Anda di halaman 1dari 61

ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE DAN

APLIKASI PERHITUNGAN DENGAN MICROSOFT VISUAL BASIC


6.0
Sugiyanto
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gunadarma
Jl.

Penukar kalo
a yang
lain. Salah s
r kalor
jenis Shell an
untuk
mengetahui
bahan
perbandingan
crosoft
Visual Basic
Kata kunci
kanan,
PENDAHULU
Unit
uida ke
fluida yang l
osesan
selalu mengg
penting
dalam suatu
Salah
d Tube
Heat Exchan
h tube
(tube bundle
erbeda

dengan di luar tube (di dalam shell) sehingga terjadi perpindahan panas antara aliran fluida di
dalam tube dan di luar tube. Adapun daerah yang berhubungan dengan bagian dalam tube
disebut dengan tube side dan yang di luar dari tube disebut shell side.
Pemilihan yang tepat suatu alat penukar kalor akan menghemat biaya operasional harian dan
perawatan. Bila alat penukar kalor dalam keadaan baru, maka permukaan logam dari pipapipa pemanas masih dalam keadaan bersih setelah alat beroperasi beberapa lama maka
terbentuklah lapisan kotoran atau kerak pada permukaan pipa tersebut. Tebal tipisnya lapisan
kotoran tergantung dari fluidanya. Adanya lapisan tersebut akan mengurangi koefisien
perpindahan panasnya. Harga koefisien perpindahan panas untuk suatu alat penukar kalor
selalu mengalami perubahan selama pemakaian. Batas terakhir alat dapat berfungsi sesuai
dengan perencanaan adalah saat harga koefisien perpindahan panas mencapai harga
minimum.

Tujuan penulisan ini adalah untuk menentukan besar neraca panas, Log Mean Temperature
Different, temperatur kalorik, luas daerah aliran, kecepatan aliran massa, bilangan Reynold,
faktor perpindahan panas, bilangan Prandtl, koeffisien perpindahan panas, temperatur dinding
tube, rasio viskositas, koeffisien perpindahan panas terkoreksi, clean overall heat transfer
coefficient, overall heat transfer coefficient design, faktor pengotoran, pressure drop, dan
effisiensi efektif dari alat penukar kalor.
Aplikasi program untuk perhitungan effisiensi alat penukar kalor dengan menggunakan
Microsoft Visual Basic 6.0 adalah untuk :
Memberikan pengetahuan tentang aplikasi pemrograman dengan menggunakan
Microsoft
2.
Mempela
si alat
penukar
3.
Memperm

Alat
ndustri,
maka untuk
engan
analisis yang
n kalor
dengan stand

Hasil
enukar
kalor tipe sh
rogram
visual basic 6
ALAT PENU

Alat p
as dari
suatu fluida y
endah.
Proses perpi
sudnya
ialah :

1.
Alat pen
ampur
secara langsung dengan fluida dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu bejana atau
ruangan tertentu.

Alat penukar kalor yang tidak langsung, ialah dimana fluida panas tidak berhubungan
langsung (indirect contact) dengan fluida dingin. Jadi proses perpindahan panasnya itu
mempunyai media perantara, seperti pipa, pelat atau peralatan jenis lainnya.
Klasifikasi Alat Penukar Kalor
Melihat begitu banyaknya jenis alat penukar kalor (heat exchanger), maka dapat
diklasifikasikan berdasarkan bermacam-macam pertimbangan yaitu :
Klasifikasi berdasarkan proses perpindahan panas a. Tipe kontak tidak langsung
Tipe dari satu fase
Tipe dari banyak fase

Tipe yang ditimbun (storage type)


Tipe fluidized bed b. Tipe kontak langsung

Immiscible fluids
Gas liquid
Liquid vapor
Klasifikasi berdasarkan jumlah fluida yang mengalir
Dua jenis fluida
Tiga jenis fluida
NJ
Klasifikas
Tipe
Tipe
Klasifikas
Deng
b.
Deng
at cara
konv
c.
Deng
asingmasi

