Anda di halaman 1dari 5

SISTEM PROTEKSI TEGANGAN KELUARAN

PLTMH MENGGUNAKAN INDUCTION


GENERATOR CONTROL (IGC)
Sahdan Gunawan
1206498
Departemen Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung, Indonesia
Sahdan,gunawan@student.upi.edu
Abstract IGC ( Induction Generator Control ) merupakan
suatu unit control yang sudah sangat umum digunakan pada
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang memakai
generator induksi dalam pembangkitannya. Tegangan yang
dihasilkan dari generator induksi akan sangat dipengaruhi oleh
daya yang mengalir ke beban yang selalu berubah-ubah yang
jika di biarkan akan merusak peralatan baik di sisi pembangkit
maupun konsumen. Tujuan gunakan IGC ini adalah untuk
menjaga supaya teganga keluaran generator tetap pada nilai
ratingnya dengan cara mengatur daya yang masuk ke beban
komplementer dan daya yang dialirkan ke konsumen sehinga
generator tetap bekerja dalam keadaaan konstan, IGC
menggunakan teknik pencacahan gelombang tegangan yang
dimana jika terjadi perubahan daya pada sisi konsumen yang
diikuti oleh perubahan nilai tegangan maka akan dirasakan oleh
sensor tegangan yang kemudian akan diolah untuk menentukan
nilai penyalaan sudut pada TRIAC yang akan menentukan
jumlah daya yang dialirkan menuju beban komplementer.
Metode yang penulis gunakan dalam laporan ini adalah dengan
mengamati secara langsung penggunaan IGC di PT.
Renerconsys, dimana dari hasil uji coba yang dilakukan
menunjukan bahwa dengan menggunakan IGC tegangan
keluaran genertor induksi tetap bernilai konstan sesuai
presetnya meskipun nilai beban berubah-ubah sehingga kualitas
daya yang di hasilkan PLTMH menjadi lebih baik jika
dibandingkan tanpa menggunakan IGC .
Kata Kunci : Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH), Generator Induksi, Induction Generator Control
(IGC).

I.

PENDAHULUAN

Ketersediaan sumber listrik di pedesaan atau pada


daerah terpencil merupakan sebuah indikator dari
meratanya pembangunan di suatu negara karena listrik
merupakan salah satu kebutuhan paling penting dan salah
satu faktor penunjang perkembangan ekonomi
masyarakat[1]. Karena medan yang sulit dan biaya
infestasi yang mahal untuk membuat saluran distribusi ke
pedesaan maka salah satu alternatif penyedia energi listrik
pedesaan adalah PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro)

PLTMH adalah pembangkit listrik berskala kecil dari


5 kW sampai 100 kW yang memanfaatkan tenaga air
sebagai sumber energinya. Prinsip kerjanya adalah
dengan memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit
air perdetik, yang selanjutnya digunakan untuk memutar
turbin yang dikopel dengan generator untuk menghasilkan
energi listrik.
Generator induksi banyak digunakan pada PLTMH
khususnya untuk pembangkit dengan skala kecil dibawah
3KW, dibandingkan dengan generator jenis lain generator
induksi memilki harga yang murah, mudah dalam
perawatannya dan tahan terhadap runaway speed (putaran
tinggi).
Sama halnya dengan pembangkit jenis lain, nilai
beban yang berubah-ubah di sisi konsumen akan
berakibat pada kualitas daya yang dihasilkan oleh
generator induksi, jika torsi turbin tidak diubah maka
frekuensi dan tegangan akan berubah yang jika di biarkan
akan merusak peralatan listrik / elektronik baik di sisi
generator ataupun di sisi beban. Masalah ini dapat diatasi
dengan memasang alat pengatur beban elektronik IGC
(Induction Generator Control). IGC merupakan automatic
voltage regulator (AVR) yang berfungsi sebagai
pengendali tegangan pada generator induksi supaya stabil
pada tegangan 220/380 V[2].
A. PLTMH ( Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro).
PLTMH adalah suatu sistem pembangkit yang dapat
mengubah potensi air yang memiliki debit dan ketinggian
tertentu menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin dan
generator dengan memPanfaatkan potensi air yang kecil dan
menghasilkan kurang dari 200 kW (Susatyo & Subekti, 2009,
shlm. 1). Sistem PLTMH secara umum mirip dengan sistem
PLTA yang membedakan keduanya adalah daerah kerja
masing-masing pembangkit tersebut, PLTMH memanfaatkan
potensi air yang kecil seperti aliran sungai tidak seperti PLTA
yang membutuhkan potensi air yang besar sehingga PLTMH
sangat cocok untuk menjangkau ketersediaan energi listrik di
daerah yang terpencil dan pedesaan.

