3. Perencanaan Keperawatan
Tabel 2.1 Diagnosa dan Intervensi Keperawatan NANDA Internasional (2015-2017), NIC-NOC (2013)
N
O
1.
Intervensi
Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah situasional
Definisi: persepsi negatif tentang
makna diri sebagai respons
terhadap situasi saat in
Batasan karakteristik :
a) Meremehkan
kemampuan
menghadapi situasi
b) Perilaku tidak asertif
c) Perilaku tidak selaras dengan
nilai
d) Tanpa tujuan
e) Tantangan situasi terhadap
harga diri
f) Tidak berdaya
g) Ungkapan negatif tentang diri
Faktor yang berhubungan :
a) Gangguan citra tubuh
b) Gangguan fungsi
1)
2)
3)
4)
5)
6)
NOC
NIC
Setelah dilakukan tindakan a) Tingkatkan harga diri
1) Observasi perilaku klien
keperawatan selama 5 x 24
2) Monitor pernyataan klien tentang
jam,
pasien
menunjukkan
kritik diri
harga
diri
meningkat,
3) Eksplorasi klien terhadap kritik diri
dibuktikan dengan indikator:
4) Dorong
klien
untuk
mengungkapkan perasaannya
Verbalisasi penerimaan diri
5) Eksplorasi
keberhasilan
yang
Penerimaan keterbatasan diri
pernah dicapai klien
Tingkat percaya diri meningkat
6) Berikan reward positif terhadap
Menerima kritik yang membangun
keberhsilan dan kelebihan klien
Berpartisipasi dalam hubungan sosial
7) Yakinkan klien bahwa klien mampu
dengan sifat terbuka
menghadapi situsi apapun
Mampu mempertahankan postur tubuh
8)
Evaluasi bersama klien perilaku
yang tegak
yang dulu dan sekarang
9) Bantu klien untuk menyusun tujuan
hidup yang realistik
10) Fasilitasi lingkungan dan aktivitas
yang dapat meningkatkan harga diri
11) Libatkan klien dalam kegiatan
Poltekkes Kemenkes Padang
27
Insomnia
Definisi: gangguan pada kuantitas
dan kualitas tidur yang menhambat
fungsi
Batasan Karakteristik:
a) Bangun terlalu dini
b) Gangguan pola tidur
c) Gangguan status kesehatan
d) Gangguan tidur yang
berdampak pada keesokan
harinya
e) Kesulitan memulai tidur
f) Kesulitan tidur nyenyak
g) Kurang bergairah
h) Penurunan kualitas hidup
i) Perubahan afek
j) Perubahan konsentrasi
12)
Anjurkan
keluarga
untuk
memberikan dorongan/dukungan
pada klien
13) Kolaborasi denga tim medis dalam
pemberian medikasi
a) Anxiety Reduction
1) Kaji kecemasan pasien
2) Mengkaji
pengetahuan
pasien tentang cemas
3) Menjelaskan
semua
prosedur
yang
akan
dilakukan
termasuk
sensai selama prosedur
berlangsung
4) Memberikan
informasi
yang
tept
terkait
diagnosa,
pengobatan,
dan prognosis
5) Memberikan
kenyamanan
6) Dengar dengan penuh
perhatian
7) Libatkan keluarga untuk
tetap
mendampingi
Poltekkes Kemenkes Padang
28
k) Perubahan mood
l) Pola tidur tidak menyehatkan
(mis: karena tanggung jawab
menjadi orang tua, pasangan
tidur)
m) Sering membolos
n) Tidur tidak memuaskan
2)
3)
4)
5)
Kualitas tidur
Istirahat fisik
Pola istirahat
Perasaan energi
bangun tidur
pasien
kembali
saat
b) Sleep Enchancement
1) Mengkaji aktivitas tidur
pasien kualitas dan pola
2) Jelaskan pentingnya tidur
yang adekuat
3) Monitor pola tidur pasien
dan jumlah jam tidur
pasien
4) Ciptakan
lingkungan
yang dapat mengganggu
tidur pasien sepeti :
kebisingan,pencahayaan,
dll
5) Fasilitasi
untuk
mempertahankan
aktivitas sebelum tidur
29
3.
