Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN FINANSIAL

PERHITUNGAN BETA SAHAM

Dosen
Dr. Hendro Sasongko, Ak, MM
Disusun Oleh
Anisa Windhita
P056163931.56

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS


INSITUT PERTANIAN BOGOR
2016

PENDAHULUAN
Investasi saham di bidang ekonomi dan bisnis sering menjadi
perbincangan. Harga saham yang beredar pada bursa saham khususnya di
Indonesia sudah banyak, hal ini diramaikan dengan banyaknya jumlah perusahaan
yang mempunyai kepemilikan perseroan terbuka, dimana perseroan tersebut
dimiliki oleh beberapa investor baik saham yang besar maupun kepemilikan
publik yang beredar di perdagangan saham di bursa saham. Sebagaimana
mengamati pergerakan harga saham di perdagangan saham Indonesia, herga
saham selalu bergerak secara fluktuatif. Sebagai investor perubahan harga yang
terjadi pada pasar saham akan mempengaruhi keputusan melakukan investasi pada
suatu perusahaan dan menentukan jumlah keuntungan serta perkembangan bisnis
perusahaan.
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi perubahan harga saham
tersebut. Yang pertama adalah hal-hal yang berhubungan langsung dengan kondisi
perusahaan itu sendiri misalnya pertumbuhan laba yang kecil, proyek yang tidak
sesuai harapan, perubahan manajemen, dan lain-lain. Hal-hal ini biasanya disebut
dengan risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk). Para ahli mengatakan
dengan melakukan diversifikasi terhadap jenis saham yang dibeli, maka
unsystematic risk akan bisa dikurangi atau dihilangkan. Selain risiko tersebut,
ada satu jenis risiko lagi yang disebut sebagai risiko sistematis (systematic risk)
atau dikenal juga sebagai risiko pasar (market risk). Pada kondisi ini,
pergerakan harga saham secara keseluruhan di dalam suatu pasar biasanya
tergantung beberapa faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah, suku bunga,
resesi, dan sejenisnya. Hal ini biasanya juga dikenal sebagai sentimen pasar.
Namun, tingkat perubahan harga saham secara individual kadang-kadang tidak
sama dengan pergerakan pasar secara keseluruhan. Beberapa harga saham
bergerak sejalan dengan pergerakan pasar, namun beberapa saham lainnya
harganya bergerak lebih tinggi daripada pergerakan pasar, dan ada juga yang tidak
terlalu terpengaruh atau bergerak lebih rendah daripada pergerakan pasar. Untuk
mengukur pergerakan harga suatu saham dibandingkan dengan pergerakan pasar
inilah dipergunakan suatu analisa yang disebut Analisa Beta. Perhitungan nilai
Beta ini bisa dilakukan dengan mempergunakan analisa regresi. Beberapa website
internasional seperti Reuters dan Bloomberg juga memberikan informasi
mengenai berapa nilai Beta suatu saham.
TINJAUAN PUSTAKA
Beta () merupakan pengukur risiko sistematis dari suatu saham atau
portofolio relatif terhadap risiko pasar. Beta juga berfungsi sebagai pengukur
volatilitas return saham, atau portofolio terhadap return pasar. Volatilitas
merupakan fluktuasi return suatu saham atau portofolio dalam suatu periode
tertentu, jika secara statistik fluktuasi tersebut mengikuti fluktuasi dari returnreturn pasar, maka dikatakan beta dari sekuritas tersebut bernilai satu (Jogiyanto,
2007).
Fluktuasi tersebut menunjukkan risiko sistematis dari saham tersebut,
semakin besar return suatu saham berfluktuasi terhadap return pasar, maka risiko

