Anda di halaman 1dari 50

KEHAMILAN EKTOPIK

TERGANGGU
Oleh : dr. Angelina Utama
Supervisor : dr. Ujang Ridwan, Sp.OG

Kehamilan
ektopik
adalah
kehamilan di mana sel telur yang
dibuahi berimplantasi dan tumbuh
di luar endometrium kavum uterus.
Kehamilan ektopik terganggu (KET)
adalah keadaan di mana timbul
gangguan pada kehamilan ektopik
tersebut sehingga terjadi abortus
maupun ruptur yang menyebabkan
penurunan keadaan umum pasien.

ETIOLOGI
Umur

ETIOLOGI
Semakin

ETIOLOGI
Riwayat

PATOFISIOLOGI

PATOFISIOLOGI

DIAGNOSIS

DIAGNOSIS

DIAGNOSIS

DIAGNOSIS

TATALAKSANA

MEDIKAMENTOSA
Secara medis dengan melakukan injeksi local
methotrexate
(MTX),
kalium
klorida,
glukosa
hiperosmosis, prostaglandin, aktimiosin D.
Methotrexate adalah suatu antagonis asam folat. Obat
ini bekerja dengan inhibisi terhadap sintesis purin dan
pirimidin dan akibatnya menghambat sintesis DNA.
Methotrexate memiliki efek yang cepat dalam
memecah sel dan menghentikan mitosis. Pada
kehamilan ektopik, obat ini akan mencegah proliferasi
sitotrophoblast. Akibatnya akan menurunkan produksi
-hCG oleh trophoblast, dimana hal ini akan akan
menyebabkan penurunan sekresi progresteron oleh
corpus luteum.

Indikasi
pemberian
methotrexate
meliputi :
-Kondisi hemodinamik yang stabil
-Tidak terdapat ruptur tuba
-Bukan
merupakan
kehamilan
abdominal
-Kantong kehamilan 4 cm tanpa
cardiac activity
-Kantong kehamilan 3.5 cm dengan
adanya cardiac activity
-Pasien kooperatif untuk dilakukan
perjanjian
dan
pemeriksaan

Methotrexate dapat diberikan dalam dosis tunggal


maupun dosis multipel. Dosis tunggal yang diberikan
adalah 50 mg/m2 (intramuskular), sedangkan dosis
multipel yang diberikan adalah sebesar 1 mg/kg
(intramuskular) pada hari pertama, ke-3, 5, dan hari ke-7.
Pada
terapi
dengan
dosis
multipel,
leukovorin
ditambahkan ke dalam regimen pengobatan dengan dosis
0.1 mg/kg (intramuskular), dan diberikan pada hari ke-2,
4, 6 dan 8.
Terapi
methotrexate
dosis
multipel
tampaknya
memberikan efek negatif pada patensi tuba dibandingkan
dengan terapi methotrexate dosis tunggal. Methotrexate
dapat pula diberikan melalui injeksi per laparoskopi tepat
ke dalam massa hasil konsepsi.

SALPHINGOSTOMI
Salpingostomi
adalah
suatu
prosedur
untuk
mengangkat hasil konsepsi yang berdiameter kurang
dari 2 cm dan berlokasi di sepertiga distal tuba fallopii.
Pada prosedur ini dibuat insisi linear sepanjang 10-15
mm pada tuba tepat di atas hasil konsepsi, di
perbatasan antimesenterik. Setelah insisi hasil
konsepsi segera terekspos dan kemudian dikeluarkan
dengan hati-hati.
Perdarahan yang terjadi umumnya sedikit dan dapat
dikendalikan dengan elektrokauter. Insisi kemudian
dibiarkan terbuka (tidak dijahit kembali) untuk
sembuh per sekundam. Prosedur ini dapat dilakukan
dengan laparotomi maupun laparoskopi.

SALPHINGOTOMI
Pada dasarnya prosedur salpingotomi
sama dengan salpingostomi, kecuali
bahwa pada salpingotomi insisi dijahit
kembali.

SALPHINGEKTOMI

Salpingektomi diindikasikan pada keadaankeadaan berikut ini:


1)
kehamilan
ektopik
mengalami
ruptur
(terganggu),
2) pasien tidak menginginkan fertilitas pasca
operatif,
3) terjadi kegagalan sterilisasi,
4) telah dilakukan rekonstruksi atau manipulasi
tuba sebelumnya,
5) pasien meminta dilakukan sterilisasi,
6) perdarahan berlanjut pasca salpingotomi,
7) kehamilan tuba berulang,
8) kehamilan heterotopik,
9) massa gestasi berdiameter lebih dari 5 cm.