Disfungsi Seksual
Definisi: suatu kondisi ketika
individu mengalami suatu
perubahan fungsi seksual selama
fase respons seksual berupa hasrat,
terangsang, dan atau orgasme, yang
dipandang tidak memuaskan, tidak
bermakna, atau tidak adekuat .
Batasan Karakteristik:
a) Gangguan aktivitas seksual
b) Gangguan eksitasi seksual
c) Gangguan kepuasaan seksual
d) Mencari informasi tentang
kemampuan mencapai hasrat
seksual
e) Merasakan keterbatasan seksual
f) Penurunan hasrat seksual
g) Perubahan fungsi seksual yang
tidak diinginkan
h) Perubahan minta terhadap diri
sendiri
i) Perubahan minat terhadap orang
lain
NOC:
30
31
4.
32
a) Peningkatan
intake
yang
berhubungan
dengan
kebutuhan metabolisme
b) Peningkatan
intake
yang
berhubungan dengan aktifitas
fisik (pengeluaran kalori)
33
5.
Nyeri akut
Definisi: pengalaman sensorik dan
emosional tidak menyenangkan
dengan kerusakan jaringan ktual
atau potensial, atau digambarkan
sebagai suatu kerusakan awitan
yang tiba- tiba atau lambat dengan
a) Manajemen Nyeri
1) Lakukan pengkajian nyeri
secara
komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik,
durasi,
frekuensi,
kualitas
dan
faktor presipitasi
2) Observasi reaksi nonverbal
Poltekkes Kemenkes Padang
34
pada wajah
2) Tidak ada gelisah atau tidak
tenang
3) Tidak ada ketegangan otot
4) Tidak ada kehilangan selera
makan
5) Tidak ada episode nyeri
yang lama
6) Pasien tidak mondar- mandir
7) Pasien
menunjukkan
kefokusan
b) Kontrol Nyeri
Indikator:
1) Dapat mengakui timbulnya
nyeri dan menggambarkan
penyebab, dan faktor nyeri
2) Dapat melaporkan jika nyeri
terkontrol
3) Dapat memonitor tanda dan
gejala nyeri
4) Menyatakan secara verbal
pengetahuan tentang cara
alternatif
untuk
redakan
nyeri
dari ketidaknyamanan
3) Gunakan teknik komunikasi
terapeutik
untuk
mengetahui
pengalaman
nyeri pasien
4) Kaji
kultur
yang
mempengaruhi
respon
nyeri
5) Evaluasi pengalaman nyeri
masa lampau
6) Evaluasi bersama pasien
dan tim kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
7) Bantu pasien dan keluarga
untuk
mencari
dan
menemukan dukungan
8) Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti
suhu
ruangan,
pencahayaan
dan
kebisingan
9) Kurangi faktor presipitasi
nyeri
10)
Pilih
dan
lakukan
Poltekkes Kemenkes Padang
35
h)
i)
j)
k)
l)
c) Tingkat Kenyamanan
1) Melaporkan
kesejahteraan
fisik dan psikologis.
2) Reaksi obat
3) Otonomi pribadi
4) Relokasi adaptasi
5) Lingkungan yang aman
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi
dan
inter
personal)
11)
Kaji dan tipe sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
12)
Ajarkan
tentang
teknik non farmakologi
13)
Berikan
analgetik
untuk mengurangi nyeri
14)
Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
15)
Tingkatkan istirahat
16)
Kolaborasi
dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan
nyeri
tidak
berhasil
17)
Monitor
penerimaan
pasien tentang manajemen
nyeri
b) Administrasi Analgesik
1) Tentukan
lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat
nyeri
sebelum
Poltekkes Kemenkes Padang
36
pemberian obat
2) Cek
instruksi
dokter
tentang jenis obat, dosis
dan frekuensi
3) Cek riwayat alergi obat
4) Pilih
analgesik
yang
diperlukan atau kombinasi
dari
analgesik
ketika
pemberian lebih dari satu
5) Tentukan pilihan analgesik
tergantung
tipe
dan
beratnya nyeri
6) Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian dan dosis
opimal
7) Pilih rute pemberian secara
IV, IM, untuk pengobatan
nyeri secara teratur
8) Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
9) Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
10)
Evaluasi
ktivitas
37
Risiko cedera
Definisi: rentan mengalami cidera
fisik akibat kondisi lingkungan
yang berinteraksi dengan sumber
adaptif dan sumber defentif
individu, yang dapat mengganggu
kesehatan.
Faktor yang berhubungan:
a) Agens nosokomial
b) Ganguan fungsi kognitif
c) Gangguan fungsi psikomotor
d) Hambatan fisik (mis:
desain,struktur,pembangungan,
dan peralatan)
e) Hambatan sumber nutrisi ( mis:
vitamin, tipe makanan)
f) Mode transportasi tidak aman
g) Pajanan kimia toksik
h) Pajanan pada paogen
i) Disfungsi biokimia
j) Disfungsi efektor
a) Identifikasi risiko
1) Tinjau data yang berasal dari
tindakan penilaian risiko rutin
2) Mengidentifikasi risiko
biologis, lingkungan, dan
perilaku keterkaitan
3) Menentukan status kebutuhan
hidup dasar
4) Menginstruksikan faktor- faktor
risiko dan rencana pengurangan
risiko
5) Mendiskusikan rencana
pengurangan risiko bekerja
sama dengan individu dan
keluarga
b) Pencegahan Jatuh
1) Identifikasi kelemahan kognitif
atau fisik pasien yang dapat
menimbulkan kemungkinan
jatuh pada lingkungan tertentu
2) Identifikasi perilaku dan faktorfaktor yang berisiko jatuh
Poltekkes Kemenkes Padang
38
k) Disfungsi imun
l) Disfungsi integritas sensori
m) Gangguan mekanisme
pertahanan primer
n) Gangguan orientasi afektif
o) Gangguan sensasi
p) Hipoksia jaringan
q) Usia ekstrem
7.
Defisiensi Pengetahuan
Defenisi: keadaan atau defisiensi
informasi kognitif yang berkaitan
dengan topik tertentu
Batasan karakteristik:
a) Ketidakteraturan melakukan
tes
b) Ketidakteraturan mengikuti
perintah
c) Kurang pengetahuan
d) Perilaku tidak tepat (mis:
histeria, bermusuhan,
6) Fraktur ekstermitas
7) Fraktur pelvis
3) Idntifikasi karakteristik
lingkungan
4) Monitor cara berjalan,
keseimbangan, dan tingkat
kelelahan klien saat berjalan
5) Tanyakan persepsi pasien
tentang keseimbangan
6) Diskusikan bersama pasien
tentang cara berjalan dan
bergerak
Monitor kemampuan berpindah
pasien.
Teachinng : Proses Penyakit
1. Berikan penilaian tentang tingkat
pengetahuan
pasien
spesifik
terhadap penyakit
2. Jelaskan patofisiologi penyakit dan
hubungannya terhadap anatomi dan
fisiologi
3. Review
pengetahuan
tentang
kondisi pasien
4. Deskripsikan tentang tanda dan
gejala yang biasanya terjadi
5. Eksplor tentang management apa
yang sudah dilakukan pasien terkait
gejala
Poltekkes Kemenkes Padang
39
agitasi, apatis)
6. Strategi
untuk
meminimalisasi
perkembangan penyakit
7. Komplikasi
8. Tanda dan gejala komplikasi
9. Efek
psikologi
terhadap
keluarga
10. Managemen penyakit
b) Pengetahuan
:
Perilaku
sehat
1. Konsumsi makanan sehat
2. Keuntungan
latihan
dan
aktivitas
3. Strategi management stres
4. Aktivitas-tidur dalam batas
normal
5. Metode rencana keluarga
6. Promosi
pelayanan
kesehatan
7. Proteksi kesehatan
40