Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

PAKET

: PENYUSUNAN KLASIFIKASI PENGEMBANGAN TPS

3R PROGRAM
KEGIATAN

: PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PEMUKIMAN

: PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH


SEDERHANA SEHAT (KODE REK : 5.2.2.19.04)

DINAS TATA KOTA, BANGUNAN DAN


PEMUKIMAN KOTA TANGERANG
SELATAN
2016

A. LATAR BELAKANG
Sistem desentralisasi pengelolaan sampah yang terintegrasi sangat diperlukan oleh
Indonesia. Pemerintah tak akan mampu mengelola sampah sendirian, dan begitu pula
warganya. Integrated Solid Waste Management System atau sistem pengelolaan sampah yang
terintegrasi merupakan pengelolaan sampah dengan pendekatan holistic, menyeluruh dari
hulu ke hilir dan melibatkan semua pihak, dari masyarakat, pemerintah dan swasta. Salah satu
wujud pelaksanaan desentralisasi pengolahan sampah adalah fasilitas TPS 3R (Tempat
pengolahan sampah berbasis 3R Reduce, Reuse and Recycle).
TPS 3R atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Material Recovery Facility (MRF),
adalah fasilitas yang dibangun dengan dana Pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pekerjaan
Umum atau dapat juga langsung dibangun atas dana dari Pemerintah Daerah. Fasilitas ini
merupakan sarana pengelolaan sampah berbasis masyarakat, dimana masyarakat berperan
sebagai pintu pertama pengolahan sampah pada sumber. Di tempat ini sampah jenis sampah
rumah tangga di pilah menjadi beberapa bagian (organik dan non-organik) kemudian di olah
kembali dan/atau di jual. Sisanya, berupa residu atau sisa sampah yang tidak dapat
dimanfaatkan lagi akan dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Data tahun 2014 dari Kementrian PU menunjukkan ada lebih dari 500 TPS 3R
tersebar di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sayangnya hanya sekitar 35% yang
fungsinya berjalan dengan baik, yaitu dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat pengelolaan
sampah pada sumber yang terintegrasi dengan sistem pengelolaan sampah kota.
Kota Tangerang Selatan pada saat ini telah memiliki 45 bangunan TPS 3R (baru dan
tahap ekspansi) yang tersebar di beberapa wilayah kelurahan. Beberapa TPS 3R, seperti TPS
3R Griya Resik dan TPS 3R Asri Ramah Damai, sudah berjalan dengan baik dan menjadi
rujukan untuk kota-kota lain di Indonesia. Namun masih terdapat beberapa TPS 3R yang
fungsinya belum berjalan optimal, bahkan beberapa terbengkalai atau bahkan hanya
berfungsi sebagai tempat penampungan sampah/depo saja sehingga berpotensi menjadi
sumber pencemar di wilayahnya.
Terkait dengan kondisi diatas, Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan melalui
Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman mencoba meningkatkan fungsi pengelolaan
TPS 3R baik yang sudah terbangun dengan membuat kajian klasifikasi TPS 3R ( mengkaji
dan menganalisa kegiatan pola-pola pengelolaan TPS 3R ). Saat ini kegiatan klasifikasi TPS
3R adalah hal yang harus diprioritaskan untuk mengoptimalkan fungsi TPS 3R yang sudah
terbangun.

Penting bagi sebuah TPS 3R untuk memperlihatkan adanya perbedaan sebelum dan
sesudah dibangunnya TPS 3R. Hal yang paling signifikan adalah terpusatnya gundukan
sampah yang semula terserak di lingkungan menjadi hanya di TPS 3R. Sebagai parameter
terukur, TPS 3R harus dapat membuktikan bahwa kehadirannya dapat mengurangi jumlah
sampah yang masuk ke TPA.
Setiap TPS 3R adalah unik. Karakter TPS 3R dibentuk oleh warga dan lingkungannya
dengan segala pola yang dimiliki. Kesatuan TPS 3R, warga dan lingkungannya inilah yang
kemudian menentukan berjalan atau tidaknya TPS 3R tersebut. Klasifikasi TPS 3R
mendiagnosa ke-5 aspek penting dalam pengelolaan TPS 3R, yaitu aspek kelembagaan,
teknologi/teknis, finansial, sosial dan hukum yang ada di masyarakat. Kelima aspek tersebut
saling mendukung dan menentukan berjalannya fungsi TPS 3R yang optimal.
Untuk memenuhi hal tersebut diatas, Dinas Tatakota, Bangunan dan Permukiman
membutuhkan dokumen hasil kajian klasifikasi dan rekomendasi bagi penyusunan khusus
bidang persampahan skala lingkungan dengan tetap memperhatikan standar teknis
pengelolaan TPS 3R dan penganggaran.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Sistem pengelolaan sampah terpadu TPS 3R

