Anda di halaman 1dari 79

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan kesehariannya, manusia sebagai mahluk sosial

berinteraksi dengan orang lain, bersimpati pada kerabatnya, dan bersikap baik
dengan menyesuaikan diri pada lingkungan sosial. Seseorang memiliki
kecenderungan untuk berkumpul dengan teman atau kelompok yang memiliki
kesamaan cara pandang, perilaku atau aspirasi. Kumpulan individu yang memiliki
kesamaan minat, visi atau tujuan disebut dengan komunitas. Dewasa ini hampir
semua bidang kehidupan sosial memiliki komunitas karena dipacu oleh semakin
spesifiknya kebutuhan, minat, selera pelanggan dan didukung oleh kemajuan
teknologi informasi atau internet. Komunitas-komunitas yang terbentuk di
masyarakat ada yang berdasarkan hobi, agama, ataupun kecintaan terhadap suatu
produk yang mana dijadikan referensi dalam kehidupan pribadinya.
Komunitas-komunitas

tersebut

kini

mulai

berkembang

mengikuti

perkembangan zaman,Selain para anggota komunitas tersebut bisa bertatap muka


langsung, kini mereka bisa berinteraksi di dunia virtual atau dunia maya melalui
media internet, dari situlah mulai muncul banyak komunitas-komunitas virtual,
yang salah satunya adalah komunitas milis Blackberry. Milis adalah group diskusi
di internet dimana setiap orang bisa berlangganan dan ikut serta didalamnya
dengan menggunakan media e-mail sebagai alat komunikasi di dalamnya. Milis
merupakan salah satu bentuk implementasi komunitas virtual yang tidak

tergantung pada letak geografis, melainkan berdasarkan hubungan antar manusia


yang memiliki kesamaan dan menggunakan media internet sebagai penghubung
satu dengan yang lain.
Komunitas para pengguna Blackberry ini menarik untuk diperbincangkan
karena Blackberry sudah masuk di pasar handphone Indonesia dari tahun 2005
dan mengalami pertumbuhan pada jumlah pengguna Blackberrry yang meningkat
tajam dari tahun 2008-2010. Kenaikan jumlah pengguna ini sempat membuat para
pesaingnya seperti Nokia dan Sony Ericcson sebagai market leader sempat
tergeser, fenomena lain terjadi pula pada para produsen handphone keluaran
China semacam Nexian, Mito, HT mereka membuat produk HP QWERTY yang
bentukya mirip dengan produk Blackberry,dengan keypad QWERTY, layar lebar
hingga menggunakan trackball sebagai alat navigasinya.
Keunggulan dari produk Blackberry ini adalah mempunyai koneksi
internet 24 jam nonstop, serta dilengkapi dengan fasilitas push email,dimana para
pengguna Blackberry dapat menerima dan mengirim email dengan cepat semudah
mengirim SMS, selain itu mereka dapat online melalui situs jejaring social seperti
Facebook dan Twitter. Dengan sesama penguna Blackberry mereka dapat chatting
menggunakan Blackberry Messenger. Tidak hanya itu, Blackberry sebagai suatu
alat komunikasi dapat digunakan sebagai penunjuk arah dan peta online dengan
menggunakan GPS ( General Positioning System) serta penggunaan aplikasi
pendukung lainnya yang bisa didapatkan dengan mengunduh secara gratis atau
berbayar. Untuk mendapatkan semua fasilitas tersebut para pengguna Blackberry
harus berlangganan Blackberry Internet Service (BIS) yang ditawarkan oleh para

operator seluler yang ada di Indonesia. Tidak hanya dari segi software yang up to
date saja Blackberry dikatakan menarik, aksesoris pendukungnya pun tidak kalah
menarik, seperti pelindung silicon yang warna-warni dan dengan bentuk yang
lucu serta unik menjadi daya tarik sendiri untuk perangkat gadget satu ini, begitu
juga aksesoris lainnya semacam pelindung layar, batrei, tas HP dan sebagainya.
Dari semua keunggulan produk Blackberry diatas, maka para pengguna
Blackberry merasa perlu untuk membuat sebuah wadah untuk memperbincangkan
berbagai macam aspek akan kebutuhan Blackberry tersebut, maka dibentuklah
sebuah komunitas virtual merek Blackberry tersebut.
Komunitas virtual merek merupakan implementasi dari konsep pemasaran
holistik. Menurut Kotler dan Keller (2006, hal 17), konsep pemasaran holistik
berdasarkan pada membangun, membuat, dan mengimplementasikan program,
proses, dan aktivitas pemasaran yang semuanya penting dan berguna bagi
pemasaran. Ada empat komponen dari pemasaran holistik, yaitu: relationship
marketing, integrated marketing, internal marketing, dan social responsibility
marketing. Salah satu komponen dari pemasaran holistik adalah relationship
marketing. Solomon (2007,p 11) mendefinisikan relationship marketing sebagai
interaksi dengan pelanggan dalam keseharian dan memberikan alasan pada
mereka untuk empertahankan ikatan atau hubungan dengan perusahaan dari waktu
ke waktu. Sedangkan Kotler dan Keller (2006:17-18) mengartikan relationship
marketing dalam artian lebih luas yang memiliki tujuan membangun hubungan
jangka panjang yang saling menguntungkan dengan pihak-pihak inti pelanggan,

pemasok, distributor, dan rekan pemasaran lainnya guna mengembangkan dan


mempertahankan bisnis.
Komunitas virtual merek ini kini menjadi suatu aspek yang perlu
diperhitungakan oleh pemasar, mengingat kemudahan akses internet, dewasa ini
mendukung semakin banyaknya bermunculan komunitas virtual di Indonesia.
Komunitas virtual ini bisa menjadi pasar yang potensial untuk mengembangkan
sebuah bisnis didalamnya, karena di dalam komunitas tersebut akan terbentuk
kepercayaan dan loyalitas pada sebuah produk dari konsumen. Kedua hal tersebut
merupakan kunci sukses dari suatu relasi bisnis dan mempertahankan hubungan
jangka panjang dengan produk tersebut, hal ini bisa dibentuk oleh seorang
pemasar melalui partisipasi didalam komunitas virtual tersebut.
Menurut Muniz dan O'Guinn (2001), komunitas merek adalah komunitas
spesifik, tidak terbatas oleh batasan geografis, berdasarkan struktur hubungan
sosial antar anggotanya yang menyukai merek tertentu. Suatu komunitas merek
dilandasi oleh tiga elemen, yaitu shared consciousness (hubungan intrinsik yang
dirasakan satu sama lain dan perasaan kolektivitas yang terbedakan dengan
orangorang diluar komunitas), shared rituals and traditions (ritual atau tradisi
yang mencerminkan proses sosial yang mana menghasilkan makna dari komunitas
itu sendiri yang disebarkan kedalam maupun keluar komunitas), shared of moral
responsibility (tanggung jawab terhadap komunitas secara keseluruhan dan kepada
anggota didalamnya).
Ketiga elemen dasar suatu komunitas merek diatas yang mana terjadi di
lingkungan sosial kita, nampaknya juga dapat dianalogikan dengan komunitas

virtual. Menurut Memmi, (2006), komunitas virtual adalah komunitas yang


termediasi dengan komputer atau internet. Anggota dari suatu komunitas virtual
berbasis merek juga memiliki ketertarikan yang sama, perilaku yang cenderung
sama terhadap suatu merek dan tanggung jawab terhadap komunitas atau anggota
didalamnya.
Didalam komunitas virtual tersebut tentunya partisipasi dan keikutsertaan
para

anggotanya

mempunyai

peran

penting

dalam

perkembangan

dan

kelangsungan komunitas tersebut,banyak sekali (Casalo, et al. 2007). Partisipasi


tersebut merupakan salah satu bentuk keterlibatan mereka dalam komunitas merek
tersebut, keterlibatan tinggi pada komunitas virtual dapat mempengaruhi proses
keputusan pembelian seseorang. Bentuk dari partisipasi ini pun beragam, bisa
dengan posting ke dalam milis, mengikuti kegiatan gatehering dan juga hanya
diam sekedar mengintai dan mengikuti postingan di milis. Hal ini dikarenakan
pelanggan membutuhkan proses pencarian informasi yang intensif dan evaluasi
yang hati-hati atau disebut juga dengan extended problem solving (Solomon,
2007:307). Hal ini didukung oleh Teo dan Yeong (2003) yang menyatakan bahwa
dalam proses pencarian informasi, seorang pelanggan akan membandingkan
antara perceived benefit dengan cost of the search (waktu dan uang). Perceived
benefit dipengaruhi oleh product risk dan product involvement. Bila pelanggan
percaya bahwa produk yang ia inginkan memiliki resiko yang tinggi, maka usaha
untuk mencari informasi (cost of the search) akan lebih tinggi dan salah satu cara
untuk mengurangi resiko tersebut adalah dengan terlibat dalam komunitas yang
ahli pada produk tersebut.

Dari intensitas partisipasi dalam komunitas virtual tersebut nantinya akan


membentuk suatu loyalitas terhadap merek tersebut.

Adanya interaksi antar

member dengan memberikan solusi-solusi permasalahan yang dihadapi, lalu


memberikan saran untuk memakai produk-produk lain dari merek tersebut, atapun
produk-produk pendukung lainnya, dari situ mulai ada peningkatan intensitas
bertemu dan berpartisipasi dalam komunitas tersebut, baik secara antar individu
maupun individu dengan komunitasnya. Rasa kecintaan terhadap merek dan
produk yang dibentuk dari partispasi aktif tersebut akan menimbullkan komitmen
mereka akan merek tersebut, identifikikasi komunitas, ikatan emosional satu
dengan lainnya untuk mengembangkan komunitas mereknya (Algeishmer et al.
2005), loyalitas memiliki berbagai macam pengertian seperti suatu kebiasaan
dalam intensitas pembelian di masa yang akan dating (Andereassen, 1999). Disisi
lain loyalitas ini dapat dikatakan sebagai intensitas yang tinggi di dalam word of
mouth (Hallowel, 1996). Beberapa literature mengatakan loyalitas merupakan
suatu komponen psikologis yang didasarkan oleh perasaan konsumen yang
didukung oleh motivasi terhadap kecintaan terhadap suatu produk dan jasa dari
suatu organisasi (Hallowel, 1996)
Hasil dari adanya komunikasi dan partisipasi dalam komunitas virtual
tersebut salah satunya adalah trust atau kepercayaan pada produsen Blackberry
dan trust pada produk Blackberry . Di sisi lain trust dapat diasosiasikan dengan
membuat kepercayaan terhadap suatu hal (Doney dan Cannon, 1997). Trust disini
merupakan suatu bentuk komponen kognitif dari seseorang, komponen tersebut
dapat dibagi menjadi tiga dimensi yaitu: kompetensi ,kejujuran, dan kebajikan.

Kompetensi didefinisikan sebagai suatu kemampuan dan pengetahuan untuk


melengkapi dan memberikan kepuasan kepada pihak lain (Flavian dan Guinaliu,
2007). Kejujuran didefinisikan sebagai pemenuhan janji, menyimpan perkataan
dan kesungguhan dari suatu pihak (Flavian dan Guinaliau, 2007). Kebajikan lebih
diarahkan sebagai suatu keinginan baik untuk menunjukkan suatu pengorbanan
demi suatu tujuan yang baik (Flavian dan Guinaliu, 2007).
Kepercayaan ini merupakan faktor yang penting dalam membangun dan
membina suatu hubungan (Doney dan Canon, 1997). Pertukaran informasi dari
orang terpercaya dalam suatu konteks komunikasi nantinya juga akan membentuk
suatu kepercayaan tersebut (Moorman et al, 1992). Dalam komunitas virtual
ataupun hal yang berhubungan dengan komunikasi elektronik, kepercayaan
disinyalir dapat menyajikan resiko pada konsumen (Grabner et all, 2003), dimana
kepercayaan tersebut menjadi suatu hal yang penting didalam pembentukan suatu
loyalitas konsumen disaat seseorang dihadapkan pada suatu hal yang memiliki
resiko tinggi (Rechheld dan Scefter, 2000). Resiko tinggi itu salah satunya
dikarenakan pihak yang ikut didalamnya adalah semu, sehingga pihak satu dan
yang lainnya saling tidak mengetahui satu sama lain.
Salah satu contoh komunitas merek tersebut adalah mailing list (milis)
Primbonbb , salah satu milis para pengguna Blackberry di Indonesia

yang

berfungsi sebagai wadah komunikasi para pengguna Blackberry. Milis yang


beranggotakan sekitar 360 orang ini adalah milis yang high traffic, dimana ratarata 100 email yang masuk tiap harinya. Awal diadakannya milis ini adalah untuk
menghubungkan antara para pengguna Blackberry untuk membahas tentang

device Blackberry itu sendiri untuk para pengguna di Surabaya saja, namun
lambat laun menjadi suatu wadah untuk bertukar informasi mengenai berbagai
macam hal, dari masalah seputar Blackberry, wisata kuliner, traffic report, hingga
acara-acara yang diadakan oleh para anggotanya kini seudah tersebar diseluruh
Indonesia.
Penelitian ini ditujukan untuk dapat menjelaskan hubung antara partisipasi
dengan kepercayaan dan loyalitas, serta hubungan antara kepercayaan dan
loyalitas, anggota milis tersebut. Penelitian akan dilakukan pada Primbonbb
Community dengan alamat primbonbb@yahoogroups.com

1.2.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan diangkat

penulis adalah:
1. Apakah ada pengaruh antara partisipasi didalam milis terhadap
kepercayaan pada produsen Blackberry dalam komunitas virtual milis
Primbonbb ?
2. Apakah ada pengaruh antara partisipasi terhadap kepercayaan pada
produk Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb ?
3. Apakah ada pengaruh antara kepercayaan pada produsen Blackberry
dengan loyalitas produk Blackberry dalam komunitas virtual milis
Primbonbb ?

4. Apakah ada pengaruh antara kepercayaan pada produk Blackberry


dengan loyalitas produk Blackberry dalam komunitas virtual milis
Primbonbb ?
5. Apakah ada pengaruh antara partisipasi didalam milis dengan loyalitas
produk Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb ?

1.3.

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara partisipasi didalam
milis terhadap kepercayaan pada produsen Blackberry dalam
komunitas virtual milis Primbonbb.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara partisipasi terhadap
kepercayaan pada produk Blackberry dalam komunitas virtual milis
Primbonbb.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara kepercayaan pada
produsen Blackberry dengan loyalitas produk Blackberry dalam
komunitas virtual milis Primbonbb.
4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara kepercayaan pada
produk Blackberry dengan loyalitas produk Blackberry dalam
komunitas virtual milis Primbonbb.
5. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara partisipasi didalam
milis dengan loyalitas produk Blackberry dalam komunitas virtual
milis Primbonbb.

10

1.4.

MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Dapat memberikan gambaran, informasi dan saran yang berguna bagi
para pelaku bisnis akan pentingnya sebuah komunitas virtual dengan
tujuan sebagai alternatif alat pemasaran dan juga sebagai tempat untuk
membangun kepercayaan dan loyalitas pada para pelanggan.
2. Dapat memberikan kontribusi potensial kepada para pembaca mengenai
ilmu pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan keterlibatan
pelanggan produk dalam komunitas virtual dan dapat dijadikan
gambaran bagi penelitian lebih lanjut.

1.5.

SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI


Penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, dimana antara bab yang satu

dengan yang lainnya terdapat keterkaitan yang erat. Adapun sistematika


penulisannya sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bagian ini berisi latar belakang yang secara garis besar memuat hal-hal
yang mengantarkan pada pokok permasalahan, rumusan masalah yang
menjadi dasar dilakukannya penelitian, tujuan yang hendak dicapai dan
manfaat yang diharapkan serta sistematika penulisan skripsi.
BAB II : TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Bagian ini berisi tentang konsep-konsep dan teori-teori yang
berhubungan dengan permasalahan yang dirumuskan yaitu tentang

11

komunitas virtual, partisipasi dalam komunitas virtual dan loyalitas


merek dalam komunitas virtual, kepercayaan merek dalam komunitasi
virtual, pada komunitas virtual Primbonbb. Uraian tentang konsep dan
teori ini diperoleh melalui studi kepustakaan dari literatur, buku dan
jurnal.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bagian ini akan menguraikan tentang pendekatan penelitian yang
digunakan oleh penulis, batasan pengertian, ruang lingkup analisis, jenis
dan sumber data, prosedur pengumpulan data dan teknis analisis yang
digunakan untuk menjawab rumusan masalah.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisi tentang gambaran umum mengenai obyek dan setting
penelitian, kemudian paparan mengenai hasil quisioner yang dilakukan
serta deskripsi dari analisis output quisioner komunitas online tersebut.
Hasil tersebut kemudian dihubungkan dengan teori dan proposisi yang
terkait yang ada dalam bab II.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Bagian ini memuat simpulan peneliti yang dibuat dari hasil penelitian
yang menjawab proposisi penelitian serta memuat saran-saran yang
berkaitan dengan obyek penelitian.

12

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1.

LANDASAN TEORI

2.1.1. Manajemen Pemasaran


Kotler dan Keller (2006:6) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai
pengetahuan dan seni dalam memilih target pasar dan mendapatkan, menjaga, dan
mengembangkan

konsumen

melalui

penciptaan,

pengantaran,

dan

mengkomunikasikan nilai superior konsumen. Selain itu Kotler dan Keller


(2006:6) juga menjelaskan pemasaran sebagai proses perencanaan dan penentuan
konsep, penetapan harga, promosi, dan rencana distribusi, produk, dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Lebih lanjut Kotler dan Keller (2006:15) menjelaskan perbedaan antara
konsep penjualan dengan pemasaran. Konsep penjualan memiliki tujuan yang
lebih mengarah kepada menjual produk atau jasa yang telah dibuat daripada
membuat apa yang diinginkan pasar. Sedangkan konsep pemasaran lebih
mengarah kepada menemukan produk yang tepat untuk pelanggan. Dikutip dari
Levitt pada Kotler dan Keller (2006:16) yang menggaris bawahi perbedaan antara
konsep penjualan dan pemasaran bahwa konsep penjualan berfokus pada
kebutuhan penjual, yaitu untuk merubah produk menjadi tunai, sedangkan fokus
konsep pemasaran pada kebutuhan pembeli, yaitu memuaskan kebutuhan
pelangggan dengan sarana produk dan seluruh hal yang diasosiasikan dengan
menciptakan, menyampaikan dan pada akhirnya mengonsumsinya.

13

Saat ini fokus kepada kebutuhan pelanggan benar-benar menjadi perhatian


utama dalam meningkatkan kinerja dan kompetensi perusahaan. Dipandang dari
sudut yang menyeluruh (holistic), pelanggan bukanlah satu-satunya yang utama
bagi perusahaan melainkan juga manajemen internal perusahaan dan lingkungan
sekitar yang perlu diperhatikan. Menurut Kotler dan Keller (2006:17) konsep
pemasaran

holistik

berdasarkan

pada

membangun,

membuat,

dan

mengimplementasikan program, proses, dan aktivitas pemasaran yang semuanya


penting dan berguna bagi pemasaran. Ada empat komponen dari pemasaran
holistik, yaitu: relationship marketing, integrated marketing, internal marketing,
dan social responsibility marketing.

2.1.2. Pemasaran Relasional


Salah satu komponen dari pemasaran holistik adalah pemasaran relasional
(relationship

marketing).

Solomon

(2007:11)

mendefinisikan

pemasaran

relasional sebagai interaksi dengan pelanggan dalam keseharian dan memberikan


alasan pada mereka untuk mempertahankan ikatan atau hubungan dengan
perusahaan dari waktu ke waktu. Sedangkan Kotler dan Keller (2006:17-18)
mengartikan pemasaran relasional dalam artian lebih luas yang memiliki tujuan
membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan pihakpihak inti pelanggan, pemasok, distributor, dan rekan pemasaran lainnya guna
mengembangkan dan mempertahankan bisnis.
Tujuan dari pemasaran relasional adalah menciptakan hubungan yang kuat
dan bertahan lama dengan sekelompok pelanggan inti (Schiffman dan Kanuk,

14

2004:578). Penekanannya adalah pada membangun ikatan jangka panjang dengan


pelanggan, dengan membuat mereka merasa bahwa perusahaan berinteraksi
dengan mereka dengan baik dan dengan memberikan pelanggan hubungan
personal terhadap perusahaan (Schiffman dan Kanuk, 2004:578). Hal ini didukung
oleh Christopher, (2002:5) yang menyatakan bahwa memaksimalkan lifetime
value pelanggan adalah tujuan fundamental dari relationship marketing. Varey
(2002:47) juga menjelaskan tujuan dari pemasaran relasional ialah untuk
mengakumulasikan kepuasan dari transaksi dan jasa yang didapat pelanggan, yang
mengarah pada parti sipasi aktif berdasarkan pada pengungkapan mutual dan
kepercayaan.
Bagi perusahaan mempertahankan pelanggan yang sudah ada tidak kalah
pentingnya dengan menarik pelanggan baru. Mempertahankan pelanggan yang
sudah ada jauh lebih mudah dan lebih menguntungkan dibanding menarik
pelanggan baru karena kemungkinan pelanggan lama untuk melakukan pembelian
kedua kali jauh lebih besar. Kesuksesan suatu bisnis bukan hanya ditentukan oleh
kemampuannya memuaskan pelanggan, namun juga dalam memelihara hubungan
jangka panjang dengan pelanggannya. Menurut Davidow dikutip pada
Christopher, et al (2002:47) mengatakan bahwa masa depan suatu bisnis
bergantung pada kedatangan pelanggan yang sama secara terus-menerus.

2.1.3. Komunitas Virtual Merek


Kumpulan pelanggan, atau biasa disebut komunitas, dapat dijadikan sarana
bagi perusahaan guna mengaktualisasikan program pemasaran relasional. Di

15

dalam komunitas pelanggan terjadi aktivitas saling bertukar pikiran, saran,


ataupun pendapat mengenai suatu produk atau jasa yang mereka gemari.
Komunitas pelanggan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan dalam memahami karakteristik pelanggannya.
Muniz dan OGuinn (2001) mendefinisikan komunitas dalam konteks
yang lebih luas daripada sebuah tempat. Hal ini didukung oleh pernyataan Bender
(1978:145) dikutip dari Muniz dan OGuinn (2001) yang mendefinisikan
komunitas sebagai hubungan jaringan sosial yang ditandai oleh ikatan yang
berdasarkan emosional dan saling menguntungkan. Kedua definisi komunitas
diatas menekankan bahwa komunitas tidak hanya terbentuk berdasarkan geografis
mengingat munculnya alat komunikasi yang terjangkau dan mudah diakses,
sehingga memudahkan individu-individu dengan kesamaan minat untuk
bergabung.
Muniz dan OGuinn (2001) menyatakan bahwa komunitas merek adalah
bentuk legitimasi dari komunitas, namun hanya pada aliran (stripe) tertentu dan
pada waktu tertentu. Komunitas merek mencerminkan bentuk kumpulan manusia
dalam konteks konsumsi, dalam hal ini komunitas merek hanya terbentuk seputar
satu produk atau jasa. Menurut Muniz dan OGuinn (2001) komunitas merek
secara eksplisit merupakan kumpulan sosial komersial yang tergabung seputar
satu merek dan tidak berhubungan dengan pihak komersial (pemasar atau
perusahaan). Komunitas merek dapat terbentuk pada merek apapun namun
cenderung terbentuk pada merek dengan citra yang kuat, kaya akan sejarah, merek
yang berkompetisi ketat, dan dikonsumsi dihadapan publik.

16

Muniz dan OGuinn (2001) menyatakan bahwa anggota komunitas merek


memiliki tingkat komitmen yang tinggi atau bahkan ekstrim terhadap
komunitasnya. Disisi lain Amstrong dan Hagel (1996) berpendapat bahwa bisnis
yang memfasilitasi pelanggannya untuk berinteraksi dengan pelanggan lainnya
dan perusahaan, untuk memenuhi kebutuhan komersial dan sosial akan mencapai
kesuksesan dalam mempromosikan bisnisnya. Maka dari itu komunitas merek
dapat dijadikan strategi perusahaan untuk berubah dari hubungan tradisional
(konsumen-merek) menjadi hubungan timbal balik (konsumen-merek-konsumen)
(Muniz dan OGuinn, 2001), sehingga dapat membangun loyalitas pelanggan
yang tinggi dan menghasilkan profit yang berkesinambungan.
Modernitas dan komersialisme telah merubah dunia, termasuk bentuk
komunitas. Munculnya internet memudahkan komunitas untuk memperluas
jaringan dan frekuensi interaksi melalui komunitas virtual. Komunitas virtual
didefinisikan oleh Memmi (2006) sebagai komunitas yang termediasi oleh
komputer. Menurut Carter (2002) dikutip pada Hersberger, et al (2007) hubungan
dalam komunitas virtual bukanlah sesuatu yang unik lagi karena pengaruh internet
yang secara cepat menjadi satu dengan kehidupan sehari-hari. Graham dan Hazzel
(2004); Hersberger, et al (2007) menggaris bawahi peranan keanggotaan dalam
komunitas virtual adalah faktor penting yang menentukan tingkat pengetahuan
atas merek bagi anggotanya.
Memmi (2006) mengungkapkan karakteristik komunitas sosial berikut
dapat dijadikan gambaran awal dalam mengenali komunitas virtual:

Partisipasi sering kali bersifat okasional, atau hanya sesekali


kemunculan,

17

Partisipan sering kali anonim atau menggunakan nama samaran,


Kelompok yang besar, dengan ratusan atau ribuan partisipan,
Terdapat partisipan aktif dan pembaca pasif,
Keanggotaan sering kali bersifat temporer,
Group awareness yang rendah,
Struktur kelompok yang sangat fleksibel,
Kontribusi sering kali tidak ditujukan pada siapapun,
Banyak kontribusi yang tidak diperhatikan,
Terdapat sedikit hubungan personal, dan hubungan tersebut tidak
stabil,
Gaya berdiskusi biasanya dingin atau tidak melibatkan emosional,
Interaksi bukan antar manusia, melainkan seputar objek, tujuan,
atau tugas .
Interaksi berkontribusi terhadap terbentuknya workspace,
Kontribusi berorientasi pada tujuan tertentu.

Muniz dan OGuinn (2001) menyatakan tiga manfaat yang didapat


anggota komunitas merek, termasuk didalamnya manfaat komunitas virtual
merek, yaitu: (1) komunitas merek sebagai agensi pelanggan dan didukung oleh
media internet, sehingga anggotanya memiliki kemudahan dalam menyuarakan
pendapatnya dan lebih diperhatikan; (2) komunitas merek berperan sebagai
sumber informasi baik bagi anggota komunitas maupun pelanggan; dan (3)
komunitas merek sebagai interaksi kolektif sehingga memberikan anggotanya
keuntungan sosial dan afektif.
Selain ketiga manfaat komunitas tersebut, Amstrong dan Hagel (1996)
memaparkan empat jenis komunitas virtual yang dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan, yaitu (1) communities of transaction, (2) community of interest, (3)
community of fantasy, dan (4) community of relationship. Bagian ini hanya akan
membahas mengenai community of interest. Community of interest atau interaksi
pada topik spesifik, adalah komunitas dengan topik yang spesifik terlibat dalam

18

komunikasi interpersonal yang lebih dalam dibanding komunitas transaksi. Salah


satu contoh dari community of interest adalah komunitas virtual merek.

