Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu :
1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan
pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral.
2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk
penggunaan pada kulit.
3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang
ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada
telinga bagian luar.
5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara
intravena atau kedalam saluran spinal.
6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan
yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga
homogenitas dari pertikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang
mempengaruhi stabiltas suspensi adalah :
1
1. Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan
antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antar luas penampang dengan daya
tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel maka semakin kecil luas penampangnya.
2. Kekentalan / Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya
makin turun (kecil).
3. Jumlah Partikel / Konsentrasi
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas
karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut.
Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar
kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4. Sifat / Muatan Partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan
demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut.
Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat mempengruhi.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer, homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas
fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini
sering disebut sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).
5. Laju sedimentasi
Salah satu aspek stabilitas fisik didalam susensi farmasi adalah menjaga partikel terdispersi agar tetap terdispersi homogeny, Karena
untuk mencegah terjadinya pengendapan dalam waktu lama tidak mungkin dilakukan, perlu dipertimbangkan factor yang
mempengaruhi laju sedimentasi menurut hukum Stokes.
6. Pembasahan
Mudah dan sukarnya serbuk terbasahi adalah tergantung dari sudut kontak antara partikel dan cairan pembawa. Jika sudut kontak <
90 maka serbuk akan tercelup dibawah cairan, ini dinamakan hidrofilik / liofilik, dimana zat padat hidrofilik biasanya dapat digabung
menjadi suspensi tanpa menggunakan zat pembasah. Zat hidrofilik ini bisa meningkatkan viskositas disperse air.
Bila sudut kontak > 90 maka serbuk akan mengambang diatas cairan, ini dinamakan hidrofobik/ liofobik. Zat hidrofobik menolak air
sehingga untuk menurunkan tegangan antar muka antara partikel padat dan cairan pembawa dalam suspensi juga untuk memperkecil
sudut kontak, digunakan zat pembasah seperti gliserin ataupun propilenglikol.
7. Interaksi partikel
Salah satu interaksi antar partikel yang harus dihindari adalah pembuatan caking. Caking didefinisikan sebagai pembentukan sedimen
yang tidak dapat didispersikan kembali dalam suatu system suspense. Penyebab utama dari caking adalah pembentukan jembatan
Kristal dan koagulasi.
Komponen sediaan
Zat aktif yang tidak larut dalam air
Yang harus diperhatikan dari sifat zat aktif adalah
a. Sifat fisika : Kelarutan, titik leleh, higroskopisiti, bentuk kristal.
b. Sifat kimia : Stabilitas, hydrolisis, pH.
Suspending agents / bahan pensuspensi
4
Meningkatkan kekentalan, untuk memperlambat pengendapan, mencegah penurunan partikel, mencegah penggumpalan resin atau
bahan berlemak.
Pemilihan berdasarkan;
Penggunaan suspensi
Komposisi kimia
Stabilitas pembawa
Starch/amilum
Dikombinasikan dengan tragancanth atau Na.-CMC. Sodium starch glycollate (Explotab, Primogel) merupakan derivat amilum
kentang. Penggunaan lebih banyak pada pembuatan tablet.
Alginate (alginic acid)
Polimer dari d-mannuronic acid, sebagai suspending agents mirip tragacanth. Mucilago alginat tidak boleh dipanaskan diatas 600C
yang menyebabkan depolimerisasi sehingga viskositas menurun. Sangat viskus segera setelah pembuatan, menurun dan konstan
setelah 24 jam. Viskositas maksimum pada pH 5-9, pada pH asam presipitasi.
Sodium alginate (manucol)
Bersifat anionik dan OTT dengan kationik dan logam berat. Penambahan CaCl2 membentuk Ca-alginat yang meningkatkan viskositas.
Penggunaan pada suspensi agents 1-5 %.
b. Golongan selulosa larut air
Methylcellulose (Celacol)
Merupakan bahan semisintesis polisakarida, lebih mudah larut dalam air dingin dari pada air panas. Didispersikan dalam air hangat
kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan. Membentuk senyawa Non ionik dan stabil pada pH 3-11. Pada pemanasan
500C terbuntuk basis gel. Penggunaan pada suspensi 1-2%.
Hydroxyethylcellulose (Natrosol 250)
6
Disukai karena melarut pada air panas maupun dingin, pemanasan tidak menyebabkan menjadi gel.
Sodium Carbocymethylcellulose (Edifas, Cellosize, Na-CMC)
Na-CMC 50 pada 1% larutan memberikan kekentlan 50 cP (50 mPa s), membentuk larutan jernih dalam air panas dan air dingin.
Merupakan senyawa anionik, stabil pada pH 5-10, OTT dengan kation polivalen, mengendap pada pH rendah. Pada pemanasan
sterilisasi menurunkan viskositas. Penggunaan sebagai suspending agent sampai 1%.