merupakan sistem manajemen yang

berbasis pada masyarakat yang diawali dengan pendidikan lingkungan, disiplin dan itikad
bersama untuk mengatasi masalah sampah dan mengurangi jumlah sampah yang diproduksi
setiap hari serta dimulai dari tingkat rumah tangga. Setiap rumah tangga melakukan
pemilahan sampah yaitu dengan memisahkan sampah organik dan anorganik yang dapat
didaur ulang (seperti gelas, plastik, besi, kertas dan sebagainya).
Idealnya sebuah TPS 3R adalah fasilitas yang menaungi warga dalam mengelola
sampah serta mengurangi gundukan sampah yang dibawa ke TPA dengan cara memanfaatkan
material yang masih bernilai. Dalam implementasinya masih ditemukan TPS 3R di Kota
Tangerang Selatan belum memenuhi standarisasi pengelolaan dimaksud. Meskipun di
beberapa tempat sudah banyak TPS 3R yang berjalan dengan baik, dan bahkan sangat baik,
beberapa TPS 3R masih ada yang menjalankan fungsi awal yaitu sebagai Tempat
Penampungan

sampah.

Untuk

itu

intervensi

pemerintah

dalam

mengoptimalkan

pengelolaannya berdasarkan kondisi, karakter warga dan potensi yang ada sehingga
keberadaan kualitas TPS 3R dapat optimal dan mengurangi beban sampah perkotaan di Kota
Tangerang Selatan.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud :
Melaksanakan klasifikasi prioritas pengelolaan dan penanganan TPS 3R skala lingkungan
secara maksimal yang bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sebuah
TPS 3R yang ditinjau dari 5 Aspek: kelembagaan, teknologi/teknis, finansial, sosial dan
hukum. Klasifikasi akan mengarah pada pengembangan/optimalisasi TPS 3R dalam
meningkatkan fungsi penanganan untuk kontrol dan motivasi pengembangan kesejahteraan
ekonomi bagi KSM sebagai pengelola dan warga sebagai pengguna ( penerima manfaat ).
Tujuan :
Klasifikasi akan memperjelas ke arah mana bimbingan/pengembangan sebuah TPS 3R
diperlukan. Karena setiap TPS 3R membentuk satu kesatuan dengan warga dan
lingkungannya sehingga karakternya adalah unik, setiap tindakan optimalisasi TPS 3R
kemungkinan berbeda (tidak bisa disamakan). Hasil klasifikasi inilah yang akan digunakan
sebagai database dan acuan Pemerintah Daerah dalam penyusunan startegi pengembangan
TPS 3R di Kota Tangerang Selatan, baik yang sudah berjalan dan yang akan dibangun.
D. SASARAN
1. Teridentifikasi

permasalahan dan potensi positif didalam

penyelenggaraan

pengelolaan TPS 3R oleh Kelompok swadaya masyarakat berdasarkan aspek: sosial,


teknis, kelembagaan, ekonomi dan hukum.
2. Tersusunnya informasi klasifikasi pengelolaan dan skala prioritas penanganan bagi
TPS 3R berdasarkan ke-5 aspek pada poin 1, pada TPS 3R yang sudah berjalan dan
yang belum optimal.
3. Tersusunnya rekomendasi dan strategi pengembangan TPS 3R yang terencana dan
terukur bagi pihak-pihak terkait (KSM TPS 3R, DKPP, DTKBP, Lurah/Camat,
Masyarakat, dll)
E. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang pengelolaan sampah;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 Tentang penyelenggaran
sarana dan prasarana persampahan dalam penanganan sampah rumah tangga dan
sampah sejenis sampah rumah tangga.

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan


Persampahan
4. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 03 Tahun 2013 tentang Pengelolaan
Persampahan di Kota Tangerang Selatan.
F. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan yang harus dilaksanakan oleh konsultan perencana adalah
perpedoman pada ketentuan teknis yang berlaku. Pada penugasannya, konsultan perencana
mempunyai ruang lingkup sebagai berikut :
a.

Identifikasi, inventarisasi kondisi permasalahan sampah TPS 3R pada area perumahan


dan pemukiman.

b.

Mengevaluasi kondisi sistem pengelolaan sampah skala lingkungan yang sudah ada dan
yang akan dibangun.

c.

