Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Afwini Laily
(P17320313038)
Ani Fitryani
(P17320313011)
Ersa Rizky
(P17320313026)
Firza Anindhita
(P17320313021)
Hasna Oktaviani
(P17320313074)
(P17320313070)
(P17320313036)
Sihmulyaningtyas P (P17320313054)
Siti Fatimah A A
(P17320313029)
Tingkat 3 B
POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
PRODI KEPERAWATAN BOGOR
2015
1 KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan judul Asuhan Keperawatan pada Tn.H dengan Gangguan Sensori
Persepsi: Halusinasi Pendengaran tepat pada waktunya. Adapun makalah
ini kami buat sebagai salah satu tugas dari mata ajar Keperawatan Jiwa II
tahun ajaran 2015.
Dalam penulisan makalah ini kelompok banyak mengalami kesulitan dan
hambatan, namun berkat bimbingan nara sumber, buku sumber akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baikya. Untuk itu izinkanlah
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat :
1. Dr. Erry Dharma Irawan, SpKepJ selaku Direktur Utama Rumah Sakit
Dr. H. Marzoeki Mahdi.
2. Dr. Erwanto Budi Winulyo CS, Sp. Pd, KAI selaku Kepala Bagian Diklit
Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi.
3. Akemat, S.Kp, M. Kes selaku Kepala Sub Bagian Diklit dan Non Medik
Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi.
4. Dr. Osman Syarif, M. KM selaku Direktur Utama Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bandung
5. Parlindungan Sijabat, Amd. Kep selaku Kepala Ruangan Gatot Kaca
Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi.
6. Tantri, WU, M.Kep. SpKepJ selaku Penanggung Jawab Mata Ajar
Keperawatan Jiwa II dan Pembimbing Institusi.
7. Drs I Nyoman Sudja, M.Kes selaku Pembimbing Institusi.
8. Yuliarni Amd.Kep dan Bambang Galih Amd.Kep selaku Pembimbing di
Ruang Gatot Kaca yang telah membimbing dan membantu proses
penyusunan makalah.
Penulis
2 DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................iii
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...............................................................................................3
1.
Tujuan Umum...............................................................................................3
2.
Tujuan Khusus..............................................................................................3
C. Metode Penulisan..............................................................................................3
D. Sistematika Penulisan.......................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................5
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................36
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................65
A. PENGKAJIAN............................................................................................65
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN..................................................................67
C. RENCANA KEPERAWATAN....................................................................68
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN.........................................................68
E. EVALUASI KEPERAWATAN...................................................................69
BAB V PENUTUP.................................................................................................71
A. Kesimpulan.................................................................................................71
B. Saran............................................................................................................71
Daftar pustaka........................................................................................................73
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa merupakan masalah yang serius dan penting, karena
menyangkut individu dan dapat merugikan baik untuk klien itu sendiri, keluarga,
masyarakat, bahkan bisa sampai pemerintah. Fenomena yang terjadi dan
berkembang
di
Indonesia
diantaranya
adalah
tingginya
atau
semakin
bertambahnya klien dengan gangguan jiwa. Hal ini terjadi karena dampak dari
krisis ekonomi yang berkepanjangan. Pada tahun 1955 di Indonesia didapatkan
banyak yang mengalami gangguan jiwa, jumlahnya yaitu dari 1000 anggota
rumah tangga terdapat 246 anggota rumah tangga mengalami gangguan jiwa.
Menurut Prof. Dr. Azrul Anwar masalah kesehatan mental yang dialami meliputi
depresi, stress, penyalah gunaan obat, sampai skizofrenia (Stuart, 2005).
B. TUJUAN PENULISAN
1.
Tujuan Umum
2.
Tujuan Khusus
C. METODE PENULISAN
Penulisan makalah case conference ini menggunakan metode deskriptif
yaitu suatu metode yang menggambarkan, menganalisis data, dan
menguraikan melalui pendekatan studi kasus, dimana penulis mengambil satu
kasus kelolaan kemudian penulisan memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan permasalahan yang ada. Adapun teknik mengumpulkan datanya
antara lain:
1. Studi Kepustakaan
Dengan jalan mengumpulkan dan mempelajari bahan-bahan yang
berhubungan dengan studi kasus.
2. Pengamatan / Observasi Langsung
Penulis mengamati perilaku klien secara verbal(ucapan saat komunikasi,
baik isi pembicaraan, intonasi suara, dan lain-lain), dan nonverbal(ekspresi wajah, sikap tubuh, gaya bicara dan penampilan).
3. Wawancara
Teknik wawancara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dari klien
yaitu secara faktual yang dilakukan oleh penulis terhadap klien yang
bersangkutan, keluarga (home visit atau kunjungan rumah) ataupun
terhadap perawat ruangan yang menangani klien selama ini serta
ditambah oleh data sekunder berupa data tentang status klien.
4. Studi Dokumentasi
Mengumpulkan data data klien dari status klien yang ada di ruangan,
dengan cara mempelajari dan mencatat kejadian yang ada hubungannya
dengan kasus yang diterangkan dalam catatan medis.
5. Pemeriksaan Fisik
Penulis memeriksa keadaan fisik dan jiwa juga mengukur tanda-tanda
vital klien untuk mengetahui secara umum status kesehatan fisik klien.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
1.
2.
3.
4.
5.
A Definisi
Halusinasi adalah presepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa
adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2005; Laraia,
2009).
merupakan
gangguan
presepsi
dimana
pasien
dan
menciderai
diri
sendiri,
orang
lain
dan
lingkungannya.
b. Kerusakan interaksi sosial
Hal ini terjadi karena perilaku klien yang sering marah-marah dan
resiko menciderai lingkungan, maka lingkungan akan menjauh dan
mengisolasinya.
3. Dampak gangguan sensori persepsi terhadap kebutuhan dasar manusia
(menurut Yosep, 2010)
a. Kebutuhan nutrisi
Individu dengan halusinasi pendengaran, biasanya merasa asyik
dengan dunia dan pikirannya sendiri sehingga waktu untuk makan
tidak ada. Disamping itu juga bila halusinasinya mengancam dirinya
makan ia akan cenderung menolak ddan menghindari makan. Sehingga
dampak yang terjadi adalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
b. Kebutuhan istirahat dan tidur
Suara halusinasi didengar secara terus menerus dapat menyebabkan
individu merasa tidak aman, takut ataupun gelisah sehingga individu
tersebut merasa tidak mampu mengontrol halusinasinya, hal ini dapat
mengakibatkan kebutuhan istirahat dan tidur terganggu
c. Perawatan diri atau personal hygiene
Individu dengan halusinasi pendengaran kadang-kadang merasa cemas,
takut, gelisah ataupun curiga sehingga hal ini menyebabkan
menurunnya minat individu untuk mengurus dirinya. Selain itu juga
akan
menyebabkan
kurang
motivasi
dalam
beraktivitas.
f. Kebutuhan rasa aman
Jika halusinasinya mengancam individu maka ia cenderung gelisah,
takut ataupun bingung. Hal ini menimbulkan rasa tidak aman pada
individu
g. Kebutuhan dicintai dan mencintai
Pada klien yang mengalami halusinasi pendengaran cenderung akan
manrik diri karena akan beranggapan bahwa penyebab halusinasi
berasal dari proses mempelajari tingkah laku orang lain, hubungan
orang lain atau pendapat orang lain tentang dirinya, maka kebutuhan
akan mencintai dan dicintai akan terganggu.
h. Komunikasi
Pada
klien
dengan
halusinasi
pendengaran
cederung
akan
7. Kinistetik 10 %
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
B. Tahapan Halusinasi
Tahapan terjadinya halusinasi terdiri dari 4 fase menurut Stuart dan
Laraia (2001) dan setiap fase memiliki karakteristik yang berbeda, yaitu:
1. Fase I
kesepian, rasa bersalah dan takut serta mencoba untuk berfokus pada
pikiran yang menyenangkan untuk meredakan ansietas. Di sini klien
tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan lidah tanpa
suara, pergerakan mata yang cepat, diam dan asyik sendiri.
2. Fase II
C.
ADAPTIF
MALADAPTIF
Gangguan pikir/delusi
Pikiran Logis
Reaksi
emosi berlebihan
Persepsi Akurat
Distorsi pikiran ilusi
Perilaku disorganisasi
Emosi Konsistensi dengan Pengalaman
Reaksi emosi berlebihan
Isolasi Sosial
Perilaku sesuai
Perilaku aneh
Berhubungan Sosial
Menarik diri
Pikiran logis : yaitu ide yang berjalan secara logis dan koheren.
tidak lama.
Perilaku sesuai, yaitu perilaku individu berupa tindakan nyata dalam
penyelesaian masalah masih dapat diterima oleh norma-norma social
bentuk kerjasama.
Proses pikir kadang terganggu (ilusi), yaitu menifestasi dari persepsi
impuls eksternal melalui alat panca indra yang memproduksi
E. Sumber Koping
Sumber koping berupa pilihan atau strategi yang membantu
untuk menetapkan apa yang dapat dilakukan sebagaimana yang telah
ditetapkan Lazarus (1985) dalam Rasmun (2004), mengidentifikasi lima sumber
koping yang dapat membantu individu beradaptasi dengan stressor yaitu,
ekonomi, ketrampilan dan kemampuan, tehnik pertahanan, dukungan sosial dan
motivasi.
Kemampuan menyelesaikan masalah termasuk kemampuan untuk
mencari informasi,
identifikasi
masalah,
mempertimbangkan
alternatif
pilihan
koping
pada
kenyataannya
sumber
keuangan
sosial, stabilitas
kultural, suatu sistem yang stabil dari nilai dan keyakinan, orientasi
A. Mekanisme Koping
Menurut Itoh (2009) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
mekanisme koping, yaitu :
1
kemampuan dirir dalam mengatasi tantangan yang kita hadapi, harapan terhadap
kemampuan diri untuk menampilkan tingkah laku terampil, dan harapan terhadap
kemampuan diri untuk dapat menghasilkan perubahan hidup yang positif
1) Dukungan sosial
Menurut Wills & Filer Fegan (dalam itoh, 2009) Peran dukungan sosial
sebagai penahan munculnya stress telah dibuktikan kebenarannya. Para penyelidik
percaya bahwa memiliki kontak sosial yang luas membantu melindungi siste
kekebalan tubuh terhadap stress.
Menurut Taylor (dalam Itoh (2009) individu dengan dukungan sosial tinggi
akan mengalami stress yang rendah ketika mereka mengalami stress, dan mereka
akan mengatasi stress atau melakukan koping lebih baik. Selain itu dukungan
sosial juga menunujukan kemungkinan untuk sakit lebih rendah, mempercepat
proses penyembuhan ketika sakit.
2) Optimisme
Menurut Malthews, ellyn e & cook, paul F (2008) Pikiran yang optimis dapat
menghadapi suatu masalah lebih efektif dibanding pikiran yang pesimis
berdasarkan cara individu melihat suatu ancaman. Pikiran yang optimis dapat
membuat keadaan yang stresful sebagai suatu hal yang harus dihadapi dan
diselesaikan, oleh karena itu, individu lebih akan memilih menyelesaikan dan
menghadpi masalah yang ada dibandingkan dengan individu yang mempunyai
pikiran yang pesimis
3) Usia
Menurut Hamka (2009) Usia berhubungan dengan toleransi seseorang
terhadap stres dan jenis stresor yang paling mengganggu. Semakin tua umur
seseorang akan terjadi proses penurunan kemampuan fungsi organ tubuh
(regeneratif) akan mempengaruhi dalam mengambil keputusan terutama dalam
menangani penyakit kronis sehingga klien dihadapkan pada masalah yang sangat
kompleks.
4) Pendidikan
Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar
masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan (praktik) untuk memelihara
(mengatasi masalah masala), dan meningkatkan kesehatannya.Selain itu tingkat
pendidikan individu memberikan kesempatan yang lebih banyak terhadap
diterimanya pengetahuan baru termasuk informasi kesehatan.
Menurut Hamka (2009) bahwa Tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang
mudah terkena stres atau tidak. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka toleransi
dan pengontrolan terhadap stressor lebih baik. Menjelaskan pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup
terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan
maka
semakin
baik
pula
seseorang
dalam
memecahkan
permasalahan.
6) Jenis kelamin
Menurut Santrock (2006) pendekatan psikologis perkembangan yang
menekankan bawha adaptasi selama perkembangan manusia menghasilkan
kejiwaan berbeda antara pria dan wanita, ini dikarenakan perbedaan peran wanita
dan pria menghadapi perbedaan tekanan dalam lingkungan awal ketika manusia
telah berkembang.
Menurut Hamka (2009) perempuan biasanya mempunyai daya tahan yang
lebih baik terhadap stresor dibanding dengan laki-laki dalam penelitian yang
dilakukannya bahwa jenis kelamin / jender sangat mempengaruhi dalam berespon
terhadap penyakit, stres, serta penggunaan koping dalam menghadapi masalah
kesehatan.
sedangkan
laki-laki
didorong
untuk
menonjol
emosinya,
juga
menyembunyikan sisi lembut mereka dan kebutuhan mereka akan kasih sayang
serta kehangatan. Bagi sebagian anak laki-laki, kemarahan adalah reaksi
emosional terhadap rasa frustasi yang paling bisa diterima secara luas sehingga
laki-laki lebih cenderung memiliki mekanisme koping maladaptif dibandingan
dengan perempuan
F. Aspek medik
Psikofarmatika adalah obat-obatan kimia yaitu obat-obatan psikotropika
yyang dapat mempengaruhi bagian-bagian otak tertentudan menekan atau
mengurangi atau menghilangkan gejala-gejala tertentu pada penderita. Gejala
tersebut meliputi yang berhubungan dengan proses pikir, berhubungan dengan
alam perasaan dan emosi dan perilaku penghayatan pribadi manusia.
Therapi psikofarmaka menurut Towsend, (2009) untuk pasien dengan
halusinasi:
a. Chlorpormazine (CPZ)
otak
C. Asuhan Keperawatan
I.
Pengkajian
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri
sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat,
mencederai diri, dan kurang percaya diri. Klien mempunyai
gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga social dengan
orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang diikuti
dalam masyarakat.
f) Status Mental
Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak
mata, kurang dapat memulai pembicaraan, klien suka
menyendiri dan kurang mampu berhubungan dengan perawat.
g) Mekanisme Koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau
menceritakan nya pada orang orang lain (lebih sering
menggunakan koping menarik diri).
h) Aspek Medik
II.
Masalah keperawatan
Dari hasil pengkajian yang ada dapat disimpulakan beberapa masalah
keperawatan yang dapat ditemukan pada klien gangguan orientasi realitas /
GOR khususnya dengan klien gangguan sensori persepsi, yaitu:
a. Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran.
b. Isolasi sosial.
III.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan masalah kesehatan aktual atau
potensial yang mampu diatasi oleh perawat berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya. Dalam penyusunan diagnosa keperawatan akan lebih mudah
bila kita menggunakan pohon masalah. Dibawah ini adalah diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan sensori presepsi :
Halusinasi (Keliat, 2005) antara lain :
1. Risiko perilaku kekerasan
2. gangguan sensori presepsi : Halusinasi
3. isolasi sosial
Pohon masalah
Isolasi Sosial
IV.
Analisa data
Data yang didapatkan sesuai masalah yang ditemukan pada pasien sesuai
V.
Perencanaan
Perencanaan adalah pengembangan dari pengkajian untuk memenuhi
kebutuhan klien yang tidak diketahui. Rencana keperawatan merupakan mata
rantai antara penetapan kebutuhan klien dan pelaksanaan tindakan.
Perencanaan terdiri dari penetapan tujuan, intervensi atau rencana tindakan,
dan rasional. Menurut Keliat (2009).
1.
Penatalaksanaan Keperawatan
INTERVENSI GANGGUAN SENSORI PERSEPSI:
a.
percaya.
Kriteria Hasil : klien dapat menunjukan ekspresi wajah bersahabat,
menunjukan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau
menyebutkan nama, mau menjawab nama, mau menjawab salam, mau
duduk berdampingan dengan perawat, bersedia mengungkapkan
masalah yang dihadapi.
Rencana Tindakan adalah bina hubungan saling percaya dengan
menggunakan prinsip komunikasi terapeutik yaitu sapa klien dengan
ramah baik verbal maupun non verbal, perkenalkan nama, nama
panggilan & tujuan perawat berkenalan, tanyakan nama lengkap klien
dan nama panggilan yang disukai klien, buat kontrak yang jelas,
tunjukkan
sikap
jujur
dan
menepati
janji
setiap
kali
apa
yang
dirasakan
jika
terjadi
halusinasi
mengenal
halusinasi
memungkinkan
klien
untuk
waktu,
isi
dan
frekuensi
munculnya
halusinasi
mengidentifikasi
mengetahui koping
pengaruh
halusinasi
pasienm
untuk
untuk
mengendalikan
halusinasinya,
klien
dapat
menyibukan diri, dll), diskusikan cara yang digunakan klien jika cara
yang digunakan adaptif beri pujian, berikan cara baru untuk
memutus/mengontrol timbulnya halusinasi seperti katakan pada dir
sendiri
bahwa
ini
tidak
nyata
(saya
tidak
mau
mengontrol lingkungannya.
Tujuan Khusus Keempat : klien dapat dukungan dari keluarga
baik.
Kriteria Evaluasi : klien dapat menyebutkan manfaat minum obat,
kerugian tidak meminum obat, nama, warna, dosis dan efek samping
obat, klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar,
Tunjukan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain melalui
tahap k-p, k-p-p lain k lain, k-kel/klp/masyarakat.
R/
Mengungkapkan
perasaan
akan
membantu
klien
menilai
Beri reinforcement aras hal hal yang telah dicapai oleh keluarga
R/ Keterlibatan keluarga sangat mendukung terhadap proses
perubahan perilaku klien.
Kegiatan madiri
VI.
Implementasi
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
VII.
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dibagi dua
yaiyu evaluasi proses atau formatif yang dilakukan setiap selesai melaksanakan
5 BAB III
6 TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada Tn.H dengan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran
Di rumah sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor
Ruang Gatot Kaca
I.
Pengkajian
A. Identitas klien
Nama
Umur
Tempat tanggal lahir
Jenis kelamin
: Tn. H
: 35 Tahun
: 6 November 1980
: laki- laki
Alamat
Pendidikan
Pekerjaan
Status
Agama
No.RM
Tanggal masuk
Tanggal pengkajian
Karawang
: Bapak kandung
C. Alasan masuk
Klien datang dibawa oleh keluarga dan petugas IGD ke RS. H.
Marzoeki Mahdi karena klien menunjukkan gejala marah- marah,
mengancam, mengganggu lingkungan, memukul dan berbicara sendiri
yang dialaminya di rumah kurang lebih 3 hari yang lalu.
D. Faktor predisposisi
Klien mulai mengalami gangguan jiwa pada tahun 2007 selama ini
klien pernah berobat ke alternatif namun tidak berhasil dan klien
dirawat di RS. H. Marzoeki Mahdi ketiga kalinya, yang pertama pada
tanggal 29 November 2012, yang kedua 20 Desember 2014,dan yang
ketiga 27 September 2015 sampai sekarang. Pengobatan sebelumnya
kurang berhasil karena putus obat satu minggu. Klien mengatakan
pada saat di ruang Antareja klien memukul perawat. Klien
mengatakan juga pada saat di rumah klien memukul orang lain karena
halusinasi pendengarannya. Berdasarkan status klien tidak ada
anggota keluarga klien yang mengalami ganggan jiwa. Klien
mengatakan mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu
pernah menabrak seorang anak remaja yang baru saja turun dari truk
Masalah keperawatan :
Fisik
III.
Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
= laki- laki
= perempuan
= klien
= meninggal
= tinggal serumah
Klien merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, klien memiliki dua
kakak perempuan, satu adik perempuan dan satu adik laki- laki. Kedua orang tua
klien masih, Semua kakak dan adik klien sudah menikah. Maka klien tinggal
hanya bersama kedua orangtuanya.
Klien mengatakan pola asuh klien sejak kecil dalam keluarga adalah
demokrasi dan memperlakukan semua anaknya dengan adil. Klien mengatakan
komunikasi dengan keluarga dilakukan dengan 2 arah, namun ketika klien
mempunyai masalah klien hanya memendamnya dan tidak menceritakan kepada
orang lain. Serta pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah.
Masalah keparawatan : tidak ada masalah keperawatan
2. Konsep diri
a. Citra tubuh
b. Identitas
c. Peran
laki- laki.
: klien berperan sebagai anak, namun dengan usia
klien yang sudah cukup umur yaitu 35 tahun klien
mengatakan seharusnya dia sudah berkeluarga,
Status mental
1. Penampilan
Penampilan klien tidak rapi dan bolong, tetapi klien memakai pakaian yang
sesuai dan tidak terbalik, rambut klien tampak berketombe, gigi klien
tampak bersih, kuku klien tampak panjang
Masalah keperawatan : defisit perawatan diri berdandan berdandan
2. Komunikasi
Dalam berkomunikasi klien berbicara dengan lambat dan dengan suara yang
kecil, klien tampak tidak mampu memulai pembicaraan, klien tidak mampu
memulai pembicaraan, klien tampak jarang berinteraksi dengan orang lain,
kontak mata kurang, kontak verbal kurang.
Masalah keperawatan : isolasi sosial
3. Aktivitas motorik
secara umum klien diam dan lesu, namun klien aktif dalam mengikuti
senam pagi, mengikuti TAK, Mencuci piring, dan kegiatan lainnya.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
4. Alam perasaan
Alam perasaan klien yaitu ketakutan dan khawatir karena halusinasi klien
mengatakan bahwa bapaknya mati dan membuat klien takut ayahnya
disakiti.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
5. Afek
Afek pada klien yaitu tumpul, karena klien harus di beri stimulus sebelum
berkomunkasi
Masalah keperawatan : isolasi sosial
6. Interaksi selama wawancara
Selama berinteraksi dengan perawat klien tampak kooperatif saat ditanya
namun kontak mata kurang, klien tampak menunduk, berbicara seperlunya.
Masalah keperawatan : isolasi sosial
7. Persepsi
klien mengatakan mendengar suara laki- laki yang mengucapkan bahwa
bapaknya mati. Klien mengatakan suara- suara itu muncul pada siang dan
malam sekitar pukul 13.00 dan 20.00. klien mengatakan suara-suara itu
muncul ketika klien sedang sendiri dan klien merasa khawatir dan takut
dengan suara- suara itu, klien mengatakan hal yang dilakukan klien biasanya
marah- marah
masalah keperawatan : Gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran
8. proses pikir
saat dilakukan wawancara, klien tidak mengalami gangguan proses pikit,
sirkumstansial, fligh og ideas, pengulangan pembicaraan, tangensial,
blocking, dan kehilangan asosiasi.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
9. isi pikir
saat dilakukan pengkajian klien tidak mengalami kelainan isi pikir seperti
obsesi, depersonalisasi, fobia, ide yang terkait, hipokondria, dan pikiran
magis, klien juga tidak ada gangguan waham seperrti waham agama,
nihilstic, somatic sisi pilir, kebesaran, siar pikir, curiga, dan kontrol pikir
ditandai dengan klien tidak meyakini suatu hal secara berlebihan.
masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
10. tingkat kesadaran
klien tampak tenang. Orientasi tempat klien baik, ketika di tanya di mana
dia berada klien mengatakan ada di ruang gatot kaca RS. Marzoeki mahdi,
orientasi orang baik ketika ditanya tentang nama bapak klien menjawab
nama bapaknya adalah Tn.B serta orientasi waktu klien baik, ketika ditanya
sekarang pagi, siang, atau malam pada pukul 10.00 klien mengatakan pagi.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
11. memori
a. jangka panjang : klien mengatakan sebelum masuk RS beberapa bulan
klien ngebut- ngebutan dijalan
b. jangka pendek : klien mengatakan ketika klien berada di ruang antareja
tepatnya pada minggu lalu klien suka menyapu ruangan
c. saat ini
: pada saat ditanya klien makan dengan apa pagi ini klien
mengatakan makan dengan ayam, soup, nasi dan tahu
masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
12. tingkat konsentrasi dan berhitung
klien tampak dengan konsentrasi yang baik terlihat ketika sedang berdiskusi
klien tanggap dan kooperatif. Kemampuan berhitung klien baik ketika di
tanya 53 + 13 = 66
masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
13. kemampuan penilaian
saat ditanya apa yang akan klien pilih ketika bangun tidur apakah mandi
dahulu baru makan atau mandi dahulu baru makan ? klien menjawab mandi
dahulu baru makan dengan alasan biar lebih segar
masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
14. Daya tilik diri
Klien mengatakan menyadari dengan keadaannya saat ini bahwa klien ada
gangguan jiwa, dan klien berharap ingin cepat sembuh dan pulang.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
V.
a. Makan
klien mengatakan makan 3x sehari, klien makan dengan menggunakan
tangan, setelah makan klien mencuci tangan dan piring.
b. BAB/ BAK
Klien mampu pergi ke kamar mandi untuk BAB dan BAK serta mampu
membersihkan
toilet
setelah
menggunakannya,
dan
merapihkan
e. Istirahat klien
Klien mengatakan tidur siang dari jam 13.30 14.30, Tidur malam dari
jam 20.00 05.00 serta Aktivitas sebelum tidur
klien mengatakan
berlatih menghardik.
f. Penggunaan obat
klien mngatakan mengetahui berapa kali minum obat dan waktunya yaitu
pada pagi, siang dan malam, serta klien belum mengetahui nama obat
yang di minumnya
g. Pemelihara kesehatan
klien perlu motivasi dari orang-orang terdekat untuk memelihara
kesehatannya seperti kontrol atau rawat jalan yang teratur.
h. Aktivitas di dalam rumah
klien mengatakan di rumah mempersiapkan makanan untuk dirinya, klien
mengatakan suka membantu merapihkan rumah dengan menyapu. Klien
mengatakan mencuci pakaian dengan mesin cuci. Klien mengatakan yang
mengatur uang di rumah adalah ibunya. Klien mengatakan membantu
jualan sembako.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
i. Aktivitas di luar rumah: klien mengatakan di ajak gotong royong oleh
tetangganya namun klien tidak ikut serta. Klien hanya ikut pengajian pada
VIII.
VI.
VII.
Kurang Pengetahuan
Klien mengetahui bahwa dirinya sedang sakit jiwa. Namun klien kurang
mengetahui dan kurang mau terbuka tentang apa yang menyebabkan
gangguan jiwa.
VIII.
Aspek medik
IX.
Analisa Data
Hari, Tanggal
Ds :
klien
mengatakan
dirumah
tidak
mempunyai teman
Do :
-klien tampak sendirian
-Klien
tampak
tidak
berkomunikasi
dan
menarik diri
-Klien tampak kurang
aktivitas fisik dan
Masalah
keperawatan
Isolasi sosial
paraf
Afwini
verbal
Ds :
Harga diri rendah
-klien mengatakan malu
dengan penyakitnya
-Klien mengatakan takut
berkenalan
dengan
orang lain karena
seseorang itu ada
yang baik dan ada
yang tidak
Afwini
Do :
-Klien tampak dengan
kontak mata kurang
-Suara klien kecil
- klien tampak tidak
bersemangat
Ds :
Risiko
perilaku Afwini
klien
mengatakan
kekerasan
bahwa sebelum di
bawa ke RS klien
pernah
memukul
orang lain
Do :
- di dalam status klien,
klien di bawa karena
marah marah dan
memukul
orang,
merusak lingkungan,
nada suara tinggi
Ds :
Gsp
halusinasi Afwini
-klien
mengatakan
pendengaran
mendengar
suarasuara yang tidak ada
wujudnya yang isinya
mengatakan
bahwa
ayahnya akan di sakiti
-klien mengatakan suara
itu muncul ketika
klien sendiri, dengan
frekuensi
jarang,
X.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ds :
Defisit perawatan Afwini
-klien mandi sehari 2x
diri
-klien mengatakan mandi
namun tidk memakai
sabun
Do :
-klien tampak memakai
baju yang kusut
Ds :
Risiko
regimen Afwini
klien
mengatakan
terpaeutik
kambuh lagi karena
inefektif
putus obat selama
seminggu
Do :
Ds :
Koping individu Afwini
-Klien mengatakan jika
tidak efektif
sedang stress klien
melakukan
kebutkebutan dijalan
Do :Ds : Koping keluarga Afwini
Do :
tidak efektif
klien masuk ke RS.MM
sudah 2 x
Daftar masalah keperawatan
E. Pohon masalah
.
RISIKO PERILAKU KEKERASAN
Gangguan Sensori
Persepsi: Halusinasi
ISOLASI SOSIAL
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Harga diri rendah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
F. Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
Isolasi sosial
Harga diri rendah
Risiko prilaku kekerasan
Defistt perawatan diri
Risiko regimen terapeutik inefektif
Koping keluarga tidak efektif.
7 CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien
: Tn. H
2015
Dx. 1
10.30
Klien
Evaluasi
S:
mengatakan
ada
Klien
mengatakan
suara laki-laki
DO :
-
Diagnosa Keperawatan :
-
Halusinasi pendengaran
2. Mengidentifikasi
terjadi,
Klien
mengatakan
senang
mengobrol
dengan perawat
mengatakan
hubungan
saling percaya
waktu
Klien
Tindakan keperawatan :
1. Membina
situasi O :
-
perasaan,
respon
Klien
tampak
melakukan
3. Menjelaskan
mengontrol
cara
nafas
halusinasi
mampu
kegiatan
dalam
dan
menghardik
dengan
menghardik
jadwal
Halusinasi berkurang
Latih/anjurkan
P:
untuk
klien
latihan
menghardik 3x dalam
5. Membantu memasukkan
pada
kegiatan
sehari.
harian
untuk
latihan
menghardik.
Rencana Tindak Lanjut :
1. Latih dan jelaskan cara
mengontrol
halusinasi
cara,
untuk
latihan
Tgl/No
.Dx
Rabu,
4-
Implementasi
Evaluasi
DS :
S:
11-
Klien
mengatakan
belum
ganti baju
-
201 DO :
5
Dx.
D
08.30
O:
Diagnosa Keperawatan :
Klien
tampak
sudah
mengganti baju
-
masalah
Klien
tampak
bisa
mempraktekkan
2. Jelaskan
pentingnya
kebersihan diri
3. Jelaskan
cara
cara
alat-alatnya
A:
dan
alat
kebersihan diri
4. Latih
cara
kebersihan
berkurang
menjaga P :
diri;
mandi,
Latih,
anjurkan
motivasi
cuci rambut
mandi 2x/hari
klien
dan
untuk
jadwal
5. Masukkan
pada
Diskusikan
tentang
dengan
cara
berdandan
kebersihan diri
klien
untuk
setelah
hari
Nama Klien
: Tn. H
Implementasi
Dx
Nov Ds:
Evaluasi
2015
S:
klien
mengatakan
dirumah
10.00
2.
Do:
Klien
mengatakan
sering
berkenalan
berinteraksi dengan
O:
temannya
Klien
tampak
mengobrol
temannya
P:
dan bercakap-cakap
3. Kerugian tidak punya
teman dan tidak bercakapcakap
4. Latih cara berkenalan
dengan pasien dan
perawat atau tamu
5. Masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
Anjurkan
klien
untuk
Anjurkan
klien
latihan
berkenalan
Rencana Tindak Lanjut
1. Evaluasi kegiatan
berkenalan. Beri pujian
2. Latih cara berbicara saat
melakukan kegiatan
harian (latih 2 kegiatan)
3. Masukan pada jadwal
kegiatan untuk berkenalan
2-3 orang pasien, perawat,
tamu, berbicara saat
melakukan kegiatan
Nama Klien
: Tn. H
Dx
Nov
2015
10.00
Implementasi
S:
DS :
-
1.
Evaluasi
klien
mengatakan
bagaimana cara cerdas
menghilangkan
halusinasi
klien mengatakan takut
jika
halusinasinya
dateng lagi
klien
mengatakan
halusinasinya
terakhir
pada hari minggu
DO :
-
O:
RTL :
Diskusikan cara mengontrol
hausinasi dengan melakukan
kegiatan harian (mulai 2
kegiatan)
Tgl/ No.
Implementasi
Dx
6
Nov DS :
Klien mengatakan ada
2015
teman yang susah, ada
10.10
teman yang baik
DO :
1.
Klien kurang bergaul
dengan yang lain
Evaluasi
S:
Dx : Isolasi Sosial
Tindakan keperawatan
Mengevaluasi berkenalan
(dengan orang lain) Beri
O:
pujian
A:
Isolasi sosial berkurang
P:
LaAnjurkan klien untuk
berbincang-bincang dengan
teman.
Tgl/No.Dx
Rabu,
Implementasi
Evaluasi
11 Data :
November
2015
setelah berbincang-bincang.
DS : klien mengatakan sebelumnya
di ruang rawat Antareja klien
Dx.3
O: -
napas dalam.
-
Jam: 10.30
DO : -
bersemangat.
-
cara
mengontrol
PK
CATATAN KEPERAWATAN
Nama Klien
: Tn. H
Ruang / No. CM
Tgl/No.Dx
: Gatot Kaca / 24 99 20
Implementasi
Evaluasi
Senin,
09 Data :
November
2015
DS : klien mengatakan sendiri juga
Dx.2
Jam: 09.30
tidak apa-apa
O:-
Dx : isolasi sosial
Intervensi :
4. Evaluasi
kegiatan
berkenalan
berinteraksi walaupun
latihan
(berbicara
saat
banyak.
cara
berbicara
saat
kegiatan baru)
6. Masukan pada jadwal kegiatan
untuk
latihan
berkenalan
4-5
4 kegiatan harian.
-
kegiatan
bicara
latihan
saat
Tgl / No. DX
Implementasi
Evaluasi
9 Nov 2015
DX 1
Jam:
11.00
Data:
S:
DS:
-
DO:
-
halaman
O:
Diagnosis Keperawatan:
-
Klien men
Klien men
membuang
Tindakan Keperawatan:
-
Klien tamp
Klien tam
A:
-
Halusinasi
Anjurkan
P:
hari
Masukan
pada
jadwal
kegiatan
untuk
latihan
dan
kagiatan harian
Rencana Tindak Lanjut:
-
CATATAN KEPERAWATAN
Nama Klien
: Tn. H
Ruang / No. CM
: Gatot Kaca / 24 99 20
Tgl / No. DX
Implementasi
Evaluasi
10 Nov 2015
DX 2
Jam:
11.50
Data:
S:
Ds:
- klien mengatakan sudah berkenalan dan berkenalan
dengan Tn. S, Tn. H, Tn. U, Tn. A
Do:
- Klien tampak mengobrol dengan pasien lain
- Klien tampak menunduk jika diajak mengobrol dengan O:
perawat
- Kontak mata sudah lebih sering
A:
Diagnosis Keperawatan:
- Isolasi sosial
P:
Tindakan Keperawatan:
- Evaluasi kegiatan latihan berkenalan dan berbicara saat
melakukan empat kegiatan harian. Beri pujian
- Latih cara bicara sosial: meminta sesuatu, menjawab
pertanyaan
- Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan
berkenalalan >5 orang, orang baru, berbicara saat
melakukan kegiatan harian dan sosialisasi
Rencana Tindak Lanjut:
- Evaluasi kegiatan bersosialisasi
- Memotivasi klien berinteraksi dengan orang lain
- Latih cara berinteraksi dengan orang lain
- Latih cara melakukan kegiatan dan bersosialisasi
Klien m
dengan pa
Klien m
tentang ho
Klien men
Klien men
Klien tamp
Klien mem
boleh pula
Isolasi sos
Anjurkan
5 orang
CATATAN KEPERAWATAN
Nama Klien
: Tn. H
Ruang / No. CM
: Gatot Kaca / 24 99 20
Tgl / No. DX
Implementasi
Evaluasi
11 Nov 2015
DX 4
Jam:
10.00
Data:
DS:
- Klien mengatakan malas beraktivitas
- Klien mengatakan ingin pulang dan menanyakan kapan
pulang
DO:
- Klien tampak tidur
- Klien tampak menunduk
- Klien kurang melakukan kontak mata dengan perawat
Diagnosis Keperawatan:
- Harga diri rendah
Tindakan Keperawatan:
- Identifikasi kemampuan pasien dalam melakukan
kegiatan dan aspek positif yang dimiliki pasien (buat
daftar kegiatan)
- Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan
saat ini (pilih dari daftar kegiatan): buat daftar kegiatan
yang dapat dilakukan saat ini
- Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dipilih
(alat dan cara melakukannya)
- Memasukkan pada jadual kegiatan untuk latihan dua
kali perhari.
Rencana Tindak Lanjut:
- Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan
berikan pujian
- Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
- Latih kegiatan kedua (alat dan cara)
- Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: dua
kegiatan masing masing dua kali per hari
S:
8 BAB IV
9 PEMBAHASAN
Klien me
Klien m
dan mera
Klien tam
dapat kli
Harga di
Anjurka
menyapu
O:
A:
P:
Dalam Bab ini kelompok akan membandingkan antara teori yang ada dengan
kenyataan yang kelompok dapatkan selama memberikan asuhan keperawatan
pada Tn.H dengan Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran diruang
Gatot Kaca RS. DR. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
Adapun pembahasan mengenai Asuhan Keperawatan pada Tn. H ini
kelompok menyesuaikan dengan tahapan proses keperawatan yang dimulai
dengan pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan dan evaluasi keperawatan.
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada Tn.H yang dilakukan komprehensif meliputi biopsiko-sosial-spiritual sehingga didapatkan data subjektif dan data objektif yang
merupakan dasar dalam merumuskan diagnosa keperawatan.
Berdasarkan data yang didapatkan pada saat pengkajian Tn.H ditemukan
Faktor Predisposisi sedikit berbeda dengan teori yaitu faktor biologis
berdasarkan status dalam rekam medik klien tidak ada anggota keluarga klien
yang mengalami gangguan jiwa. Faktor psikologis, dimana klien mengatakan 3
tahun yang lalu pernah menabrak seorang anak dan sejak saat itu klien mulai
mengalami kecemasan dan mendengar suara-suara yang mengancam akan
menyakiti ayahnya, dan faktor sosial budaya klien mengatakan suka sholat jumat
ke mesjid dan mengikuti pengajian yasin.
Faktor presipitasi yang ditemukan pada Tn.H klien marah-marah saat
dirumah dan di RS pernah memukul perawat selain itu klien pernah berbicara
sendiri, sedangkan faktor presipitasi yang yang tidak sesuai dengan teori yaitu :
faktor biokimia dimana Tn.H tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang
(NAPZA).
Perilaku halusinasi pada kasus yang sesuai dengan teori yaitu sosial dimana
klien tampak sering terlihat menyendiri. Fisik dimana klien sering terlihat
menyendiri ketika melakukan aktivitas. Perilaku klien cukup kooperatif.
Intelektual klien tidak mengalami perubahan pada proses pikir dan isi pikir.
Spiritual tidak mengalami perubahan spiritual pada klien.
Mekanisme koping yang kelompok temukan pada kasus yaitu apabila ada
masalah klien hanya memendam masalahnya sendiri dan diam. Dan mekanisme
koping maladaptif menurut teori namun tidak ditemukan pada Tn.H adalah regresi
dan proyeksi.
Sumber koping yang ada menurut teori yaitu individual harus dikaji dengan
pemahaman terhadap pengaruh gangguan otak dan perilaku. Kekuatan dapat
meliputi seperti modal intelegensi atau kreativitas yang tinggi. Pada saat
pengkajian kelompok tidak menemukan sumber koping pada klien karena klien
cenderung untuk diam dan menyendiri serta jarang mengobrol dengan teman
ataupun beraktivitas.
Pada perumusan pohon masalah terdapat kesesuaian antara teori dan kasus
diantaranya Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi dimana klien mengatakan
sering mendengar suara laki-laki yang mengucapkan bapanya mati dan tidak akan
datang, Isolasi Sosial dimana klien cenderung untuk menyendiri, tidak mau
mengobrol dengan teman atau perawat dan tidak mau bercerita mengenai
masalahnya kepada orang lain, dan Risiko Perilaku Kekerasan dibuktikan
berdasarkan data dimana klien sering marah-marah, pada saat di ruang Antareja
klien memukul perawat dan klien mengatakan juga pada saat di rumah klien
memukul orang lain karena halusinasi pendengarannya.
Berdasarkan analisa data yang kelompok lakukan terdapat pengembangan
pohon masalah yaitu : Harga Diri Rendah yang ditunjukkan oleh data klien
mengatakan malu karena sakit jiwa, klien mengatakan malu belum bisa membantu
keluarga dengan usia yang sudah berumur ini, klien tampak sedih, menunduk dan
tidak bersemangat. Defisit Perawatan Diri ditunjukkan oleh data, klien
mengatakan mandi 2x/hari menggunakan sabun, menggosok gigi 2x/hari
menggunakan pasta gigi, klien terlihat berpakaian cukup rapi dan memakai
pakaian yang sesuai namun jarang mengganti pakaian dan harus dimotivasi oleh
perawat. Rambut klien tampak rapi dan kurang bersih, kuku klien terlihat panjang
dan kotor, klien terlihat menggunakan alas kaki. Risiko Perilaku Kekerasan
ditunjukkan oleh data klien mengatakan ketika dirumah sering marah-marah
karena halusinasinya, dan klien pernah memukul perawat ketika di ruang Antareja
karena kesal. Koping Keluarga Tidak Efektif : ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan gangguan jiwa, ditunjukkan dengan data klien terlihat
berdasarkan catatan buku rekam medik mengalami gangguan jiwa pada tahun
2007 dan pernah berobat ke pengobatan alternatif namun tidak berhasil dan
dirawat di RS. H. Marzoeki Mahdi ketiga kalinya, yang pertama pada tanggal 29
November 2012, yang kedua 20 Desember 2014,dan yang ketiga 27 September
2015 sampai sekarang. Klien mengatakan kedua orangtua tua klien memiliki pola
asuh demokrasi dan memperlakukan semua anaknya dengan adil, klien
mengatakan komunikasi dengan keluarga dilakukan dengan 2 arah, klien
mengatakan pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah. Regimen
Terapeutik Inefektif : berdasarkan data yang didapatkan klien pernah mengalami
putus obat selama satu minggu.
Dalam melakukan pengkajian mendapatkan faktor pendukung, yaitu adanya
kerjasama antar kelompok dan format pengkajian yang dilengkapi pedomannya
yang berlaku sama dipelayanan kesehatan jiwa serta institusi pendidikan, serta
adanya bimbingan dari CI ruangan dan dosen pembimbing institusi. Sedangkan
faktor penghambat yaitu karena pada kasus data yang ditemukan sedikit sehingga
kelompok sulit mengembangkan data-data sehingga solusi yang dilakukan yaitu
meningkatkan kerjasama antar kelompok.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa
keperawatan
merupakan
tahap
selanjutnya
dalam
proses
dapat berisiko perilaku kekerasan. Selain itu data-data tersebut paling dominan
pada saat dilakukan pengkajian.