Microcrystalline cellulose (Avicel)
Mudah terdispersi dalam air tetapi tidak larut, membentuk gel thixothropic, penggunaan 8-11% sebagai protectiv colloid.
c. Golongan tanah liat ( clays )
Bentonit
Penggunaan untuk sediaan topikal 2-3% sediaan calamine lotion
Veegum
Konsentrasi penggunaan + 5%, stabil pada pH 3,5-11. Menghasilkan aliran thixotropic dan plastic dengan yield value yang besar.
Hectorite
Mirip seperti bentonit, konsentrasinya penggunaannya juga sama seperti bentonit
Bentonit, veegum, hectorite, hydrasinya mudah dan dapat menyerap air 12 kali beratnya terutama bila suhu dinaikan. Gel yang
terbentuk menghasilkan aliran thixotropic.
d. Golongan sintetis
Carboxypolymethylen (Carbopol/carbomer) = Synthetic Polymer
Merupakan senyawa sintesis, co-polimer dari acrylic acid dan allyl sucrose. Penggunaan sampai 0,5 % umumnya untuk topikal grade
tertentu dapat digunakan untuk peroral. Dispersi dalam air bersifat asam, viskositas rendah, peningkatan pH pada renge 6-11
menyebabkan viskositas tinggi.
Colloidal silicon dioxide (Aerosil, Cab-O-Sil)
Dispersi dalam air membentuk agregat dengan jaring-jaring tiga dimensi. Penggunaan sampai 4 % untuk sediaan topikal, dapat
sebagai thickening agent pada suspensi non aqueous.
Bahan yang dapat menyebabkan suatu partikel berhubungan secara bersama membentuk suatu agregat atau floc. Floculating agent
dapat menyebabkan suatu suspensi mudah mengendap dan mudah terdispersi kembali. Contohnya adalah :
Surfaktan
Polimer Hidrofilik
Clay
Elektrolit
Zat tambahan
Pemilihan zat tambahan tergantung dari karakter zat aktif dan karakter sediaan yang akan dibuat. Macam macam zat tambahan yang
biasa dipakai yaitu :
Zat pewarna
Untuk menutupi penampilan yang tidak menarik serta meningkatkan penerimaan pasien. Yang harus diperhatikan dalam
pemilihan zat warna yaitu : kelarutan, stabilitas, ketercampuran, konsentrrasi zat warna dalam campuran, sesuai dengan rasa
sediaan, pH sediaan.
Zat pengawet
Zat pengawet yang digunakan yang tidak toksik, tidak berbau, stabil dan dapat bercampur dengan komponen lain didalam
formula, potensi antibakterinya luas. Bahan pengawet yang sesuai seharusnya di masukkan dalam formulasi suspensi untuk
mengawetkan terhadap kontaminasi bakteri dan jamur. Contohnya adalah larutan untuk oral yaitu : asam benzoate, asam
sorbet, dan lain lain, sedangkan untuk pemakaian topical yaitu nipagin, nipasol, dan lain lain.
Zat pemanis
Contohnya yaitu sukrosa, sorbitol, aspartame, dan sebagainya
Zat pengaroma
10
Dalam pemilihannya didasarkan pada untuk siapa konsumennya serta rasa dari zat aktif yang dikandungnya. Contohnya rasa
buah buahan untuk zat aktif yang berasa asam, vanilla, rasa jeruk, dan sebagainya.
Sifat yang diinginkan dalam sediaan farmasi ialah:
Suatu suspensi dikatakan dibuat dengan tepat apabila mengendap secara lambat dan harus rata lagi bila dikocok
Karakteristik suspensi harus demikian agar ukuran partikel dari suspensi tetap agak konstan dan waktu simpan lebih lama.
Suspensi harus dapat dituang dari wadah dengan cepat dan homogen.
Adapun syarat-syarat suspensi yang baik yaitu:
Pengendapan perlahan-lahan atau lambat dan apabila dikocok homogen atau akan homogen kembali.
Mempunyai ukuran partikel yang konstan denagn jangka waktu yang lama agar pada penyimpanan tidak cepat rusak
Mudah dituang.
Sistem suspensi
a. Sistem suspensi flokulasi
Secara umum sistem flokulasi membentuk suspensi dengan partikel yang terikat lemah, cepat mengendap dan pada penyimpanan tidak
terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali. Partikel system flokulasi terbentuk agregat yang dapat mempercepat terjadinya
sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel, dibentuk oleh kelompok partikel dengan ukuran agregat relative besar.
Cairan supernatan pada system deflokulasi sepat sekali bening yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali mengendap
dengan ukuran yang bermacam-macam.
Keunggulan : sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah diredispersi kembali.
Kekurangan : Dosis tidak akurat dan produk jadi tidak elegan karena kecepatan sedimentasinya tinggi.
Keunggulan : Sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif homogen pada waktu yang lama karena kecepatan
Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi tidak dapat dipastikan apakah system akan tetap
homogen pada waktu paruhnya.
