Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1 SALAK
Tanaman salak (Sallaca sumatrana) adalah salah satu tanaman asli Indonesia.
Tanaman ini termasuk suku palem yang rendah, berakar serabut, tegak, hampir tidak
berbatang, cabangnya sangat banyak, berduri dan tingginya 1,5-5 meter.
Berdasarkan Anonim, klasifikasi dari salak adalah :
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Palmales
Family
: Palmae
Genus
: Salacca
Species
: Salacca sumatrana
Daerah pertumbuhan yang baik untuk tanaman salak yaitu pada tanah
podsolik dengan ketinggian 700 meter diatas permukaan laut. Disamping itu, tanaman
salak membutuhkan penyinaran matahari yang tidak langsung dan kelembapan yang
tinggi selama pertumbuhannya, sehingga biasanya diantara tanaman salak sering
ditanami pohon-pohon yang tinggi dengan daun yang mudah busuk jika telah gugur.
Untuk kawasan Sumatera, Salak (Salacca sumatrana) banyak dijumpai di
kawasan Padang Sidempuan, yang mendapat julukan kota Salak. Julukan ini
dibuktikan dengan produksi salak dapat mencapai 8370 ton pada tahun 2007 dan
meningkat menjadi 9140 ton pada tahun 2008. Produksi salak terbanyak terdapat di
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara dan Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua
(Anonim.2010)
dalam proses imbibisi biji. Biji salak dapat mengalami dormansi sekunder selama
sebulan setengah. Struktur morfologi salak dan biji salak seperti pada gambar 2.1
biodegradable, tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun, butiran atau bubuk yang
larut dalam air namun tidak larut dalam larutan organik, memiliki rentang pH sebesar
6.5 sampai 8.0, stabil pada rentang pH 2 10, bereaksi dengan garam logam berat
membentuk film yang tidak larut dalam air, transparan, serta tidak bereaksi dengan
senyawa organik.
CMC (Carboxy Methyl Cellulose) atau Karboksimetil selulosa telah banyak
digunakan dan bahkan memiliki peranan yang penting dalam berbagai aplikasi.
Karboksimetil selulosa secara luas digunakan dalam bidang pangan, kimia,
perminyakan, pembuatan kertas, tekstil, serta bangunan. Khusus di bidang pangan,
karboksimetil selulosa dimanfaatkan sebagai stabilizer, thickener, adhesive, dan
emulsifier. Karboksimetil selulosa atau Carboxymethyl Cellulose (CMC) banyak
digunakan pada berbagai industri seperti: detergen, cat, keramik, tekstil, kertas dan
makanan. Fungsi CMC disini adalah sebagai pengental, penstabil emulsi atau
suspense dan bahan pengikat (Arum.2005)
Proses pembuatan karboksi metil selulosa melalui 2 (dua) tahap reaksi, yaitu
pertama reaksi alkalisasi dan kedua reaksi eterifikasi . Pada reaksi tahap pertama,
yaitu alkalisasi merupakan reaksi antara selulosa dengan larutan soda (basa) menjadi
alkali selulosa (selulosa bersifat larut dalam larutan soda). Sedangkan tahap kedua,
yaitu eterifikasi merupakan reaksi antara alkali selulosa dengan senyawa natrium
kloro asetat menjadi natrium karboksi metil selulosa (Na.CMC) yang membentuk
larutan kental (Linda.2012).
METODE PENELITIAN
Proses pembuatan CMC terdiri dari dua tahap
yaitu proses isolasi selulosa eceng gondok dan proses
sintesis CMC.
2.1 Isolasi Selulosa Eceng Gondok
Batang eceng gondok yang diperoleh dari daerah
Tangerang dibersihkan, dikeringkan dan digiling
menjadi serbuk dengan ukuran 60 mesh. Serbuk eceng
gondok ini dihilangkan kandungan lilinnya dengan
proses ekstraksi menggunakan campuran larutan
toluena-etanol dengan perbandingan volume 2:1.
Kemudian dilanjutkan dengan proses bleaching untuk
109
Jurnal Integrasi Proses Vol. 5, No. 2 (Juni 2015) 108 - 114