Anda di halaman 1dari 13

Potensi Peran Indonesia Dalam Konflik yang Terjadi di Mesir

Wahyu Tri Setiawan/1111113000037


Setyawan.wt@gmail.com

Pendahuluan
Sebagai negara dengan populasi islam terbesar di dunia, Indonesia dianggap
mempunyai potensi untuk mengambil peran dalam konflik yang terjadi di Mesir. Selain itu
Indonesia mempunyai hubungan sejarah yang panjang dengan Mesir. Mulai dari Mesir
sebagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia hingga kerja sama kerja
sama yang telah dibangun mulai dari bidang politik, ekonomi, investasi, perdagangan, sosial
dan pendidikan yang mengikat kedua negara ini mempunyai hubungan yang erat. Dengan
peristiwa penggulingan pemerintahan yang terjadi di Mesir yang mengakibatkan
ketidakstabilan pemerintahan di Mesir kemudian menjadikan Indonesia dianggap mempunyai
potensi yang besar dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di Mesir. Indonesia dianggap
mempunyai potensi sebagai mediator di dalam masalah yang sedang terjadi di Mesir. Ini juga
diamini oleh Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Prof Nanat Fatah Natsir yang
menyerukan Indonesia segera mengambil peran dalam peristiwa yang terjadi di Mesir.
Menurut beliau Indonesia yang sebagai negara dengan mayoritas muslim dengan politik
bebas aktif dianggap bisa diterima di manapun karena dengan itu Indonesia dinilai menjadi
negara yang netral.1 Dengan begitu Indonesia dapat turut serta dalam menyelesaikan konflik
di Mesir dan menghentikan segala bentuk kekerasan yang terjadi di Mesir yang akan
merugikan masyarakat Mesir itu sendiri. Indonesia seharusnya dapat membantu Mesir keluar
dari gejolak politik yang terjadi di negara tersebut, mulai dari membawa kasus ini ke
organisasi Kerjasama Islam (OKI) hingga ke Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Dalam
essay ini penulis akan menganalisis bagaimana Indonesia mengambil peran dalam gejolak
politik yang dialami Mesir dan apakah Indonesia dengan keterikatannya dengan Mesir ini
mempunyai potensi dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Mesir. Selain itu
penulis juga akan menjelaskan terlebih dahulu sejarah hubungan diplomatik antara Indonesia
dengan Mesir sebagai informasi sebagai acuan dalam menjelaskan Indonesia dalam

1 http://www.antaranews.com/berita/388175/indonesia-harus-ambil-peran-penting-dalam-krisis-mesir
diakses pada 1 desember 2013, pukul 13.03.

mengambil tindakan dan upaya upaya untuk membantu Mesir mencari jalan keluar dari
masalah maslah yang dialami oleh Mesir.
Dalam menjelaskan peran Indonesia di Mesir, penulis akan menjelaskan peran Indonesia
sebagai mediator yang akan memediasi kedua pihak yang berseteru di Mesir. Lalu kemudian
penulis akan menganalisis sejauh mana Indonesia mengambil peran dalam konflik yang
terjadi di Mesir. Apakah Indonesia menjadikan dirinya sebagai Peacekeeping, Peacemaking
atau sebagai Peacebuilding? Dalam pengertiannya ketiga posisi tersebut mempunyai peran
atau fungsi yang berbeda beda dan apakah Indonesia memberikan perannya sebagai negara
sahabat di dunia internasional? Tentu akan banyak pertanyaan yang akan muncul mengingat
kedua negara ini mempunyai sejarah hubungan baik itu diplomatik, ekonomi, budaya dan
pendidikan yang cukup erat.

