Anda di halaman 1dari 3

Laporan

GANGGUAN CAMPURAN ANSIETAS DAN DEPRESI

Oleh:
Nyimas Irina Silvani, S.Ked
Risha Meilinda M., S.Ked
Teguh Rahadian, S.Ked
Fadhil M. Farreyra, S.Ked
Neneng Rianawati, S.Ked
Pembimbing:
dr. Tumpak Saragi, Sp. KJ.
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
JAMBI
2016

ANAMNESIS:
Os, Tn. R, merasa kehilangan arah, tidak mampu melakukan tugas, kurang
percaya diri, mengalami kendala dalam pekerjaan, merasa bimbang, tegang, susah
tidur, merasa rendah diri, merasa seperti ada hal yang buruk, merasa tekanan
semakin berat, dan sering menyelinap ke tempat yang tenang, merasa tidak
mampu biayai anak anaknya, merasa tidak mampu melakukan pekerjaannya dan
merasa terlalu berat, jantung berdebar debar, merasa panas, gemetaran,
berkeringat, nyeri di perut. Riwayat meminum wine tiap hari, meminum vodka
sebotol seminggu sekali.
Dari pemeriksaan fisik:
Os tampak murung, afek sesuai, mood hipotimik, orientasi baik, tampak tidak
santai.
Diagnosis utama yaitu gangguan campuran ansietas dan depresi dengan
differential diagnosis gangguan depresif berat tanpa psikotik dan gangguan mental
dan perilaku akibat penggunaan alkohol.
Penegakan diagnosis berdasarkan PPDGJ III F41.2
1. Terdapat gejala-gejala ansietas maupun depresi dimana masing-masing
tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan
diagnosis tersendiri. Untuk ansietas beberapa gejala autonomik harus
ditemukan walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau
kekhawatiran berlebihan.
2. Bila ditemukan ansietas berat disertai depresi yang lebih ringan harus
dipertimbangkan kategori gangguan ansietas lainnya atau gangguan
ansietas fobik.
3. Bila ditemukan sindrom depresi dan ansietas yang cukup berat untuk
menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut
harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat
digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu
diagnosis, maka gangguan depresif harus diutamakan.

Diagnosis Banding
Secara umum diagnosis banding gangguan jiwa yang berhubungan dengan

zat, gangguan psikotik, gangguan makan, gangguan penyesuaian, gangguan


kecemasan, dan gangguan somatoform sering disertai dengan gejala depresif
sehingga harus dipertimbangkan dalam diagnosis banding.
Gangguan campuran ansietas dan depresi dapat didiagnosis banding dengan:
Episode depresif berat tanpa gejala psikotik dapat disingkirkan karena pada
os terdapat gangguan autonomik yang bukan merupakan pedoman diagnosis dari
episode depresif, akan tetapi gejala utama dan gejala lainnya memenuhi pedoman
diagnostik episode depresi berat tanpa gejala psikotik.
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkohol dapat
disingkirkan karena efek perilaku (pertimbangan buruk, banyak bicara, agresi,
gangguan atensi, dan amnesia) dan fisik (nistagmus, muka merah, ataksia dan
bicara cadel) tidak diperlihatkan oleh pasien.
Tatalaksana
A. Terapi psikoterapi
a. Edukasi
b. Terapi perilaku
c. Terapi interpersonal
d. Terapi kognitif
B. Terapi psikofarmaka
a. Golongan SSRI yaitu fluoxetin 1x10mg PO
b. Diazepam 2x10 mg PO
Kesimpulan
AKSIS I: F41.2 Gangguan campuran ansietas dan depresi
AKSIS II: Z03.2 Tak ada diagnosis
AKSIS III: Tak ada diagnosis
AKSIS IV: Masalah pekerjaan, sosial dan ekonomi
AKSIS V: GAF Scale 70 61

Anda mungkin juga menyukai