Anda di halaman 1dari 8

BAB II

A. Gambaran Umum
Unit Pelayanan Teknis (UPT) Logam Yogyakarta merupakan suatu unit kerja yang
memberikan pelayanan teknis dan dikelola secara profesional yg mempunyai tugas serta
fungsi memberikan layanan kepada perusahaan atau pelaku industri kecil dan menengah
dalam rangka pembinaan dan pengembangan industri kecil dan menengah termasuk
pencetakan pelaku usaha baru atau wirausaha baru. UPT Logam Yogyakarta bergerak
dibidang percetakan logam, dimana industri memfasilitasi pelaku industri kecil dan
menengah dalam alih teknologi dari cetakan pasir ke cetakan teknologi dengan
menggunakan mesin.
UPT Logam Yogyakarta berdiri sejak tahun 2009, yang beralamat di Kranon Timur,
Nitikan, Umbulharjo Yogyakarta. Penanggung jawab UPT Logam adalah Agus Maryanto.
Karyawan yang bekerja di UPT Logam seluruhnya berjenis kelamin laki-laki, dengan
jumlah 32 orang. Industri UPT Logam ini memproduksi cetakan logam sesuai dengan
pesanan konsumen (made by order). Konsumen biasanya membawa contoh desain
cetakannya sendiri, namun ada juga yang didesainkan oleh petugas UPT Logam sesuai
permintaan. Produk utama dari industri ini adalah cetakan logam dan produk ikutan yaitu
finishing produk alumunium. Bahan baku yang digunakan yaitu besi, alumunium,
kuningan dan lain sebagainya sesuai permintaan. Sumber energi yang digunakan listrik,
sehingga jika terjadi pemadaman kegiatan produksi dihentikan sementara waktu. UPT
Logam memproduksi hasil produksinya setiap hari tergantung pesanan konsumen.
Berikut proses produksi dalam pembuatan cetakan logam sebagai berikut :
1. Proses desain dengan menggunakan Solid-word (CAD)
2. Program pemesinan dengan menggunakan CAM
3. Besi/alumunium/kuningan disetting masuk mesin
4. Program pada mesin dijalankan
5. Program pembentukan selesai
6. Produk cetakan selesai
Sarana pelayanan kesehatan kerja pada industri UPT Logam sudah menggunakan jasa
dari BPJS Ketenagakerjaan, dimana di tempat kerja sudah terdapat sarana P3K disetiap
tempat produksi namun tidak terdapat tenaga medis yang berjaga di industri sehingga jika
terjadi kecelakaan kerja segera dirawat di rumah sakit terdekat. Pemeriksaan kesehatan
pada tenaga kerja dilakukan setiap satu tahun sekali yaitu dengan melakukan general

check up. Jam kerja pada industri ini menerapkan lima hari kerja dengan sistem shift,
dimana shift pertama dimulai pukul 07.00-14.30 WIB dan shift kedua 14.00-21.30 WIB.
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
Proses dengan cetakan mesin
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

VMC (Hartford F1 Series LG-800)


Spectrometer
CNC Lathe (Leadwell)
CNC Bubut (Baojie)
EDM
Mesin Bubut Konvensional (Baojie C36266C)
Mesin Las Argon
Mesin Las Listrik
Mesin Copy Milling (Nantong)
Mesin Frais Horisontal (First)

Proses dengan cetakan pasir


a. Kompor/tungku peleburan.
b. Kowi.
c. Tang tuang.
d. Rangka cetak dan perlengkapannya.
e. Pola.
f. Timbangan.
g. Gergaji.
h. Kikir.
i. Grafit.
j. Pasir cetak.
k. Stopwatch.
2. Bahan :
a. Logam aluminium
b. Air

C. Proses Produksi dan Bagan Alir Proses


1. Proses produksi
a. Proses produksi dengan cetakan mesin
1) Pembuatan pola dengan memasukkan input data ke mesin
2) Setelah pola sudah jadi, plat aluminium disiapkan
3) Plat alumunium dimasukkan ke alat CNC sesuai ukuran yang
sudah ditentukan
4) Setelah itu tutup mesin CNC lalu tekan tombol ON dan atur
suhu
5) Tunggu sampai mesin selesai membentuk plat aluminium menjadi
barang yang dikehendaki

b. Proses produksi dengan cetakan pasir


1) Tahapan pembuatan cetakan pasir :
a) Pemadatan pasir cetak di atas pola
b) Pelepasan pola dari pasir cetak
c) Pembuatan saluran masuk dan riser
d) Pelapisan rongga cetak
e) Bila coran memiliki permukaan dalam (mis : lubang), maka
dipasang inti
f) Penyatuan cetakan
g) Siap untuk digunakan.
2) Tahapan pengecoran logam dengan menggunakan cetakan pasir
sebagai berikut :
a) Pembuatan pola, sesuai dengan bentuk coran yang akan dibuat
b) Persiapan pasir cetak
c) Pembuatan cetakan
d) Pembuatan inti (bila diperlukan)
e) Peleburan logam
f) Penuangan logam cair kedalam cetakan
g) Pendinginan dan pembekuan
h) Pembongkaran cetakan pasir
i) Pembersihan dan pemeriksaan hasil coran
j) Produk cor selesai.
2. Bagan Alir proses produksi
a. Cetakan Mesin
Pembuatan pola
Input data ke mesin
Pembuatan pola
Proses
pencetakan
Persiapan
pasir cetak
b. Cetakan Pasir