Metode Penyelesaian Konflik


Dalam mengkaji isu ini penulis menggunakan metode metode yang dikembangkan
di dalam menghadapi konflik konflik internasional. Dalam essay ini penulis menggunakan
peacemaking, peacebuilding dan peacekeeping. Dalam pandangan penulis ketiga metode ini
tidak ada yang mana yang harus dilakukan pertama, kedua dan seterusnya. Ketiga metode ini
memosisikan dirinya sesuai dengan posisi dari negara mediator tersebut. sebelum lebih jauh
penulis akan menjelaskan pengertian dan fungsi dari metode metode tersebut.
Peacekeeping secara harfiah diartikan sebagai sebuah metode menjaga agar konflik
tidak terjadi kembali. Umumnya Peacekeeping ini ada dan muncul setelah terjadinya
penyelesaian konflik atau sebagai tahap akhir dari sebuah penyelesaian konflik, namun tidak
menutup kemungkinan Peacekeeping ini muncul sebagai awal dibangunnya perdamaian atau
Peacebuilding. Peacebuilding ini adalah satu upaya untuk membangun sebuah situasi atau
kondisi damai dan aman di satu negara dari situasi yang dapat memunculkan konflik.
Peacebilding ini umumnya dilakukan oleh negara Host atau negara yang sedang berada di
dalam kondisi konflik atau menuju konflik dengan negara yang tidak mengambil peran di
dalam konflik yang berfungsi sebagai fasilitator dalam membangun perdamaian di negara
tersebut. Ketiga adalah Peacemaking,ini secara samar hampir serupa fungsinya dengan
Peacebuilding, namun ada perbedaan seperti peacemaking merupakan sebuah tindakan yang
bertujuan untuk membawa dua atau lebih pihak yang berseteru pada sebuah persetujuan atau

perjanjian melalui negosiasi diplomatik dan dengan persetujuan mereka. 2 Ini diartikan bahwa
pihak pihak yang berseteru ini hanya bisa dibawa ke dalam penyelesaian penyelesaian
konflik ini jika pihak pihak ini bersedia untuk melakukan perdamaian atau penyelesaian
konflik.
Ada juga metode mediasi yang diartikan sebagai sebuah tindakan dari aktor yang tidak
terlibat langsung atau berada di luar dari permasalahan dan konflik atau tidak mengambil
bagian dalam krisis yang dibentuk untuk mengurangi atau menghilangkan satu atau lebih
masalah masalah dan memberikan fasilitas untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. 3
Mediasi mempunyai karakteristik seperti: mediasi adalah sebuah perpanjangan dan
kelanjutan dari manajemen konflik secara damai; mediasi melibatkan intervensi dari pihak
luar ke dalam sebuah konflik di antara dua atau lebih pihak yang berseteru; mediasi adalah
bentuk dari intervensi yang nonkoersif, tanpa kekerasan, dan tidak mengikat; mediator yang
masuk ke dalam sebuah konflik (baik itu dalam wilayah nasional maupun internasional)
difungsikan untuk mempengaruhi, menyelesaikan, memodifikasi konflik tersebut; pada
umumnya mediator hanya menggunakan ad hoc sebagai dasar dalam memediasi konflik.4
Dalam mediasi ada beberapa aktor yang bisa dijadikan sebagai mediator. Pertama ada
individu yang bisa dijadikan sebagai mediator. Individu yang dijadikan sebagai mediator
tidak boleh membawa kepentingan kepentingan baik itu pemerintah maupun kepentingan
politiknya dalam memediasi dua atau lebih pihak yang berkonflik. 5 Individu ini harus benar
Benar menjadi mediator yang netral, tanpa kepentingan di dalamnya dan menginginkan
konflik ini selesai. Mediator yang diperankan oleh individu ini terdiri dari dua jenis yaitu
informal mediation dan formal mediation. Informal mediation merujuk pada kapasitas dari
individu tersebut yang diharuskan mempunyai pengalaman yang cukup untuk menyelesaikan
konflik atau sengketa yang terjadi dan informal mediation ini biasanya dimulai atas adanya
inisiatif dari individu tersebut untuk menyelesaikan konflik ini. Kedua ada formal mediation
2 http://rfkcenter.org/peace-making-peace-keeping-peace-building diakses pada 3 Desember 2013,
pukul 19.49.
3 Zartman, William I., Peacemaking In International Conflict: methods and techniques, United States
Institute of Peace, Washington D. C., revised edition, 2007. Hlm. 165.
4 Ibid, hlm. 168-169.
5 Ibid, hlm. 178.

