Anda di halaman 1dari 8

MODUL PRAKTIKUM

FISIKA KIMIA TANAH


KONDUKTIVITAS HIDROLIK TANAH

Oleh :
TIM ASISTEN

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO

2016I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pergerakan air ditanah dipengarui oleh permeabilitas tanah.Permeabilitas
tanah adalah kemampuan tanah meloloskan air.Tanah dengan permeabilitas tinggi
dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian.Pada ilmu
tanah, permeabilitas didefenisikan secara kualitatif sebagai pengurangan gas-gas,
cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau lewat.Selain itu, permeabilitas juga
merupakan pengukuran hantaran hidrolik tanah. Selain itu, air mempunyai
kemampuan untuk bergerak vertikal kebawah dalam tanah dalam kondisi jenuh
yang disebapkan adanya gradient energi. Jika ruang dalam tanah telah jenuh
dengan air maka air akan bergerak menurut hukum Darcy seperti pada air tanah di
dalam aquifer.
Pengukuran permeabilitas tanah sangat penting untuk beberapa kepentingan
di bidang pertanian, contohnya gerak air ke akar tanaman, proses masuknya air ke
dalam tanah, aliran air drainase, evaporasi air pada permukaan tanah, semuanya
dapat dipengaruhi oleh permeabilitas tanah yang berkaitan pula dengan peranan
kondektifitas hidroliknya.Kemampuan tanah untuk menyimpan air dipengaruhi
oleh macam dari ukuran diameter partikel penyusunnya. Partikel liat mempunyai
daya ikat air lebih besar dibandingkan partikel pasir, akan tetapi tanah liat
mempunyai ruang antar partikel (pori) lebih sempit dibandingkan tanah berpasir.
Oleh karena itu, air gravitasi pada tanh liat lebih kecil dibandingkan tanah pasir
akan tetapi tanah pasir maupun tanah liat kurang mampu menyimpan atau
menyediakan air untuk tanaman. Tanah dengan tekstur sedang (lempung)
umumnya mempunyai kemampuan menyimpan dan menyediakan air untuk

tanaman lebih besar dari tanah lainnya (Seto, 1987).Praktikum kali ini membahas
tentang konduktivitas hidrolik yang dilakukan untuk menghitung besaran
permeabilitas terhadap tanah yang jenuh.

B. Tujuan

1. Menetapkan laju konduktivitas hidrolika beberapa contoh tanah dalam


keadaan jenuh.
2. Untuk mengetahui metode pengukuran konduktivitas hidrolik dengan
menggunakan metode tinggi air tetap.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum konduktvitas hidrolik tanah dapat juga di artikan sebagai


kemampuan tanah untuk melewatkan air. Kemampuan ini berlaku pada dua
kondisi yaitu pada saat semua pori-pori terisi oleh air dan ketika hanya sebagian
tanah terisi oleh air. Konduktvitas hidrolik tanah merupakan kemampuan tanah
untuk melewati air. Kemampuan ini nerlaku pada dua kondisi, yaitu pada saat
kondisi semua pori-pori terisi air (tanah jenuh) dan ketika sebagian pori-pori terisi
air (tanah tak jenuh). Dalam hal ini laju konduktivitas hidrolika tanah jenuh (Ksat) selalu lebih tinggi dari laju konduktivitas tanah tak jenuh (K-unsat). Hal ini
disebabkan dua faktor utama, sepperti tanah jenuh pengaruh gaya grafitasi jauh
lebih dominant pada tanah tak jenuh dan ukuran pori-pori sebagai media K-sat
jauh lebih besar dari ukuran pori-pori untuk K-unsat (Tim penyusun, 2014).
Kemampuan tanah menyimpan air dipengaruhi oleh macam dari ukuran
diameter partikel penyusunnya. Partikel liat mempunyai daya ikat air lebih besar
dibandingkan partikel pasir, akan tetapi tanah liat mempunyai ruang antar partikel
(pori) lebih sempit dibandingkan tanah berpasir. Oleh karena itu, air gravitasi pada
tanah liat lebih kecil dibandingkan tanah pasir akan tetapi tanah pasir maupun
tanah liat kurang mampu menyimpan atau menyediakan air untuk tanaman. Tanah
dengan tekstur sedang (lempung) umumnya mempunyai kemampuan menyimpan
dan menyediakan air untuk tanaman lebih besar dari tanah lainnya (Seto, 1987).
Konduktivitas hidrolika tanah jenuh (K sat) pada prinsipnya ditetapkan
dengan menggunakan tinggi genangan yang tetap yang lebih dikenal sebagai
Constant Head Method (Klute, 2012).Konduktivitas hidrolik tidak selamanya

