Anda di halaman 1dari 48

MANAJEMEN MODAL

Oleh : Irene Rini. DP

MODAL BANK
Modal merupakan dana yang diinvestasikan oleh
pemilik dalam rangka pendirian badan usaha,
dengan tujuan untuk membiayai kegiatan usaha bank
disamping memenuhi peraturan yang ditetapkan.
Modal bank merupakan salah satu sumber penting
dalam memenuhi kebutuhan dana bank, tetapi juga
posisi modal bank akan mempengaruhi keputusankeputusan manajemen dalam hal pencapaian tingkat
laba, di satu pihak dan kemungkinan timbulnya risiko
di pihak lain.

MODAL BANK
Fungsi Modal Bank :
Melindungi deposan
Memenuhi kebutuhan gedung kantor, dan

inventaris untuk menunjang operasional dan


aktiva tidak produktif lainnya.
Memenuhi ketentuan modal minimum
Meningkatkan kepercayaan masyarakat

MODAL UTAMA BANK


Modal Utama Bank terdiri dari :
Modal disetor, dapat berupa saham preferen,
saham biasa, dan pinjaman subordinasi.
Pinjaman sub ordinasi meliputi semua jenis
kewajiban secara tetap di masa yang akan
datang yang instrumennya dapat diterbitkan
dan dijual kepada bank-bank koresponden.
Pinjaman sub ordinasi dan saham preferen ini,
dapat dikonversi menjadi saham biasa.

KEBUTUHAN MODAL BANK


Empat langkah dalam menentukan kebutuhan
modal bank, yaitu :
1. Perencanaan keuangan secara menyeluruh
2. Penetapan jumlah modal yang wajar
3. Pemenuhan modal secara intern
4. Pemenuhan modal secara ekstern

Perencanaan keuangan secara


menyeluruh
Jumlah modal bank yang dibutuhkan,
dipengaruhi oleh rencana keuangan bank,
dan rencana keuangan ini selanjutnya
dipengaruhi dan dibatasi oleh tersedianya
jumlah modal yang dapat diperoleh bank.
Proses perencanaan keuangan bank ini dimulai
dengan analisis yang harus betul-betul
cermat mengenai posisi dan kinerja bank
saat itu

Perencanaan keuangan secara


menyeluruh
Analisis Bank meliputi antara lain :
a. Analisis Kinerja Bank.
b. Perkiraan Variabel tertentu
c. Mengembangkan proyeksi secara

keseluruhan dari variabel pokok

Perencanaan keuangan secara


menyeluruh
Analisis Bank meliputi antara lain :
a. Analisis Kinerja Bank.
Posisi dan kinerja bank dapat dipelajari
melalui pengalaman kegagalan, kekuatan
dan kelemahannya. Sebelum
memproyeksikan arah strategi bank di waktu
yang akan datang, Bank harus menganalisis
segala aspek yang penting mengenai
keadaan bank, meskipun sasaran pokoknya
adalah untuk mengukur kebutuhan modal
bank.

Perencanaan keuangan secara


menyeluruh
b. Memperkirakan variabel pokok, yang penting

untuk diperhatikan antara lain : jumlah dana


pihak ketiga yang dapat dihimpun melalui
rekening giro, tabungan, deposito berjangka, dan
dana-dana lainnya.
Memperkirakan faktor-faktor yang dapat
dikontrol, yang bisa meningkatkan jumlah dana
misal, promosi, pelayanan, dan tingkat bunga.
(Faktor yang tidak dapat dikontrol misal, pesaing,
kondisi ekonomi, dll)

Perencanaan keuangan secara


menyeluruh
Memperkirakan jumlah kredit yang akan
disalurkan, apakah sesuai dengan target atau
sama dengan perkiraan jumlah dana. Perkiraan
tersebut harus memperhatikan kondisi ekonomi.
Memperkirakan faktor-faktor penyebab
keterbatasan kegiatan operasi bank selama
periode perkiraan, misal sumber daya manusia
yang terlatih dan berpengalaman, target laba
(ROA), jumlah cabang

Perencanaan keuangan secara


menyeluruh
c. Mengembangkan Proyeksi Secara
keseluruhan dari Variabel Pokok.
Manajemen bank menyusun angka-angka
proyeksi berdasarkan pengalaman tahun
sebelumnya. Perkiraan neraca harus
meliputi semua pos aktiva dan pasiva bank.
Dalam memperkirakan pos modal, harus diingat
bahwa aktiva bank naik karena adanya
tambahan modal yang biasanya berasal dari
laba ditahan.

Penetapan Jumlah Modal Yang Wajar


Penetapan modal bank adalah menentukan
jumlah modal yang dianggap wajar atau
layak dalam struktur keuangan bank.
Faktor Utama yang mempengaruhi jumlah
modal Bank :
Penggunaan modal bank
Pengaruh financial leverage
Ketentuan minimal bank.

Penetapan Jumlah Modal Yang


Wajar
Penggunaan modal bank

Menetapkan jumlah kebutuhan modal


merupakan masalah yang cukup kompleks.
Kesulitan tersebut antara lain, misal
menentukan penggunaan dan kebutuhan
modal . Karena modal berfungsi sebagai
pengaman bila terjadi kerugian, dan jumlah
modal dapat mempengaruhi dan
meningkatkan kepercayaan kreditur dan
nasabah.

Penetapan Jumlah Modal Yang


Wajar
Pengaruh financial leverage.

Financial leverage diperlukan untuk


mempertinggi keuntungan bagi pemilik
bank.
Financial Leverage, merupakan variabel
untuk mengukur kemampuan manajemen
dalam mengelola aktiva yang dimilikinya.
Salah satu unsur risiko yang digunakan dalam
menilai efisiensi usaha adalah leverage
multiplier (Total aktiva : Total Modal)

Penetapan Jumlah Modal Yang


Wajar
Ketentuan minimal bank, yaitu jumlah modal

minimum yang ditentukan oleh penguasa


moneter (Bank sentral).
Ketentuan jumlah modal minimum di berbagai
negara berbeda-beda, tergantung ketentuan
yang ditetapkan oleh badan atau pengawas
bank negara ybs.

Penetapan Jumlah Modal Yang


Wajar
Rasio permodalan yang umum digunakan untuk
mengukur kemampuan dan kecukupan modal bank
adalah :
a. Rasio modal terhadap dana pihak ketiga
b. Rasio modal terhadap total aktiva berisiko
c. Rasio modal terhadap total aktiva
d. Rasio kredit terhadap modal
e. Rasio aktiva yang diklasifikasi terhadap total modal
f. Rasio aktiva tetap terhadap modal
g. Rasio tingkat pertumbuhan aktiva terhadap
pertumbuhan modal.

Penetapan Jumlah Modal Yang


Wajar
Faktor-faktor lain yang dipertimbangkan dalam menilai kecukupan
modal bank adalah :
a.
Kualitas manajemen
b.
Likuiditas
c.
Kualitas aktiva
d.
Hasil usaha dan laba ditahan
e.
Kualitas dan integritas manajemen bank.
f.
Pembebanan biaya.
g.
Fluktuasi struktur simpanan masyarakat.
h.
Kualitas prosedur operasi
i.
Kemampuan bank memenuhi kebutuhan keuangan dalam
kaitannya dengan kompetisi yang dihadapi.

Penetapan Jumlah Modal Yang


Wajar
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan penambahan modal bank :
1. Laba per lembar saham (Earning per share)
2. Pengendalian (control) pemegang saham lama
3. Ketepatan waktu penambahan modal
4. Risiko (insovensi, dan penurunan harga pasar
saham)
5. Fleksibilitas, penjualan saham merupakan alternatif
yang favorable, tetapi penjualan obligasi akan
mengurangi fleksibilitas keuangan.

PEMENUHAN MODAL SECARA INTERN


Tingkat pertambahan modal intern atau Internal Capital
generation Rate (ICGR), memberikan suatu cara
yang dapat digunakan untuk menghindari
penambahan modal yang berasal dari luar.
Bank dapat memperkirakan jumlah kebutuhan modal
dari luar setelah menetapkan variabel-variabel sbb :
a. Leverage ratio (Total Aktiva : Total Modal)
b. Return On Asset Ratio (EAT : Total aktiva)
c. Earning Retention Ratio (laba ditahan : EAT)

PEMENUHAN MODAL SECARA INTERN


Setelah menentukan Leverage ratio, Return On
Asset Ratio, dan Earning Retention Ratio,
manajemen dapat menentukan penambahan
jumlah modal tanpa menurunkan rasio
modal dengan menggunakan persamaan
(george Hempel) :
Internal Capital Generation Rate ICGR) =
Leverage ratio x ROA x Earning retention ratio

PEMENUHAN MODAL SECARA INTERN


Contoh :
Jika leverage ratio 20 ( rasio modal terhadap aktiva =
5%), ROA = 1% dan retention ratio 0,7
(menunjukkan dividend payout ratio 30%)
Tingkat Pertambahan Modal Internal (TPMI) =
20 x 1% x 0,7 = 14%
Artinya jumlah maksimum penambahan aktiva bank
tanpa mengurangi rasio modal adalah 14%.