yang merupakan individu yang mewakili pemerintah atau seorang High level decision
masker bertindak di dalam kapasitas individualnya untuk memediasi konflik.6
Selain itu ada organisasi internasional dan negara. organisasi internasional ini umumnya
menjadi mediator ketika negara negara lain tidak dapat membantu memfasilitasi
perdamaian di dalam konflik tersebut. Lalu kemudian negara biasanya dalam membantu
menyelesaikan konflik menggunakan representasi dari negara tersebut, misalnya presiden
atau menteri menterinya. Ini hampir mirip dengan individu namun ada perbedaan antara
keduanya, jika individu digerakkan melalui dirinya sendiri yang ingin menyelesaikan konflik
tersebut, sedangkan negara akan mengirimkan delegasinya untuk menyelesaikan konflik
sebagai representasi dari negara tersebut untuk menyelesaikan konflik itu.7
Mediasi juga terkadang bukan merupakan sebuah metode yang dapat berhasil menyelesaikan
suatu konflik. Metode ini ada yang berhasil dan efektif ada juga yang gagal dan justru
membawa permasalahan atau konflik ini berlanjut menjadi semakin dingin di antara kedua
atau lebih pihak yang berseteru. Kebanyakan kegagalan mediasi karena hanya ada satu pihak
yang ingin melakukan mediasi sedangkan pihak lainnya tidak menginginkannya. Mediasi ini
membutuhkan kesepakatan bersama antara pihak yang berkonflik atau bersengketa untuk
menyelesaikan konflik atau sengketa tersebut. keefektifan mediasi juga didukung atas kondisi
dan keadaan yang terjadi pada saat itu atau di mana pihak yang berkonflik atau bersengketa
tersebut siap untuk melakukan mediasi.8

Hubungan Diplomatik Indonesia Mesir


Dalam sejarah Indonesia, Mesir mempunyai jasa yang besar terhadap Indonesia. Mesir
adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan negara Republik Indonesia pada tanggal 18
November 1946 yang setahun kemudian lewat Treaty of Friendship and Cordiality
meresmikan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Mesir.9 ini adalah bentuk kerja sama
pertama Indonesia dengan Mesir di bidang politik. Selain itu dalam mempererat hubungan
6 Ibid, hlm. 178-179.
7 Ibid, 181.
8 Ibid, 183.
9 http://www.deplu.go.id/cairo/Pages/AboutUs.aspx?IDP=4&l=id diakses pada 1 Desember 2013,
pukul 13.16.

diplomatiknya , Kedua negara saling mengunjungi baik para presiden dan pejabat Indonesia
yang mengunjungi Mesir maupun sebaliknya.
Indonesia dan Mesir juga membentuk forum konsultasi bilateral setingkat menteri yang
dimulai pada tahun 2001 dengan ditandatanganinya MoU on Consultation forum ini sudah
mengadakan pertemuan empat kali, di Indonesia dua kali ( Bali, 19-20 Juli 2004 dan Jakarta,
14 Agustus 2006 ) dan di Mesir juga dua kali ( Kairo, 9-10 Mei 2005 dan 29 Oktober 2008). 10
Sayangnya pertemuan ini belum dilakukan kembali setelah pertemuan terakhir kali di Kairo
tersebut. pembentukan forum ini ditujukan agar hubungan diplomatik dan persahabatan
antara Indonesia dan Mesir tetap terjaga. Selain itu dalam permasalahan konflik antara
Palestina dan Israel, Indonesia dan Mesir juga memiliki potensi untuk membantu
menyelesaikan permasalahan yang terjadi antara kedua negara tersebut.
Kedua negara ini juga membangun kerja sama kerja sama dalam meningkatkan
pengetahuan dan saling bertukar informasi dalam seminar seminar yang dilakukan oleh
kedua negara tersebut. hal ini dipicu oleh demokratisasi yang terjadi di Indonesia pada tahun
1998. Mesir tertarik dengan apa yang terjadi pada masa itu di Indonesia dan meminta
Indonesia untuk membagi pengalaman tersebut ke Mesir.11 selain itu menurut duta besar
Mesir untuk Indonesia proses revolusi yang terjadi, Mesir dianggap belajar dari apa yang
terjadi di Indonesia tahun 1998.12
Selain dibangunnya kerja sama politik, Indonesia dan Mesir juga membangun kerja
sama di bidang ekonomi dan perdagangan. Indonesia dan Mesir mempunyai laporan kerja
sama perdagangan yang baik. Selain itu sudah terhitung sebanyak delapan perjanjian mulai
dari tahun 1964 hingga tahun 2005 yang memuat perjanjian di sektor investasi, ekonomi,
maupun di sektor perdagangan.
Kedua negara juga membentuk Joint Commission setingkat menteri yang memuat
sebuah Umbrella Agreement yaitu perjanjian yang berisi tentang kerja sama teknis dan

