KESETIMBANGAN KELARUTAN
Kelarutan suatu senyawa dalam suatu pelarut didefinisikan sebagai jumlah terbanyak
suatu senyawa yang akan larut dalam kesetimbangan pada volume pelarut dan temperatur
tertentu. Untuk suatu zat padat ionik, kebanyakan reaksi pelarutan bersifat endotermik
(menyerap panas) sehingga menurut Le Chatelier kelarutan akan naik dengan naiknya
temperatur. Sedangkan reaksi pelarutan yang bersifat eksotermik akan menunjukkan sifat yang
berlawanan. Pelarut yang sering digunakan adalah air, karena air telah terbukti banyak digunakan
dalam berbagai aplikasi.
Pada Kesetimbangan Kimia telah dijelaskan bahwa sistem kesetimbangan kimia
terbagi atas dua macam yaitu Kesetimbangan Homogen dan Kesetimbangan Heterogen. Salah
satu sistem kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan antara elektrolit yang sedikit larut
dengan larutan jenuhnya (larutan jenuh adalah larutan dimana cukup zat terlarut telah dilarutkan
untuk mencapai kesetimbangan pelarutan-pengendapan antara zat padat dan bentuk terlarutnya).
Atau dengan kata lain, kesetimbangan kelarutan yang merupakan bentuk sistem kesetimbangan
heterogen adalah sama dengan kesetimbangan ionic antara zat padat elektrolit dan larutannya.
Sebagai contoh, larutan jenuh timbal sulfat (PbSO4) merupakan elektrolit dwi-ion yang
sedikit larut, maka pada temperatur tetap kesetimbangan dapat dituliskan:
Pb2+
PbSO4(p)
SO42-(l)
Secara umum, bila suatu larutan jenuh (misalnya LA) merupakan elektrolit dari dwi-ion
menghasilkan dua ion, maka dalam larutan terjadi kesetimbangan:
LA(p)
L+(l) +
A-(l)
aLA
Aktivitas zat padat (aLA) = 1 dan elektrolit larutan encer didekati dengan menggunakan
konsentrasi larutan yang dinyatakan dengan satuan molar. Dengan demikian persamaan diatas
dapat dituliskan sebagai:
[L+] [A-]
= [L+] [A-]
K = Kc =
1
L+(l) + A-(l)
Pb2+(l) + 2Cl-(l)
Ag2SO4(p)
2 Ag+(l) + SO42-(l)
AgCl(p)
Ag+ + Cl-
Ag3O4(p)
3 Ag+ + PO42-
[Pb2+], [Cl-], [Ag+], [SO42-] dan lainnya disebut hasil kali ion. Hasil kali ion untuk setiap
larutan jenuh akan berbeda-beda bergantung pada konsentrasi larutan. Harga ini akan tetap pada
temperatur tetap. Dalam keadaan demikian, hasil kali ion adalah sama dengan Ksp. Secara
umum, harga Ksp untuk zat LxAy dalam larutan jenuh dapat dituliskan :
LxAy(p)
xLy+ + yAx-
x+y adalah jumlah ion yang ada dalam larutan untuk setiap molekul LxAy yang terlarut.
Besarnya harga Ksp untuk senyawa yang sukar larut atau sedikit larut dapat digunakan untuk
menentukan jumlah atau banyaknya senyawa tersebut yang larut. Sebaliknya, konsentrasi ionion yang ada dalam kesetimbangan larutan jenuh atau kelarutannya dapat digunakan untuk
menentukan Ksp senyawa tersebut. Harga Ksp untuk beberapa senyawa dapat dilihat pada tabel
berikut:
Fluorida
AgIO3
BaF2
CuIO3
CaF2
Pb(IO3)2
MgF2
PbF2
SrF2
Karbonat
Klorida
Ag2CO3
AgCl
BaCO3
CuCl
CaCO3
Hg2Cl2
PbCO3
MgCO3
SrCO3
Kromat
Ag2CrO4
BaCrO4
PbCrO4
Oksalat
Bromida
CuC2O4
AgBr
FeC2O4
CuBr
MgC2O4
Hg2Br2
PbC2O4
SrC2O4
Sulfat
BaSO4
Hidroksida
[Ba2+] [SO42-] = 1,1.10-10
AgOH
CaSO4
Al(OH)3
PbSO4
Fe(OH)3
Fe(OH)2
Mg(OH)2
Mn(OH)2
Zn(OH)2
Contoh Soal
1. Hasil kali kelarutan timbal bromida (PbBr2) adalah 8 x 10-5 (mol/l)3. Tentukan kelarutan
timbal bromida dalam 100 ml air!