Kom
Klasifikas
Kons
T

Konstruksi tipe pelat


1)
Tipe pelat
3)
Tipe lamella
2)
Tipe spiral
4)
Tipe pelat koil
Konstruksi dengan luas permukaan diperluas (extended surface)
Sirip pelat (plate fin)
Sirip tube (tube fin)
Heat pipe wall
Ordinary separating wall
Regenerative
1)
Tipe rotary
3)
Tipe disk (piringan)
2)
Tipe drum
4)
Tipe matrik tetap
Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran a. Aliran dengan satu pass

1)
Aliran berlawanan
4) Aliran parallel
2)
Aliran melintang
5) Aliran split
3)
Aliran yang dibagi (divided)

b. Aliran multipass

1)
Permukaan yang diperbesar (extended surface)

Aliran counter menyilang

Aliran paralel menyilang

Aliran compound

2)
S

be)

3)
M

Pembagian

ard of
Turbular Exc

Begit
unakan
pada dunia in

Tetap
TEMA)
dikelompokka
aitu :
1.
Alat penu
n yang
berhubun

2.
Alat penu
ial.
3.
Alat penu

Kelas
g tidak
dibakar (unfir

METODE PENELITIAN
Proses pengumpulan data-data tentang spesifikasi dan data-data pada saat alat penukar
kalor beroperasi ini dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung ke Pusdiklat Migas
Cepu. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tanya-jawab langsung dengan beberapa
karyawan, menelaah dari manual handbook dan mencatat data-data pada saat alat penukar
kalor beroperasi. Untuk mendapatkan data-data sebagai penunjang diperlukan adanya
langkah-langkah kerja, yaitu :
Mengetahui cara pengoperasian alat penukar kalor tipe shell and tube.
Mencari dan mengumpulkan referensi-referensi mengenai perpindahan panas dan alat
penukar kalor.
Menganalisa data-data tersebut untuk mendapatkan perhitungan effisiensi alat penukar kalor
tipe shell and tube.

Mengaplikasikan perhitungan effisiensi alat penukar kalor tipe shell and tube ke program
Microsoft Visual Basic 6.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Spesifikasi Desain Heat Exchanger
Spesifikasi Pada Shell
Diameter luar (ODs)
= 31,614 in x 0,0834
= 2,637 ft
Jumlah baffle (N)
= 4 buah
Diameter dalam (IDs)
= 30,748 in x 0,0834
= 2,564 ft
Fluida yang digunakan
= Solar
Jarak antar baffle (B)
= 23,623 in x 0,0834
= 1,97 ft
Jumlah passes (n)
= 1 pass
Temperatur fl

57
Temperatur fl

Kapasitas pro

Spesifikasi P

Diameter luar

Pitch (Pt)

buah
Jarak antar tu

43 ft
Temperatur fl

ass
Temperatur fl

de Oil

SG 60/60 F fl

Kapasitas pro

Gambar 1. Tampilan Masukan Data


Menentukan Neraca Panas
Neraca Panas Pada Shell (Solar)
Perhitungan neraca panas dapat diperoleh sebagai berikut :
Temperatur rata-rata

Tr

T1T2

536F
248F
392F
2
2

Derajat API ( API)

API
141,5
131,5

SG60/60F

Dengan SG 60/60 F dari data yang diperoleh = 0,8570 maka :

141,5

API0,8570

131,533,61

Dengan menggunakan grafik Approximate change of intermediate-base oils with


o

temperature. Grafik hubungan antara temperatur ( F) dengan API dari solar maka akan
dapat diperoleh SG pada tiap temperatur dari solar adalah 0,75 dengan menggunakan
o

grafik Specific heats of hydrocarbon liquids. Grafik hubungan antara temperatur dengan API
o

dari solar maka dapat diperoleh panas spesifik dari solar, cp solar(BTU/lb. F) adalah
0,63 BTU
o

Menentu

Dengan k
ri 2005
yakni 172

solar

Menentu

solar

solar

Menentu

WsQs
Ws25
Panas ya

qsWsqs11.