10 Ibid.
11 Ibid.
12 http://international.okezone.com/read/2013/09/02/411/859618/terkait-demokrasi-mesir-belajardari-ri diakses pada 1 Desember 2013, pukul 19.41.

ekonomi antara Indonesia dan Mesir.13 Indonesia tercatat telah berinvestasi di Mesir sebesar
270 juta dolar yang diinvestasikan ke dua sektor yaitu sektor industri dan sektor jasa.14
Meski Mesir sedang dilanda permasalahan yang pelik, rakyat Mesir beranggapan
bahwa Revolusi merupakan titik dari kebangkitan Mesir menuju kehidupan yang lebih baik.
Bagi para pengusaha, walaupun dalam masa revolusi ini mereka mengalami kerugian karena
revolusi yang terjadi, mereka yakin setelah terjadinya revolusi akan memberikan dampak
yang baik terhadap ekonomi di Mesir dalam waktu jangka panjang. Seperti apa yang
diberitakan oleh media massa, di bawah rezim Hosni Mubarak, banyak terjadi baik itu
korupsi, kolusi dan nepotisme dalam bentuk pemberian keistimewaan bagi keluarga dan/atau
kalangan yang dekat dengan keluarga penguasa sehingga menutup peluang pelaku bisnis lain
yang berminat untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi Karena yang mungkin untuk
melakukan kegiatan ekonomi hanya orang orang terdekat itu saja.
Perubahan situasi politik, sosial dan ekonomi yang dialami Mesir pasca Revolusi
adalah peluang yang cukup potensial bagi para pengusaha Indonesia yang berminat menjalin
hubungan dagang dengan para pengusaha Mesir. Kebijakan Pemerintah Mesir untuk
mengamankan kebutuhan pokok rakyatnya selama krisis dapat menjadi peluang bagi
eksportir komoditas primer seperti bahan pangan.15
Pada sektor perdagangan antara Indonesia dan Mesir mencatatkan persentase sebesar
49,51% pada tahun 2011dan meningkat pada tahun 2012 sebesar 54,7%. 16 Dengan persentase
sebesar itu Mesir merupakan pasar yang potensial bagi Indonesia dalam mengembangkan
sektor ekonomi dan perdagangan Indonesia. Selain itu peristiwa dan ketidakstabilan yang
terjadi di Mesir juga tidak menghalangi Indonesia dan Mesir dalam meningkatkan hubungan
perdagangan kedua negara.
Selain itu mesir yang saat ini dalam sistem impornya menggunakan Certificate of
Inspection Quality yang menyebabkan barang barang dari China sulit untuk masuk ke
13 Loc. Cit. http://www.deplu.go.id/cairo/Pages/AboutUs.aspx?IDP=4&l=id
14 Ibid.
15 Ibid.
16 http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/08/30/m9jo66-ekonomi-rimesirmeningkat-tajam-pascarevolusi diakses pada 1 Desember 2013, pukul 19.57.