PENCEGAHAN
-Tidak merokok
-Berhubungan seksual secara aman
untuk menghindari penyakit radang
panggul
-Screening terhadap kejadian PMS

PROGNOSIS
Kematian karena KET cenderung turun dengan
diagnosis dini dengan persediaan darah yang
cukup.
Penderita mempunyai kemungkinan yang lebih
besar untuk mengalami kehamilan ektopik kembali.
Selain itu, kemungkinan untuk hamil akan
menurun. Hanya 60% wanita yang pernah
mengalami kehamilan ektopik terganggu dapat
hamil lagi, walaupun angka kemandulannya akan
jadi lebih tinggi.

LAPORAN KASUS

ANAMNESIS PRIBADI
NAMA
: Ny. H
UMUR : 32 tahun
SUKU/AGAMA: Jawa / Islam
ALAMAT
: Jl. Mangga
PEKERJAAN : IRT
TANGGAL MASUK: 29 Februari 2016
PUKUL MASUK :14.15 WIB
NO.RM
: 30.80.70

ANAMNESIS UMUM
KU
: Nyeri perut bawah
T :
-Hal ini dialami OS sejak 10 hari yang lalu. Nyeri muncul secara
tiba-tiba, terutama dirasakan pada daerah atas kemaluan.
-Sebelumnya OS mengetahui dirinya hamil melalui plano test
(+). HPHT tidak jelas.
-Pasien mengakui pernah melakukan kuret pada tanggal 3
Desember 2015.
-Riwayat keluar darah dari kemaluan (+) sejak muncul rasa
sakit.
-Riwayat demam (-), Riwayat penggunaan alat kontrasepsi (-)
- BAK/BAB (+) Normal

RPT
RPO
HPHT
TTP
ANC

:
:
:
:
:

Missed Abortion
Tidak Jelas
tidak pernah

RIWAYAT PERSALINAN:
1. Abortus
2. Hamil ini

STATUS PRESENS:
SENS: Compos Mentis
ANEMIA : (-)
TD
: 100 / 70 mmHg
IKTERIK
:
(-)
HR
:78 x/menit
SIANOSIS : (-)
RR
:20 x/menit
DISPNEU : (-)
T
:36,7C
EDEMA : (-)

STATUS LOKALISATA:
KEPALA: MATA: Conjunctiva palpebra kanan/kiri
anemis (-/-) ikterik (-/-)
LEHER : Pembesaran KGB (-)
THORAKS: PARU-PARU: Suara pernafasan : vesikuler
Suara tambahan : (-)
JANTUNG : Suara jantung: S1/S2(+)N,
Murmur (-)
EKSTREMITAS : SUPERIOR : edema (-), CRT <3 detik
INFERIOR : edema (-), CRT <3 detik

STATUS OBSTETRIKUS:
ABDOMEN
: Perut tegang, nyeri tekan
(+) di
seluruh lapangan perut,
terutama region iliaca kanan
TFU
: (-)
TEGANG : tidak dapat dinilai
TERBAWAH : tidak dapat dinilai
GERAK
: (-)
HIS
: (-)
DJJ
: (-)

STATUS GINEKOLOGI :
INSPEKULO : portio licin, erosi (-), F/A
(+),
darah (+), massa (-)
VT
: UT AF>BB, parametrium
kanan
tegang, adnexa sulit
dinilai, nyeri
pada adnexa
kanan (+).
Parametrium
kiri lemas. Adnexa kiri
tidak
teraba massa.
Nyeri goyang cerviks (+),
Cavum Douglas menonjol.

PEMERIKSAAN PENUNJANG:
ULTRASONOGRAFI
Kesan : Tubal pregnancy
LABORATORIUM
Hb / Leukosit / Hematokrit / Trombosit:
11,1 / 13.890 / 30,4 / 211.000
Ureum/Kreatinin:
18,4 / 0,83

DIAGNOSIS : Kehamilan Ektopik


Terganggu
TERAPI
: - IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12 jam
- Inj. Ketorolac
1amp / 8 jam
- Inj. Ranitidine
1amp / 12 jam
RENCANA

: Laparotomi cito

DISKUSI KASUS
Riwayat
kehamilan
yang
berhubungan
dengan
resiko
kehamilan ektopik adalah kehamilan
ektopik sebelumnya, induksi abortus
berulang dan mola.
Pada kasus ini pasien memiliki
riwayat abortus sebelumnya, dimana
hal tersebut merupakan faktor resiko
untuk terjadinya kehamilan ektopik.