Dalam menegakkan diagnosa keperawatan penulis tidak menemukan
hambatan atau masalah yang berarti.hal ini dibuktikan adanya data-data yang
cukup jelas baik subjektif maupun objektif yang menunjang ditegakkannya
diagnosa keperawatan.
C. RENCANA KEPERAWATAN
Perencanaan yang dibuat pada Tn.H untuk setiap diagnosa keperawatan sudah
sesuai dengan teori dalam perencanaan, kelompok menyusun diagnosa
keperawatan berdasarkan prioritas utama dan masalah keperawatan sesuai dengan
kondisi klien yaitu diagnosa Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi yang terdiri
dari tiga aspek utama antara lain: tujuan umum, tujuan khusus dan rencana
tindakan keperawatan pada Tn.H dengan diagnosa gangguan sensori persepsi:
halusinasi.
Kesenjangan yang penulis temukan antara teori dan kasus untuk aspek
perencanaan ini adalah pada kasus dicantumkan kriteria waktu yang berupa
jumlah pertemuan untuk setiap TUK direncanakan sebanyak 1 kali pertemuan
membina hubungan saling percaya, TUK 2 direncanakan sebanyak 1 kali
pertemuan klien dapat mengenal halusinasi, TUK 3 direncanakan sebanyak 1 kali
pertemuan klien dapat mengontrol halusinasinya, TUK 4 direncanakan sebanyak 1
kali pertemuan klien dapat memanfaatkan sistem pendukung atau keluarga, TUK
5 direncanakan sebanyak 1 kali pertemuan klien dapat menggunakan obat dengan
benar. Dalam perencanaan keperawatan kelompok tidak menemukan hambatan
dan kendala yang berarti karena kelompok didukung dengan pedoman untuk
membuat rencana keperawatan jiwa yang baku diseluruh tatanan layanan
keperawatan jiwa.
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk mengevaluasi hasil dari tindakan
keperawatan pada klien yang dilakukan pada respon klien terhadap tindakan
keperawatan yang dilakukan.
Sedangkan jenis evaluasi yang dilakukan kelompok adalah evaluasi formatik,
dimana kelomok selalu mengevaluasi klien pada setiap kali pertemuan.
Dari 7 diagnosa yang kelompok tegakan semua diagnosa
telah
hasil evaluasi keperawatan adalah SP 1-4 tercapai dalam empat kali pertemuan,
ditandai dengan klien mampu mendemonstrasikan cara menghardik halusinasi nya
dengan menutup telinganya dan mengatakan pergi..pergi.. Kamu tidak nyata, itu
suara palsu!.
Klien patuh dan teratur dalam minum obat dan mengetahui efek, nama obat,
dosis, warna, dan keuntungan serta kerugian nya. Klien mampu mengendalikan
halusinasi nya dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Klien mampu
mengendalikan halusinaainya dengan melakukan aktivitas seperti menyapu.
Diagnosa kedua yaitu Isolasi sosial dengan evaluasi keperawatan adalah SP 14 tercapai dalam empat kali pertemuan ditandai dengan klien mamou
mempraktikan cara berkenalan dengan 1 orang. Klien mampu mempraktikan
berkenalan dengan 2-3 orang. Selanjutnya klien mampu berkenalan lebih dari 5
orang dan berbincang-bincang sambil melakukan kegiatan. Klien mampu meminta
dan memberi jawaban atas pertanyaan yang diberikan.
Diagnosa ketiga, resiko perilaku kekerasan dengan hasil evaluasi keperawatan
adalah SP 1 tercapai dalam satu kali pertemuan ditandai dengan klien mampu
mrengontrol emosi nya dengan latian fisik yaitu tarik nafas dalam dan memukul
bantal.
Diagnosa ke empat, yaitu Harga diri rendah dengan hasil evaluasi
keperawatan adalah SP 1 HDR tercapai dalam satu kali pertemuan. Ditandai
dengan klien mampu mengindentifikasi kemampuan positif yang dimiliki.
Diagnosa ke lima, yaitu Defisit perawatan diri : kebersihan diri dan
berhias\berpakaian dengan hasil evaluasi keperawatan dalah SP 1 tercapai dalam
satu kali pertemuan ditandai dengan klien mampu menjelaskan cara menjaga
kebersihan diri, menyebutkan alat-alat mandi dan cara mandi.
10 BAB V
11 PENUTUP
A. Kesimpulan
Halusinasi adalah presepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya
rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2005; Laraia, 2009). Halusinasi
B. Saran
Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan jiwa, kelompok menyarankan
beberapa saran diantaranya.
1. Diharapkan agar kelompok sebelum berdinas dapat lebih memahami
konsep asuhan keperawatan jiwa sehingga dalam pelaksanaannya
lebih mudah untuk dapat memahami kasus yang ada
2. Diharapkan kelompok dapat memanfaatkan waktu yang telah
diberikan dengan efektif dan efesien untuk melaksanakan pengkajian
3. Perawat harus selalu melakukan pendekatan yang sering kepada klien
dengan cara komprehensif dan mulai menggali masalah yang ada pada
klien sampai dengan melaksanakan evaluasi perkembangan klien
12 DAFTAR PUSTAKA
Iyus, Yosep. (2009). Keperawatan Jiwa Edisi: Revisi. Bandung: Refika Aditama.
Nasir, Abdul. & Muthith, A. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Suliswati, S. Kp, M. Kes, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Jakarta: EGC.
: Pertama / SP 1
Nama Klien
: Tn. H
Hari, Tanggal
Ruangan
: Gatot Kaca
A PROSES KEPERAWATAN
1 Kondisi Klien
DS
: klien mengatakan suara itu menyuruh klien untuk melakukan satu hal
yang buruk
DO
4 Tindakan Keperawatan
a
B STRATEGI KOMUNIKASI
1 Orientasi
a
Salam Terapeutik
Selamat pagi pak, perkenalkan saya perawat Afwini, bapak bisa memanggil saya
Fini. Saya yang akan merawat bapak dari pukul 08.00 13.00 nanti. Nama bapak
siapa? Bapak senang dipanggil apa? Oh baiklah pak, kalau begitu saya panggil
bapak, pak ... ya?
b
Evaluasi/Validasi
Kontrak
: Baiklah bapak H, bagaimana kalau kita mengobrol tentang suara
suara yang sering bapak dengar dan bagaimana cara
mengontrolnya?
pak H?
2 Fase Kerja
Baiklah pak, sesuai kontrak yang sudah dilakukan, apakah bapak mendengar
suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu? Apakah terus menerus atau hanya sewaktu - waktu terdengar? Kapan paling sering bapak H
mendengar suara suara tersebut? Kira kira berapa kali dalam sehari? Pada
saat apa suara suara itu terdengar, pak? Apakah sering? Saya mengerti bapak
H mendengar suara suara itu, namun saya sendiri tidak mendengarnya pak.
Tetapi bapak tidak perlu khawatir karena ada teman teman bapak disini yang
mengalami hal yang sama seperti yang bapak alami saat ini. Apa yang bapak
rasakan saat mendengar suara itu? Lalu apa yang bapak H lakukan saat saat
mendengar suara itu? Apakah dengan cara tersebut suaranya hilang?
Bagaimana kalau kita belajar cara cara untuk mengatasi suara suara itu
muncul yang pertama yaitu dengan cara menghardik. Baiklah pak begini caranya,
jika suara suara itu muncul, hal pertama yang dapat bapak H lakukan adalah
3 Fase Terminasi
a
Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan bapak H setelah tadi kita bercakap cakap dan belajar
mengatasi suara suara tersebut dengan cara menghardik?
b
Evaluasi Objektif
Nah, sekarang coba bapak H perlihatkan pada suster kembali bagaimana cara
mengontrol suara suara tadi dengan cara menghardik? Ya, bagus sekali bapak
H.
c
Seperti yang sudah kita latih tadi, apakah suara suara itu muncul sekarang
bapak sudah bisa mengontrolnya dengan cara menghardik, kira kira berapa kali
bapak akan melakukannya dalam sehari? Jam berapa saja pak? Baiklah kalau
begitu.
d
Topik
Kontak
: Bagaimana jika besok kita belajar mengontrol suara suara
tersebut dengan cara minum obat pak?
Tempat
Waktu
14
:2
Hari/tanggal
Waktu
: 10.30
Dx.Kep /SP
: GSP: Halusinasi/SP 2
Nama klien
: Tn. H
Ruangan
: Gatot Kaca
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
DS
:
-
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepsi Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan utama
Mengevaluasi klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara
menghardik
Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara 6 benar minum obat
Klien dapat memasukan cara 6 benar minum obat kedalam jadwal kegiatan
klien
4. Tindakan keperawatan
Evaluasi kegiatan menghardik (beri pujian)
Latih cara mengontrol halusinasi klien dengan 6 benar minum obat
B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
a.
Salam terapeutik
Assalamualaikum wr.wb, selamat pagi pak masih ingat dengan saya ?
bagaimana perasaan bapak hari ini?
b. Evaluasi/ Validasi
apakah bapak masih
mendengar
suara?
apakah
bapak
sudah
saja?
2. Fase kerja
baiklah pak, kita akan mengonrol cara kedua mengontrol halusinasi yaitu
minum obat secara teratur, pak apakah ada perubahan atau perbedaan
sebelum bapak minum obat dan setelah bapak minum obat? Apakah suarasuara itu menghilang/berkurang? Bapak minum obat itu sangat penting
agar suara-suara yang bapak dengar itu berkurang. Apa bapak sudah
mendapat obat dari perawat? Iya obat yang bapak minum ada 3 macam:
yaitu Risperidone 2 x 2mg ( mengontrol halusinasi), marlopam 1 x 2 mg
( mengontrol prilaku agresif ), heximer 3x 2 mg ( megurangi kaku),
trifluperazine 3 x 2 mg ( mengontrol prilaku agresif, penenang)
Semua obat ini bapak minum 3x sehari yaitu pukul 07.00 pagi,jam 13.00
siang, dan jam 19.00 malam. Kalau nanti mulut bapak terasa kering, bapak
bisa atasi dengan menghisap es batu, bapak bisa memintanya kepada
perawat. Jangan pernah bapak menghentikan minum obat sebelum
berkonsultasi dengan dokter ya pak
jika bapak putus obat, bapak bisa kambuh dan sulit sembuh, pastikan
bapak minum obat pada waktunya, pastikan obatnya benar,jangan sampai
tertukar dengan obat orang lain,minum dengan cara yang benar. Bapak juga
harus memperhatikan berapa jumlah obat sekali minum dan minum air
putih, mari kita masukan kedalam jadwal kegiatan harian bapak yaw
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subyektif
bagaimana perasaan bapak setelah kita berdiskusi tentang obat?
b. Evaluasi objektif
sudah berapa cara yang sudah kita latih untuk mengontrol suara-suara?
Coba bapak sebutkan? Ya, bagus sekali pak
c. Rencana tindak lanjut
jadwal minum obat bapak sudah kita buat ya pak yaitu pukul
07.00,13.00,dan 19.00 di jadwal kegiatan harian bapak ya, jangan lupa
dilaksanakan semua dengan teratur ya pak, nanti besok saya akan
mengecek jadwal yang sudah dibuat
d. Kontrak yang akan datang
Topik :baik pak, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk
berdiskusi cara mengontrol halusinasi yang ketiga yaitu
bercakap-cakap dengan orang lain, apakah bapak bersedia?
Waktu : mau berapa lama kita akan berdiskusi pak?
Tempat :dimana nanti kita akan berdiskusi ? bagaimana kalau ditaman?
16 SP 3 HALU
17 STRATEGI PELAKSANAAN 4
18 HALUSINASI
Ruang
: Gatot Kaca
Nama klien
: Tn.H
jam
: 09.00
Pertemuan ke- 4
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
DS : klien mengatakan sudah tidak mendengar suara- suara lagi
DO: klien tampak tenang
2. Diagnosa keperawatan
Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Klien mampu mengontrol suara- suara halusinasi dengan melakukan
kegiatan harian
4. Tindakan keperawatan
a. Mengevaluasi kegiatan latihan menghardik, obat, bercakap- cakap,
beri pujian
b. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
harian (2 kegiatan)
c. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum
obat, bercakap- cakap, dan kegiatan harian
B. Strategi keperawtan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
assalamualaikum pak ?
b. Evaluasi/ validasi
bagaimana perasaan bapak hari ini ? apakah masih mendengar
suara- suara bisikan? Apakah bapak sudah melakukan 3 cara yang
telah dianjurkan oleh suster untuk mengontrol suara- suara
halusinasinya ? iya bagus pak. Coba bapak sebutkan lagi ke 3 cara
tersebut. Bagus pak !, coba bapak praktikkan cara menghardik, ya
bagus sekali, nah yang kedua jelaskan 6 benar obat dan obat apa
saja yang bapak minum ? iya bagus. Serta coba bapak praktikkan
cara bercakap- cakap ketika suara- suara itu muncul. Iya bagus
pak
c. Kontrak
1) Topik
baiklah sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan
diskusi cara ke empat untuk mengendalikan suara- suara yang
muncul yaitu dengan melakukan aktivitas harian.
2) Tempat
dimana kita akan berbincang- bincang ? bagaimana kalau
disini saja?
3) Waktu
berapa lama kita akan berbincang- bincang? bagaimana kalau
15 menit ?
4) Tujuan
tujuan dari diskusi ini agar bapak mampu mengontrol
halusinasi dengan cara melakukan aktivitas harian
2. Fase kerja
Apa saja yang biasa bapak lakukan ? pagi- pagi apa kegiatannya?
Terus jam berikutnya? (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya
sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya, mari kita latih dua
kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali pak. Kegiatan
ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara- suara tersebut muncul.
Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam
ada kegiatan.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
bagaimana perasaan
bapak
setelah
kita
berlatih
tentang
1) Topik
baiklah pak, kita sudah membahas 4 cara mengontrol
halusinasi, gunakan salah satu cara tersebut ketika suara- suara
itu muncul dan lakukan terus latihan sesuai dengan jadwal yang
telah kita sepakati. Besok suster akan melihat jadwal harian
bapak.
2) Waktu
Mau jam berapa kita berbincang- bincang lagi ? bagaimana
kalau jam 10.00.
3) Tempat
bapak mau dimana tempatnya? Bagaimana kalau disini lagi?
19
20 STRATEGI PELAKSANAAN 1
21 ISOLASI SOSIAL
Pertemuan ke
:1
Hari / tanggal
Waktu
: 10.00
Dx.kep / Sp
: Tn. H
Ruangan
: Gatot Kaca
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ds : Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
- klien mengatakan sedih,merasa tidak berguna dan tidak yakin
-
Do : -
orang terdekat
- Klien tampak sedih, ekspresi tumpul dan kontak mata kurang
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi social
3. Tujuan khusus
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
- Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan
orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
- Klien dapat melaksanakan hubungan secara bertahap
4. Tindakan Kerperawatan
- Membina hubungan saling percaya
- Mengidentifikasi penyebab menarik diri
- Mendiskusikan dengan klien tentang kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain
panggilan yang kita sukai . contoh : Nama saya pak Ahmad Zaelani,
saya senang dipanggil ahmad . Selanjutnya bapak menanyakan nama
orang yang diajak berkenalan. Contohnya nama bapak siapa ? senang
dipanggil apa ?
ayo coba bapak praktekkan. Misalnya saya belum kenal dengan
bapak,caba berkenalan dengan saya.
Ya,bagus sekali . coba sekali lagi .Bagus sekali !
Setelah bapak berkenalan dengan orang tersebut bapak bisa
melanjutkan percakapan teantang hal-hal menyenangkan bapak
bicarakan.Misalnya tentang hobi,cuaca,keluarga,dan sebagainyaa.
Bapak,mari kita masukkan kegatan yang telah kita lakukan ke dalam
jadwal harian bapak.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dan
latihan kenalan ?
b. Evaluasi Objektif
Nah, sekarang coba ulangi an peragakan kembali cara berkenalan
dengan orang lain.
c. Rencana Tidak Lanjut
Dalam seminggu ini, coba bapak bercakap-cakap dengan teman
disekitar ini yang selama ini bapak kenal.
Mau bercakap-cakap dengan berapa orang ? Mari kita buat
jadwalnya.
d. Kontrak yang Akan Datang
- Topik : Baiklah pak,bagaimana kalo kita besok berbincangbincang tentang pengalaman bapak bercakap-cakap dengan
teman-teman baru dan latihan bercakap-cakap dengan topic
-
tertentu.
Waktu : Bapak mau jam berapa ?
Tempat : bapak mau berbincang-bincang dimana ?
Bagaimana kalo disini ?
22
23 STRATEGI PELAKSANAAN 2
24 ISOLASI SOSIAL
Pertemuan
:2
Hari/tanggal
Waktu
:10.10
Dx. Kep/SP
Nama Klien
: Tn. H
Ruangan
: Gatot Kaca
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Ds:
Klien mengatakan ada teman yang susah, ada teman yang baik
Do:
-
4. Tindakan keperawatan
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Assalammualaikum, selamat pagi pak
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini: apakah bapak sudah tau
keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain? Apakah bapak masih ingat cara
berkenalan yang kita latih kemarin?
c. Kontrak
Topik:
Sesuai dengan kontrak kita kemarin hati ini kita akan berkenalan
dengan 2-3 orang ya pak, bagaimana pak?
