Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH
KELOMPOK I
NAMA ANGGOTA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WARMADEWA
2016
BAB 2
(1333121002)
(1333121003)
(1333121006)
(1333121011)
(1333121012)
(1333121178)
(1333121252)
Memahami Strategi
Sistem pengendalian manajemen merupakan alat untuk mengimplementasikan strategi. Tiap
organisasi memiliki strategi yang berbeda-beda, dan pengendalian harus disesuaikan dengan syarat
strategi spesifik. Strategi yang berbeda memerlukan prioritas tugas berbeda, faktor penentu
keberhasilan berbeda, dan keterampilan, perspektif, dan prilaku yang berbeda pula. Oleh karena itu,
yang seharusnya diperhatikan dalam desain sistem pengendalian adalah apakah perilaku yang
didorong oleh sistem tersebut merupakan perilaku yang diperlukan oleh suatu strategi.
Strategi adalah rencana-rencana untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, bab ini
pertama-tama mendeskripsikan tujuan-tujuan umum dalam organisasi. Selanjutnya dibahas strategistrategi pada dua tingkatan dalam suatu organisasi: tingkat korporat atau perusahaan (corporate level)
dan tingkat unit bisnis (business unit level). Startegi menyediakan konteks luas dimana seseorang
dapat mengevaluasi optimalitas unsur-unsur sistem pengnedalian manajemen yang dibahas di BAB 4
sampai 12. BAB 13 membahas bagaimana membedakan bentuk dan struktur sistem pengendalian
sesuai dengan perbedaan dalam strategi korporat dan strategi unit bisnis.
Tujuan
Meskipun kita sering mengacu pada apa yang disebut sebagai tujuan-tujuan perusahaan, suatu
perusahaan tidak punya tujuan; pada hakikatnya perusahaan adalah satuan artifisial yang tidak
memiliki pikiran maupun kemampuan mengambil keputusan sendiri. Tujuan perusahaan ditentukan
oleh pemimpin manajemen puncak (chief executive officer CEO) perusahaan yang bersangkutan,
dengan mempertimbangkan nasihat yang diberikan oleh para manajer senior lainnya, dan biasanya
kemudian diratifikasi oleh dewan direksi. Pada banyak perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan biasanya
dirancang oleh para pendirinya serta berlaku untuk generasi-generasi selanjutnya. Contohnya Henry
Ford, Ford Motor Company; Alfred P. Sloan, General Motor Corporation; Walt Disney, Walt Disney
Company; George Eastman, Eastman Kodak; serta Sam Walton, Wal-Mart.
Profitabilitas
Dalam bisnis, kapasitas untuk menghasilkan laba biasanya merupakan tujuan yang paling
penting. Profitabilitas dinyatakan, dalam arti dan konssep yang paling luas melalui persamaan yang
merupakan hasil dari dua rasio :
Contohnya
:
Pendapatan Beban
Pendapatan
Pendapatan
Investasi
ROI
$10.000 - $9.500
$10.000
$10.000
$4.000
12.5%
Rasio pertama dalam perhitungan ini disebut presentase margin laba (profit margin percentage) :
($10.000 - $9.500) / $10.000 = 5%
Pertama, istilah memaksimalkan menyiratkan bahwa selalu ada cara untuk mendapatkan
jumlah maksimum yang dapat dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Bukan ini yang terjadi. Dalam
memilih antara dua macam tindakan, pihak manajemen biasanya memilih sesuatu yang diyakini dapat
meningkatkan profitabilitas setinggi mungkin. Akan tetapi, sangat jarang, sekalipun ada, manajemen
yang mengidentifikasi seluruh alternatif yang ada maupun efek-efeknya terhadap profitabilitas. Lebih
jauh lagi, maksimalisasi laba mensyaratkan bahwa biaya-biaya marginal dan kurva permintaan harus
dihitung, dan biasanya pihak manajemen tidak mengetahui hal-hal ini. Jika maksimalisasi merupakan
tujuan tersendiri, maka pihak manajemen akan menggunakan setiap jam kerja yang ada (dan jika
perlu, bekerja semalam suntuk) memikirkan semua alternatif yang tidak ada habis-habisnya untuk
meningkatkan profitabilitas; hidup itu terlalu singkat hanya untuk melakukan upaya tersebut.
Kedua, meskipun upaya mengoptimalkan nilai pemegang saham mungkin menjadi tujuan
utama, namun ini bukan berarti merupakan satu-satunya tujuan bagi banyak organisasi. Tentu saja,
jika sebuah perusahaan tidak bisa menghasilkan laba setidaknya setara dengan biaya modalnya, dan
kecuali perusahaan mampu melakukan hal tersebut ia tidak bisa dituntut untuk melakukan tanggung
jawab yang lain. Akan tetapi, kinerja ekonomi bukanlah satu-satunya tanggung jawab dari suatu
perusahaan, begitu juga dengan nilai pemegang saham. Banyak manajer yang ingin berprilaku secara
etis, dan banyak dari mereka merasakan adanya kewajiban yang harus mereka emban kepada pihakpihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (steakeholder) lainnya, disamping kepada para
pemegang saham.
Contoh. Filosofi Henry Ford adalah laba yang memuaskan, bukan laba maksimum. Dia menulis,
Izinkan saya menyatakan di sini bahwa saya tidak percaya bahwa kita harus habis-habisan
memperoleh laba yang sangat besar dalam penjualan mobil kita. Laba yang memadai adalah tujuan
yang tepat, tetapi tidak terlalu besar. Oleh karena itu, kebijakan saya adalah menurunkan harga mobil
secepat tingkat produksi yang mungkin, dan memberi keuntungan kepada para pengguna dan pekerja
dan itu semua nantinya, akan secara sangat mengejutkan, memberi manfaat yang luar biasa bagi kita
semua.
Risiko
Upaya sebuah organisasi perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas sangat dipengaruhi
oleh kemauan pihak manajemen untuk mengambil risiko. Tingkat pengambilan risiko sangat
bervariasi, tergantung pada kepribadian atas masing-masing individu di jajaran manajemen. Akan
tetapi, selalu ada batas atas; sejumlah organisasi perusahaan secara terang-terangan menyatakan
bahwa tanggung jawab utama manajemen adalah menjaga aset-aset perusahaan, sedangkan
profitabilitas menjadi tujuan kedua. Sebagian besar krisis keuangan yang terjadi diasia selama tahun
1996-1998 bisa dilacak dari fakta bahwa bank-bank di Asia telah memberikan pinjaman yang
kelihatanya sangat menguntungkan tanpa memperhatikan tingkat risiko yang dihadapi.
Lincoln Electric terkenal dengan filosofinya bahwa kepuasan pegawai lebih penting dari pada
nilai para pemegang saham. James Lincoln manulis: Kelompok terakhir yang kami pertimbangkan
adalah para pemegang saham, karena mereka beranggapan bahwa dengan memiliki saham mereka
akan mendapatkan keuntungan lebih banyak dari pada berinvestasi dengan cara lain. Para pemegang
saham yang tidak hadir tidak memiliki arti apa pun bagi para konsumen maupun para pekerja, karena
dia tidak memiliki pengetahuan ataupun minat atas perusahaan , selain deviden yang lebih besar
maupun peningkatan harga sahamnya. Donald F. Hastings, ketua dan CEO perusahaan, mengatakan
bahwa dia masih tetap memegang filosofi itu di tahun 1996.
Konsep Strategi
Walaupun definisi berbeda satu sama lain, ada kesepakatan umum bahwa strategi
mendeskripsikan arah umum yang akan dituju suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Setiap
organisasi yang dikelola dengan baik mempunyai satu strategi atau lebih, walaupun mungkin tidak
dinyatakan secara aksplisit. Selebihnya dari bab inimembahas jenis-jenis umum strategi yang dapat
membantu organisasi mencapai tujuannya.
Analisis lingkungan
Pesaing
Konsumen
Pemasok
Regulator
Sosial/politik
Analisis internal
Pengetahuan teknologi
Pengetahuan manufaktur
Pengetahuan pemasaran
Pengetahuan distribusi
Pengetahuan logistik
Tampilan 2.1
Perumusan
Corporate level
(tingkat
korporat/organisasi
keseluruhan)
Opsi Strategi
Generik
Industri tunggal.
Diversifikasi yang
berhubungan.
Divesifikasi yang tidak
berhubungan.
Tingkatan Organisasi
Primer yang Terlibat
Kantor korporat
Apakah yang
seharusnya menjadi
misi dari unit bisnis
tersebut. Bagaimana
unit bisnis harus
bersaing untuk
mewujudkan misinya?
Membangun.
Mempertahankan.
Memanen. Menjual.
Biaya rendah.
Diferensial.
Walaupun pilihan strategi berbeda pada tingkatan hierarkis yang berbeda, ada kebutuhan
yang jelas untuk konsistensi dalam strategi di seluruh tinkatan unit bisnis dan organisasi keseluruhan
(korporat). Tampilan 2.2 berisis rangkuman keprihatinan strategi pada dua tingkatan organisasi dan
opsi strategi generik (umum). Selebihnya dari bab ini menjelaskan gagasan-gagasan yang dirangkum
dalam Tampilan 2.2. Dengan adanya orientasi sistem buku ini, kita tidak akan mencoba analisis yang
cermat dari muatan strategi yang tepat. Maka sebaliknya kami memberi apresiasi yang cukup untuk
proses perumusan strategi sehingga pembaca dapat mengidentifikasi strategi pada berbagai tingkat
organisasi sebagai bagian dari evaluasi sistem pengendalian manajemen perusahan.
Pada tingkat korporat, salah satu dimensi yang paling signifikan di mana konteks strategi
berbeda adalah tingkat dan jenis diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang
berbeda, sebagai yang ditunjukan dalam tampilan 2.3
Tinggi
Tingkat
Keterkait
Industri tunggal
(McDonalds,
Wrigley)
Rendah
Tingkat diversifikasi
Tinggi
Kelompok lain terdiri dari perusahaan yang beroperasi dalam sejumlah industri dan bisnisnya
saling berhubungan satu sama lain melalui sinergi operasi. Perusahaan-perusahaan ini disebut sebagai
perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan.