Mengkaji dan menganalisa ketepatan pengelolaan TPS 3R meliputi aspek sosial, teknis,
kelembagaan, ekonomi dan hukum dalam proses pengelolaan sampah skala lingkungan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi wilayah agar terhindar dari
penanganan dan pembangunan infrastruktur yang tidak dapat dimanfaatkan".

Aspek Sosial (Data Cakupan Pelayanan, Partisipasi masyarakat dan level

kepuasan masyarakat terhadap penanganan sampah).

Aspek Kelembagaan (Administrasi, Kepengurusan dan Operator).

TPS

Aspek Teknis ( Kualitas fisik bangunan, Fisik Peralatan, Lahan, Manajemen

3R, Sistem Pengangkutan dan Pengumpulan Sampah, Sistem Pengelolaan Kompos,


Sistem Pengelolaan Sampah Non-Organik, Sistem Pengelolaan Residu dan
Penampilan Fisik TPS 3R).

Aspek Finansial (Sistem Pengelolaan Iuran/retribusi, Sumber

Pemasukan, Pendapatan Iuran dan Pelaporan Penggunaan Dana Iuran).

Aspek Hukum (Badan Hukum, ketertiban lingkungan dan potensi

pencemaran lingkungan)

d.

Aspek ekonomi ( potensi pengembangan agro bisnis dan industri )

Menyusun detail klasifikasi prioritas pengelolaan dan perencanaan pengembangan


pengelolaan sampah TPS 3R yang tepat guna sesuai kebutuhan serta kondisi wilayahnya.

G. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan kajian klasifikasi pengelolaan sampah TPS 3R skala lingkungan
direncanakan mencakup 16 lokasi TPS 3R di Kota Tangerang Selatan:
No

NAMA TPS 3R

LOKASI

KET.

TPS 3R SARI MULYA

Setu - Kecamatan Setu

TPS 3R GRIYA RESIK

Kademangan - Kecamatan Setu

TPS 3R ASRI RAMAH DAMAI

Pondok Ranji - Ciputat Timur

TPS 3R GRIYA RENI

Pamulang Barat - Pamulang

TPS 3R VIPA MAS 2

Bambu Apus - Pamulang

TPS 3R JOMBANG 17

Jombang - Ciputat

TPS 3R KETAPANG

Pamulang Barat - Pamulang

TPS 3R PURI RESIK

Benda Baru - Pamulang

TPS 3R MITRA MANUNGGAL

Pdk Kacang Timur - Pondok Aren

10

TPS 3R AREN BERSIH 09

Pondok Aren - Pondok Aren

11

TPS 3R JABON ASRI

Pamulang Barat - Pamulang

12

TPS 3R AMARAPURA

Kademangan - Setu

13

TPS 3R PERIGI BARU

Parigi Baru - Pondok Aren

14

TPS 3R PERIGI LAMA

Parigi Lama - Pondok Aren

15

TPS 3R BHINNEKA

Ciputat - Ciputat

16

TPS 3R PANCANAKA

Cempaka Putih - Ciputat Timur

H. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan Kajian Klasifikasi Pengelolaan Sampah Skala Lingkungan
direncanakan dalam waktu 3 (Tiga) bulan atau 90 ( Sembilan puluh) hari kalender.
I. SUMBER DANA
- Sumber dana dari keseluruhan perencanaan dibebankan pada dana APBD TA 2016
dengan rencana anggaran biaya sebesar Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah).
- Besarnya biaya konsultan perencanaan merupakan biaya tetap dan pasti termasuk pajakpajak yang harus dibayarkan.