PEMENUHAN MODAL SECARA INTERN


Manajemen menyadari bahwa penambahan
modal dari luar dapat dihindari, dengan cara
meningkatkan ROA atau dengan menaikkan
retention ratio.

PEMENUHAN MODAL SECARA EKSTERN


Sumber Ektern Modal Bank :
Capital Notes : Pinjaman subordinasi dengan
jangka waktu 10-15 th dan dapat dijual pada
nasabah atau pemegang saham.
Denominasi relatif kecil, tingkat bunga tetap.
Capital debenture : Pinjaman subordinasi
jangka waktu diatas 15 th, jumlah dan
denominasi besar, dijual pada pemegang
saham besar.

PEMENUHAN MODAL SECARA EKSTERN


3. Convertible Debt : Pinjaman subordinasi

yang dapat dikonversikan menjadi saham


biasa bank yang bersangkutan atas opsi
pemegang saham.
4. Leasing arrangement : Financial lease, sale

and lease back, yang umumnya dapat


dikapitalisasi dan beberapa diantaranya
dapat dianggap sebagai modal atau hutang.

PEMENUHAN MODAL SECARA EKSTERN


5. Covertible Preferred Stock : Saham preferen
yang dapat dikonversi atas opsi ke dalam
saham biasa, dengan harga yang ditetapkan
lebih dahulu.
6. Common Stock : Saham biasa yang
diterbitkan dan dijual di bursa efek atau lewat
right issue

PEMENUHAN MODAL SECARA EKSTERN


Tingkat Pertambahan Modal Intern (TPMI) dapat
digunakan untuk memperkirakan jumlah kebutuhan
modal ekstern untuk menutup capital gap
(perbedaan antara TPMI dengan perkiraan
pertumbuhan aktiva) dengan menaikkan retention
ratio.
Misal Pada awal tahun :
Aktiva Rp.100 M dan modal Rp.5M. Jika TPMI 14% dan
kenaikan aktiva 20%, maka manajemen bank dapat
mengantisipasi kenaikan kebutuhan modal Rp.300
juta dalam bentuk modal baru.

PEMENUHAN MODAL SECARA EKSTERN


Akhir Tahun :
Aktiva = 120% x Rp.100 M = Rp. 120 M
Modal = Rp.5 M + (14% x Rp. 5 M) = Rp. 5,7 M
Jika aktiva menjadi Rp.120 M, maka modal
bank harus dipertahankan
= Rp.5 M + perkiraan kenaikan aktiva
= Rp.5 M + (20% x Rp.5 M )
= Rp. 6 M

PEMENUHAN MODAL SECARA EKSTERN


Peningkatan modal yang dibutuhkan Rp. 6 M.
Dengan TPMI 14%, tersedia modal intern
Rp. 5,7 M, sehingga kekurangan modal Rp. 300
juta, yang bisa dipenuhi dari sumber
eksternal.

PENILAIAN KECUKUPAN MODAL


Neraca Bank A 31 Des
Aktiva :
Kas

Pasiva
30

Giro

60

60

Deposito berjangka
Tabungan

70
50

Surat berharga
Jangka panjang

60

Sertifikat Deposito
Kewajiban lainnya

15
15

Kredit

70

Modal

10

Surat berharga
Jangka pendek

Jumlah

220

Jumlah

220

PENILAIAN KECUKUPAN MODAL


Neraca Bank B 31 Des
Aktiva :
Kas

Pasiva
20

Giro

10

Deposito berjangka
Tabungan

15
10

Surat berharga
Jangka panjang

50

Sertifikat Deposito
Kewajiban lainnya

25
5

Kredit

140

Modal

20

Surat berharga
Jangka pendek

Jumlah

220

Jumlah

145

220

PENILAIAN KECUKUPAN MODAL


Kesimpulan Perbandingan Bank A dan Bank B:
1. Jumlah modal Bank A lebih rendah dari Bank B
2. Posisi modal dan likuiditas serta komposisi sumber
dana bank A jauh lebih stabil dan lebih sehat dari
pada bank B.
3. Sehingga modal Bank A dianggap mencukupi,
karena didukung posisi likuiditas yang
perpencarannya lebih cukup baik.
4. Bank B kemungkinan akan mengalami kekurangan
modal dibandingkan dengan risiko yang mungkin
dihadapi Bank A.