Gejala yang muncul pada pasien adalah


nyeri yang muncul secara tiba-tiba dan
dirasakan terutama di perut bagian
bawah kanan. Berdasarkan sumber
dikatakan
bahwa
nyeri
abdomen
merupakan
keluhan
utama
pada
kehamilan
ektopik.
Nyeri
dapat
unilateral atau bilateral, pada abdomen
bagian bawah, seluruh abdomen, atau
hanya di bagian atas abdomen.
Pada pasien ini, didapatkan bahwa nyeri
dirasakan pada perut bagian bawah,

Penatalaksanaan yang diberikan pada


pasien adalah pemberian terapi cairan
dan pemberian antibiotic profilaksis
sebagai pencegahan terjadinya infeksi.
Rencana yang akan dilakukan pada
pasien ini adalah dilakukan laparoromi
cito.
Berdasarkan sumber dikatakan bahwa
pilihan tindakan operatif yang dapat
dilakukan
adalah
pembedahan
konservatif yang mencakup 2 teknik
yaitu salpingostomi dan salpingotomi,

FOLLOW UP :
1 Maret 2016
S
O

A
P

: Nyeri luka operasi (+)


: Sens : CM
TD
: 120/80mmHg
HR
: 78x/i
RR
: 22x/i
Temp : 37C
Abdomen: Soepel. Peristaltik (+)Normal
P/V : (-)
Lo
: Tertutup perban. Kesan kering.
BAK : (+)via kateter. UOP 50cc/jam
BAB : Flatus (-)
: Post Salfingektomi dextra a/i KET (H-1)
: - IVFD RL 20 gtt/i
- Inj cefotaxime 1 gr/ 12j
- Inj. Ketorolac 30 mg/8j
- Inj ranitidin 50 mg/12j
Obat Oral :
- Metoclopramide tab 3x1
- Antasida Syr 3xC1

2 Maret 2016
S : Nyeri luka operasi (+)
O : Sens : CM
TD : 120/80mmHg
HR : 80x/i
RR : 22x/i
Temp : 36,7C
Abdomen: Soepel. Peristaltik (+)Normal
P/V : (-)
Lo : Tertutup perban. Kesan kering.
BAK : (+)via kateter. UOP 40cc/jam
BAB : Flatus (+)
A : Post Salfingektomi dextra a/i KET (H-2)
P : - IVFD RL 20 gtt/i
- Inj cefotaxime 1 gr/ 12j
- Inj. Ketorolac 30 mg/8j
- Inj ranitidin 50 mg/12j
Obat Oral :
- Cefadroxil tab 500mg 2x1 - As.mefenamat 500mg 3x1
- Metronidazole tab 500mg 3x1 - Vit. B Komp tab 2x1

3 Maret 2016
S : Nyeri luka operasi (+) berkurang
O : Sens : CM
TD : 110/70mmHg
HR : 88x/i
RR : 18x/i
Temp : 36,8C
Abdomen: Soepel. Peristaltik (+)Normal
P/V : (-)
Lo : Tertutup perban. Kesan kering.
BAK : (+)via kateter. UOP 40cc/jam
BAB : BAB (-). Flatus (+)
A : Post Salfingektomi dextra a/i KET (H-3)
P : - IVFD RL 20 gtt/i
Rencana : - Aff Kateter
- Inj cefotaxime 1 gr/ 12j - Aff Infus
- Inj. Ketorolac 30 mg/8j
- Inj ranitidin 50 mg/12j
Obat Oral :
- Cefadroxil tab 500mg 2x1 - As.mefenamat 500mg 3x1
- Metronidazole tab 500mg 3x1 - Vit. B Komp tab 2x1

4 Maret 2016
S : Nyeri luka operasi (+) berkurang
O : Sens : CM
TD : 120/70mmHg
HR : 88x/i
RR : 20x/i
Temp: 36,8C
Abdomen: Soepel. Peristaltik (+)Normal
P/V : (-)
Lo : Tertutup perban. Kesan kering.
BAK : (+)
BAB : (+)
A : Post Salfingektomi dextra a/i KET (H-4)
P : - Cefadroxil tab 500mg 2x1
- Metronidazole tab 500mg 3x1
- As.mefenamat 500mg 3x1
- Vit. B Komp tab 2x1

PBJ

KESIMPULAN
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang
tempat implantasi atau nidasi melekatnya
buah kehamilan di luar tempat yang
normal, yakni di luar rongga rahim.
Kehamilan ektopik merupakan keadaan
emergensi
yang
menjadi
penyebab
kematian maternal selama kehamilan
trimester
pertama.Tempat
tersering
mengalami implantasi ekstrauteri adalah
pada tuba Falopii (95%).

Kombinasi
pemeriksaan
kehamilandengan
ultrasonografi memberikan nilai diagnostik yang
tinggi sehingga diagnosis suatu kehamilan ektopik
dapat cepat ditegakkan.
Saat ini dengan adanya tes kehamilan yang sensitif
dan USG transvaginal memudahkan kita untuk
membuat diagnosis kehamilan ektopik secara dini.
Dengan
diagnosis
dini
tersebut
maka
penatalaksanaan kehamilan ektopik telah bergeser
dari mengurangi mortalitas menjadi mengurangi
morbiditas dan mempertahankan fertilitas.

Anda mungkin juga menyukai