yang
digaris
bawahi
adalah
mutlak.
Artinya
atau
Al-Muqayyad
ialah
lafal
yang
muqoyyad.
Contohnya
ketentuan
wasiat
ada
batasan
berapa
jumlah
yang
harus
ke-muqoyyadan-nya
maka
ia
menjadi
mutlaq:
Muqoyyad tidak akan tetap dikatakan muqoyyad jika
ada dalil lain yang menunjukkan kemutlakannya.
Contohnya haram menikahi anak tiri. Karena, pertama,
anak tiri dalam pemeliharaan bapak tirinya dan kedua
ibu yang dikawininya telah dicampuri. Alasan kedua,
dipandang sebagai hal yang membatasi. Adapun alsn
pertama hanya mengikuti saja. Jadi, bila ayah tiri belum
mencampuri ibunya maka anak tiri boleh dinikahi. Maka
hukum
mengawini
anak
tiri
yang
semula
haram
karena
tidak
ada
dalil
lain
yang
mengartikannya.
Oleh
karena
itu
yang
Jadi,
dibatasi
dengan
kata-kata
berturut-turut
(mutatabiat).
Karena kedua bacaan tadi bersamaan sebab dan
hukumnya, maka qirat mutawir di atas harus diikutkan
(disesuaikan)
dengan
qiraat
syadzah.
Jadi,
cara
pada
ayat
yang
kedua
adalah
itu
dibawa
ke
muqoyyad
jika
sebabnya
berbeda.
Apabila dua lafal itu berbeda dalam sebab, tetapi tidak
berbeda
dalam
hukum
(persamaan
hukum)
maka
muqayyad,
mengatakan
sedangkan
bahwa
yang
ulama
mutlaq
yang
tetap
lain
pada
diikutkan,
berarti
yang
mutlaq
tetap
pada
yang
Syafiiyah.
Akan
tetapi
Jumhur
ulama
mutlaq
tidak
dapat
dibawa
kepada
yang
muqoyyad.
Contohnya
hukum wudhu
dan
........
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku........ (QS. Al-Maidah :
6)
Adapun pada tayamum tidak dijelaskan sampai ke siku.
......
.............
....... Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang
baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu......... (QS.
An-Nisa :43)
Sebab yang dikandung oleh dua ayat di atas sama yaitu
membasuh tangan, tetapi hukumnya berbeda yaitu
membasuh tangan sampai mata siku dalam wudhu dan
menyapu tangan pada tayamum. Dengan demikian,
harus diamalkan secara masing-masing karena tidak
saling membatasi.21 Golongan Malikiyah, Hanifiyah dan
Hanabilah berpendapat bahwa masing-masing pada
tempatnya,
menyapu
bahkan
tangan
mereka
pada
mengatakan
tayamum
cukup
bahwa
sampai
Sesungguhnya
kedua
cukup
tanganmu
bagimu
seperti
melakukan
ini,
dengan
kemudian
beliau
bahwa
menyapu
.......
laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri,
potonglah tangan keduanya .......(QS. Al-Maidah : 38)
Dan firman Allah :
........
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku,..........(QS. Al-Maidah :
6)
adalah
muqayyad.
Ayat
pada
yang
ayat
pertama
hadis
kedua
waktunya
tidak
ada
(muqayyad),
ketentuannya
digabungkan
kepada
muqayyad
bila