2.1.4. Partisipasi
Partisipasi dalam kegiatan yang dilakukan dalam komunitas virtual
merupakan salah satu yang faktor penting untuk pengembangan dan keberlanjutan
komunitas virtual tersebut. Lebih khusus, tingkat partisipasi yang lebih besar
dalam membantu komunitas virtual untuk berbagi pengetahuan, menyebarkan ideide dengan cepat dan memberikan dukungan emosional di antara anggota (Koh
dan Kim, 2004). Di samping itu, partisipasi para anggota dalam komunitas virtual
adalah sebuah elemen penting menjamin kelangsungan hidup masyarakat dalam
jangka panjang (Koh dan Kim, 2004). Jika ditilik lebih jauh lagi, bagi para
pengembang, kontribusi dan partisipasi dari anggota sebuah komunitas virtual
dapat menjadi pertimbangan yang penting bagi suatu riset pengembangan
(Bagozzi dan Dholakia, 2006). Melihat pentingnya partisipasi, maka partisipasi di
dalam komunitas virtual dapat didefinisikan sebagai interaksi masyarakat yang
dimediasikan komputer termasuk berbagi berita dan informasi (seperti, misalnya
"apa yang baru?, pengumuman acara), pemecahan masalah (seperti, misalnya
FAQ (Frequently Ask Question), diskusi, serta komunikasi rutin melalui email
dan chat (Koh dan Kim, 2001).
Menurut Flavian dan Guinaliu (2007), terdapat empat alasan berpartisipasi
dalam komunitas virtual, yaitu (1) memiliki motivasi untuk ikut berperan secara
aktif, (2) ingin merangsang kegiatan yang ada dalam komunitas, (3) ingin

19

memberikan informasi yang berguna kepada anggota komunitas yang lain, (4)
ingin memposting dan merespon postingan anggota komunitas yang lain. Jenis
partisipasi dalam komunitas virtual beragam, ada yang berupa partisipasi online
maupun offline.

Dalam sebuah milis, partisipasi online ditunjukkan dengan

mengirim pesan (posting) ke forum. Untuk memudahkan posting dan para


pembacanya dalam memahami isi pesannya, pada umumnya tiap postingan pada
subjeknya dilengkapi dengan menggunakan prefix atau menggunakan singkatan
awal sebagai berikut :

WTI (Want To Inform), yaitu pesan yang berisi memberikan informasi


baru.
WTA (Want To Ask), yaitu pesan yang ingin menanyakan mengenai
suatu hal.
WTS (Want To Sale), yaitu pesan jika ingin menjual suatu barang.
WTB (Want To Buy), yaitu pesan jika ingin membeli sutu barang.
OOT (Out Of Topic), yaitu pesan jika ingin melakukan suatu
pembahasan diluar konteks permasalahan.

Sebagai contoh postingan adalah sebagai berikut :


Name : Ricky Antonio
Subject : WTI : Launching Blackberry Onyx 9700
Messege : Akan segera diluncurkan Blackberry tipe terbaru Blackberry
Onyx 9700, di Surabaya akan diluncurkan bersamaan oleh 3 operator,
yaitu Indosat, Telkomsel, dan XL pada 3 Mei 2010.
Dari postingan tersebut, member lain dapat memberikan respon yang baik dengan
membalas postingan tersebut (Koh dan Kim, 2004). Ataupun jika dirasakan
postingan tersebut kurang relevan dengan kebutuhan, malas membalas, ingin
sekedar mengetahui informasi saja tanpa berinteraksi didalamnya, ataupun
kurangnya rasa memiliki pada komunitas tersbut bisa saja member tersebut hanya

20

diam dan mengamati, hal teresebut juga termasuk dalam partisipasi online
(Rafaeli et al., 2004).
Partisipasi offline biasanya ditunjukkan dengan ajang tatap muka antar anggota
milis, dengan melakukan berbagai macam kegiatan seperti gathering akbar
dengan mempertemukan semua anggota milis dalam suatu acara besar; mini
gathering dengan berkumpul beberapa anggota untuk sakedar saling ngobrol,
bertukar ilmu dan informasi baru mengenai Blackberry; membuat workshop dan
tutorial seputar cara mengoptimalisasikan dan menggunakan Blackberry dengan
dukungan para sponsor; melakukan kegiatan sosial seperti donor darah dan
membantu korban bencana alam.

2.1.5. Kepercayaan (Trust)


Morgan dan Hunt (1994) menyatakan bahwa kepercayaan merupakan
variabel kunci bagi kesuksesan pemasaran relasional. Variabel ini memiliki
dampak yang kuat pada keefektifan dan keefisienan pemasaran relasional.
Kepercayaan adalah suatu keadaan yang terjadi ketika seorang mitra percaya atas
keandalan serta kejujuran mitranya. Sheth (2004) menguatkan hal ini dengan
mendefinisikan kepercayaan sebagai berikut: Trust is a willingness to rely on
the ability, integrity and motivaton of the other party to act and serve the needs
and interest as agreed upon implicitly or explicitly.
memiliki beberapa hal penting yang dapat dicatat yaiu :

Pengertian tersebut

21

Konsumen yang memiliki kepercayaan akan bersedia untuk bergantung


pada penyedia jasa dan juga bersedia untuk melakukan tindakan untuk
penyedia jasa.
Kepercayaan memiliki tiga aspek dari karakteristik penyedia jasa yaitu
ability, integrity, motivation. Pertama, konsumen akan menilai apakah
provider cukup kompeten untuk menjalankan kewajibanya dan melayani
konsumen. Kedua, konsumen akan menilai apakah perusahaan memiliki
integritas, dimana konsumen dapat percaya pada pekerjaan perusahaan.
Terakhir, konsumen mempercayai bahwa penyedia jasa memiliki
motivasi untuk tidak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan
harapan konsumen.
Pihak yang dipercaya akan menjaga pihak yang lain, memperhatikan
kebutuhan dan harapan pihak lain tersebutbukan hanya memperhaikan
kebutuhan dan harapannya sendiri.
Perilaku kedua pihak akan memenuhi harapan bersama baik yang terlihat
secara eksplisit, maupun yang implisit. Kedua pihak akan menghormati
perjanjian yang telah dibuat bersama dan bahka melakukan lebih dari
apa yang ada, misanya dalam kontrak, untuk kebaikan partnernya.
Kepercayaan merupakan kunci dari pemasaran relasional karena
mendorong pemasar untuk bekerja dengan lebih menekankan investasi pada
menjaga hubungan kerjasama yang baik dengan mitra mereka, menolak alternatif
jangka pendek yang menarik dan lebih menekankan pada manfaat jangka
panjang, dan melihat kegiatan yang beresiko tinggi dengn lebih bijaksana karena

22

percaya bahwa mitranya tidak akan bertindak secara oportunis (Anderson dan
Narus, 1990).
Menurut Flavian dan Giunaliu (2007), kepercayaan terbentuk dari tiga hal,
yaitu

kejujuran

(honesty),

kebajikan

(benevolence),

dan

kompetensi

(competence). Kejujuran adalah percaya pada kata-kata orang lain, percaya


bahwa mereka akan menepati janjinya dan bersikap tulus pada kita. Kebajikan
adalah tindakan yang mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan
pribadi. Kompetensi adalah persepsi atas pengetahuan, kemampuan untuk
menyelesaikan masalah, dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pihak lain
yang dimiliki oleh suatu pihak.

2.1.6. Loyalitas
Loyalitas konsumen merupakan sebuah hal yang sangat diperlukan bagi
seorang pemasar, demi mempertahankan hubungannya dengan konsumen. Hal ini
juga berkaitan dengan tingkat keuntungan perusahaan. Menarik konsumen baru
diyakini membutuhkan dana yang lebih besar daripada mempertahankan
konsumen lama. Keuntungan untuk mendapatkan loyalitas konsumen ini
disebutkan Ballester (2001) sebagai berikut: (1) a substantial entry barrier to
competitors; (2) an increase in the firms ability to respond to competitive threats;
(3) greater sales and revenue; and (4) a customer base less sensitive to arketing
efforts competitors. Arnould, Price dan Zinkhan (2001) memberikan definisi
loyalitas sebagai suatu komitmen mendalam untuk membeli dan mendukung
kembali suatu produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang

23

dengan tidak mengindahkan pegaruh-pengaruh situasional dan usaha-usaha


pemasaran yang secara potensial menyebabkan perilaku penggantian (switching
behavior).
Flavian dan Giunaliu (2007) menyatakan bahwa loyalitas dapat dilihat dari
sudut pandang perilaku, dan diukur dari tiga hal, yaitu (1) keinginan untuk terus
menggunakan suatu produk di masa mendatang, (2) keinginan untuk mencari
tahu lebih lanjut mengenai produk tersebut dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan, dann (3) keinginan untuk membeli produk itu lagi.

2.2.

HUBUNGAN ANTAR VARIABEL PENELITIAN

2.2.1. Hubungan Partisipasi Dengan Company Trust


Partisipasi berupa postingan mengenai informasi seputar perusahaan,
memberikan gosip serta isu mengenai perusahaan produsen Blackberry menjadi
sebuah pengetahuan bagi member milis akan perusahaan tersebut. Info yang dirilis
di website resmi Blackberry yaitu www.blackberry.com dan diinformasikan
kedalam milis nantinya akan menimbulkan banyak tanggapan, dari tanggapantanggapan yang muncul itu kemudian banyak saran yang muncul serta anggapananggapan mengenai perusahaan produsen Blackberry. Menurut Andersen (2005),
komunitas virtual merek akan membantu untuk mengembangkan produk lebih
lanjut yang berasal dari komentar dan sugesti yang terjadi dalam komunitas
virtual. Dari seringnya diskusi mengenai perusahaan nantinya akan lahir sebuah
hubungan antara konsumen dengan merek tersebut. Menurut Flavian dan Guinaliu
(2007), dengan adanya partisipasi berupa diskusi mengenai perusahaan produsen

24

produk, nantinya akan mempengaruhi suatu keputusan mengenai merek


perusahaan tersebut dan juga akan mempengaruhi kedekatan hubungan antara
merek dengan konsumen.

2.2.2. Hubungan Partisipasi Dengan Product Trust


Kegiatan yang dilakukan dalam komunitas vitual merek, anggota dapat
meningkatkan pengetahuan mereka mengenai merek dan produk sebagai
konsekuensi dari interaksi dengan anggota masyarakat lainnya. Jadi, konsumen
yang lebih aktif berpartisipasi dalam komunitas merek virtual ini akan lebih
familiar dengan produk merek dan karena itu, mereka akan dapat memecahkan
berbagai masalah yang terkait dengan penggunaan produk ini. Selain itu,
konsumen dapat menemukan dukungan dalam penggunaan yang tepat produk
merek (Flavian dan Guinaliu, 2005) sebagai hasil dari tanggung jawab moral yang
ada di antara anggota komunitas virtual (Muniz dan O'Guinn, 2001). Oleh karena
itu, ketidakpastian menggunakan produk-produk akan berkurang.
Dengan cara yang sama, komunitas virtual dapat membantu untuk
mengembangkan produk dan layanan berkat komentar dan saran yang dibuat oleh
anggota masyarakat (Andersen, 2005). Bahkan, sangat biasa untuk menemukan
produk mungkin anggota membahas modifikasi dalam komunitas merek virtual.
Jadi, kemungkinan masa depan merek mempengaruhi keputusan dapat
mendukung pengembangan hubungan antara merek dan konsumen, karena mereka
akan melihat bahwa merek sangat emperhatikan masalah kebutuhan dan keinginan
mereka.

25

2.2.3. Hubungan Company Trust dengan Loyalitas


Trust telah menjadi perhatian banyak penelitian dan tlah terbukti menjadi
salah satu faktor kunci untuk Loyalitas seperti yang dikatakan Bove (2000)
Marketing researchers are increasingly measuring trust as it has been shown to
be a key determinant of customer loyalty. Seperti juga yang dikatakan Berry
(1993) yang menekankan bahwa kepercayaan (trust) merupakan dasar dari
Loyalitas pelanggan. Dan Morgam dan Hunt (1994) yang menyatakan bahwa
trust harus dilihat sebagai central construct of any long term relationship.
Stone (2000) menyatakan apabila konsumen memiliki kepercayaan yang
lebih besar pada sebuah perusahaan dibandingkan kepercayaan pada pesaing,
maka konsumen akan loyal pada perusahaan tersebut dan konsumen akan
melakukan perilaku loyal. Perilaku loyal ini antara lain adalah pembelian yang
berkelanjutan, embelian dengan volume yang lebih besar, merekomendasikan
penyedia jasa pada kerabatnya dan lain-lain.
Sirdeshmukh (2002) menyatakan bahwa kepercayaan memang memiliki
efek efek yang jelas pada Loyalitas konsumen dan masing-masing sisi dari
kepercayaan memiliki efek yang berbeda pada Loyalitas. Kepercayaan kepada
orang-orang yang terlibat dalam suatu komunitas akan mempengaruhi
pertimbangan konsumen akan penggunaan ulang karena adanya keyakinan untuk
dilayani oleh orang-orang yang dipercaya, sedangkan kepercayaan pada
perusahaan akan mempengaruhi pertimbangan konsumen.

26

2.2.4. Hubungan Product Trust dengan Loyalitas


Diskusi mengenai semua hal tentang produk baik masalah teknis maupun
pengembangan produk merupakan hal inti didalam suatu komunitas virtual merek.
Dari diskusi tersebut akan timbul berbagai masalah seputar produk beserta
jawaban dan solusi akan permasalahan-permasalahan yang timbul. Kepercayaan
akan kompetensi produk yang handal akan menjawab ketidak pastian akan suatu
produk. Kepercayaan tersebut akan berdampak pada ketidakpastian dalam
menentukan keputusan pembelian untuk tingkat yang lebih lanjut, hal ini
didukung oleh Mitchell (1999), menurut dia bahwa tingkat ketidakpastian yang
lebih rendah menyebabkan niat pembelian yang lebih tinggi karena fakta bahwa
konsumen mencoba untuk meminimalkan risiko yang dianggap penting ini ketika
akan membeli sebuah produk. Dari kepercayaan terhadap suatu produk tersebut
nantinya akan mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas (Sidersmukh et
al.,2002)

2.2.5. Hubungan Partisipasi dengan Loyalitas


Muniz dan OGuinn (2001), adanya partisipasi berupa penggunaan produk
dari suatu merek tersebut terus menerus akan meningkatkan Loyalitas konsumen,
dimana konsumen tersebut akan lebih sadar akan merek tersebut ditempat
penggunaannya dikembangkan. Para anggota sebuah komunitas nantinya akan
mendapatkan informasi tambahan seputar produk yang sudah dibeli,baik dari
pembahasan masalah hingga pembahasan mengenai optimalisasi produk dengan

27

produk-produk pendukungnya. Jika seseorang tersebut sudah mengetahui


kemampuan optimalisasi dari suatu produk dan resiko penggunaannya, tidak
menutup kemungkinan seseorang tersebut akan menggunakannya lagi di masa
yang akan datang (Algeisheimer et al., 2005).
Lebih lanjut lagi, Algeisheimer et al. (2005) menyatakan bahwa Once
consumer

participate

actively

in

brand

community,

their

commitment,identification and emotional ties with the brand around which th


virtual community is centred may increase, partisipasi aktif dalam suatu
komunitas virtual dapat menimbulkan suatu ikatan emosional baik dengan merek
yang digunakan maupun dengan orang-orang yang berada di dalamnya, dari
adanya berbagai interaksi antar orang tersebut, berbagai macam topik akan
muncul

dalam

diskusinya,

mulai

dari

pembahasan

soal

produk

dan

perlengkapannya hingga masalah personal satu dengan lainnya. Hal ini nantinya
akan meningkatkan tingkatan Loyalitas konsumen terhadap merek yang
digunakan ditempat komunitas virtual produk tersebut dikembangkan (Koh dan
Kim, 2004)

2.3.