Gambar 2.1., Diagram blok pembangkit listrik mikrohidro


Prinsip dari sebuah PLTMH dari gambar 3.1 adalah
dengan memanfaatkan potensi debit dan ketinggian air yang
digunakan untuk memutar turbin dan sekaligus memutar
generator sehingga timbul energi listrik yang dimanfaatkan
oleh konsumen untuk kebutuhan sehari-hari. Daya yang
dihasilkan oleh sebuah PLTMH dapat dirumuskan sebagai
berikut:
P = g . H . Q (kW)
(1)
Dimana :
P = Daya teoritis yang dikeluarkan (kW)
H = Tinggi jatuh air efektif (m)
Q = Debit air (m3/s)
g = Gravitasi (m/s2)
B. Generator Induksi.
Generator induksi merupakan salah satu generator AC
yang
menerapkan
prinsip
motor
induksi
dalam
pengoperasiannya, untuk mengoperasikan generator induksi
dapat dilakukan dengan cara memutar generator induksi
melebihi putaran sinkronnya sehingga mendapatkan nilai slip
negatif[3]. Karena konstruksinya sama persis dengan motor
induksi maka sebuah motor induksi dapat digunkan sebagai
generator induksi.

tegangan naik maka IGC akan menambah arus pada ballast


load, sehingga generator akan tetap bekerja pada nilai
ratingnya sehingga dapat dihasilkan nilai tegangan dan
frekuensi yang tetap.

Gambar 2.3., Skema IGC.


IGC dipasang diantara generator induksi dan beban, dengan
menggunakan beban komplemen maka IGC akan mengatur
arus yang dihasilkan dari PLTMH ke kedua beban yang
dilayani yaitu beban komplemen dan beban konsumen, untuk
mengatur arus ke beban komplemen kita bisa menggunakan
kaidah pembagi arus dimana beban konsumen pararel dengan
beban komplemen.
II.

Langkah langkah yang dilakkan untuk menyelesaikan


masalah berikut adalah sebagai berikut :
Setelah mengetahui komponen penyusun IGC, maka sebelum
melakukan uji coba IGC lakukan pemeriksaan sebagai berikut:
1.lakukan pemeriksaan kekencangan baut pada IGC
a.

periksa kekencangan baut pada terminal


kontaktor, MCB, MCCB TRIAC, karena
kabel yang longgar akan menimbulkan
panas.

b.

Pastikan panel dalam keadaan bersih, tidak


ada bekas kabel atau scun yang tertinggal,
karena jika ada bekas kabel atau scun dapat
menimbulkan hubung singkat yang dapat
merusak IGC.

Gambar 2.2., Kurva karakteristik Mesin


Induksi
Dari kurva diatas dapat diamati bahwa mesin induksi
memiliki nilai Ns (putaran medan Stator) dan Nr (putaran
rotor) selisih dari nilai Ns dan Nr keduanya disebut dengan
slip (s), jika putaran rotor berputar lebih cepat maka slip (S)
akan bernilai negatif dan akan beroperasi sebagai generator
dan sebaliknya jika putaran rotor lebih lambat dibandingkan
putaran medan statornya maka akan beroperasi sebagai
motor[4].
C. Induction Generator Control (IGC)
Perubahan nilai beban akan sangat berpengaruh pada
output tegangan yang dihasilkan oleh generator induksi untuk
itu diperlukan sebuah sistem kontrol yang berfungsi untuk
menjaga keluaran tegangan dan frekuensi generator tetap
bernilai konstan. Salah satu sistem kontrol tersebut adalah
IGC, yang ditempatkan secara pararel dengan generator, untuk
lebih jelas bisa melihat gambar di bawah, IGC berfungsi untuk
merasakan perubahan tegangan yang terjadi karena nilai beban
yang berubah ubah, nilai tegangan turun maka IGC akan
mengurangi jumlah arus pada ballas load dan sebaliknya jika

METODE

2.periksa pengkabelan generator


a.

cek kekencangan kabel


generator dan panel

pada terminal

b.

pastikan tidak ada kabel yang short karena


kabel yang short tidak akan menghasilkan
tegangan.

3.Periksa pengkabelan ballast load


a.

Cek kekencangan terminal pada ballast load


dan terminal di panel .

b.

Pastikan tidak ada kabel yang short, periksa


dengan multimeter kabel yang short akan
menimbulkan kerusakan pada TRIAC.

c.

Periksa resistansi ballast load terhadap


netral, diuku pada termnal ballast pada panel
IGC.

4.Periksa kabel grounding


a.

Periksa pengkabelan grounding dan pastikan


resistansinya maksimal 5ohm.

b.

Untuk keselamatan pastikan panel, dan


benda metal lainnya terhubung ke kabel
grounding.

a.

Turunkan kembali, bukaan turbin pada nilai


yang sembarang, cek tegangan di terminal
beban dan terminal ballast, catat hasilnya
pada tabel pengujian lakukan pengujian
sebanyak 4 kali.

b.

Turunkan bukaan turbin sampai lampu


kuning pada main board menyala dan
kontaktor lepas atau off, catat frekuensi saat
kntaktor lepas.

c.

Tambahkan bukaan turbin sampai lampu


merah pada main load menyala dan
kontaktor lepas, catat nilai frekuensi saat
kontaktor lepas.

5.Periksa pengkabelan main load.


a.
Frekuens
i inv

Pastikan jaringan beban tidak ada yang


short.
48.7
49.0
49.3
49.6
Hz
Hz
Hz
Hz

Vload

223 V

223 V

224 V

224 V

Vballast
1

103 V

123 V

202 V

206 V

Vballast
2

103 V

122 V

201 V

206 V

b.

Matikan semua MCB, kecuali MCB pada


kapasitor eksitasi.

c.

Nyalakan MCB setelah lampu PL ready


menyala.

3.2., Langkah-langkah Pengujian IGC Satu Fasa Satu HP.


1.Pastikan peralatan dalam kondisi sebagai berikut:
a.

Semua kondisi MCB dalam kondis off,


kecuali MCB kapasitor pada posisi on.

b.

Pastikan peralatan mekanikal sudah aman.

2.Buka katup turbin pelan-pelan sampai phase volt


menunjukan nilai 220 V, tunggu sampai lampu ready
menyala dan atau lampu hijau pada main board
menyala.
3.Tambahkan bukaan katup turbin pelan pelan dan amati
kondisi sebagai berikut:
a.

Phase volt menunjukan nilai 220-230 V.

b.

Frequency meter pada 48-53 Hz.

c.

Hour meter berputar.

d.

Rotary panel pada panel IGC berputar.

4.Tambahkan bukaan katup turbin dan ampere meter pada


kondisi opimalnya dan ampere ballast menunjukan
angka sesuai dengan kapasitas pembangkit.
5.Tekan tombol on pada tombol, pastikan kontaktor
terhubung dan lampu on pada panel menyala.
6.Lakukan pengujian sebaga berikut:

