Tinjauan Teori HPP
Tinjauan Teori HPP
Tinjauan Teori HPP
plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir, terbanyak dalam 2 jam pertama.
b. Perdarahan post partum lanjut atau sekunder
Adalah perdarahan yang berlebihan terjadi selama masa nifas, termasuk periode
24 jam pertama setelah kala III persalinan selesai. Penyebab utamanya adalah
robekan jalan lahir dan sisa plasenta/membran.
2.2.4 Komplikasi
Komplikasi kehilangan darah yang banyak adalah syok hipovelemik disertai
dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat. Perdarahan memerlukan 2 softek
dalam 30 menit, uterus lembek, kontraksi uterus jelek.
2.2.5 Diagnosa
1. Palpasi uterus, bagaimana kontraksi uterus dan TFU.
2. Memeriksa plasenta dan ketuban lengkap atau tidak.
3. Lakukan explorasi cavum uteri untuk mencari :
- Sisa Plasenta dan ketuban
- Robekan uterus
- Plasenta sukrenturianta
4. Inspekulo, untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varises yang
pecah.
5. Pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan darah, Hb, COS dll.
(Sinopsis Obstetri, 1998: 301)
2.2.6 Penatalaksanaan
1. Mintalah bantuan
2. Lakukan pemeriksaan secara tepat keadaan umum ibu termsuk TTV.
3. Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan jika tanda-tanda syok
tidak terlihat.Ingatlah pada saat melakukan evaluasi lanjut karena status wanita
tersebut dapat
4. Pastikan kontraksi uterus baik
5.Pasang infus cairan IV
6. Lakukan kateterisasi dan pantau cairan keluar masuk.
7. Periksa kelengkapan plasenta
8. Periksa kemungkinan robekan serviks, vagina dan perinium.
9. Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku darah.
10. Setelah teratasi (24 jam setelah perdarahan berhenti) Periksa kadar Hb:
- Jika Hb <7gr% atau hematokrit <20 % (anemia berat) beerilah sulfas ferrosus
600mg atau ferosus 120 mg ditambah asam folat 400mg peroral/hari selama 6
bulan.
- Jika Hb7-11 gr % berisulfas ferrosus fumarat 60 mg+asam folat 400mg peroral
IX/hari selam 6bulan.
- Pada daerah cacing gelang (prevalensi sama atau > 20 %) Berikan terapi
albendasol 400 mg peroral sekali perhari atau membendasol 500mg peroral
sekali atau100mg 2 kali sehari selama 3 hari.
- Pada daerah edemik tinggi cacing gelang (prevalensi sama atau >50%) berikan
terapi dosis tersebut selama 12 minggu setelah dosis pertama.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Maryati. 2004. Makalah ASKEB Ibu Hamil. Malang : AKBID Widyagama
Husada Malang
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Synopsis Obstetri Jilid I dan Jilid II. Jakarta : EGC
Warney, Hellen. 1998. Varney Midwifery. Jakarta : EGC
Wikjosastro Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP