Makalah Hipertensi Essensial Atau Primer
Makalah Hipertensi Essensial Atau Primer
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Penyakiit
Dalam
DISUSUN OLEH:
RESTY KUSMAYATI
NUNI SEPTIANI
RINGGIT PRAGISTA
RIZKY
Prodi SI Keperawatan
STIKES YPIB Majalengka
Jl. Gerakan Koperasi No. 003 Telp. (0233) 284040
Tahun 2012/2013
KATA PENGANTAR
Bismillahhirormanirrohim,
Alhamdulillah, kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan pertolongan-Nya kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Tak lupa pula shalawat serta salam kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang terang
benderang ini.
Makalah ini mempunyai judul HIPERTENSI ESENSIAL, yang di susun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Penyakit Dalam.
Tak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan tugas ini. Kami menyadari
bahwa makalah
masih banyak terdapat kekurangan kekurangan yang kami lakukan. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun baik dari pihak
Dosen maupun teman-teman lainnya demi kesempurnaan tugas ini, sehingga
tugas ini dapat dijadikan pedoman untuk penyusunan tugas dimasa yang akan
datang.
Majalengka, 23 Maret
2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gejala Klinis
Diagnosis
Pengobatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di negara industri hipertensi merupakan salah satu maslah kesehatan
utama. Di Indonesia hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang
perlu diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan
primer karena angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang
yang ditimbulkannya.
Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa
hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya
pasien hipertensi yang belum mendapatkan pengobatan maupun yang
sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta
adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan
mortilitas dan morbiditas.
B. Rumusan masalah
Pada pembahasan kami pada makalah ini kami akan sedikit membatasi
masalah-masalah yang akan kami bahas. Di antaranya:
1. Definisi hipertensi Esensial
2. Etiologi atau penyebab hipertensi esensial
3. Epidemiologi penyakit hipertensi esensial
4. Patogenesis
5. Gejala klinis
6. Diagnosa
7. Pengobatan
BAB II
PEMBAHSAN
A. Definisi
Sampai saat ini belum ada definisi yang tepat mengenai hipertensi karena
tidak ada batas yang tegas yang membedakan antara hipertensi dan
normotensi. Yang telah dibuktikan adalah peningkatan tekanan darah akan
menaikkan
mortalitas
dan
morbiditas.
Secara
teoritis,
hipertensi
penyebabnya didefinisikan
sebagai
TDD (mmHg)
darah
Normal
Prahipertensi
Hipertensi derajat 1
Hipertensi derajat 2
<80
80 89
90 99
> 100
<120
120 - 139
140 159
> 160
B. Epidemiologi
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan
penanggulangan
yang
baik.
Terdapat
beberapa
faktor
yang
darmojo
dalam
tulisannya
yang
dikumpulkan
dari
berbagai
kurang
cepat.
Kestabilan
darah
dalam
jangka
panjang
sebagai
Pada
tahap
selanjutnya
curah
jantung
kembali
normal
ini,
Brenner
dan
kawan-kawan
(1988)
menyatakan
bahwa
perubahan
yang
terjadi
intraseluler,
Blaustein
(1988)
tiap
hari
menyebabkan
prevalensi
hipertensi
yang
rendah
sedangkan jika asupan garam antara 5-15 gram per hari prevalensi
hiipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap
timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah
jantung, dan tekanan darah. Peningkatan asupan garam ini akan diikuti
Peran
sistem
renin,
angiotensin,
dan
aldosteron
pada
gangguan
toleransi
glukosa
dan
hipertensi.
Sementara
itu
beberapa
kemungkinan
mekanisme
yang
bekerja
dalam
ini. Di
polos
pembukuh
darah
terhadap
zat
vasokonstriktor
seperti
itimbulnya
hipertensi
primer.
Penyelidikan
epidemiologi
percobaan
bahwa
pajanan
terhadap
stres
menyebabkan
E. Gejala klinis
Peninggian tekanan darah tidak jarang merupakan satu-satunya tanda
pada hipertensi primer. Bergantung pada tingginya tekanan darah gejala
yang timbul dapat berbeda-beda. Kadanf-kadanfg hipertensi primer
berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi
pada organ target seperti ginjal, mata, otak dan jantung.
Gejala seoerti sakit kepala, epitaksis, pusing dan migren dapat ditemukan
sebagai gejala klinis hipertensi primer meskipun tidak jarang ditemukan
yang tanpa gejala. Pada penyelidikan hipertensi di Paris, dari 1771 poasien
hipertensi yang tidak diobati, gejala sakiit kepala menduduki urutan
pertama (40,5%), yang diikuti oleh palpitasi (28,5%), nokturia (20,4%),
pusing (20,8%), dan tinitus pada (13,8%). Pada penyelidikan tersebut
tidak didapatkan korelasi antara tingginya tekanan darah dan gejala yang
timbul.
Pada survei hipertensi di Indonesia, tercatat bebagai keluhan yang
dihubungkan dengan hipertensi. Pada penelitian A. Gani dan kawan-kawan
di Sumatera Selatan, pusing, cepat marah, dan telinga berdenging
merupakan gejala yang sering dijumpai, selain gejala lain seperti mimisan,
sukar tidur dan sesak napas. Penemuan ini tidak jauh berbeda dengan
laporan Harmaji dan kawan-kawan, yang juga mendapatkan keluhan
pusing , rasa berat ditengkuk, dan sukar dan sukar tidur sebagai gejala
yang paling sering dijumpai pada pasien hipertensi. Rasa mudah lelah dan
cepat marah juga banyak dijumpai sedangkan mimisan jarang ditemukan.
Sugiri dan kawan-kawan melaporkan bahwa rasa berat ditengkuk, sakit
kepala, mata berkunang-kunang, dan sukar tidur merupakan gejala yang
banyak dijumpai.
Gejala lain yang disebabkan oleh komplikasi hipertensi seperti gangguan
penglihatan, gangguan neurologi, gagal jantung, dan gangguan fungsi
ginjal tidak jarang dijumpai. Gagal jantung dan gangguan penglihatan
banyak dijumpai pada hipertensi berat atau hipertensi maligna yang
umumnya juga disertai gangguan fungsi ginjal bahkan sampai gagal
ginjal. Gangguan serebral yang disebabkan oleh hipertensi dapat berupa
kejang atau gejala akibat perdarahan pembuluh darah otak yang berupa
kelumpuhan, gangguan kesadaran bahkan sampai koma. Timbulnya gejala
tersebut
merupakan
diturunkan.
pertanda
bahwa
tekanan
darah
perlu
segera
F. Diagnosis
Evaluasi pasien hipertensi mempunyai tiga tujuan:
1) Mengidentifikasi penyebab hipertensi
2) Menilai
adanya
kerusakan
organ
target
kardiovaskular,
beratnya
penyakit,
serta
dan
penyakit
respon
terhadap
pengobatan
3) Mengidentifikasi adanya faktor risiko kardiovaskular yang lain atau
penyakiit penyerta, yang ikut menentukan prognosis dan ikut
menentukan panduan pengobatan.
Data yang di perlukan untuk evaluasi tersebut diperoleh dengan cara
anamnesis,
pemeriksaan
fisik,
pemeriksaan
laboratorium,
dan
pemeriksaan penunjang.
Pada 70-80% kasus hipertensi primer didapatkan riwayat
hipertensi
dan
efek
smaping
obat.
Hal
ini
diperlukan
untuk
simpatomimetik
sangat
diperlukan.
Kebiasaan
makan
berat
polikistik,
badan.
kanker
Riwayat
tiroid,
keluarga
mengenai
feokromositoma,
penyakit
batu
ginjal
ginjal,
dan
Ekokardiogram
USG karotis
C-reactive protein
Mikroalbuminuria atau perbandingan albumin/kreatinin
Proteinuria kuantitatif
Funduskopi
kerusakan
organ
target
dapat
dilakukan
secara
rutin,
fungsi
ginjal
dan
proteinuria,mikro-makroalbuminuria
penentuan
serta
rasio
adanya
albumin
kreatinin
Perkiraan laju filtrasi glomerulus, yang untuk pasien dalam
kondisi
stabil
daapt
diperkirakan
dengan
menggunakan
hipertensi
terdiri
dari
terapi
nonfarmakologis
dan
hipertensi
dengan
tujuan
menurunkan
tekanan
darah
dan
Menghentikan merokok
Menurunkan berat badan berlebih
Menurunkan konsumsi alkohol berlebih
Latihan fisik
Menurunkan asupan garam
Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan
lemak
(Aldo Ant)
Beta blocker (BB)
Calcium Chanel Blocker atau Calcium Antagonist (CCB)
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)
Angiotensin II Receptor Blocker atau AT, receptor antagonis/blocker
(ARB)
hipertensi,
tetapi
pemilihan
obat
antihipertensi
juga
bahwa
keuntungan
pengobatan
antihipertensi
adalah
penurunan tekanan darah itu sendiri, terlepas dari jenis atau kelas obat
antihipertensi tertentu memiliki kelompok untuk pasien tertentu.
Untuk keperluan pengobatan, ada pengelompokan pasien berdasarkan
yang memerlukan pertimbangan khusus (Special Consideration), yaitu
kelompok indikasi yang memaksa (Compelling Indication) dan keadaan
khusus lainnya (Special Situasion).
Indikasi yang memaksa meliputi:
Gagal Jantung
Pasca infark miokardium
Resiko penyakit pembuluh darah koroner tinggi
Diabetes
Peyakit ginjal kronis
Pencegahan stroke berulang
Populasi minoritas
Obesitas dan sindrom metabolik
Hipertrofi ventrikel kanan
Penyakit arteri perifer
Hipertensi pada usia lanjut
Hipertensi postural
Demensia
Hipertensi pada perempuan
Hipertensi pada anak dan dewasa muda
Hipertensi urgensi pada emergensi
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi esensial atau yang sering dikenal dengan hipertensi primer ini
adalah hipertensi yang etiologinya masih belum diketahui pasti atau
idiopatik. Namun diperkirakan ada berbagai faktor yang dapat memicu
terjadinya hipertensi primer dari berbagai penilitian maupun pendapat
para ahli. Hipertensi primer ini bisa menimbulkan berbagai komplikasi
seperti gagal jantung, gagal ginjal maupun diabetes.
Pengobatannya terdiri dari terapi nonfarmakologis dan terapi farmakologi.
Terapi nonfarmakologi yaitu terapi yang dimaksudkan untuk mengubah
pola atau gaya hidup yang kurang sehat seperti berhenti merokok, rajin
latihan fisik dan lain-lain. Sedangkan terapi farmakologi ialah pengobatan
atau terapi dengan mengkonsumsi obat-obat antihipertensi.
B. Saran
Sebelum terjadinya hipertensi primer pada kita maupun keluarga kita,
mari kita budaykan hidup sehat bebas dari rokok dan alkohol serta
mengatur pola makan yang sehat dan olahraga yang cukup untuk
mengurangi angka mortilitas dan morbiditas khususnya di daerah
Indonesia.