Sinergi operasi terdiri dari dua jenis hubungan lintas unit bisnis: (1) kemampuan untuk
membagi sumber daya umum, (2) kemampuan untuk membagi kompetitif inti umum. Salah satu cara
dengan mana perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan menciptakan sinergi operasi adalah
dengan membuat dua atau lebih unit bisnis menggunakan sumber daya yang sama seperti kekuatan
penjualan, fasilitas manufaktur, dan fungsi perbekalan. Penggunaan sumber daya yang sama secara
bersama-sama seperti ini membantu perusahaan untuk memperoleh manfaat dari skala dan ruang
lingkup ekonomis.
Contoh. Kebanyakan produk individual Procter & Gambles menggunakan tenaga penjualan dan
logistik yang umum; hampir semua produk didistribusikan melalui supermarket.
Karakteristik kunci lainnya dari perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan adalah
bahwa perusahaan-perusahaan tersebut memiliki kopetensi inti yang bermanfaat bagi banyak unit
bisnis perusahaan. Perusahaan seperti ini tumbuh dengan cara meningkatkan kompetensi inti yang
dikembangkan dalam salah satu bisnisnya saat perusahaan melakukan diversifikasi ke bisnis lainnya.
Contoh. Dow Corning melakukan diversifikasi ke beberapa produk dan pasar yang menggunakan
kompetensi intinya dalam silikon kimia. Texas instruments menggunakan kompetensi intinya dalam
teknologi elektronik untuk melakukan diversifikasi ke beberapa industri produk konsumen. Contoh
lainnya dari perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan meliputi Procter & Gamble, NEC,
Canon, Philip Morris, Du Pont, dan Emerson Electric.
Perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan umumnya tumbuh secara internal melalui
penelitian dan pengembangan.
Kantor korporat dalam perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan mempunyai peran
ganda: (1) serupa denga suatu konglomerat, eksekutif kepala dari suatu perusahaan dengan
diversifikasi yang berhubungan harus membuat keputusan mengenai alokasi sumber daya lintas unit
bisnis; (2) namun, tidak seperti konglomerat, eksekutif kepala dari perusahaan dengan diversifikasi
yang berhubungan juga harus mengidentifikasi, memelihara, memperdalam, dan meningkatkan
kopetensi inti tingkat korporat yang menguntungkan unit-unit bisnis yang beragam.
Penelitian telah menunjukan bahwa, secara rata-rata , perusahaan dengan diversifikasi yang
berhubungan mencapai kinerja tertinggi, perusahaan dengan industri tunggal mencapai kinerja terbaik
kedua, dan perusahaan dengan diversifikasi yang tidak berhubungan tidak mencapai kinerja baik
dalam jangka waktu panjang. Hal ini disebabkan karena markas besar korporat, dalam perusahaan
dengan diversifikasi yang berhubungan mempunyai kemampuan untuk mentranfer kompetensi inti
dari satu unit bisnis ke unit bisnis yang lain. Kompetensi inti adalah kemampuan yang digunakan oleh
perusahaan untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi dan menambah nilai signifikan bagi pelanggan.
Oleh karena itu, pertumbuhan berbasis-kompetensi dan diversifikasi mempunyai potensi untuk
berhasil.
Contoh. Kompetensi inti yang merupakan kunci Honda adalah kemampuannya untuk mendesain
mesin-mesin kecil. Honda menggunakan kompetensi ini awalnya untuk memasuki bisnis sepeda
motor. Sejak itu, Honda meningkatkan kompetensinya dalam teknologi mesin kecil diberbagai bisnis
seperti mobil, pemotong rumput, mesin penyapu salju (snow blower), mobil salju (snowmobiles), dan
perangkat-perangkat luar ruang. Salah satu kompetensi inti Federal Express adalah pengetahuan
logistiknya. Perusahaan ini menggunakan kompetensi tersebut untuk menciptakan bisnis pengiriman
surat dalam waktu semalam. Sejak saat itu, perusahaan tersebut menggunakan kompetensi ini untuk
memasuki bisnis di sektor baru. Misalnya, FedEx mengelola logistiknya (termasuk persediaan internal)
untuk Laura Ashley, sebuah perusahaan kosmetik terkemuka.
Unit-unit bisnis dari perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan mungkin akan lebih
buruk jika dipecah menjadi perusahaan-perusahaan yang terpisah, karena perusahaan dengna
diversifikasi yang berhubungan dapat mengeksploitasi sistem operasinya secara lintas unit bisnis.
Misalnya, jika unit bisnis Honda (sepeda motor, mobil, pemotong rumput, dan lain-lain) bisnis itu
dipisahkan menjadi perusahaan-perusahaan yang berdiri sendiri, maka unit-unit bisnis itu akan
kehilangan manfaat dari keahlian Honda dalam teknologi mesin kecil.
Perusahaan dengan diversifikasi yang tidak berhubungan, di lain pihak, tidak memilki sinergi
operasi. Sebagian besar kegiatan usaha diversifikasi korporat yang gagal di masa lalu termasuk dalam
jenis ini. Walaupun demikian, beberapa perusahaan dengan diversifikasi yang tidak berhubungan
(misalnya, General Electric) memiliki profitabilitas tinggi. Karena contoh-contoh dari perusahaan
dengan diversifikasi yang tidak berhubungan terus terlihat, maka jenis strategi korporat ini akan
dibahas.
Perusahaan yang
industri tunggal
Perusahaan dengan
industri yang saling
berhubungan
Membagi kompetensi
inti secara lintas unit
bisnis
Perusahaan dengan
industri yang tidak
saling berhubungan
Penyajian strategi
dalam gambar
Fitur yang
membedakan
Contoh
McDonalds
Corporation
Perdue Farms
Iowa beef
Wrigley
Crown, Cork & Seal
Maytag
Texas Air
Ford Motor
NuCor
Merupakan perusahaan
yang memiliki otonomi
penuh di pasar yang
sangat berbada
ITT
Textron
LIV
Litton
Rockwell
General Electric
setiap katagori tentu berbeda. Secara bersama-sama, beberapa unit membentuk satu portopolio, yang
komponennya berbeda dalam hal karakteristik risiko/penghargaan sebagaimana komponen portopolio
investasi berbeda. Kantor korporat dan manajer umum unit bisnis terlibat dalam mengidentifikasikan
misi unit bisnis individual.
Sumber Kas
Tinggi
Tinggi
Rendah
Bintang
Pertahankan
Tanda Tanya
Bangunan
Tingkat
Pertumbuhan Pasar
Penggunaan Kas
Sapi Perah Kas
Panen
Rendah
Tinggi
Anjing
Divestasi
Tinggi
Rendah
Rendah
Dari banyak model perencanaan, dua yang paling banyak digunakan adalah Boston
Consulting Groups matriks pembagian pertumbuhan 2x2 (Tampilan 2.5) dan General Electric
Company/Mckinsey & Companys matriks daya tarik industri-kekuatan bisnis 3x3 (Tampilan 2.6).
meskipupn model-model ini berbeda dalam metodologi yang digunakan untuk mengembangkan misi
yang paling tepatbagi berbagai unit bisnis, namun model-model tersebut mempunyai perangkat misi
sama untuk dipilih: bangun (build), pertahankan (hold), panen (harvest), dan divestasi (divest).
Bangun
Masa ini menyiratkan tujuan manambah pangsa pasar, bahkan dengan mengorbankan laba jangka
pendek dan arus kas (contoh, bioteknologi Merck, peranti elektronik Black and Decker).
Pertahankan
Misi strategis ini dipertahankan pada perlindungan pangsa pasar unit bisnis dan posisi persaingan
(contoh, komputer mainframe IBM)
Panen
Misi ini mempunyai tujuan memaksimalkan laba jangka pendek dan arus kas, bahkan dengan
mengorbankan pangsa pasar (contoh, produk tembakau American Brands, bola lampu General
Electric dan Sylvania).
Divestasi
Misi ini menunjukan suatu keputusan untuk mundur dari bisnis melalui proses likuidasi perlahanlahan atau penjualan segera.
Meskipun, model-model perencanaan dapat membantu dalam formulasi misi, tetapi modelmodel tersebut bukanlah suatu petunjuk praktis. Posisi unit bisnis dalam kotak perencanaan tidak
harus dijadikan pijakan tunggal dalam memutuskan misi perusahaan.
Dalam model Boston Consulting Group (BCG), setiap unit bisnis ditempatkan dalam slah satu
dari empat kategori tanda tanya, bintang, sapi perah kas, dan anjing yang mewakili empat sel dari
matriks 2x2, yang mengukur tingkat pertumbuhan industri pada satu sumbu dan pangsa pasar relatif
pada sumbu lain (Tampilan 2.5). BCG memandang pertumbuhan industri sebagai indikator persaingan
relatif dari suatu unit bisnis dalam bisnis tertentu.
BCG menunjuk pangsa pasar sebagai variabel trategi primer karena pentingnya pangsa pasar
dalam gagasan mengenai kurva belajar. Menurut BCG, biaya per unit berkurang dengan tingkat yang
dapat diprediksikan dengan jumlah unit yang dihasilkan dalam waktu tertentu (pengalaman
kumulatif). Karena para pemimpin pasar mempunyai akumulasi pangalaman produksi terbesar, maka
perusahaan seperti ini harus memilki biaya paling rendah dan labapaling tinggi dalam industri
tersebut. Hubungan antara pangsa pasar dan profitabilitas juga secara empiris didukung oleh data base
Profit Impact of Market Strategy (PIMS).