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui respon IGC


terhadap perubahan putaran motor yang dianggap sebagai
turbin terhadap keluaran generator, apakah tegangan terminal
tetap konstan atau berubah dan tegangan terminal ballast
bernilai tetap, berikut adalah hasil pengujian yang dilakukan
untuk IGC 1 fasa 1 KW.
Tabel 4.1 Hasil pengujian tegangan pada terminal beban dan
ballast
Dari hasil pengujian diatas dapat diketahui
bahwa dengan penambahan nilai frekuensi pada
inverter, maka kecepatan dari generator akan
bertambah yang dianggap sebagai perubahan yang
terjadi pada beban, dengan menggunakan IGC dapat
kita lihat bahwa perubahan kecepatan pada geneerator
tidak berpengaruh signifikan pada tegangan keluaran
pada terminal beban, sedangkan pada sisi terminal
ballast perubahan kecepatan generator berpengaruh
kepada tegangan pada sisi ballast.
Kita dapat analisis bahwa dengan menggunakan
IGC teganga terminal beban akan tetap bernilai
konstan, karena kelebihan daya yang terjadi ketika
putaran generator ditambah dibuang menuju beban
komplemen, sehingga berakibat pada naiknya tegangan
di sisi ballast. Sehingga dapat dilihat bahwa fungsi IGC
adalah sebagai pengatur tegangan padas sisi beban
supaya tetap pada kondis ratingnya dengan mengatur
beban supaya tetap seimbang antara input dan output
sehinga kualitas daya pembangkitan tetap baik.
a.

Pengujian under dan over frekuensi


Selain berfungsi sebagai pengatur beban,
IGC juga dilengkapi dengan proteksi under dan over
frekuensi proteksi ini betujuan untuk menghindari
kerusakan peralatan baik di sisi pembangkitan
ataupun disisi konsumen, sehingga jika terjadi under
dan over frekuensi kontaktor akan langsung lepas dan
lampu LED kuning dan merah akan menyala. Berikut
adalah data hasil pengujian IGC 1 fasa 1 HP:

FREKUENSI
TRIP

UNDER

41.8 Hz

OVER

52.3 Hz

Tabel 4.2 Hasil pengujian under dan over frekuensi


Dari hasil uji coba diatas dapat kita ketahui
bahwa untuk produk IGC di PT renerconsys
menerapkan standar frekuensi sebesar 41.8 Hz untuk
under frekuensi dan 52.3 Hz untuk oover frekuensi.
IV.

1.

2.

KESIMPULAN

Dari hasil pemaparan diatas didapat kesimpulan


sebagai berikut :
IGC bekerja dengan cara menyeimbangkan daya
keluaran dari generator dengan daya yang digunakan
untuk beban konsumen dengan mengatur daya yang
masuk ke beban komplemen, sehingga generator
tetap bekerja pada ratingnya dan dihasilkan tegangan
dan frekuensi yang stabil.
Komponen-komponen IGC terdiri dari komponen
utama yaitu main board sebagai otak dari IGC yang
berfungsi untuk pengatur besarnya daya yang masuk
ke beban komplementer dengan cara mengatur pulsa
trigger pada triac dan komponen pendukung IGC
seperti MCB, fuse, kapasitor eksitasi, trafo arus,
ballast load dan lain-lain.

3. Fungsi dari pemasangan IGC pada PLTMH adalah


sebagai pengatur beban pada generator induksi

dengan tujuan supaya menghasilkan tegangan dan


frekuensi yang stabil pada sisi konsumen.

References
[1]

T. Utomo, Perancangan electronic load controller


(elc) sebagai penstabil frekuensi pada pembangkit
listrik tenaga mikrohidro (pltmh), pp. 27.

[2]

J. B. Ekanayake, Induction generators for small


hydro schemes, no. April, pp. 6167, 2002.

[3]

M. Effendy, RANCANG BANGUN MOTOR


INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ( MISG )
PADA.

[4]

Y. B. Satriawisesa, D. C. Riawan, J. T. Elektro, and F.


T. Industri, Pengaturan Tegangan dan Frekuensi
Generator Induksi Tiga Fasa Penguatan Sendiri
Menggunakan Voltage Source Inverter dan Electronic
Load Controller, vol. 1, no. 1, pp. 16, 2013.

[5]

electric machinery fundamentals stephen j chapman 4


ed, 2005., pp. 16, 2005.

[6]

T. T. Elektrik, STUDI PEMODELAN


ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI
ALAT PENGATUR BEBAN PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO.

Anda mungkin juga menyukai