Tugas Individu Mpo

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MK.

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI


ANESTI ADIRATNA / P056154432 / E.56
I.

Bab I (Sistem dan Teori Keputusan)


1.1. Jawaban yang paling tepat
1. Filosofi sistem mencakup tiga substansi utama, yaitu:
Jawab : C. Pencapaian tujuan, holistik, dan efektif.
2. Tahapan dalam kajian yang menggunakan pendekatan sistem adalah:
Jawab : A. Identifikasi dan analisis kebutuhan, perumusan tujuan, formulasi
permasalahan, identifikasi sistem dan pemodelan untuk perumusan alternatif solusi.
3. Berdasarkan kejelasan komponen input, proses, output dan lingkup bahasanya,
terdapat empat tipe sistem, yaitu:
Jawab : C. Sistem analis, sistem sintesis, sistem desain, dan sistem kontrol.
4. Pengambilan keputusan dapat dikelompokkan dalam dua cara, yaitu
pengambilan keputusan secara rasional (normatif) dan pengambilan keputusan
secara institusi. Pembeda antara kedua tipe pengambilan keputusan tersebut
utamanya adalah:
Jawab : C. Kedua tipe pengambilan keputusan memperhatikan aspek ketidakpastian.
Keputusan rasional didasarkan pada pertimbangan logis dan terukur dalam
merumuskan keputusannya, sedangkan keputusan intuitif lebih didasarkan pada
intuisi pengambil keputusan sehingga sulit untuk ditelusuri.
5. Yang membedakan sistem sintesis dan sistem desain adalah:
Jawab : B. Input dan target outputnya sudah jelas, sedangkan prosesnya harus
dirancang untuk mencapai target output dengan memperhatikan variasi dari input.
1.2. Jawaban singkat
1. Sebutkan komponen yang menyusun definisi sistem!
Jawab : Komponen yang menyusun definisi sistem yaitu elemen, interaksi,
tujuan/sub tujuan.
2. Sebutkan empat jenjang dalam pengambilan keputusan manajerial!
Jawab :
a. Direktif; bersifat arahan strategis yang kadang bersifat intuitif
b. Strategis; tidak bisa diprogram karena preferensi pengambil keputusan perlu
masuk secara utuh
c. Taktis; bisa dibuat program dengan masukan preferensi pengambil keputusan
d. Operasional; bisa dibuat program karena sifatnya berulang
3. Sebutkan ciri khas dari keputusan yang bersifat strategis!

Jawab: Keputusan yang bersifat strategis merupakan keputusan yang memiliki


jangka waktu panjang, lingkungan bersifat yang dinamis dan mempengaruhi
faktor-faktor dengan kepastian yang sangat rendah, serta memiliki sifat tidak
bisa diprogram karena preferensi pengambil keputusan perlu masuk secara
utuh.
4. Sebutkan komponen utama dari suatu sistem!
Jawab:
a. Input; terdiri atas input lingkungan, input terkontrol, dan input tidak terkontrol
b. Proses; terdiri atas model rancangan keputusan
c. Output; terdiri atas output yang dikehendaki dan output yang tidak dikehendaki
d. Manajemen pengendalian
5. Menurut Saudara, pada kondisi yang bagaimana pendekatan sistem akan
sesuai diterapkan?
Jawab: Menurut saya, suatu pendekatan sistem dapat diterapkan apabila dalam suatu
organisasi memiliki sifat-sifat dasar dari suatu sistem yang meliputi adanya
pencapaian tujuan yang jelas, adanya konsep sinergitas dalam organisasi,
keterbukaan terhadap lingkungan, sifat transformasi, serta mekanisme
pengendalian. Suatu organisasi dapat melakukan analisis kebutuhan
perusahaannya yang dimulai dengan melakukan identifikasi sistem, formulasi
masalah, pembentukan alternatif sistem, determinasi dari realistik fisik, sosial
politik, serta penentuan kelayakan ekonomi dan keuangan perusahaan.

II.