tetap. Artinya dalam berbagai proses (kimia, fisika dan biologi) konduktivitas
hidrolik dapat berubah karena faktor masuk dan mengalirnya air dalam tanah.
Perubahan yang terjadi pada komposisi ion kompleks dapat dipertukarkan.
Misalnya ketika air memasuki tanah mempunyai komposisi atau konsentrasi zat
terlarut yang berbeda dengan larutan awal dan dapat merubah konduktivitas
hidrolik. Secara umum konduktivitas akan berkurang bila konsentrasi zat terlarut
elektrolit berkurang. Hal ini disebabkan oleh fenomena pengembangan dan
dispersi yang juga dipengaruhui oleh jenis-jenis kation (pada pelepasan dan
perpindahan partikel-partikel lempung). Selama aliran yang lama, bisa
menghasilkan penyumbatan pori. Interaksi zat terlarut dan matrik tanah dan
pengaruhnya terhadap konduktivitas hidroulik khususnya penting pada tanahtanah masam dan berkadar natrium tinggi.
Sedangkan

permeabilitas

digunakan

sebagai

persamaan

untuk

Ks

(keterhantaran hidrolik jenuh). Hukum Darcy menunjukkan bahwa kecepatan


aliran (flux) adalah sama dengan Ks hanya jika gradient hidrolik sama dengan 1.
Sehingga menyebabkan nilai kecepatan aliran tidak sama. Hukum Darcy
menjelaskan tentang kemampuan air mengalir pada rongga-rongga (pori) dalam
tanah dan sifat-sifat yang memengaruhinya. Ada dua asumsi utama yang
digunakan dalam penetapan hukum Darcy ini.Asumsi pertama menyatakan bahwa
aliran fluida/cairan dalam tanah bersifat laminar.Sedangkan asumsi kedua
menyatakan bahwa tanah berada dalam keadaan jenuh.
Hukum Darcy menunjukkan bahwa permeabilitas tanah ditentukan oleh
koefisien permeabilitasnya.Koefisein permeabilitas tanah bergantung pada

berbagai faktor. Setidaknya, ada enam faktor utama yang memengaruhi


permeabilitas tanah, yaitu:
a.

Viskositas cairan, semakin tinggi viskositasnya, koefisien permeabilitas tanahnya

b.

akan semakin kecil.


Distribusi ukuran pori, semakin merata distribusi ukuran porinya, koefesien

c.

permeabilitasnya cenderung semakin kecil.


Distibusi ukuran butiran, semakin merata distribusi ukuran butirannya, koefesien

d.

permeabilitasnya cenderung semakin kecil.


Rasio kekosongan (void), semakin besar rasio kekosongannya, koefisien

e.

permeabilitas tanahnya akan semakin besar.


Kekasaran partikel mineral, semakin kasar partikel mineralnya, koefisien

f.

permeabilitas tanahnya akan semakin tinggi.


Derajat kejenuhan tanah, semakin jenuh tanahnya, koefisien permeabilitas
tanahnya akan semakin tinggi.

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


1. Contoh tanah utuh

2.
3.
4.
5.
6.

Ring sample
Kain kasa
Karet
Satu set alat pengukur Ksat
Stopwatch
B. Prosedur Kerja
1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan.
2. Sampel tanah diambil pada permukaan tanah yang sudah diratakan terlebih
dahulu dengan tegak lurus.
3. Ring sampel ditutup,di ganti bagian bawah dengan kain kasa, kemudian
dijenuhkan sampai 24 jam.
4. Alat pengukur dirangkai.
5. Ring sampel yang berisi tanah dipasang pada alat pengukur untuk
dilakukanpengukuran.
6. Disikan air pada alat pengukur sampai mencapai h1.
7. Dihitung waktu penurunan air sampai h2.
8. Dihitung konduktivitas tanah dengan persamaan :
h
2,3.a.L
log 1
A.t
h2
Ks =

Tabel 1. Data pengamatan


D (cm)
Data
d
(cm)

L (cm)

h1 (cm)

h2 (cm)

t1 (cm)

t2 (cm)

Anda mungkin juga menyukai