutnya.
4) Pada Ny.M tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan
segera /kolaborasi.
5) Rencana tindakan Manajemen asuhan kebidanan dengan akseptor KB suntik
depo progestin pada Ny.M dengan amenorhoe yaitu sampaikan hasil
pemeriksaan, menjelaskan efek samping suntikan depo progestin, anjurkan ibu
istirahat dan ciptakan suasana yang tenang dan nyaman,observasi TTV ibu.
6) Semua tindakan asuhan kebidanan yang dilaksanakan sesuai dengan kondisi
Ny. M
58
7) Hasil evaluasi tanggal 13 april 2012 ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan kepadanya, ibu masih ingin menjadi akseptor KB suntik Depo
Progestin dan ibu bersedia follow up.
8) Pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap dari proses
manajemen kebidanan , karena hal ini merupakan bukti pertanggung jawaban
bidan terhadap asuhan kebidanan yang telah diberikan pada klien.
5.2. Saran
1) Bagi petugas kesehatan
sebagai salah satu motor penggerak dan ujung tombak pemberi pelayanan
kesehatan agar senantiasa didalam memberikan pelayanan lebih berkualitas
dan profesional yaitu dalam pelayanan KB yang terpenting dilakukan adalah
pemberian konseling atau informasi - informasi terhadap klien yang ingin
menjadi akseptor maupun yang telah menjadi akseptor untuk memilih
kontrasepsi yang akan digunakan sesuai kebutuhannya.
2) Bagi Institusi pendidikan
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya penerapan
menajemen kebidanan dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan
dikembangkan mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam membina
tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan
professional.
59
3) Bagi pemerintahan
Untuk mencapai hasil yang memuaskan terutama dalam pelayanan kesehatan
khususnya kebidanan diharapkan kebijakan pemerintah dalam menempatan
bidan-bidan yang berkompetensi.
4) Bagi akseptor suntik depo progestin diharapkan dapat mengerti dan
memahami:
(1) jenis kontrasepsi yang digunakan
(2) Manfaat dan efek samping dari kontrasepsi suntik depo progestin.
(3) Segera datang ke petugas medis bila timbul gejala-gejala yang
mengganggu selama penggunaan kontrasepsi.
(4) Kapan waktunya untuk datang suntik lagi.
(5) Keefektifan dan prows kerja dari suntikan depo progestin sehingga
akseptor dapat mendisiplinkan diri untuk datang tepat pada waktunya
sesuai jadwal.
60