PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Evaluasi
sensori
atau
organoleptik
adalah
ilmu
pengetahuan yang menggunakan indera manusia untuk
mengukur tekstur, penampakan, aroma dan flavor produk
pangan. Penerimaan konsumen terhadap suatu produk diawali
dengan penilaiannya terhadap penampakan, flavor dan tekstur.
Oleh karena pada akhirnya yang dituju adalah penerimaan
konsumen, maka uji organoleptik yang menggunakan panelis
(pencicip yang telah terlatih) dianggap yang paling peka dan
karenanya sering digunakan dalam menilai mutu berbagai jenis
makanan untuk mengukur daya simpannya atau dengan kata
lain untuk menentukan tanggal kadaluwarsa makanan.
Pendekatan dengan penilaian organoleptik dianggap paling
praktis lebih murah biayanya.
Pengujian sensori (uji panel) berperan penting dalam
pengembangan produk dengan meminimalkan resiko dalam
pengambilan keputusan. Panelis dapat mengidentifikasi sifat-sifat
sensori yang akan membantu untuk mendeskripsikan produk.
Evaluasi sensori dapat digunakan untuk menilai adanya
perubahan yang dikehendaki atau tidak dikehendaki dalam
produk atau bahan-bahan formulasi, mengidentifikasi area untuk
pengembangan, menentukan apakah optimasi telah diperoleh,
mengevaluasi produk pesaing, mengamati perubahan yang
terjadi selama proses atau penyimpanan, dan memberikan data
yang diperlukan bagi promosi produk. Penerimaan dan kesukaan
atau preferensi konsumen, serta korelasi antara pengukuran
sensori dan kimia atau fisik dapat juga diperoleh dengan eveluasi
sensori. Pada saat ini telah tersedia berbagai metode analisa
organoleptik. Para peneliti harus mengetahui dengan jelas
keuntungan dan kerugian metode-metode tersebut. Pilihlah
metode yang paling cocok dan efisien untuk kasus yang
dihadapi. Tidak ada metode yang dapat digunakan secara umum
atau untuk semua kasus. Para peneliti harus memformulasikan
dengan jelas tujuan dari pengujian dan informasi yang ingin
diperoleh dari pengujian tersebut.
Pada prinsipnya terdapat 3 jenis uji organoleptik, yaitu uji
pembedaan (discriminative test), uji deskripsi (descriptive test)
dan uji afektif (affective test). Kita menggunakan uji pembedaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Uji Deskriptif
Statistika deskriptif adalah tehnik yang digunakan untuk
mensarikan data dan menampilkannya dalam bentuk yang dapat
dimengerti oleh setiap orang. Hal ini melibatkan proses
kuantifikasi dari penemuan suatu fenomena. Berbagai statistik
sederhana, seperti rata-rata, dihitung dan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik. Statistika deskriptif dapat memberikan
pengetahuan yang signifikan pada kejadian fenomena yang
belum dikenal dan mendeteksi keterkaitan yang ada di
dalamnya. Tetapi dapatkah statistika deskriptif memberikan hasil
yang bisa diterima secara ilmiah? Statistik merupakan suatu alat
pengukuran yang berhubungan dengan keragaman pada
karakteristik objek-objek yang berbeda (Prahana, 2013).
Uji deskripsi digunakan untuk mendapatkan gambaran
yang utuh tentang karakteristik suatu produk. Oleh sebab itu,
pada uji ini banyak sifat yang sensorik yang dinilai dan dianalisis
secara keseluruhan. Sifat-sifat sensorik yang dipilih adalah
terutama yang paling relevan terhadap mutu atau yang paling
peka terhadap perubahan mutu suatu komoditi. Sifat-sifat
sensorik mutu ini disebut atribut mutu. Misalnya ketengikan,
warna, bau dan lain-lain (Moeha, 2013).
Uji deskripsi didesain untuk mengidentifikasi dan mengukur
sifat-sifat sensori. Dalam kelompok pengujian ini dimasukkan
rating atribut mutu dimana suatu atribut mutu dikategorikan
dengan suatu kategori skala (suatu uraian yang menggambarkan
intensitas dari suatu atribut mutu) atau dapat juga besarnya
suatu atribut mutu diperkirakan berdasarkan salah satu sampel,
dengan menggun skala rasio.Uji deskriptif merupakan uji yang
membutuhkan keahlian khusus dalam penilaiannya karena dalam
uji ini panelis harus dapat menjelaskan perbedaan antara produkproduk yang diuji. Untuk melakukan uji ini, dibutuhkan
pengujiyangterlatih. Uji deskriptif terdiri atas Uji Pemberian skor
atau pemberian skala. Kedua uji ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan
dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk. Dalam
sistem pemberian skor, angka digunakan untuk menilai intensitas
produk dengan susunan meningkat atau menurun. Kelompok uji
ini membutuhkan panelis yang terlatih atau berpengalaman
Lemah
Sedang
Kuat
Kemudian garis tersebut diberi skala angka setelah pengujian
selesai dan dilakukan beberapa sesi ulangan pengujian (4 6
sesi ulangan). Analisis data dilakukan sebagai berikut :
QDA score dikonversikan ke skala angka.
Hitung nilai setiap panelis per ulangan
Ambil nilai rata-rata seluruh panelis
Transformasikan ke dalam grafik majemuk
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Ebook Pangan. 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori)
dalam Industri Pangan.
Moeha,
Arina.
2013.
Uji
Deskriptif.
http://ariinamunarachmatulloh.
blogspot.co.id/2013/02/uji-deskriptif.html.
Diakses
pada tanggal 24 Mei 2016.
Nopiandris, Andree. 2015. Uji Deskripsi (Descriptive Test).
http://koboykampus16.blogspot.co.id/2015/04/ujideskripsi-descriptive-test.html.
Diakses
pada
tanggal 24 Mei 2016.
Prahana,
Yeni.
2013.
Makalah
Statistika
Deskripti.
https://yeniprahana.
wordpress.com/2013/04/18/makalah-statistikadeskriptif/. Diakses pada tanggal 24 Mei 2016.
Susiwi. 2009. Handout Penilaian Organoleptik. FMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia.
Wikipedia.
2013.
Evaluasi
Sensori.
https://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi
_sensori.
Diakses pada tanggal 24 Mei 2016.