RISIKO INSOLVENSI
Salah satu fungsi bank adalah menjaga
kemungkinan terjadinya risiko insolvensi
bank, yaitu risiko yang mungkin timbul akibat
tidak mampunya bank memenuhi kewajibankewajibannya yang telah jatuh tempo.
Bank menghadapi risiko insolvensi jika nilai
seluruh kewajiban bank melebihi total aktiva
bank

RISIKO INSOLVENSI
Konsep Dasar Neraca Bank
.

Alat Likuid
(Aktiva tidak
Produktif)

Giro
- Time Deposit
- Tabungan
- Kewajiban
lainnya
-

Aktiva Produktif
Modal

RISIKO INSOLVENSI
Bank mengalami kerugian, Dan
Insolvent
Bank mengalami kerugian pada
aktiva produktifnya yang
melebihi total modal.
Jika bank tidak segera
menambah modal dengan
menggali sumber dari dalam
atau dari luar bank, atau Bank
Sentral melakukan intervensi,
maka bank tersebut akan
mengalami insolvensi.

Alat Likuid
(Aktiva tidak
Produktif)

Giro
- Time Deposit
- Tabungan
- Kewajiban
lainnya
-

Aktiva Produktif
Modal
Aktiva yang
digolongkan rugi

RISIKO INSOLVENSI
Bank mengalami kerugian
pada aktiva
produktifnya. Tetapi
Kerugian dapat ditutup
dengan menggunakan
modal.
Karena aktiva yang
digolongkan rugi lebih
kecil ari pada modal

Alat Likuid
(Aktiva tidak
Produktif)

- Giro
- Time Deposit

- Tabungan
- Kewajiban lainnya

Aktiva Produktif
Modal
Aktiva yang digolongkan
rugi

PENGERTIAN MODAL
Modal Bank yang didirikan dan berkantor pusat di
Indonesia, terdiri dari :
A. MODAL INTI :
1. Modal disetor
2. Agio saham
3. Cadangan Umum yaitu cadangan yang dibentuk
dari penyisihan laba ditahan atau laba bersih
sesudah pajak, dan mendapat persetujuan rapat
umum pemegang saham, atau rapat anggota
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar masingmasing.

MODAL INTI
4.

5.
6.

Cadangan tujuan, yaitu laba sesudah pajak yang


disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat
persetujuan rapat umum pemegang saham atau
rapat anggota.
Laba Ditahan
Laba tahun lalu, yaitu laba tahun lalu sesudah pajak
dan belum ditentukan penggunaannya. Jumlah laba
tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal inti
hanya 50%. Jika bank mengalami kerugian tahuntahun lalu, maka seluruh kerugian tersebt menjadi
faktor pengurang modal inti.

MODAL INTI
7.

8.

Laba tahun berjalan, yaitu laba tahun buku berjalan


sesudah dikurangi hutang dan pajak. Laba ini
diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar
50%. Jika tahun berjalan bank mengalami kerugian,
maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor
pengurang modal inti.
Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang
laporan keuangannya dikonsolidasikan (minority
interest), yaitu modal inti anak perusahaan setelah
dikompensasikan dengan nilai penyertaan bank
pada anak perusahaan tersebut. Yang dimaksud
dengan anak perusahaan adalah bank lain,
lembaga keuangan atau lembaga pembiayaan yang
mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank.

MODAL INTI
Apabila dalam pembukuan terdapat Goodwill,
maka jumlah modal inti tersebut pada point
1 Sampai 8 harus dikurangi dengan
Goodwill tersebut.

MODAL PELENGKAP
1.

Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang


dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah
mendapat mendapat persetujuan Direktorat Jendral Pajak.

2.

Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, yaitu


cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi
tahun berjalan, untuk menampung kerugian yang mungkin
timbul karena tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh
aktiva produktif. Dalam kategori ini termasuk cadangan
piutang ragu-ragu dan cadangan penurunan nilai surat-surat
berharga. Jumlah Cadangan penghapusan aktiva yang
diklasifikasikan yang dapat diperhitungkan sebagai komponen
modal pelengkap maksimum sebesar 1,25% dari jumlah
aktiva tertimbang menurut risiko.

MODAL PELENGKAP
3. Modal kuasi yang menurut Bank for International Settlements

(BIS) disebut hybrid (debt/equity) capital instrument, yaitu


modal yang didukung oleh instrumen atau warkat yang memiliki
sifat seperti modal atau hutang yang mempunyai ciri-ciri :

a. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, dipersamakan


dengan modal (subordinated) dan telah dibayar penuh.
b.
Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa
persetujuan Bank Indonesia.
c.
Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal
jumlah kerugian bank melebihi laba ditahan dan cadangancadangan yang termasuk modal inti meskipun bank belum
dilikuidasi dan pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila
bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak medukung untuk
mebayar bunga tertentu.

MODAL PELENGKAP
4. Pinjaman

a.
b.
c.
d.

Subordinasi, yaitu pinjaman yang


memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi
pinjaman
Mendapat persetujuan dari BI, tidak dijamin oleh
bank ybs dan telah dibayar penuh.
Minimal berjangka waktu 5 th.
Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat
persetujuan BI, dan dengan pelunasan tsb
permodalan bank tetap sehat, dan hak tagihan jika
terjadi likuidasi beraku paling akhir (kedudukan
sama dengan modal).

MODAL PELENGKAP
Jumlah Pinjaman Subordinasi, yang dapat
diperhitungkan sebagai modal untuk sisa
jangka waktu 5 th terakhir adalah jumlah
pinjaman subordinasi dikurangi amortisasi
yang dihitung dengan menggunakan metode
garis lurus. Maksimum pinjaman subordinasi
yang dapat dijadikan komponen modal
pelengkap adalah 50% dari modal inti.
Seluruh modal pelengkap (point 1 sd 4) hanya
dapat diperhitungkan sebagai modal
maksimum 100% dari modal inti.

Modal Kantor Cabang Bank Asing


Modal Kantor Cabang Bank Asing, yaitu dana bersih
kantor pusat dan kantor-kantor cabangnya di luar
Indonesia (net head office funds).
Dana bersih tersebut merupakan selisih antara saldo
penanaman kantor pusat dan atau kantor
cabangnya di luar Indonesia pada kantor
cabangnya di Indonesia (pasiva) dengan saldo
penanaman kantor-kantor cabangnya di Indonesia
pada kantor pusat dan atau kantor-kantor
cabangnya di luar Indonesia (aktiva).

Modal Kantor Cabang Bank Asing


Komponen Net Head Office Funds :
A. Komponen Pasiva :
1. Dana yang ditanamkan oleh kantor pusat atau
kantor-kantor cabangnya di luar Indonesia dalam
segala bentuk penempatan di kantor cabangnya di
Indonesia.
2. Cadangan yang dibentuk oleh kantor cabang di
Indonesia baik berupa cadangan modal, cadangan
umum, cadangan tujuan dan cadangan aktiva
produktif yang diklasifikasikan.

KOMPONEN PASIVA
3. Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu

cadangan yang dibentuk dari selisih


penilaian kembali aktiva tetap yang telah
mendapat persetujuan Direktorat Jendral
Pajak.
4. Laba yang ditahan
5. Laba tahun lalu
6. Laba tahun berjalan.

KOMPONEN AKTIVA
Komponen aktiva terdiri dari dana yang ditanam
oleh kantor cabang dalam segala bentuk
penempatan pada kantor pusat dan kantorkantor cabangnya di luar Indonesia.

MODAL MINIMUM BANK


Perhitungan penyediaan modal minimum (capital
Adequacy) didasarkan pada aktiva tertimbang
menurut risiko (ATMR).
Yang dimaksud aktiva, meliputi aktiva yang tercantum
dalam neraca maupun aktiva yang bersifat
administratif, yang tercermin pada kewajiban yang
masih bersifat kontinjen dan atau komitmen yang
disediakan bank bagi pihak ke tiga. Masing-masing
aktiva diberi bobot sesuai dengan risikonya, yang
didasarkan pada golongan nasabah, penjamin atau
sifat barang jaminan.

Anda mungkin juga menyukai