2.1
Neraca Panas Pada Tube (Crude Oil)

Temperatur rata-rata, Tav

t1t2

95F208,4F
o

= 151,7 F

Derajat API ( API)

141,5

API
131,5

SG60/60F

Dengan SG60/60 F dari data yang diperoleh = 0,8533 maka,

141,5

API0,8533

131,5= 34,33oF

Dengan menggunakan grafik Approximate change of intermediate-base oils with


o

temperature. Grafik hubungan antara temperatur ( F) dengan API dari crude oil maka akan
dapat diperoleh SG pada tiap temperatur dari crude oil adalah 0,81. Dan dengan

menggunakan grafik Specific heats of hydrocarbon liquids. Grafik hubungan antara


o

temperatur dengan API dari crude oil maka dapat diperoleh panas spesifik dari crude oil,
o

cpcrude oil (BTU/lb. F) adalah 0,49 BTU/lb. F.

Menentukan kapasitas dari Crude Oil, Qcrude oil (ft /jam)


Dengan volume crude oil yang diperoleh dari data yang diambil tanggal 09 Februari 2005
3

yakni 507,125 m . Maka kapasitas dari crude oil :

CrudeOil

507,125m3
x35,318ft3/m3
746,277ft3/jam

24jam

Menentu
CrudeOil
CrudeOil

Menentu

CrudeOil

CrudeOil

Panas ya

q
q

CrudeOil

CrudeOil

Gambar 2. Hasil Eksekusi Perhitungan Neraca Panas Menentukan LMTD (Log Mean
Temperature Different) Dan Temperatur Kalorik LMTD (Log Mean Temperature Different)
Perhitungan LMTD (Log Mean Temperature Different) dapat diperoleh sebagai
berikut :

T1=

T2=
t2
=
t1
=95

Gambar 3. LMTD (Log Mean Temperature Different)


Keterangan
Shell (Solar)
Tube (Crude Oil)
Beda Temperatur

Temperatur f

,6 F
Temperatur f

3 F
Beda temper

T LMTD unt

T
dimana, T1 = T2 =

maka,

Temperatur
Besa eroleh sebagai berik

TC
tCt1FC(t2t1)UntukCrude Oil(Tube)
Dengan menggunakan grafik The Caloric Temperature Factor, FC dengan beda temperatur
o

pada shell = 288 F, maka dapat diperoleh harga : KC = 0,54.


Dimana, Th = Beda temperatur pada fluida temperatur tinggi Tl = Beda temperatur pada fluida
temperatur rendah
Dengan

Tl

153F
= 0,467

T
327,6F

dan untuk Tl/ Th = 0,467 dan harga KC = 0,54 dengan grafik pada The Caloric Temperature
Factor, FC dapat diperoleh : FC = 0,375
Maka besar temperatur kalorik untuk solar (Shell), adalah :

TCT2FC(T1T2)248F0,375(536F248F)= 356oF

dan besar temperatur kalorik untuk Crude Oil (Tube), adalah :

tCt1FC(t2t1)95F0,375(208,4F95F)= 137,525oF

Ga
Menentukan
Menentukan
Luas Daerah
Luas

as

dimana, ID =

C =

B=

Pt
=

as

Kecepatan A

Kece

Gs

as

dimana, Ws = Laju aliran massa pada shell


= 11.889,73 lb/jam
as
= Luas daerah aliran pada shell
= 0,007 ft

maka besarnya kecepatan aliran massa untuk shell :

Gs

11.889,73lb/jam

= 1.698.532,86 lb/ft jam

0,007ft2

Bilangan Reynolds Pada Shell (Solar)


Bilangan Reynolds pada shell dapat diperoleh sebagai berikut :

Res
DexGs

Dimana :
2

Gs = Kecepatan aliran massa pada shell = 1.698.532,86 lb/ft jam

De = Diameter ekuivalen
Dari grafik Shell Side Heat Transfer Curve For Segmental Baffles, untuk tipe Pitch Triangular
dengan Pt = 1,25 in serta diameter luar shell (ODs) dapat diperoleh De = 0,99 in = 0,083 ft.
s = Viskositas dari solar
o

Dari grafik Viskosity Of Mid-Continent Oils, untuk Tc = 374,72 F dan


dapat harga = 0,615 cp

0,615cpx2,4192lb/ft.jam1,4878lb/ft.jam
maka bilanga

Res
Menentukan
Luas Daerah
Luas

at
dimana, Nt = at =
t Oils

n = maka luas da

at
Kecepatan A
Kecepatan aliran massa pada tube dapat diperoleh sebagai berikut :