Pembuatan cetakan
Finishing

Pembuatan inti
Peleburan logam

Proses Pencetakan
Pembongkaran cetakan pasir

Proses Finishing

D. Jenis Proses Produksi


Dalam aktivitas pengecoran logam menggunakan jenis proses produksi yang terus
menerus (Continue) karena proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu
operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. Karena per
divisi karyawan sudah memiliki tugas masing-masing. Dan proses pencetakan logam
harus dilakukan dengan cepat agar logam tidak mengeras.
E. Faktor Risiko Lingkungan Kerja
1. Potensi bahaya lingkungan fisik yang terdapat di ruang peleburan logam yaitu
suhu dan kelembaban yang tinggi, kurangnya ventilasi di ruang tersebut, dan
pencahayaan yang kurang.
2. Potensi bahaya lingkungan kimia yang terdapat dalam proses pencetakan logam
yaitu uap dari logam alumunium yang dipanaskan dan debu sisa pembakaran
logam aluminium yang dapat mengganggu pernapasan dan sedangkan di ruang
pencetakan logam di UPT Logam terdapat bahaya lingkungan kimia berupa
serbuk sisa pencetakan logam pada mesin bubut.
3. Potensi bahaya lingkungan ergonomi
Didalam ruang pencetakan logam, lingkungan ergonomi masih kurang karena
tidak terdapat tempat duduk yang dapat digunakan pada saat menunggu mesin
selesai mencetak logam sehingga memungkinkan terjadi kelelahan kerja lebih
besar. Untuk proses pencetakan memakai pasir, para pekerja yang melakukan
proses peleburan logam hanya memakai kursi kecil yang ukurannya tidak sesuai
standar dan tanpa ada sandaran.

4. Potensi bahaya kecelakaan kerja


Potensi bahaya kecelakaan kerja yang terdapat dalam proses pembuatan logam
adalah terkena cairan logam yang masih panas, jika terkena kulit dapat
menimbulkan luka bakar. Tertimpa alat cetakan pasir yang dapat menyebabkan
luka pada anggota tubuh yang tertimpa.
F. Upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Upaya keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan di UPT Logam dan tempat
pengecoran logam untuk mengurangi tingkat bahaya kecelakaan yang dapat terjadi, antara
lain :
1. Perlunya Alat Pelindung Diri (APD)
Selama proses produksi pekerja diharapkan mengenakan alat pelindung diri
(APD) karena pekerja dalam industri tersebut tidak pernah menggunakan APD.
Alat Pelindung Diri (APD) tersebut terdiri dari masker ataupun pelindung hidung
dan mulut sebab apabila saat melakukan proses peleburan logam dengan bahan
bakar kayu maka asap yang dihasilkan dari proses tersebut dapat terhirup dan
dapat menyebabkan sakit pernafasan dalam jangka panjang serta selain itu
manfaat adanya masker juga dapat meminimalisir terhirupnya gas-gas beracun.
Selain itu perlu menggunakan sarung tangan selama proses berlangsung terlebih
pada saat melebur logam dan mencetak logam guna menghindari risiko terkena
cairan logam dan kulit tidak terkena panas, serta perlu menggunakan sepatu both
untuk menghindari risiko terpeleset dan meminimalisir terkena benda-benda yang
dapat melukai kaki.
2. Perlu disediakan alat-alat P3K
Perlu disediakan alat-alat P3K sebagai langkah pertolongan awal yang diberikan
pada pegawai ataupun karyawan apabila ada yang mengalami kecelakaan pada
saat proses produksi .
3. Perlu pengecekan kesehatan secara berkala bagi pegawai ataupun karyawan
Perlu pengecekan kesehatan secara berkala bagi pegawai ataupun karyawan
industri tempe ke instansi kesehatan terdekat seperti puskesmas untuk
menghindari terjadinya penyakit yang tidak diinginkan serta apabila mengalami
sakit akibat terpapar saat proses produksi dianjurkan untuk dirujuk ke instansi
kesehatan untuk dilakukan tindak lanjut akan sakit yang diderita.
G. Upaya Sanitasi Industri dan Keselamatan Kerja

Adapun sanitasi industri dan keselamatan kerja meliputi lingkungan industri, ruang
pengolahan, bahan baku yang digunakan dan limbah yang dihasilkan dari proses produksi
yang mana perlu dilakukan upaya sanitasi industri dan keselamatan kerja di UPT Logam ,
antara lain :
1. Sanitasi lingkungan industri
a. Suhu dan kelembaban
Suhu pada tempat peleburan logam tergolong tinggi untuk meminimalisir
perlu diberi ventilasi yang cukup.
b. Pencahayaan
Didalam ruang peleburan logam pencahayaan alami maupun buatan masih
kurang memenuhi syarat. Yang mana dalam ruang tersebut terlihat gelap .
Untuk itu sebaiknya perlu penambahan genting kaca untuk pencahayaan alami
dalam ruangan peleburan logam, selain itu juga perlu menyalakan lampu
sebagai pencahayaan buatan selama proses produksi berlangsung guna
menghindari kecelakaan akibat kerja yang dapat ditimbulkan karena
pencahayaan kurang terang atau bahkan redup.
2. Sanitasi ruang pemrosesan
a. Selalu membersihkan peralatan produksi setelah selesai digunakan untuk
menghindari alat berkarat atau rusak.
3. Di UPT Logam sudah dilakukan sanitasi ruang pemrosesan yaitu dengan
membersihkan atau menyapu semua kotoran yang berceceran dilantai secara
teratur baik kotoran sisa logam yang jatuh dilantai maupun kotoran yang lain yang
ada dalam ruang pengolahan. Namun untuk tempat pencetakan logam dengan
pasir, kotoran seperti sarang laba-laba, jerabu, dan kotoran sisa produksi jarang
dibersihkan.
4. Sanitasi bahan baku yang digunakan
Bahan baku berupa aluminium dan zat-zat kimia harus disimpan di ruang khusus
dan bersih, agar tidak terjadi reaksi kimia antar bahan dan disimpan sesuai aturan
yang sudah ditetapkan.
5. Sanitasi limbah yang dihasilkan
Limbah yang dihasilkan dari industri pembuatan logam ini berupa limbah cair sisa
mesin bubut, sedangkan limbah padatnya berupa sisa serpihan logam yang tersisa
dari proses pencetakan, untuk limbah udara berupa debu dan uap dari peleburan
logam. Namun untuk sanitasi limbah yang dihasilkan dalam industri ini masih
belum dilakukan yang mana limbah cair dari mesin bubut langsung dibuang ke
saluran air buangan tanpa ada proses pengolahan limbah. Untuk limbah padat
dikumpulkan kemudian dilebur lagi, sedangkan untuk limbah udara belum ada

pengolahan. Sehingga limbah udara dapat mencemari lingkungan disekitar proses


produksi.
A. Hasil Pengukuran Parameter Faktor Lingkungan Fisik
1. Hasil Pengukuran Parameter Faktor Lingkungan Fisik
Nama Industri

: UPT LOGAM

Jenis Industri
: Jasa Pembuatan Produk-produk Aluminium
Penanggungjawab : Agus Maryanto
Jumlah Karyawan : 32 orang
Produk utama
: Cetakan Logam
Bahan Baku
: Aluminium
Sumber enegri
: Listrik, Bahan bakar
Tanggal pengukuran: 31 Mei 2016
Variabel
Kebisingan
Kecepatan angin
Suhu
Kelembaban

Hasil
76,36 dB
0,662 m/s
29,1C
75,9%

a. Pencahayaan
Titik
ke
1
2
3
4
5

Pemeriksaan ke
1
2

255,3
40,6
68,9
91,1
42,5

258,7
47,0
66,3
97,0
80,6

X Rata rata =

X (rata-rata)

266,5
50,9
66,4
139,8
63,9

260,16
46,16
67,2
109,3
62,3

Xa+ Xb+ Xc ++ Xn
N

X rata-rata = 260,16 + 46,16 + 67,2 + 109,3 + 62,3


5
= 545,12
5
= 109,024 lux
2. Hasil Pengukuran Kesehatan Lingkungan
No

Variabel Upaya

Skore minimal

Skore

(%)
1

Penyehatan lingkungan

2
3
4
5

luar/halaman
Ruang bangunan
Penyehatan air bersih
Penyehatan udara ruang
Pengelolaan sampah

6
7
8
9
10
11
12

limbah
Pencahayaan
Kebisingan pada ruang kerja
Getaran di ruang kerja
Radiasi di ruang kerja
Pengendalian vektor penyakit
Instalasi
Pemeliharaan toilet

60
60
80
70
dan

70
60
100
100
75
80
70
50

(%)

Anda mungkin juga menyukai