J. KEBUTUHAN TENAGA AHLI DAN PENDUKUNG


Tenaga Ahli
a. Ahli Teknik Lingkungan (Team Leader):
- Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin/koordinir seluruh kegiatan tim
dalam pelaksanaan pekerjaan sampai pekerjaan dinyatakan selesai. Pendidikan : S2
Teknik Lingkungan, Pengalaman melaksanakan pekerjaan yang sesuai/sejenis:
minimal 5 tahun. (bobot 34%)
b. Ahli Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota /Urban Manajemen (anggota) ;
- Kualifikasi Pendidikan S2 Planologi/Urban Manajemen, berpengalaman dalam
manajemen persampahan dan melaksanakan pekerjaan yang sesuai/sejenis minimal 5
tahun. (Bobot 34%)
c. Ahli Teknik Bangunan Gedung (anggota)
Kualifikasi pendidikan Sarjana Teknik Sipil (S 1) pengalaman minimal 5 ( Lima )
Tahun dengan penugasan untuk mengukur kualitas dan ketahanan bangunan TPS 3R.
(Bobot 16%)
d. Ahli Pertanian (anggota)
pendidikan Sarjana Pertanian strata 1 (satu) Pengalaman minimal 5 ( Tiga ) tahun,
diantaranya berpengalaman sebagai fasilitator lapangan ( pemberdayaan ) dalam
pengelolaan Sampah Skala Lingkungan utamanya dalam pemanfaatan sampah organik.
(Bobot 16%)
Tenaga Pendukung ;
a. Tenaga administrasi dan keuangan, minimal Diploma III pengalaman 1 - 3 tahun.
b. Tenaga operator komputer, minimal D3 Komputer pengalaman 1 3 tahun.
K. KELUARAN/OUTPUT
I. Metode Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu upaya mendapatkan hasil (output) sesuai harapan, oleh
karena itu evaluasi pada pekerjaan ini dilakukan dengan metode ekspose dan paparan
kepada Dinas Tatakota, Bangunan dan Permukiman setiap 2 (dua ) minggu.
II. Pelaporan
Sebagai hasil produk kegiatan konsultan, akan dituangkan dalam 2 (dua) jenis
laporan, yang harus diserahkan secara berurutan sesuai dengan tahapan dan jadwal

pelaksanaan. Laporan kegiatan pekerjaan Kajian Pengelolaan Sampah Skala Lingkungan


yang harus diserahkan konsultan terdiri dari :
I. Laporan Pendahuluan ( inception report)
Laporan pendahuluan (inception report), merupakan laporan hasil temuan awal,
metodologi dan pendekatan serta rencana kerja yang akan dilaksanakan penyedia jasa
konsultansi dalam menangani pekerjaan ini. Laporan pendahuluan dinyatakan diterima
setelah dilakukan konsultasi serta pembahasan dengan Tim Teknis. Jumlah laporan
yang diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap. Garis besar laporan pendahuluan berisi:
-

Temuan awal dan gambaran umum lokasi;

Jadwal penugasan Tenaga Ahli serta tanggung jawabnya;

Metodologi dan pendekatan;

Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Konsultan;

Kendala yang dihadapi atau yang akan dihadapi dan usulan solusinya.

II. Laporan Draft Akhir ( draft final report )


Merupakan laporan draft akhir pekerjaan dengan mengakomodir semua masukan masukan hasil diskusi dari analisa aspek sosial, aspek kelembagaan, aspek teknis. aspek
finansial, aspek lingkungan dan aspek ekonomi sehingga keberadaan TPS 3R memiliki
parameter penyehatan lingkungan permukiman yang ideal dengan output sebagai
berikut, dengan tersusunnya informasi berkenaan dengan:
-

Kelembagaan TPS 3R yang jelas, legal dan terstruktur,

terdapatnya data dan informasi mengolah dan mengelola sampah dengan metode 3R

memiliki sirkulasi udara yang baik ( inflow dan outflow )

informasi memiliki bangunan dengan struktur yang baik, tahan cuaca dan aman
untuk pengolahan sampah;

Ketersediaan sarana pengangkutan beserta jadwal pelayanan;

memiliki saluran air kotor dan sumber air bersih yang layak digunakan sehari hari
dan sarana penampungan limbah hasil pengolahan;

Memiliki dan melaksanakan sistem pengomposan aerob;

Memiliki sistem pembatas ( barrier ) tanaman untuk mencegah polusi udara dan
estetika landsekap bangunan dengan konsep urban farming.

Memiliki sistem pelaporan pemanfaatan dana masyarakat yang akuntabel;

Laporan akhir yang sudah disetujui tim teknis. Masing-masing laporan dibuat
rangkap 5 (lima) serta diserahkan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender
setelah diterbitkan SPMK.

III. Laporan Akhir


Merupakan penyempurnaan dari dokumen draft laporan akhir setelah mengakomodasi
berbagai masukan dari narasumber, tim teknis dan Dinas/SKPD terkait. Laporan ini
berupa soft copy dari semua laporan yang ada dan dibuat dalam CD 5 (lima) copy.
L. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini dibuat berdasarkan Pengetahuan, Pemahaman dan
Pengalaman Lapangan dalam pekerjaan yang sejenis, akan tetapi tidak menutup
kemungkinan penyesuaian kembali dengan Kondisi Lapangan yang ditemui selama pekerjaan
berlangsung. Setelah Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini diterima maka konsultan hendaknya
memeriksa semua masukan yang diterima dan mencari bahan informasi yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai