KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 PENGERTIAN EKSPLORASI & EKSPLOITASI
BAB II
EKSPLORASI
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN EKSPLORASI
1.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN CARA EKSPLORASI
1.3.1 TAHAPAN EKSPLORASI
1.3.2 JENIS BAHAN GALIAN
1.3.3 PENGELOMPOKAN ENDAPAN BAHAN GALIAN
1.3.4 SEBARAN BAHAN BERHARGA
1.4 METODE EKSPLORASI
1.4.1 METODE LANGSUNG
1.4.2 METODE TIDAK LANGSUNG
1.5 KEGIATAN EKSPLORASI
1.6 PENYUSUNAN LAPORAN
BAB II
EKSPLOITASI
2.1 PENGERTIAN EKSPLOITASI
2.2 FAKTOR PENDORONG EKSPLOITASI
2.3 PERTAMBANGAN & KARAKTERISTIK DESA PERTAMBANGAN
2.4 KETERKAITAN EKSPLOITASI DENGAN PENYIMPANGAN SOSIAL
2.5 ISTILAH TAMBANG DALAM EKSPLOITASI
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Makalah ini mempunyai latar belakang masalah tentang EKSPLORASI dan
EKSPLOITASI sumber daya mineral dan strategi pengolahan sumber daya mineral.
EKSPLORASI dan EKSPLOITASI adalah kata yang sudah tidak asing ditelinga kita,
kedua istilah tersebuat sebenarnya memiliki istilah yang sangat erat sekali jika dikaitkan
dengan sebuah kepentingan atau tujuan kegiatan. Eksplorasi pengertian suatu bentuk kegiatan
penggalian informasi atau kumpulan data - data yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengumpulkan beberapa data maupun informasi - informasi yang nantinya akan diteliti atau
di informasikan kepada pihak - pihak lain yang membutuhkanya.
1.2 PENGERTIAN EKSPLORASI & EKSPLOITASI
EKSPLORASI adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data / informasi
selengkap mungkin tentang keberadaan sumber daya alam di suatu tempat. Kegiatan
eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan tambang dilaksanakan
mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara
yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas dan
jumlah cadangan serta cara pengambilannya diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak
membuang tenaga dan modal, disamping untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian
materi, kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan.
Sedangkan pengertian dari EKPLOITASI sendiri adalah upaya atau bentuk kegiatan
yang sifatnya cenderung pada penggalian potensi - potensi yang terdapat pada suatu obyek
sebagai tingkat lanjut dari kegiatan eksplorasi.
Kedua bentuk kegiatan ini memiliki kaitan yang sangat erat sekali jika kita
memandangnya dari segi kepentingan tertentu atau yang biasa kita kenal dengan ungkapan
mencari uang. Tetapi tanpa kita sadari sudah banyak dari kita juga melakukan kedua hal
tersebut demi kepentingan pribadi, yang memiliki dampak negatif bagi kehidupan kita atau
bagi orang lain.
BAB II
EKSPLORASI
kegiatan
penyelidikan
geologi
yang
dilakukan
untuk
ke-tiga
pengertian
tentang
eksplorasi
diatas,
dapat
disimpulkan
bahwa Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi pekerjaanpekerjaan untuk mengetahui ukuran,bentuk, posisi, kadar rata-rata dan besarnya cadangan
serta studi kalayakan dari endapan bahan galian atau mineral berharga yang telah
diketemukan.
Sedangkan Studi Kelayakan adalah pengkajian mengenai aspek teknik dan prospek
ekonomis dari suatu proyek penambangan dan merupakan dasar keputusan investasi. Kajian
ini merupakan dokumen yang memenuhi syarat dan dapat diterima untuk keperluan analisa
bank/lembaga keungan lainnya dalam kaitannya dengan pelaksanaan investasi atau
pembiayaan proyek. Studi ini meliputi Pemeriksaanseluruh informasi geologi berdasarkan
lkaporan eksplorasi dan factor-faktor ekonomi, penambangan, pengolahan, pemasaran
hokum/perundang-undangan, lingkungan, social serta factor yang terkait.
Studi pendahuluan.
Pengertian eksplorasi di "Abad Informasi dan Spiritual" saat ini, juga meliputi tindakan
pencarian akan pengetahuan yang tidak umum atau pencarian akan pengertian metafisikaspiritual; misalnya tentang kesadaran (consciousness), cyberspace atau noosphere. Istilah ini
dapat digunakan pula untuk mengambarkan masuknya budaya suatu masyarakat untuk
pertama kalinya ke dalam lingkungan geografis atau budaya dari masyarakat lainnya.
Meskipun eksplorasi telah terjadi sejak awal keberadaan manusia, kegiatan eksplorasi
dianggap mencapai puncaknya pada saat terjadinya Abad Penjelajahan, yaitu ketika para
pelaut Eropa menjelajah ke seluruh penjuru dunia untuk menemukan berbagai daerah dan
budaya baru.
Korelasi
Hasil Perhitungan Cadangan
Bentuk Geometri Cadangan
Perkiraan Kualitas
3. PENYELIDIKAN DETAIL
a) PEMBORAN
Bentuk geometri endapan batubara lebih teliti dan perhitungan cadangan
Anomaly geologi (sesar)
Kualitas batubara (Analisa laboratorium dan sifat batubara)
b) GEOFISIKA
Stratigrafi kedudukan batubara lebih teliti
Struktur geologi
Bentuk endapan batubara
c) PENENTUAN METODE PENAMBANGAN
4. COMMERCIAL EXPLORATION PROGRAMME
1.3.2 JENIS BAHAN GALIAN
Bahan galian logam: bahan galian yang dalam proses penambangan dan pengolahan
diambil
logamnya.
Bentuk
tubuh
bijih
dan
sebaran
bahan
berharga
di
magnetik (sudah jarang digunakan), gravitasi (sudah jarang digunakan), cara seismik
yang terdiri dari cara reflaksi dan refleksi, cara listrik (resistifity), dua cara yang
terakhir yaitu cara radiokatif yang masih jarang digunakan, hal ini disebabkan karena
cara ini relatif lebih mahal dan lebih rumit dari cara - cara sebelumnya.
Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan panning akan dilanjutkan
dengan cara trenching atau test pitting.
1) Trenching (Pembuatan Parit)
Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada overburden
yang tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang efektif dan ekonomis yang
dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak
efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore body
dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai maka pembuatan parit harus tegak
lurus dengan arah arus sungai.
Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan permukaan, kemiringan
perlapisan, struktur tanah dan lain-lain.
2) Test Pitting (Pembuatan Sumur Uji)
Jika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang akurat maka sebaiknya
dilakukan test pitting untuk menyelidiki tubuh batuan yang letaknya relatif dalam. Kita
harus ingat bahwa pada test pitting kita harus memilih daerah yang terbebas dari
bongkahan-bongkahan maka hal ini akan menyulitkan kita pada waktu pembuatan
sumur uji dan juga daerah yang hendak kita buat sumur uji harus bebas dari air, karena
dengan adanya air dapat menyulitkan kita pada waktu melakukan penyelidikan struktur
batuan yang terdapat pada sumur uji yang kita buat. Pada pembuatan sumur uji ini kita
juga harus mempertimbangkan faktor keamanan, kita harus dapat membuat sumur
dengan penyangga sesedikit mungkin tetapi tidak mudah runtuh. Hal ini juga akan
mempengaruhi kenyamanan pada waktu melakukan penelitian. Kedalaman sumur uji
yang kita buat bisa mencapai kedalaman sampai 30 meter.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala longsoran,
keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan lain-lain.
B). METODE LANGSUNG BAWAH PERMUKAAN
Eksplorasi langsung bawah permukaan dilakukan bila tidak ada singkapan di permukaan atau
pada eksplorasi permukaan tidak dapat memberikan informasi yang baik, karena pada
eksplorasi langsung permukaan, kedalaman maksimum yang dapat dicapai + 30 meter.
Eksplorasi langsung bawah permukaan juga dapat dilakukan apabila keadaan permukaan
memungkinkan untuk diadakan eksplorasi bawah permukaan, sebab apabila permukaan tidak
memungkinkan, misalnya permukaan itu tergenang air atau tertutup bongkah batu yang tidak
stabil, maka hal ini akan memberikan resiko yang besar jika dilakukan eksplorasi permukaan.
Dalam eksplorasi bawah permukaan ada hal-hal yang harus diperhatikan misalnya, pekerjaan
harus berlangsung tetap didalam badan bijih, hal ini untuk memudahkan diadakan
pengamatan dan proses sampling pekerjaan juga diusahakan dimulai dari daerah-daerah yang
memiliki singkapan yang baik, karena dengan singkapan yang baik dapat memudahkan kita
untuk menentukan strike atau dipnya, yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan
adalah masalah biaya, dimana dalam pekerjaan eksplorasi ini biaya tidak boleh terlalu besar,
hal ini bertujuan untuk menghindari adanya dana yang terbuang percuma jika nantinya
eksplorasi yang dilakukan hasilnya mengecewakan.
Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan membuat Tunel, Shaft, Drift,
Winse dan lain-lain.
Tunnel = Suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua kaki
bukit.
Shaft
Drift
= Suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih yang arahnya
sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan bijihnya (dalam
pengeboran).
Winze = Lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari level ke arah level yang
dibawahnya.
Eksplorasi bawah tanah juga dapat dilakukan dengan pengeboran inti. Pengeboran
sumur minyak yang pertama dilakukan oleh Kol. Drake pada tahun 1959 dengan
menggunakan bor (RIG) permanen (tidak dapat dipindah-pindah) dan pada pengeborannya
menggunakan sistem perkusif (tumbuk), pada pengeboran ini kedalaman maximum yang
dapat dicapai adalah 60 ft (+ 20 m) dengan bor lurus (vertical drilling).
Saat ini pengeboran dilakukan dengan teknik bor putar (rotary drilling) dengan
menara bor yang dapat dipindah-pindah (portablering) dan dilakukan dengan beberapa cara
pengeboran yaitu dengan cara perkusif, rotasi atau dengan perkusif-rotasi. Pemboran dapat
dilakukan di darat maupun di laut (on shore atau off shore). Pemboran tidak terbatas pada
pemboran decara vertikal saja tetapi dapat dilakukan secara miring (kemiringan dapat
mencapai 90o), apabila saat pengeboran kita menemukan batuan yang keras dan susah
ditembus oleh mata bor, maka dengan teknologi sekarang, pipa yang berada jauh di dalam
tanah dapat dirubah arahnya (dibelokkan) untuk menghidari batuan yang keras tersebut.
Pengeboran yang dilakukan pada eksplorasi bertujuan untuk mengambil contoh
(sampling) untuk diamati, pengeboran juga bisa bertujuan untuk produksi atau konstruksi
(misalnya air tanah, minyak bumi) dan pemboran dapat juga untuk memudahkan proses
peledakan (pada kegiatan penambangan material keras). Dari data pengeboran dan sampling
kita dapat membuat peta stratigrafi daerah pengeboran. Dari peta ini kita dapat mengetahui
susunan batuan dan ketebalan cadangan dan akhirnya kita dapat memperkirakan besar
cadangan secara keseluruhan.
1.4.2 METODE TIDAK LANGSUNG
A). METODE TIDAK LANGSUNG CARA GEOFISIKA
Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan lokasi
akumulasi bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah
permukaan bumi. Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi geofisika diantaranya :
a) METODA GRAVITASI
Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai
salah satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah
bandul digantung dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan merengganng akibat
bandulnya mengalami gravitasi, di tempat yang gravitasinya rendah maka regangan tadi
kecil dan di tempat yang gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar. Dengan
demikian dapat diperkirakan bentuk struktur bawah tanah dari melihat besarnya nilai
gravitasi dari bermacam-macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan.
Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter, yaitu
suatu alat yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar torsion balance,
maupun bantuk atau pendulum, dan dapat mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi
bumi di berbagai lokasi pada suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi
oleh besarnya ukuran batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density)
dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada suatu tempat, mungkin di situ terdapat
struktur tertentu, seperti lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu
patahan besar, meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui karena
adanya anomali gravitasi.
b) METODA MAGNETIK
Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu
barang magnet raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat ini
mengatakan bahwa medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada
inti bumi. Setiap batang magnet yang digantung secara bebas di muka bumi. Di setiap titik
permukaan bumi medan magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting di dalam
eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.
Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim, sedang
intensitas dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet bumi secara normal
memiliki intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada permukaan bumi. Bijih
yang mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan,
sehingga dengan segera dapat diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magneti sangat berguna dalam pencarian sasaran eksplorasi
sebagai berikut :
Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit dalam
jumlah cukup
Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku yang
mengandung mineral magnetik.
c) METODA SEISMIK
Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi
banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran buatan
dibuat dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan
bumi dan kecepatan merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk mengetahui
Jenis batuan
Derajat pelapukan
Derajat pergerakan
Tekanan
d) METODE GEOLISTRIK
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan. Yang
dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa batuan
sepanjang satu meter dengan luas penampang satu meter persegi kalau dialiri listrik dari
ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem
empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk
memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat
C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus
tadi, elektrode ini disebut elektrode potensial atau potential electode disingkat P. ada
beberapa cara dalam penyusun ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang
dipakai adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.
e) Sesampai di Lapangan :
Membuat base camp (perkemahan).
Mencek peralatan atau perbekalan.
Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk menentukan langkah-langkah lebih
lanjut.
Menentukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan keadaan
sebenarnya (bila perlu).
1.5 KEGIATAN EKSPLORASI
Pengkajian data sekunder, Pengkajian data primer, pengolahan data, dan penyusunan
laporan.
Pengkajian data sekunder:
Mempelajari laporan terdahulu.
Mempelajari peta - peta.
Menentukan rencana kegiatan atau eksplorasi.
Pengkajian data primer :
Pengamatan dan pencatatan data di lapangan : singkapan, bongkah, parit dan sumur uji,
hasil pemboran.
Pengambilan percontoh (pemercontohan).
Pengolahan data :
Analisis petrografi, mineragrafi, kimia.
Pengambaran peta sebaran bahan galian.
Rekonstruksi data permukaan dan bawah permukaan.
karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber
daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan.
Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang
rasional antara lain sebagai berikut:
a) Memanfaatkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui denganhati-hati dan efisien,
misalnya: air, tanah, dan udara.
b) Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran)
c) Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,serta pendaur-ulangan
(recycling)
d) Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam.
untuk mengatur masyarakat dan wilayah yang dibatasi serta menggambarkan penggunaan
tanahnya untuk kehidupan pertanian, peternakan dan perikanan.
Selain identik dengan pertanian kita juga bisa melihat desa dari segi masyarakat yang
tinggal di daerah pedesaan dan dikategorikan sebagai masyarakat yang masih hidup dalam
suasana dan arah pemikiran pedesaan. Biasanya mereka pekerja, berbicara, berpikir dan
melakukan kegiatan apapun selalu mendasarkan diri pada apa-apa yang biasanya berlaku di
daerah pedesaan (Siswopangripto dan Sastrosupono, 1984:20).
Pada umumnya desa-desa di Indonesia dikelompokkan menjadi beberapa jenis.
Berdasarkan pengertian administratif, kita dapat menjumpai berbagai jenis desa, misalnya
bila dilihat dari jenis tofografi ada desa pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi dan
pantai. Berdasarkan usahanya, ada desa petani sawah menetap, kampung peladang berpindahpindah, desa perkebunan rakyat dan desa nelayan. Namun ada juga desa yang mengadakan
usaha spesifik misalnya desa penghasil buah-buahan, desa industri kapur, genting, desa
kerajinan tangan dan sebagainya. Tetapi satu ciri yang mereka memiliki banyak biasanya
masih ada (Tjondronegoro, 1999:19).
Desa-desa yang memiliki usaha spesifik sebagaimana disebutkan diatas jumlahnya
sangat sedikit, karena pada umumnya desa-desa di Indonesia berada dalam sektor pertanian.
Salah satu desa yang tergolong dalam desa pemilik usaha spesifik adalah desa pertambangan.
Jumlah desa yang bergerak dalam bidang pertambangan di Indonesia memang sangat sedikit,
hal ini karena potensi sumber daya alam berupa bahan galian tambang hanya tersebar pada
daerah-daerah tertentu saja. Sehingga tidak semua daerah sumber daya alamnya dapat
dijadikan sebagai bahan galian tambang.
Pertambangan pada hakikatnya merupakan upaya pengembangan sumber daya alam
mineral dan energi yang potensisal untuk dimanfaatkan secara hemat dan optimal bagi
kepentingan dan kemakmuran rakyat, melalui serangkaian kegiatan eksplorasi, pengusahaan,
dan pemanfaatan hasil tambang. Upaya tersebut bertumpu pada pendayagunaan berbagai
sumber daya, tertutama sumber daya alam mineral dan energi, didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan
manajemen (Ruchiyat, 1980: 162).
Pengolahan dalam bidang pertambangan berbeda halnya dengan pertanian yang
ditentukan oleh musim. Selama sumber bahan galian masih tersedia di alam maka eksploitasi
terhadap sumber daya alam tersebut terus dilakukan. Oleh karena itu etika lingkungan sangat
Eksploitasi ( Exploitation )
Penggatian endapan bahan galian dari kulit bumi secara ekonomis dengan menggunakan
sistem penambangan tertentu.
Limbah ( Waste )
Zat padat, cair, atau gas yang dibuang, diemisi, atau diendapkan pada lingkungan hidup
dalam jumlah tertentu yang dapat menyebabkan perubahan kualitas lingkungan hidup.
Apungan ( Float )
Potongan-potongan lepas dari batuan atau bijih yang terdapat pada atau dekat permukaan
tanah, atau dasar sungai; dapat digunakan sebagai petunjuk adanya mineralisasi; sin.
Serpihan.
Lapisan tanah atau batuan yang berada di atas dan langsung menutupi lapisan bahan
galian berharga sehingga perlu disingkirkan terlebih dahulu sebelum dapat menggali
bahan galian berharga itu.
Jurus ( Strike )
Garis perpotongan antara bidang perlapisan dan bidang horizontal yang dinyatakan
dalam arah azimut dan tegak lurus terhadap arah kemiringan (dip).
Terowongan ( Tunnel )
(1) lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua lereng bukit;
(2) lubang bukaan yang berada di bawah tanah atau air, kedua ujungnya berhubungan
langsung dengan udara luar.
Jalan masuk utama ke tambang bawah tanah, berupa terowongan buntu yang dibuat
mendatar dan menghubungkan tempat bawah tanah dengan udara luar atau permukaan
bumi; sin. terowongan buntu.
Lombong ( Stope )
Lubang bukaan dalam tambang bawah tanah tempat penambangan berlangsung.
Lopak ( Sump )
Sumuran dangkal tempat penampungan air atau lumpur yang bersifat sementara di dalam
tambang sebelum dipompa ke luar; sin. pelimbahan; ceruk.
Kribing ( Cribbing )
Penyangga kayu yang terdiri atas susunan balok kayu persegi panjang yang yang
dipasang secara beraturan menutupi dinding sumuran.
Tiang ( Posts )
Bagian dari sistem penyanggaan yang dipasang tegak atau agak miring pada tambang
bawah tanah.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sumber daya alam merupakan anugrah terindah dari yang maha kuasa yang harus kita
jaga, lestarikan dan dimanfaatkan. Akan tetapi dimanfaatkan di sini bukan berarti menguras
habis sumberdaya alam yang tersedia namun kita juga harus bias memberdayakanya untuk
anak cucu kita kelak dimasa yang akan datang. Eksploitasi yang berlebihan dapat
menimbulkan bencana alam yang sangat dasyat, contohnya seperti tanah longsor, gempa
bumi (local) dan bencana - bencana lainya yang tentunya bisa membahayakan kehidupan
manusia dimuka bumi ini.
Penulis menyarankan kepada para pembaca khususnya mereka yang menggeluti bidang
pengekploitasian sumber daya alam dalam melakukan karirnya agar lebih berhati - hati dan
tidak mengeksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan. Tentu kita tau akibatnya apa bila
melakukan eksploitasi berlebihan, telah kita bahas di atas.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kabarsaham.com/2011/pengeboran-migas-sulbar-mulai-temukan-gelembung.html
Sukandarrumidi. (1999). Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
ANALISIS
EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI
DISUSUN OLEH :
MARLIANI
F 121 14 006
PALU
2016
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang tak terhingga penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan taufik-Nya sehingga penulis dapat merencanakan suatu Analisi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh nilai Bahasa Indonesia.
Sebagai manusia biasa yang tidak luput dari bantuan dan dukungan dalam merencanakan
analisis ini, maka sepatutnyalah melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terimah kasih yang
setulus-tulusnya kepada Pembimbing Study bahasa indonesia: PEMBIMBING : RUSLAN YUNUS,
ST.MT Dan kedua orang tua serta kakak yang membantu penulis selama merencanakan studi. Hanya
Marliani
Lebih dari sekadar dokumen.
Temukan segala yang ditawarkan Scribd, termasuk buku dan buku audio dari penerbit-penerbit terkemuka.
Batalkan kapan saja.