Waktu:
Waktunya mau berapa lama? 15 menit?
Tempat:
Tempatnya mau dimana? Disini saja?
Tujuan:
Topik
Besok bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar berkenalan
dengan teman bapak 4-5 orang?
Tempat
Waktu
Waktunya mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00?
25
26 STRATEGI PELAKSANAAN 3
27 ISOLASI SOSIAL
Pertemuan ke
:3
Hari / tanggal
Waktu
: 09.30
Dx.kep / Sp
: Tn. H
Ruangan
: Gatot Kaca
A. Proses Keperawatan
Kondisi Klien
Ds : -
Tindakan keperawatan
B. Strategi Pelaksanaan
Fase Orientasi
d. Salam terapeutik
Assalammualaikum, selamat pagi pak
e. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini: apakah bapak sudah tau
keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain? Apakah bapak masih ingat cara
berkenalan yang kita latih kemarin? Apa bapak sudah berkenalan lagi
dengan teman dikamar bapak?
Kontrak
Topik:
Sesuai dengan kontrak kita kemarin hati ini kita akan berkenalan
dengan 4-5 orang ya pak, bagaimana pak?
Waktu:
Waktunya mau berapa lama? 15 menit?
Tempat:
Tempatnya mau dimana? Disini saja?
Tujuan:
Tujuan pertemuan kita kali ini untuk membuat bapak dapat
berkenalan dan terbiasa berinteraksi dengan orang lain
Fase Kerja
Baik pak disana ada teman saya, mari kita kesana untuk berkenalan. Baik
ayo bapak berkenalan dengan teman bapak ini seperti yang telah kita
praktikan sebelumnya ya. Ya bagus sekali pak bapak sudah bisa
melakukannya.
Sekarang kita akan melakukan kegiatan sambil berbincang bincang ya pak.
Kegiatan apa yang bapak ingin lakukan? Menyapu? Baiklah dengan siapa
bapak ingin menyapu? Dengan Tn. D? baiklah(perawat mengajak Tn. H
dan Tn. D untuk menyapu dan memotivasi mereka agar mau bercakapcakap)
Fase Terminasi
Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang dan
berkenalan dengan 4-5 orang?
Evaluasi objektif
Coba sekarang bapak ceritakan kembali cara berkenalan tadi dan
praktekan? Wah bagus sekali pak
Rencana tindak lanjut
Pak karena kita sudah berbincang-bincang dan berkenalan denga 4-5
orang, jangan lupa bapak untuk mempraktikannya dan berkenalan
dengan teman bapak lainnya ya
Kontrak
Topik
Besok bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar berkenalan
dengan lebih banyak orang dan kita akan melatih kegiatan yang
masih dapat bapak lakukan?
Tempat
Waktu
Waktunya mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00?
28
29 STRATEGI PELAKSANAAN 4
30 ISOLASI SOSIAL
Pertemuan
:4
Hari/tanggal
Waktu
:11.50
Dx.Keperawatan
: isolasi sosial / SP 4
Nama klien
: Tn.H
Ruangan
: Gatot Kaca
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
-
DO :
-
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat berkomunikasi dengan orang lain
b. Klien dapat memasukkan jadwal kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara saat melakukan
kegiatan harian. Beri pujian
b. Melatih cara bicara sosial : meminta sesuatu, menjawab
pertanyaan.
c. Memasukkan pada jadwalkegiatan untuk latihan berkenalan >5
orang, orang baru, bicara saat melakukan kegiatan harian dan
sosialisasi.
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum pa, selamat pagi
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana persaan Bapak pada hari ini? Masih ada rasa
kesepian? Rasa enggan berbicara dengan orang lain? Bagaimana
dengan kegiatan hariannya? Sudah dilakukan? Apa dilakukannya
sambil bercakap-cakap Pak? Sudah berapa orang yang baru Bapak
kenal? Dengan teman kamar yang lain bagaimana? Apakah sudah
bercakap-cakap? Bagaimana perasaan Bapak setelah melakukan
kegiatan? Wah. Bapak luar biasa.
c. Kontrak
1) Topik : Baiklah sesuai dengan kontrak kita kemarin, hari ini
saya akan menemani Bapak lathan berbicara saat melakukan
kegiatan sosial. Apakah Bapak bersedia?
2) Waktu : Mau berapa lama kita berbincang-bincang?
3) Tempat : Bapak mau berbincang-bincang dimana?
4) Tujuan : Tujuan pembicaraan ini adalah agar Bapak
mengetahui cara latihan berbicara sosial
2. Fase Kerja
Baiklah Pak, apakah Bapak sudah mempunyai daftar baju yang akan
diambil? Baiklah Pak mari kita beangkat ke ruangan laundry.
(Komunikasi saat di ruangan laundry). Nah Bapak caranya yang
pertama adalah Bapak ucapkan salam kepada Pak Agus, setelah itu
Bapak bertanya kepada Pak Agus, apakah pakaian utuk ruang Gatot
Kaca sudah ada? Jika ada pertanyaan dari Pa Agus, Bapak jawab yaa..
Setelah selesai, minta Pak Agus menghitung total pakaian dan
kemuadian Bapak ucapkan terima kasih kepada Pak Agus. Nah
sekarang coba Bapak mulai... (perawat mendampingi pasien).
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
Bagaimana
perasaan
Bapak
setelah
bercakap-cakap
saat
31 STRATEGI PELAKSANAAN 2
32 DEFISIT PERAWATAN DIRI
Pertemuan
:1
Dx Keperawatan
: DPD
Hari/tanggal
Nama Klien
: Tn. H
Waktu
: 08.30
Ruangan
: Gatot
kaca
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DO : klien mengatakan malas mandi
Klien mengatakan jarang mengganti baju
DS
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus
a. Klien daat mengetahui pentingnya perawatan diri (berdandan)
b. Klien dapat mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri
(berdandan)
c. Klien dapat melaksanakan perawatan diri (berdandan) dengan bantuan
perawat
d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri (berdandan) secara mandiri.
4. Tindakan keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Menjelaskan cara berdandan yang benar dan alat berdandan.
c. Membantu pasien mempraktikan cara berdandan yang benar dan
masukan dalam jadwal
d. Menganjurkan klien memasukan kegiatan tersebut ke dalam jadwal
kegiatan harian
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
assalamualaikum pak, selamat pagi
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah bapak sudah mandi?
Tampak bersih sekali, rambut juga sudah disisir, kukunya sudah
33
34 STRATEGI PELAKSANAAN 1
35 RISIKO PERILAKU KEKERASAN
Pertemuan
:1
Hari/tanggal
Waktu
:10.10
Dx. Kep/SP
Nama Klien
: Tn. H
Ruangan
: Gatot Kaca
36 STRATEGI PELAKSANAAN 1
37 HARGA DIRI RENDAH
Pertemuan
:1
Hari/tanggal
Waktu
:10.00
Dx. Kep/SP
Nama Klien
: Tn. H
Ruangan
: Gatot Kaca
Proses keperawatan
Kondisi klien
DS:
-
DO:
-
daftar kegiatan): buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dipilih (alat dan cara
melakukannya)
Memasukkan pada jadual kegiatan untuk latihan dua kali perhari.
B. Strategi Pelaksanaan
Fase Orientasi
Salam terapeutik
Assalammualaikum, selamat pagi pak
Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bapak keliatan agak murung pak?
Bagaimana dengan jadwal kegiatan harian bapak, apa bapak
melakukannya? Sekarang bagaimana kalau kita bercakap cakap?
Kontrak
Topik:
Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan
kegiatan yang pernah
Tempat:
Tempatnya mau dimana? Disini saja?
Tujuan:
Mengetahui hal positif apa saja yang masih bisa Tn. H lakukan
Fase Kerja
Tn.h, apa saja kemampuan yang
Tn.h lakukan?
Tn.H, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang
kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada
3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
Sekarang, coba Tn.H pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah
sakit ini. O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana
kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur
Tn.H sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus
Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau Tn.H
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan Tn.H
(tidak) melakukan.
Fase Terminasi
Evaluasi subjektif
Bagaimnana bapak perasaannya setelah kita melakukan kegiatan itu?
Evaluasi objektif
Coba sekarang bapak ceritakan kembali cara merapikan tempat tidur? Wah bagus
sekali pak
Rencana tindak lanjut
Pak karena kita sudah berlatih merapikan tempat tidur, jangan lupa bapak lakukan
ya sesuai jadwal yang telah kita buat ya pak ingat pak ya sehari bapak bisa
lakukan 2x
Kontrak
Topik
Besok bagaimana kalau kita bertemu lagi melatih kegiatan kedua yang dapat
bapak lakukan?
Tempat
Tempatnya mau dimana? Disini lagi?
Waktu
Waktunya mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00?
38