Anda di halaman 1dari 2

Patofisiologi

Pada prinsipnya, mekanisme obstruksi usus dengan supai darah yang baik adalah
akumulasi cairan dan gas di atas titik obstruksi serta perubahan motilitas usus yang
menyebabkan gangguan sistemik. Keseimbangan cairan dalam usus tergantung dari
absorpsi dan sekresi. Akumulasi cairan terjadi oleh karena penurunan absorpsi dan/atau
peningkatan sekresi.
Distensi usus disebabkan oleh kumpulan gas dan cairan proksimal terhadap dan di
dalam segmen usus yang tersumbat. Diantara 70-80% gas dalam usus terdiri atas udara
yang tertelan. Udara ini terdiri dari nitrogen (70%) yang sulit diserap dari lumen usus
sehingga pengeluaran udara secara berkesinambungan melalui pengisapan lambung
adalah cara yang bermanfaat dalam pengobatan distensi usus. Kumpulan cairan
proksimal terhadap mekanisme obstruksi tidak hanya dihasilkan dari cairan yang
diminum, air liur yang ditelan, getah lambung serta sekresi empedu dan pankreas tetapi
juga dari terganggunya transport normal natrium dan air.
Selama 12 sampai 24 jam obstruksi pertama, terdapat penurunan aliran natrium yang
disertai dengan air, dari lumen usus ke dalam darah di bagian proksimal usus yang
mengalami distensi. Setelah 24 jam, terjadi perpindahan natrium dan air ke dalam lumen
usus yang dapat memeperberat distensi dan cairan yang hilang. Tekanan intraluminal
meningkat dari nilai normalnya 2-4 cmH2O menjadi 8 cmH2O. Selama peristaltik, bila
ada obstruksi sederhana atau closed loop, tekanan intraluminal mencapai 30-60 cmH2O.
Obstrusi closed loop pada usus halus timbul bila lumen usus tersumbat pada dua
tempat yaitu pada pembuluh darah aferen dan eferen. Hal ini terjadi oleh mekanisme
tunggal seperti cincin hernia, yang secara bersamaan suplai darah sering terhambat.
Meskipun aliran darah pada usus besar tidak terganggu selama mekanisme obstruksi,
namun distensi caecum terlihat karena diameternya yang besar (hukum LaPlace) dan
terganggunya aliran darahnya intramural sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan
gangrene dinding caecum, biasanya di anterior. Nekrosis usus halus dapat terjadi melalui
mekanisme yang sama bila distensi sangat mencolok. Bila terjadi gangguan aliran darah,
timbul invasi bakteri dan dapat berkembang peritonitis.

Pada penelitian disimpulkan bahwa peningkatan sekresi merupakan penyebab utama


kehilangan cairan tubuh dan distensi abdomen. Pelepasan prostaglandin sebagai respon
terjadinya distensi abdomen juga meningkatkan sekresi ke lumen. Cairan dan elektrolit
yang hilang dapat sangat ekstrim sehingga menimbulkan hemokonsentrasi, hipovolemi,
insufisiensi ginjal, syok, dan kematian bila tidak dikoreksi.

Anda mungkin juga menyukai