Metode pembuatan suspensi
a. Metode dispersi
Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah terbentuk kemudian diencerkan sehingga terbentuk
corpus suspensi. Perlu diketahui kadang-kadang terjadi kesukaran pada saat mendispersi serbuk dalam vehicle, hal tersebut karena
adanya udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk.
Mudah dan sukarnya serbuk terbasahi tergantung besarnya sudut kontak, bila sudut kontak kurang lebih 90 derajat serbuk akan
mengambang diatas cairan (sifat hidropob). Untuk menurunkan tegangan permukaan cara mengatasi diturunkan tegangan
permukaannya, perlu ditambahkan zat pembasah/wetting agent. Wetting agent (zat pembasah) membuat air bisa berpenetrasi ke
permukaan partikel (alkohol,gliserin, propilenglikol).
12
b. Metode praesipitasi
Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik. Setelah larut dalam pelarut organik diencerkan dengan larutan
pensuspensi dalam air. Akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi. Contoh cairan organik tersebut adalah :
etanol, propilenglikol, dan polyetilenglikol.
Secara umum cara pembuatan sediaan suspensi terdiri dari 4 fase, yaitu :
1. Penghalusan fase disperse
2. Pendispersian fase terdispersi di dalam bahan pendispersi yang mempunyai viskositas tinggi
paling baik terhadap partikel terdispersi.
3. Stabilitas untuk mencegah atau mengurangi pemisahan fase.
4. Homogenisasi ( meratakan fase terdispersi dalam fase pendispersi ).
Evaluasi sediaan
a. Evaluasi fisika:
b. Evaluasi kimia
13
Identifikasi dan penetapan kadar sesuai pada masing masing monografinya yang tertera pada Farmakope Indonesia edisi IV atau
buku standar lainnya.
c. Evaluasi mikrobiologi
Yaitu dengan uji efektifitas pengawet
14
II.
JURNAL PRAKTIKUM
PERUMUSAN KARAKTER SEDIAAN
1. NAMA MAHASISWA
:
Itjah Sundari
( 09334055 )
Maya Apriyani
( 09334091 )
Netty Ayudhita .S ( 09334064 )
Rosliyana Saodah ( 09334082 )
2. NAMA PRODUK
: Calamine Lotion
3. JENIS SEDIAAN
: Suspensi Calamine Lotion
Syarat Sediaan Jadi
NO PARAMETER
SATUAN
Micron
cps
cm/detik
Medium
Lambat
Ukuran
partikel
Viskositas
Laju
pengendapan
Batas Mikroba
CFU/ml
5
6
Sifat aliran
Homogenitas
Tidak
mengandung Tidak boleh mengandung Tidak
boleh
Staphylococus aureus dan Staphylococus aureus dan mengandung
Pseudomonas aeruginosa. Pseudomonas aeruginosa.
Staphylococus aureus
dan
Pseudomonas
aeruginosa
Tiksotropik
Tiksotropik
Tiksotropik
Homogen
Homogen
Homogen
2
3
Lambat
Lambat
SYARAT LAIN
Dispersi kasar 1 100
mikron
Low to medium
Lambat
4
5
6
7
8
PARAMETER
Pemerian
Kelarutan
Identifikasi
DATA
Serbuk halus, merah muda ; tidak berbau ; praktis tidak berasa
Tidak larut dalam air ; mudah larut dalam asam mineral
A. Campurkan 1 gram dengan 10 ml asam klorida 3 N dan saring.
Filtrat menunjukan reaksi Zink seperti yang tertera pada Uji
Identifikasi Umum < 291 > .
B. Campur 1 gram dengan 10 ml asam klorida 3 N, panaskan hingga
mendidih, saring. Pada filtrat tambahkanamonium tiosianat LP :
terjadi warna kemerahan.
Batas Mikroba Tidak boleh mengandung Staphylococus aureus dan Pseudomonas
aeruginosa.
Sisa Pemijaran Tidak lebih dari 2,0 %; lakukan pemijaran pada suhu 500 C,
menggunakan 2,0 gram
Zat Tak Larut Tidak lebih dari 2,0 % ; lakukan penetapan dengan melarutkan 2 gram
Dalam Asam
dalam 50 ml asam klorida 3 N. zat yang tidak larut saring dengan
penyaring yang telah ditara, cuci dengan air, keringkan pada suhu 105 C
selama 1 jam, dinginkan dan timbang. Bobot tidak lebih dari 40 mg.
Zat Bereaksi Ekstraksi 1 g dengan 20 ml air di atas tangas uap selama 15 menit, saring,
Basa
tambahkan 2 tetes fenolftalein LP : untuk menghilangkan warna merah
yang terbentuk, dibutuhkan tidak lebih 0,2 ml asam sulfat 0,01 N.
Kalsium
Ekstraksi 1 g dengan 25 ml asam klorida 3 N selama 30 menit, saring
besi oksida yang tidak larut. Pada filtrate tambahkan amonium hidroksida
6 N hingga endapan yang terbentuk larut kembali, tambahkan 5 ml
ammonium hidroksida 6N. Pada 10 ml larutan tambahkan 2 ml
ammonium oksalat LP. Larutan hanya boleh agak keruh.
Kalsium atau Pada 10 ml larutan yang dibuat untuk uji kalsium tambahkan 2 ml larutan
16
10
11
12
13
14
Magnesium
Arsen
Timbal
Timbang saksama lebih kurang 1,5 gram yang telah dipijarkan, ekstraksi
dengan 50,0 ml asam sulfat 1 N LV panaskan hati hati hingga tidak
terjadi lagi pelarutan zat. Saring, cuci sisa dengan air panas sampai
cairan cucian bereaksi netral terhadap kertas lakmus P. Pada kumpulan
filtrate dan cairan cucian tambahkan 2,5 gram ammonium klrorida P ;
dinginkan. Titrasi dengan natrium hidroksida 1 N LV menggunakan
indicator jingga metil LP.
1 ml asam sulfat 1 N setara dengan 40,69 mg ZnO
17
4
5
6
7
8
9
10
PARAMETER
Pemerian
DATA
Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan; tidak
berbau; lambat laun menyerap karbon dioksida dari udara.
Kelarutan
Tidak larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam asam encer.
Identifikasi
A. Jika dipanaskan dengan kuat, terjadi warna kuning yang akan
hilang pada pendinginan.
B. Larutan dalam asam klorida 3 N sedikit berlebih, menunjukan
reaksi Zink seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum
< 291>.
Kebasaan
Campur 1,0 g zat dengan 10 ml air panas, tambahkan 2 tetes fenol
ftalein LP dan saring : jika terjadi warna merah, diperlukan tidak
lebih dari 0,30 ml asam klorida 0,10 N untuk menghilangkannya.
Sisa Pemijaran
Tidak lebih dari 1,0 %; lakukan pemijaran pada suhu 500C hingga
bobot tetap, menggunakan lebih kurang 2 g.
Karbonat
dan Campur 2,0 g zat dengan 10 ml air, tambahkan 30 ml asam sulfat 2
Warna Larutan
N, panaskan diatas tangas uap dengan pengadukan: tidak terjadi
gelembung gas, larutan jernih dan tidak berwarna.
Arsen
Tidak lebih dari 6 bpj.
Besi dan Logam Dinginkan 5 ml larutan yang diperoleh pada penetapan karbonat dan
Berat Lain
warna larutan, dengan kalium besi ( II ) sianida LP dan dengan
natrium sulfida LP : terbentuk endapan putih.
Timbal
Tambahkan 2 g pada 20 ml air, aduk baik-baik, tambahkan 5 ml asam
asetat glasial P dan hangatkan diatas tangas uap sampai larut, dengan
penambahan 5 tetes kalium kromat LP : tidak terbentuk kekeruhan
atau endapan.
Wadah
dan Dalam wadah tertutup baik.
Penyimpanan
18
11
Indikasi
Eksim.
12
Penetapan kadar
Timbang saksama lebih kurang 1,5 gram zat uji yang baru dipijarkan,
tambahkan 2,5 gram ammonium klorida P, larutkan dalam 50,0 ml
asam sulfat 1 N LV, jika perlu bantu dengan pemanasan lemah.
Setelah larut sempurna tambahkan jingga metil LP dan titrasi
kelebihan asam sulfat dengan natrium hidroksida 1 N LV.
1 ml asam sulfat 1 N setara dengan 40,69 mg ZnO
19
PARAMETER
Pemerian
Kelarutan
3
4
Bobot Jenis
Sisa
Pemijaran
Klorida
Sulfat
Arsen
Logam Berat
Senyawa
terklorinasi
Asam Lemak
dan Ester
5
7
8
9
10
11
DATA
Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis;
hanya boleh berbau khas lemah ( tajam atau tidak
enak ). Higroskopik ; netral terhadap lakmus.
Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak
larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak
dan dalam minyak menguap.
Tidak kurang dari 1,249.
Tidak lebih dari 0,01 %.
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
lebih
lebih
lebih
lebih
lebih
dari
dari
dari
dari
dari
10 bpj.
0,002 %.
1,5 bpj.
5 bpj.
30 bpj Cl.
12
13
Titik leleh
Titik didih
14
15
Hygroscopicity Higroskopik.
Wadah
dan
penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat
20
16
Fungsi
Antimicrobial preservative; emollient; humectant; plasticizer; solvent;
sweetening agent; tonicity agent.
Nama Bahan Tambahan 2: Aqua Purificata ( FI ed IV Hal 112)
Air murni adalah air yang dimurnikan yang diperoleh dengan destilasi, perlakuan menggunakan penukar
ion, osmosis balik, atau proses lain yang sesuai. Dibuat dari air yang memenuhi persyaratan air minum.
Tidak mengandung zat tambahan lain.
1
2
3
NO
PARAMETER
Pemerian
pH
Klorida
Sulfat
Amonia
Kalsium
Karbon dioksida
Logam berat
DATA
Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Antara 5,0 dan 7,0
Pada 100 ml tambahkan 5 tetes asam nitrat P dan
1 ml perak nitrat LP : tidak terjadi opalesensi.
Pada 100 ml tambahkan 1 ml barium klorida LP :
tidak terjadi kekeruhan.
Tidak lebih dari 0,3 bpj:lakukan penetapan dengan
menambahkan 2 ml kalium raksa (II) iodide alkalis
P pada 100ml segera terbentuk warna kuning yang
tidak lebih gelap dari Air dengan kemurnian tinggi
seperti
tertera
pada
pereaksi
dalam
wadah<1271>yang ditambahkan 30 g NH3.
Pada 100ml tambahkan 2ml ammonium oksalat
P:tidak terjadi kekeruhan
Pada 25 ml tambahkan 25 ml kalsium hidroksida LP
: campuran tetap jernih.
Pada 40 ml air murni atur pH antara 3,0 dan
4,0dengan penambahan asam asetat 1 N
( gunakan kertas indikator dengan pH pendek),
tambahakan 10 ml hydrogen sulfide LP yang dibuat
segar, dan diamkan selama 10 menit ; jika diamati
21
10
11
12
13
NO
1
PARAMETER
Pemerian
2
3
4
5
6
7
8
Microbial limit
pH
Loss on drying
Arsenic
Logam berat
Hygroscopicity
Kelarutan
Sterilisasi
10
Viskositas
DATA
Kristal seperti tanah liat, tidak berbau, pucat, bubuk halus, yang
bebas dari grit
103/g
Keasaman / alkalinitas: pH = 9,5-10,5 untuk suspensi w / v 2% air.
5.0-8.0%.
5 ppm.
50 ppm.
Higroskopik.
Praktis tidak larut dalam etanol, campuran minyak, gliserin, propan2-ol dan air.
Suspensi bentonit disterilkan di autoclave; material padat disterilkan
pada suhu 170 C selama 1 jam setelah dikeringkan pada suhu 100
C.
Viskositas (dinamis): 75-225 mPa s (75-225 cP) untuk suspensi w / v
22
Fungsi
Adsorbent; stabilizing agent; suspending agent; viscosity-increasing
agent.
12
Wadah
dan
Penyimpanan
Bentonit harus disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang
sejuk dan kering,.
Inkompatibilitas
Penambahan bahan alkali, seperti magnesium oksida,
meningkatkan pembentukan gel.
13
Nama Bahan Tambahan 4 : Carboxy methyl cellulose sodium / CMC.Na (http://www.pharmacopeia.cn ; e-book
Pharmaceutical Excipients 2001 )
NO
1
PARAMETER
Pemerian
DATA
Serbuk granul, warna putih atau agak putih, higroskopis,
23
Kelarutan
3
4
5
6
% kadar Na
pH
Loss on drying
Wadah
penyimpanan
Fungsi
Heavy metals
Chloride
10
Arsenic
20 ppm
0,640 %
10 ppm
Nama bahan tambahan 5 : Propylparaben / Nipasol (e-book Pharmaceutical Excipients 2001 ; FI Ed IV Hal 713 )
NO
PARAMETER
DATA
Chlorida
<0.035%
Sulfat
< 0.024%
Logam berat
< 20 ppm
Loss on drying
< 0.5%
Density
24
Sterilisasi
Autoclave
Aktivitas antimikroba propylparaben jauh berkurang dengan
adanya surfaktan nonionik sebagai akibat dari micellization..
inkompatibilitas
Kelarutan
Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan
dalam eter, sukar larut dalam air mendidih.
10
Pemerian
11
Wadah
penyimpanan
12
dan
Dalam wadah tertutup baik.
Jarak lebur
Antara 95 dan 98
Nama bahan tambahan 6 :oleum rosae ( FI Ed III Hal 459 )
NO
PARAMETER
Pemerian
DATA
Cairan ; tidak berwarna atau kuning; bau menyerupai bunga
mawar, rasa khas ; pada suhu 25 kental, jika didinginkan
perlahan lahan berubah menjadi massa hablur bening yang
25
Kelarutan
Bobot jenis
Rotasi optic
-1 sampai -4
Indeks bias
Wadah
penyimpanan
26
RUMUSAN
MASALAH
KOMPONEN
PROSES
Suspending
agent :
Pencampuran
Zat pembasah :
KEPUTUSAN
PENGAWASAN
MUTU
Uji
homogenitas
1. Bentonit
/
polargel.
Komponen
bentonit
Proses
pencampuran
Pengawasan mutu
:
2. Gom
3. Natrium
alginate.
Uji homogenitas
Penggerusan
1. Glycerin.
Uji
homogenitas
Komponen
glycerin
Proses:
penggerusan
2. propilen
glicol
Pengawasan mutu
: uji homogenitas.
3
Sediaan
dioleskan
pada
permukaan
kulit
Zat emolien
Glycerin
Penggerusan
Uji
homogenitas
Komponen
glycerin
Proses:
penggerusan
Pengawasan mutu
: uji homogenitas.
Diinginkan
Meningkatkan
suspensi yang viskositas
tidak cepat
mengendap.
CMC Na
Pencampuran
Uji viskositas
Komponen
CMC.Na
Proses
pencampuran
Pengawasan mutu
: uji viskositas
5
Diinginkan
Pembawa
lotion tidak berupa air
lengket
Air murni
Pelarutan
27
Uji
homogenitas
Komponen : air
murni.
dikulit.
Proses : pelarutan.
Pengawasan mutu
: uji homogenitas.
Pembawa
Penambahan
berupa
air antimikroba
dan mudah
ditumbuhi
mikroba.
Propylparaben
Pencampuran
Uji efektivitas
pengawet
Komponen
propylparaben
Proses
pencampuran
Pengawasan mutu
: uji efektivitas
pengawet.
7
Diinginkan
Surfaktan
sediaan
suspensi
tidak menjadi
keras
dan
mudah
terdispersi
kembali
Surfaktan :
Pencampuran
1. sorbitan
Uji
kemampuan
surfaktan
2. CMC
Komponen
CMC.Na
Proses
pencampuran
Pengawasan mutu
:uji kemampuan
surfaktan.
Digunakan
Zat pewangi / Oleum rosae
pada
kulit, parfum
diinginkan
adanya aroma
yang harum
pada kulit.
Pencampuran
Suspensi
Wadah dalam harus mudah botol bermulut
dan
cepat lebar
dituang.
10
Suspensi
mengandung
komponen
bahan
golongan
28
Organoleptik :
melalui uji bau
/ membaui
dengan panca
indra
penciuman.
Komponen
oleum rosae
Proses
pencampuran
Komponen
:
wadah bermulut
lebar .
Etiket
dengan
penandaan
lingkaran hijau.
Pengawasan mutu
: Organoleptik :
melalui uji bau /
membaui dengan
panca
indra
penciuman
obat bebas
29
NAMA
BAHAN
FUNGSI
( untuk
farmakologis
/ farmasetik )
Adstrigen
dan
antipruritik
PEMAKAIA
N LAZIM
(%)
Calamine
Zinc oxide
4
5
1 25 %
PEMAKAIA
N
DALAM
FORMULA
8%
8 gram
24 gram
Eksim
1 25 %
8%
8 gram
24 gram
Glycerine
Zat
pembasah
dan emolien
sampai 30 %
2%
2 gram
6 gram
Aqua
Purificata /
air murni
Oleum rosae
Pelarut
1 100 %
23 %
Ad 100
gram
Ad 100
gram
Zat
pewangi /
parfum
Suspending
agent
Secukupnya
Secukupnya
Secukupny
a
Secukupny
a
0,5 5,0 %
3%
3 gram
9 gram
1-2 %
1%
1 gram
3 gram
0.01-0.6 %
0,3 %
0,3 gram
0,9 gram
Purfied
bentonite( po
largel NF )
Carboxy
Meningkatka
methyl
n viskositas,
cellulose
natrium
Propylparabe Antimikroba
n
30
PENIMBANGAN
BAHAN
UNIT
BATCH
PARAMETER
YANG DIUJI
Uji viskositas
Volume
terpindahkan
Volume
sedimentasi
SATUAN
Homogenitas
Cps
ml
CARA PEMERIKSAAN
Dengan alat viscometer Brookfield
FI ed IV hal 1089
Volume sedimentasi =
, dimana Hu
PARAMETER YANG
DIUJI
Evaluasi fisika
a. Organoleptik :
bau, rasa, warna
b. Homogenitas
c. pH
d. Pengujian
ukuran partikel
e. Viskositas
SATUAN
CARA PEMERIKSAAN
mikron
cps
31
f. Volume
terpindahkan
g. Sifat alir
ml
h. Volume
sedimentasi
Evaluasi kimia
a. Zat aktif 1 :
Calamine
32
, dimana Hu
Identifikasi :
A. Jika dipanaskan dengan kuat,
terjadi warna kuning yang
akan
hilang
pada
pendinginan.
B. Larutan dalam asam klorida 3
N
sedikit
berlebih,
menunjukan reaksi Zink
seperti yang tertera pada Uji
Identifikasi Umum < 291>.
Penetapan kadar :
Timbang saksama lebih kurang 1,5
gram zat uji yang baru dipijarkan,
tambahkan 2,5 gram ammonium
klorida P, larutkan dalam 50,0 ml
asam sulfat 1 N LV, jika perlu bantu
dengan pemanasan lemah. Setelah
larut sempurna tambahkan jingga
metil LP dan titrasi kelebihan asam
sulfat dengan natrium hidroksida 1
N LV.