Bab III (Pengukuran)


2.1 Jawaban yang paling tepat
1. Berikut ini parameter yang dapat diukur dari sifat fisik sayuran, kecuali
Jawab : B. Vitamin
2. Pengukuran dalam penelitian mencakup aspek berikut ini, kecuali
Jawab : D. Penggunaan intuisi
3. Berikut ini yang termasuk contoh skala pengukuran rasio adalah
Jawab : D. Volume, berat, harga
4. Jika ada 5 faktor yang dibanding tingkat kepentingannya, maka jumlah nilai
perbandingan berpasangannya yang harus disini adalah
Jawab : D. 10
5. Berikut ini adalah pernyataan yang benar kecuali
Jawab : B. Suatu pengukuran yang valid adalah andal, tetapi suatu pengukuran yang
andal belum tentu valid.

2.2 Jawaban singkat


1. Apakah yang dapat diukur dari objek berikut ini?
Jawab :
Pengukuran

Objek
Teh

Kuantitatif

Kualitatif

Kandungan gizi

Warna

Sifat kimia

Aroma
Tekstur
Kesegaran
Rasa
Daya tahan

Minyak
Goreng

Kandungan gizi

Warna

Volume

Kekentalan
Rasa
Daya tahan

Daging

Berat

Warna

Luas Permukaan

Tekstur

Ketebalan

Aroma

Kepadatan

Rasa

Kandungan gizi (Air, Protein,


Lemak, Karbohidrat, Mineral)

Kesegaran
Daya tahan

Kandungan Asam Amino


2. Apa yang merupakan perbedaan paling pokok di antara skala-skala nominal,
ordinal, interval, rasio, dan perbandingan berpasangan?
Jawab :
Skala

Karakteristik
Pengukuran

Skala

Nominal

Hanya bisa
membedakan sesuatu
yang bersifat kualitatif

Ordinal

Mengurutkan objek dari Skala yang


yang terendah sampai diberikan
yang tertinggi
menunjukkan

Contoh

Skala
yang Jenis kelamin
diberikan tidak
Agama
menunjukan
tingkatan yang Warna kulit
berarti
Tingkat rasa
(sangat tidak
enak sangat

tingkatan

enak)
Kekuatan aroma
(sangat tidak
kuat sangat
kuat)
Tingkat warna

Interval

Skala yang mempunyai Skala


dalam Tahun
unsur jarak/rentang
bentuk
angka
yang
tidak Suhu (dalam
derajat celcius)
mempunyai nilai
nol mutlak

Rasio

Skala yang mempunyai Skala


dalam Tinggi badan
ciri skala interval
bentuk
angka
yang mempunyai Jarak
nilai nol mutlak Luas

Perbandingan
berpasangan

Menentukan
kepentingan
relatif
dari elemen-elemen
dan kriteria-kriteria
yang ada
Perbandingan
berdasarkan judgment
dari
pengambilan
keputusan

Dapat membantu Perbandingan


mengukur skala
ukuran
rasio dari hal-hal
yang
awalnya
sulit diukur

3. Buatlah desain penilaian perbandingan berpasangan dari faktor-faktor yang


mempengaruhi mutu produk sayuran!
Jawab:
Komponen mutu terdiri atas sifat yang kasat mata seperti warna, bentuk, ukuran, dan
kebersihan, maupun yang tidak kasat mata seperti tekstur, rasa, aroma, maupun nilai
gizi dari produk sayuran. Hal-hal yang mempengaruhi mutu produk sayuran ada dua,
yaitu faktor perlakuan sebelum panen dan perlakuan setelah panen. Sebagai contoh,
terdapat tiga faktor yang mempengaruhi media tanam, benih, dan pemupukan.
Karena ada tiga faktor maka didapat jumlah penilaian seluruhnya yaitu: 3 x (3-1)/2 =
3. Skala penilaian yang digunakan yaitu perbandingan skala 0-2. Perbandingan ini
dengan memberi angka pada masing-masing kriteria, yaitu:
0 : Jika faktor horizontal kurang penting dari faktor vertikal.
1 : Jika faktor horizontal sama pentingnya dengan faktor vertikal.
2 : Jika faktor horizontal lebih penting dari faktor vertikal.

