Anda di halaman 1dari 7

201

Sosiologi Islam
By. Endang Supridi,
S.Sos.,MA
Universitas Islam Negeri
Yogyakarta
Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam

Sosiologi Islam
Ilmu sosiologi Islam ini tidak hanya menjelaskan
dan mengubah fenomena sosial, tapi juga
memberi petunjuk ke arah mana transformasi itu
dilakukan, untuk apa, dan oleh siapa.
Ilmu sosial Islam tidak sekedar mengubah demi
perubahan, tapi mengubah berdasarkan cita-cita
etik dan Islam tertentu.
Dengan demikian cita-cita tersebut memang
yang diinginkan masyarakat

Cita-cita Sosiologi Islam


1.

Humanisasi

2.

Liberasi

3.

Transendensi

. Cita-cita

ini

merupakan

misi

historis

Islam

sebagaimana terkandung dalam ayat 110, Surah Ali


Imran Engkau adalah umat terbaik yang diturunkan di
tengah

manusia

untuk

menegakkkan

kebaikan,

mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah.


. Ketiganya

merupakan karakteristik sosilogi Islam

Tokoh Sosiologi Islam


Muhammad Iqbal
Ia pernah membahas persoalan peristiwa mi`raj
Nabi Muhammad Saw
Bagi Iqbal, seandainya Nabi seorang mistikus
atau sufi, pasti beliau tidak ingin kembali ke bumi
karena telah merasa tentram bertemu dengan
Tuhan dan berada di sisi-Nya.
Nabi kembali ke bumi untuk menggerakkan
perubahan sosial, untuk mengubah jalannya
sejarah.

Tujuan Tiga Cita-cita Sosiologi Islam


Tujuan Humanisasi adalah memanusiakan manusia.
. Kita tahu bahwa kita sekarang mengalami proses
dehumnisasi karena masyarakat industrial kita
menjadikan kita sebagai bagian dari masyarakat
abstrak tanpa wajah kemanusiaan.
2. Tujuan Liberasi adalah pembebasan bangsa dari
kekejaman kemiskinan, keangkuhan teknologi, dan
pemerasan kelimpahan.
. Kita menyatu rasa dengan mereka yang miskin,
mereka yang terperangkap dalam kesadaran
tenokratis dan tergusur kekuatan ekonomi raksasa
1.

Next
Tujuan Transendensi adalah menambahkan
dimensi transendental dalam kebudayaan.
.Kita sudah banyak menyerah kepada arus
hedonisme, materialisme, dan budaya yang
dekaden.
.Kita percaya bahwa sesuatu harus dilakukan,
yaitu membersihkan diri dengan mengingatkan
kembali dimensi transendental yang menjadi
bagian sah dari fitrah kemanusiaan
.Kita ingin merasakan kembali dunia ini sebagai
rahmat Tuhan
3.

Dengan ilmu sosiologi Islam ini, kita akan


melakukan reorientasi terhadap epistemologi,
yakni terhadap mode of thought dan mode of
inquiry, bahwa sumber ilmu pengetahuan itu
tidak hanya dari rasio dan empiris, tapi juga dari
wahyu.

Anda mungkin juga menyukai