PENELITIAN SEBELUMNYA
Terdapat banyak penelitian menegenai komunitas virtual merek, misalnya

skripsi dari Adiel Paradiella (2004) mengenai Motivasi Terbentuknya dan


Komitmen Anggota Pada Komunitas Virtual Macintosh Club Indonesia, terdapat
juga penelitian mengenai partisipasi di komunitas virtual oleh Koh dan Kim

28

(2004) , serta penelitian mengenai hubungan antara trust dan Loyalitas misalnya
penelitian oleh Sidersmugh, Singh dan Sabor (2002).
Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Luis Casalo, Carlos Flavian dan Miguel Guinaliu yang berjudul The Impact Of
Participation In Brand Communities On Custumer Trust And Loyalty. Penelitian
yang dilakukan Casalo, Flavian dan Guinalu mengambil objek di suatu website
komunitas free software, dimana website tersebut merupakan sebuah wadah para
pencinta software gratisan yang bermarkaskan di Spanyol. Mereka melakukan
kegiatan operasional interaksi antar anggotanya melalui sebuah situs web.
Penelitian tersebut meneliti mengenai hubungan antara partisipasi dengan
Loyalitas pelanggan, lalu partisipasi dengan trust, serta hubungan antara trust
dengan Loyalitas.
Persamaan dari penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah
keduanya meneliti mengenai pemasasran relasional dan komunitas virtual merek,
serta metode statistik yang digunakan menggunakan path analysis.
Sedangkan perbedaannya akan dijelaskan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2.1
Tabel Perbedaan Penelitian Dengan Penelitian Sebelumnya
Penelitian Flavian dan
NO
Perbedaan
Penelitian ini
Guinaliu, 2007
1.
Objek Penelitian
Komunitas virtual
Menggunakan
e-mail
dengan media website
(surat elektronik) sebagai
(halaman web) sebagai
media komunikasi para
media berkomunikasi
anggotanya.
para anggotanya
2
Keanggotaan
Menggunakan nama
Menggunakan nama
KomunitasVirtual
anonymous (nama
asli sesuai KTP.
samaran)
Para
anggotanya
Para anggotanya
warga
negara

29

warga negara Spanyol

Indonesia

Tabel 2.1
Tabel Perbedaan Penelitian Dengan Penelitian Sebelumnya
Penelitian Flavian dan
NO
Perbedaan
Penelitian ini
Guinaliu, 2007
3
Variabel Trust
Menggunakan variabel Variabel trust dibagi
Trust saja sebagai
menjadi
2
yaitu
variabel intervening
Company Trust dan
dan cenderung ke
Product Trust
company trust saja .
4
Komponen
Menggunakan dimensi Pada Company Trust
Variabel Trust
Honesty, Benevolence
menggunakan dimensi
dan Competence dan
Honesty, Benevolence
berbentuk reflektif
dan Competence dan
berbentuk formatif
Pada Product Trust
digunakan
dimensi
kompetensi
produk
untuk mengukurnya.
2.4.

HIPOTESIS DAN MODEL ANALISIS

2.4.1. Hipotesis
H1 : Terdapat pengaruh antara partisipasi didalam milis terhadap
kepercayaan pada produsen Blackberry dalam komunitas virtual
milis Primbonbb.
H2 : Terdapat pengaruh antara partisipasi terhadap kepercayaan pada
produk Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb.
H3 : Terdapat pengaruh antara kepercayaan pada produsen Blackberry
dengan loyalitas produk Blackberry dalam komunitas virtual milis
Primbonbb .

30

H4 : Terdapat pengaruh antara kepercayaan pada produk Blackberry


dengan loyalitas produk Blackberry dalam komunitas virtual milis
Primbonbb.
H5 : Terdapat pengaruh antara partisipasi didalam milis dengan loyalitas
produk Blackberry dalam komunitas virtual milis Primbonbb.

2.4.2. Model Analisis

Gambar 2.1 Model Analisis Penelitian

Sumber:
Adaptasi dari Casalo L, Flavian C. dan Miguel G. 2007. The Impact Of
Partisipation In Virtual Brand Communities Onn Consumer Trust And Loyality
The Case Of Free Software. Online Information Review, 31 (6), Pp: 775 792.

31

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

PENDEKATAN PENELITIAN
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Pendekatan ini dipilih karna penelitian ini dilakukan untuk melakukan
pembuktian hipotesis yang telah disusun peneliti pada awal penelitian. Pada
penelitian kuantitatif akan dipergunakan alat ukur statistik untuk menguji data
yang terdiri dari angka-angka numerik. Tujuan penggunaan pendekatan ini adalah
agar konsep yang melandasi penelitian lebih mudah dipahami secara statistik,
menjelaskan fenomena secara lebih terukur, memperoleh hasil yang dapat
digeneralisasikan, serta berbagai pembuktian.

3.2.

IDENTIFIKASI VARIABEL
Penelitian ini memiliki beberapa variabel yang menjadi bahan kajian.

Variabel-variabel tersbut adalah :


3.2.1. Variabel bebas (independent variable)

32

Variabel bebas (independent variable) atau exogenous variable yaitu


variabel yang mempengaruhi variasi perubahan nilai variabel terikat. Dalam
penelitian ini, sebagai variabel bebas adalah Partisipasi (X)

3.2.2. Variabel terikat (dependent variable)


Variabel terikat (dependent variable) atau endogenous variable yaitu
variabel yang nilainya tergantung dari variasi perubanan nilai variabel lainya.
Variabel terikat dari penelitian ini adalah Loyalitas (Y).

3.2.3. Variabel intervening


Variabel intervening adalah variabel yang dipergunakan untuk melihat
pengaruh tidak langsung antara satu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel
intervening dalam penelitian ini adalah Company Trust (Z1) dan Product Trust
(Z2).

3.3. DEFINISI OPERASIONAL


Pada penelitian ini setiap variabel akan diukur dengan indikator-indikator
tertentu yang sesuai dengan variabel yang bersangkutan. Agar tidak terjadi
kesalah-pahaman atau perbedaan pandangan dalam mendefinisikan variabelvariabel yang dianalisis. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

3.3.1. Variabel Bebas (X) : Partisipasi

33

Partisipasi yaitu kegiatan saling bertukar pengalaman dan informasi dalam


komunitas serta adanya interaksi emosional di dalamnya (Koh dan Kim, 2004).
Berikut adalah indikatornya :
1.

Secara umum, saya sangat termotivasi untuk berpartisipasi aktif


dalam komunitas milis primbonbb.

2.

Secara umum, dapat dikatakan saya berpartisipasi dalam rangka


untuk merangsang komunitas virtual tersebut.

3.

Saya biasanya memberikan informasi yang berguna bagi para


anggota milis lainnya melalui milis.

4.

Saya sering kali mengawali postingan dimilis ini dengan senang


hati.

5.

Saya sering kali membalas postingan orang lain atau memberikan


tanggapan dalam milis ini dengan senang hati

Variabel ini diukur dengan tingkat kesetujuan responden atas pernyataan


yang ditemukan. Tingkat pengukuran setuju dan tidak setuju diukur menggunakan
skala likert 1 sampai 5, semakin ke arah angka 1 menunjukakan sangat tidak
setuju dan jika ke arah 5 menunjukkan sangat setuju. Jika hasil dari pengukuran
secara komprehensif condong ke arah angka 5 menunjukkan partisipasi yang
tinggi didalam komunitas, jika condong kearah 1 maka terjadi partisipasi didalam
komunitas yang rendah.

3.3.2. Variabel intervening (Z)

34

3.3.2.1.Company Trust ( Z1 )
Company Trust dalam hal ini yang dimaksud adalah rasa percaya kepada
perusahaan produsen Blackberry. Company Trust memiliki 3 dimensi yaitu
honesty (keujuran), benevolence (kebajikan) dan compentence (kompetensi)
(Flavian dan Guinaliu, 2007). Indikatornya adalah :

3.3.2.1.1.Honesty (kejujuran)
Merupakan kepecayaan terhadap pihak lain dan memenuhi janji-janjinya
serta bersikap tulus. Indikator untuk mengukur variabel kejujuran, meliputi :
1.

Saya beranggapan produsen Blackberry memiliki komitmen yang


kuat terhadap produk yang dihasilkannya.

2.

Saya

beranggapan

pada

produsen

Blackberry

menyampikan

informasi-informasi mengenai produknyanya secara jujur.


3.

Saya percaya sepenuhnya terhadap informasi yang diberikan oleh


produsen Blackberry

4.

Secara umum, produsen Blackberry tidak membuat pernyataan palsu.

3.3.2.1.2.Benevolence (kebajikan)

35

Merupakan suatu tindakan dimana kepentingan umum lebih ditinggikan


daripada kepentingan pribadi, dalam hal ini sikap murah hati. Indikator dari
variabel kebajikan, meliputi :
1. Saya beranggapan bahwa produsen Blackberry memberikan manfaat
bagi banyak orang.
2. Saya beranggapan bahwa produsen Blackberrry dapat memenuhi
semua kebutuhan dan keinginan para konsumennya.
3. Saya beranggapan bahwa produsen Blackberry memperhitungkan
semua dampak dari tindakan yang mereka lakukan terhadap para
konsumennya.
4. Saya beranggapan bahwa produsen Blackberry tidak akan dengan
sengaja melakukan tindakan yang dapat membahayakan pengguna
Blackberry.

3.3.2.1.3.Competence (kompetensi)
Merupakan presepsi seseorang terhadap pengetahuan dan kemampuan
menyelesaikan masalah

pihak lain, serta kemampuan untuk memuaskan

kebutuhan pihak lain. Indikator untuk mengukur variabel kompetensi, meliputi :


1.

Secara umum, saya beranggapan bahwa produsen Blackberry


memiliki kemampuan yang baik untuk mengembangkan Blackberry

36

2.

Secara umum, saya beranggapan bahwa produsen Blackberry


memiliki pengalaman yang lebih, dalam mengembangkan produk
tersebut.

3.

Secara umum, saya beranggapan bahwa produsen Blackberry


memiliki sumber daya yang berkualitas dalam melaksanakan
kegiatannya.

4.

Secara umum, saya beranggapan bahwa produsen Blackberry


mengetahui kebutuhan pengguna lainnya.

Variabel ini diukur dengan tingkat kesetujuan responden atas pernyataan


yang ditemukan. Tingkat Pengukuran setuju dan tidak setuju dikukur
menggunakan skala likert 1 sampai 5, semakin ke arah angka 1 menunjukakan
sangat tidak setuju dan jika ke arah 5 menunjukkan sangat setuju. Jika hasil dari
pengukuran secara komprehensif condong ke arah angka 5 menunjukkan tingkat
trust yang tinggi terhadap produsen Blackberry tersebut, jika condong kearah 1
maka adanya trust terhadap produsen Blackberry yang rendah.

3.3.2.2.Product Trust (Z2)


Product Trust dalam hal ini adalah rasa percaya akan kompetensi dan
kemampuan produk Blackberry dalam memenuhi kebutuan para pelanggannya.
Indikatornya adalah :
1. Secara umum, produk Blackberry mempunyai kualitas yang baik

37

2. Secara umum, produk Blackberry dapat memenuhi semua kebutuhan


komunikasi saya.
3. Secara umum, produk Blackberry mempunyai keunggulan yang lebih
baik dibandingkan produk handphone lainnya.
4. Dengan menggunakan Blackberry saya mendapatkan informasi lebih
cepat.
Variabel ini diukur dengan tingkat kesetujuan responden atas pernyataan
yang ditemukan. Tingkat Pengukuran setuju dan tidak setuju dikukur
menggunakan skala likert 1 sampai 5, semakin ke arah angka 1 menunjukakan
sangat tidak setuju dan jika ke arah 5 menunjukkan sangat setuju. Jika hasil dari
pengukuran secara komprehensif condong ke arah angka 5 menunjukkan tingkat
trust yang tinggi terhadap produk tersebut, jika condong kearah 1 maka adanya
trust terhadap produk yang rendah.

3.3.3. Loyalitas (Y)


Loyalitas yaitu suatu komitmen mendalam untuk membeli dan mendukung
kembali suatu produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang
dengan tidak mengindahkan pegaruh-pengaruh situasional dan usaha-usaha
pemasaran yang secara potensial menyebabkan perilaku penggantian (switching
behavior) (Arnould, Price dan Zinkhan, 2001).Dalamhal ini yang dimaksud
adalah loyalitas kepada produk Blackberry. Indikator untuk mengukur variabel
loyalitas , meliputi :

38

1.

Saya akan terus menggunakan produk-produk Blackberry di masa


depan.

2.

Secara umum, saya ingin tahu mengetahui produk Blackberry lebih


lanjut dengan tujuan memenuhi kebutuhan saya.

3.

Secara umum, saya akan memakai atau membeli lagi produk


Blackberry ini dalam jumlah lebih banyak.