Ketiga faktor akan dibandingkan dengan cara penilaian sebagai berikut:


Perbandingan Ukuran

Media tanam

Benih

Pemupukan

Media tanam

Media tanam/
Media tanam

Media
tanam/Benih

Media
tanam/Pemupu
kan

Benih

Benih/Media
tanam

Benih/Benih

Benih/Pemupu
kan

Pemupukan/Medi
a tanam

Pemupukan/Ben
ih

Pemupukan/Pe
mupukan

Pemupukan

Hasil dari penilaian ukuran relatif sayuran adalah sebagai berikut:


Perbandingan Ukuran

Media tanam

Benih

Pemupukan

Media tanam

1/2

1/6

Benih

1/3

Pemupukan

4. Bagaimana cara menilai suatu alat ukur itu baik?


Jawab:
Alat ukur dikatakan baik jika alat tersebut adalah indikator yang tepat untuk objek
yang sedang diukur. Di samping itu, alat tersebut harus mudah dan efisien untuk
dipakai. Ada tiga kriteria utama untuk menilai suatu alat pengukur, yaitu validitas,
keandalan (reability), dan kepraktisan.
a) Validitas merujuk kepada sejauh mana suatu uji dapat mengukur apa yang
sebenarnya ingin diukur. Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi
ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan pengukuran tersebut.
Suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat,
tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.
b) Keandalan dari suatu alat ukur berkenaan dengan kemampuan alat ukur tersebut
memberikan hasil yang konsisten.
c) Proses pengukuran dikatakan praktis jika pengukuran tersebut hemat, mudah
dipakai, dan dapat dimengerti.

5. Jelaskan apakah Anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan Suatu
pengukuran yang valid adalah andal, tetapi suatu pengukuran yang andal,
belum tentu valid!
Jawab:
Saya setuju dengan pernyataan Suatu pengukuran yang valid adalah andal, tetapi
suatu pengukuran yang andal belum tentu valid dikarenakan pengukuran yang valid
dapat menjalankan fungsi ukur dan memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
tujuan pengukuran tersebut, sedangkan pengukuran yang andal dapat memberikan
hasil konsisten namun belum tentu dapat memberikan hasil yang sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.

III. Bab V (Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja)


3.1 Pilihan Ganda
1. Kriteria dan alternatif merupakan komponen penting dalam pengambilan
keputusan. Yang membedakan kriteria dan alternatif utamanya adalah:
Jawab

: B. Alternatif merupakan komponen


mempertimbangkan kriteria tersedia.

yang

akan

dipilih

dengan

2. Penilaian alternatif pada setiap kriteria dapat dilakukan dengan cara:


Jawab : C. Keduanya benar .
3. Terdapat tiga teknik utama dalam pengambilan keputusan berbasis indeks
kinerja, yaitu:
Jawab : A. Bayes, Metode Perbandingan Eksponensial, dan Composit Performance
Indeks.
4. Apabila persoalan keputusan yang dihadapi dapat dirumuskan pada penilaian
matrik keputusan yang bersifat seragam dan penilaiannya dalam skala ordinal,
maka teknik yang tepat untuk menyelesaikannya adalah:
Jawab : B. Metode Perbandingan Ekponensial.
5. Apabila persoalan keputusan yang dihadapi dapat dirumuskan pada penilaian
matik keputusan yang bersifat seragam dan penilaiannya dalam skala terukur
nyata, maka teknik yang tepat untuk menyelesaikannya adalah :
Jawab : A. Bayes.
3.2 Jawaban Singkat dan Jelas
1. Diketahui:
Terdapat 3 alternatif lokasi industri, yaitu: Medan, Pekanbaru, dan Palembang
Terdapat 4 kriteria, yaitu: pasar, bahan baku, infrastruktur, dan ketersediaan
SDM dengan bobot masing-masing 2, 3, 3, 2 .

Evaluasi Medan berdasar kriteria: 4, 3, 4, 3.


Evaluasi Pekanbaru berdasar kriteria: 4, 5, 3, 3.
Evaluasi Palembang berdasar kriteria: 4, 4, 3, 3.
Ditanya:
1.1 Apakah alternatif metode yang tepat untuk pemilihan lokasi industri pada
persoalan keputusan tersebut?
1.2 Apabila teknik yang dipakai adalah metode perbandingan eksponensial, berapakah
nilai alternatif untuk lokasi Medan?
1.3 Apabila teknik yang dipakai adalah metode perbandingan eksponensial, apakah
alternatif yang terbaik (menduduki ranking pertama)?
Jawab:
1.1 Alternatif metode untuk pemilihan lokasi industri pada persoalan keputusan:
Nilai kriteria seragam (rentang dan arah) dan menggunakan skala ordinal,
sehingga metode yang tepat ialah MPE.