Penyelesaian:
Ksp PbBr2 = 8x10-5 (mol/l)3
Misal kelarutan PbBr2 = x mol/l
PbBr2(p)
Pb2+(l) + 2Br-(l)
x
x
2x
2+
- 2
Ksp
=
[Pb ] [Br ]
-5
8 x 10
=
x (2x)2
x3
=
20x10-6
x
=
2,715x10-2 mol/l
Jadi kelarutan PbBr2 dalam 100 ml air (Mr PbBr2 = 366)
1 liter
= 100 ml x
x 2,175 mol/liter x 366 gr/mol
1000 ml
= 0,9937 gram
2. Kelarutan Pb(IO3)2 pada 25oC adalah 4 x 10-5 mol/liter. Berapa harga Ksp-nya?
Penyelesaian:
Pb2+(l)
+
-5
4 x 10 M
Pb(IO3)2(p)
4 x 10-5 M
Ksp
[Pb2+] [IO3-]2
2IO3-(l)
8 x 10-5 M
=
=
(4 x 10-5) (8 x 10-5)2
256 x 10-15 (mol/l)3
Rangkuman
Kesetimbangan heterogen dapat juga diterapkan pada larutan jenuh. Hal ini lebih dikenal dengan
istilah kesetimbangan kelarutan, sehingga untuk reaksi :
xLy+ + yAx-
LxAy(p)
Cara Penilaian
1. Diskusi dan Tanya-Jawab (50%)
2. Test Formatif (50%)
Pokok Bahasan:
Hasil Kali Kelarutan
Sub-Pokok Bahasan:
a. Kesetimbangan Kelarutan
b. Pengendapan dan Hasil Kali Kelarutan
c. Pengaruh pH Terhadap Kelarutan
Kegiatan:
1. Mahasiswa mendapatkan kegiatan ceramah perkulihan dari pengajar.
2. Mahasiswa membaca isi materi pada modul.
3. Melakukan diskusi tanya-jawab.
4. Mahasiswa mengerjakan latihan soal.
Pb2+(l) + SO42-(l),
ditambahkan ion Pb2+ yang berasal dari Pb(NO3)2. Akibatnya kesetimbangan akan bergeser ke
kiri. Pada kesetimbangan baru akan terjadi endapan PbSO4 bertambah, konsentrasi ion sulfat
yang ada dalam larutan akan berkurang dan konsentrasi ion Pb 2+ akan bertambah. Gejala seperti
ini disebut pengaruh ion senama. Secara umum dapat dikatakan bahwa kelarutan elektrolit atau
senyawa sukar larut akan berkurang bila elektrolit atau senyawa sukar larut tersebut dilarutkan
kedalam larutan yang berisi ion yang senama dibandingkan dengan bila dilarutkan kedalam air
murni.
Contoh soal:
Diketahui Ksp BaSO4 = 1 x 10-10 (mol/l)2. Hitung kelarutan barium sulfat (BaSO4) dalam
a)
b)
Air murni
Larutan 0,1 M H2SO4
Penyelesaian:
a)
Kelarutan BaSO4 dalam air murni, misal kelarutan BaSO4 adalah a, maka:
BaSO4(p)
Ba2+ + SO42-(l)
Ba2+ + SO42-(l)
Pada kesetimbangan terdapat tambahan 0,1 mol ion sulfat yang berasal dari H2SO4
sehingga konsentrasi ion-ion dalam kesatimbangan menjadi:
[Ba2+] = a mol/l
[SO42] = mol/l
Ksp = [Ba2+] [SO42]
1 x 10-10 = a (a + 0,1)
a = 1 x 10-9 mol/l
Jadi kelarutan BaSO4 dalam larutan 0,1 M H2SO4 asam sulfat adalah 1 x 10-9 mol/l.
berdasarkan contoh soal diatas, dapat ditunjukkan bahwa dengan adanya ion senama kelarutan
senyawa sukar larut semakin berkurang.
3. Pembentukkan Ion Kompleks
Kelarutan senyawa sukar larut akan bertambah dengan penambahan pereaksi untuk membentuk
ion kompleks. Penambahan larutan pekat yang berisi ion senama yang sesuai dengan senyawa sukar
larut akan memperkecil kelarutan. Hal ini tidak akan terjadi pada pembentukkan ion kompleks.
Sebagai contoh, penambahan larutan HCl pekat kedalam larutan jenuh PbCl2.
PbCl2(p)
Pb2+(l) + 2Cl-(l)
Penambahan Cl- yang berasal dari larutan HCl akan mempengaruhi kesetimbangan, yaitu
kesetimbangan akan bergeser ke kanan, atau kearah terbentuknya ion kompleks PbCl42-, dengan
reaksi:
Pb2+(l) + 4Cl-(l)
PbCl42-(l)
Dengan demikian, konsentrasi ion Pb2+ berkurang, karena bereaksi dengan ion Clmembentuk ion kompleks PbCl42+ dan perubahan kesetimbangan dapat digambarkan dengan
persamaan reaksi:
PbCl2(p)
Pb2+(l) + 2Cl-(l)
PbCl42+(l)
Cara Penilaian
1. Diskusi dan Tanya-Jawab (50%)
2. Test Formatif (50%)
KEGIANTAN BELAJAR 3
PENGARUH pH TERHADAP KELARUTAN
Beberapa zat padat hanya sedikit larutan dalam air tetapi sangat larut dalam asam.
Sebagai contoh, bijh tembaga dan nikel sulfida dapat larut dengan asam kuat. Pengaruh pH
terhadap kelarutan ditunjukkan pada kerusakan bangunan pengendapan asam. Batu kapur
(CaCO3) hanya sedikit larut dalam hujan alam (dengan pH sekitar 5,6), tetapi amat larut jika air
hujan menjadi lebih asam. Reaksinya :
CaCO3(s) + H3O+(aq) Ca2+(aq) + HCO3 (aq) + H2O(1)
1. Kelarutan Hidroksia
Salah satu pengaruh langsung pH terhadap kelarutan berlangsung dengan logam
hidroksida. Konsenstrasi OH- muncul secara eksplisit dalam rumus hasil kali kelarutan
senyawa tersebut. Dengan demikian, untuk penguraian Zn(OH)2 :
Zn(OH)2(s) Zn2+ (aq) + 2OH-(aq)
Hasil kali kelarutannya adalah :
Ksp = [Zn2+] [OH-]2 = 4,5 x 10-17
Jika larutan dibuat lebih asam, konsentrasi ion hidroksida berkurang, yang menyebabkan
kenaikan konsentrasi ion Zn2+ (aq). Jadi, seng hidroksida lebih larut dalam larutan asam dari
pada dalam air murni.
Contoh soal
Bandingkan kelarutan Zn(OH)2 di dalam air murni dengan di dalam larutan yang di buffer
pada pH 6 !
Penyelesaian :
Di dalam air murni perhitungan hasil kali kelarutan adalah :
[Zn2+] = S
[OH-] = 2S
2+
- 2
Ksp = [Zn ] [OH ] =S (2S) 2
4,5 x 10-17 = 4S3
S=[Zn2+]=2,2 x 10-6 M
Sehingga kelarutan adalah 2,2 x 10-6 mol/liter atau 2,2 x 10-4 gr/liter. Dengan
[OH-] = 2S= 4,5 x 10-6
Larutan yang dihasilkan mempunyai pH 8,65
Dalam kasus kedua, diamsumsikan bahwa larutan cukup buffer sehingga pH tetap 6
setelah pelarutan seng hidroksida. Kemudian :
[OH-]=1 x 10-6 M
Ksp
[Zn2+] =
=
- 2
[OH ]
4,5 x 10-17
= 0,45 M
-8 2
(1 x 10 )
Sehingga 0.45 mol/liter atau 45 gr/liter, harus dilarutkan. Ketika konsentrasi ion setinggi
ini, bentuk sederhana dari rumus kelarutan tidak akan berlaku lagi. Jadi kesimpulannya,
Zn(OH)2 jauh lebih larut di dalam larutan buffer pada pH 6 dari pada dalam air murni.
2. Kelarutan Garam Asam
Logam hidroksida adalah garam basa kuat, ion hidroksida kelarutan garam
dimana anionnya adalah basa lemah atau basa kuat yang berbeda juga dipengaruhi oleh
pH. Sebangai contoh, larutan fluorida yang sedikit larut, seperti kalsium fluorida.
Kesetimbangan kelarutan adalah :
CaF2(s) Ca 2+(aq) + 2F-(aq)
Ksp = 3,9 x 10-11
Jika larutan dibuat lebih asam, beberapa ion fluorida bereaksi dengan ion hidronium
menjadi :
H3O+(aq) + F-(aq) HF(aq) + H2O(1)
Karena ini hanyalah kebalikan dari ionisasi asam HF, tetpan kesetimbangannya
berbanding terbalik dengan Ka untuk HF atau 1/(3,5 x 10 -4) = 2,9 x 103 . jika asam
ditambahkan, konsentrasi ion fluorida berkurang, sehingga konsentrasi ion kalsium pasti
akan naik untuk mempertahankan kesetimbangan hasil kali kelarutan CaF 2. Hasilnya,
kelarutan garam fluorida naik dalam larutan asam. Hal yang sama dapat diterapkan untuk
senyawa ion yang lain dimana anionnya adalah basa lemah atau basa kuat. Sebaliknya,
kelarutan garam seperti AgCL hanya sedikit terpengaruh oleh penurunan pH
penyebabnya adalah bahwa HCL merupakan asam kuat, sehingga CL - tidak efektif
sebagai basa. Reaksi :
Rangkuman
Pengaruh pH terhadap kelarutan banyak terjadi di alam, terutama pada kelarutan
hidroksida dan garam basaa. Pada kelarutan hidroksida, pengaruh pH dapat terlihat
langsung pada konsentrasi OH- yang secara eksplisit muncul dalam hasil kali kelarutan
(Ksp). Sedangkan pada kelarutan garam basa, pengaruh pH dinyatakan dalam konsentrasi
larutan asam yang dapat terjadi dari reaksi beberapa ion negatif terhadap ion hidronium.