1 ml asam sulfat 1 N setara dengan
40,69 mg ZnO
33
FI ed IV Hal 854
Disetujui oleh :
Hal.Dari.Hal
No :
Tanggal :
PROSEDUR TETAP
I.
PERSIAPAN
ALAT :
Timbangan
Mortir dan stamper
Gelas ukur
Cawan penguap
Kertas perkamen
Sudip
Batang pengaduk
BAHAN :
Calamine
ZnO
Glycerine
Aqua Purificata
Oleum rosae
Bentonite / polargel
CMC. Na
Propylparaben
34
II.
KEGIATAN PRODUKSI
PENIMBANGAN BAHAN :
NO
NAMA
BAHAN
Calamine
PENIMBANGAN
BAHAN
UNIT
BATCH
8 gram
24 gram
Zinc oxide
8 gram
24 gram
Glycerine
2 gram
6 gram
4
5
Aqua
Ad 100
Ad 100
Purificata / air
gram
gram
murni
Oleum rosae Secukupnya Secukupnya
Purfied
bentonite( pol
argel NF )
3 gram
9 gram
Carboxy
methyl
cellulose
natrium
Propylparaben
1 gram
3 gram
0,3 gram
0,9 gram
:
INSTRUKSI KERJA
Disusun oleh :
Diperiksa oleh :
1. Itjah sundari
2. Maya apriyani
Tanggal :
3. Netty ayudhita.
S
4. Rosliyana
saodah
Tanggal : 8 september
2012
INSTRUKSI KERJA
Disetujui
oleh :
Tanggal :
OPERATO
R
Hal.Dari.Hal
.
No :
/
/
SPV
Bahan :
N
O
NAMA
BAHAN
Calamine
PENIMBANGAN
BAHAN
UNIT
BATCH
8 gram
24 gram
Zinc oxide
8 gram
24 gram
Glycerine
2 gram
6 gram
Aqua
Purificata /
air murni
Oleum rosae
Ad 100
gram
Ad 100
gram
Secukupny
a
Secukupny
a
5
6
Purfied
bentonite( po
largel NF )
3 gram
9 gram
Carboxy
methyl
cellulose
natrium
Propylparabe
n
1 gram
3 gram
0,3 gram
0,9 gram
ALAT :
Timbangan
Mortir dan stamper
Gelas ukur
Cawan penguap
Kertas perkamen
Sudip
Batang pengaduk
Prosedur :
Telah disiapkan alat dan bahan
Botol telah ditara 100 gram
Campurkan calamin dan ZnO ( ZnO
sebelumnya
telah
diayak
dengan
pengayak no 100 sebelum dicampurkan),
gerus hingga homogen.
Kemudian tambahkan propylparaben dan
gliserin gerus hingga homogen.( massa
1).
36
III. PEMBAHASAN
1. Proses pembuatan :
Pada saat proses pembuatan sebaiknya ditambahkan CMC.Na sedikit demi
sedikit pada bentonit yang telah dikembangkan selama beberapa waktu
ditempat gelap, agar tidak menggumpal dikarenakan adanya air dari bentonit
magma membuat CMC.Na langsung mengembang dan menyebabkan
kesukaran untuk digerus sehingga memerlukan sedikit tenaga lebih untuk
menghaluskan gumpalan, sambil sedikit demi sedikit diencerkan dengan air
sehingga campuran tersebut homogen dan tidak ada yang menggumpal.
2. End proses control yang diuji di laboratorium adalah :
Viskositas sediaan suspensi :
Alat
: viscometer Brookfield
Spindel
:2
Faktor
: 800
RPM
: 0,5
DR / angka pembacaan pada skala : 1,5
Maka viskositas sediaan suspensi calamine adalah
VISKOSITAS = DR X FAKTOR
= 1,5 X 800
= 1200
Sifat alir
Spindel
:2
FAKTOR
DR/Angka
pembacaan pada
skala
VISKOSITAS
0,5
800
1,5
1200
400
1600
37
200
6,5
1300
2,5
160
7,5
1200
100
11
1100
80
13,5
1080
10
40
22,5
900
20
20
38
760
10
40
24
960
80
14,5
1160
100
12,5
1250
2,5
160
8,5
1360
200
7,5
1500
400
4,5
1800
0,5
800
2400
38
Volume sedimentasi :
Alat
: gelas ukur 25 ml
Tinggi awal suspensi : 25 ml
Volume sedimentasi = Hu
Ho
Dimana : Hu = tinggi akhir endapan pada tiap waktu tertentu.