2
3
3

Medan
4
3
4

Alternatif
Pekanbaru
4
5
3

Palembang
4
4
3

Kriteria

Bobot

Pasar
Bahan baku
Infrastruktur
Ketersediaan
SDM

Keterangan:
MPE Medan
= (4)2 + (3)3 + (4)3 + (3)2 = 116
MPE Pekanbaru = (4)2 + (5)3 + (3)3 + (3)2 = 177
MPE Palembang = (4)2 + (4)3 + (3)3 + (3)2 = 116
1.2 Nilai alternatif untuk lokasi Medan ialah 116 yang diperoleh dari (4)2 + (3)3 + (4)3
+ (3)2
1.3 Alternatif lokasi terbaik (yang menduduki rangking pertama) adalah Pekanbaru
dengan nilai sebesar 177.
2. Diketahui:
Ada 3 alternatif produk kelapa sawit, yaitu: CPO, minyak goreng, dan biodiesel
Terdapat 4 kriteria yang dipertimbangkan untuk memilih produk terbaik, yaitu:
pasar, IRR, prospek bisnis, dan resiko dengan bobot masing-masing 0,4; 0,3;
0,1; dan 0,2.
Evaluasi CPO berdasar kriteria: 5, 20, 4, 3.
Evaluasi minyak goreng berdasar kriteria: 4, 25, 3, 4.
Evaluasi biodiesel berdasar kriteria: 4, 20, 5, 4.
Ditanya:
Metode yang paling tepat untuk pengambilan keputusan dari masalah di atas dan
penyelesaiannya.
Jawab:

Penilaian pada setiap kriteria tidak seragam, sehingga metode yang paling tepat untuk
menyelesaikan masalah di atas ialah metode CPI.
Alternatif

Kriteria
IRR (%)
Prospek Bisnis
20
4
25
3
20
5
0,3
0,1

Pasar
5
4
4
0,4

CPO
Minyak Goreng
Biodiesel
Bobot Kriteria

Resiko
3
4
4
0,2

Hasil Transformasi
Alternatif
CPO
Minyak
Goreng
Biodiesel
Bobot Kriteria

Pasar
125

Kriteria
Prospek
IRR (%)
Bisnis
100
133,33

Nilai
Peringkat

Resiko

Alternatif

100

113,33

100

125

100

75

102,5

100
0,4

100
0,3

166,67
0,1

75
0,2

101,67

Keterangan:

Transformasi Nilai Pasar:


CPO
= (5/4) x 100 = 125
Minyak Goreng
= (4/4) x 100 = 100
Biodiesel
= (4/4) x 100 = 100

Transformasi Nilai IRR:


CPO
= (20/20) x 100 = 100
Minyak Goreng
= (25/20) x 100 = 125
Biodiesel
= (20/20) x 100 = 100

Transformasi Nilai Prospek Bisnis:


CPO
= (4/3) x 100 = 133,33
Minyak Goreng
= (3/3) x 100 = 100
Biodiesel
= (5/3) x 100 = 166,67

Transformasi Nilai Resiko:


CPO
= (3/3) x 100 = 100
Minyak Goreng
= (3/4) x 100 = 75
Biodiesel
= (3/4) x 100 = 75

Nilai Alternatif

CPO
Minyak Goreng
Biodiesel

= (125 x 0,4) + (100 x 0,3) + (133,33 x 0,1) + (100 x 0,2)


= 113,33
= (100 x 0,4) + (125 x 0,3) + (100 x 0,1) + (75 x 0,2)
= 102,5
= (100 x 0,4) + (100 x 0,3) + (166,67 x 0,1) + (75 x 0,2)
= 101,67

Berdasarkan penyelesaian menggunakan metode CPI di atas, urutan alternatif


produk baru berbasis kelapa sawit yaitu: CPO, minyak goreng, dan biodisel.

IV. Bab VI (Proses Hierarki Analitik)


4.1 Pilihan Ganda
1. Alternatif maupun kriteria pada AHP dapat dinilai dengan menggunakan skala
penilaian:
Jawab : C. 1 sampai 9.
2. Jumlah elemen yang perlu dinilai oleh expert pada setiap matriks perbandingan
n-alternatif faktor pada AHP adalah:
Jawab : C. ((n x n) - n) / 2
3. Kelebihan kajian dengan AHP salah satu di antaranya adalah kemampuan
teknik tersebut untuk mendeteksi:
Jawab : A. Konsistensi dan konsensus.
4. Penilaian dengan AHP dianggap konsisten apabila konsistensi rasio penilaian
adalah :
Jawab : A. Lebih kecil 0.1.
5. Penyelesaian AHP relatif kompleks apabila dihitung secara manual. Di pasar
banyak dijumpai perangkat lunak komputer untuk penyelesaian AHP, di
antaranya adalah:
Jawab : B. Criterium Decision Plus dan Expert Choice.
4.2 Jawaban Singkat dan Jelas
1. Apa perbedaan penilaian alternatif berdasarkan setiap kriteria pada AHP
dengan pada Metode Perbandingan Eksponensial?
Jawab :
Penilaian Alternatif AHP
Penilaian setiap level hierarki dinilai melalui perbandingan berpasangan
dengan menggunakan skala 1-9. Perbandingan berpasangan ini dilakukan
dalam sebuah matriks.

Penentuan prioritas untuk setiap level hierarki perlu dilakukan perbandingan


berpasangan untuk menentukan prioritas. Sepasang elemen dibandingkan
berdasarkan kriteria tertentu dan menimbang intensitas preferensi antar
elemen. Hubungan antar elemen dari setiap tingkatan hierarki ditetapkan
dengan membandingkan elemen tersebut dalam pasangan. Hubungannya
menggambarkan pengaruh relatif elemen pada tingkat hierarki terhadap setiap
elemen pada tingkat yang lebih tinggi.

Penilaian Alternatif MPE


Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara wawancara
dengan pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat, sedangkan penentuan
skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai setiap
alternatif berdasarkan nilai kriterianya. Semakin besar nilai alternatif, semakin
besar pula skor alternatif tersebut. Total skor masing-masing alternatif
keputusan akan relatif berbeda secara nyata karena adanya fungsi
eksponensial.

2. Pengambilan keputusan dengan AHP banyak digunakan pada persoalan


keputusan yang berjenjang dan bersifat?
Jawab : Berjenjang struktural dan fungsional dan bersifat multi kriteria, strategik, dan
dinamis.
3. Siapa yang dapat dijadikan responden pada kajian yang menggunakan AHP?
Jawab : Pemilihan responden dilakukan dengan cara purposive sampling yang dipilih
secara sengaja untuk para ahli pakar dan stakeholder.
4. Hierarki dasar AHP paling tidak terdiri dari: fokus, faktor/kriteria dan
alternatif. Apa yang dapat ditambahkan pada hierarki tersebut agar analisis
lebih komprehensif?
Jawab : Menambahkan tujuan pada hierarki. Semakin rendah dalam menjabarkan
suatu tujuan, semakin mudah pula penentuan ukuran objektif dan kriteriakriterianya.
5. Nilai akhir dari AHP adalah bobot masing-masing komponen pada masingmasing jenjang, berapakah total bobot pada setiap jenjang?
Jawab : Total bobot pada setiap jenjang adalah satu, sesuai dengan prinsip utama
AHP: decomposite, comparative judgement, dan logical consistency.

10

V. Bab IV (Perbaikan Kualitas dalam Mendukung Produktivitas Hijau)


5.1 Pilihan Ganda
1. Di bawah ini termasuk alat dalam Statistical Quality Control, kecuali:
Jawab : D. Quality Function Deployment.
2. Berikut ini peta control yang paling tepat digunakan untuk memeriksa
keterkendalian proses dari karakteristik mutu yang bersifat atribut, kecuali:
Jawab : B. Peta kontrol R.
5.2 Jawaban Singkat
1. Tujuh alat pengawasan mutu (Seven Tools) dalam Statistical Quality Control
adalah:
Diagram Sebab-Akibat
Check Sheet
Diagram Pareto
Diagram Tebar
Histogram
Stratifikasi
Run-Chart dan Control Chart
2. Jenis-jenis peta kontrol yang ada dalam Statistical Quality Control adalah:
Peta kontrol atribut, meliputi:
Peta kontrol p
Peta kontrol np
Peta kontrol c
Peta kontrol u
Peta kontrol variabel, meliputi:
Peta kontrol xbar R
Peta kontrol x-MR
3. Penggunaan peta kontrol p dan np:
Peta kontrol p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian
(penyimpangan atau sering disebut cacat) dari kelompok suatu inspeksi yang
berarti untuk mengendalikan proporsi item yang tidak memenuhi spesifikasi
dalam suatu proses. Proporsi yang tidak memenuhi spesifikasi didefinisikan
sebagai rasio banyaknya item yang tidak memenuhi syarat dalam suatu
kelompok terhadap total banyaknya item dalam kelompok tersebut. Item
tersebut dapat mempunyai beberapa karakteristik kualitas yang diperiksa secara
simultan oleh pemeriksa, jika item itu tidak memenuhi standar pada satu atau
lebih karakteristik kualitas yang diperiksa, maka item tersebut digolongkan
sebagai cacat.
Peta kontrol np digunakan pada situasi sebagai berikut:

11

a) Data banyaknya item yang tidak sesuai adalah lebih bermanfaat dan
mudah diinterpretasikan dalam bentuk laporan dibandingkan data
proporsi.
b) Ukuran contoh bersifat konstan dari waktu ke waktu.
5.3 Contoh Kasus
1. Diketahui:
Data kekuatan daya tentang Rubber Compound:
Batch
(Hari
Kerja)
Kekuatan
Daya
Rentang
(psi)

10

11

12

1861

1851

1859

1860

1866

1862

1855

1861

1869

1861

1864

1859

Spesifikasi kekuatan daya rentang Rubber Compound yang diinginkan adalah:


1870130 psi.
Ditanya: Analisis menggunakan peta individual x dan MR
Jawab:
Kekuatan Daya
Rentang (psi)

No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah
Nilai
Rataan

MR

1861
1851
1859
1860
1866
1862
1855
1861
1869
1861
1864
1859
22328

10
8
1
6
4
7
6
8
8
3
5

1860,667

66

Peta kontrol x
CL = 1860,667
UCL = x-bar + 3 (
LCL = x-bar - 3 (

!"!!"#

!!
!"!!"#
!!

) = 1860,667 + 3 (!,!"#) = 1876,624


!

) = 1860,667 - 3 (!,!"#) = 1844,709

Peta kontrol MR

12

CL = MR-bar = 6
UCL = D4 MR-bar = 3,267 x 6 = 19,602
LCL = D3 MR-bar = 0 x 6 = 0
Plot data
Peta Kontrol x Kekuatan Daya Rentang Rubber
Compound (psi)
1880
1870
1860

Xi

1850

CL
UCL

1840

LCL
1830
1820
1

10

11

12

Peta Kontrol MR Kekuatan Daya Rentang Rubber


Compound (psi)
25
20
MR

15

UCL
10

LCL
CL

5
0
1

10

11

12

Berdasarkan dua gambar di atas dapat dilihat bahwa proses masih berada
dalam pengendalian statistikal sehingga peta kontrol tersebut dapat digunakan
proses terus menerus pada proses selanjutnya.

13

2. Diketahui:
Data pengukuran panjang tabung metal (mm) dari PT XYZ
Sub Grup
X1
X2
X3
X4
1
616.1
612.3
614
616
2
616.2
614
615
613.2
3
613
617
614.2
614
4
613.2
616
614.5
615.2
5
616
618
614.3
614.3
6
614.1
616
614
614
7
615
612
614.6
617
8
614
612.4
614.7
616
9
612
613
615
618
10
612.3
615
615.2
616
11
616
614.2
612.4
616
12
613.2
612.3
616
614
13
614
615
612
615
14
615.2
614.2
615.2
614
15
614.3
612.3
614
612
16
614.5
615
614.5
612.4
17
615
615.2
615.3
613
18
613
614
615.4
615
19
612.2
612
614.3
614.2
20
612
615.4
614.5
612.3
Ditanya:
a) Histogram, nilai rata-rata, simpangan baku, dan koefisien variasi
b) Analisis apakah proses produksi masih mampu memenuhi spesifikasi panjang
yang diinginkan dan menentukan tingkat nonkonformasi per sejuta unit (PPM
nonconformance) dari proses produksi PT XYZ tersebut.
Jawab:
a) Nilai rata-rata

= Nilai total / 80 = 614,341


! (!! !!!"# )!

Simpangan baku

Koefisien variasi

= (Simpangan baku)2 = 2,094

!!!

= 1,447

R
= Xmax Xmin = 618 612 = 6
K
=7
KI = R/K = 6/7 = 0,9
BB = 612 (1/2) = 611,5
BA = 611,5 + 1 = 612,5 dan seterusnya untuk setiap kelas
Distribusi frekuensi pada batas kelas

14

Batas Kelas
611.5-612.5
612.5-613.5
613.5-614.5
614.5-615.5
615.5-616.5
616.5-617.5
617.5-618.5
618.5-619.5
619.5-620.5
620.5-621.5
621.5-622.5
622.5-623.5
623.5-624.5
624.5-625.5
625.5-626.5
626.5-627.5
627.5-628.5
628.5-629.5
629.5-630.5

Nilai Tengah
612
613
614
615
616
617
618
619
620
621
622
623
624
625
626
627
628
629
630

Frekuensi
15
7
24
19
11
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Histogram
30
24

25

19

20
15
15

11

10

617

618

0
612

613

614

615

616

15

b) Dengan menggunakan analisis peta kontrol xbar dan R


Sub
Grup
1

X1

X2

X3

X4

Xbar

Range

616.1

612.3

614

616

614.6

3.8

616.2

614

615

613.2

614.6

613

617

614.2

614

614.6

613.2

616

614.5

615.2

614.7

2.8

616

618

614.3

614.3

615.7

3.7

614.1

616

614

614

614.5

615

612

614.6

617

614.7

614

612.4

614.7

616

614.3

3.6

612

613

615

618

614.5

10

612.3

615

615.2

616

614.6

3.7

11

616

614.2

612.4

616

614.7

3.6

12

613.2

612.3

616

614

613.9

3.7

13

614

615

612

615

614.0

14

615.2

614.2

615.2

614

614.7

1.2

15

614.3

612.3

614

612

613.2

2.3

16

614.5

615

614.5

612.4

614.1

2.6

17

615

615.2

615.3

613

614.6

2.3

18

613

614

615.4

615

614.4

2.4

19

612.2

612

614.3

614.2

613.2

2.3

20

612

615.4

614.5

612.3

613.6

3.4

Jumlah

12286.8

64.4

Rata-rata

614.34

3.22

n=4
A2 = 0.729; D3 = 0; D4 = 2.282
Peta kontrol xbar
CL = xbar = 614.34
UCL = xbar + A2 Rbar = 614.34 + 0.729 (3.22) = 616.69
LCL = xbar - A2 Rbar = 614.34 - 0.729 (3.22) = 611.99
Peta kontrol R
CL = Rbar = 3.22
UCL = D4 Rbar = 2.282 (3.22) = 7.34
LCL = D3 Rbar = 0 (3.22) = 0

16

Peta Kontrol x Panjang Tabung Metal (mm)


618
617
616
615

X rata-rata

614

CL

613

UCL

612

LCL

611
610
609
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Peta Kontrol R Panjang Tabung Metal (mm)


8
7
6
5

Range

CL

UCL

LCL

1
0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Dari gambar di atas terlihat bahwa proses produksi masih mampu memenuhi
spesifikasi panjang yang diinginkan oleh PT XYZ, karena tidak terlihat adanya titik (data)
yang berada di luar batas kontrol.
Tingkat PPM nonconformance

Hasil Capability Analysis menunjukkan bahwa ketika menggunakan nilai LCL=611.99


dan UCL=616.69, proses produksi tabung metal masih mampu memenuhi spesifikasi
jangka panjang yang diinginkan dengan tingkat nonkonformasi per sejuta unit kira-kira

17

sebesar 1395 ppm (dalam satu juta produksi terdapat barang rusak/cacat sekitar 1395).
Nilai Cp=1.09 menunjukkan bahwa proses sudah capable (Cp>1).

18

Anda mungkin juga menyukai