Walaupun kurva belajar merupakan alat analisis yang kuat, konsep tersebut memilki beberapa
keterbatasan:
1. Konsept tersebut berlaku pada produk yang tidak didiferensiasikan, di mana basis persaingan
utama adalah pada harga. Untuk produk-produk ini, menjadi pemain dengan biaya rendah
adalah sangat penting. Walaupun demikian, pangsa pasar dan biaya rendah bukanlah satusatunya cara untuk berhasil. Ada perusahaan yang memilki pangsa pasar rendah (seperti
Porche dalam otomotif) yang memperoleh laba tinggi dengan menekankan pada keunikan
produk dan bukan biaya rendah.
Matriks Portofolio
tinggi
Rata-rata
Rendah
Pemenang
Pemenang
Tanda tanya
Pemenang
Bisnis rata-rata
Kalah
Penghasil laba
Kalah
Kalah
Kuat
Rata-rata
Kekuatan Bisnis
Lemah
Pemenang
Pemenang
Tanda tanya
Pemenang
Bisnis rata-rata
Kalah
Penghasil laba
Kalah
Kalah
kuat
Rata-rata
Kekuatan Bisnis
Lemah
3. Kerja keras yang agresif untuk mengurangi biaya melalui produksi terkumulasi dari barang
yang terstandardisasi dapat menimbulkan hilangnya fleksibilitas di pasar.
Contoh. Contoh klasik masalah ini adalah ketika selama tahun 1920-an, Henry Ford melakukan
standardisasi mobil (Saya akan memberimu warna apapun asalkan warna tersebut adalah hitam) dan
secara agresif mengurangi biaya. Ford kehilangan kepemimpinannya dalam industri mobil ketika
General Motor menjual kepada konsumen berdasarkan keragaman produk (Sebuah mobil untuk setiap
dompet dan setiap keperluan), sedemikian banyak sehingga pada tahun 1927 Ford menghentikan
produksi Mobil T dan mengalami penutupan pabrik selama 12 bulan untuk membuat peralatan kembali.
4. Komiten pada konsep kurva belajar dapat sangat merugikan bila teknologi baru muncul dalam
industri tersebut.
Contoh. Posisi biaya rendah Timex dalam industri jam tangan, yang dibangun selama beberapa tahun,
hilang dalam sekejap ketika Texas Instrument memasuki pasar tersebut dengan jam digital.
5. Pengalaman bukanlah satu-satunya pemicu biaya. Pemicu lain yang mempengaruhi perilaku
biaya adalah: skala, lingkup, teknologi, dan kompleksitas. Perusahaan perlu dengan seksama
mempertimbangkan pemicu biaya relevan yang berlaku untuk mencapai posisi biaya rendah.
BCG menggunakan logika berikut ini untuk membuat resep strategi bagi masing-masing dari
keempat sel dalam Tampilan 2.5. Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran tanda tanya secara khusus
diberi misi: bangun pangsa pasar. Logika dibalik rekomendasi ini berkaitan dengan dampak positif
dari kurva pengalaman. BCG berargumentasi bahwa dengan membangun pangsa pasar dalam fase
pertumbuhan dari suatu industri, unit bisnis akan menikmati posisi biaya rendah. Unit-unit ini
merupakan pengguna kas utama, karena pengeluaran kas diperlukan dalam area pengembangan
produk , pengembangan pasar, dan ekspansi kapasitas. Pengeluaran ini dimaksudkan untuk
membangun kepemimpinan pasar dalam jangka pendek yang akan menekan keuntungan jangka
pendek. Walaupun demikian, bertambahnya pangsa pasar dimaksudkan untuk menghasilkan
profitabilitas jangka panjang. Beberapa bisnis dalam kuadran tanda tanya mungkin juga didivestasi
(dijual) bila kebutuhan kas unit bisnis tersebut untuk membangun posisi persaingan sangat tinggi.
Contoh. Pada awal tahun 1970-an, RCA memutuskan untuk mendivestasikan devisi komputernya
karena besarnya arus kas keluar yang diperlukan untuk membangun pangsa pasar dalam industri padat
modal dan sangat kompetitif.
Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran bintang secara khusus diberi misi: pertahankan
pangsa pasar. Unit-unit ini sudah memilki pangsa pasar yang tinggi dalam industri mereka, dan
tujuannya adalah investasi kas untuk mempertahankan posisi itu. Unit bisnis ini menghasilkan jumlah
kas yang besar (karena kepemimpinan pasar), tetapi juga memerlukan pengeluaran kas yang
signifikan untuk memelihara kekuatan persaingan dalam pasar yang sedang tumbuh. Oleh karena itu,
secara seimbang unit-unit ini bersifat swasembada (self-sufficient) dan tidak memerlukan kas dari
bagian lain di organisasi tersebut.
Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran sapi perah kas adalah sumber utama kas untuk
perusahaan. Karena unit-unit ini mempunyai pangsa pasar relatif tinggi, maka unit-unit tersebut
mungkin mempunyai biaya per unit yang paling rendah dan oleh karena itu memiliki laba yang paling
tinggi. Di lain pihak, karena unit-unit ini beroperasi dalam industri yang pertumbuhannya lambat atau
mengalami penurunan, maka unit-unit tersebut tidak perlu menginvestasikan semua kas yang
dihasilkannya. Oleh karena itu, berdasarkan nilai bersih, unit-unit ini menghasilkan jumlah aurs kas
positif yang signifikan. Unit-unit seperti ini secara khusus diberi misi: memanen untuk laba jangka
pendek dan arus kas.