Gt

Wt

API = 33,61

at

dimana, Wt = Laju aliran massa pada tube


= 37.739,23 lb/jam
at = Luas daerah aliran pada tube
= 0,0101 ft

maka besarnya kecepatan aliran massa untuk tube :

Gt

37.739,23lb/jam

= 3.736.557,426 lb/ft jam

0,0101ft2

Bilangan Reynold Pada Tube (Crude Oil)


Bilangan Reynolds pada tube dapat diperoleh sebagai berikut :

Ret
IDtxGt

Dimana :
2

Gt = Kecepatan aliran massa pada tube (lb/ft jam) = 3.736.557,426 lb/ft jam IDt = Diameter
dalam tube
Dari grafik Heat Exchanger and Condenser Tube Data, dengan diameter luar tube
(ODt) =1 in dan BWG =14 dapat diperoleh diameter dalam tube (IDt) = 0,834 in = 0,0696 ft.
t = Viskositas dari cude oil
o

Dari grafik Viskosity Of Mid-Continent Oils, untuk Tc = 144,89 F dan


dapat harga = 3,3 cp

3,
maka bilanga

Ret

Faktor Perpi

Faktor Perpi

Fakto

API = 34,33

grafik
Shell Side

7 dan
pemotongan

l
JHs =
124

Faktor Perpi

Faktor perpindahan panas pada tube dapat diperoleh dengan menggunakan grafik
Tube Side Heat Transfer, untuk Ret = 32.577,28 dan

9,843ft
141,422
dapat

D
0,0696ft

diperoleh harga faktor perpindahan panas pada tube JHt = 100


Menentukan Bilangan Prandtl
Bilangan Prandtl Pada Shell
Harga bilangan Prandtl pada shell dapat diperoleh sebagai berikut :

Prs

cps x

ks
Dimana :
s

= Viskositas dari solar


o

Dari grafik Viskosity Of Mid-Continent Oils, untuk Tc = 356,72 F dan API = 33,61 dapat
diperoleh harga = 0,67 cp

0,67cpx2,4192lb/ft.jam1,6209lb/ft.jam
cps = Panas spesifik dari solar

Dengan menggunakan grafik Specific Heat Of Hydrocarbon Liquids, untuk Tc = 356 F

dan API = 33,61 dapat diperoleh harga cp = 0,63 BTU/lb F


ks
= Konduktivitas thermal

Harga konduktivitas thermal dari solar dapat diperoleh dengan menggunakan grafik

Thermal Conductivities Of hydrocarbon Liquids, untuk Tc = 356 F dan API = 33,61

2 o

dapat diperoleh harga k = 0,071 BTU/jam(ft ( F/ft))


maka bilanga

rs

Bilangan Pra

Harg

Dimana :

= Viskosita

Dari graf
dapat

diperoleh

3,5

cpt = Panas s

Dengan
137,89

F dan

kt
= Kondukt

Harga

grafik

Therma
34,33

dapat d

maka bilangan Prandtl untuk tube :

0,490BTU/lboFx8,4672lb/ft.jam
54,59

rt

0,076BTU/jamft2oF/ft

Menentukan Koefisien Perpindahan Panas


Koefisien Perpindahan Panas Pada Shell
Koefisien perpindahan panas pada shell dapat diperoleh sebagai berikut :

ho
ks
1

JHs
x
xPrs

s
De

Dimana :

2o

= Koefisien perpindahan panas pada shell (BTU/jam.ft . F)

JHs = Faktor perpindahan panas = 124

De
= Diameter ekuivalen pada shell = 0,083 ft

ks

= Konduktivitas thermal pada shell = 0,071 BTU/jam (ft ) ( F/ft)

Prs
= Bilangan Prandtl pada shell = 14,38

Maka harga koefisien perpindahan panas pada shell :

2
o

ho

124x
0,071BTU/jam.ft

F/ft

x14,38
257,63BTU/jam.ft
2
o

.F

s
0,083ft

Koefisien Perpindahan Panas Pada Tube

Koefisien
perpindahan
panas pada
tube
dapat diperoleh sebagai berikut
:

hi

JHtx

Dimana :

hi
= Koefisi

JHt
= Faktor

IDt
= Diamet

kt
= Kondu

Prt
= Bilanga

Maka harga k

hi

m.ft2.oF

Temperatur
Untu

a perlu

ditentukan da

io

OD

io

413,11BTU/jam.ft2.oFx
0,0696
ft
344,53BTU/jam.ft2.oF

t
0,0834
ft

Maka besarnya harga temperatur pada dinding tube dapat diperoleh sebagai berikut :

ho

twtc

Tctc

io

tw137,525
o

257,63BTU/jam.ft2.oF

356
o

F137,525
o

257,63BTU/jam.ft2.oF344,53BTU/jam.ft2.oF

tw231oF

Gambar 6. Hasil Eksekusi Perhitungan Bilangan Prandtl Dan Koefisien Perpindahan


Panas
Menentukan
Rasio Visko
Deng
ur Tw =

317,32 F da
ebesar
0,8 cp.
0,8 cp = 0,8 x
= 1,93
Maka rasio vi

s
Dimana = V

Rasio Visko

Deng

ur Tw =
o

317,59 F da

e yaitu
sebesar 0,85

0,85 cp = 0,8

= 2,05

Maka rasio vi

0.14

8,4672lb
/
ft
.
jam
0.14

2,056lb/ft.jam
1,219

Dimana = Viskositas dari crude oil pada Tav


= Viskositas dari crude oil pada Tw
Lapisan Film Pada Dinding Bagian Luar Tube

Lapisan film pada dinding bagian luar tube dapat diperoleh sebagai berikut :

ho
2o

Dimana
= 257,63 BTU/jam.ft . F

2 o

Maka ho = s x 257,63 BTU/jam.ft . F


2 o

2 o

= 0,98 x 257,63 BTU/jam.ft . F = 252,48 BTU/jam.ft . F


Lapisan Film Pada Dinding Bagian Dalam Tube
Lapisan film pada dinding bagian dalam tube dapat diperoleh sebagai berikut :

Dimana

hi

2 o

= 413,11 BTU/jam.ft . F

t
2 o

Maka hi = t x 413,11 BTU/jam.ft . F


2 o

2 o

= 1,219 x 413,11 BTU/jam.ft . F = 503,58 BTU/jam.ft . F


Lapisan Film Pada Keseluruhan Dinding Tube
Lapisan film pada keseluruhan dinding tube dapat diperoleh sebagai berikut :
Dimana

hio

2 o

= 344,53 BTU/jam.ft . F

t
Maka hio = t
=1

Gambar 7.

Tube
Menentukan

Clean Overa

Clea

as dari
heat exchan

dapat
diperoleh seb

Uc

m.ft2.oF

Overall Heat
Overall Heat Transfer Coefficient Design (Ud) adalah hantaran perpindahan panas dari heat
exchanger setelah dioperasikan dan sudah terdapat endapan atau kotoran dan dapat diperoleh
sebagai berikut :
qt

Ud

AxTLMTD
Dimana : qt = Panas yang diserap oleh crude oil
A = Luas permukaan pada bagian luar dari tube. = Nt x L x a
dimana : Nt = Jumlah dari tube = 382 buah L = Panjang dari tube = 9,843 ft

a = Untuk ODt dari tabel Heat Exchanger And


Condenser Tube Data maka diperoleh harga = 0,2618 ft

= 382 x 9,843 x 0,2618 ft = 984,375 ft

Maka Overall Heat Transfer Coefficient Design (Ud) :

2.097.018,054 BTU / jam


2
o


9,285BTU/jam.ft2.oF984,375ft x229,435 F
Ud
Faktor Pengotoran
Faktor Pengotoran (Rd) adalah hambatan perpindahan panas akibat adanya endapan atau
kotoran pada dinding perpindahan panas dan dapat diperoleh sebagai berikut :

U U

Gambar 8

Pressure Dr
Pressure Dr
Pressure dro

ps

Dimana :

157,68 9,285 BTU / jam. ft 2 .o F

ktor

0,101

ps
= Be

kel

f
= Fric

25

diperoleh harga = 0,0014

Gs

= Kecepatan aliran massa melalui shell (lb/ft jam) = 1.698.532,86 lb/ft jam
IDs
= Diameter dalam dari shell (ft) = 2,564 ft