Mesir menjadikan produk produk dari Indonesia mempunyai kesempatan yang besar untuk
membuka pasar di Mesir mengingat China sebagai saingan terberat Indonesia sulit
memasukkan barang hasil produksinya dengan adanya sistem tersebut.
Barang dari Indonesia pun diterima dengan baik oleh Mesir karena dinilai mempunyai
kualitas dan detail pengerjaan yang baik yang kemudian ini membangun rasa percaya
terhadap Indonesia yang dilakukan oleh Mesir. Dengan adanya rasa percaya ini hubungan
baik State to State maupun people to people terjalin dan terbangun dengan baik.
Berbagai kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi ini sangat menguntungkan baik di
pihak Indonesia maupun di pihak Mesir karena bisa dilihat dengan dana kerja sama dan
meningkatnya perdagangan walaupun Mesir sedang mengalami gejolak di pemerintahannya
dan hubungan antara Indonesia dan Mesir tetap berjalan dengan baik walaupun di tengah
keadaan Mesir yang seperti itu.
Pada bidang sosial budaya dan pendidikan sudah terjalin antara Indonesia dan Mesir
sejak abad ke-19. Ini disebabkan karena para mahasiswa mahasiswa Indonesia yang sedang
memperdalam islam banyak yang pergi untuk belajar di universitas Al Azhar. Pada era
kontemporer ini kerja sama sosial budaya dan pendidikan dipayungi oleh perjanjian
perjanjian yang sudah sebanyak 13 perjanjian yang mengikat kedua negara tersebut. selain itu
juga dibangun Pusat Kebudayaan dan Informasi (PUSKIN) yang bertujuan agar
meningkatkan people to people contact antar dua negara bersahabat tersebut.17
Dalam bidang pendidikan, Indonesia dan Mesir terus meningkatkan hubungan yang
intensif antara universitas-universitas di Indonesia dan Mesir. Sebagai perwujudan dari kerja
sama itu, Universitas Al-Azhar Mesir memberikan beasiswa untuk pelajar asal Indonesia
sebanyak 115 setiap tahun dengan perincian: 90 beasiswa program SI, 20 beasiswa program
pasca sarjana dan 5 beasiswa pra perguruan tinggi. Pemerintah Mesir juga memberikan 5
beasiswa program S1 di Universitas Non-Al-Azhar untuk bidang Studi Ekonomi, Hukum dan
Bahasa Arab. Selain itu, Universitas Minia, memberikan beasiswa bagi 10 mahasiswa UNJ
untuk mengikuti pendidikan bahasa Arab selama 1 tahun.18

17 Loc. Cit. http://www.deplu.go.id/cairo/Pages/AboutUs.aspx?IDP=4&l=id


18 Ibid.

Majelis tertinggi Urusan Agama Islam, di Kementrian Wakaf Mesir memberikan


beasiswa bagi mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al Azhar, pada saat ini
mencapai 100 orang. Selain itu, Al Azhar mengirimkan tenaga pengajar untuk madrasah dan
pesantren di Indonesia sebanyak 50 orang yang ditempatkan di berbagai lembaga pendidikan
Islam di seluruh pelosok Indonesia. Al Azhar juga memberikan kesempatan pelatihan Da'i
bagi muballigh Indonesia selama 3 bulan bersama imam dan muballigh dari berbagai
negara.19
Pada tahun 2007-2008 empat orang mahasiswa asal Mesir mendapatkan beasiswa
Darmasiswa dari pemerintah Indonesia. Mereka mendapatkan kesempatan untuk belajar
mengenai bahasa Indonesia, kesenian, musik maupun kerajinan tradisional Indonesia di salah
satu universitas di Indonesia.
Pada September 2011, 20 mahasiswa Mesir dikirim oleh KBRI Cairo untuk
mendapatkan kesempatan Dharmasiswa dan beasiswa S2.20 Selain beasiswa, kegiatan kerja
sama pendidikan antara Indonesia dan Mesir juga dilaksanakan dalam bentuk Arabic in
Country

Programme,

pertukaran

dosen,

mahasiswa,

Joint

Research, Sandwich

programme hingga rintisan kerja sama dalam program Double-degree antara beberapa
Univeritas di Indonesia dan Mesir. dengan banyaknya beasiswa dan program program
pendidikan yang diselenggarakan oleh kedua negara tersebut menunjukkan kedua negara ini
mempunyai keseriusan dalam kerja sama di bidang pendidikan ini.

Potensi Peran Indonesia di Mesir


Dengan apa yang telah dijelaskan ini menunjukkan bahwa Indonesia dan Mesir
mempunyai kedekatan dan keeratan hubungan dalam berbagai bidang. Selain itu Indonesia
dan Mesir terus berusaha meningkatkan hubungan dengan menambah kerja sama kerja
sama di bidang lainnya selain yang sudah dilakukan oleh kedua negara ini. Maka seharusnya
tidak ada alasan bagi Indonesia untuk membantu Mesir dalam menghadapi gejolak perubahan
politik yang membuat Mesir berada di dalam kondisi yang tidak stabil di dalam sektor politik,
ekonomi dan sosialnya.