Bisnis dalam kuadran anjing mempunyai posisi persaingan yang lemah dalam industri yang
tidak menarik. Bisnis seperti ini harus dijual (didivestasi) kecuali bila ada kemungkinan baik untuk
membuatnya menjadi menguntungkan.
Kantor korporat harus mengidentifikasikan sapi perah kas dengan arus kas positif dan
mengalokasikan kembali sumber-sumber ini untuk membangun pangsa pasar dari perusahaan yang
berada di kuadran tanda tanya.
Matriks General Electrik Company/McKinsey & Company (Tampilan 2.6) serupa dengan
matriks BCG dalam membantu korporasi untuk menerapkan misi di seluruh unit-unit bisnisnya.
Walaupun demikian, metodologinya berbeda dengan pendekatan BCG dalam hal-hal berikut ini:
1. BCG menggunakan tingkat pertumbuhan industri sebagai wakil (proxy) untuk daya tarik
industri. Dalam matriks General Electric, daya tarik industri didasarkan pada panilaian
tertimbang atas faktor-faktor seperti besarnya pangsa pasar, pertumbuhan pasar, penghalang
untuk memasuki pangsa pasar, teknologi yang usang, dan sejenisnya.
2. BCG menggunakan pangsa pasar relatif sebagai proxy untuk posisi persaingan yang dimiliki
oleh unit bisnis saat ini. Matriks General Electric, di lain pihak, menggunakan beragam faktor
seperti pangsa pasar, kekuatan distribusi, dan kekuatan rekayasa untuk menilai posisi
persaingan dari unit bisnis tersebut.
Perancangan sistem pengendalian perlu mengetahui apa misi unit bisnis tertentu, tetapi tidak
selalu perlu mengetahui mengapa perusahaan telah memilih misi tersebut. Karena buku ini fokus pada
perancangan sistem oengendalian untuk bisnis yang berkesinambungan, maka buku ini akan
membahas mengenai implementasi misi bangun, pertahankan, dan panen tetapi tidak mengenai
divestasi. Misi-misi ini memiliki satu kesatuan rangkaian (continuum) dengan murni bangun di
ujung yang satu dan murni panen di ujung yang lain. Unit bisnis dapat berada di mana pun pada
rangkaian tersebut, bergantung pada imbal balik yang diperkirakan akan terjadi antara membangun
pangsa pasar dan memaksimalkan laba jangka pendek.
Analisis Industri
Penelitian mengungkapkan peran pernting yang dimainkan oleh kondisi industri dalam
kinerja perusahaan individu. Studi menunjukkan bahwa rata-rata profitabilitas industri sejauh ini
merupakan prediktor paling signifikan dari kinerja perusahaan. Menurut Porter, struktur industri harus
dianalisis terkait dengan kekuatan kolektif dari lima kekuatan persaingan (lihat Tampil 2.7).
Pendatang
Baru
Pemasok
Pesaing
dalam
Industri
Produk
Pelanggan
Pengganti
1. Intensitas persaingan di antara para pesaing yang ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi
persaingan secara langsung adalah pertumbuhan industri, perbedaan produk, sejumlah dan
keanekaragaman
Tampilan 2.5 Misi Bisnis Unit: Model BCG
pesaing,
tingkat biaya tetap,
kapasitas
intermiten
yang
berlebihan, dan kendala untuk keluar dari industri.
2. Daya tawar pelanggan.Faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli adalah jumlah pembeli,
biaya peralihan pembeli, kemampuan pembeli untuk mengintegrasikan kembali, dampak
produk dari unit bisnis pada biaya total pembeli, dampak produk unit bisnis pada
kualitas/kinerja produk pembeli, dan signifikansi volume unit bisnis bagi pembeli.
3. Daya tawar pemasok. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan pemasok adalah jumlah
pemasok, kemampuan pemasok untuk melakukan integrasi ke depan, kehadiran input
subtitusi, dan pentingnya volume unit bisnis bagi pemasok.
4. Ancaman dari barang subtitusi. Faktor-faktor yang mempengaruhi ancaman barang subtitusi
adalah harga/kinerja relatif barang subtitusi, biaya peralihan pembeli, dan kecenderungan
pembeli untuk menggunakan barang subtitusi.
5. Ancaman pendatang baru yang masuk industri. Faktor-faktor yang mempengaruhi kendala
untuk masuk ke dalam industri adalah persyaratan modal, akses terhadap saluran distribusi,
skala ekonomis, diferensiasi produk, kompleksitas teknologi dari produk atau proses, tindakan
balasan yang diperkirakan dari perusahaan-perusahaan yang sudah ada, dan kebijakan
pemerintah.