Variabel ini diukur dengan tingkat kesetujuan responden atas pernyataan


yang ditemukan. Tingkat Pengukuran setuju dan tidak setuju diukur menggunakan
skala likert 1 sampai 5, semakin ke arah angka 1 menunjukakan sangat tidak
setuju dan jika ke arah 5 menunjukkan sangat setuju. Jika hasil dari pengukuran
secara komprehensif condong ke arah angka 5 menunjukkan tingkat loyalitas
yang tinggi terhadap produk tersebut, jika condong kearah 1 maka adanya
loyalitas terhadap produk yang rendah.
Pengolahan hasil kuisioner yang telah diisi oleh responden akan diberi
nilai sesuai jawaban masing-masing responden kemudian dimasukkan dalam
kategori. Pengolahan data meggunakan program Smart PLS.

3.4.

JENIS DAN SUMBER DATA


Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer, yaitu data yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner pada
partisipan yang dituju dengan memberikan penjelasan mengenai penelitian ini
sebelumnya.

39

3.5.

POPULASI DAN SAMPEL


Populasi dalam penelitian ini adalah semua member milis Primbonbb yang

berjumlah 360 orang, sampel yang diambil adalah dari semua anggota milis
secaraacak. Sampel diambil denngan menggunakan tehnik probability sampling
dengan jenis simple random sampling dimana memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel,
dilakukan secara acak karena populasi bersifat homogen. Jumlah sampel yang
akan diteliti berjumlah 100 orang demi kepentingan validitas alat ukur analisis
jalur.

3.6.

PROSEDUR PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan cara studi

lapangan. Studi lapangan dilakukan dengan

menyebarkan kuesioner kepada

responden yang telah dipilih secara acak melalui jalur umum, kemudian
responden tersebut diberikan link yang berisikan halaman web yang berisikan
kuisioner, kemudian para responden mengisikan jawabannya melalui halaman
tersebut menggunakan perangkat Blackberry atau komputer pribadinya. Langkahlangkah dalam proses pengambilan data ini adalah sebagai berikut:
1.

Partisipan diberi penjelasan mengenai penelitian yang sedang


dilakukan dan teknis pengisian kuisioner.

2.

Setelah partisipan memahami tujuan penelitian dan teknis


pengisian kuisioner, partisipan mengisi kuesioner yang telah

40

disediakan

secara

online

dengan

alamat

URL

www.primbonbb.com/kuisioner.

3.7.

TEKNIK ANALISIS

3.7.1. Partial Least Square (PLS)


Partial Least Square merupakan metode analisis yang powerful karena
dapat diterapkan pada semua skala data, tidak membutuhkan banyak asumsi dan
ukuran sampel tidak harus besar. PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi
teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan
teorinya atau untuk pengujian proposisi (Ghozali, 2006 : 18).
Terdapat dua macam indikator dalam pendekatan PLS. Indikator pertama
adalah indikator refleksif atau reflective indicator. Reflective indicator adalah
indikator yang dianggap dipengaruhi oleh konstruk laten, atau indikator yang
dianggap merefleksikan/merepresentasikan konstruk laten. Reflective indicator
mengamati akibat yang ditimbulkan oleh variabel laten. Indikator kedua adalah
indikator formatif atau formative indicator. Formative indicator adalah indicator
yang dianggap mempengaruhi variabel laten. Formative indicator mengamati
faktor penyebab dari variabel laten.

3.7.2. Alasan Menggunakan PLS


Terdapat beberapa alasan untuk menggunakan alat analisis PLS, antara
lain:

41

1.

Data tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan


skala nominal sampai ratio dapat digunakan pada model yang sama)

2.

Dapat digunakan pada sample kecil. Menurut Ghozali (2006: 6) besar


sample pada PLS tidak terlalu besar. Minimal direkomendasikan
sample > 30 telah dapat digunakan.

3.

PLS selain digunakan untuk mengkonfirmasi teori, tetapi dapat


jugadigunakan untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar
variabel laten.

4.

PLS dapat menganalisis sekaligus konstruk yang dibentuk dengan


indicator refleksif dan formatif.

5.

PLS mampu mengestimasi model yang besar dan komplek dengan


ratusan variabel laten dan ribuan indikator (Falk and Miller, 1992)
dalam (Ghozali, 2006: 5).

3.7.3. Langkah- langkah PLS


Langkah-langkah PLS adalah sebagai berikut :
1.

Merancang model struktural atau inner model. Inner model


merupakan model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten
atau bisa juga dikatakan inner model menggambarkan hubungan
antar variabel laten berdasarkan substantive theory (Ghozali, 2006 :
22). Dalam penelitian ini terdapat tiga inner model, yaitu
a.

Company trust dipengaruhi oleh partisipasi.

b.

Product trust dipengaruhi oleh partisipasi.

42

c.

Loyalitas dipengaruhi oleh partisipasi, company trust dan


product trust

2.

Merancang model pengukuran atau outer model. Outer model


merupakan model yang menspesifikasi hubungan antara variabel
laten dengan indikator indikatornya atau bisa dikatakan bahwa
outer model mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan
dengan variabel latennya (Ghazali, 2006 : 22).

3.

Mengkontruksi diagram jalur dari tiapvariabelnya.

4. Mengkonversi diagram jalur ke persamaan.


5. Melakukan

estimasi

atau

pendugaan

parameter.

Pendugaan parameter dilakukan untuk menghitung


data variabel laten.
6. Goodness of Fit. Dalam hal ini dibagi menjadi dua yaitu
outer model dan inner model.
a. Outer model terbagi menjadi dua yaitu reflektif dan
formatif.

Dalam

menggunakan

penelitian

indikator

formatif.

ini

indikator

Outer

model

formatif dievaluasi berdasarkan substantive content


yaitu dengan melihat tingkat signifikansi dari weight.
b. Inner model diukur dengan menggunakan beberapa
kriteria yaitu:

43

i. R2 untuk variabel laten endogen. Hasil R2


sebesar 0,67, 0,33 dan 0,19 mengindikasikan
bahwa model baik, moderat, dan lemah
ii. Estimasi koefisien jalur. Hal ini merupakan nilai
estimasi untuk hubungan jalur dalam model
struktural

yang

diperoleh

dengan

prosedur

bootstrapping dengan nilai yang harus signifikan.


iii. f2 untuk effect size. Nilai f2 sebesar 0,02, 0,15 serta
0,35 dapat diintrepretasikan apakah prediktor
variabel laten memiliki pengaruh yang lemah,
sedang atau besar.
iv. Relevansi prediksi (Q2). Apabila diperoleh nilai
Q2 lebih dari nol hal tersebut memberikan bukti
bahwa model memiliki predictive relevance namun
apabila diperoleh nilai Q2 dibawah nol maka
terbukti bahwa model tidak memiliki predictive
relevance.

Adapun asumsi yang digunakan dalam PLS adalah sebagai


berikut :
1. Hubungan antar variabel laten dalam inner model
adalah linier dan aditif.
2. Model struktural bersifat rekursif.

44

BAB IV
HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1.

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1.1. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Milis Primbonbb


Sejarah munculnya milis ini, awalnya banyak pengguna Blackberry
menemui kesulitan untuk mendapatkan aplikasi-aplikasi untuk mengembangkan

45

perangkat Blackberry mereka. Kemudian sang founder yang terdiri dari Rakhmat
Firdiansyah, Reza Aditya dan Yan Sirfa membuat website dengan alamat
www.primbonbb.com pada tanggal 26 Mei 2009. Dinamakan Primbonbb karena
memiliki makna Buku Sakti Blackberry, yang bisa juga memiliki arti sebagai
kitab sucinya pengguna Blackberry, didalam web tersebut berisikan semua
aplikasi lengkap,tema, game, tips dan trik seputar Blackberry, ataupun info terbaru
seputar Blackberry.
Seiring pesatnya perkembangan Blackberry baik dari sisi pengguna dan
juga teknologi, mulai muncul banyak pertanyaan seputar aplikasi dan kontenkonten Blackberry lainnya, akhirnya para founder memutuskan untuk membuat
milis dengan tujuan untuk membahas semua tentang Blackberry.
Milis Primbonbb ini didirikan pada tanggal 1 Oktober 2009, milis ini
merupakan sebuah wadah atau komunitas para pengguna Blackberry yang para
anggotanya tersebar diseluruh Indonesia. Para anggota yang tergabung
didalamnya terdiri dari berbagai macam kalangan dan profesi, mulai dari
mahasiswa, programmer IT, polisi, pengacara, dokter, musisi dan lain sebagainya.
4.1.2 Visi dan Misi Milis Primbonbb
Visi Milis Primbonbb
Menjadi Wadah Diskusi dan Pengembangan Blackberry Di Indonesia

Misi Milis Primbonbb


1. Mengembangkan aplikasi dan system operasi Blackberry
2. Mengembangkan tema (themes) Blackberry

46

3. Tempat menambah teman dan saudara


4. Tempat jual beli aplikasi premium Blackberry yang terpercaya
5. Tempat untuk memberikan info seputar gadget dan lifestyle

4.1.3 Struktur Organisasi dan Moderator Milis


Gambar 4.1
Struktur Organisasi dan Moderator Milis Primbonbb

Sumber : Primbonbb@yahoogroups.com

47

4.2.

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

4.2.1.

Deskripsi Profil Responden


Berikut ini akan digambarkan propfil responden yang menjadi responden

dalam penelitian sejumlah 100 orang anggota milis Primbonbb :


4.2.1.1.

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Sumber: Lampiran

Tabel 4.1
Jenis Kelamin
Jumlah
80
20
100

Prosentase
80.0
20.0
100.0

Berdasarkan tabel diketahui untuk jenis kelamin anggota milis Primbonbb


diketahui bahwa anggota laki-laki sebanyak 80 orang atau 80%, sementara
perempuan sebanyak 20 orang atau 20%.

4.2.1.2.

Usia

Usia
>20 - <30 tahun
>30 - <50 tahun
Total
Sumber: Lampiran

Tabel 4.2
Usia Responden
Jumlah
58
42
100

Prosentase
58
42
100

Berdasarkan tabel diketahui untuk kategori usia diketahui bahwa anggota


yang berusia >20 - <30 tahun sebanyak 58 orang atau 58%, sedangkan >30 - < 50
tahun sebanyak 42 orang atau 42%.

48

4.2.1.3.

Pendidikan
Tabel 4.3
Pendidikan Responden
Pendidikan
Jumlah
D3
3
S1
61
S2
6
SMA atau sederajat
30
Total
100
Sumber: Lampiran

Prosentase
3.0
61.0
6.0
30.0
100.0

Berdasarkan tabel diketahui untuk pendidikan terakhir sebagian besar


anggota milis dari Primbonbb adalah lulusan S1 yaitu sebanyak 61 orang atau
61%. Sementara itu anggota lulusan SMU atau sederajat sebanyak 30 orang atau
30%, D3 sebanyak 3 orang atau 3% dan S2 sebanyak 6 orang atau 6%.
4.2.1.4.

Lama Keanggotaan

Lama
1-5 bulan
6-12 bulan
> 1 tahun
Total
Sumber: Lampiran

Tabel 4.4
Pendidikan Responden
Jumlah
30
68
2
100

Prosentase
30.0
68.0
2.0
100.0

Berdasarkan diagram tabel diketahui untuk lama keanggotaan pada milis


sebagian besar telah menjadi anggota selama 6-12 bulan yaitu sebanyak 68 orang
atau 68%. Sementara itu yang telah menjadi anggota selama 1-5 bulan sebanyak
30 orang orang atau 30% dan > 1 tahun sebanyak 2 orang atau 2%.

49

4.2.2 Analisa Deskriptif


Untuk mengetahui tanggpan dari responden atas item pertanyaan yang
diajukan ditentukan dengan mencari nilai rata rata jawaban responden terhadap
masing-masing item pertanyaan pada setiap variabel dengan criteria penilaian
berdasarkan kategori yang disusun sebagai berikut:
Interval kelas =

Nilai Tertinggi Nilai Terendah =


Jumlah kelas

5-1
5

= 0.8

Dengan interval kelas 0.8 kemudian disusun kriteria penilaian rata-rata


jawaban responden yang disajikan pada Tabel di bawah ini:
Tabel 4.12
Kategori Mean Dari Skor Interval
Interval
Kategori
4.20 < a =< 5.00
3.40 < a =< 4.20
2.60 < a =< 3.40
1.80 < a =< 2.60
1.00 < a =< 1.80
Sumber : Lampiran

Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju

4.2.2.1.Partisipasi (X)
Tanggapan responden atas variabel partisipasi para anggota milis
Primbonbb dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.12
Penilaian Responden Terhadap Variabel Partisipasi
Indikator
Secara umum, saya sangat
termotivasi untuk
berpartisipasi aktif dalam
komunitas milis Primbonbb
Secara umum, dapat dikatakan
saya berpartisipasi dalam
rangka untuk merangsang
komunitas virtual tersebut.

Frekuensi Skor jawaban

Mean

Kategori

37

4.11

Setuju

26

3.89

Setuju

20

40

18

48

50

Tabel 4.12
Penilaian Responden Terhadap Variabel Partisipasi
Indikator
Saya biasanya memberikan
informasi yang berguna bagi
para anggota milis lainnya
melalui milis.
Saya sering kali mengawali
postingan dimilis ini dengan
senang hati.
Saya sering kali membalas
postingan orang lain atau
memberikan tanggapan dalam
milis ini dengan senang hati

Frekuensi Skor jawaban

Mean

Kategori

24

3.63

Setuju

37

38

3.93

Setuju

42

30

3.88

Setuju

32

32

11

18

Sumber : Lampiran
Hasil penelitian dari indikator X menunjukkan sebagian besar responden
menjawab setuju yaitu 40 orang, sedangkan yang menyatakan sangat setuju 37
orang, netral 20 orang dan tidak setuju 3 orang dengan nilai rata rata yang
diperoleh sebesar 4.11 dan termasuk kategori setuju. Hal Ini berarti para anggota
milis sangat termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam komunitas milis
Primbonbb.
Hasil penelitian dari indikator X2 menunjukkan sebagian besar responden
menjawab setuju yaitu 48 orang, sedangkan yang menyatakan sangat setuju 26
orang, netral 18 orang, tidak setuju 5 orang dan sangat tidak setuju 3 orang
dengan nilai rata-rata sebesar 3.89 dan termasuk kategori setuju. Hal ini berarti
para anggota milis ikut berpartisipasi dalam milis Primbonbb untuk merangsang
komunitas virtual tersebut.
Hasil penelitian dari indikator X3 menunjukkan sebagian besar responden
menjawab setuju dan netral yaitu masing-masing 32 orang, sedangkan yang
menyatakan sangat setuju 24 orang, tidak setuju 7 orang dan sangat tidak setuju 5

51

orang dengan hasil nilai rata-rata sebesar 3.63 yang termasuk kategori setuju. Ini
berarti para anggota milis biasanya memberikan informasi yang berguna bagi para
anggota milis lainnya melalui milis Primbonbb.
Hasil penelitian dari indikator X4 menunjukkan sebagian besar responden
menjawab sangat setuju yaitu 38 orang, sedangkan yang menyatakan setuju 37
orang, netral 11 orang, tidak setuju 8 orang dan sangat tidak setuju 6 orang dengan
hasil nilai rata-rata sebesar 3.93 yang termasuk kategori setuju. Hal ini berarti para
anggota milis sering kali mengawali postingan dimilis ini dengan senang hati.
Hasil penelitian dari indikator X5 menunjukkan sebagian besar responden
menjawab setuju yaitu 42 orang, sedangkan yang menyatakan sangat setuju 30
orang, metral 18 orang, tidak setuju 6 orang dan sangat tidak setuju 4 orang
dengan hasil nilai rata-rata sebesar 3.88 yang termasuk kategori setuju. Hal ini
berarti para anggota milis sering membalas postingan orang lain dan memberikan
tanggapan dalam milis tersebut.

4.2.2.2.Company Trust (Z1)


4.2.2.2.1.Honesty (A1)
Tanggapan responden atas variabel honesty (kejujuran) terhadap
perusahaan produsen Blackberry oleh anggota milis Primbonbb dapat dilihat dari
tabel berikut:

52

Tabel 4.13
Penilaian Responden Terhadap Variabel Honesty
Indikator
Saya beranggapan produsen
Blackberry memiliki komitmen
yang kuat terhadap produk
yang dihasilkannya.
Saya beranggapan bahwa
produsen Blackberry
menyampaikan informasiinformasi mengenai produknya
secara jujur.
Saya percaya sepenuhnya
terhadap informasi yang
diberikan oleh produsen
Blackberry
Secara umum, produsen
Blackberry tidak membuat
pernyataan palsu

Frekuensi Skor jawaban

Mean

Kategori

35

4.14

Setuju

51

24

3.95

Setuju

21

48

21

3.80

Setuju

20

52

22

3.88

Setuju

13

48

21

10

Sumber : Lampiran
Hasil penelitian dari indikator A1.1 menunjukkan sebagian besar
responden menjawab setuju yaitu 48 orang, sedangkan yang menyatakan sangat
setuju 35 orang, netral 13 orang dan tidak setuju 4 orang dengan hasil nilai rata
rata sebesar 4.14 dan termasuk kategori setuju. Hal ini berarti menilai produsen
Blackberry memiliki komitmen yang kuat terhadap produk yang dihasilkannya.
Hasil penelitian dari indikator A1.2 menunjukkan sebagian besar
responden menjawab setuju yaitu 51 orang, sedangkan yang menyatakan sangat
setuju 24 orang, netral 21 orang dan tidak setuju 4 orang dengan hasil nilai ratarata sebesar 3.95 dan termasuk kategori setuju. Hal ini para anggota milis
beranggapan bahwa produsen Blackberry menyampaikan informasi-informasi
mengenai produknyanya secara jujur.
Hasil penelitian dari indikator A1.3 menunjukkan sebagian besar
responden menjawab setuju yaitu 48 orang, sedangkan yang menyatakan sangat

53

setuju 21 orang, netral 21 orang dan tidak setuju 10 orang dengan hasil nilai ratarata sebesar 3.80 yang termasuk kategori setuju. Ini berarti para anggota milis
percaya sepenuhnya terhadap informasi yang diberikan oleh produsen Blackberry.
Hasil penelitian dari indikator A1.4 menunjukkan sebagian besar responden
menjawab setuju yaitu 52 orang, sedangkan yang menyatakan setuju 22 orang,
netral 20 orang, tidak setuju 4 orang dan sangat tidak setuju 2 orang dengan hasil
nilai rata-rata sebesar 3.88 yang termasuk kategori setuju. Hal ini para anggota
milis menilai produsen Blackberry tidak membuat pernyataan palsu.

4.2.2.2.2.Benevolence (A2)
Tanggapan responden atas variabel benevolence (kebajikan) perusahaan
produsen Blackberry oleh para anggota milis Primbonbb dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 4.14
Penilaian Responden Terhadap Variabel Benevolence
Frekuensi Skor jawaban
Indikator
Saya beranggapan bahwa
produsen Blackberry
memberikan manfaat bagi
banyak orang.
Saya beranggapan bahwa
produsen Blackberrry dapat
memenuhi semua kebutuhan
dan keinginan para
konsumennya.
Saya beranggapan bahwa
produsen Blackberry
memperhitungkan semua
dampak dari tindakan yang
mereka lakukan terhadap para
konsumennya.

Mean

Kategori

47

4.25

Sangat
Setuju

53

21

3.84

Setuju

40

21

3.74

Setuju

14

35

11

15

32

54

Tabel 4.14
Penilaian Responden Terhadap Variabel Benevolence
Frekuensi Skor jawaban
Indikator
Saya beranggapan bahwa
produsen Blackberry tidak
akan dengan sengaja
melakukan tindakan yang
dapat membahayakan
pengguna Blackberry.

22

41

35

Mean

Kategori

4.09

Setuju

Sumber : Lampiran

Hasil penelitian dari indikator

A2.1 menunjukkan sebagian besar

responden menjawab sangat setuju yaitu 47 orang, sedangkan yang menyatakan


setuju 35 orang, netral 14 orang dan tidak setuju 4 orang dengan hasil nilai rata
rata diperoleh sebesar 4.25 dan termasuk kategori sangat setuju. Hal Ini berarti
para nggota milis beranggapan bahwa produsen Blackberry benar-benar
memberikan manfaat bagi banyak orang.
Hasil penelitian dari indikator A2.2 menunjukkan sebagian besar
responden menjawab setuju yaitu 53 orang, sedangkan yang menyatakan sangat
setuju 21 orang, netral 15 orang dan tidak setuju 11 orang dengan hasil nilai ratarata sebesar 3.84 dan termasuk kategori setuju. Hal ini berarti para anggota milis
beranggapan bahwa produsen Blackberrry dapat memenuhi semua kebutuhan dan
keinginan para konsumennya.
Hasil penelitian dari indikator A2.3 menunjukkan sebagian besar
responden menjawab setuju yaitu 40 orang, sedangkan yang menyatakan sangat
setuju 21 orang, netral 32 orang, tidak setuju 6 orang dan sangat tidak setuju 1
orang dengan hasil nilai rata-rata sebesar 3.74 yang termasuk kategori setuju. Ini
berarti

para

anggota

milis

beranggapan

bahwa

produsen

Blackberry

55

memperhitungkan semua dampak dari tindakan yang mereka lakukan terhadap


para konsumennya.
Hasil penelitian dari indikator A2.4 menunjukkan sebagian besar responden
menjawab setuju yaitu 41 orang, sedangkan yang menyatakan sangat setuju 35
orang, netral 22 orang dan tidak setuju
2 orang dengan hasil nilai rata-rata sebesar 4.09 yang termasuk kategori
setuju. Hal ini berarti para anggota milis beranggapan bahwa produsen Blackberry
tidak akan dengan sengaja melakukan tindakan yang dapat membahayakan
pengguna Blackberry.

4.2.2.2.3.Kompetensi Perusahaan (A3)


Tanggapan responden atas variabel kompetensi pada perusahaan para
anggota milis Primbonbb dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.15
Penilaian Responden Terhadap Variabel Kompetensi Perusahaan
Frekuensi Skor jawaban
Indikator
Secara umum, saya
beranggapan bahwa produsen
Blackberry memiliki
kemampuan yang baik untuk
mengembangkan Blackberry
Secara umum, saya
beranggapan bahwa produsen
Blackberry memiliki
pengalaman yang lebih dalam
mengembangkan produk
tersebut.
Secara umum, saya
beranggapan bahwa produsen
Blackberry memiliki sumber
daya yang berkualitas dalam
melaksanakan kegiatannya.

Mean

Kategori

12

42

44

4.28

Sangat
Setuju

18

37

43

4.21

Sangat
Setuju

13

45

38

4.17

Setuju

Tabel 4.15

56

Penilaian Responden Terhadap Variabel Kompetensi Perusahaan


Frekuensi Skor jawaban
Indikator
Secara umum, saya
beranggapan bahwa produsen
Blackberry mengetahui
kebutuhan pengguna lainnya.

1
0

2
7

19

44

30

Mean

Kategori

3.97

Setuju

Sumber : Lampiran

Hasil penelitian dari indikator

A3.1 menunjukkan sebagian besar

responden menjawab sangat setuju dan setuju yaitu dengan jumlah 86 orang,
sedangkan yang menyatakan netral 12 orang dan tidak setuju 2 orang dengan hasil
nilai rata rata sebesar 4.28 dan termasuk kategori sangat setuju. Hal Ini para
anggota milis beranggapan bahwa produsen Blackberry memiliki kemampuan
yang baik untuk mengembangkan Blackberry.
Hasil penelitian dari indikator A3.2 menunjukkan sebagian besar
responden menjawab setuju dan sangat setuju yaitu sejumlah 80 orang, sedangkan
yang menyatakan netral 18 orang dan tidak setuju 2 orang dengan hasil nilai ratarata sebesar 4.21 dan termasuk kategori sangat setuju. Hal ini para anggota milis
beranggapan bahwa produsen Blackberry memiliki pengalaman yang lebih dalam
mengembangkan produk tersebut.
Hasil penelitian dari indikator A3.3 menunjukkan sebagian besar
responden menjawab setuju dan sangat setuju yaitu sejumlah 83 orang, sedangkan
yang menyatakan netral 13 orang dan tidak setuju 4 orang dengan hasil nilai ratarata sebesar 4.17 yang termasuk kategori setuju. Ini berarti para anggota milis
beranggapan bahwa produsen Blackberry memiliki sumber daya yang berkualitas
dalam melaksanakan kegiatannya.

57

Hasil penelitian dari indikator A3.4 menunjukkan sebagian besar responden


menjawab setuju dan sangat setuju yaitu sejmlah 74 orang, sedangkan yang
menyatakan netral 19 orang dan tidak setuju 7 orang dengan hasil nilai rata-rata
sebesar 3.97 yang termasuk kategori setuju. Hal ini berarti para anggota
beranggapan bahwa produsen Blackberry mengetahui kebutuhan pengguna
lainnya.

4.2.2.3. Product Trust (Z2)


Tanggapan responden atas variabel kompetensi pada produk Blackberry
oleh para anggota milis Primbonbb dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.16
Penilaian Responden Terhadap Variabel Kompetensi Produk
Frekuensi Skor jawaban
Indikator
Secara umum, produk
Blackberry mempunyai
kualitas yang baik
Secara umum, produk
Blackberry dapat memenuhi
semua kebutuhan komunikasi
saya.
Secara umum, produk
Blackberry mempunyai
keunggulan yang lebih baik
dibandingkan produk
handphone lainnya
Dengan menggunakan
Blackberry saya mendapatkan
informasi lebih cepat

Mean

Kategori

29

3.98

Setuju

38

44

4.22

Sangat
Setuju

16

36

44

4.20

Sangat
Setuju

28

64

4.54

Sangat
Setuju

27

42

14

Sumber : Lampiran
Hasil penelitian dari indikator

Z2.1 menunjukkan sebagian besar

responden menjawab sangat setuju dan setuju yaitu dengan jumlah 71 orang,
sedangkan yang menyatakan netral 27 orang dan tidak setuju 2 orang dengan hasil
nilai rata rata sebesar 3.98 dan termasuk kategori setuju. Hal Ini para anggota

58

milis beranggapan bahwa produk Blackberry produk Blackberry mempunyai


kualitas yang baik.
Hasil penelitian dari indikator Z2.2 menunjukkan sebagian besar
responden menjawab setuju dan sangat setuju yaitu sejumlah 82 orang, sedangkan
yang menyatakan netral 14 orang dan tidak setuju 4 orang dengan hasil nilai ratarata sebesar 4.22 dan termasuk kategori sangat setuju. Hal ini para anggota milis
beranggapan bahwa produk Blackberry dapat memenuhi semua kebutuhan
komunikasi mereka.
Hasil penelitian dari indikator Z2.3 menunjukkan sebagian besar
responden menjawab setuju dan sangat setuju yaitu sejumlah 80 orang, sedangkan
yang menyatakan netral 16 orang dan tidak setuju 4 orang dengan hasil nilai ratarata sebesar 4.20 yang termasuk kategori sangat setuju. Ini berarti para anggota
milis beranggapan bahwa produk Blackberry mempunyai keunggulan yang lebih
baik dibandingkan produk handphone lainnya.
Hasil penelitian dari indikator Z2.4 menunjukkan sebagian besar responden
menjawab setuju dan sangat setuju yaitu sejmlah 92 orang, sedangkan yang
menyatakan netral 6 orang dan tidak setuju 2 orang dengan hasil nilai rata-rata
sebesar 5.45 yang termasuk kategori setuju. Hal ini berarti para anggota
beranggapan bahwa dengan menggunakan Blackberry mereka mendapatkan
informasi lebih cepat .

4.2.2.4Loyalitas (Y)

59

Tanggapan responden atas variabel loyalitas para anggota milis Primbonbb


dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.17
Penilaian Responden Terhadap Variabel Loyalitas
Frekuensi Skor jawaban
Indikator
Saya akan terus menggunakan
produk-produk Blackberry di
masa depan
Secara umum, saya ingin
mengetahui produk Blackberry
lebih lanjut dengan tujuan
memenuhi kebutuhan saya.
Secara umum, saya akan
memakai atau membeli lagi
produk Blackberry ini dalam
jumlah lebih banyak.