N
= Jumlah Baffles = 4 buah

De
= Diameter ekuivalen dari shell = 0,083 ft

SGs
= Spesifik gravity dari solar = 0,75

s
= Rasio viskositas dari solar = 0,98

Maka besarnya pressure drop pada shell ( ps)

ps
0,0014x1.698.532,862x2,564x41
16,26psi

5,22x1010x0,083x0,75x0,98

Pressure Drop Pada Tube


Pressure drop pada Tube dapat diperoleh sebagai berikut :

SGt s
Gt L n IDt

fxGt2xLxn

p
t

5,22x1010 xIDtxSGtxt

Dimana :
pt

= Beda tekanan antara fluida pada saat masuk dengan tekanan fluida saat

keluar dari heat exchanger (psi)


2

= Friction factor (ft /in ), dari grafik Tube-side Friction Factors, untuk harga Re dari tube = 32.557,28
diperoleh harga = 0,0002
2

= Kecepatan aliran massa melalui tube (lb/ft jam) = 3.736.557,425 lb/ft jam = Pa
= Ju
= Dia
= Sp
= Ra
Maka besarn

pt

Efisiensi Efe
Panas jen

CcWcrudeoilxcpcrudeoil37.739,23lb/jamx0,49BTU/lboF18.492,22BTU/jamoF
Panas jenis fluida panas dapat diperoleh sebagai berikut :

ChWsolarxcpsolar11.889,73lb/jamx0,63BTU/lboF7.490,53BTU/jamoF
Laju perpindahan panas aktual dari heat exchanger dapat diperoleh sebagai berikut :

qactCcxt2t118.492,22BTU/jamoFx 208,4oF95oF 2.097.017,748BTU/jam


Laju perpindahan panas maksimal yang mungkin dapat diperoleh sebagai berikut :

qmakChxT1t17.490,53BTU/jamoFx536oF95oF3.303.323,73BTU/jam

Efisiensi efektif dari heat exchanger dapat diperoleh sebagai berikut :

eff

act

x100%
2.097.017,748BTU/jam
x100%63,48%

mak

3.303.323,73BTU/jam

Gamba
r
Tamp
apabila
elemen peng
PENUTUP
Kesimpulan

Dari

mpulan
yang dapat di
1.
Dari segi
ingkan
batas yan
a kecil
sekali ma
2.
Dari segi
tungan
lebih bes
,66 psi
terhadap
perlu
dibersihk
3.
Dari hasil
4.
Aplikasi p
mudah
penghitungan effisiensi alat penukar kalor tipe shell and tube.

Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah dalam pemeliharaan di lapangan supaya betul-betul
diperhatikan jadwal pembersihan berkala agar alat penukar kalor dapat bekerja maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Razaq, 2004, Belajar Praktis Pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0, Indah,
Surabaya.
CP. Kothandaraman, 1977, Heat and Mass Transfer Data Book, Wiley Eastern Limited, New
Delhi.
Dali S. Naga, 1991, Fisika : Ilmu Panas, Seri Diktat Kuliah Universitas Gunadarma, Jakarta.

Ekadewi A. Handoyo, 2000, Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat
Exchanger, Jurnal Teknik Mesin Universitas Kristen Petra, Jakarta.
Ekadewi A. Handoyo, 2000, Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell and Tube
Heat Exchanger, Jurnal Teknik Mesin Universitas Kristen Petra, Jakarta.
Ekadewi A. Handoyo, 2001, Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell and Tube Heat
Exchanger, Jurnal Teknik Mesin Universitas Kristen Petra, Jakarta.
Frank Kreith, Arko Prijono, 1994, Prinsip-prinsip Perpindahan Panas, Erlangga, Jakarta.
Heru Prayitno, 2002, Perawatan Sistem Penukar Panas Tipe Plat EC-4 di Reaktor kartini,
Jurnal Ilmiah Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju, Yogyakarta.
Joko P. Witok

A-K,

Jurnal P2TKN
J.P. Holman,
Pamungkas,

karta.

Richard C. B

ciation,

Standards of
Syaiful Anam
Tunggul M. S
Vincent Cava
Wahyu S. Nu

Listrik

Tenaga Uap

Tugas

Akhir Univers
Warren M. R

ork.

Anda mungkin juga menyukai