Ada tiga observasi yang dibuat sehubungan dengan analisis industri:
1. Semakin kuat lima kekuatan tersebut, semakin rendah kemungkinan profitabilitas dari industri
itu. Dalam industri dengan profitabilitas rata-rata yang tinggi (seperti, minuman ringan dan
bahan farmasi), lima kekuatan itu lemah (misalnya, dalam industri minuman ringan, kendala
untuk masuk tinggi). Dalam industri dengan profitabilitas rata-rata yang rendah (seperti, baja
dan batu bara), lima kekuatan itu kuat (misalnya, dalam industri baja, ancaman dari barang
subtitusi cukup tinggi).
2. Bergantung pada kekuatan relatif dari lima kekuatan itu, masalah strategi kunci yang dihadapi
oleh unit bisnis tersebut akan berbeda dari satu industri ke industri yang lain.
3. Memahami hakikat setiap kekuatan membantu perusahaan untuk merumuskan strategi yang
efektif. Seleksi pemasok (masalah strategis) dibantu oleh analisis kekuatan relatif dari
beberapa kelompok pemasok; uinit bisnis harus berhubungan dengan kelompok pemasok
yang akan memberi keunggulan kompetitif terbaik. Demikian juga, menganalisis daya beli
relatif dari beberapa kelompok pembeli akan mempermudah pemilihan segmen pelanggan
yang dituju.
pada biaya rendah, diferensiasi, atau keduanya. Posisi persaingan yang paling menarik adalah
mencapai cost-cum differentiation.
Secara intuitif maupun teoretis, keunggulan kompetitif di pasar pada intinya berasal dari
penyediaan nilai pelanggan lebih baik untuk biaya yang sama atau nilai pelanggan yang sama untuk
biaya yang lebih rendah. Rantai nilai keunggulan kompetitif tidak diperiksa secara berarti pada
tingkat unit bisnis secara keseluruhan. Rantai nilai memisahkan perusahaan ke dalam kegiatan
strateginya yang berbeda. Rantai nilai adalah sekelompok kegiatan lengkap yang terlibat dalam suatu
produk, mulai dan ekstraksi bahan baku dan berakhir dengan dukungan pascapengiriman bagi
pelanggan. Tampilan 2.9 menggambarkan rantai nilai seperti ini. Perusahaan memilih kegiatankegiatan yang akan dilakukannya dengan sumber daya sendiri dan dengan sumber yang akan
diperoleh dari pihak luar.
Superior
Posisi Diferensiasi
Relatif
Keunggulan
Diferensiasi Cost Cum
Keunggulan
Diferensiasi
Keunggulan Biaya
Rendah
Terjepit di Tengahtengah
Inferior
interior
Tampilan 2.6
Dasar untuk
Keunggulan
Kompetitif
Superior
Analisis rantai nilai berusaha untuk menentukan di bagian mana dari operasi perusahaan
dari desain sampai distribusi nilai pelanggan dapat ditambah atau dikurangi.
Untuk setiap aktivitas bernilai tambah, pertanyaan kunci yang perlu diajukan adalah:
1. Dapatkah kita mengurangi biaya dalam kegiatan ini, dengan mempertahankan agar nilai
(pendapatan) tetap konstan?
2. Dapatakah kita menambah nilai (pendapatan) dalam kegiatan ini, dengan
mempertahankan biayanya konstan?
3. Dapatkah kita mengurangi aktiva dalam kegiatan ini, sementara mempertahankan biaya
dan pendapatan tetap konstan?
4. Yang paling penting, dapatkah kita melakukan (1), (2), dan (3) secara serentak.
Dengan menganalisis biaya, pendapatan, dan aktiva secara sistematis, unit bisnis dapat
mencapai keunggulan diferensiasi dengan pengangguran biaya (cost-cum-differentiation).
Kerangka rantai nilai adalah metode untuk membagi rantai tersebut dari bahan baku dasar
sampai pelanggan pemakai akhir ke dalam kegiatanspesifik untuk dapat memahami perilaku biaya
dan sumber diferensiasi. Sedikit perusahaan, bila ada, yang melaksanakan seluruh rantai nilai dari
sebuah produk dengan sumber daya sendiri. Faktanya, dalam industri yang sama, perusahaanperusahaan bervariasi dalam proporsi kegiatan yang dilaksanakan dengan sumber daya sendiri.
Tampilan
2.9 Rantai
Nilai
Tipikal
untuk
Pengembangan
Produk
Produksi
Pemasaran
dan Penjualan
Layanan
/Logistik
Contoh. Chevron dalam industri minyak bumi memilki segmen-segmen nilai yang luas di tempat
operasinya, dari eksplorasi minyak sampai stasiun-stasiun layanan, tetapi perusahaan ini tidak memiliki
keseluruhan rantai. Lima puluh persen dari minyak mentah yang disuling berasal dari produsen lain,
dan lebih dari sepertiga minyak yang disuling dijual melalui outlet ritel yang lain. Secara lebih sempit,
perusahaan seperti Maxus Energy hanya ada dalam bisnis eksplorasi dan produksi minyak. Perusahaan
terbatas itu memiliki kehadiran hilir dalam outlet ritel tetapi tidak memiliki fasilitas manufaktur.