Mean

Kategori

29

3.98

Setuju

37

44

4.19

Setuju

28

20

3.47

Setuju

16

48

14

13

35

Sumber : Lampiran
Hasil penelitian dari indikator Y menunjukkan sebagian besar responden
menjawab setuju yaitu 48 orang, sedangkan yang menyatakan sangat setuju 29
orang dengan hasil nilai rata rata diperoleh sebesar 3.98 dan termasuk kategori
setuju. Hal ini para anggota milis akan terus menggunakan produk-produk
Blackberry di masa depan.
Hasil penelitian dari indikator Y2 menunjukkan sebagian besar responden
menjawab setuju dan sangat setuju yaitu sejumlah 81 orang dengan hasil nilai
rata-rata sebesar 4.19 dan termasuk kategori setuju. Hal ini berarti para anggota
milis ingin tahu mengetahui produk Blackberry lebih lanjut dengan tujuan
memenuhi kebutuhannya.
Hasil penelitian dari indikator Y3 menunjukkan sebagian besar responden
menjawab netral yaitu 35 orang, sedangkan yang menyatakan setuju 28 orang,
sangat setuju 20 orang dengan hasil nilai rata-rata sebesar 3.47 yang termasuk

60

kategori setuju. Ini berarti para anggota milis memiliki keinginan akan memakai
atau membeli lagi produk Blackberry dalam jumlah lebih banyak.

4.3.

PARTIAL LEAST SQUARE

4.3.1. Pengujian Model Measurement (Outer Model )


Outer model merupakan model yang menspesifikasi hubungan antara
variable laten dengan indikator-indikatornya atau bisa dikatakan bahwa outer
model mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variable
latennya (Ghazali, 2008 : 22). Berikut dibawah ini adalah output berupa nilai
Outer Loading dari tiap variabel :

4.3.1.1.Nilai Konvergennya (Convergent Validity)


Tabel 4.18
Nilai Outer Loading Variabel Partisipasi
original
sample
estimate

Part 1
0.761
Part 2
0.864
Part 3
0.807
Part 4
0.881
Part 5
0.860
Sumber : Lampiran

mean of
subsamples

Standard
deviation

T-Statistic

0.757
0.854
0.786
0.869
0.846

0.102
0.067
0.090
0.058
0.075

7.429
12.808
8.981
15.241
11.418

Berdasarkan outer loading untuk variabel partisipasi, diketahui bahwa 5


indikator semua memiliki outer loading yang lebih besar dari 0,5, sehingga
indikator-indikator tersebut memenuhi validitas konvergen (convergent validity)
artinya baik dalam mengukur variabel partisipasi.

61

Tabel 4.19
Nilai Outer Loading Variabel Trust Pada Perusahaan
Original
sample
estimate

Honesty
0.897
Benevolenc
0.846
e
Kompetensi
0.908
Perusahaan
Sumber : Lampiran

mean of
subsamples

Standard
deviation

TStatistic

0.853

0.114

7.881

0.803

0.137

6.177

0.867

0.122

7.468

Berdasarkan outer loading untuk variabel trust pada perusahaan, diketahui


bahwa semua indikator memiliki outer loading yang lebih besar dari 0,5, sehingga
indikator-indikator tersebut memenuhi validitas konvergen (convergent validity)
artinya baik dalam mengukur variabel trust pada perusahaan.

Tabel 4.20
Nilai Outer Loading Variabel Trust Pada Produk
original
sample
estimate

Produk 1
0.776
Produk 2
0.846
Produk 3
0.697
Produk 4
0.875
Sumber : Lampiran

mean of
subsamples

Standard
deviation

T-Statistic

0.777
0.841
0.650
0.852

0.090
0.086
0.190
0.121

8.602
9.820
3.670
7.240

Berdasarkan outer loading untuk variabel trust pada produk, diketahui


bahwa semua indikator memiliki outer loading yang lebih besar dari 0,5, sehingga
indikator-indikator tersebut memenuhi validitas konvergen (convergent validity)
artinya baik dalam mengukur variabel trust pada produk.

62

Tabel 4.21
Nilai Outer Loading Variabel Loyalitas
original
sample
estimate

Loyal 1
0.908
Loyal 2
0.894
Loyal 3
0.777
Sumber : Lampiran

mean of
subsamples

Standard
deviation

T-Statistic

0.898
0.896
0.766

0.044
0.034
0.077

20.765
25.944
10.117

Berdasarkan outer loading untuk variabel loyalitas, diketahui bahwa semua


indikator memiliki outer loading yang lebih besar dari 0,5, sehingga indikatorindikator tersebut memenuhi validitas konvergen (convergent validity) artinya
baik dalam mengukur variabel loyalitas.

4.3.1.2.Nilai Diskriminannya ( Discriminant Validity )


Selanjutnya akan dilakukan pengujian discriminant validity dengan
melihat nilai akar average variance extracted (AVE) untuk setiap konstruk dan
membandingkannya dengan korelasi antar konstruk.
Tabel 4.22
Average variance extracted (AVE)
Average variance extracted
(AVE)
Partisipasi
0.698
Company Trust
0.796
Product trust
0.642
loyalitas
0.743
Sumber : Lampiran

Akar
AVE
0.835
0.892
0.801
0.862

63

Partisipasi

Tabel 4.23
Korelasi Konstruk
Company
Partisipasi
Product trust
Trust
1.000

Company Trust
0.470
Product trust
0.326
Loyalitas
0.650
Sumber : Lampiran

1.000
0.698
0.566

Loyalitas

1.000
0.541

1.000

Model memiliki discriminant validity yang baik, jika akar AVE untuk setiap
konstruk dalam model lebih tinggi dari korelasi antara konstruk tersebut dengan
konstruk lainnya.
Diketahui dari perhitungan akar AVE untuk semua variabel adalah lebih
besar daripada korelasi yang diperoleh, akar AVE partisipasi 0.835 lebih besar dari
korelasi antara partisipasi dengan trust pada perusahaan dan produk serta loyalitas
(0.470, 0.326 dan 0.650), akar AVE product trust 0.801 lebih besar dibandingkan
korelasi antara product trust dengan partisipasi, company trust dan loyalitas yaitu
(0.326, 0.650 dan 0.541) dan yang terakhir akar AVE loyalitas (0.862) lebih besar
dari korelasi antara loyalitas dengan partisipasi, Company Trust dan product trust
(0.650, 0.566 dan 0.541). Dengan demikian dapat disimpulkan model dalam
penelitian ini telah memiliki discriminant validity yang baik.

4.3.1.3.Composite Reliability
Bagian ketiga pada outer model adalah menguji composite reliability.
Composite reliability menguji nilai reliabilitas antara blok indicator dari konstruk
yang membentuknya.
Berikut adaah tabel hasil output composite reliability dari PLS:

64

Tabel 4.24
Composite Reliability
Konstruk
Composite Reliability
Partisipasi
0.920
Company Trust
0.921
Product trust
0.877
Loyalitas
0.896
Sumber : Lampiran
Composite reliability adalah baik jika nilainya diatas 0,70. Berdasarkan
tabel di atas tampak terlihat 0.920, product trust sebesar 0.877 dan loyalitas
sebesar 0.896, dimana ketiga nilai tersebut semuanya lebih besar dari 0,70.
Dengan demikian model dalam penelitian ini telah memenuhi composite
reliability.

4.3.2. Pengukuran Inner Model


Berdasarkan pengolahan data dengan PLS, dihasilkan nilai koefisien
determinasi (R-square) sebagai berikut:
Tabel 4.25
Nilai R-square Model
Konstruk

Company Trust
Product trust
Loyalitas
Sumber : Lampiran

R-Square

0.221
0.106
0.552

Berdasarkan tabel diketahui bahwa R-square untuk variabel Company Trust


adalah sebesar 0.221, yang berarti Company Trust dipengaruhi oleh partisipasi
sebesar 22.1%. Sementara untuk nilai R-square variabel product trust adalah
sebesar 0.106, yang berarti product trust dipengaruhi oleh partisipasi sebesar
10.6%

65

Goodness of fit pada PLS dapat diketahui dari nilai Q2. Nilai Q2 memiliki
arti yang sama dengan koefisien determinasi (R-square / R2) dalam analisis
regresi. Semakin tinggi R2, maka model dapat dikatakan semakin fit dengan data.
Dari tabel di atas, dapat diketahui nilai Q2 sebagai berikut:
Nilai Q2 loyalitas = 1 ((1- 0.221)x(1-0.106)x(1-0.552))
= 0.688 = 68.8%
Pada model penelitian ini nilai R-square yang dihasilkan pada persamaan
loyalitas adalah sebesar 68.8%, artinya besarnya pengaruh partisipasi, Company
Trust dan product trust terhadap loyalitas adalah sebesar 68.8%, sedangkan 31.2%
sisanya dipengaruhi factor lain yang juga berpengaruh terhadap loyalitas.

4.3.3. Pengujian Hipotesis


Pengujian hipotesis dan hubungan antar variabel dapat dilihat dari hasil
Inner Weight pada model, berikut adalah hasil koefisien path pada inner model:
Tabel 4.26
Hasil Inner Weight

Partisipasi Company
Trust
Partisipasi Product
trust
Company Trust
Loyalitas
Product trust Loyalitas
Partisipasi Loyalitas

HIPOTESIS 1

original
sample
estimate

mean of
subsamples

Standard
deviation

TStatistic

Keterangan

0.470

0.502

0.123

3.817

Signifikan

0.326

0.351

0.183

1.784

Signifikan

0.133

0.154

0.165

0.811

0.287
0.494

0.313
0.457

0.143
0.155

2.004
3.195

Tidak
Signifikan
Signifikan
Signifikan

66

Hasil estimasi inner weight pada pengaruh langsung partisipasi terhadap


Company Trust menunjukkan nilai t-statistics sebesar 3.817, dimana nilai tersebut
lebih besar dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%, hal ini menunjukkan pengaruh
langsung partisipasi para anggota milis terhadap Company Trust adalah signifikan.
Pengaruh yang dihasilkan adalah positif yang berarti apabila partisipasi yang
diberikan para anggota milis semakin bagus maka Company Trust yang mereka
miliki juga akan meningkat.

HIPOTESIS 2
Hasil estimasi inner weight pada pengaruh langsung partisipasi terhadap
product trust menunjukkan nilai t-statistics sebesar 1.784, dimana nilai tersebut
lebih besar dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%, hal ini menunjukkan pengaruh
langsung partisipasi para anggota milis terhadap product trust adalah signifikan.
Pengaruh yang dihasilkan adalah positif yang berarti apabila partisipasi yang
diberikan para anggota milis semakin bagus maka product trust yang mereka
miliki juga akan meningkat.

HIPOTESIS 3
Hasil estimasi inner weight pada pengaruh langsung Company Trust
terhadap loyalitas menunjukkan nilai t-statistics sebesar 0.811, dimana nilai
tersebut lebih kecil dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%, hal ini menunjukkan
pengaruh langsung Company Trust terhadap loyalitas adalah tidak signifikan.
Pengaruh yang dihasilkan adalah positif yang berarti apabila Company Trust yang

67

dimiliki para pengguna atau anggota milis semakin bagus maka loyalitas yang
mereka miliki juga akan meningkat.

HIPOTESIS 4
Hasil estimasi inner weight pada pengaruh langsung product trust terhadap
loyalitas menunjukkan nilai t-statistics sebesar 2.004, dimana nilai tersebut lebih
besar dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%, hal ini menunjukkan pengaruh
langsung product trust terhadap loyalitas adalah signifikan. Pengaruh yang
dihasilkan adalah positif yang berarti apabila product trust yang dimiliki para
pengguna atau anggota milis semakin bagus maka loyalitas yang mereka miliki
juga akan meningkat.

HIPOTESIS 5
Hasil estimasi inner weight pada pengaruh langsung partisipasi terhadap
loyalitas menunjukkan nilai t-statistics sebesar 3.195, dimana nilai tersebut lebih
besar dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%, hal ini menunjukkan pengaruh
langsung partisipasi terhadap loyalitas adalah signifikan. Pengaruh yang
dihasilkan adalah positif yang berarti apabila partisipasi yang dimiliki para
pengguna atau anggota milis semakin bagus maka loyalitas yang mereka miliki
juga akan meningkat.
Untuk mengetahui besar pengaruh tidak langsung partisipasi terhadap
loyalitas yang melalui Company trust dan product trust adalah dengan cara
mengalikan besar pengruh pada 2 jalur (0.470 x 0.133) = 0.063 dan (0.326 x

68

0.287) = 0.094, hal ini menunjukkan pengaruh tidak langsung partisipasi terhadap
loyalitas (0.497) lebih besar jika dibandingkan pengaruh tidak langsung partisipasi
terhadap loyalitas yang melalui Company trust (0.063) ataupun product trust
(0.094). Ini berarti trust company dan product trust pada produk Blackberry
kurang dapat meningkatkan loyalitas para pengguna. Hal di atas dapat diperjelas
dengan gambar 4.1.
Gambar 4.1
Gambar Diagram Path

Sumber : Hasil Penelitian (Lampiran ???)

4.4.