sistematisnya akan lebih besar, demikian pula sebaliknya, semakin kecil fluktuasi
return suatu saham terhadap return pasar, semakin kecil pula beta saham tersebut.
Karena fluktuasi juga sebagai pengukur risiko, maka beta bernilai 1 menunjukkan
bahwa risiko sistematik suatu sekuritas atau portofolio sama dengan risiko pasar.
Menurut Husnan (2001) penilaian terhadap Beta () sendiri dapat dikategorikan
ke dalam tiga kondisi yaitu:
1. Apabila = 1, berarti tingkat keuntungan saham i berubah secara
proporsional dengan tingkat keuntungan pasar. Ini menandakan bahwa
risiko sistematis saham i sama dengan risiko sistematis pasar.
2. Apabila > 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih besar
dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di pasar. Ini
menandakan bahwa risiko sistematis saham i lebih besar dibandingkan
dengan risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai
saham agresif.
3. Apabila < 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih kecil
dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di pasar. Ini
menandakan bahwa risiko sistematis saham i lebih kecil dibandingkan
dengan risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai
saham defensif.
Mengetahui beta suatu sekuritas merupakan hal penting untuk menganalisa
sekuritas tersebut. Beta suatu sekuritas menunjukkan risiko sistematisnya yang
tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Mengetahui beta masing-masing
sekuritas juga berguna untuk pertimbangan memasukkan sekuritas tersebut ke
dalam portofolio yang akan dibentuk.
Dengan demikian, nilai Beta ini menggambarkan nilai risiko suatu saham.
Beta suatu saham yang tinggi menunjukkan tingkat risiko yang tinggi pada saham
tersebut, namun tingkat risiko yang tinggi ini biasanya memberikan tingkat
pengembalian investasi yang tinggi juga. Demikian juga sebaliknya, Beta yang
rendah menunjukkan tingkat risiko yang rendah pada suatu saham, namun hal ini
membawa dampak pada kemungkinan rendahnya tingkat pengembalian investasi.
Untuk para investor di pasar modal, Beta ini juga bisa menjadi salah satu alat ukur
sebelum menentukan investasi yang akan dilakukan. Bila ingin mendapatkan
keuntungan yang besar (tapi dengan kemungkinan rugi yang besar juga) maka
bisa melakukan investasi pada saham dengan Beta yang tinggi. Tapi bila ingin
melakukan investasi yang bersifat lebih aman, maka taruhlah pada saham dengan
Beta yang rendah.
METODOLOGI PENGHITUNGAN BETA ()
Penghitungan beta dalam investasi saham dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Mengambil data harga saham suatu perseroan terbuka dan data Composite
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada situs bursa efek saham
seperti idx.co.id atau yahoo finance dengan periode data harga saham
selama lima tahun (1 April 2011-1April 2016)

2. Menghitung return harga saham perseroan dan Composite IHSG pada


periode yang sama (klasifikasi daily data ataupun weekly data) dengan
rumus:

3. Menentukan nilai Beta dengan menggunakan rumus Slope antara Return


harga saham perseroan dengan Return IHSG Composite.

SIMULASI PERHITUNGAN BETA ()


Pada simulasi penghitungan Beta ini menggunakan data harga saham dari PT
Unilever Indonesia Tbk dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Composite
Jakarta Stock Exchage (JKSE) yang diperoleh data dari Laman Yahoo Finance
dengan menggunakan periode data dari 1 April 2011-1 April 2016. Penghitungan
beta dilakukan dengan menggunakan data Closing Price Perusahaan terkait, PT
Unilever Indonesia Tbk.
Langkah-langkah perhitungan beta sebagai berikut:
1. Menentukan nilai Return data harga saham PT Unilever Indonesia Tbk
menggunakan data closing price dengan rumus Excel berikut:

2. Menentukan nilai Return data IHSG Composite Jakarta Stock Exchage

3. Menghitung nilai Beta dengan rumus Slope antara Return Harga Saham
PT Unilever Indonesia Tbk dan IHSG Composite JKSE

PEMBAHASAN NILAI BETA ()

Berdasarkan simulasi perhitungan beta diatas diperoleh data beta pada tahun
2011 sampai tahun 2016 memiliki data secara berturut-turut 0.133; 0.124; 0.105;
0.159; 0.227; 0.074. Data diatas menunjukkan bahwa nilai beta mengalami
fluktuasi dari tahun ke tahun. Pengecualian terjadi pada nilai beta pada tahun 2016
dengan nilai sangat kecil karena data harga saham dan IHSG Composite pada
tahun 2016 hanya sampai 1 April 2016 sedangkan data pada tahun sebelumnya
data harga saham harian selama satu tahun.
Nilai beta yang tertera pada web reuters memiliki nilai sebesar beta sebesar
0.20 yang diakses pada tanggal 22 April 2016.

Nilai saham perhitungan manual dan nilai yang tertera pada web reuter
memiliki perbedaan nilai. Nilai rata-rata pada perhitungan manual 0.137
sedangkan nilai pada web reuters adalah 0.20. Nilai beta pada kedua metode
perhitungan dikarenakan oleh adanya perbedaan jumlah data perusahaan secara
time series yang digunakan, sumber nilai harga saham dan IHSG yang digunakan
masing-masing perhitungan berbeda. Faktor-faktor keakuratan nilai beta
perusahaan juga dapat dipengaruhi oleh beberapa alasan antara lain:
1. Estimasi beta tersebut menggunakan data historis. Halini secara implisit
berarti bahwa kita menganggap apa yang terjadi pada beta masa lalu akan
sama pada beta di masa depan.
2. Garis karakteristik dapat dibentuk oleh berbagai observasi dan periode
waktu yang berbeda, dan tidak ada satupun periode dan waktunya yang
dianggap tepat. Dengan demikian estimasi beta pada satu sekuritas dapat
berbeda karena observasi dan waktunya yang digunakan berbeda.
3. Estimasi dan yang diperoleh dari regresi tidak terlepas dari adanya
error, sehinnga bias jadi estimasi beta tidak akurat karena dan tidak
menunjukan yang sebenarnya.
Secara umum, penggunaan Beta dalam analisa investasi juga memiliki
beberapa kelemahan. Pertama, Beta dihitung berdasarkan data historis dimana
data historis tidak selalu menjadi alat ukur yang akurat untuk masa depan. Kedua
Beta tidak melihat kepada perubahan perubahan yang sedang terjadi pada waktu
tersebut (misalnya kebijakan pemerintah yang baru) yang mungkin mempengaruhi
harga saham. Karena itu melihat pada kelemahan kelemahan tersebut, sangat
dianjurkan bagi Investor untuk mempergunakan Analisa Beta ini di dalam
pengambilan keputusan investasi yang bersifat jangka pendek saja dimana

perubahan perubahan harga akan sangat berpengaruh. Jadi bagi investor yang
bermaksud membeli dan menjual saham dalam jangka pendek, analisa Beta dapat
menjadi salah satu analisa risiko yang baik. Untuk investasi yang bersifat jangka
panjang, investor harus tetap memperhatikan fundamental dari suatu perusahaan
yang akan memberikan gambaran yang lebih baik terhadap risiko jangka panjang
dari suatu saham.
KESIMPULAN
Pengukuran nilai beta pada analisis saham suatu perusahaan tidak ada
standarisasi periode dan pecahan data dalam pengukuran beta menyebabkan
ketika kita mendapatkan informasi beta dari dua sumber yang berbeda,
menjadikan angka tersebut tidak bisa dibandingkan satu sama lain. Hal ini karena
sifat Multiperiod Beta yang merupakan istilah dalam teori investasi yang
menyebutkan bahwa nilai beta sebenarnya berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Selain itu acuan nilai IHSG sebagai benchmark pengukuran nilai beta tidak
semuanya sesuai dengan semua saham perusahaan karena periode data masingmasing perusahaan berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Husnan, Suad (2001). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP
AMP YKPN. Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto. (2007). Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 2007.
BPFE. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai