Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penukar kalo
a yang
lain. Salah s
r kalor
jenis Shell an
untuk
mengetahui
bahan
perbandingan
crosoft
Visual Basic
Kata kunci
kanan,
PENDAHULU
Unit
uida ke
fluida yang l
osesan
selalu mengg
penting
dalam suatu
Salah
d Tube
Heat Exchan
h tube
(tube bundle
erbeda
dengan di luar tube (di dalam shell) sehingga terjadi perpindahan panas antara aliran fluida di
dalam tube dan di luar tube. Adapun daerah yang berhubungan dengan bagian dalam tube
disebut dengan tube side dan yang di luar dari tube disebut shell side.
Pemilihan yang tepat suatu alat penukar kalor akan menghemat biaya operasional harian dan
perawatan. Bila alat penukar kalor dalam keadaan baru, maka permukaan logam dari pipapipa pemanas masih dalam keadaan bersih setelah alat beroperasi beberapa lama maka
terbentuklah lapisan kotoran atau kerak pada permukaan pipa tersebut. Tebal tipisnya lapisan
kotoran tergantung dari fluidanya. Adanya lapisan tersebut akan mengurangi koefisien
perpindahan panasnya. Harga koefisien perpindahan panas untuk suatu alat penukar kalor
selalu mengalami perubahan selama pemakaian. Batas terakhir alat dapat berfungsi sesuai
dengan perencanaan adalah saat harga koefisien perpindahan panas mencapai harga
minimum.
Tujuan penulisan ini adalah untuk menentukan besar neraca panas, Log Mean Temperature
Different, temperatur kalorik, luas daerah aliran, kecepatan aliran massa, bilangan Reynold,
faktor perpindahan panas, bilangan Prandtl, koeffisien perpindahan panas, temperatur dinding
tube, rasio viskositas, koeffisien perpindahan panas terkoreksi, clean overall heat transfer
coefficient, overall heat transfer coefficient design, faktor pengotoran, pressure drop, dan
effisiensi efektif dari alat penukar kalor.
Aplikasi program untuk perhitungan effisiensi alat penukar kalor dengan menggunakan
Microsoft Visual Basic 6.0 adalah untuk :
Memberikan pengetahuan tentang aplikasi pemrograman dengan menggunakan
Microsoft
2.
Mempela
si alat
penukar
3.
Memperm
Alat
ndustri,
maka untuk
engan
analisis yang
n kalor
dengan stand
Hasil
enukar
kalor tipe sh
rogram
visual basic 6
ALAT PENU
Alat p
as dari
suatu fluida y
endah.
Proses perpi
sudnya
ialah :
1.
Alat pen
ampur
secara langsung dengan fluida dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu bejana atau
ruangan tertentu.
Alat penukar kalor yang tidak langsung, ialah dimana fluida panas tidak berhubungan
langsung (indirect contact) dengan fluida dingin. Jadi proses perpindahan panasnya itu
mempunyai media perantara, seperti pipa, pelat atau peralatan jenis lainnya.
Klasifikasi Alat Penukar Kalor
Melihat begitu banyaknya jenis alat penukar kalor (heat exchanger), maka dapat
diklasifikasikan berdasarkan bermacam-macam pertimbangan yaitu :
Klasifikasi berdasarkan proses perpindahan panas a. Tipe kontak tidak langsung
Tipe dari satu fase
Tipe dari banyak fase
Immiscible fluids
Gas liquid
Liquid vapor
Klasifikasi berdasarkan jumlah fluida yang mengalir
Dua jenis fluida
Tiga jenis fluida
NJ
Klasifikas
Tipe
Tipe
Klasifikas
Deng
b.
Deng
at cara
konv
c.
Deng
asingmasi
Kom
Klasifikas
Kons
T
1)
Aliran berlawanan
4) Aliran parallel
2)
Aliran melintang
5) Aliran split
3)
Aliran yang dibagi (divided)
b. Aliran multipass
1)
Permukaan yang diperbesar (extended surface)
Aliran compound
2)
S
be)
3)
M
Pembagian
ard of
Turbular Exc
Begit
unakan
pada dunia in
Tetap
TEMA)
dikelompokka
aitu :
1.
Alat penu
n yang
berhubun
2.
Alat penu
ial.
3.
Alat penu
Kelas
g tidak
dibakar (unfir
METODE PENELITIAN
Proses pengumpulan data-data tentang spesifikasi dan data-data pada saat alat penukar
kalor beroperasi ini dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung ke Pusdiklat Migas
Cepu. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tanya-jawab langsung dengan beberapa
karyawan, menelaah dari manual handbook dan mencatat data-data pada saat alat penukar
kalor beroperasi. Untuk mendapatkan data-data sebagai penunjang diperlukan adanya
langkah-langkah kerja, yaitu :
Mengetahui cara pengoperasian alat penukar kalor tipe shell and tube.
Mencari dan mengumpulkan referensi-referensi mengenai perpindahan panas dan alat
penukar kalor.
Menganalisa data-data tersebut untuk mendapatkan perhitungan effisiensi alat penukar kalor
tipe shell and tube.
Mengaplikasikan perhitungan effisiensi alat penukar kalor tipe shell and tube ke program
Microsoft Visual Basic 6.0.
57
Temperatur fl
Kapasitas pro
Spesifikasi P
Diameter luar
Pitch (Pt)
buah
Jarak antar tu
43 ft
Temperatur fl
ass
Temperatur fl
de Oil
SG 60/60 F fl
Kapasitas pro
Tr
T1T2
536F
248F
392F
2
2
API
141,5
131,5
SG60/60F
141,5
API0,8570
131,533,61
temperature. Grafik hubungan antara temperatur ( F) dengan API dari solar maka akan
dapat diperoleh SG pada tiap temperatur dari solar adalah 0,75 dengan menggunakan
o
grafik Specific heats of hydrocarbon liquids. Grafik hubungan antara temperatur dengan API
o
dari solar maka dapat diperoleh panas spesifik dari solar, cp solar(BTU/lb. F) adalah
0,63 BTU
o
Menentu
Dengan k
ri 2005
yakni 172
solar
Menentu
solar
solar
Menentu
WsQs
Ws25
Panas ya
qsWsqs11.
2.1
Neraca Panas Pada Tube (Crude Oil)
t1t2
95F208,4F
o
= 151,7 F
141,5
API
131,5
SG60/60F
141,5
API0,8533
131,5= 34,33oF
temperature. Grafik hubungan antara temperatur ( F) dengan API dari crude oil maka akan
dapat diperoleh SG pada tiap temperatur dari crude oil adalah 0,81. Dan dengan
temperatur dengan API dari crude oil maka dapat diperoleh panas spesifik dari crude oil,
o
CrudeOil
507,125m3
x35,318ft3/m3
746,277ft3/jam
24jam
Menentu
CrudeOil
CrudeOil
Menentu
CrudeOil
CrudeOil
Panas ya
q
q
CrudeOil
CrudeOil
Gambar 2. Hasil Eksekusi Perhitungan Neraca Panas Menentukan LMTD (Log Mean
Temperature Different) Dan Temperatur Kalorik LMTD (Log Mean Temperature Different)
Perhitungan LMTD (Log Mean Temperature Different) dapat diperoleh sebagai
berikut :
T1=
T2=
t2
=
t1
=95
Temperatur f
,6 F
Temperatur f
3 F
Beda temper
T LMTD unt
T
dimana, T1 = T2 =
maka,
Temperatur
Besa eroleh sebagai berik
TC
tCt1FC(t2t1)UntukCrude Oil(Tube)
Dengan menggunakan grafik The Caloric Temperature Factor, FC dengan beda temperatur
o
Tl
153F
= 0,467
T
327,6F
dan untuk Tl/ Th = 0,467 dan harga KC = 0,54 dengan grafik pada The Caloric Temperature
Factor, FC dapat diperoleh : FC = 0,375
Maka besar temperatur kalorik untuk solar (Shell), adalah :
TCT2FC(T1T2)248F0,375(536F248F)= 356oF
tCt1FC(t2t1)95F0,375(208,4F95F)= 137,525oF
Ga
Menentukan
Menentukan
Luas Daerah
Luas
as
dimana, ID =
C =
B=
Pt
=
as
Kecepatan A
Kece
Gs
as
Gs
11.889,73lb/jam
0,007ft2
Res
DexGs
Dimana :
2
De = Diameter ekuivalen
Dari grafik Shell Side Heat Transfer Curve For Segmental Baffles, untuk tipe Pitch Triangular
dengan Pt = 1,25 in serta diameter luar shell (ODs) dapat diperoleh De = 0,99 in = 0,083 ft.
s = Viskositas dari solar
o
0,615cpx2,4192lb/ft.jam1,4878lb/ft.jam
maka bilanga
Res
Menentukan
Luas Daerah
Luas
at
dimana, Nt = at =
t Oils
n = maka luas da
at
Kecepatan A
Kecepatan aliran massa pada tube dapat diperoleh sebagai berikut :
Gt
Wt
API = 33,61
at
Gt
37.739,23lb/jam
0,0101ft2
Ret
IDtxGt
Dimana :
2
Gt = Kecepatan aliran massa pada tube (lb/ft jam) = 3.736.557,426 lb/ft jam IDt = Diameter
dalam tube
Dari grafik Heat Exchanger and Condenser Tube Data, dengan diameter luar tube
(ODt) =1 in dan BWG =14 dapat diperoleh diameter dalam tube (IDt) = 0,834 in = 0,0696 ft.
t = Viskositas dari cude oil
o
3,
maka bilanga
Ret
Faktor Perpi
Faktor Perpi
Fakto
API = 34,33
grafik
Shell Side
7 dan
pemotongan
l
JHs =
124
Faktor Perpi
Faktor perpindahan panas pada tube dapat diperoleh dengan menggunakan grafik
Tube Side Heat Transfer, untuk Ret = 32.577,28 dan
9,843ft
141,422
dapat
D
0,0696ft
Prs
cps x
ks
Dimana :
s
Dari grafik Viskosity Of Mid-Continent Oils, untuk Tc = 356,72 F dan API = 33,61 dapat
diperoleh harga = 0,67 cp
0,67cpx2,4192lb/ft.jam1,6209lb/ft.jam
cps = Panas spesifik dari solar
Harga konduktivitas thermal dari solar dapat diperoleh dengan menggunakan grafik
2 o
rs
Bilangan Pra
Harg
Dimana :
= Viskosita
Dari graf
dapat
diperoleh
3,5
cpt = Panas s
Dengan
137,89
F dan
kt
= Kondukt
Harga
grafik
Therma
34,33
dapat d
0,490BTU/lboFx8,4672lb/ft.jam
54,59
rt
0,076BTU/jamft2oF/ft
ho
ks
1
JHs
x
xPrs
s
De
Dimana :
2o
De
= Diameter ekuivalen pada shell = 0,083 ft
ks
Prs
= Bilangan Prandtl pada shell = 14,38
2
o
ho
124x
0,071BTU/jam.ft
F/ft
x14,38
257,63BTU/jam.ft
2
o
.F
s
0,083ft
Koefisien
perpindahan
panas pada
tube
dapat diperoleh sebagai berikut
:
hi
JHtx
Dimana :
hi
= Koefisi
JHt
= Faktor
IDt
= Diamet
kt
= Kondu
Prt
= Bilanga
Maka harga k
hi
m.ft2.oF
Temperatur
Untu
a perlu
ditentukan da
io
OD
io
413,11BTU/jam.ft2.oFx
0,0696
ft
344,53BTU/jam.ft2.oF
t
0,0834
ft
Maka besarnya harga temperatur pada dinding tube dapat diperoleh sebagai berikut :
ho
twtc
Tctc
io
tw137,525
o
257,63BTU/jam.ft2.oF
356
o
F137,525
o
257,63BTU/jam.ft2.oF344,53BTU/jam.ft2.oF
tw231oF
317,32 F da
ebesar
0,8 cp.
0,8 cp = 0,8 x
= 1,93
Maka rasio vi
s
Dimana = V
Rasio Visko
Deng
ur Tw =
o
317,59 F da
e yaitu
sebesar 0,85
0,85 cp = 0,8
= 2,05
Maka rasio vi
0.14
8,4672lb
/
ft
.
jam
0.14
2,056lb/ft.jam
1,219
Lapisan film pada dinding bagian luar tube dapat diperoleh sebagai berikut :
ho
2o
Dimana
= 257,63 BTU/jam.ft . F
2 o
2 o
Dimana
hi
2 o
= 413,11 BTU/jam.ft . F
t
2 o
2 o
hio
2 o
= 344,53 BTU/jam.ft . F
t
Maka hio = t
=1
Gambar 7.