Reebok adalah merek sepatu terkenal. Tetapi perusahaan ini memiliki ritel outlet yang sangat
sedikit. Walaupun demikian, Reebok mengoperasikan pabrik-pabriknya sendiri. Nike, di lain pihak,
hanya melakukan penelitian, desain, dan pemasaran; perusahaan ini melakukan outsourcing 100 persen
untuk memproduksi sepatu atletik.
Rantai nilai membantu perusahaan untuk memahami sistem penyaluran nilai, tidak hanya
bagian dari rantai nilai di tempat perusahaan beroperasi. Pemasok dan pelanggan, dan pemasok dari
pemasok, serta pelanggan dari pelanggan mempunyai selisih keuntungan yang penting untuk
diidentifikasi dalam memahami pembentukan posisi biaya/diferensiasi perusahaan, karena pelanggan
pengguna akhir pada intinya membayar untuk semuaselisih keuntungan sepanjang rantai nilai
keseluruhan. Pemasok tidak hanya menghasilkan dan memberikan input yang digunakan dalam
kegiatan nilai perusahaan, tetapi secara signifikan juga mempengaruhi posisi biaya/diferensiasi
perusahaan.
Contoh. Pembangunan yang dilakukan oleh pabrik mini baja menurunkan biaya operasi pengguna
produk kabel yang merupakan pelanggan pabrik baja dua tahap di bawah rantai nilai.
Demikian juga, tindakan pelanggan dapat memiliki dampak yang signifikan pada keunggulan
biaya/diferensiasi perusahaan.
Contoh. Ketika produsen mesin cetak membuat sebuah mesin cetak baru yang 3 meter lebarnya, maka
profitabilitas pabrik produsen kertas akan terpengaruh karena lebar mesin kertas harus sesuai dengan
lebar dari beberapa mesin cetak. Laba perusahaan kertas terpengaruh oleh tindakan pelanggan
walaupun perusahaan, kertas ada dua tahap di atas dari pencetakan, yang merupakan pelanggan mesin
cetak.
RANGKUMAN
Setiap organisasi mempunyai satu atau lebih tujuan. Profitabilitas merupakan tujuan yang
penting, tetapi perusahaan juga harus mengadopsi tujuan melalui karyawan, pemasok, pelanggan, dan
masyarakat.
Perusahaan dengan diversifikasi melakukan formulasi strategi pada dua tingkatan tingkatan
korporat dan tingkat unit bisnis. Pada tingkat korporat, pertanyaan strategi kunci adalah: Dalam unit
bisnis manakah perusahaan akan terjun? Pilihan generik untuk pertanyaan strategis tingkat korporat
adalah: (1) perusahaan dengan industri tunggal, (2) perusahaan dengan diversifikasi yang
berhubungan, dan (3) perusahaan dengan diversifikasi yang tidak berhubungan. Konsep kunci dalam
strategi tingkat korporat adalah gagasan kompetensi inti. Kompetensi inti adalah aset intelektual di
mana perusahaan mencapai kinerja istimewa.
Pada tingkat unit bisnis, ada dua pertanyaan strategis kunci (1) Apa seharusnya misi untuk
unit bisnis? (Misi unit bisnis generik adalah membangun (build), mempertahankan (hold), dan
memanen (harvest). (2) Bagaimana unit bisnis harus bersaing untuk mencapai misi tersebut?
(keunggulan persaingan generik adalah biaya rendah dan diferensiasi.)
Tiga alat bantu dalam mengembangkan strategi unit bisnis: matriks portofolio, analisis
struktur industri, dan analisis rantai nilai. Matriks portofolio secara khusus, memposisikan unit bisnis
pada kotak di mana daya tarik pasar merupakan salah satu sumbu dan pangsa pasar sebagai
sumbu lainnya. Matriks-matriks seperti ini berguna dalam mengambil keputusan tentang misi unit
bisnis.
Analisis struktur industri adalah alat untuk secara sistematis menilai kesempatan dan ancaman
di pasar eksternal. Ini dilakukan dengan menganalisis kekuatan dan ancaman dari lima kekuatan
bersaing pesaing yang ada, pembeli, pemasok, barang subtitusi, dan pendatang baru.
Rantai nilai untuk bisnis adalah seperangkat kegiatan penciptaan nilai untuk menghasilkan
produk, dari sumber bahan mentah dasar untuk pemasok komponen pada produk penggunaan akhir
pokok yang dikirim ke tangan konsumen akhir. Setiap unit bisnis harus dipahami dalam konteks
keterkaitan penciptaan rantai nilai keseluruhan yang menjadi kerangkanya. Analisis rantai nilai
merupakan alat yang berguna dalam mengembangkan keunggulan persaingan yang didasarkan pada
biaya rendah, atau diferensiasi, atau diferensiasi bersama pengurangan biaya (cost-cumdifferentiation).
Perancang sistem pengendalian perlu memahami strategi organisasi karena sistem harus
mendukung strategi. Bab 4 dan 12 mendeskripsikan unsur-unsur berbeda dari pengendalian. Bab 13
membahas syarat perencanaan dan pengendalian strategi korporat dan unit bisnis yang berbeda.