PEMBAHASAN

69

Pengujian yang dilakukan selanjutnya untuk mengetahui besarnya


pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Hasil pengujian hipotesis antar variabel
dapat dilihat dari model dan Tabel dibawah ini:
Tabel 4.27
Tabel Hubungan antar Variabel Partisipasi, Trust Perusahaan, Product trust
dan Loyalitas
Hipotesis
Partisipasi Company
Trust
Partisipasi Product
trust
Company Trust
Loyalitas
Product trust Loyalitas
Partisipasi Loyalitas

original
sample
estimate

mean of
subsamples

Standard
deviation

TStatistic

Keterangan

0.470

0.502

0.123

3.817

Signifikan

0.326

0.351

0.183

1.784

Signifikan

0.133

0.154

0.165

0.811

0.287
0.494

0.313
0.457

0.143
0.155

2.004
3.195

Tidak
Signifikan
Signifikan
Signifikan

4.4.1. Pengaruh Partisipasi Terhadap Company Trust


Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa Partisipasi ( X ) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Company trust (Z1) .Meskipun tidak ada
campur tangan secara langsung dari pihak produsen Blackberry, yaitu perusahaan
Research In Motion (RIM) di dalam milis Primbonbb, para anggota milis sering
kali membicarakan mengenai perusahaan tersebut. Biasanya pembicaraan
mengenai perusahaan tersebut akan meluncurkan produk Blackberry varian baru,
fitur-fitur baru yang akan diusung dalam peluncuran produk barunya.
Sumber-sumber informasi yang mereka sampaikan berasal dari banyak
sumber, beberapa sumber terpercaya seperti www.blackberry.com yang merupakan
situs resmi dari produsen Blackberry memberikan informasi seputar resource
produk, informasi produk, tehnical support, hingga beasiswa dan komisi untuk

70

para pengembang Blackberry. Info lain biasanya mereka dapatkan dari


www.crackberry.com, website yang didirikan oleh Kevin Michelanuk warga
negara Amerika Serikat ini dianggap menjadi salah satu rujukan terpercaya karena
website tersebut selalu memberikan review terhadap produk-produk yang belum
di release oleh pihak RIM, di website ini Kevin Michelanuk adalah orang yang
dipercaya oleh RIM sebagai Beta Tester produk Blackberry. Tidak hanya sumber
dari luar negeri tersebut saja, para jajaran moderator Primbonbb juga mempunyai
jalur eksklusife ke RIM sebagai beta tester dari produk dan software RIM. Dari
sumber-sumber itulah para member milis mendapatkan informasi mengenai
perusahaan Blackberry dan mendiskusikannya di dalam milis. Menurut Andersen
(2005), komunitas virtual merek akan membantu untuk mengembangkan produk
lebih lanjut yang berasal dari komentar dan sugesti yang terjadi dalam komunitas
virtual. Dari seringnya diskusi mengenai perusahaan nantinya akan lahir sebuah
hubungan antara konsumen dengan merek tersebut. Menurut Flavian (2007),
dengan adanya partisipasi berupa diskusi mengenai perusahaan produsen produk,
nantinya akan mempengaruhi suatu keputusan mengenai merek perusahaan
tersebut dan juga akan mempengaruhi kedekatan hubungan antara merek dengan
konsumen.

4.4.2. Pengaruh Partisipasi Terhadap Product Trust


Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa Partisipasi ( X ) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Product trust (Z2). Hal ini didukung oleh visi
dan misi dari milis Primbonbb yaitu sebagai tempat diskusi santai semua tentang

71

Blackberry. Partisipasi aktif berupa pembahasan mengenai optimalisasi produk


Blackberry baik dari aplikasi-aplikasi pendukungnya, aksesoris pelengkapnya,
pemecahan masalah-masalah seputar teknis, hingga diskusi santai seputar
pengembangan produk Blackberry, membuat para pengguna Blackberry semakin
percaya bahwa produk Blackberry ini adalah produk yang handal dan dapat
memenuhi kebutuhan mereka dalam berkomunikasi. Hal ini didukung oleh
pernyataan Coulter dan Coulter (2002), suatu produk dikatakan berkompetensi
apabila banyak pihak yang memiliki pengetahuan dan kemampuan terhadap
produk tersebut dengan tujuan untuk melengkapi suatu hubungan tertentu dan
memberikan suatu kepuasan akan pemenuhan kebutuhan seseorang.
Dari pembahasan-pembahasan diskusi milis mengenai produk Blackberry,
tentunya akan muncul beberapa istilah-istilah baru seputar produk ini, baik dari
perangkat Blackberry itu sendiri, aplikasi pendukungnya dan juga layanan
penyedia koneksi Blackberry Internet Service (BIS). Dalam hal ini, kita bisa
mencatat bahwa berkat kegiatan yang dilakukan dalam komunitas virtual merek,
anggota dapat meningkatkan pengetahuan mereka mengenai merek dan
produk sebagai konsekuensi dari interaksi dengan anggota masyarakat lainnya.
Jadi, konsumen yang lebih aktif berpartisipasi dalam komunitas merek virtual ini
akan lebih familiar dengan produk tersebut dan juga mereka akan dapat
memecahkan berbagai masalah yang terkait dengan penggunaan produk ini.
Selain konsumen dapat menemukan dukungan dalam penggunaan yang tepat
produk merek (Flavian dan Guinaliu, 2005)

72

4.4.3. Pengaruh Company Trust Terhadap Loyalitas


Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa Company trust (Z1), tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas (Y). Pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Flavian dan Guinaliu (2007), variabel Company
trust mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas. Hal ini menjadi
sesuatu yang berbeda karena pada penelitian Flavian dan Guinaliu (2007) dimensi
dari variabel Trust yang dibentuk oleh Honesty, Benevolence dan Competece
berupa model reflektif, padahal ketiga dimensi tersebut merupakan suatu
tingkatan yang berbeda dan seharusnya menjadi model formatif. Pada penelitian
kali ini model tersebut telah dikoreksi menjadi model formatif dan nampak hasil
yang berbeda untuk melihat hubungan antara Company trust kepada loyalitas,
faktor pendukung lainnya adalah pada penelitian kali ini variabel Trust pada yang
semula dititik beratkan pada Company trust, kini ditinjau dari aspek yang berbeda
pula yaitu Product trust .
Banyak penelitian lain mengatakan bahwa Trust mempunyai hubungan
yang positif dan signifikan terhadap loyalitas (Chaudri dan Holdbrook, 2001)
namun pada konteks komunitas virtual merek non organik atau yang independent
dan murni dibuat oleh sekumpulan konsumen tanpa ada campur tangan langsung
dari perusahaan produsen, pembahasan yang ada didalamnya didominasi oleh
pemecahan masalah mengenai suatu produk dari merek tersebut dan kurang
adanya intensitas mengenai pembahasan mengenai citra perusahaan. Hal inilah
yang menyebabkan kepercayaan pada perusahaan produsen Blackberry tidak

73

berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumennya berdasarkan responden di


milis Primbonbb.

4.4.4. Pengaruh Product Trust Terhadap Loyalitas


Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa Product trust

(Z2),

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas (Y). Hal ini didukung
diantaranya di dalam milis Primbonbb pembahasan setiap harinya pembahasan
didominasi megenai pemecahan masalah mengenai produk Blackberry itu sendiri,
seputar upgrade Operating System Blackberry, aplikasi-aplikasi yang dapat
mendukung kinerja Blackberrynya, sehingga orang-orang itu percaya bahwa
produk Blackberry itu handal, mempunyai keunggulan yang lebih dibandingkan
produk handphone lain serta bisa memenuhi kebutuhan komunikasi mereka saat
ini. Kepercayaan tersebut akan berdampak pada ketidakpastian dalam menentukan
keputusan pembelian untuk tingkat yang lebih lanjut, hal ini didukung oleh
Mitchell (1999), menurut dia bahwa tingkat ketidakpastian yang lebih rendah
menyebabkan niat pembelian yang lebih tinggi karena fakta bahwa konsumen
mencoba untuk meminimalkan risiko yang dianggap penting ini ketika akan
membeli sebuah produk. Dari kepercayaan terhadap suatu produk tersebut
nantinya akan mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas (Sidersmukh et
al.,2002)

74

4.4.5 Pengaruh Partisipasi terhadap Loyalitas


Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa Partisipasi (X), mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas (Y). Partisipasi melalu diskusi yang
aktif dalam komunitas virtual milis Primbonbb menambah wawasan

para

anggotanya kan produk Blackberry, semakin mereka turut serta dan berpartisipasi
aktif di dalam milis, semakin mereka mengerti Blackberry tidak hanya sebagai
alat komunikasi yang bisa digunakan untuk telepon, sms dan email saja, namun
banyak sekali kegunaan lain yang bisa dikembangkan lebih lanjut dalam
pemanfaatan Blackberry mereka. Jika mereka sudah mengerti lebih jauh mengenai
Blackberry, mereka akan mencoba melengkapi produk-produk Blackberrynya,
misalkan dengan membeli aplikasi-aplikasi pendukungnya, membeli aksesoris
untuk melengkapi Blackberrynya dengan tujuan untuk optimalisi, dengan begitu
nantinya orang-orang yang mengoptimalkan Blackberrynya akan menjadi loyal
terhadap produk dan merek Blackberry. Hal ini didukung oleh pernyataan
Algeisheimer et al. (2005), jika seseorang tersebut sudah mengetahui kemampuan
optimalisasi dari suatu produk dan resiko penggunaannya, tidak menutup
kemungkinan seseorang tersebut akan menggunakannya lagi di masa yang akan
datang.
Lebih jauh lagi dijelaskan bahwa jika sesorang seringkali posting dan aktif
dalam kegiatan milis Primbonbb, akan ada keterikatan secara emosional antara
orang tersebut dengan Blackberrynya dan juga hubungan dengan sesama anggota
di dalam milis, fenomena yang muncul dikalangan pengguna Blackberry, orang
yang ketergantungan terhadap Blackberrynya mempunyai sebutan autisberry,

75

keterikatan emosi tersebut dijelaskan oleh Algeisheimer et al (2005) bahwa Once


consumer

participate

actively

in

brand

community,

their

commitment,identification and emotional ties with the brand around which th


virtual community is centred may increase, yang artinya partisipasi aktif dalam
suatu komunitas virtual dapat menimbulkan suatu ikatan emosional baik dengan
merek yang digunakan maupun dengan orang-orang yang berada di dalamnya,
dari adanya berbagai interaksi antar orang tersebut, berbagai macam topik akan
muncul

dalam

diskusinya,

mulai

dari

pembahasan

soal

perlengkapannya hingga masalah personal satu dengan lainnya.

produk

dan

76

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1.

SIMPULAN
Berdasarkan analasisi tentang Dampak Partisipasi Di Dalam Komunitas

Virtual Merek Terhadap Kepercayaan Dan Loyalitas Pada Produk Blackberry


Studi Kasus Di Komunitas Virtual Milis Primbonbb, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Partisipasi (X) di dalam milis Primbonbb mempunyai pengaruh ynag
signifikan terhadap Company trust (Z1) pada perusahaan produsen
Blackberry. Dimana hasil estimasi inner weight pada pengaruh
langsung partisipasi terhadap Company Trust menunjukkan nilai tstatistics sebesar 3.817, dimana nilai tersebut lebih besar dari 1.64
untuk uji dua arah taraf 10%.
2. Partisipasi (X) di dalam milis Primbonbb mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Product trust (Z2) pada produk Blackberry.
Dimana hasil estimasi inner weight pada pengaruh langsung
partisipasi terhadap product trust menunjukkan nilai t-statistics sebesar
1.784, dimana nilai tersebut lebih besar dari 1.64 untuk uji dua arah
taraf 10%.
3. Company trust (Z1) pada perusahaan produsen Blackberry, tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas (Y) produk
Blackberry. Dimana hasil estimasi inner weight pada pengaruh

77

langsung Company Trust

terhadap loyalitas menunjukkan nilai t-

statistics sebesar 0.811, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 1.64
untuk uji dua arah taraf 10%.
4. Product trust (Z2) pada produk Blackberry , mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap loyalitas (Y) produk Blackberry. Hasil
estimasi inner weight pada pengaruh langsung product trust terhadap
loyalitas menunjukkan nilai t-statistics sebesar 2.004, dimana nilai
tersebut lebih besar dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%.
5. Partisipasi (X) di dalam milis Primbonbb, mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap loyalitas (Y) produk Blackberry. Hasil estimasi
inner weight pada pengaruh langsung partisipasi terhadap loyalitas
menunjukkan nilai t-statistics sebesar 3.195, dimana nilai tersebut
lebih besar dari 1.64 untuk uji dua arah taraf 10%.

5.2.

SARAN
1. Dari hasil analisa penelitian dapat dilihat pengaruh partisipasi didalam
milis mempunyai pengaruh terhadap ketiga variabel baik company
trust, product trust dan loyalitas kepada produk, hal ini sudah baik
namun akan lebih baik jika partisipasi dalam milis lebih ditingkatkan,
perlu adanya stimulus agar para anggota milis lebih aktif dalam
posting di milis ataupun kegiatan -kegiatan lainnya seperti kopi
darat ataupun kegiatan-kegiatan gathering yang melibatkan para

78

anggota milis Primbonbb. Hal ini tentunya tidak lepas dari peranan
para

moderator

untuk

memberikan

ide-ide

segar

guna

mengembangkan milis dan meningkatkan daya guna produk


Blackberry tersebut lebih lanjut.
2. Melihat hasil dari hubungan company trust yang tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pada produk Blackberry,
ada baiknya jika pembahasan mengenai perusahaan produsen
Blackberry lebih ditingkatkan di dalam milis, informasi yang lebih
update dan akurat bisa dimasukkan di tiap postingannya. Ada baiknya
jika mengundang pihak produsen Blackberry dalam hal ini adalah
pihak Research In Motion (RIM) selaku perusahaan

produsen

Blackberry untuk ikut andil dalam penyampain informasi di milis


Primbonbb ataupun melakukan kegiatan-kegiatan yang banyak
melibatkan masyarakat pada khususnya anggota dari milis Primbonbb.
3. Saran untuk penelitian selanjutnya, peneliti bisa lebih melihat aspek
trust lebih dalam lagi, misalnya pengaruh kepercayaan terhadap para
member yang ada di dalam suatu komunitas virtual, atau meneliti
mengenai peranan-peranan penting para moderator untuk membentuk
trust dalam suatu komunitas virtual yang pengaruhnya terahadap
kepercayaan atau loyalitas produk dan merek. Bisa juga meneliti
mengenai aspek bagaimana seseorang agar loyal menjadi suat anggota
komunitas virtual dan pentingnya mengobrol bebas dalam suatu
komunitas virtual merek . Penelitian dari berbagai unsur dalam suatu

79

komunitas virtual menarik untuk dibahas karena trend komunitas


virtual kini mulai merambah Indonesia dan menjadi gaya hidup
masyarakat Indonesia untuk mencari berbagai macam informasi terkini
dan terpercaya, serta didukung dengan adanya kemudahan akses
internet yang sudah terjangkau harganya dan dapat diakses darimana
saja.

Anda mungkin juga menyukai