Tube
Menentukan
Clean Overa
Clea
as dari
heat exchan
dapat
diperoleh seb
Uc
m.ft2.oF
Overall Heat
Overall Heat Transfer Coefficient Design (Ud) adalah hantaran perpindahan panas dari heat
exchanger setelah dioperasikan dan sudah terdapat endapan atau kotoran dan dapat diperoleh
sebagai berikut :
qt
Ud
AxTLMTD
Dimana : qt = Panas yang diserap oleh crude oil
A = Luas permukaan pada bagian luar dari tube. = Nt x L x a
dimana : Nt = Jumlah dari tube = 382 buah L = Panjang dari tube = 9,843 ft
9,285BTU/jam.ft2.oF984,375ft x229,435 F
Ud
Faktor Pengotoran
Faktor Pengotoran (Rd) adalah hambatan perpindahan panas akibat adanya endapan atau
kotoran pada dinding perpindahan panas dan dapat diperoleh sebagai berikut :
U U
Gambar 8
Pressure Dr
Pressure Dr
Pressure dro
ps
Dimana :
ktor
0,101
ps
= Be
kel
f
= Fric
25
Gs
= Kecepatan aliran massa melalui shell (lb/ft jam) = 1.698.532,86 lb/ft jam
IDs
= Diameter dalam dari shell (ft) = 2,564 ft
N
= Jumlah Baffles = 4 buah
De
= Diameter ekuivalen dari shell = 0,083 ft
SGs
= Spesifik gravity dari solar = 0,75
s
= Rasio viskositas dari solar = 0,98
ps
0,0014x1.698.532,862x2,564x41
16,26psi
5,22x1010x0,083x0,75x0,98
SGt s
Gt L n IDt
fxGt2xLxn
p
t
5,22x1010 xIDtxSGtxt
Dimana :
pt
= Beda tekanan antara fluida pada saat masuk dengan tekanan fluida saat
= Friction factor (ft /in ), dari grafik Tube-side Friction Factors, untuk harga Re dari tube = 32.557,28
diperoleh harga = 0,0002
2
= Kecepatan aliran massa melalui tube (lb/ft jam) = 3.736.557,425 lb/ft jam = Pa
= Ju
= Dia
= Sp
= Ra
Maka besarn
pt
Efisiensi Efe
Panas jen
CcWcrudeoilxcpcrudeoil37.739,23lb/jamx0,49BTU/lboF18.492,22BTU/jamoF
Panas jenis fluida panas dapat diperoleh sebagai berikut :
ChWsolarxcpsolar11.889,73lb/jamx0,63BTU/lboF7.490,53BTU/jamoF
Laju perpindahan panas aktual dari heat exchanger dapat diperoleh sebagai berikut :
qmakChxT1t17.490,53BTU/jamoFx536oF95oF3.303.323,73BTU/jam
eff
act
x100%
2.097.017,748BTU/jam
x100%63,48%
mak
3.303.323,73BTU/jam
Gamba
r
Tamp
apabila
elemen peng
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
mpulan
yang dapat di
1.
Dari segi
ingkan
batas yan
a kecil
sekali ma
2.
Dari segi
tungan
lebih bes
,66 psi
terhadap
perlu
dibersihk
3.
Dari hasil
4.
Aplikasi p
mudah
penghitungan effisiensi alat penukar kalor tipe shell and tube.
Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah dalam pemeliharaan di lapangan supaya betul-betul
diperhatikan jadwal pembersihan berkala agar alat penukar kalor dapat bekerja maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Razaq, 2004, Belajar Praktis Pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0, Indah,
Surabaya.
CP. Kothandaraman, 1977, Heat and Mass Transfer Data Book, Wiley Eastern Limited, New
Delhi.
Dali S. Naga, 1991, Fisika : Ilmu Panas, Seri Diktat Kuliah Universitas Gunadarma, Jakarta.
Ekadewi A. Handoyo, 2000, Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat
Exchanger, Jurnal Teknik Mesin Universitas Kristen Petra, Jakarta.
Ekadewi A. Handoyo, 2000, Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell and Tube
Heat Exchanger, Jurnal Teknik Mesin Universitas Kristen Petra, Jakarta.
Ekadewi A. Handoyo, 2001, Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell and Tube Heat
Exchanger, Jurnal Teknik Mesin Universitas Kristen Petra, Jakarta.
Frank Kreith, Arko Prijono, 1994, Prinsip-prinsip Perpindahan Panas, Erlangga, Jakarta.
Heru Prayitno, 2002, Perawatan Sistem Penukar Panas Tipe Plat EC-4 di Reaktor kartini,
Jurnal Ilmiah Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju, Yogyakarta.
Joko P. Witok
A-K,
Jurnal P2TKN
J.P. Holman,
Pamungkas,
karta.
Richard C. B
ciation,
Standards of
Syaiful Anam
Tunggul M. S
Vincent Cava
Wahyu S. Nu
Listrik
Tenaga Uap
Tugas
Akhir Univers
Warren M. R
ork.