19 Ibid.
20 Ibid.

Indonesia sejatinya dapat mengambil peran sebagai mediator di dalam konflik yang
dialami oleh Mesir. namun hingga saat ini Indonesia tidak memberikan kontribusi terhadap
perdamaian yang diimpikan oleh warga Mesir. Indonesia sejauh ini hanya membawa isu
Mesir ini untuk dibahas di Dewan Keamanan PBB dan OKI. Namun kedua organisasi
internasional ini pun sama, belum atau bahkan tidak memberikan kontribusi apapun dalam
menyelesaikan konflik yang terjadi di Mesir.
Indonesia dalam apa yang terjadi di Mesir mempunyai potensi dan kesempatan dalam
membantu menyelesaikan konflik ini. Indonesia dapat menjadi mediator, peacemaking,
peacebuilding, maupun peacekeeping. Indonesia di Lebanon dapat menempatkan diri sebagai
peacekeeping, lalu mengapa Indonesia tidak bertindak apapun dalam konflik di mesir?
muncul berbagai macam alasan dan pemerintah Indonesia dianggap bermain aman dalam isu
ini. Indonesia berusaha untuk tidak mengambil peran di dalam isu yang terjadi di Mesir.
pemerintah Indonesia hanya memberikan pernyataan pernyataan yang tidak akan
memberikan pengaruh terhadap konflik yang terjadi di Mesir. Indonesia dari sisi historis
mempunyai hutang budi kepada Mesir yang merupakan negara pertama yang mengakui
kemerdekaan Indonesia. Indonesia seharusnya dap berperan aktif dalam konflik tersebut
dengan mengambil peran peran yang dapat Indonesia lakukan di konflik tersebut.
Potensi Indonesia sebagai mediator adalah salah satu potensi Indonesia yang bisa
dilakukan di dalam konflik antara militer dan kubu pendukung Mursi. Selain karena alasan
historis tersebut juga Indonesia sebagai negara mayoritas islam terbesar di dunia yang
merupakan sesama negara bermayoritas islam seharusnya memiliki sense of similiarity atau
rasa kesamaan yang tinggi. Karena seharusnya sesama muslim harus saling melindungi dan
tolong menolong. Walaupun Indonesia bukan merupakan negara islam namun islam
mempunyai peran yang besar di di Indonesia, maka seharusnya Indonesia dengan potensi
potensi yang ada dapat membantu Mesir keluar dari gejolak politik yang terjadi.
Indonesia selama ini baru mengambil peran sebagai pengantar pesan karena
Indonesia tidak dapat membantu atau tidak mau mengambil peran di dalam konflik yang
terjadi di Mesir dan hanya membawa pesan mengenai isu ini kepada dewan keamanan PBB
dan OKI untuk dibahas di sidang yang hingga saat ini kedua institusi Indonesia belum atau
tidak mampu atau mungkin tidak ingin memberikan bantuan kepada Mesir yang dilihat
melalui peran Indonesia yang minim tindakan dan hanya memberikan pernyataan
pernyataan terhadap isu ini. Sehingga muncul desakan desakan kepada pemerintah untuk

