Paper Yoga
Paper Yoga
PAPER
ADDIES PUPIL
Disusun oleh:
YOGASHREE RAJENDRAN
NIM: 110100435
Supervisor:
dr. Marina Yusnita Albar, M.Ked (Oph), Sp.M
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan kelapangan waktu bagi penulis sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Marina
Yusnita Albar, M.Ked (Oph), Sp.M selaku supervisor dalam penyelesaian
makalah ini. Judul makalah ini mengenai Addies Pupil yang bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai Addies Pupil.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis menerima saran dan masukan yang bersifat membangun dan
bermanfaat bagi makalah ini.
Medan,June 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................
2.2.1 Definisi.........................................................................................
2.2.2 Epidemiologi................................................................................
2.2.3 Patofisiologi.................................................................................
2.2.4 Etiologi.........................................................................................
2.2.5 Klasifikasi....................................................................................
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Pembentukan parut akibat ulserasi kornea adalah penyebab utama
kebutaan dan ganguan penglihatan di seluruh dunia. Kebanyakan gangguan
penglihatan ini dapat dicegah jika diagnosis dan penyebabnya dipastikan secara
dini dan diobati secara adekuat.1 Ulkus kornea dapat terjadi akibat adanya trauma
pada oleh benda asing, dan atau penyakit yang menyebabkan masuknya bakteri
atau jamur ke dalam kornea sehingga menimbulkan infeksi atau peradangan.
Ulkus kornea merupakan luka terbuka pada kornea. Keadaan ini menimbulkan
nyeri, menurunkan kejernihan penglihatan dan kemungkinan erosi kornea.2
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui
berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya
yang uniform dan avaskular.1
Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya
infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea
dapat terjadi dari epitel sampai stroma. Ulkus kornea yang luas memerlukan
penanganan yang tepat dan cepat untuk mencegah perluasan ulkus dan timbulnya
komplikasi berupa descematokel, perforasi, endoftalmitis, bahkan kebutaan.
Ulkus kornea yang sembuh akan menimbulkan kekeruhan kornea dan merupakan
penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia.2
Di Indonesia kekeruhan kornea masih merupakan masalah kesehatan mata
sebab kelainan ini menempati urutan kedua dalam penyebab utama kebutaan.
Kekeruhan kornea ini terutama disebabkan oleh infeksi mikroorganisme berupa
bakteri, jamur, dan virus dan bila terlambat didiagnosis atau diterapi secara tidak
tepat akan mengakibatkan kerusakan stroma dan meninggalkan jaringan parut
yang luas.3
Insiden ulkus kornea pada tahun 1993 adalah 5,3 juta per 100.000
penduduk di Indonesia, sedangkan predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain
terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak, dan kadang-kadang tidak
diketahui penyebabnya.3
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi dan Fisiologi Kornea
Kornea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding dengan
kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke sklera di limbus,
lengkung melingkar pada persambungan ini disebut sulkus skelaris. Kornea
dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,54 mm di tengah, sekitar 0,65 mm di tepi,
dan diameternya sekitar 11,5 mm dari anterior ke posterior. Batas antara sklera
dan kornea disebut limbus kornea. Kornea merupakan lensa cembung dengan
kekuatan refraksi sebesar + 43 dioptri. Kalau kornea udem karena suatu sebab,
maka kornea juga bertindak sebagai prisma yang dapat menguraikan sinar
sehingga penderita akan melihat halo.1
1(a)
1(b)
Gambar 1 (a) dan 1 (b) . Anatomi Kornea
Dikutip dari: A.D.A.M Medical Image. Cornea. 2016 [Internet]. Available from:
http://ww.nlm.nih.gov/medlineplus/cornea/meds/a604025
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong
ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi
sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya
dan sel polygonal didepannya melalui desmosom dan macula
okluden, ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa
yang merupakan barrier.
2. Membran Bowman
3. Jaringan Stroma
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
4. Membran Descement
5. Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 2040 m. Endotel melekat pada membran descement melalui
hemidosom dan zonula okluden.4
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3
bulan.4
Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humour
aquous, dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen sebagian besar
dari atmosfir. Transparansi kornea dipertahankan oleh strukturnya seragam,
avaskularitasnya dan deturgensinya.1
2.2. Ulkus Kornea
2.2.1. Definisi
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat
kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrate supuratif disertai
defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari
epitel sampai stroma.2,4
2.2.2. Epidemiologi
Di Amerika insiden ulkus kornea bergantung pada penyebabnya. Insidensi
ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000 penduduk di Indonesia,
sedangkan predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena trauma,
pemakaian lensa kontak, dan kadang-kadang tidak di ketahui penyebabnya.