Ho = tinggi awal dari suspensi secara keseluruhan
DATA UJI VOLUME SEDIMENTASI
NO
WAKTU
TINGGI AKHIR
ENDAPAN
Volume
sedimentasi
10 menit
10 menit
10 menit
0,2 ml
0,2 ml
25 ml
= 0,008
10 menit
0,2 ml
0,2 ml
25 ml
= 0,008
10 menit
0,2 ml
0,2 ml
25 ml
= 0,008
10 menit
0,2 ml
0,2 ml
25 ml
= 0,008
39
20
Laju sedimentasi
V = D2 ( d1 d2 ) g
18 n
Dimana : V = kecepatan sedimentasi ( cm/detik )
D = garis tengah partikel ( cm )
d1= kerapatan partikel ( g/ml )
d2= kerapatan cairan ( g/ml )
n = viskositas medium ( gcm-1detik-1)
g = konstanta grafitasi 980,7 cmdetik-2
diketahui : D = 0,127 cm
d1= 0,95 g/ml
d2= 1 g/ml
n = 1200 cps
g = 980,7 cmdetik-2
V = 0,127 2 ( 0,95 1 ) 980,7
= -3,66 x 10 -5 cm/detik
18 (1200 )
IV.
KESIMPULAN
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.
40
V.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Etiket / cover primer
41
Calamine lotion
Calamine lotion
mengobati gatal karena
biang keringat, udara
panas, gigitan serangga.
Juga dapat berfungsi
sebagai anti alergi,
antiseptic dan penyejuk
kulit.
Cara pemakaian :
Bersihkan bagian kulit
yang gatal lalu oleskan
calamine lotion.
Sebaiknya digunakan
sehabis mandi pagi dan
sore hari.
Cara penyimpanan :
Simpan pada suhu
kamar ( 25 00))- 30 C )
Calamine
lotion
Komposisi :
Calamine
8%, zinc
oxide 8%.
Kontra
indikasi :
Penderita
yang
hipersensitif
terhadap
salah satu
komponen
obat ini
Netto : 100
ml
MFG 09/12
Calamine lotion
Calamine lotion mengobati gatal
karena biang keringat, udara
panas, gigitan serangga. Juga
dapat berfungsi sebagai anti
alergi, antiseptic dan penyejuk
kulit.
Calamine
Lotion
Cara
pemakaian :
Bersihkan
bagian kulit
yang gatal lalu
Cara kerja :
oleskan
LAMPIRAN
2
Anti alergi, antiseptic, penyejuk
calamine lotion.
Wadah
sekunder
kulit
Sebaiknya
digunakan
Peringatan dan perhatian :
sehabis mandi
pagi dan sore
Jangan dipakai pada kulit yang
melepuh, mengelupas atau
hari.
mengeluarkan cairan. Jika
setelah memakai obat ini tidak
ada perubahan, timbul rasa
terbakar, ruam ( iritasi ) kulit,
hentikan pemakaian dan
periksakan ke dokter
Nama
kelompok:
Netty
42 ayudhita
Itjah sundari
Maya apriyani
Rosliyana S
EXP 09/15
PT.
Laboratorium
ISTN, Jakarta
Calamine
Zinc oxyde
Calamine Lotion
Indikasi :
mengobati gatal karena biang keringat,
udara panas, gigitan serangga. Juga dapat
berfungsi sebagai anti alergi, antiseptic dan
penyejuk kulit.
Komposisi :
Calamine, ZnO, Glycerine, Aqua Purificata,
Oleum rosae, Bentonite / polargel, CMC. Na,
Propylparaben
Kontra indikasi :
Penderita yang hipersensitif terhadap salah
satu komponen obat ini.
Cara kerja :
Anti alergi, antiseptic, penyejuk kulit
Cara pemakaian :
Bersihkan bagian kulit yang gatal lalu
oleskan calamine lotion. Sebaiknya
LAMPIRAN III
digunakan sehabis mandi pagi dan sore
hari.
Brosur
Peringatan dan perhatian :
Jangan dipakai pada kulit yang melepuh,
mengelupas atau mengeluarkan cairan. Jika
setelah memakai obat ini tidak ada
perubahan, timbul rasa terbakar, ruam
( iritasi ) kulit, hentikan pemakaian dan
periksakan ke dokter.
Cara penyimpanan : 43
Simpan pada suhu kamar ( 25 - 30 C )
VI.DAFTAR PUSTAKA
e-book buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik
Farmakope Indonesia Edisi 3, Depkes RI. Jakarta, 1979
Farmakope Indonesia Edisi 4, Depkes RI. Jakarta, 1995.
Handbook of Pharmacetical Excipients. Paul J Weller, USA. 2003.
Howard, Ansel C, 1982, Pengatur Bentuk Sediaan Farmasi, Jakarta.
http://www.pharamacopoeia.co.uk/carboxymethylcellulosesodium/.
44
http://www.scribd.com/suspensifarmasi/.
Lachman, L dan Leibermann A, 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi II,
Jakarta : Universitas Indonesia.
Martine Alfred,dkk, 2008.Farmasi Fisik.Edisi ketiga,UI-Press : Jakarta.
Martindale 28, 1982. London : The Pharmaceutical Press.
Remington, 2000, The Science and Practice of Pharmacy, 28th ed, Philadlphia.
45