mengambil peran dan menghentikan konflik yang terjadi di Mesir. Pemerintah Indonesia
justru melemparkan peran dalam konflik ini kepada PBB dan OKI di dalam pernyataannya.21
Indonesia tidak berani mengambil peran sebagai mediator dan bersembunyi di balik
PBB dalam menangani konflik tersebut. sikap pemerintah ini dianggap membuat para muslim
maupun masyarakat di Indonesia yang menginginkan perdamaian di Mesir dan yang
menginginkan Indonesia mengambil peran di Mesir kecewa. Bagi masyarakat Indonesia,
pemerintah mempunyai peran aktif dan alasan alasan yang mendukung untuk Indonesia
turun tangan dalam konflik tersebut. pernyataan ini juga didukung oleh pernyataan Ali
Munhanif bahwa Indonesia harus menawarkan solusi solusi untuk secara langsung terlibat
dalam penyelesaian masalah di Mesir.22
Sikap Indonesia yang cenderung hati hati dalam mengambil peran dan menyikapi
konflik yang terjadi di Mesir juga atas dasar Indonesia ingin melindungi warganya yang ada
di Mesir agar jauh dari ancaman dan dalam kondisi aman. Mungkin saja dapat terjadi
serangan dan ancaman keamanan kepada warga Indonesia jika Indonesia mengambil peran
dalam konflik yang terjadi di Mesir. Namun Indonesia juga harus bisa mengambil sikap yang
tegas atas konflik ini walaupun sikap Indonesia yang hati hati ini bertujuan untuk
melindungi warganya.
Selain Indonesia langsung turun dalam menangani konflik ini, ada opsi lain Indonesia
dalam membantu menangani konflik ini yaitu dengan mendorong PBB untuk turun
menengahi dan menyelesaikan konflik yang terjadi ini. Selain itu PBB juga dapat melakukan
investigasi atas kejahatan kejahatan hak asasi manusia yang terjadi di Mesir. Opsi ini
didukung oleh banyak pihak yang tidak ingin konflik di Mesir seperti konflik yang terjadi di
Suriah.
Opsi ini adalah opsi yang diambil oleh Indonesia, seperti membawa isu ini ke DK
PBB dan OKI. Opsi ini dianggap jauh lebih aman ketimbang Indonesia harus turun langsung
ke lapangan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Karena jika turun langsung
kelapangan dianggap oleh pemerintah Indonesia akan membahayakan Indonesia itu sendiri
21 http://setkab.go.id/berita-9827-presiden-sby-dukung-peran-pbb-dalam-penyelesaian-masalahmesir.html diakses pada 3 Desember 2013, pukul 21.04.
22 http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/08/130816_mesir_sby_.shtml diakses pada
3 Desember 2013, pukul 21.13.

terutama warga Indonesia di Mesir. maka dalam posisi ini Indonesia mengalami dilema antara
melindungi warganya yang sedang berada di Mesir atau membantu negara sahabatnya keluar
dari konflik di dalam pemerintahan ini.
Selain atas alasan tersebut, Indonesia jika ingin menjalankan perannya sebagai
mediator harus didasari atas keinginan kedua pihak baik itu militer maupun pendukung Mursi
untuk bersama. Tanpa adanya keinginan tersebut Indonesia tidak dapat berbuat apa apa
mengingat ini adalah konflik dalam negeri yang tidak bisa dilakukan intervensi oleh siapa
pun bahkan oleh PBB tanpa adanya persetujuan dari pihak yang berkonflik untuk melakukan
intervensi. Jika ada aktor yang melakukan intervensi tanpa adanya persetujuan maka itu
dianggap melanggar kedaulatan dari negara yang sedang berkonflik tersebut karena itu bukan
kapasitas dari aktor tersebut.
Tindakan untuk tidak melakukan intervensi tanpa adanya persetujuan dari pihak yang
berkonflik adalah sebuah norma antar negara yang dipahami bersama agar tidak terjadi
kesalahpahaman antara negara yang berkonflik dengan negara yang berusaha untuk
membantu menyelesaikan konflik. Negara yang ingin mengintervensi harus berkoordinasi
dengan negara konflik agar penyelesaian konflik yang dilakukan berada di dalam satu
harmoni dan tidak menggunakan cara cara yang berbeda sehingga justru akan memperkeruh
konflik tersebut.
Indonesia yang selama ini didesak oleh baik itu masyarakat Indonesia sendiri maupun
masyarakat internasional selain mengalami dilema, juga jika dilihat dalam norma non
intervensi ini belum mendapatkan mandat atau permintaan dari kedua belah pihak yang
bersengketa di Mesir. dalam mediasi seperti telah disebutkan bahwa mediasi hanya akan
berhasil jika kedua pihak bersedia untuk di mediasi dan bukan hanya satu pihak saja karena
jika hanya satu pihak kemungkinan untuk mediasi berhasil dicapai kecil.
Dengan kemungkinan kemungkinan tersebut yang mungkin menjadi latar belakang
mengapa Indonesia sangat berhati hati dalam menghadapi isu yang sedang dihadapi oleh
negara sahabat lamanya itu. Alasan alasan itu bisa menjadi dorongan mengapa Indonesia
dianggap tidak responsif dalam menanggapi permasalahan yang terjadi di Mesir. Walaupun
tindakan Indonesia banyak ditentang dan di kritisi, namun ini adalah pilihan paling realistis
bagi pemerintah Indonesia yang di samping pemerintah Indonesia melindungi warganya,
pemerintah Indonesia juga berusaha mematuhi norma non intervensi tersebut ataupun

menghargai kedaulatan dari Mesir. Tanpa adanya permintaan dari Mesir, Indonesia akan sulit
untuk terjun langsung ke lapangan memediasikan kedua pihak tersebut. Indonesia hanya
menjadi penonton di dalam konflik ini dengan hanya memberikan pesan pesannya pada
institusi internasional (PBB, OKI, dll.) dalam menyelesaikan konflik tersebut walaupun
hingga kini institusi institusi tersebut belum mengambil sikap atas konflik di Mesir.

Kesimpulan
Dengan potensi Indonesia di dalam konflik ini sebagai mediator dianggap cukup besar
melihat dari hubungan sejarah dan kerja sama kerja sama seharusnya Indonesia dapat
mengambil peran tersebut. Indonesia juga sangat berpotensi untuk menjadi peacemaking di
dalam konflik di Mesir. Ini karena Indonesia pun pernah merasakan peristiwa yang sama
dengan Mesir pada tahun 1998 dalam proses reformasi pemerintahan dan Indonesia dianggap
cukup berhasil keluar dari krisis tersebut. Namun dengan penjelasan dan analisa tersebut
Indonesia berada di dalam posisi yang sulit untuk menentukan sikap mereka terhadap apa
yang terjadi di Mesir. Indonesia didesak untuk membantu Mesir, namun di sisi lain Indonesia
tidak mau mengambil resik terhadap warga Indonesia yang saat ini berada di Mesir.
Namun walaupun Indonesia berada di dalam posisi yang dilematis, Indonesia
seharusnya tetap bisa mengambil sikap secara tegas dengan konflik yang terjadi di Mesir
mengingat respons Indonesia saat ini hanya memberikan pernyataan prihatin atas apa yang
terjadi di Mesir. Indonesia seharusnya secara gencar berusaha untuk mendorong dan
membawa konflik ini dibahas di dewan keamanan PBB atau dibahas di sidang OKI agar
kedua institusi superior ini dapat menyelesaikan konflik dan memberikan solusi agar Mesir
dapat menyelesaikan konflik ini sehingga tidak menimbulkan korban lagi. Setidaknya ini
adalah cara yang cukup aman bagi Indonesia dalam membantu menyelesaikan konflik yang
terjadi di Mesir.
Dengan cara cara tersebut Indonesia tidak harus menyampingkan keselamatan
warganya dan Indonesia dapat tetap berperan aktif dan berperan dalam menangani atau
menyelesaikan konflik yang terjadi di Mesir tersebut. selain itu Indonesia dapat tetap
menjaga hubungan baik dengan Mesir dengan tidak mengintervensi konflik yang terjadi
tanpa persetujuan dari Mesir itu sendiri dan memberikan respons yang cepat, tepat dan
tanggap terhadap konflik tersebut. Bagi Indonesia, konflik yang terjadi di Mesir merupakan

konflik yang melukai hak asasi manusia dan hati nurani karena menimbulkan banyak korban
yang tidak berdosa di dalam konflik tersebut.

Referensi
Buku
Zartman, William I., Peacemaking In International Conflict: methods and techniques,
United States Institute of Peace, Washington D. C., revised edition, 2007. Hlm. 165.
Internet
http://www.antaranews.com/berita/388175/indonesia-harus-ambil-peran-penting-dalamkrisis-mesir
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/08/130816_mesir_sby_.shtml
http://www.deplu.go.id/cairo/Pages/AboutUs.aspx?IDP=4&l=id
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/08/30/m9jo66-ekonomi-rimesirmeningkat-tajam-pascarevolusi
http://rfkcenter.org/peace-making-peace-keeping-peace-building
http://setkab.go.id/berita-9827-presiden-sby-dukung-peran-pbb-dalam-penyelesaian-masalahmesir.html

Anda mungkin juga menyukai