Walaupun infeksi jamur pada kornea sudah dilaporkan pada tahun 1879 tetapi
baru
mulai
periode
1950
keratomikosis
diperhatikan.
Banyak
laporan
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya,
dalam perjalanan pembentukan bayangan di retina. Biasan cahaya bermula dari
permukaan anterior dari kornea. Oleh itu jika terdapat perubahan dalam bentuk
dan kejernihan kornea, pembentukan bayangan akan terganggu di retina.1,18
Karena kornea avaskuler, maka pertahanan pada waktu peradangan tidak
segera muncul, seperti pada jaringan lain yang mengandung banyak vaskularisasi.
Maka kornea, wandering cell dan sel-sel lain yang terdapat dalam stroma kornea
segera bekerja sebagai makrofag baru kemudian disusul dengan dilatasi pembuluh
darah yang terdapat dilimbus dan tampak sebagai injeksi perikornea. Sesudahnya
baru
terjadi
infiltrasi
dari
sel-sel
mononuclear,
sel
plasma,
leukosit
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Infeksi virus
Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering dijumpai.
Bentuk khas dendrit dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil
dilapisan epitel yang bila pecah akan menimbulkan ulkus. Ulkus
dapat juga terjadi pada bentuk disiform bila mengalami nekrosis di
bagian sentral. Infeksi virus lainnya varicella-zoster, variola,
vacinia (jarang).
Acanthamoeba
Acanthamoeba adalah protozoa hidup bebas yang terdapat didalam
air yang tercemar yang mengandung bakteri dan materi organik.
Infeksi kornea oleh acanthamoeba adalah komplikasi yang semakin
dikenal pada pengguna lensa kontak lunak, khususnya bila
memakai larutan garam buatan sendiri. Infeksi juga biasanya
ditemukan pada bukan pemakai lensa kontak yang terpapar air atau
tanah yang tercemar.
b. Noninfeksi
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Sindrom Sjorgen
Pada sindrom Sjorgen salah satunya ditandai keratokonjungtivitis
sicca yang merupakan suatu keadan mata kering yang dapat
disebabkan defisiensi unsur film air mata (akeus, musin atau lipid),
kelainan
permukan
palpebra
atau
kelainan
epitel
yang
Defisiensi vitamin A
Ulkus kornea akibat defisiensi vitamin A terjadi karena kekurangan
vitamin A dari makanan atau gangguan absorbsi di saluran cerna
dan ganggun pemanfaatan oleh tubuh.
Obat-obatan
Obat-obatan yang menurunkan mekanisme imun, misalnya;
kortikosteroid, IDU (Iodo 2 dioxyuridine), anestesi lokal dan
golongan imunosupresif.
Pajanan (exposure)
Neurotropik
Granulomatosa wagener
Rheumathoid arthritis
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Ulkus marginal
b.
c.
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Dikutip dari: A.D.A.M Medical Image. Corneal ulcers and infections. 2016
[Internet]. Available from: http://ww.nlm.nih.gov/medlineplus/
cornealulcersinfection/meds/a6044378
Ulkus Pneumokokus : Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang
dalam. Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga
memberikan gambaran karakteristik yang disebut Ulkus Serpen. Ulkus terlihat
dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna kekuning-kuningan. Penyebaran
ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang menggaung dan di daerah ini
terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu di temukan hipopion yang tidak
selamanya sebanding dengan beratnya ulkus yang terlihat.diagnosa lebih pasti bila
ditemukan dakriosistitis.
b.. Ulkus Kornea Fungi
Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai
beberapa minggu sesudah trauma yang dapat menimbulkan infeksi jamur ini.
Pada permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan yang
agak kering. Tepi lesi berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran seperti bulu
pada bagian epitel yang baik. Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran di
bagian sentral sehingga terdapat satelit-satelit disekitarnya..Tukak kadang-kadang
10
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
dalam, seperti tukak yang disebabkan bakteri. Pada infeksi kandida bentuk tukak
lonjong dengan permukaan naik. Dapat terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan
radang. Terdapat injeksi siliar disertai hipopion.
Dikutip dari: A.D.A.M Medical Image. Corneal ulcers and infections. 2016
[Internet]. Available from: http://ww.nlm.nih.gov/medlineplus/
cornealulcersinfection/meds/a604378
c. Ulkus Kornea Virus
Ulkus Kornea Herpes Zoster : Biasanya diawali rasa sakit pada kulit
dengan perasaan lesu. Gejala ini timbul satu 1-3 hari sebelum timbulnya gejala
kulit. Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra, konjungtiva
hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya infiltrat subepitel dan stroma. Infiltrat
dapat berbentuk dendrit yang bentuknya berbeda dengan dendrit herpes simplex.
Dendrit herpes zoster berwarna abu-abu kotor dengan fluoresin yang lemah.
Kornea hipestesi tetapi dengan rasa sakit keadaan yang berat pada kornea
biasanya disertai dengan infeksi sekunder.
Ulkus Kornea Herpes simplex : Infeksi primer yang diberikan oleh virus
herpes simplex dapat terjadi tanpa gejala klinik. Biasanya gejala dini dimulai
dengan tanda injeksi siliar yang kuat disertai terdapatnya suatu dataran sel di
permukaan epitel kornea disusul dengan bentuk dendrit atau bintang infiltrasi.
terdapat hipertesi pada kornea secara lokal kemudian menyeluruh. Terdapat
11
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Dikutip dari: A.D.A.M Medical Image. Corneal ulcers and infections. 2016
[Internet]. Available from: http://ww.nlm.nih.gov/medlineplus/
cornealulcersinfection/meds/a6044378
d. Ulkus Kornea Acanthamoeba
Awal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan kliniknya,
kemerahan dan fotofobia. Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, cincin
stroma, dan infiltrat perineural.
Dikutip dari: A.D.A.M Medical Image. Corneal ulcers and infections. 2016
[Internet]. Available from: http://ww.nlm.nih.gov/medlineplus/
cornealulcersinfection/meds/a604378
Ulkus Kornea Perifer
a. Ulkus Marginal
12
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Bentuk ulkus marginal dapat simpel atau cincin. Bentuk simpel berbentuk
ulkus superfisial yang berwarna abu-abu dan terdapat pada infeksi stafilococcus,
toksit atau alergi dan gangguan sistemik pada influenza disentri basilar gonokok
arteritis nodosa, dan lain-lain. Yang berbentuk cincin atau multiple dan biasanya
lateral. Ditemukan pada penderita leukemia akut, sistemik lupus eritromatosis dan
lain-lain.
Dikutip dari: A.D.A.M Medical Image. Corneal ulcers and infections. 2016
[Internet]. Available from: http://ww.nlm.nih.gov/medlineplus/
cornealulcersinfection/meds/a604378
b. Ulkus Mooren
Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea kearah
sentral. ulkus mooren terutama terdapat pada usia lanjut. Penyebabnya sampai
sekarang belum diketahui. Banyak teori yang diajukan dan salah satu adalah teori
hipersensitivitas tuberculosis, virus, alergi dan autoimun. Biasanya menyerang
satu mata. Perasaan sakit sekali. Sering menyerang seluruh permukaan kornea dan
kadang meninggalkan satu pulau yang sehat pada bagian yang sentral.
Dikutip dari: A.D.A.M Medical Image. Corneal ulcers and infections. 2016
[Internet]. Available from: http://ww.nlm.nih.gov/medlineplus/
cornealulcersinfection/meds/a604378
13
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
c. Ring Ulcer
Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea terdapat ulkus yang
berbentuk melingkar dipinggir kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam,
kadang-kadang timbul perforasi.Ulkus marginal yang banyak kadang-kadang
dapat menjadi satu menyerupai ring ulcer. Tetapi pada ring ulcer yang sebetulnya
tak ada hubungan dengan konjungtivitis kataral. Perjalanan penyakitnya menahun.
2.2.6. Manifestasi Klinis 1,4,11,12,13,18
Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum dapat berupa :
Gejala Subjektif
Sekret mukopurulen
Pandangan kabur
Mata berair
Silau
Nyeri
Infiltat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus terdapat
pada perifer kornea dan tidak disertai dengan robekan lapisan epitel
kornea.
Gejala Objektif
Injeksi siliar
Hipopion
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
15
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
herpes simplex
herpes zoster
Dikutip dari: A.D.A.M Medical Image. Corneal ulcers and infections. 2016
[Internet]. Available from: http://ww.nlm.nih.gov/medlineplus/
cornealulcersinfection/meds/a604378
16
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Dikutip dari: A.D.A.M Medical Image. Corneal ulcers and infections. 2016
[Internet]. Available from: http://ww.nlm.nih.gov/medlineplus/
cornealulcersinfection/meds/a604378
2.2.8. Penatalaksanaan 4,5,6,7,17
Ulkus kornea adalah keadan darurat yang harus segera ditangani oleh
spesialis mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea. Pengobatan
pada ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang
mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi
peradangan dengann steroid. Pasien dirawat bila mengancam perforasi, pasien
tidak dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat dan perlunya obat
sistemik.
a. Penatalaksanaan ulkus kornea di rumah
1. Jika memakai lensa kontak, segera melepaskan dengan cepat
2. Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang
3. Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin
dan mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih
4. Berikan analgetik jika nyeri
17
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
b. Penatalaksanaan medis
1. Pengobatan konstitusi
Oleh karena ulkus biasannya timbul pada orang dengan keadaan
umum yang kurang dari normal, maka keadaan umumnya harus diperbaiki
dengan makanan yang bergizi, udara yang baik, lingkungan yang sehat,
pemberian roboransia yang mengandung vitamin A, vitamin B kompleks
dan vitamin C. Pada ulkus-ulkus yang disebabkan kuman yang virulen,
yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa, dapat diberikan vaksin tifoid
0,1 cc atau 10 cc susu steril yang disuntikkan intravena dan hasilnya
cukup baik. Dengan penyuntikan ini suhu badan akan naik, tetapi jangan
sampai melebihi 39,5C. Akibat kenaikan suhu tubuh ini diharapkan
bertambahnya antibodi dalam badan dan menjadi lekas sembuh.
2. Pengobatan lokal
Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera dihilangkan.
Lesi kornea sekecil apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya.
Konjungtuvitis, dakriosistitis harus diobati dengan baik. Infeksi lokal pada
hidung, telinga, tenggorok, gigi atau tempat lain harus segera dihilangkan.
Infeksi pada mata harus diberikan :
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Analgetik.
Untuk menghilangkan rasa sakit, dapat diberikan tetes pantokain,
atau tetrakain tetapi jangan sering-sering.
Antibiotik
Anti biotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang
berspektrum luas diberikan sebagai salap, tetes atau injeksi
subkonjungtiva. Pada pengobatan ulkus sebaiknya tidak diberikan
salap mata karena dapat memperlambat penyembuhan dan juga dapat
menimbulkan erosi kornea kembali.
Anti jamur
Terapi medika mentosa di Indonesia terhambat oleh terbatasnya
preparat komersial yang tersedia berdasarkan jenis keratomitosis yang
dihadapi bisa dibagi :
1.
2.
3.
4.
Anti Viral
Untuk herpes zoster pengobatan bersifat simtomatik diberikan
19
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Perban tidak seharusnya dilakukan pada lesi infeksi supuratif karena dapat
menghalangi pengaliran sekret infeksi tersebut dan memberikan media yang baik
terhadap perkembangbiakan kuman penyebabnya. Perban memang diperlukan
pada ulkus yang bersih tanpa sekret guna mengurangi rangsangan.
b)
kalau
pengobatan
dengan
obat-obat
tidak
menunjukkan perbaikan dengan maksud mengganti cairan coa yang lama dengan
yang baru yang banyak mengandung antibodi dengan harapan luka cepat sembuh.
Penutupan ulkus dengan flap konjungtiva, dengan melepaskan konjungtiva dari
sekitar limbus yang kemudian ditarik menutupi ulkus dengan tujuan memberi
perlindungan dan nutrisi pada ulkus untuk mempercepat penyembuhan. Kalau
sudah sembuh flap konjungtiva ini dapat dilepaskan kembali.
Bila seseorang dengan ulkus kornea mengalami perforasi spontan berikan
sulfas atropine, antibiotik dan balut yang kuat. Segera berbaring dan jangan
melakukan gerakan-gerakan. Bila perforasinya disertai prolaps iris dan terjadinya
baru saja, maka dapat dilakukan :
Iris reposisi
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Bila terjadi perforasi dengan prolaps iris yang telah berlangsung lama, kita
obati seperti ulkus biasa tetapi prolas irisnya dibiarkan saja, sampai akhirnya
sembuh menjadi leukoma adherens. Antibiotik diberikan juga secara sistemik.
3. Keratoplasti
Keratoplasti adalah jalan terakhir jika urutan penatalaksanaan diatas tidak
berhasil. Indikasi keratoplasti terjadi jaringan parut yang mengganggu
penglihatan,
kekeruhan
kornea
yang
menyebabkan
kemunduran
tajam
Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata
menutup sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan
basah
-
Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai dan
merawat lensa tersebut.
2.2.10. Komplikasi
Komplikasi yang paling sering timbul berupa:6,7
Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat
Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis
Prolaps iris
Sikatrik kornea
Katarak
21
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Glaukoma sekunder
2.2.11. Prognosis
Dubia ad vitam
: malam
BAB 3
KESIMPULAN
Ulkus kornea dapat terjadi akibat adanya trauma pada oleh benda asing,
dan dengan air mata atau penyakit yang menyebabkan masuknya bakteri atau
jamur ke dalam kornea sehingga menimbulkan infeksi atau peradangan. Ulkus
kornea merupakan luka terbuka pada kornea. Keadaan ini menimbulkan nyeri,
menurunkan kejernihan penglihatan dan kemungkinan erosi kornea.
Keluhan yang dirasakan biasanya eritema pada kelopak mata dan mata,
secret mukopurulen terasa adanya benda asing di mata dan mata kabur.
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan klinis dengan menggunakan slit lamp dan pemeriksaan
laboratorium. Anamnesis pasien penting pada penyakit kornea, sering dapat
diungkapkan adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat
penyakit kornea.
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat
lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan
ada tidaknya komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan
waktu penyembuhan yang lama, karena jaringan kornea bersifat avaskular.
Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat pertolongan serta
timbulnya komplikasi, maka prognosisnya menjadi lebih buruk.
22
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
DAFTAR PUSTAKA
l. Vaughan, D.G., Asbury, T., Riordan, P. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Alih
bahasa: Tambajong J, Pendit BU. Jakarta: Widya Medika. 2012: 220
2. Narsani AK et al. Hospital-base epidemiology, risk factors and
microbiological diagnosis of bacterial corneal ulcers. Int J Ophthamol 2009
; 2(4) : 362-366
3. Charisma AN. Children with Corneal Ulcer as Risk Factor of Trauma. J
Medula Unila ;2015;2(4):3439
4. Mateo et al. Treatment of Acanthamoeba neurotrophic corneal ulcer with
topical matrix therapy. J Ophthalmic Inflammation and Infection 2015 ;5
:18 : DOI 10.1186/s12348-015-0048-x.
5. Garg P, Rao G. Corneal Ulcer: Diagnosis and Management. Community
Eye Health 1999 : 12(30).
6. Schoster JV. Complicated Corneal Ulcers : Microbial Keratitis. Trans Am
Ophthalmol Soc 1987 ;85 : 121-158
7. Sankara N. Patient Infromation: Corneal Ulcer. 2000 ;85 : 1-2
8. Laratta LJ, Huskey AM, Voyles ML. Corneal Ulcers. Veterinary
Ophthalmology Services :2407 ; 144 (l) : l3l-132.
9. Keshav et al. Epidemiological characteristics of corneal ulcers in South
Sharqiya region. Oman Medical Journal 2008;23(1) :1-6'
10. Ibrahim YW, Boase DL, Cree IA. Incidence of Infectious Corneal Ulcers,
Porthsmouth Study, UK. J Clinic Experiment Ophthalmol S6:001
doi:1.4172/2155-9570
23
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
1l. Mishra A et al. Corneal Ulcer? Think beyond only a bacterial etiology.
Medical Journal Armed Forces India 71 2015 85-87
12. Ninama JL et al. To study the causative organism responsible for corneal
ulcer in SSG Hospital Vadodara, Gujarat. National Journal of Community
Medicine 2(2) 2011: 237-240
13. Manikandan P et al.Corneal ulcer of bacterial and fungal etiology from
diabetic patients at a tertiary care eye hospital, Coimbatore, South Indian.
Medicine and Biology 2008; 15(2) :59-63.
14. Koviak K. Perforated Corneal Ulcer. Kellogg Eye Center University of
Michigan. 2015.
15. Ezegwui IR. Corneal Ulcers in a Tertiary Hospital in Africa. J Natl Med
Assoc. 2010;102:644-646
16. Wiener G.Confronting Corneal Ulcers. The July 2012 Feature. 2012
17. Farida Y. Corneal Ulcers Treatment. J Majority 2015 ; 4 (1): 119-127
18. James B, Chew C, Bron A. Lectures notes on Opthalmology. Edisi 9.2003.
In: Chapther 7: Conjunctica, cornea, sclera. Edisi 9. Blackwell Publishing
Ltd.
24